• Tidak ada hasil yang ditemukan

S BIO 1200346 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S BIO 1200346 Chapter3"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Pada bagian ini peneliti akan mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang akan diamati. Variable bebas yakni penggunaan

media model pembentukan urin dan variable terikat yakni efektivitas media.

Berikut penjelasan dari variabel-variabel tersebut.

1. Efektivitas media pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu :

a. Efektivitas berdasarkan kesesuaian perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran pada konsep sistem ekskresi melalui penggunaan media model pembentukan urin yang diukur melalui lembar observasi penilaian efektivitas

menurut Robin Millar (2009), yang dimodifikasi oleh peneliti. Tipe soal

berupa pernyataan mengenai keterlaksanaan pembelajaran yang diisi melalui

jawaban “ya” atau “tidak” oleh dua orang observer. Skor yang didapat

kemudian dijumlahkan dan diinterpretasikan apakah pelaksanaan telah sesuai

dengan perencanaan. Jika telah sesuai maka penggunaan media model

pembentukan urin dalam pembelajaran sistem ekskresi efektif.

b. Efektivitas berdasarkan hasil belajar yang diukur melalui pretest-posttest dengan tipe soal pilihan ganda sebanyak 15 soal dilengkapi 5 jawaban pilihan

berdasarkan taksonomi Bloom yakni mulai dari jenjang C1 (mengingat),

jenjang C2 (memahami), jenjang C3 (mengaplikasi), dan jenjang C4

(menganalisis). Berdasarkan hasil belajar di atas, maka efektivitas

pembelajaran menggunakan media model pembentukan urin dikatakan efektif jika :

1) jika, 75% hasil posttest memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah yaitu 75

2) jika, nilai rata-rata posttes kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai posttest kelas kontrol

(2)

2. Media model pembentukan urin yang dimaksud dalam penelitian ini berupa

rangkaian alat yang terbuat dari beberapa botol bekas, selang, manik-manik,

gliter dan corong sebagai penganalogian dari proses pembentukan urin pada

ginjal.

B. Desain Penelitian

Pada penelitian ini, pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif

dengan metode yang digunakan yaitu metode eksperimen. Menurut Sugiyono

(2013) metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

dikendalikan. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa metode eksperimen

adalah metode penelitian yang di dalamnya dibuat manipulasi terhadap objek

penelitian serta adanya kontrol yang bertujuan untuk menyelidiki ada atau

tidaknya sebab-akibat dan hubungan antara sebab-akibat tersebut dengan cara

memberikan perlakuan-perlakuan (treatments) tertentu pada kelompok

eksperimen dan menyediakan kelompok kontrol untuk perbandingan.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi

Experimental Design. Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan

dari True Experimental Design yang sulit dilaksanakan. Desain ini memiliki

kelompok kontrol, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol

variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi Experimental

Design pada penelitian ini merupakan bentuk desain Nonequivalent Control

Group Design. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group

design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak

dipilih secara random (Sugiyono, 2013).

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O1 - O2

(Sugiyono, 2013)

Keterangan:

X : Perlakuan berupa penggunaan media model pembentukan urin O1 : Pretest (mengetahui pengetahuan awal siswa)

(3)

C. Partisipan dan Lokasi Penelitian

Peserta merupakan siswa Sekolah Menengah Atas kelas XI dari salah satu

sekolah yang menjadi tempat penelitian. Jumlah peserta kurang lebih sekitar 36

siswa per-kelas. Kelas yang diambil hanya dua kelas yaitu kelas XII IPA-7

sebanyak 36 siswa sebagai kelompok yang diberi perlakuan atau kelompok

eksperimen dan kelas XII IPA-4 sebanyak 36 siswa sebagai kelompok kontrol.

