BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Program Studi Pendidikan Tata Busana,
Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudi No.
229 Bandung.
B.
Metode Penelitian
Meode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian pengembangan
(Research and Development).
Metode R & D adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji
keefektifan produk tersebut. Metode penelitian riset dan pengembangan dilakukan
untuk membuat alat evaluasi berbentuk rubrik penilaian produk, yaitu alat penilaian
pembuatan produk
bustier
. (Sugiyono, 2009)
Penelitian ini mengacu pada langkah-langkah penelitian dan pengembangan
menurut Sugiyono yang
terdiri dari 10 langkah, yaitu “potensi dan masalah,
mengumpulkan informasi, desain produk, validasi desain, perbaikan desain, uji coba
produk, revisi produk, uji coba pemakaian, revisi produk, dan pembuatan secara
masal”. Mengacu pada p
endapat Sugiyono, maka langkah-langkah yang dilakukan
dalam penelitian pengembangan alat evaluasi produk
bustier
adalah sebagai berikut :
1.
Mengumpulkan Informasi/ data-data yang berkaitan dengan materi pembelajaran
pada mata kuliah Linseri yaitu mengenai pembuatan produk
bustier
.
2.
Melakukan analisis terhadap pembelajaran yang telah teridentifikasi pada saat
4.
Melakukan penilaian sebagai cara untuk memvalidasi instrument/ alat evaluasi
apakah layak atau tidak untuk digunakan sebagai alat evaluasi, dilihat dari aspek
materi dan desain yang dilakukan oleh ahli evaluasi dan ahli materi.
5.
Melakukan analisis data dan revisi berdasarkan hasil validasi dari ahli evaluasi
dan ahli materi.
6.
Melakukan verifikasi dari hasil validasi setelah melakukan revisi untuk
mengetahui hasil kelayakan alat evaluasi yang telah disusun.
C.
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah ahli evaluasi dan ahli materi pembelajaran
bustier
. Objek penelitian ini adalah materi pembelajaran pembuatan produk
bustier
pada Mata Kuliah Linseri, Program Studi Pendidikan Tata Busana, Departemen
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia.
D.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa instrument
validasi untuk menilai alat evaluasi yang telah disusun baik dari segi desain, layout,
dan kelengkapan kriteria penilaian sebagai acuan baku yang berstandar dalam
E.
Rancangan Penelitian
Studi Lapangan
Mengumpulkan data-data mengenai pembelajaran
bustier
Identifikasi indikator pembelajaran
Penentuan metode dan desain penelitian
Menentukan sumber pustaka
Pengembangan Alat Evaluasi Produk Bustier
Validasi ahli evaluasi dan ahli materi
Perbaiki
Tidak
Hasil temuan, pembahasan dan kesimpulan
Bagan 3. 1 Rancangan Penelitian
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2016
Valid
KISI
–
KISI INSTRUMEN PENELITIAN PENGEMBANGAN ALAT
EVALUASI PRODUK
BUSTIER
Tabel 3. 1 Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Produk
Bustier
KOMPETENSI
2.
Ketepatan pemilihan bahan
bustier
a.
Pemilihan bahan utama
bustier
1)
–
2)
b.
Pemilihan lining/ furing
1)
–
3)
c.
Pemilihan interfacing
1)
–
3)
3.
Jahitan Produk
Bustier
a.
Jahitan bagian mungkum
bustier
1)
–
4)
FORMAT PENILAIAN PRODUK
BUSTIER
Nama Mahasiswa
:
NIM
:
Mata Kuliah
: Linseri
Materi Pembelajaran : Pembuatan Produk
Bustier
Indikator
: Mahasiswa dapat membuat produk
bustier
sesuai kriteria
yang telah ditentukan
Petunjuk
:
Berilah penilaian dengan menggunakan tanda ceklis (√) pada setiap
aspek/ indikator
yang tertera di bawah ini sesuai dengan tingkat penguasaan mahasiswa.
