BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Definisi Operasional
Pada bagian ini peneliti akan mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang akan diamati. Variable bebas yakni penggunaan
media model pembentukan urin dan variable terikat yakni efektivitas media.
Berikut penjelasan dari variabel-variabel tersebut.
1. Efektivitas media pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu :
a. Efektivitas berdasarkan kesesuaian perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran pada konsep sistem ekskresi melalui penggunaan media model pembentukan urin yang diukur melalui lembar observasi penilaian efektivitas
menurut Robin Millar (2009), yang dimodifikasi oleh peneliti. Tipe soal
berupa pernyataan mengenai keterlaksanaan pembelajaran yang diisi melalui
jawaban “ya” atau “tidak” oleh dua orang observer. Skor yang didapat
kemudian dijumlahkan dan diinterpretasikan apakah pelaksanaan telah sesuai
dengan perencanaan. Jika telah sesuai maka penggunaan media model
pembentukan urin dalam pembelajaran sistem ekskresi efektif.
b. Efektivitas berdasarkan hasil belajar yang diukur melalui pretest-posttest dengan tipe soal pilihan ganda sebanyak 15 soal dilengkapi 5 jawaban pilihan
berdasarkan taksonomi Bloom yakni mulai dari jenjang C1 (mengingat),
jenjang C2 (memahami), jenjang C3 (mengaplikasi), dan jenjang C4
(menganalisis). Berdasarkan hasil belajar di atas, maka efektivitas
pembelajaran menggunakan media model pembentukan urin dikatakan efektif jika :
1) jika, 75% hasil posttest memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah yaitu 75
2) jika, nilai rata-rata posttes kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai posttest kelas kontrol
2. Media model pembentukan urin yang dimaksud dalam penelitian ini berupa
rangkaian alat yang terbuat dari beberapa botol bekas, selang, manik-manik,
gliter dan corong sebagai penganalogian dari proses pembentukan urin pada
ginjal.
B. Desain Penelitian
Pada penelitian ini, pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif
dengan metode yang digunakan yaitu metode eksperimen. Menurut Sugiyono
(2013) metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
dikendalikan. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa metode eksperimen
adalah metode penelitian yang di dalamnya dibuat manipulasi terhadap objek
penelitian serta adanya kontrol yang bertujuan untuk menyelidiki ada atau
tidaknya sebab-akibat dan hubungan antara sebab-akibat tersebut dengan cara
memberikan perlakuan-perlakuan (treatments) tertentu pada kelompok
eksperimen dan menyediakan kelompok kontrol untuk perbandingan.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi
Experimental Design. Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan
dari True Experimental Design yang sulit dilaksanakan. Desain ini memiliki
kelompok kontrol, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi Experimental
Design pada penelitian ini merupakan bentuk desain Nonequivalent Control
Group Design. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group
design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak
dipilih secara random (Sugiyono, 2013).
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O1 - O2
(Sugiyono, 2013)
Keterangan:
X : Perlakuan berupa penggunaan media model pembentukan urin O1 : Pretest (mengetahui pengetahuan awal siswa)
C. Partisipan dan Lokasi Penelitian
Peserta merupakan siswa Sekolah Menengah Atas kelas XI dari salah satu
sekolah yang menjadi tempat penelitian. Jumlah peserta kurang lebih sekitar 36
siswa per-kelas. Kelas yang diambil hanya dua kelas yaitu kelas XII IPA-7
sebanyak 36 siswa sebagai kelompok yang diberi perlakuan atau kelompok
eksperimen dan kelas XII IPA-4 sebanyak 36 siswa sebagai kelompok kontrol.
Jadi total siswa yang diambil oleh peneliti yaitu sebanyak 72 siswa yang terdiri
dari perempuan dan laki-laki. Dasar pemilihan kelas diambil karena materi sistem
ekskresi dibelajarkan pada kelas XI IPA semester genap serta beberapa
pertimbangan dari guru bahwa siswa pada kelas tersebut tidak pernah
menggunakan media dalam proses pembelajaran.
Lokasi penelitian bertempat di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Cimahi,
Jalan Siliwangi IX KPAD No.45 A Kota Cimahi
D. Populasi dan Sampel
Populasi yang diambil dalam penelitian ini yaitu siswa Sekolah Menengah
Atas kelas XI IPA. Teknik sampling yang digunakan yaitu Purposive sampling.