Jadi total siswa yang diambil oleh peneliti yaitu sebanyak 72 siswa yang terdiri

dari perempuan dan laki-laki. Dasar pemilihan kelas diambil karena materi sistem

ekskresi dibelajarkan pada kelas XI IPA semester genap serta beberapa

pertimbangan dari guru bahwa siswa pada kelas tersebut tidak pernah

menggunakan media dalam proses pembelajaran.

Lokasi penelitian bertempat di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Cimahi,

Jalan Siliwangi IX KPAD No.45 A Kota Cimahi

D. Populasi dan Sampel

Populasi yang diambil dalam penelitian ini yaitu siswa Sekolah Menengah

Atas kelas XI IPA. Teknik sampling yang digunakan yaitu Purposive sampling.

Teknik tersebut digunakan karena peneliti tidak dapat memilih sampel penelitian

secara random (Ary et al., 2010). Sampel yang diambil yaitu dua kelas yang

dipilih secara purposif dengan pertimbangan saran yang diberikan oleh guru

bahwa siswa pada kelas tersebut tidak pernah menggunakan media dalam proses

pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut, teknik purposif sampling akan lebih

baik hasilnya bagi peneliti yang telah mengenal sampel sehingga dapat

mempermudah proses pengambilan data (Sudjana, 2005).

E. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini digunakan beberapa jenis instrumen penelitian yaitu

instrument test dan non-test. Hasil data yang didapat yakni data primer dan data

sekunder. Data primer didapatkan dari hasil pretest-posttest dan lembar observasi

sedangkan data sekunder didapatkan dari hasil kuesioner dan lembar wawancara.

Berikut akan diuraikan secara rinci beberapa instrument yang digunakan dalam

(4)

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan media

model pembentukan urin berdasarkan kesesuaian perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran. Peneliti menggunakan kriteria-kriteria yang mengacu pada rubrik

Practical Activity Analysis Inventory menurut Millar, (2009). Lembar observasi

ini akan dimodifikasi oleh peneliti sesuai kebutuhan data yang akan diambil.

Lembar observasi di judgement oleh dosen ahli untuk validasi keterbacaan pada

setiap aspek yang diamati.

Tipe soal berupa pernyataan mengenai keterlaksanaan pembelajaran yang

diisi melalui jawaban “ya” atau “tidak” oleh dua orang observer. Skor yang

didapat kemudian dijumlahkan dan diinterpretasikan untuk melihat kesesuaian

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Lembar observasi tersedia pada

Lampiran B.1.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi

No Aspek yang diamati Kegiatan Nomor

Soal

proses pembelajaran 6 - 14

4 Pengamatan Suasana Kelas

antusias siswa di kelas selama

proses pembelajaran 15-17

5 Pengelolaan Waktu

2. Test (pretest dan posttest)

Instrument test yang digunakan berupa pretest dan posttest. Pretest digunakan

di awal pembelajaran untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum

diberikan treatment (perlakuan), sedangkan posttest digunakan diakhir

pembelajaran untuk mengetahui hasil dari pemberian perlakuan. Hasil belajar ini

(pretest-posttest) bertujuan untuk mengukur efektivitas media model pembentukan

urin berdasarkan hasil belajar. Pretest dan posttest di judgement oleh dosen ahli

kemudian dilakukan uji coba pada siswa setelah itu data hasil uji coba dianalisis

(5)

validitas butir soal dan reliabilitas dari instrument yang telah dibuat dengan

menggunakan bantuan software ANATES VERSI 4.0.9.

