• Tidak ada hasil yang ditemukan

Biodeterioration in school buildings in bogor city

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Biodeterioration in school buildings in bogor city"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PRCiSlDlNG SEMINAR NASIONAL MAPEKl XI

1

B-01

BlOP€T€RIORATION

IN

SCHOOL BUILDINGS

IN

BOGOR

C;lfY

I

Tdsna Prladi and Rul Herdiansyah

Department

of Farest Pmducfs, Facufty of F o ~ s t r j , tPB

ABSTRACT

1

Biodete(101811on

in

school buttdings

took

mom

concern. prllcularty

h

Indonesia a$ a trop cal coontry. This research aimed to know the charaderistics of biodeterioratlon in school builflings in Kota Bogor. A survey was conducted in

some

elernentray schools with 10% stralified random sampling in six kecamatan. The data was analysed with descriptive statistic. The serious degradation caused by subternman

termites

and

fungi, while dsy wood tsrmites muxed only medium degradations. Subterranean termites atlacked almost

all

wooden corr;wonen2s in the buildings, mainly door frames and ceiling. Dry

wood

termites generally attacked doors and windows, while wood decay fungi frequently aflacked ceiling and wooden roof components.

'me

average economic loss in each elementary

school

caused by subt manean termlfes, wood decay fungi and dry wood termites were

Rp.

2.806.161, Rp. 492 355 and Rp. 41 5.029. The

total

economic loss caused by biodeterioration in elementary schc~ol buildings in Bogor cky wzs Rp. 1.074.483.390.

I Key wards: biodeterioration, termites, decay fungi,

school

buildings

I.PENDAHULUAN

Bbdeteriatasi

bangu

nar; merupabn interaksl

anha

bangunan dan lingkungbn biotimya,

antara

lain: rayap, jamurlcendawan, kumbanghubuk, tumbuhan,

burung

dan bina any

pengganggu

serta lumut, alga dan tumbuhan tingkat rendah lainnya (Walt 1999).

Rayap merupakan faktor perusa k kayu dan bangunan yang paling mengganggu. Ray@ man ipu rnenrsak

kornponen

bangunan gedung

,

mebeler. buku-buku, kabel-kabel listrik

serta

barmg-barang lainnya. W ntuk mencapai

sasarannya

rayap tanah

dapat

menembus

tembok

yang tebalnya beberapa crentimet er, meng hancurkan plastik, ka be1 ba hkan bentuk konstruksi ban<

unan

seperti

:

slab darn

basement

serta penghalang fisik lainnya (Nandika et a). 2003).

Jamur pelapuk dapat rnengakibatkan perubahan slfat Rsik dan kimia kayu yahg

tersrmng. Intensitas

perubahan

tersebut Zergantung pada

basnya

pelapukm dan pengaruh khas dari organisme

yang

menghasil

kannya. Wama normal kayu besuba h secara nyata, Sela n itu sering tirnbul bau yang menusuk hidung. Kerapatan dan kekuatan kayu dapat menlrrun drastis, terutarna keteguhan pukul (iqoact bending) (Darma 1986).

Sila

dilindungi d a ~ air dan kelernbaban serta dipellham dengan baik maka kayu akan bertz!han selarna-lamanva atau tak terbatas

waktunya,

baik

ketas

awe1 1, II

dan

111. Sedmgkan untuk ket IV dan V

akan

bertahar: sekitar 20 tahvn (Duljapar 2001). Hunt dan Garrat (1986) ji iyatakan bahwa kayu dapat dilindungi dari pelapukan dengan men berikan cat atau pem rs pada perrnukaarrperrnukaan yang a kan

tsrkena

kerusakan.

Bangunan sekolah merupakan sarana penting bagi terlaksananya proses pendidikan yang baik. Lingkungan sekotah yang kondusif mernbutuhkan keadaan bangunan yang bersih dam terpelihara dari serangan perusak kayu. Kerusakan yang disebabkan oleh perusak biologis bisa berakibat fatal ditinjau dari bidang konstruksi dan fungsi bangunan

sekolah.

