• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Pedoman Teknis Budidaya Ikan Nila O

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Buku Pedoman Teknis Budidaya Ikan Nila O"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

A. Sejarah Ikan Nila

I

kan ini pertama kali dibawa dari Taiwan ke Bogor yakni di Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada Tahun 1969. Setelah diteliti ikan nila disebarkan ke berbagai daerah perikanan dan diberi nama sesuai dengan nama latinnya yakni Nilotica. Dimana nama ini menunjukan daerah asal ikan ini yakni sungai Nil di Benua Afrika. Awalnya ikan ini mendiami hulu sungai Nil di Uganda dan mereka selama bertahun-tahun habitatnya semakin berkembang dan bermigrasi kearah selatan ke hilir sungai melawati danau Raft dan Tanganyika sampai ke Mesir. Ikan ini dengan bantuan manusia sekarang sudah tersebar sampai ke lima benua.

B. Habitat Ikan Nila

(2)

3 bisa hidup di kadar garam sampai 35 % namun ia sudah tidak dapat tumbuh berkembang dengan baik.

(3)

P

erkembangbiakan ikan nila dapat mencapai saat dewasa pada umur 4-5 bulan dan ia akan mencapai pertumbuhan maksimal untuk melahirkan sampai berumur 1,5 – 2 tahun. Pada saat ini ia berumur lebih dari 1 tahun kira-kira beratnya mencapai 800 gram dan saat ini ia bisa mengeluarkan 1.200 – 1.500 larva setiap kali ia mimijah. Dan dapat berlangsung selama 6-7 kali dalam setahun. Sebelum memijah ikan nila jantan selalu membuat sarang di dasar perairan dan daerahnya akan ia jaga dan merupakan daerah teritorialnya sendiri. Ikan nila jantan menjadi agresif saat musim ini.

Pemeliharaan ikan pada lahan payau

(4)

3

Kolam yang siap ditebar benih

C. Kebiasaan Makan Ikan Nila

I

kan nila termasuk dalam ikan pemakan segala atau omnivora. Ikan ini dapat berkembang biak dengan aneka makanan baik hewani maupun nabati. Ikan nila saat ini masih benih, pakannya adalah plankton dan mulut sedangkan jika ia sudah dewasa ia mampu diberi makanan tambahan seperti pelet dan berbagai makanan lain yaitu daun talas. Hal yang harus anda ketahui untuk memelihara ikan nila adalah : Pertumbuhan dari ikan ini sangat bergantung dari pengaruh fisika dan kimia serta interaksinya. Pada saat curah hujan yang tinggi misalnya pertumbuhan berbagai tanaman air akan berkurang sehingga mengganggu pertumbuhan air dan secara tidak lansung mengganggu pertumbuhan ikan nila. Ikan nila juga akan lebih cepat tumbuhnya jika dipelihara di kolam yang dangkal airnya, karena di kolam dangkal pertumbuhan tanaman dan ganggang lebih cepat dibangdingkan di kolam yang dalam.

(5)

---***---A

da yang lain yaitu kolam yang pada saat pembuatannya menggunakan pupuk organic atau pupuk kandang juga akan membuat pertumbuhan tanaman air lebih baik dan ikan nila akan lebih pesat pertumbuhannya. Ikan nila jantan juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan yang betina. Ikan jantan memiliki pertumbuhan 40 % lebih cepat dibandingkan dengan yang betina.

(6)

PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA

S

alah satu factor sangat penting dan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya ikan nila adalah pemilihan lokasi yang tepat untuk menempatkan usaha. Keberadaan lokasi budidaya yang banyak mengandung resiko, bermasalah dan yang tidak memenuhi persyaratan ekologis hendaknya dihindari, karena akan menjadi factor pembatas. Lokasi yang memenuhi persyaratan, secara teknis merupakan asset yang tidak ternilai harganya karena mampu mendukung kesinambungan usaha dan kapasitas produksi.