Tipe soal berupa pilihan ganda berjumlah 15 soal dengan lima jawaban

pilihan. Sumber soal yang diambil oleh peneliti yaitu dari soal-soal yang telah

ada dan beberapa soal yang dibuat sendiri oleh peneliti kemudian akan dipilih

soal-soal yang sesuai dengan tingkatan kognitif jenjang C1 (mengingat), jenjang

C2 (memahami), jenjang C3 (mengaplikasi), dan jenjang C4 (menganalisis) pada

Taksonomi Bloom. Soal pretest-posttes disajikan pada Lampiran B.2.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest

Kompetensi Dasar

3.9 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem ekskresi dan mengaitkannya dengan proses ekskresi sehingga dapat menjelaskan mekanisme serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem ekskresi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi. Jenjang Kognitif Jenjang Kognitif

C1 C2 C3 C4 C1 C2 C3 C4

Kuesioner yang digunakan oleh peneliti berupa daftar pertanyaan tertutup

yang bertujuan untuk menjaring respon atau tanggapan terhadap media model

pembentukan urin yang telah dibuat.

Kuesioner untuk dosen ahli, guru dan siswa ditinjau dari tiga aspek yaitu

aspek tampilan media model pembentukan urin, aspek kesesuaian materi

pembelajaran dan aspek tanggapan terhadap media model pembentukan urin.

Kuesioner di judgement oleh dosen ahli untuk validasi keterbacaan pada setiap

(6)

disajikan pada Lampiran B.3, kuesioner untuk guru terdiri dari 15 pertanyaan

disajikan pada Lampiran B.4, dan kuesioner untuk siswa terdiri dari 14

pertanyaan disajikan pada Lampiran B.5. Kuesioner ini disajikan dengan pilihan

jawaban “ya” atau “tidak”. Pengisian kuesioner siswa dilaksanakan setelah

pengisian soal posttest. Kuesioner guru dilaksanakan setelah selesai pembelajaran

dan kuesioner dosen ahli dilaksanakan diluar jam pelajaran (diluar sekolah).

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Dosen Ahli, Guru dan Siswa

No Aspek Nomor Soal

Dosen Ahli Guru Siswa

1 Tampilan media model

pembentukan urin 1,2,3,4,5 1,2,3,4,5 1,2,3,4,5

2 Kesesuaian materi

9,10,11,12 9,10,11,12,13,14,15 8,9,10,11,12,13,14

Jumlah Soal 12 15 14

4. Lembar Wawancara

Wawancara dilakukan untuk menjaring informasi mengenai kekurangan,

kelebihan serta rekomendasi dari dosen ahli, guru maupun siswa untuk media

model pembentukan urin yang telah dibuat. Lembar wawancara ini terdiri dari

tiga aspek dan setiap aspek memiliki beberapa pertanyaan. Lembar wawancara di

judgement oleh dosen ahli untuk validasi keterbacaan pada setiap aspek yang

diamati. Lembar wawancara diberikan kepada siswa dan guru setelah selesai

pembelajaran. Lembar wawancara ini disajikan pada Lampiran B.6 dan B.7.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Wawancara Guru

No Aspek Pertanyaan yang diajukan

1

Penggunaan media model pembentukan urin

Bagaimana pendapat Ibu/ Bapak mengenai media model pembentukan urin ini?

2

Menurut pendapat Ibu/ Bapak apakah penggunaan media model pembentukan urin ini dapat memudahkan guru untuk menyampaikan materi ajar kepada siswa?

3

Menurut pendapat Ibu/ Bapak apakah penggunaan media model pembentukan urin ini dapat memudahkan siswa untuk memahai materi sistem ekskresi?

4 Apa kendala yang ditemukan Ibu/ Bapak dalam

menggunakan media model pembentukan urin ini?

5 Kelebihan dan kekurangan media model pembentukan urin

Menurut Ibu/ Bapak apa kelebihan menggunakan media model pembentukan urin dalam sistem ekskresi ini?

6 Menurut Ibu/ Bapak apa kekurangan menggunakan media

model pembentukan urin dalam sistem ekskresi ini?

7 Rekomendasi/ saran untuk media model pembentukan urin

Bagaimana kesimpulan Ibu/ Bapak mengenai penggunaan media model pembentukan urin ini?

