• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Peningkatan Kredit Usaha Mikro di PT. Bank Rakyat Indonesia, tbk Unit Amaliun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Peningkatan Kredit Usaha Mikro di PT. Bank Rakyat Indonesia, tbk Unit Amaliun"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Bauran Pemasaran

Menurut Stanton (1992) pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang – barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial. Berdasarkan hal tersebut, kegiatan marketing tidak akan terlepas dengan konsep bauran pemasaran. Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses. Peran fungsi pemasaran adalah mencapai sasaran perusahaan dengan menghasilkan penjualan produk/jasa yang menguntungkan di pasar sasaran.

(2)

Bauran pemasaran pada produk barang yang dikenal selama ini, berbeda dengan bauran pemasaran untuk produk jasa. Hal ini terkait dengan perbedaan karakteristik jasa dan barang. Bauran pemasaran produk barang mencakup 4P : product, price, place dan promotion. Beberapa buku terbaru menambahkan bauran pemasaran menjadi 6 : product, price, promotion, market entry dan pengelolaan pelanggan. Market entry lebih kepada sasaran market atau segmen yang dituju, apakah untuk semua orang, siapa saja, kapan saja dan dimana saja bisa menjadi target pasar, (undifferenciated market) atau termasuk segmen terpilih (differeciated market). Sedangkan untuk bidang jasa, keempat hal tersebut (4P : product, proce, promotion, place) masih dirasa kurang mencukupi.

Para pakar pemasaran menambahkan tiga unsur lagi : poeple, process, dan customer service(Lupiyoadi dan Hamdani, 2006). Ketiga hal ini terkait dengan sifat jasa dimana tahapan operasi hingga konsumsi merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan serta mengikutsertakan konsumen serta pemberi jasa secara langsung, dengan kata lain terjadi interaksi langsung antara keduanya (meski tidak untuk semua jenis jasa).

Empat komponen strategi fungsional pemasaran (marketing mix strategy) 4P menurut Pearce dan Robinson (1997) maka dapat disusun beberapa hal yang menjadi kunci dalam pemasaran strategi fungsional :

a. Produk atau Jasa

- produk/jasa mana yang diutamakan

(3)

- apa kebutuhan konsumen yang akan dipenuhi oleh produk/jasa - apa perubahan yang akan mempengaruhi orientasi pelanggan

b. Harga

- apa yang diutamakan dalam bersaing dalam harga - dapatkah perusahaan menawarkan diskon atau modifikasi harga yang lain

- apa kebijakan penetapan harga yang dimiliki memiliki standar nasional atau ada pengawasan regional

- mana segmen harga yang dibidik (tinggi, menengah, rendah, sedang dsb) - berapa marjin laba kotor perusahaan

- apa perusahaan menekankan penetapan harga berdasarkan biaya/permintaan atau persaingan

c. Tempat

- berapa tingkat liputan pasar yang dibutuhkan - adakah daerah geografis prioritas

- apa saluran permintaan yang utama

- bagaimana sasaran, struktur dan manajemen saluran

- perlukah manajer pemasaran mengubah tingkat kebergantungan pada distributor, perwakilan penjualan, dan penjual langsung

- bagaimana organisasi penjualan yang diinginkan

- apakah armada penjualan diorganisasi menurut wilayah, pasar atau produk d. Promosi

(4)

- mana prioritas dan rancangan iklan/komunikasi yang terkait dengan berbagai produk, pasar dan wilayah

- media apa yang paling konsisten dengan strategi pemasaran keseluruhan Sedangkan secara lebih khusus di bidang jasa, menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006), sebagai suatu bauran, unsur-unsur tersebut (7 unsur di bidang jasa) saling mempengaruhi satu sama lain sehingga bila salah satu tidak tepat pengorganisasiannya akan mempengaruhi strategi pemasaran secara keseluruhan.