Teknik tersebut digunakan karena peneliti tidak dapat memilih sampel penelitian
secara random (Ary et al., 2010). Sampel yang diambil yaitu dua kelas yang
dipilih secara purposif dengan pertimbangan saran yang diberikan oleh guru
bahwa siswa pada kelas tersebut tidak pernah menggunakan media dalam proses
pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut, teknik purposif sampling akan lebih
baik hasilnya bagi peneliti yang telah mengenal sampel sehingga dapat
mempermudah proses pengambilan data (Sudjana, 2005).
E. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini digunakan beberapa jenis instrumen penelitian yaitu
instrument test dan non-test. Hasil data yang didapat yakni data primer dan data
sekunder. Data primer didapatkan dari hasil pretest-posttest dan lembar observasi
sedangkan data sekunder didapatkan dari hasil kuesioner dan lembar wawancara.
Berikut akan diuraikan secara rinci beberapa instrument yang digunakan dalam
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan media
model pembentukan urin berdasarkan kesesuaian perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran. Peneliti menggunakan kriteria-kriteria yang mengacu pada rubrik
Practical Activity Analysis Inventory menurut Millar, (2009). Lembar observasi
ini akan dimodifikasi oleh peneliti sesuai kebutuhan data yang akan diambil.
Lembar observasi di judgement oleh dosen ahli untuk validasi keterbacaan pada
setiap aspek yang diamati.
Tipe soal berupa pernyataan mengenai keterlaksanaan pembelajaran yang
diisi melalui jawaban “ya” atau “tidak” oleh dua orang observer. Skor yang
didapat kemudian dijumlahkan dan diinterpretasikan untuk melihat kesesuaian
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Lembar observasi tersedia pada
Lampiran B.1.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi
No Aspek yang diamati Kegiatan Nomor
Soal
proses pembelajaran 6 - 14
4 Pengamatan Suasana Kelas
antusias siswa di kelas selama
proses pembelajaran 15-17
5 Pengelolaan Waktu
2. Test (pretest dan posttest)
Instrument test yang digunakan berupa pretest dan posttest. Pretest digunakan
di awal pembelajaran untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum
diberikan treatment (perlakuan), sedangkan posttest digunakan diakhir
pembelajaran untuk mengetahui hasil dari pemberian perlakuan. Hasil belajar ini
(pretest-posttest) bertujuan untuk mengukur efektivitas media model pembentukan
urin berdasarkan hasil belajar. Pretest dan posttest di judgement oleh dosen ahli
kemudian dilakukan uji coba pada siswa setelah itu data hasil uji coba dianalisis
validitas butir soal dan reliabilitas dari instrument yang telah dibuat dengan
menggunakan bantuan software ANATES VERSI 4.0.9.
Tipe soal berupa pilihan ganda berjumlah 15 soal dengan lima jawaban
pilihan. Sumber soal yang diambil oleh peneliti yaitu dari soal-soal yang telah
ada dan beberapa soal yang dibuat sendiri oleh peneliti kemudian akan dipilih
soal-soal yang sesuai dengan tingkatan kognitif jenjang C1 (mengingat), jenjang
C2 (memahami), jenjang C3 (mengaplikasi), dan jenjang C4 (menganalisis) pada
Taksonomi Bloom. Soal pretest-posttes disajikan pada Lampiran B.2.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest
Kompetensi Dasar
3.9 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem ekskresi dan mengaitkannya dengan proses ekskresi sehingga dapat menjelaskan mekanisme serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem ekskresi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi. Jenjang Kognitif Jenjang Kognitif
C1 C2 C3 C4 C1 C2 C3 C4
Kuesioner yang digunakan oleh peneliti berupa daftar pertanyaan tertutup
yang bertujuan untuk menjaring respon atau tanggapan terhadap media model
pembentukan urin yang telah dibuat.
Kuesioner untuk dosen ahli, guru dan siswa ditinjau dari tiga aspek yaitu
aspek tampilan media model pembentukan urin, aspek kesesuaian materi
pembelajaran dan aspek tanggapan terhadap media model pembentukan urin.