8 Saran apasaja yang bisa Ibu/ Bapak berikan untuk

(7)

Tabel 3.6 Kisi-kisi Lembar Wawancara Siswa

No Aspek Pertanyaan yang diajukan

1

Penggunaan media model pembentukan urin

Jika kalian ditugaskan membuat media model pembentukan urin, apakah memungkinkan untuk membuatnya secara berkelompok?

2

Menurut pendapat kalian apakah penggunaan media model pembentukan urin ini dapat memudahkan kalian untuk memahai materi sistem ekskresi?

3 Apa kendala yang ditemukan kalian dalam

menggunakan media model pembentukan urin?

4

Kelebihan dan kekurangan media model pembentukan urin

Menurut kalian apa kelebihan menggunakan media model pembentukan urin dalam sistem ekskresi ini?

5 Menurut kalian apa kekurangan menggunakan media

model pembentukan urin dalam sistem ekskresi ini?

6

Rekomendasi/ saran untuk media model pembentukan urin

Bagaimana kesimpulan kalian mengenai penggunaan media model pembentukan urin ini?

7

Saran apasaja yang bisa kalian berikan untuk penggunaan media model pembentukan urin dalam sistem ekskresi ini?

F. Pengolahan Uji Coba Instrumen

Analisis uji coba lembar observasi, kuesioner dan lembar wawancara hanya

dilakukan judgement oleh dosen ahli untuk validasi keterbacaan pada setiap aspek

yang diamati, sedangkan untuk analisis uji coba test (pretest-posttest) dianalisis

menggunakan bantuan software ANATES VERSI 4.0.9. Analisis uji coba test ini

bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas butir soal

dan reliabilitas dari instrument yang telah dibuat.

1. Uji Validitas

Untuk mengetahui validitas dari soal yang telah diuji cobakan. Sebuah tes

dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur.

Sebuah soal memiliki validitas yang tinggi apabila skor pada item mempunyai

kesejajaran dengan skor total. Selanjutnya koefisien validitas dari hasil

perhitungan diinterpretasikan melalui klasifikasi sebagai berikut :

Tabel 3.7 Klasifikasi Validitas Butir Soal

(8)

2. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

siswa yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Selanjutnya daya

pembeda diinterpretasikan melalui klasifikasi di bawah ini.

Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda

Rentang Kategori

< 0,00 Sangat jelek

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik sekali

Hasil negative Tidak dapat digunakan

(Arikunto, 2008)

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran digunakan untuk mengetahui kriteria mudah tidaknya

suatu soal. Hasil perhitungan yang diperoleh selanjutnya diinterpretasi dengan

menggunakan indeks kesukaran berdasarkan Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Indeks Kesukaran Kategori

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

(Arikunto, 2008)

4. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ukuran sejauh mana suatu alat ukur dapat memberikan

gambaran yang benar-benar dapat dipercaya atau konsisten untuk digunakan

sebagai alat pengumpulan data. Untuk mengetahui interpretasi mengenai

besarnya reliabilitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.10.

Table 3.10 Klasifikasi Reliabilitas Butir Soal

Nilai Kategori

0,80 – 1,00 Sangat Baik

0,60 – 0,79 Baik

0,40 – 0,59 Sedang

0,20 – 0,39 Kurang

< 0,20 Sangat kurang

(Arikunto, 2008)

Untuk mengetahui soal dapat digunakan atau tidak, maka dilakukan

kualifikasi butir soal berdasarkan aturan menurut Zainul (2002), dapat dilihat pada

(9)

Tabel 3.11 Kualifikasi Butir Soal

1) Validitas ≥ 0,40, daya pembeda ≥ 0,40, tetapi tingkat kesukaran p < 0,25 atau p > 0,80

2) Validitas ≥ 0,40, tingkat kesukaran 0,25 ≤ p ≤ 0,80, tetapi daya pembeda < 0,40

3) Validitas antara 0,20 sampai 0,40, daya pembeda < 0,40, tetapi

tingkat kesukaran 0,25 ≤ p ≤ 0,80

Dibuang

Apabila :