Pada penelitian ini, untuk mengungkapkan faktor-faktor tidak tercapainya kredit Kupedes, digunakan teori bauran pemasaran yang dikemukakan oleh Kotler dan Armstrong (2008). Mereka menyatakan untuk dapat memenangkan pasar, maka manajemen harus memperhatikan unsur-unsur dalam bauran pemasaran. Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006), unsur bauran pemasaran terdiri dari 7 hal.Perumusan strategi bauran pemasaran dikelompokkan menjadi 7P (product, price, promotion, place, people, process, customer service), adapun penjelasannya

adalah sebagai berikut:

a. Product (produk) : jasa seperti apa yang ingin ditawarkan. b. Price (harga) : bagaimana strategi penentuan harga.

c. Promotion (promosi) : bgaimana promosi yang harus dilakukan.

d. Place (tempat) : bagaimana sistem penyampaian jasa yang akan diterapkan. e. Poeple (orang) : jenis kualitas dan kuantitas orang yang akan terlibat dalam

(5)

f. Process (proses) : bagaimana proses dalam operasi jasa tersebut.

g. Customer service(layanan konsumen) : tingkat jasa yang bagaimana yang akan diberikan kepada konsumen.

2.1.1 Produk (Product)

Selnes (1993) mendefinisikan konsep produk yang berkaitan dengan reputasi produk sebagai persepsi dari kualitas barang atau jasa yang berhubungan dengan nama produknya. Dalam konteks yang lebih luas, reputasi produk seringkali dikaitkan dengan image Kepuasan pelanggan dan loyalitas.

Menurut Heide dan John (1992) kualitas produk merupakan norma (norms) antara duapihak yaitu penjual dan pembeli sehingga kemampuan untuk memberikan produk dengan kualitas yang diharapkan akan mempengaruhi kepuasan pengguna produk.

Sedangan konsep Kennedy, et al (2001) menyatakan bahwa kualitas produk berhubungan dengan kepercayaan terhadap tenaga penjual dan perusahaan. Dari kaca mata pemasaran jasa, produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006).

(6)

dimaksud dalam pembahasan produk jasa di sini adalah totalproduk. Total produk terdiri atas:

Produk inti (core product), merupakan fungsi inti dari produk tersebut.

Produk yang diharapkan (expected product).

Produk tambahan (augmented product)

Produk potensial (potential product)

Tiga unsur selain core product di atas merupakan unsur yang potensial untuk jadi nilai tambah bagi konsumen sehingga produk tersebut berbeda dengan produk yang lain. Pemasar harus dapat mengembangkan nilai tambah dari produknya selain keistimewaan dasarnya, supaya dapat dibedakan dan bersaing dengan produk lain, dengan kata lain memiliki citra sendiri.

Yang penting diperhatikan dalam desain dan produk jasa Bank adalah atribut yang menyertai, seperti : system, prosedur dan pelayanannya. Desain produk dan jasa Bank juga memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan ukuran bentuk, dan kualitas.

2.1.2 Harga (Price)

(7)

keuntungan, harga jual yang kompetitif, dan skema pembayaran yang lunak akan memungkinkan pengguna memperoleh margin keuntungan yang lebih tinggi.

Strategi penentuan harga (pricing) sangat signifikan dalam pemberian nilai kepada konsumen dan mempengaruhi citra produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. Penentuan harga juga berhubungan dengan pendapatan dan turut mempengaruhi penawaran atau saluran pemasaran. Akan tetapi hal terpenting adalah keputusan dalam penentuan harga harus konsisten dan strategi pemasaran secara keseluruhan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006). Dalam memutuskan strategi penentuan harga juga harus diperhatikan tujuan dari penentuan harga itu sendiri, antara lain:

− Bertahan.

− Memaksimalkan laba.

− Memaksimalkan penjualan.

− Gengsi atau prestis.

Pengembalian atas investasi (return of investment - ROI).

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan harga adalah: 1. positioning (pemosisian) jasa.

2. sasaran perusahaan. 3. tingkat persaingan. 4. siklus hidup jasa. 5. elastisitas permintaan. 6. struktur biaya.

(8)

8. kondisi ekonomi secara umum 9. kapasitas jasa.