Kuesioner di judgement oleh dosen ahli untuk validasi keterbacaan pada setiap
disajikan pada Lampiran B.3, kuesioner untuk guru terdiri dari 15 pertanyaan
disajikan pada Lampiran B.4, dan kuesioner untuk siswa terdiri dari 14
pertanyaan disajikan pada Lampiran B.5. Kuesioner ini disajikan dengan pilihan
jawaban “ya” atau “tidak”. Pengisian kuesioner siswa dilaksanakan setelah
pengisian soal posttest. Kuesioner guru dilaksanakan setelah selesai pembelajaran
dan kuesioner dosen ahli dilaksanakan diluar jam pelajaran (diluar sekolah).
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Dosen Ahli, Guru dan Siswa
No Aspek Nomor Soal
Dosen Ahli Guru Siswa
1 Tampilan media model
pembentukan urin 1,2,3,4,5 1,2,3,4,5 1,2,3,4,5
2 Kesesuaian materi
9,10,11,12 9,10,11,12,13,14,15 8,9,10,11,12,13,14
Jumlah Soal 12 15 14
4. Lembar Wawancara
Wawancara dilakukan untuk menjaring informasi mengenai kekurangan,
kelebihan serta rekomendasi dari dosen ahli, guru maupun siswa untuk media
model pembentukan urin yang telah dibuat. Lembar wawancara ini terdiri dari
tiga aspek dan setiap aspek memiliki beberapa pertanyaan. Lembar wawancara di
judgement oleh dosen ahli untuk validasi keterbacaan pada setiap aspek yang
diamati. Lembar wawancara diberikan kepada siswa dan guru setelah selesai
pembelajaran. Lembar wawancara ini disajikan pada Lampiran B.6 dan B.7.
Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Wawancara Guru
No Aspek Pertanyaan yang diajukan
1
Penggunaan media model pembentukan urin
Bagaimana pendapat Ibu/ Bapak mengenai media model pembentukan urin ini?
2
Menurut pendapat Ibu/ Bapak apakah penggunaan media model pembentukan urin ini dapat memudahkan guru untuk menyampaikan materi ajar kepada siswa?
3
Menurut pendapat Ibu/ Bapak apakah penggunaan media model pembentukan urin ini dapat memudahkan siswa untuk memahai materi sistem ekskresi?
4 Apa kendala yang ditemukan Ibu/ Bapak dalam
menggunakan media model pembentukan urin ini?
5 Kelebihan dan kekurangan media model pembentukan urin
Menurut Ibu/ Bapak apa kelebihan menggunakan media model pembentukan urin dalam sistem ekskresi ini?
6 Menurut Ibu/ Bapak apa kekurangan menggunakan media
model pembentukan urin dalam sistem ekskresi ini?
7 Rekomendasi/ saran untuk media model pembentukan urin
Bagaimana kesimpulan Ibu/ Bapak mengenai penggunaan media model pembentukan urin ini?
8 Saran apasaja yang bisa Ibu/ Bapak berikan untuk
Tabel 3.6 Kisi-kisi Lembar Wawancara Siswa
No Aspek Pertanyaan yang diajukan
1
Penggunaan media model pembentukan urin
Jika kalian ditugaskan membuat media model pembentukan urin, apakah memungkinkan untuk membuatnya secara berkelompok?
2
Menurut pendapat kalian apakah penggunaan media model pembentukan urin ini dapat memudahkan kalian untuk memahai materi sistem ekskresi?
3 Apa kendala yang ditemukan kalian dalam
menggunakan media model pembentukan urin?
4
Kelebihan dan kekurangan media model pembentukan urin
Menurut kalian apa kelebihan menggunakan media model pembentukan urin dalam sistem ekskresi ini?
5 Menurut kalian apa kekurangan menggunakan media
model pembentukan urin dalam sistem ekskresi ini?
6
Rekomendasi/ saran untuk media model pembentukan urin
Bagaimana kesimpulan kalian mengenai penggunaan media model pembentukan urin ini?
7
Saran apasaja yang bisa kalian berikan untuk penggunaan media model pembentukan urin dalam sistem ekskresi ini?