Pemilihan lokasi kolam

(7)

1. Persyaratan Lokasi Untuk Budidaya Ikan Nila memudahkan pengairan kolam secara gravitasi. c) Ikan nila cocok dipelihara di dataran rendah

sampai agak ketinggian (500 mdpl ).

d) Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Untuk dikolam dan tambak angka kecerahan yang baik antara 20 - 35 cm.

e) Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan bersih, karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan baik di air arus deras.

f) Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6 – 8,5, sedangkan keasaman air (pH) yang optimal adalah 7-8.

g) Suhu air yang optimal berkisar antara 25-30 ºc h) Kadar garam air yang disukai antara 0-35 per mil 2. Membedakan Ikan nila Jantan dan Betina

(8)

25

terdapat satu

lubang untuk

mengeluarkan sperma dan urine

bulan sabit dan berfungsi sebagai tempat keluarnya telur. Lubang

yang kedua terletak

dibelakangnya, berbentuk bulat dan berfungsi sebagai tempat keluarnya urine.

2 Warna badan lebih

cerah Warna badan agak pucat

3 Warna sirip tepi sirip tidak berubah warna dan gerakannya lambat berwarna kuning kehijauan, bagian perut melebar, lunak jika diraba, bagian anus menonjol dan kemerahan.

(9)

---***---Foto Perbedaan bentuk jantan dan betina pada ikan nila

3. Memilih induk yang baik

a) Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kwalitas yang tinggi.

b) Pertumbuhannya sangat cepat.

c) Sangat responsive terhadap makanan buatan yang diberikan

d) Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.

e) Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relative buruk.

(10)

TEKNIK BUDIDAYA IKAN NILA

C

ara budidaya ikan nila terdiri dari beberapa tahapan yang sangat penting untuk diketahui, yaitu mulai dari persiapan kolam/persiapan media, penerbaran benih ikan nila, pemeliharaan pembesaran ( pemupukan dan pemberian pakan ), pencegahan hama penyakit dan masa pemanenan. Untuk mengetahui secara detail tentang langkah-langkah tersebut diatas, maka berikut akan diberikan penjelasannya secara spesifik kepada anda.

3.1. Persiapan Kolam

K

olam adalah salah satu hal yang paling penting untuk membudidayakan ikan nila. Kolam sebagai tempat pembiakan ikan nila perlu dipersiapkan secara maksimal, dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

 Pengeringan kolam;

 Perbaikan pematang, saluran pemasukan dan

pengeluaran;

 Pengapuran dengan ukuran 25 – 100 gr/m²;

 Pemupukan dengan pupuk kandang 500 gram/m², urea 15 gram/m² TSP 10 gram/m²;

 Pengisian air kolam;

 Dapat dilakukan penyemprotan dengan pestisida;  Untuk mencegah hewan/ikan lain masuk, maka

dapat dipasang saringan pada pintu masuk air;

 Masukan air sampai kedalaman 80 – 150 cm,

kemudian tutup pintu pemasukan dan pengeluarannya, biarkan air tergenang;

 Penebaran ikan nila dilakukan setelah 5-7 hari

(11)

Pengapuran pada kolam

3.2. Persiapan Media

(12)

Kolam pasca pengapuran

3.3. Penebaran Benih Ikan Nila.

S

etelah tahapan proses persiapan kolam terlaksana dengan baik, maka pada hari yang kelima sampai hari ketujuh setelah masa pengisian air kolam dilakukan akan dilakukan penebaran benih ikan nila. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah ukuran benih ikan yang disebarkan hendaknya berukuran antara 8-12 cm atau dengan ukuran berat 30 gram/ekor dengan padat tebar sekitar 5-10 ekor/m². Pemeliharaan ikan nila dilakukan selama 6 bulan atau hingga ukuran berat ikan nila sudah mencapai 400 – 600 gram/ekor.