Metode dalam penentuan harga antara lain: 1. penentuan harga biaya-plus (cost-plus pricing)

2. penentuan harga tingkat pembelian (rate of return pricing) 3. penentuan harga paritas persaingan (competitive parity pricing) 4. penentuan harga rugi (loss leading pricing)

5. penentuan harga berdasarkan nilai (value-based pricing) 6. penentuan harga relasional (relationship pricing)

2.1.3Lokasi (Place)

Lokasi dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Lokasi berarti berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya.Dengan semakin majunya teknologi, saluran distribusi dapat dilakukan melalui saluran telekomunikasi seperti telepon dan jaringan internet.

Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu:

(9)

− Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas.

− Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, komputer, atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak terlaksana dengan baik.

Penyampaian jasa (saluran distribusi) juga dapat melalui organisasi maupun orang lain. Dalam penyampaian jasa ada tiga pihak yang terlibat, yaitu: 1. penyedia jasa

2. perantara 3. konsumen

Sehubungan dengan saluran distribusi maka perusahaan harus dapat memilih saluran yang tepat untuk penyampaian jasanya, sebab akan sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Saluran distribusi yang dapat dipilih, antara lain:

1. penjual langsung (direct sales) 2. agen (agent) atau broker

3. agen/broker penjual atau pembeli

4. waralaba (franchises) dan pengantar jasa berkontrak (contracted servce deliverers)

(10)

barang, bila pasar menginginkan pengiriman yang cepat, tepat waktu, dan sifat barang yang tidak tahan lama, maka lokasi yang dipilih harus strategis (misalnya, dekat pelabuhan) dan saluran distribusi yang dipilih sebaiknya penjualan langsung supaya dapat terkontrol.

2.1.4 Promosi (Promotion)

Hal yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran promosi (promotion mix). Bauran promosi terdiri atas:

iklan (advertising)

penjualan perorangan (personel selling)

promosi penjualan (sales promotion)

hubungan masyarakat (public relation)

informasi dari muluk ke mulut (word of mouth)

surat pemberitahuan langsung (direct mail)

Pemasar dapat memilih sarana yang dianggap sesuai untuk mempromosikan jasa mereka. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kesuksesan promosi :

1. Identifikasi audiens dan target : berkaitan dengan segmentasi pasar.

2. Menentukan tujuan promosi : apakah untuk menyampaikan informasi, mempengaruhi atau mengingatkan.

(11)

secara logis), gaya pesan (menciptakan bahasa yang kuat), sumber pesan (siapa yg menyampaikan).

4. Pilihan bauran komunikasi : komunikasi personal atau nonpersonal.

2.1.5 Orang (People)

Dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka ‘orang’ berfungsisebagai penyedia jasa sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan terutama dalam hal sistem penyampaian jasa. Keputusan dalam ‘orang’ ini berarti berhubungan dengan seleksi., pelatihan, motivasi, dan manajemen sumber daya manusia. Untuk mencapai kualitas terbaik maka pegawai harus dilatih untuk menyadari pentingnya pekerjaan mereka yaitu memberikan konsumen kepuasan dan memenuhi kebutuhannya. ‘Orang’ dalam pemasaran jasa terkait erat dengan pemasaran internal, merupakan interaksi setiap karyawan dan departemen dalam suatu perusahaan sebagai konsumen internal atau pemasok internal. Tujuannya untuk mendorong ‘orang’ dalam kinerja memberikan kepuasan kepada konsumen.

Terdapat empat kriteria peranan atau pengaruh aspek ‘orang’ yang mempengaruhi konsumen :

- Contactors : berintaraksi langsung dengan konsumen dalam frekuensi yang cukup sering dan sangat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. - Medifiers : tidak secara langsung mempengaruhi konsumen tetapi cukup

sering berhubungan (contoh : resepsionis).

(12)

- Isolateds : tidak secara langsung ikut serta dalam bauran pemasaran dan juga tidak sering bertemu dengan konsumen (contoh : bagian administrasi, SDM, bagian pemrosesan data).