1) Validitas < 0,20

2) Daya pembeda < 0,40, tingkat kesukaran p < 0,25 atau p > 0,80 3) Daya pembeda < 0,40, validitas < 0,40

Kegiatan uji coba soal test awal yang digunakan sebagai pretest dan posttest

dilakukan pada 36 siswa kelas XI IPA-1 di SMA Negeri 2 Cimahi. Rekapitulasi

analisis butir soal menggunakan software ANATES VERSI 4.0.9 disajikan pada

Lampiran C. Berikut ini akan disajikan rekapitulasi hasil analisis uji coba soal test

awal yang akan digunakan sebagai soal pretest-posttest secara keseluruhan.

Tabel 3.12 Rekapitulasi Analisis Butir Soal yang akan Digunakan untuk Pretest

No Soal

Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

Kesimpulan

Tabel 3.13 Rekapitulasi Analisis Butir Soal yang akan Digunakan untuk Posttest

No Soal

Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

(10)

No Soal

Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

Kesimpulan Nilai Arti Nilai Arti Nilai Arti

6 0,43 Cukup 0,50 Baik 0,69 sedang digunakan

7 0,52 cukup 0,70 Baik 0,69 sedang digunakan

8 0,45 cukup 0,60 Baik 0,66 sedang digunakan

9 0,30 rendah 0,40 Cukup 0,69 sedang diperbaiki

10 0,37 rendah 0,40 Cukup 0,66 sedang diperbaiki

11 0,46 cukup 0,60 Baik 0,63 sedang digunakan

12 0,40 cukup 0,50 Baik 0,55 sedang digunakan

13 0,59 cukup 0,70 Baik 0,47 sedang digunakan

14 0,48 cukup 0,60 Baik 0,33 sedang digunakan

15 0,48 cukup 0,60 Baik 0,38 sedang digunakan

Reliabilitas 0,70 (baik) Rata-rata = 9,58 ; Simpangan Baku = 2,86 ; Korelasi XY = 0,54

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sebelum, selama dan setelah kegiatan

pembelajaran dilaksanakan. Lembar observasi dilakukan selama pembelajara

berlangsung oleh dua orang observer. Sebelum pembelajaran dimulai siswa

melakukan serangkaian pretest. Kemudian selama pembelajaran siswa belajar

sistem ekskresi dengan menggunakan media model pembentukan urin pada kelas

eksperimen dan pembelajaran konvensional berupa ceramah ditambah slide

Powerpoint pada kelas kontrol. Guru pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

merupakan guru yang sama, guru dalam hal ini yaitu peneliti sendiri yang

mengajar langsung di dalam kelas.

Posttest diberikan kepada siswa setelah pembelajaran berlangsung, kemudian

kuesioner diberikan setelah dilaksanakannya posttest kepada siswa dan guru.

Terakhir adalah pengisian lembar wawancara oleh siswa dan guru mengenai

media alat peraga nefron. Adapun kuesioner untuk dosen ahli dilaksanakan diluar

jam pelajaran yaitu diluar sekolah. Untuk kelompok kontrol hanya diberikan

instrument test (pretest-posttest), sedangkan kelompok eksperimen diberikan

intrumen test (pretest-posttest) dan non-test (lembar observasi, kuesioner dan

lembar wawancara). Data dari semua hasil baik dari hasil test maupun non-test

dikumpulkan kemudian dianalisis.

Jadi selama pembelajaran, di dalam kelas itu terdapat dua observer yang

merupakan rekan dari peneliti kemudian ada satu orang guru biologi yang akan

memberikan tanggapan terhadap pembelajaran sistem ekskresi menggunakan

(11)

mengajar siswa selama pembelajaran yaitu peneliti sendiri. Dalam penelitian ini,

peneliti tidak hanya meminta pendapat dari satu orang guru biologi saja tetapi

meminta kembali dua orang guru biologi lain untuk diminta tanggapannya

terhadap media yang telah dibuat. Waktu untuk meminta tanggapan kepada dua

orang guru biologi lain dilakukan diluar jam pelajaran namun masih dalam

lingkungan sekolah.