Sehi~~gga

dipandang pertu dilakukan penelitian terhadap kerusakan bangunan sekolah diaki ~atkan oleh perusak biologis.

as awet jga mer ---

.-

P A U , NGKA RAYA, KALIMANTAN TENGAH 08

-

10 AGUSTUS 2008
(3)

PenelitIan Sni M j u a n untuk mengetahul karakteristlk b.lodeterbmsf pada bangunan sekolah dasar negf ri di Kota

Bogor,

organisme perusaknya serta faktor pendukung

terjadinya

biode?eriorasi. Sela n itu, melalui penelitian ini juga diharapkan dapat diketahui nilai kerugian ekonornis y ang discmbabkan oleh biodeteriorasi tersebut.

FF.BAHAN DAN

METQDE

3 1 ICf

sent

R e g 4

ometer

gor se

Bahan yayt

dgunakan

datam penetiiian

ini

adatah:

peta daemh Kota Bogor, tally aLA?t, alkohol 70% dll. Sedangkan peralatan yang diguna kan adalah meteran, botol, larnpu

er,

tern1 kamera dll. Survey dillakukan dengan rnengarnbil mntoh sekolah dasar

?ri

di

Bo

bcara stratfied random sampling dengan hiensitas 10%. Selain pen flaian ~ondisf bangunan,

jilakukan

juga wawancara dengan pihak sskolah. Ray

ap

yang diperoleh retkan dalarn e:kohol 70% dan diidentifikasi rnenggunakan

kuncl

identifikasi dari KirFon 12) dan Nandik: et at

(2003).

Keny~ian ekanoml

yang

terjadi dihitung berdasarkan volume komponen kayu yang- ?rang biodeteriorasi dan upah. Pengclahan data serangan organisme perusak kayu pada ~agai kompone t bangunan, kelas umur bangunan, kemsafran bangunan per wilayah

jamatan dan nslai kerugian ekonomi dilakukan dengan analisis deskriptit. KrZteria tingkat kerusakan dan kerugian ekonomi rns kan batasan yang dipakai Rernran (1993) yaitu: a. Rusak ringan (ke-usakan 5 5%). E ng dihitung hanya bahan kayu.

b. Rusak

sedang

(k ~lrusakan 6%

-

2Clv/o). ways rnencakup bahan

kayu

dan upah c. Rusak

berat

(kerrrsakan > 20%).

Biaya

mencakup bahan kayu

dan

upah).

III.HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Kop~disi

Umum

Bangunan

Sekola

h Dasao

dl

Kota

Bogor

Gambar 1 Persentase sekolah berdasarkan jenis atap yang nrsak pldonnya

[image:3.611.19.410.462.690.2]
(4)

PROS 'DING SEMlNAR NASIONAL MAPEKl XI

- - - ..-.- * -. - -.*.-

-

. -

I3i KMa Bogor maaih banyak sekoeh dawr dengsn l a e s belskang tanah

dad

plestel-an, rnasing-masing sekitar 44%

dar!

30%.

Sebanyak 79% sekolah iberteras 'belakang tanah dan 13% yang berteras plester Zrsebut mengalami msak berat pada kusen jende!anyal dindin'ldinding pada urnurnnya lernbab;

dan

myap tanah banyak mengakses komponen

kayu

t

angunan.

1

l jerdasarkan jenis atapnya, t d a p a t 12% sekolah

kratap

sew,

18% beratap

asks,

I

dan

72% beratap genting, Yang paling banyak rusak berat plafonnya adalah yang beratap

asbs

disuswl kernudian oleh ysng bratap seng dan genting (Garnbar 1). Xerusakan plafon pada r lmumnya diawali dcngan bocomn air dari atap. Sernua sekotah yang berahp asbes' dan

w?ng

mengalami boco:. Sedangkan

yang beratap

genteng hacya 31% yang b m r . ,

Ketika ada kebowran, genteng lebih mudah diganli. sedangken atap ssng atau asbes relatif sulit sf hingga cendemng dibiarkan.