2.1.6 Proses (Process)

Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri dariprosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas, rutinitas dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen. Proses dibedakan dalam dua cara, yaitu :

Kompleksitas (complexity), berhubungan dengan langkah-langkah tahapan proses.

Keragaman (devergence), berhubungan dengan adanya perubahan dalam langkah-langkah atau tahapan proses.

Sehubungan dengan dua cara di atas terdapat empat alternatif mengubah proses yang dapat dipilih oleh pemasar :

1. Mengurangi keragaman, berarti terjadi pengurangan biaya, peningkatan produktivitas dan kemudahan distribusi.

2. Menambah keragaman, berarti memperbanyak kustomisasi dan fleksibilitas dalam produksi yang dapat mengakibatkan naiknya harga.

3. Mengurangi kompleksitas, cenderung lebih terspesialisasi.

(13)

2.1.7 Layanan Konsumen (Customer Service)

Layanan konsumen (customer service) pada pemasaran jasa dilihat sebagai hasil dari kegiatan distribusi dan logistik, dimana pelayanan diberikan kepada konsumen untuk mencapai kepuasan. Layanan konsumen meliputi aktivitas untuk memberikan kegunaan waktu dan tempat termasuk pelayanan pra transaksi, saat transaksi, dan pasca transaksi.

Kegiatan pra transaksi atau sebelum transaksi akan turut mempengaruhi kegiatan transaksi dan setelah transaksi, karena itu kegiatan pendahuluannya harus sebaik mungkin sehingga konsumen memberikan respon yang positif dan menunjukkan loyalitas yang tinggi. Strategi layanan konsumen menurut Chistopher Lovelock (1991) mencakup :

− Identifikasi misi jasa.

− Penentuan sasaran dari layanan konsumen.

− Perumusan strategi layanan konsumen.

− Implementasi

Dari semua unsur-unsur bauran pemasaran di atas, maka yang harus lebih diperhatikan dalam pengembangannya adalah :

1. Konsistensi, berhubungan dengan keserasian/kecocokan secara logis dan penggunaannya antara unsur satu dengan unsur lainnya dalam bauran pemasaran.

(14)

3. Leverage (pengungkit), hal ini berhubungan dengan pengoptimalan kinerja tiap unsur bauran pemasaran secara lebih profesional sehingga lebih mendukung bauran pemasaran untuk mendapatkan daya saing.

2.2Teori Tentang Keputusan Pembelian

Keputusan atau niat untuk membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Keputusan pembelian merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Pengetahuan akan keputusan pembelian sangat diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksikan perilaku konsumen di masa mendatang (Setiadi, 2003). Keputusan atau niat untuk membeli terbentuk dari sikap konsumen terhadap kenyakinan konsumen terhadap kualitas produk, maka akan menyebabkan menurunnya keputusan atau niat untuk membeli konsumen.

(15)

Ada dua aspek penting dari perilaku konsumen, yaitu: 1. Proses pengambilan keputusan.

2. Kegiatan fisik yang kesemuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa ekonomis.

Dalam perilaku konsumen tersebut, karakteristik konsumen dan proses pengambilan keputusan menimbulkan keputusan pembelian tertentu.Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli mulai dari adanya rangsangan dari luar hingga munculnya keputusan pembelian pembeli, sedangkan tugas manajer adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembelian antara datangnya stimulasi luar dan keputusan pembelian (Kotler, 2007).

Menurut Kotler (2007), bahwa keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Keputusan pembelian merupakan keputusan konsumen untuk membeli suatu produk setelah sebelumnya memikirkan tentang layak tidaknya membeli produk itu dengan mempertimbangkan informasi – informasi yang ia ketahui dengan realitas tentang produk itu setelah ia menyaksikannya.

Proses keputusan pembelian bukan sekedar mengetahui berbagai faktor yang akan memengaruhi pelanggan, tetapi berdasarkan peranan dalam pembelian keputusan untuk membeli. Menurut Simamora (2005), terdapat lima peran yang terjadi dalam keputusan pembelian yaitu :

(16)

2. Pemberi pengaruh : orang yang pandangan /nasehatnya memberi bobot dalam pengambilan keputusan akhir.

3. Pengambil keputusan : orang yang sangat menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian, apakah pembeli, apa yang dibeli, kapan hendak membeli, bagaimana cara membeli, dan dimana akan membeli. 4. Pembeli : orang yang melakukan pembelian nyata.