F. Pengolahan Uji Coba Instrumen
Analisis uji coba lembar observasi, kuesioner dan lembar wawancara hanya
dilakukan judgement oleh dosen ahli untuk validasi keterbacaan pada setiap aspek
yang diamati, sedangkan untuk analisis uji coba test (pretest-posttest) dianalisis
menggunakan bantuan software ANATES VERSI 4.0.9. Analisis uji coba test ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas butir soal
dan reliabilitas dari instrument yang telah dibuat.
1. Uji Validitas
Untuk mengetahui validitas dari soal yang telah diuji cobakan. Sebuah tes
dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur.
Sebuah soal memiliki validitas yang tinggi apabila skor pada item mempunyai
kesejajaran dengan skor total. Selanjutnya koefisien validitas dari hasil
perhitungan diinterpretasikan melalui klasifikasi sebagai berikut :
Tabel 3.7 Klasifikasi Validitas Butir Soal
2. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Selanjutnya daya
pembeda diinterpretasikan melalui klasifikasi di bawah ini.
Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda
Rentang Kategori
< 0,00 Sangat jelek
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik sekali
Hasil negative Tidak dapat digunakan
(Arikunto, 2008)
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran digunakan untuk mengetahui kriteria mudah tidaknya
suatu soal. Hasil perhitungan yang diperoleh selanjutnya diinterpretasi dengan
menggunakan indeks kesukaran berdasarkan Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Indeks Kesukaran Kategori
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
(Arikunto, 2008)
4. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan ukuran sejauh mana suatu alat ukur dapat memberikan
gambaran yang benar-benar dapat dipercaya atau konsisten untuk digunakan
sebagai alat pengumpulan data. Untuk mengetahui interpretasi mengenai
besarnya reliabilitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Table 3.10 Klasifikasi Reliabilitas Butir Soal
Nilai Kategori
0,80 – 1,00 Sangat Baik
0,60 – 0,79 Baik
0,40 – 0,59 Sedang
0,20 – 0,39 Kurang
< 0,20 Sangat kurang
(Arikunto, 2008)
Untuk mengetahui soal dapat digunakan atau tidak, maka dilakukan
kualifikasi butir soal berdasarkan aturan menurut Zainul (2002), dapat dilihat pada
Tabel 3.11 Kualifikasi Butir Soal
1) Validitas ≥ 0,40, daya pembeda ≥ 0,40, tetapi tingkat kesukaran p < 0,25 atau p > 0,80
2) Validitas ≥ 0,40, tingkat kesukaran 0,25 ≤ p ≤ 0,80, tetapi daya pembeda < 0,40
3) Validitas antara 0,20 sampai 0,40, daya pembeda < 0,40, tetapi
tingkat kesukaran 0,25 ≤ p ≤ 0,80
Dibuang
Apabila :
1) Validitas < 0,20
2) Daya pembeda < 0,40, tingkat kesukaran p < 0,25 atau p > 0,80 3) Daya pembeda < 0,40, validitas < 0,40
Kegiatan uji coba soal test awal yang digunakan sebagai pretest dan posttest
dilakukan pada 36 siswa kelas XI IPA-1 di SMA Negeri 2 Cimahi. Rekapitulasi
analisis butir soal menggunakan software ANATES VERSI 4.0.9 disajikan pada
Lampiran C. Berikut ini akan disajikan rekapitulasi hasil analisis uji coba soal test
awal yang akan digunakan sebagai soal pretest-posttest secara keseluruhan.