I

8.Bio~Jeterimsi

pada

Berbagai

Komponen

Kayu

Bangunan Sekolah

i

Seertngan

lrayap

tanah

terjadi

hampir pada semua jenis

komponen

kayu bangunan. Ha! ini karena rayap tanah marnpu rnernoditikasi iklirn rnikro dalarn jalan khusus yang dibuatr y a menuju sasaran rnakanannya nwnggunakan tanah dan cairan. Serangan myap tanah :rang paling banya k te Qadi

pada

plafon (1 8%) dan kusen pinlu

(1

5%) (Garnbar 2).

1

Semncan

rayap

k a p kering yang paling banyak pada jendela (39%) dan pintu (37%). Seranoan

myap

kayu kering Eebih ringan dibandingkan rayap tanah, terutarna karena jumlah

anggot.3 koloninya jauh kbih sedikit sedikit dibanding rayap t a ~ a h . Yang

paling banyak

diserara jamur pelapuk

adalah

plafon (63%) dan lispang

(32%).

Lisgkng

mudah diserang

jamur oelapuk, karena Zerkena air hujan langsung dan sinar matahari, sehingga sering lernbab dan bahan finishing pelindungnya cepat rusak. Hal ini diperburuk dengan kesalahan teknis p

emasangan

atau kenrsakan sfruktur

atap,

lambar

2 Frekuensi

kerusakan komponen

bangunan

oleh

organisme perusak

1

Ravw Kavu Kerina

r -g

-- - - - -- - - - - - - . . - - -

(5)

PROSIDIIqG SEMINAR NASIONAL MAPEKI XI

.. ~ . . . .. ...

C.Blodc~teriomi

pada

Berbagai

Kelas

Umur

Bangunan

Sekolah

Ke usakan kornponen bangunan oleh faktor biologis (RT, RKK dan jarnur) sudah

te

Qadi pada ketqs

umur

bangunan 1

-

10 tahun, antara lain pada kusen jendela,

kusen

pintu, daun jendeb, darrn pifitu dan lisptang (Tabel I). Kerusa'kan berat oleh rayap tanah terjadi pada bangtlnsq kelas umur 21

-

30

tatlun, yaitu

pada

kornponen kwsen pintu,

Eerutama

yang

[image:5.612.36.531.240.679.2]

dalarn ruangan dan toilet, Selain perneliharaan bangunnya kurang baik, kayu yang digunakan berkelas

aweE

rendah ( 3

bahkan

4), seperti: h m e o , durian dan sengon.

Tabel 1 Tmgkat. serangan penlsak biologis pada berbagai kelas umut bangunan dinyatakan dalarn persen dari volume tiap kornponen

Katerar gan :

0

I ida'h msak l rusak ringan

a

Rusak Rusak berat

'

1

R: yap ksyu kering tidak menyebabakan kerusakan berat,

tap1

kerusakan

sedang te rjadi

pada

k~

tas

umur

bangunan 3 - TO tahun,

yaltu

pada daun pin2u. Kayu yang

terserang

urnurnnka tertutup lapisan kayu yang disisakan oleh rayap. Daripadanya keluar butiran- bwtiran kecil yang

merupakan

kotoran dan sisa-sisa gerekan. Adapun jamur pelapuk

-

- - -.. -
(6)

PRO jlDING SEMINAR NASIONAL MAPEKl XI

berpa?ngamh

besar

terhadsp kekuatan komponen bangunsn dalam

memikul

beban

stmkt

d

r.

Keru ;akan berat oleh jarnur pelapuk sudah terjadi

pada

kelas

umur

bangunan I 1

-

20 tahun yaitu sebesat 30% pada lisplang

.