5. Pemakai : orang yang mengkomsumsi atau menggunakan produk atau jasa. Menurut Kotler (2007), ada lima tahap dalam proses keputusan pembelian, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Berikut adalah gambar model proses pembelian lima tahap tersebut :

Sumber : Kotler (2007)

Gambar-1 : Model Proses Pembelian Lima Tahap

Model ini mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan lima tahap dalam melakukan pembelian. Kelima tahap diatas tidak selalu terjadi, khususnya dalam pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa tahap dan urutannya tidak sesuai.

1. Pengenalan kebutuhan

(17)

yang diinginkanya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Misalnya kebutuhan orang normal adalah haus dan lapar akan meningkat hingga mencapai suatu ambang rangsang dan berubah menjadi suatu dorongan berdasarkan pengalaman yang sudah ada. Seseorang telah belajar bagaimana mengatasi dorongan itu dan dia didorong kearah satu jenis objek yang diketahui akan memuaskan dorongan itu.

2. Pencarian informasi

Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang tersebut mencari informasi tergantung pada kuat lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya informasi yang dimiliki, kemudahan memperoleh informasi, tambahan dan kepuasan yang diperoleh dari kegiatan mencari informasi. Biasanya jumlah kegiatan mencari informasi meningkat tatkala konsumen bergerak dari keputusan situasi pemecahan masalah yang terbatas kepemecahan masalah yang maksimal

3. Evaluasi alternatif

(18)

4. Keputusan pembelian

Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri dalam menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi alternatif-alternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan produk mana yang akan dibeli

5. Perilaku setelah pembelian

Apabila barang yang dibeli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan, maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut menjadi sikap negatif, bahkan mungkin akan menolak dari daftar pilihan. Sebaliknya bila konsumen mendapat kepuasan dari barang yang dibelinya maka keinginan untuk membeli terhadap merek barang tersebut cenderung untuk menjadi lebih kuat. Produsen harus mengurangi perasaan tidak senang atau perasaan negatif terhadap suatu produk dengan cara membantu konsumen menemukan informasi yang membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang diarahkan pada orang-orang yang baru saja membeli produknya

Penelitian yang dilakukan oleh Shoham dan Dalakas (2005), mengemukakan 7 faktor utama yang mempengaruhi keputusan pembelian oleh keluarga, yaitu :

(19)

5. Pilihan pada produk baru (promosi produk pesaing). 6. Kebiasaan dalam membeli (kebiasaan dalam keluarga). 7. Pengaruh orang tua.

Sumber : Kotler (2007)

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi ini hanya memuat materi sederhana dari Kasus Coronary Artery Bypass yang dapat dipelajari untuk user yang tertarik pada.

Dengan membaca teks tentang “Pengalaman Belajar dari Negara-negara ASEAN” di buku paket tematik kelas 6 tema 5 subtema 1, siswa mampu memahami posisi dan peranan Indonesia

[r]

[r]

Dari data yang diperoleh pada saat melakukan kerja praktek, maka penulis dapat menganalisa dan mengetahui jumlah kecelakaan kerja yang terjadi dan mengetahui tingkat

Kebij aksanaan khusus m engenai paj ak yang dapat dikr edit kan diber lakukan t er hadap Pengusaha yang disam ping m enyer ahkan Bar ang kepada Pengusaha Kena Paj ak j uga m enyer

Maka dari itu, dirancang sebuah aplikasi pengenalan rambu lalu lintas menggunakan metode fuzzy mamdani berbasis android, yang diharapkan dapat memberi pemahaman dan

Pengamatan pada tepung porang hasil optimasi penurunan oksalat menunjukkan bahwa kalsium oksalat yang terdapat pada permukaan granula glukomanan sudah jauh