Tabel 3.14 Pengumpulan Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen Pertemuan

Ke- Perlakuan Langkah Pengumpulan Data Instrument

1

Menggunakan media model pembentukan urin

Pengambilan data dilakukan

selama pembelajaran Lembar observasi Pengambilan data dilakukan di

Ke- Perlakuan Langkah Pengumpulan Data Instrument

1

Penelitian ini terdiri dari tiga tahap pelaksanaan yaitu tahap persiapan, tahap

pelaksanaan dan tahap penyelesaian. Berikut merupakan penjelasan dari rencana

ketiga tahapan tersebut:

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan kajian pustaka tentang media pembelajaran dan materi sistem

ekskresi dan merumuskan masalah penelitian yaitu bagaimana efektivitas

media model pembentukan urin pada konsep sistem ekskresi?

b. Pembuatan media model pembentukan urin yang akan digunakan dalam

proses pembelajaran. Adapun langkah-langkah dalam pembuatan media

(12)

Gambar 3.1 Langkah-langkah pembuatan media model pembentukan urin

c. Meminta pertimbangan (judgement) pada dosen pembimbing serta dosen ahli

mengenai media model pembentukan urin yang telah dibuat.

d. Melakukan perbaikan jika ada kekurangan atau kesalahan, baik dalam hal

tampilan maupun konten materi yang menyangkut media model pembentukan

urin yang akan diajarkan.

e. Membuat instrument lembar observasi (mengukur efektivitas media

berdasarkan kesesuaian perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran),

instrument test pilihan ganda (mengukur efektivitas media berdasarkan hasil

belajar yang diukur melalui pretest-posttest), instrument kuesioner (menjaring

tanggapan terhadap media model pembentukan urin), dan instrument lembar

wawancara (mengetahui kelemahan dan kelebihan penggunaan media model

pembentukan urin).

f. Meminta pertimbangan mengenai instrumen lembar observasi, test

(pretest-posttest), kuesioner dan lembar wawancara yang telah dibuat kepada dosen

pembimbing, kemudian dilakukan judgement instumen kepada dosen ahli dan

dilakukan perbaikan.

g. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi sistem ekskresi

pada ginjal dan meminta pertimbangan kepada dosen pembimbing mengenai

RPP yang telah dibuat.

h. Peneliti melakukan observasi terhadap sekolah yang akan dijadikan tempat

penelitian dan berdiskusi dengan guru biologi untuk menentukan dua kelas

yang akan dijadikan sampel penelitian, serta mengurus surat izin penelitian.

i. Melakukan uji coba instrumen penelitian, kemudian menganalisis hasil uji

coba penelitian dan dilakukan perbaikan jika masih ada kekurangan. membuat

desain media

mengumpulkan alat dan bahan

merancang media

uji coba media dilakukan

perbaikan penyempurnaan

(13)

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pembelajaran dilakukan dalam satu pertemuan baik kelas eksperimen maupun

kelas kontrol yaitu tiga jam pelajaran atau 135 menit pada hari yang berbeda.

b. Sebelum pembelajaran dimulai baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol

menjalankan serangkaian pretest.

c. Masing-masing kelas pada saat pembelajaran, pada kelas eksperimen

diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan media model

pembentukan urin dan pembelajaran konvensional berupa ceramah ditambah

slide Powerpoint untuk kelas kontrol.

d. Pada kelas eksperimen, pengisian lembar observasi dilakukan oleh dua orang

observer dari awal sampai akhir pembelajaran.

e. Setelah selesai pembelajaran baik siswa kelas eksperimen maupun kelas

kontrol melaksanakan posttest.

f. Pengisian kuesioner oleh siswa dan guru pada kelas eksperimen.

g. Terakhir pengisian lembar wawancara oleh siswa dan guru pada kelas

eksperimen.

h. Pengisian kuesioner dosen ahli dilaksanakan di luar jam pelajaran yaitu diluar

sekolah dengan meminta terlebih dahulu kesediaan dosen ahli yang

bersangkutan yaitu waktu dan tempatnya, kemudian peneliti

menyesuaikannya.