I

D.Bi

Mekriomsj

Bangunan

Sekolah

di

RerbagaF

Wilayah

Kota

Bogor

I

Semngan rayap rayap kayu kering dan

jamur

pelapuk

te qadi di semua wi~ayaht kerninatan di

Kota

80

li

yang

refatif tinggi di Bogor Barat, yaitu berurutan sebesar 23%, 21 % dan 21% (barn~ar 3). Jenis rayap yang yang terdapat di sefiap witayah Kota Rcgo * adalah jenis Copbtemres

curvgnefhus.

Rayap Macmterrnes giivus juga diternukan

harnpir di semua wilayah

kecuali

di Tanah Sareal.

Rayap

Odon~o&mes

javanicus

[image:6.612.175.382.301.516.2]

diterrukan

de

Tanah

Sareal;

Micmtems

inspiratus di

Bogor

Ximur; sedangkan myap

Scher~orhinotems

~ a v ~ n i c u s ditemukan di

Bogor

Barat (Gambar 4)

Gambar 3 Frekuensi serangan organisma perusak per wilayah penelitian.

D.Korbdisf

Llngkungan dan Kadar Air Kayu Bangunan yang

biserang

Oganisrne

i

I

I

lasil pengukuran suhu di berbagai lakasi

penelitian

adalah

sekitar

29

-

31°C

dan

RH 801

-

86%. Kadar air kayu utuh di bangunan sekolah befbeda nyata dengan yang diserang

rayapl

kayu kering,

rayap

tanah dan jarnvr pelapuk. Kadar air kayu utuh sekitar 15.8%

-

16.8%,

ma-

ratany: lebih tinggi t 1

.O%

dari yang terserang rayap kayu kering ( 1 4.4%

-

1

6.2%),

tapi lebih

1

rendah 2.0% dan 1.7% dari yang disemng rayap tanah ("1,8%

-

20.5%) dan jamur

pelapuk

(15.7%

-

19.2%). Berbeda

dengan Kubler (1976; yang rnenyatakan bahwa kayu akan terlindcngi dari serangan jamur

pelapuk

jika

rala-rata

kadar

air

yang terdapat

d a l m

kayu di

bawah 20%.

E-Kewg

fan Biodeteriorasi

Per

Bangu

nan

Sekolah

di

Kota Bog

or

Kwugian aklbat 'biodeteriorasi cendervng meningkat pada

umur

bangwnan

yang

sernakil~ tua (Garnbar 5). Tapi yang berumur lebih dari 4 0 Zahun relatjf rendah kerugiannya.

-_I__

I

-.

PAtANc ;W RAYA, KALIMAWAN TENGAH 08

-

Z

0 AGUSTUS 2008 -

i

(7)

PROSrDlNG SEMINAR NASIOIVAL MAPEKI XI

.

.- - - . .

Fakw

?p

bangunan tersebut

banyak

penlnggalan jaman Belsnda yang menggunakan k q u tua br hrkualitas baik. Selain ihr perawatan yang

dilakukan

di sekolah-seko fah tersebot relntif lebih I laik seperti, perbaikan-perbaikan ketil dilakukan, tidak menunggu kerusakan parah.

Gamhar

4 Sebamn serangan jenis organisme

perusak

kayu

bangunan sekoleh dasar

ysn$

ditemukan di Kota Bogor.
(8)

PROS DING SEMINAR NASIONAL MAPEKl XI

Garnb?

r 5 Histogram

nilai kerugian

rata-rsla pada berbagal kelas umur bangunan akibat

I

bmdeterimsi

I

Pada Gambar

6

tampak bahwa kerugian tesbesar per bangunan sekolah

r - - 7

Garlbar 7. Histogram kerugian rata-rata per sekolah di tiap kecamatan diKota B q o r I

I

h E kibat biodeteriomsi terjadi di Bogor Barat dengan kerugian

Rp.

