• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Kadar Besi, Kalsium, Magnesium, dan Seng Dalam Buah Oyong (Luffa acutangula (L.) Roxb) Segar dan Direbus Secara Spektrofotometri Serapan Atom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penetapan Kadar Besi, Kalsium, Magnesium, dan Seng Dalam Buah Oyong (Luffa acutangula (L.) Roxb) Segar dan Direbus Secara Spektrofotometri Serapan Atom"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan Oyong (Luffa acutangula (L.) Roxb 2.1.1 Daerah Tumbuh

Oyong (Luffa acutangula (L.) Roxb ) atau ridged gourd, disebut juga gambas. Tanaman ini termasuk dalam famili Cucurbitaceae, berasal dari India, namun telah beradaptasi baik di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Bagian yang dapat dimakan dari gambas adalah buah muda, daunnya digunakan untuk lalap atau dapat juga digunakan untuk obat demam (Edi dan Bobihoe, 2010).

Tanaman oyong merupakan tanaman setahun dan tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi, dapat ditanam disawah dan tegalan. Tanaman ini merupakan tanaman yang memanjat. Tanaman oyong membutuhkan iklim yang kering, dengan ketersediaan air yang cukup sepanjang musim. Lingkungan tumbuh ideal bagi tanaman oyong adalah di daerah yang bersuhu 18-24oC. Tanah yang paling ideal bagi budidaya oyong adalah jenis tanah liat berpasir (Edi dan

Bobihoe, 2010).

Untuk mendapatkan hasil yang optimal, tanaman ini membutuhkan tanah

yang subur, gembur, banyak mengandung humus, beraerasi dan berdrainase baik,

(2)

2.1.2 Nama Daerah dan Nama Asing

Oyong dikenal dengan nama asing sidegourd atau towelgourd (inggris). Dan nama Indnesia (daerah) ialah gambas atau oyong (Smith, 2002).

Menurut Dashora, dkk., 2013 di India sendiri ada beberapa sebutan nama untuk tumbuhan oyong antara lain:

Sanskrit : Gantali Bengali : Zinga

English : Ribbed gourd 2.1.3 Morfologi Tumbuhan

Menurut Dashora, dkk., 2013, tumbuhan oyong memiliki morfologi sebagai berikut:

Daun : Tangkai daun berwarna kuning kecoklatan, panjang 3-8 cm, beberapa membelit berbulu halus dan berlekuk sementara helaian daunnya bewarna hijau redup atau terang, panjang 6-9 cm, kasar dan lebar. Bunga : Bunga jantan dengan panjang 1,3 cm, bewarna kuning kehijauan,

berkelompok dalam tandan dan ketiak daun. Ada tiga benang sari dan mahkota berwarna kuning , bunga betina tumbuh tunggal dan juga terbentuk pada ketiak daun yang sama, panjang pedikel 5-10 cm. Buah : Bulat telur , silinder atau berbentuk sudut, pucat coklat kekuningan,

panjang 9-12 cm, lebar 2-4 cm, besar dan bersudut lebih banyak dengan cuping yang lebih beragam, ada tiga ruang yaitu bagian dalam adalah berserat dan bagian luar mudah dilepas.

(3)

Batang : Kuning kecoklatan, tebal 0,2-0,4 cm, bersudut 5, tak bercabang dan bersulur.

Akar : Kuning - kecoklatan, silinder, panjang 8-12cm, tebal 0,5-0,7 cm, memanjang, keriput,dan akar adventif.

2.1.4 Sistematika Tumbuhan

Menurut Dashora (2013) dan LIPI, sistematika tumbuhan oyong adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Cucurbitales Famili : Cucurbitaceae Genus : Luffa

Spesies : Luffa acutangula (L.) Roxb 2.1.5 Kandungan dan Manfaat Tanaman Oyong

(4)

Kandungan nutrisi yang terdapat dalam 100 gram buah oyong adalah kalori (18 kal), protein (0,8 g), lemak (0,2 g), karbohidrat (4,1 g), kalsium (19 mg), fosfor (33 mg), besi (0,9 mg), vitamin A (380 mg), vitamin B1 (0,03 mg), vitamin C (8 mg) (Lingga, 2010). Buah oyong berkhasiat sebagai pengobatan radang telinga, batuk, batuk rejan, bronchitis, terkilir/keseleo dan kudis (Smith, 2002). Selain itu, biji tanaman oyong mengandung lemak jenuh dan tak jenuh seperti asmam palmitat, stearate, oleat, linoleat dan buah tanaman oyong mengandung kukurbitasi B, E dan olenat (Dashora, dkk., 2013).