Tabel 3.12 Rekapitulasi Analisis Butir Soal yang akan Digunakan untuk Pretest
No Soal
Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran
Kesimpulan
Tabel 3.13 Rekapitulasi Analisis Butir Soal yang akan Digunakan untuk Posttest
No Soal
Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran
No Soal
Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran
Kesimpulan Nilai Arti Nilai Arti Nilai Arti
6 0,43 Cukup 0,50 Baik 0,69 sedang digunakan
7 0,52 cukup 0,70 Baik 0,69 sedang digunakan
8 0,45 cukup 0,60 Baik 0,66 sedang digunakan
9 0,30 rendah 0,40 Cukup 0,69 sedang diperbaiki
10 0,37 rendah 0,40 Cukup 0,66 sedang diperbaiki
11 0,46 cukup 0,60 Baik 0,63 sedang digunakan
12 0,40 cukup 0,50 Baik 0,55 sedang digunakan
13 0,59 cukup 0,70 Baik 0,47 sedang digunakan
14 0,48 cukup 0,60 Baik 0,33 sedang digunakan
15 0,48 cukup 0,60 Baik 0,38 sedang digunakan
Reliabilitas 0,70 (baik) Rata-rata = 9,58 ; Simpangan Baku = 2,86 ; Korelasi XY = 0,54
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan sebelum, selama dan setelah kegiatan
pembelajaran dilaksanakan. Lembar observasi dilakukan selama pembelajara
berlangsung oleh dua orang observer. Sebelum pembelajaran dimulai siswa
melakukan serangkaian pretest. Kemudian selama pembelajaran siswa belajar
sistem ekskresi dengan menggunakan media model pembentukan urin pada kelas
eksperimen dan pembelajaran konvensional berupa ceramah ditambah slide
Powerpoint pada kelas kontrol. Guru pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
merupakan guru yang sama, guru dalam hal ini yaitu peneliti sendiri yang
mengajar langsung di dalam kelas.
Posttest diberikan kepada siswa setelah pembelajaran berlangsung, kemudian
kuesioner diberikan setelah dilaksanakannya posttest kepada siswa dan guru.
Terakhir adalah pengisian lembar wawancara oleh siswa dan guru mengenai
media alat peraga nefron. Adapun kuesioner untuk dosen ahli dilaksanakan diluar
jam pelajaran yaitu diluar sekolah. Untuk kelompok kontrol hanya diberikan
instrument test (pretest-posttest), sedangkan kelompok eksperimen diberikan
intrumen test (pretest-posttest) dan non-test (lembar observasi, kuesioner dan
lembar wawancara). Data dari semua hasil baik dari hasil test maupun non-test
dikumpulkan kemudian dianalisis.
Jadi selama pembelajaran, di dalam kelas itu terdapat dua observer yang
merupakan rekan dari peneliti kemudian ada satu orang guru biologi yang akan
memberikan tanggapan terhadap pembelajaran sistem ekskresi menggunakan
mengajar siswa selama pembelajaran yaitu peneliti sendiri. Dalam penelitian ini,
peneliti tidak hanya meminta pendapat dari satu orang guru biologi saja tetapi
meminta kembali dua orang guru biologi lain untuk diminta tanggapannya
terhadap media yang telah dibuat. Waktu untuk meminta tanggapan kepada dua
orang guru biologi lain dilakukan diluar jam pelajaran namun masih dalam
lingkungan sekolah.
Tabel 3.14 Pengumpulan Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Pertemuan
Ke- Perlakuan Langkah Pengumpulan Data Instrument
1
Menggunakan media model pembentukan urin
Pengambilan data dilakukan
selama pembelajaran Lembar observasi Pengambilan data dilakukan di
Ke- Perlakuan Langkah Pengumpulan Data Instrument
1
Penelitian ini terdiri dari tiga tahap pelaksanaan yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan dan tahap penyelesaian. Berikut merupakan penjelasan dari rencana
ketiga tahapan tersebut:
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan kajian pustaka tentang media pembelajaran dan materi sistem
ekskresi dan merumuskan masalah penelitian yaitu bagaimana efektivitas
media model pembentukan urin pada konsep sistem ekskresi?
b. Pembuatan media model pembentukan urin yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran. Adapun langkah-langkah dalam pembuatan media
Gambar 3.1 Langkah-langkah pembuatan media model pembentukan urin
c. Meminta pertimbangan (judgement) pada dosen pembimbing serta dosen ahli
mengenai media model pembentukan urin yang telah dibuat.
d. Melakukan perbaikan jika ada kekurangan atau kesalahan, baik dalam hal
tampilan maupun konten materi yang menyangkut media model pembentukan
urin yang akan diajarkan.
e. Membuat instrument lembar observasi (mengukur efektivitas media
berdasarkan kesesuaian perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran),
instrument test pilihan ganda (mengukur efektivitas media berdasarkan hasil
belajar yang diukur melalui pretest-posttest), instrument kuesioner (menjaring
tanggapan terhadap media model pembentukan urin), dan instrument lembar
wawancara (mengetahui kelemahan dan kelebihan penggunaan media model
pembentukan urin).
