• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Kadar Betametason dan Deksklorfeniramin Maleat Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penetapan Kadar Betametason dan Deksklorfeniramin Maleat Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Obat dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang dimaksud untuk dipakai dalam diagnosis, mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Zat aktif tersebut dapat dipergunakan sebagai obat terlebih dahulu harus dibuat dalam bentuk sediaan seperti pil, tablet, kapsul, sirup, suspensi, supositoria, dan salep. Sediaan obat terdapat lebih dari satu komponen zat aktif. Salah satu kombinasi yang sering digunakan adalah betametason dan deksklorfeniramin maleat yang tersedia dalam bentuk sediaan tablet dengan berbagai merek dagang. Betametason adalah obat kortikosteroid dan deksklorfeniramin maleat adalah salah satu obat antihistamin (Ansel, 1989; Moffat, dkk., 2005). Bentuk sediaan farmasi seperti tablet harus memenuhi beberapa persyaratan sesuai dengan standar yang ada pada acuan misalnya pada Farmakope. Salah satu persyaratan tersebut adalah persyaratan kadar. Persyaratan kadar untuk sediaan tablet deksklorfeniramin maleat dan betametason yaitu mengandung betametason dan deksklorfeniramin maleat tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket (Ditjen POM., 1995)

(2)

pada pelarut etanol panjang gelombang 240 nm (A11=390a) dan natrium fosfat:air panjang gelombang 241 nm (A11=296a) (Moffat, dkk., 2005).

Deksklorfeniramin maleat merupakan suatu antihistamin yang dapat mencegah gejala-gejala alergi, yang disebabkan sebagian besar oleh histamin (H1). Deksklorfeniramin dapat ditentukan kadarnya dengan Spektrofotometri UV pada pelarut asam panjang gelombang 265 (A11=302a) dan basa panjang gelombang 260 nm (A11=205a) (Harkness, 1984; Moffat, dkk., 2005).

Penelitian untuk tujuan mengetahui kondisi analisis betametason dan deksklorfeniramin maleat telah dilakukan pada tablet mengunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dengan dapar metanol pH 7,2 (45:55) sebagai fase gerak. Spektrofotometri derivatif metode zero crossing pada serapan derivat kedua dalam pelarut metanol p.a (Mustarichie, dkk., 2014; Aisyah, 2015).

(3)

gelombang maksimum kedua senyawa yang memiliki selisih yang kecil menunjukkan bahwa kurva serapan deksklorfeniramin maleat dan betametason mengalami tumpang tindih secara keseluruhan (Aisyah, 2015).

Metode penetapan kadar yang dapat dilakukan oleh Andrianto (2009) adalah dengan modifikasi metode analisis multikomponen yang lebih praktis secara spektrofotometri ultraviolet dengan prinsip persamaan regresi berganda melalui perhitungan operasi matriks dengan metode pengamatan pada panjang gelombang berganda yang dipilih adalah 219 nm, 229 nm, 239 nm, 249 nm, dan 259 nm. Pemilihan panjang gelombang berdasarkan dari panjang gelombang yang mulai memberikan serapan sampai hampir tidak memberikan serapan, dimana konsentrasi larutan yang dipakai serapannnya memenuhi hukum Lambert dan Beer yaitu 0,2-0,8. Penentuan panjang gelombang analisis dengan memilih lima panjang gelombang secara variabel bebas (Andrianto, 2009).

(4)

baku (standard addition method) dan uji presisi (ketelitian) dengan parameter

Relative Standard Deviation (RSD).

Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini akan dilakukan penetapan kadar deksklorfeniramin maleat dan betametason pada sediaan tablet secara spektrofotometri ultraviolet dengan metode panjang gelombang berganda menggunakan pelarut metanol.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. apakah pelarut metanol p.a dapat digunakan untuk analisis kadar campuran

deksklorfeniramin maleat dan betametason dengan menggunakan spektrofotometri ultraviolet metode panjang gelombang berganda?

b. apakah kadar campuran dekslorfeniramin maleat dan betametason dalam sediaan tablet yang ditetapkan dengan metode spektrofotometri UV metode panjang gelombang berganda memenuhi persyaratan kadar yang ditetapkan Farmakope Indonesia Edisi V (2014)?

1.3 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka dibuat hipotesis sebagai berikut: a. pelarut metanol p.a dapat digunakan untuk analisis kadar campuran

deksklorfeniramin maleat dan betametason dengan menggunakan spektrofotometri UV metode panjang gelombang berganda.

(5)

panjang gelombang berganda memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia Edisi V (2014).

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan hipotesis diatas, maka dibuat tujuan sebagai berikut:

a. untuk melakukan analisis kadar deksklorfeniramin maleat dan betametason dengan pelarut metanol p.a menggunakan spektrofotometri ultraviolet metode panjang gelombang berganda.

b. untuk membandingkan hasil yang diperoleh pada penetapan kadar deksklorfeniramin maleat dan betametason menggunakan spektrofotometri ultraviolet metode panjang gelombang berganda dengan persyaratan Farmakope Indonesia Edisi V (2014).

1.5Manfaat Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi permainan Mata Jeli yang dibuat dengan menggunakan JavaScript ini dapat memberi kemudahan kepada user yang ingin memainkan sebuah permainan yang tidak rumit dan sederhana

(1) Perselisihan kerjasama desa dengan pihak ketiga dalam satu. kecamatan difasilitasi dan diselesaikan

PEDOMAN BILATERAL EXCHANGE PROGRAM JSPS/DG-RSTHE JOINT RESEARCH PROJECTS TAHUN 2018 5 Pelamar dari Indonesia (poin 3a) mengusulkan dokumen yang dipersyaratkan (poin 3c) dan telah

[r]

2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang - Undang Nomor 3 Tahun

[r]

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-3/W3, 2015 ISPRS Geospatial Week 2015, 28 Sep – 03 Oct 2015, La

Tahun 2013 - 2018 yang selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kerja Tahunan. untuk menjamin konsistensi dan kontinuitas program, kegiatan