2.2 Mineral

Mineral merupakan unsur esensial bagi fungsi normal bagian enzim dan sangat penting dalam pengendalian komposisi cairan tubuh 65% adalah air dalam bobot tubuh. Air merupakan tempat semua metabolism berlangsung. Kehilangan air terjadi melalui udara pernafasan di samping lewat keringat, urin dan feses yang berarti juga kehilangan mineral. Mineral merupakan konstituen esensial pada jaringan lemak, cairan dan steletan (yang mengandung mineral tubuh dalam proporsi yang besar) (Budiyanto, 2001).

(5)

gizi dibagi dalam dua kategori, yaitu unsur-unsur makronutrien (> 0,005% berat badan) dan unsur-unsur mikronutrien (< 0,005% berat badan) (Poedjiadi, 1994).

Unsur-unsur mineral yang telah terbukti essensial dalam makanan ada kurang lebih tujuh belas. Analisis abu mineral menunjukan bahwa ada lebih dari dua puluh macam unsur yang terdapat dalam tubuh yaitu: kalsium, fosfor, kalium, sulfur, natrium, klor, magnesium, besi, seng, selenium,, mangan, tembaga, iodium, molibden, kobalt, krom, fluor, dan sedikit vanadium, barium, brom, stronsium, emas, perak, nikel, aluminium, timah, bismuth, gallium, silicon, arsen dan lain-lain. Sebagian besar mineral terdapat dalam tulang, dan kurang lebih kandungan mineral tubuh adalah 4% (Poedjiadi, 1994).

Menurut Budiyanto (2001), mineral dalam tubuh memiliki tiga fungsi yaitu:

1. Mineral merupakan konstituen tulang dan gigi, yang memberikan kekuatan serta iriditas kepada jaringan tersebut misalnya: Fe, P dan Mg.

2. Mineral membentuk garam-garam yang dapat larut sehingga dapat mengendalikan komposisi cairan tubuh. Na dan Cl merupakan unsur penting dalam cairan ekstra seluler dan darah. Sedangkan Fe, Mg dan P merupakan unsur penting dalam cairan intraseluler.

(6)

2.2.1 Besi

Zat besi (Fe) merupakan mikroelemen yang essensial bagi tubuh. Zat terutama diperlukan dalam hemopobesis (Pembentukan darah), yaitu dalam sintesa hemoglobin (Hb). Di samping itu berbagai jenis enzim memerlukan Fe sebagai faktor penggiat (Sediaoetama, 2008). Besi dalam makanan terdapat dalam bentuk besi-hem seperti terdapat dalam hemoglobin dan myoglobin makanan hewani dan besi non-hem dalam makanan nabati (Almatsier, 2004).

Defisiensi besi merupakan gizi yang paling umum terdapat, baik di Negara maju maupun di Negara sedang berkembang. Defisiensi besi terutama menyerang golongan rentan seperti anak-anak, remaja, ibu hamil dan menyusui serta pekerja berpenghasilan rendah. Kekurangan besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya kemampuan kerja, menurunnya kekebalan tubuh dan gangguan peyembuhan luka (Almatsier, 2004).

Zat besi (Fe) lebih mudah diserap dari usus dalam bentuk Ferro. Penyerapan ini mempunyai mekanisme autoregulasi yang diatur oleh kadar Ferritin yang terdapat di dalam sel-sel mukosa usus. Pada kondisi Fe yang baik, hanya sekitar 10% dari Fe yang terdapat di dalam makanan diserap ke dalam mukosa usus, tetapi dalam kondisi defisiensi lebih banyak Fe dapat diserap untuk menutupi kekurangan tersebut (Sediaoetama, 2008).

2.2.2 Kalsium

(7)

tertentu. Tubuh kita memerlukan kalsium selama hidup, tetapi terutama pada maa kanak-kanak, masa mengandung dan laktasi (Poedjiadi, 1994).

Kalsium adalah mineral paling banyak terdapat di dalam tubuh yaitu 1,5-2,5 dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg. Osteoporosis (pengeroposan tulang) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh penurunan masa tulang akibat keseimbangan kalsium negatif di dalam tubuh (Tan dan Rahardja, 2007).

Absorbsi kalsium dibantu oleh vitamin D, vitamin C dan laktosa, sedangkan oksalat dan fitat mengganggu absorbsi kalsium. Kekurangan kalsium dalam diet seseorang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tulang dan gigi, riketsia pada anak-anak dan dapat mengakibatkan osteoporosis (tulang rapuh). Dalam alam sumber kalsium diperoleh dari jaringan-jaringan hewan dan tumbuhan (Poedjiadi, 1994).