Tabel 3.2 Format Penilaian Produk Bustier
No Indikator/ Kriteria Penilaian Hasil Penilaian
Tepat Tidak Tepat
1 Model Bustier
a. Model Bagian Depan Bustier
1) Model garis lengkung bagian atas tepat pada garis badan I
2) Bentuk lengkung mungkum bagian atas simetris antara sisi kiri dan kanan
3) Titik tengah dada lebih rendah dan tepat di bagian tengah antara lengkung dada atas sisi kiri dan kanan
4)Garis tengah muka bustier tepat dibagian tengah badan
5) Garis hias princes melewati dan tepat pada titik puncak dada dengan panjang sesuai panjang bustier
6) Jarak dari puncak dada ke tengah muka simetris antara sisi kiri dan kanan
7) Jarak dari tengah dada ke titik garis hias princes simetris antara sisi kiri dan kanan
Garis tengah muka Tengah dada
Puncak dada
Puncak dada
8) Jarak garis hias princes di garis pinggang simetris antara sisi kiri dan kanan
9) Jarak ujung bawah garis hias princes ke tengah muka simetris antara sisi kiri dan kanan
b. Model Bagian Belakang Bustier
1) Model garis atas berbentuk melengkung atau lurus dan letaknya sejajar dengan garis badan I atau sejajar garis badan II atau di antara garis badan I dan garis badan II
Titik garis hias princes
Tengah dada
Garis pinggang
2) Apabila terdapat bukaan, letaknya tepat dibagian tengah belakang (bukaan tali sengkelit / tutup tarik)
3) Jarak garis hias princes ke tengah belakang dan ke sisi bustier simetris antara bagian sisi kiri dan kanan
4) Panjang garis hias princes sama dengan panjang bustier
2. Ketepatan Pemilihan Bahan
a. Pemilihan Bahan Utama Bustier
1) Bahan utama menggunakan jenis kain yang memiliki tenunan rapat
2) Bahan utama menggunakan jenis kain yang nyaman ketika dipakai dan tidak memberikan rasa gatal
b. Pemilihan Lining / Furing
1) Warna lining sama atau senada dengan kain utama 2) Lining yang digunakan memiliki tenunan rapat 3) Lining yang digunakan memberikan kenyamanan
ketika dipakai dan tidak memberikan rasa gatal
c. Pemilihan Interfacing
1) Interfacing yang digunakan merupakan jenis yang memiliki lem atau perekat pada satu sisi
2) Interfacing memberikan efek lebih tegas dan kaku 3) Interfacing terpasang dengan rata pada kain,
sehingga permukaan bagian baik kain tampak licin, rapi dan tidak berkerut
3 Jahitan Produk Bustier
a. Jahitan Bagian Mungkum Bustier
1) Jahitan garis lengkungan atas rapi, kuat, tidak loncat-loncat, setikan mesin konstan yaitu 12-15 setikan per inch, dan tidak berkerut
2) Warna benang yang digunakan sama dengan warna kain utama
antara sisi kiri dan kanan
4) Jahitan lengkungan pada puncak dada rapi, kuat, tidak loncat-loncat, setikan mesin konstan yaitu 12-15 setikan per inch, dan tidak berkerut
b. Jahitan Sambungan Garis Princes dan Sambungan
Garis Sisi Bustier
1) Jahitan sambungan sisi dan garis hias princes rapi, kuat, tidak loncat-loncat, setikan mesin konstan yaitu 12-15 setikan per inch, dan tidak berkerut
2) Warna benang yang digunakan sama dengan warna kain utama
3) Jahitan sambungan garis hias princes simetris antara sisi kiri dan sisi kanan
4) Jahitansambungan garis sisi bustier tepat di tengah antara sisi badan depandan badan belakang
c. Jahitan Rumah Balein
1) Jahitanrumahbaleinrapi, kuat, tidak loncat-loncat, setikan mesin konstan yaitu 12-15 setikan per inch, dan tidak berkerut
4) Warna benang yang digunakan sama dengan warna
1) Bagian balein yang cembung menghadap kebagian baik bustier
2) Balein yang terpasang lebih pendek dengan jarak ±0,5 cm dari panjang bustier
3) Pemasangan balein antara bagian kiri dan kanan serta antara depan dan belakang simetris
4) Balein terpasang dengan bentuk yang rapi, tidak bengkok dan tidak patah
e. Jahitan Bukaan Bustier dengan Tutup Tarik 1) Jahitan tutup tarik tepat dibagian tengah belakang/
tengah depan/ tengah sambungan sisi depan belakang 2) Jahitan rapi, kuat, tidak loncat-loncat, setikan mesin
konstan yaitu 12-15 per inch, dan tidak berkerut 3) Warna tutup tarik sama dengan warna kain utama 4) Bagian gigi tutup tarik tidak terjahit, sehingga
jalannya tutup tarik lancar ketika dibuka dan ditutup 5) Panjang tutup tarik sesuai dengan panjang bustier 6) Ujung tutup tarik terpasang rapi dan simetris serta
f. Jahitan Bukaan Bustier dengan Sengkelit
1) Jahitan sengkelit rapi, kuat, tidak loncat-loncat, setikan mesin konstan yaitu 12-15 setikan per inch, dan tidak berkerut
2) Terdapat lidah yang terpasang dengan rapi dibagian tengah- tengah bukaan sengkelit
3) Menggunakan tali sengkelit yang berisi, tidak mudah mulur dan ukuran diameter tali sengkelit ± 0,3 cm 4) Besar lubang sengkelit ±0,5 cm atau disesuaikan
dengan ukuran diameter tali sengkelit
5) Jarak dari satu sengkelit kesengkelit lain minimal 2 cm dan maksimal 4 cm
Kepala tutup tarik
Ujung tutup tarik
Lidah
0,3 – 0,5 cm
7) Ujung tali sengkelit tidak bertiras dan dijahit rapi
g. Jahitan Lining/ Furing
1) Lining terpasang lebih rendah dari bahan utama
2) Lining diberi jahitan tindis pada bagian lengkungan atas bustier dengan jarak jahitan ± 0,2 cm
3) Jahitan tindis rapi, kuat, tidak loncat-loncat, setikan mesin konstan yaitu 12-15 setikan per inch, dan tidak berkerut
4) Setiap sambungan jahitan lining letaknya tepat dan sama dengan jahitan pada kain utama
5) Warna benang yang digunakan sama dengan warna lining dan kain utama
6) Arah serat lining sama dengan arah serat kain utama 7) Lining dan kain utama dijahit bagian buruk kain
bertemu dengan bagian buruk kain Sumber : Dokumentasi Penulis, 2016
Furing Kain utama