3. Tahap Akhir

a. Pengumpulan data hasil penelitian.

b. Setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan data hasil penelitian kemudian

dibuat pembahasannya.

c. Menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh dalam penelitian.

I. Analisis Data Penelitian 1. Lembar observasi

Penilaian didasarkan pada kriteria yang terdapat pada lembar observasi.

Setiap tanda checklist (√ ) pada kolom “ya” berskor 1 point sedangkan pada

kolom “tidak” berskor 0. Hasil skoring dari setiap observer dijumlahkan,

(14)

media melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Adapun rumus

penilaiannya adalah sebagai berikut.

(Arikunto, 2008)

Setelah diketahui nilai skor setiap observer, kemudian diinterpretasikan.

Adapun interpretasinya adalah sebagai berikut.

Tabel 3.15 Kategori Interpretasi Lembar Observasi

Kategori Persentase

Sangat Baik 81 – 100

Baik 61 – 80

Cukup 41 – 60

Kurang 21 – 40

Jelek 0 – 20

(Arikunto, 2008)

2. Test (Pretest-Posttest)

Penilaian untuk soal pilihan ganda yaitu setiap soal benar mendapat skor 1

dan setiap soal salah mendapat skor 0. Skor yang diperoleh untuk setiap soal

kemudian dijumlahkan, sehingga satu orang siswa dapat memiliki skor

maksimum 15 pada setiap test (pretest-posttest). Rumus yang digunakan untuk

menghitung nilai pretest dan posttest adalah sebagai berikut.

(Arikunto, 2008)

Nilai yang diperoleh kemudian di konvensikan ke dalam skala nilai 100.

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan,

maka data pretest dan data posttest dihitung nilai Gain nya yaitu selisih antara

skor posttest dengan skor pretest. Adapun perhitungan nilai Gain adalah sebagai

berikut.

Gain = Skor Posttets – Skor Pretest

Hake (dalam Meltzar, 2002)

Kemudian dihitung nilai Gain ternormalisasi (N-Gain) yang bertujuan untuk

melihat perbandingan skor Gain aktual dengan skor Gain maksimal. Skor Gain

aktual yaitu skor Gain yang diperoleh siswa, sedangkan skor Gain maksimal yaitu

skor Gain tertinggi yang mungkin diperoleh siswa. Adapun rumus perhitungannya

(15)

Hake (dalam Meltzar, 2002)

Kriteria Nilai Gain Ternormalisasi dapat diinterpretasikan melalui tabel di

bawah ini.

Tabel 3.16 Kriteria Nilai Gain Ternormalisasi

N-Gain Kriteria

G ≥ 0,70 Tinggi

0,30 ≤ G < 0,70 Sedang

G < 0,30 Rendah

Hake (dalam Meltzar, 2002)

Setelah itu, data hasil test ini digunakan untuk penarikan kesimpulan

melalui uji hipotesis. Untuk uji hipotesis data pretest dan posttest terlebih dulu

dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas. Adapun

langkah-langkahnya sebagai berikut.

a. Analisis Data Pretest, Posttest dan N-Gain

Analisis data pretest, posttest dan N-Gain dilakukan dengan menggunakan

software IBM SPSS Statistics 21.0. Taraf signifikansi yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu taraf signifikansi 5%. Dengan menggunakan taraf signifikansi

0,05 menurut Uyanto (2009:40), maka kriteria pengujiannya adalah sebagai

berikut.