2.2.3 Magnesium

Magnesium adalah kation nomor dua paling banyak setelah natium di dalam cairan interselular. Magnesium di dalam alam merupakan bagian dari klorofil daun. Peranan magnesium dalam tumbuh-tumbuhan sama dengan peranan zat besi dalam ikatan hemoglobin di dalam darah pada manusia yaitu untuk pernafasan (Almatsier, 2004).

(8)

Magnesium terutama diabsorpsi di dalam usus halus, kemungkinan dengan bantuan alat angkut aktif dan secara difusi pasif. Pada konsumsi magnesium yang tinggi hanya sebanyak 30% magnesium diabsorpsi, sedangkan pada konsumsi rendah sebanyak 60%. Absorbsi magnesium dipengaruhi olehfaktor-faktor yang sama yang mempengaruhi absorpsi kalsium kecuali vitamin D tidak berpengaruh (Almatsier, 2004).

2.2.4 Seng

Seng merupakan mineral mikro yang dibutuhkan oleh tubuh. Sebagian besar seng berada didalam hati, pankreas, ginjal, otot dan tulang. Seng berperan dalam pemeliharaan keseimbangan asam basa dengan cara membantu mengeluarkan karbon dioksida dari jaringan serta megangkut dan mengeluarkan karbon dioksida dalam paru-paru pada pernafasan (Almatsier, 2004).

Jumlah seng dalam jaringan tubuh orang dewasa adalah 2-4 g. Jumlah seng yang dibutuhkan setiap hari yaitu 6-22 mg. Seng merupakan komponen sejumlah enzim ( seperti enzim alcohol dehydrogenase, laktat dehydrogenase, malat dehydrogenase, karboksipeptidase A dan B). Kekurangan enzim pada hewan menyebabkan kelainan serius, jika kadar seng tinggi menyebabkan keracunan (Belitz, et al., 2009).

2.3 Spektrofotometri Serapan Atom

(9)

memberikan kadar total unsur logam dalam suatu sampel dan tidak tergantung pada bentuk molekul dari logam dalam sampel tersebut. Cara ini cocok untuk analisis kelumit logam karena mempunyai kepekaan yang tinggi (batas deteksi kurang dari 1 ppm), pelaksanaannya relatif sederhana, dan interferensinya sedikit (Gandjar dan Rohman, 2009).

Metode spektrofotometri serapan atom berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Cahaya pada panjang gelombang ini mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik suatu atom. Transisi elektronik suatu unsur bersifat spesifik. Dengan absorpsi energi, berarti memperoleh lebih banyak energi, sehingga suatu atom pada keadaan dasar dinaikkan tingkat energinya ke tingkat eksitasi (Khopkar, 1985).

2.3.1 Instrumen Spektrofotometri Serapan Atom

(10)

2.3.1.1 Sumber sinar

Sumber radiasi yang digunakan yaitu lampu katoda yang mampu menghasilkan garis radiasi resonansi sangat tajam. Lampu ini terdiri atas anoda dan katoda dalam suatu tabung silinder borosilikat atau kuarsa yang berisi gas mulia, argon, atau helium pada tekanan rendah. Katoda tersebut berbentuk silinder berongga yang permukaannya dilapisi dengan unsur yang sama dengan unsur yang dianalisis. Pemberian tekanan dengan potensial tinggi pada arus tertentu antara anoda dan katoda, akan menyebabkan gas mulia, memijar sehingga menabrak atom-atom logam katoda hingga terlempar keluar dan tereksitasi dan memancarkan radiasi pada panjang gelombang tertentu yang sama dengan panjang gelombang atom yang dianalisis (Gandjar dan Rohman, 2009; Khopkar, 1985).

2.3.1.2 Tempat sampel

Dalam analisis dengan spektrofotometer serapan atom, sampel yang akan dianalisis harus diuraikan menjadi atom-atom netral yang masih dalam keadaan dasar. Ada berbagai macam alat yang digunakan untuk mengubah sampel menjadi uap atom-atomnya, yaitu:

- Dengan nyala (Flame)

(11)

dengan gas dinitrogen oksida-asetilen suhunya sebesar 3000°C (Gandjar dan Rohman, 2009).

- Tanpa nyala (Flameless)

Pengatoman dilakukan dalam tungku dari grafit. Sejumlah sampel diambil sedikit (hanya beberapa μL), lalu diletakkan dalam tabung grafit, kemudian

tabung tersebut dipanaskan dengan sistem elektris dengan cara melewatkan arus listrik pada grafit. Akibat pemanasan ini, maka zat yang akan dianalisis berubah menjadi atom-atom netral dan pada fraksi atom ini dilewatkan suatu sinar yang berasal dari lampu katoda berongga sehingga terjadilah proses penyerapan energi sinar yang memenuhi kaidah analisis kuantitatif (Gandjar dan Rohman, 2009). 2.3.1.3 Monokromator

Monokromator merupakan alat untuk memisahkan dan memilih panjang gelombang yang digunakan dalam analisis dari sekian banyak panjang gelombang yang dihasilkan lampu katoda berongga (Gandjar dan Rohman, 2009).