4.633.000,- per

sekolah. Bangunan sekolah di Bogor Barat pada umumnya

kelas

umur 21

-

30

tahun dan 31

-

40 tahun Banyak bangunan yang kondisinya kurang baik, seperti: dinding yang lembab,

atap

yang

digrlnakan

asbes dan seng sehingga bila

bocor

relatif

sutit diperbaiki.

1

- - - . . . -. . -. . , . - - - - I !

PAlANGl LA RAYA, KALIMANTAN TEMGAH 08

-

I 0 AGUSTUS 2008
(9)

PROSfDfNG SEMINAR NASIONAL MAPEKI XI

- . . - . - .

-

- . - - -

Selain rayap

tanah.

jamur

pelepvk

menyebabkan

ketugian

rata-rats

leblh

bewr

dibanding akibat rayap kayu kering. Wilayah

yang

mengalami kerugian rata-rata

cukup

tinggi akibat jamur pelapuk adalah kecarnatan Bogor Utara dan

Bogor

Barat.

.

Di Kota

Bogor

terdapat

314

sekolah

dasar

yang tersebar

di enam k-matan. Keruglan

akibat

serangan rayap

tanah

di Bogor Barat mencapal Rp. 227.479.000 (71 sekolah)l dengan

total

kerugian afribat biodetefiorasi sebesar Rp. 328.882.1 53 (Gambar 7). Adapun Hasil perhitungan total keruglan akrbat serangan rayap tanah pada bangunan sekolah

dasar

di

Kota Bog or

scbesar Rp.

801.956.779,

sedangkan

akibat serangan jamur pelapuk dan rayap kayu keting masing-masing sebesar Rp. 146.567.79 1 dan Rp. t 25.958.821. Jadi total ketugian akibat biodetetiorasi pada bangunan sekolah dasar di

Kota

Bogor

sebesar

Rp

.

7.074.483.390. I [image:9.612.2.540.267.633.2]

I

Gambar 7 Histogram kerugian ekonomi per kecarnatan di Kota Bogor

I

1V.KESlMPULAN

DAN SARAN

1

I Berdasarkan hasili penelitian yang diperoleh BisimpuEkan bahwa:

1. Tingkat kerusakan

berat oleh

jamur pelapuk

dan

rayap tana h sudah terjadi kelas

umur

1 1-20 tahun

dark

2 1-30 tahun. Tidak ada kerusakan berat oleh rayap kayu kering. Tapi tingkat

kerusakan

sedang yang diakibatkannya sama

dan

ray

ap

tanah terjadi pada kelas umur bangunan 1-10 tahun.

?. Rayap tanah

yang

paling sering diternukan menyerang bangunan sekolah dasar Leg&

di Kota 50gw adalah Coprotems

cunhsnathus.

Selain itu ada juga jenis

Odontotermes

ja vanicus,

Macrotemes

gilvus, Microfemes inspiratus d

an

Sch

tdorhinotermes

'IIALANGKA RAYA, KALIMANTAN TENGAH 08 - 10 AGUSTUS 2008 ,

323

(10)

7 S

I

I I I I

p R ~ ~ I [ l i N G

SEMINAR

NASIONAL MAPEKI XI B41

-

j a ~ , m i w s ~ Sedangk~n

urrtuk

rayap

kayu

kerfng

yang

dtternukan adalah

Jenis

1

CQ ototemes spp.

I

Kerrrgian akibat serangan

rayap

tanah,

jamur pelapuk dan rayap kayu kering pada

I

sekglah dasar dl Kota Bogor adalah Rp. 801.956.779, Rp. 146.567.791. dan

Rp.

I

125.958.821.

I

Saraill

1. Perli4ya pengawasan dan pemeliharaan berkda terhadap kondisi sfruktur bangunan

1

seko

ah,

2, Komwnen bangunan

yang

rawan serangan

organisme perusak kayv

sepedi

fisplang,

1

plafo 1, kusen pintu, kusen jendela dan lain-lain sebaiknya rnenggunakan

kayu

yang I mem

liki

)reawetan

finggi

atau

mggunakan

kayu y a q diawefkan.