1) Jika nilai signifikansi pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05 maka

H0 diterima.

2) Jika nilai signifikansi pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji

Kolmogorov-Smirnov. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah data yang digunakan

merupakan data yang berdistribusi normal atau tidak pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji normalitas data

adalah sebagai berikut:

H0 : Data kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

H1 : Data kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang tidak

(16)

Jika data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas.

Namun jika data tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji

non-parametrik Mann-Whitney.

b) Uji Homogenitas

Uji homogenitas atau uji kesamaan dua varians yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu uji Levene. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah kedua

kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelompok kontrol memiliki varians yang

homogen atau tidak. Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas

adalah sebagai berikut.

H0 : Tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

H1 : Terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Pada uji homogenitas ini, data homogen atau tidak homogen akan sama-sama

dilanjutkan pada uji hipotesis.

c) Uji Hipotesis

Uji hipotesis atau uji perbedaan dua rata-rata yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu uji t, karena data yang diperoleh berasal dari populasi yang

berdistribusi normal dan homogen. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah

kemampuan kelas eksperimen dan kelas kontrol sama atau tidak. Perumusan

hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.

H0 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan yang signifikan antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

H1 : Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan yang signifikan antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

3. Kuesioner

Data kuesioner dosen ahli, guru dan siswa di analisis berdasarkan hasil

skoring dari setiap aspek yang terdapat pada kuesioner. Kemudian dijumlahkan

dan diinterpretasikan untuk mengetahui tanggapan atau respon terhadap media

alat peraga nefron yang telah dibuat. Adapun rumus penskoran nilai kuesioner

adalah sebagai berikut.

(17)

Adapun hasil jawaban kuesioner akan dipersentasekan sehingga akan

membentuk suatu kategorisasi yang akan menginterpretasikan setiap aspek yang

digunakan. Kategorisasi presentase jawaban kuesioner adalah sebagai berikut:

Tabel 3.17 Kategori Interpretasi Jawaban Kuesioner

Persentase (%) Kategori

0 Tidak ada

1-25 Sebagian kecil

26-49 Hampir separuhnya

50 Separuhnya

51-75 Sebagian besar

76-99 Hampir seluruhnya

100 Seluruhnya

(Koentjaraningrat, 1990)

4. Lembar Wawancara

Data lembar wawancara yang telah dikumpulkan akan di generalisasikan dari

masing-masing aspek. Kemudian disajikan melalui interpretasi dan diurai

menjadi sebuah deskripsi sehingga akan menggambarkan kelebihan, kekurangan

(18)

J. Alur Penelitian

Gambar 3.2 Alur Penelitian

Penentuan Sampel Penelitian

Uji Coba dan Revisi Instrumen

Perizinan Penelitian di Kampus

Gambar

Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Dosen Ahli, Guru dan Siswa
Tabel 3.7 Klasifikasi Validitas Butir Soal
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa dapat memahami dan menguasai teori dasar mengenai struktur atom, ikatan kimia, sifat molekul, stereokimia, sifat dan reaksi senyawa-

Pejabat Pengadaan pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2014, telah melaksanakan Proses Evaluasi

Pada hari ini, Senin tanggal Lima bulan Januari tahun Dua Ribu Lima Belas , sesuai dengan jadwal yang termuat pada Portal LPSE http://lpse.mahkamahagung.go.id,

Pekerjaan : Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Taliwang Tahap III.. Lokasi :

Sehubungan dengan tahapan lelang evaluasi panitia masuk ke tahap evaluasi kualifikasi untuk pekerjaan Pembangunan Siring dan Jalan Lingkungan TPA anjung Harapan Kecamatan

Terdapat sejumlah perbedaan dengan keping ROM, karena ada operasi tulis maka pin – pin data merupakan input/output yang dikendalikan oleh WE ( write enable ) dan OE ( output

[r]