f. Meminta pertimbangan mengenai instrumen lembar observasi, test
(pretest-posttest), kuesioner dan lembar wawancara yang telah dibuat kepada dosen
pembimbing, kemudian dilakukan judgement instumen kepada dosen ahli dan
dilakukan perbaikan.
g. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi sistem ekskresi
pada ginjal dan meminta pertimbangan kepada dosen pembimbing mengenai
RPP yang telah dibuat.
h. Peneliti melakukan observasi terhadap sekolah yang akan dijadikan tempat
penelitian dan berdiskusi dengan guru biologi untuk menentukan dua kelas
yang akan dijadikan sampel penelitian, serta mengurus surat izin penelitian.
i. Melakukan uji coba instrumen penelitian, kemudian menganalisis hasil uji
coba penelitian dan dilakukan perbaikan jika masih ada kekurangan. membuat
desain media
mengumpulkan alat dan bahan
merancang media
uji coba media dilakukan
perbaikan penyempurnaan
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pembelajaran dilakukan dalam satu pertemuan baik kelas eksperimen maupun
kelas kontrol yaitu tiga jam pelajaran atau 135 menit pada hari yang berbeda.
b. Sebelum pembelajaran dimulai baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol
menjalankan serangkaian pretest.
c. Masing-masing kelas pada saat pembelajaran, pada kelas eksperimen
diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan media model
pembentukan urin dan pembelajaran konvensional berupa ceramah ditambah
slide Powerpoint untuk kelas kontrol.
d. Pada kelas eksperimen, pengisian lembar observasi dilakukan oleh dua orang
observer dari awal sampai akhir pembelajaran.
e. Setelah selesai pembelajaran baik siswa kelas eksperimen maupun kelas
kontrol melaksanakan posttest.
f. Pengisian kuesioner oleh siswa dan guru pada kelas eksperimen.
g. Terakhir pengisian lembar wawancara oleh siswa dan guru pada kelas
eksperimen.
h. Pengisian kuesioner dosen ahli dilaksanakan di luar jam pelajaran yaitu diluar
sekolah dengan meminta terlebih dahulu kesediaan dosen ahli yang
bersangkutan yaitu waktu dan tempatnya, kemudian peneliti
menyesuaikannya.
3. Tahap Akhir
a. Pengumpulan data hasil penelitian.
b. Setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan data hasil penelitian kemudian
dibuat pembahasannya.
c. Menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh dalam penelitian.
I. Analisis Data Penelitian 1. Lembar observasi
Penilaian didasarkan pada kriteria yang terdapat pada lembar observasi.
Setiap tanda checklist (√ ) pada kolom “ya” berskor 1 point sedangkan pada
kolom “tidak” berskor 0. Hasil skoring dari setiap observer dijumlahkan,
media melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Adapun rumus
penilaiannya adalah sebagai berikut.
(Arikunto, 2008)
Setelah diketahui nilai skor setiap observer, kemudian diinterpretasikan.
Adapun interpretasinya adalah sebagai berikut.
Tabel 3.15 Kategori Interpretasi Lembar Observasi
Kategori Persentase
Sangat Baik 81 – 100
Baik 61 – 80
Cukup 41 – 60
Kurang 21 – 40
Jelek 0 – 20
(Arikunto, 2008)
2. Test (Pretest-Posttest)
Penilaian untuk soal pilihan ganda yaitu setiap soal benar mendapat skor 1
dan setiap soal salah mendapat skor 0. Skor yang diperoleh untuk setiap soal
kemudian dijumlahkan, sehingga satu orang siswa dapat memiliki skor
maksimum 15 pada setiap test (pretest-posttest). Rumus yang digunakan untuk
menghitung nilai pretest dan posttest adalah sebagai berikut.
(Arikunto, 2008)
Nilai yang diperoleh kemudian di konvensikan ke dalam skala nilai 100.
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan,
maka data pretest dan data posttest dihitung nilai Gain nya yaitu selisih antara
skor posttest dengan skor pretest. Adapun perhitungan nilai Gain adalah sebagai
berikut.