I

DAFTAR PUSTAKA

I

I

D m a

1C KT. 1986.

Petusakan

Wama

Kayu

:

Blue

Stain. Institut

Pdanian Bogor,

Bww.

Duqapar

!1.2001.

Pengawetan

Kayu.

Jakarta. Penebar Swadaya.

i

Harris

Y. 2001

.

Building Patholoav

:

Deterioration, Diagnostics and Intervention. Chichester

1

Wei

~heirn

Brisbane S e Toronto. New Yo*.

Hunt GM dan

Gamr

GA engawetan Kayu. (lerjemahan

Mohamrnad

Jusul)

Edisl 1.

1

Aka( lernika Pressindo. Jakarta.

I

KHon

G

L

aurence

YPTHO. 1992. TenRes of

Peninsular

Malaysia. Malayan Fwest Recard

1

no.

:

6. Farest Research Institute

Malaysia.

Kepsng

Kua

la L~-rmpur,

I

Ku'bler H. 1978. Wcod as Bullding and Hobby

Material.

University of Winconsin Madison.

I

New York.

I

I

" ndika D Risrnay~di Y,

dan

Diba F. 2003.

Rayap:

Biabgi dan Pengendaliannya.

Surakarta:

,

Univrbrsitas Muharnmadlyah Surakarta. I

ndika D Soenarya dsn Aswin S. 1996.

Kayu dan Pengawetan K a y .

Dinas Kehutanan.

Jakarta.

ftIran. 1'193. Kerugian Ekongrni Akiba; Serangan Rayap pada Bangunan Peturnahan di

I

Pulau

Batam.

Skrips3. Jurusan Teknologi Hasil Hutan. Fakuftas Kehutanan IPB, Bogor.

I

Tidak dipublikas~kan.

os.

1C 99. Building Pathology : Principle and

Pmcfm.

Cambfidge. The University Press.

1

I

I

-

- - - -

P A l ~ ~ ~ ~ & k 4 Y A , KRLlMANTAN TENGAH 08 - 10 AGUSTUS 2008

I

.17*

I

I

Gambar

Gambar 1 Persentase sekolah berdasarkan jenis atap yang nrsak pldonnya
Tabel 1 Tmgkat. serangan penlsak biologis pada berbagai kelas umut bangunan dinyatakan
Gambar 3 Frekuensi serangan organisma perusak per wilayah penelitian.
Gambar 7 Histogram kerugian ekonomi per kecarnatan di Kota Bogor

Referensi

Dokumen terkait

Dalam UU Wakaf, pasal 62 yang menjelaskan tentang penyelesaian sengketa mengenai wakaf, disebutkan apabila penyelesian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat 1

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 tentang kualitas air bersih adalah kadar sulfat yaitu 250 mg/l, pada penelitian yang dilakukan

c. Mahasiswa dan Lulusan: 1) Secara kuantitatif, jumlah mahasiswa baru yang diterima Prodi PAI relatif stabil dan di atas rata-rata dibandingkan dengan jumlah

Dekomposisi serasah memainkan peran yang sangat penting dalam kesuburan tanah, seperti regenerasi dan keseimbangan nutrisi dari senyawa organik yang ada di

[r]

Pertumbuhan folikel kelas II sejumlah 6 folikel teramati pada gelombang ini, sementara folikel kelas III teramati mulai hari ke-16 sejumlah satu folikel, dan folikel

Subyek penelitian adalah orang – orang yang dapat memberikan sebuah informasi tentang sesuatu yang sedang di teliti. Peneliti akan memfokuskan penelitiannya

Pada bahan baku yang berbeda maka akan didapatkan yield biodiesel yang berbeda pula. Yield biodiesel yang terbentuk dipengaruhi oleh volume pereaksi yaitu methanol yang