2.3.1.4 Detektor

Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui tempat pengatoman (Gandjar dan Rohman, 2009).

2.3.1.5 Readout

Readout merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan sebagai pencatat hasil. Hasil pembacaan dapat berupa angka atau berupa kurva yang menggambarkan absorbansi atau intensitas emisi (Gandjar dan Rohman, 2009). 2.3.2 Gangguan-gangguan pada Spektrofotometri Serapan Atom

(12)

dianalisis menjadi lebih kecil atau lebih besar dari nilai yang sesuai dengan konsentrasinya dalam sampel (Gandjar dan Rohman, 2009).

Menurut Gandjar dan Rohman (2009), gangguan-gangguan yang dapat terjadi dalam spektrofotometri serapan atom adalah sebagai berikut:

1. Gangguan yang berasal dari matriks sampel yang mana dapat mempengaruhi banyaknya sampel yang mencapai nyala.

2. Gangguan kimia yang dapat mempengauhi jumlah/banyaknya atom yang terjadi di dalam nyala.

3. Gangguan oleh absorbansi yang disebabkan bukan oleh absorbansi atom yang dianalisis; yakni absorbansi oleh molekul-molekul yang tidak terdisosiasi di dalam nyala. Adanya gangguan-gangguan di atas dapat diatasi dengan menggunakan cara-cara sebagai berikut:

a. Penggunaan nyala/suhu atomisasi yang lebih tinggi b. Penambahan senyawa penyangga

c. Pengekstrasian unsur yang dianalisis d. Pengekstrasian ion atau gugus pengganggu

4. Gangguan oleh penyerapan non-atomik. Gangguan jenis ini berarti terjadinya penyerapan cahaya dari sumber sinar yang bukan berasal dari atom-atom yang akan dianalisis.

2.4 Validasi Metode Analisis

(13)

bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmita, 2004).

Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode analisis adalah sebagai berikut:

a. Kecermatan (Accuracy)

Kecermatan (accuracy) adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan (Harmita, 2004).

Kecermatan dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu: 1. Metode simulasi

Metode simulasi (Spiked - placebo recovery) merupakan metode yang dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah analit bahan murni ke dalam suatu bahan pembawa sediaan farmasi (plasebo), lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang ditambahkan (kadar yang sebenarnya) (Harmita, 2004).

2. Metode penambahan baku

(14)

b. Keseksamaan (Precision)

Keseksamaan (precision) diukur sebagai simpangan baku relatif atau koefisien variasi. Keseksamaan atau presisi merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen (Harmita, 2004).

c. Selektivitas (Spesifisitas)

Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya yang hanya mengukur zat tertentu secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang ada di dalam sampel (Harmita, 2004).

d. Linearitas dan Rentang

Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon baik secara langsung maupun dengan bantuan transformasi matematika, menghasilkan suatu hubungan yang proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Rentang merupakan batas terendah dan batas tertinggi analit yang dapat ditetapkan secara cermat seksama dan dalam linearitas yang dapat diterima (Harmita, 2004).

e. Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Gambar

Gambar 2.1 Instrumen spektrofotometer serapan atom (Harris, 1982).

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menghindari kristiani ngeyel lebih jauh lagi, maka ini adalah pertanyaan saya kepada kristiani yg masih menganggap bahwa Hukum Taurat Dan Kitab Para Nabi sudah

Tujuan penelitian ini adalah mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan pada klien yang mengalami hipertensi dengan masalah intoleransi aktivitas di ruang krissan RSUD

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Kecamatan

Universitas Negeri

Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga sistem pernapasan diantaranya ialah dengan menggunakan masker jika berada di jalan raya atau ketika sedang bersih-bersih, tidak

Zakat dalam agama Islam pada hakikatnya adalah sebagai bagian dari harta yang dimiliki oleh seorang Muslim yang wajib dikeluarkan atas perintah Allah untuk dipergunakan

Gambar 4 menunjukkan alur dari proses dekripsi, proses dekripsi tersebut dijelaskan sebagai berikut: a) Terdapat ciphertext dan kunci ; b) Mengubah ciphertext dan kunci

PHYSICAL DATA MODEL FK_TRANSAKS_MENGURUSI_PEGAWAI FK_TRANSAKS_TERDAPAT_EVENT FK_TRANSAKS_MELAKUKAN_PELANGGA FK_TIKET_PE_MENGHASIL_RESERVAS FK_PELANGGA_RELATIONS_TIKET_PE