Gain = Skor Posttets – Skor Pretest
Hake (dalam Meltzar, 2002)
Kemudian dihitung nilai Gain ternormalisasi (N-Gain) yang bertujuan untuk
melihat perbandingan skor Gain aktual dengan skor Gain maksimal. Skor Gain
aktual yaitu skor Gain yang diperoleh siswa, sedangkan skor Gain maksimal yaitu
skor Gain tertinggi yang mungkin diperoleh siswa. Adapun rumus perhitungannya
Hake (dalam Meltzar, 2002)
Kriteria Nilai Gain Ternormalisasi dapat diinterpretasikan melalui tabel di
bawah ini.
Tabel 3.16 Kriteria Nilai Gain Ternormalisasi
N-Gain Kriteria
G ≥ 0,70 Tinggi
0,30 ≤ G < 0,70 Sedang
G < 0,30 Rendah
Hake (dalam Meltzar, 2002)
Setelah itu, data hasil test ini digunakan untuk penarikan kesimpulan
melalui uji hipotesis. Untuk uji hipotesis data pretest dan posttest terlebih dulu
dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas. Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut.
a. Analisis Data Pretest, Posttest dan N-Gain
Analisis data pretest, posttest dan N-Gain dilakukan dengan menggunakan
software IBM SPSS Statistics 21.0. Taraf signifikansi yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu taraf signifikansi 5%. Dengan menggunakan taraf signifikansi
0,05 menurut Uyanto (2009:40), maka kriteria pengujiannya adalah sebagai
berikut.
1) Jika nilai signifikansi pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05 maka
H0 diterima.
2) Jika nilai signifikansi pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.
a) Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji
Kolmogorov-Smirnov. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah data yang digunakan
merupakan data yang berdistribusi normal atau tidak pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji normalitas data
adalah sebagai berikut:
H0 : Data kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
H1 : Data kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang tidak
Jika data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas.
Namun jika data tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji
non-parametrik Mann-Whitney.
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas atau uji kesamaan dua varians yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu uji Levene. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah kedua
kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelompok kontrol memiliki varians yang
homogen atau tidak. Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas
adalah sebagai berikut.
H0 : Tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
H1 : Terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Pada uji homogenitas ini, data homogen atau tidak homogen akan sama-sama
dilanjutkan pada uji hipotesis.
c) Uji Hipotesis
Uji hipotesis atau uji perbedaan dua rata-rata yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu uji t, karena data yang diperoleh berasal dari populasi yang
berdistribusi normal dan homogen. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah
kemampuan kelas eksperimen dan kelas kontrol sama atau tidak. Perumusan
hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.
H0 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan yang signifikan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
H1 : Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan yang signifikan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
3. Kuesioner
Data kuesioner dosen ahli, guru dan siswa di analisis berdasarkan hasil
skoring dari setiap aspek yang terdapat pada kuesioner. Kemudian dijumlahkan
dan diinterpretasikan untuk mengetahui tanggapan atau respon terhadap media
alat peraga nefron yang telah dibuat. Adapun rumus penskoran nilai kuesioner
adalah sebagai berikut.
Adapun hasil jawaban kuesioner akan dipersentasekan sehingga akan
membentuk suatu kategorisasi yang akan menginterpretasikan setiap aspek yang
digunakan. Kategorisasi presentase jawaban kuesioner adalah sebagai berikut:
Tabel 3.17 Kategori Interpretasi Jawaban Kuesioner
Persentase (%) Kategori
0 Tidak ada
1-25 Sebagian kecil
26-49 Hampir separuhnya
50 Separuhnya
51-75 Sebagian besar
76-99 Hampir seluruhnya
100 Seluruhnya
(Koentjaraningrat, 1990)
4. Lembar Wawancara
Data lembar wawancara yang telah dikumpulkan akan di generalisasikan dari
masing-masing aspek. Kemudian disajikan melalui interpretasi dan diurai
menjadi sebuah deskripsi sehingga akan menggambarkan kelebihan, kekurangan
J. Alur Penelitian
Gambar 3.2 Alur Penelitian
Penentuan Sampel Penelitian
Uji Coba dan Revisi Instrumen
Perizinan Penelitian di Kampus