Penebaran benih pada kolam ikan nila

B

enih yang digunakan harus yang berasal dari Unit Pembenihan Rakyat ( UPR ) dan Balai Benih Ikan ( BBI ) dengan alasan lebih baik benih yang digunakan berasal dari Balai Benih Ikan. Selain jumlahnya banyak, ukuran relative seragam serta kualitas dan kontinuitas terjamin. Benih yang sehat tampak dari warnanya cerah, gerakan lincah dan aktif, nafsu makannya tinggi serta tidak ada cacat tubuh.

(13)

---***---K

eberhasilan suatu usaha budidaya diperhatikan dalam pemilihan benih antara lain : - Benih yang dipilih harus dalam kondisi sehat

( tidak sakit atau membawa penyakit );

- Bentuk tubuh normal : organ tubuh lengkap, tidak cacat dan tidak Nampak kelainan bentuk, sehat serta bebes penyakit;

- Gerakan /perilaku ; aktif, Lincah dan bergerombolan, respon terhadap pakan aktif dan sangat responsive.

3.4. Pemeliharaan Pembesaran

(14)

agar bila air dimasukan, maka dapat tersebar secara merata. Setelah semuanya siap, kolam diairi. Mula-mula sedalam 5-10 cm dan dibiarkan 2-3 hari agar terjadi mineralisasi tanah dasar kolam. Lalu tambah air lagi sampai ke dalaman 75-100 cm. kolam siap untuk ditebari bibit ikan hasil pendederan jika fitoplankton telah terlihat tumbuh dengan baik.

Pembesaran ikan nila pada kolam tanah

F

itoplankton yang tumbuh dengan baik ditandai dengan perubahan warna air kolam menjadi kuning kehijauan. Jika diperhartikan, pada dasar kolam juga mulai banyak terdapat organisme renik yang berupa kutu air, jentik-jentik serangga, cacing, anak-anak siput dan sebagainya. Selama pemeliharaan ikan, ketinggian air kolam diatur sedalam 75-100 cm.

P

emupukan susulan harus dilakukan 2 minggu sekali, yaitu pada saat makanan alami sudah mulai habis. Pupuk susulan menggunakan pupuk organik sebanyak 500 kg/ha. Pupuk itu dibagi menjadi empat dan masing-masing dimasukan ke dalam karung, dua buah di kiri dan dua buah disisi kanan aliran air masuk. Dapat pula

(15)

---***---ditambahkan beberapa karung kecil yang diletakan disudut-sudut kolam. Urea dan TSP masing-masing sebanyak 30 kg/ha diletakan di dalam kantong plastic yang diberi lubang-lubang kecil agar pupuk dapat larut sedikit demi sedikit. Kantong pupuk tersebut digantungkan sebatang bambu yang dipancangkan di dasar kolam, posisi terendam tetapi tidak sampai ke dasar kolam.

3.5. Pemberian Pakan

P

emupukan kolam telah meransang tumbuhnya fitoplankton, zooplankton, maupun binatang yang hidup di dasar seperti cacing, siput, jentik-jentik nyamuk dan chironomus (cuk). Semua itu dapat menjadi makanan ikan nila. Namun ikan nila juga masih perlu pakan tambahan berupa pelet yang mengandung protein 30-40 % dengan kandungan lemak tidak lebih dari 3 %.

Pakan yang siap diberikan untuk ikan nila

(16)

sisa-sisa makanan dapur. Umumnya pemberian pakan dilakukan dengan ukuran seperti berikut ini : 1. Protein 20-30 %;

2. Lemak 70 % ( maksimal ); 3. Karbohidrat 63-73 %;

4. Pakannya berupa hijau-hijauan diantaranya adalah :

 Kaliandra

 Kalikina atau kacubung

 Kipat

 Kihujan

P

akan yang diberikan pada ikan berupa pelet kira – kira 3 % berat biomassa per hari. Agar diketahui berat bio massa maka diambil sampel 10 ekor ikan, ditimbang, dan dirata-ratakan beratnya. Berat rata-rata yang diperoleh dikalikan dengan jumlah seluruh ikan yang ada di dalam kolam. Misal, berat rata-rata ikan 220 gram, jumlah ikan 90 ekor maka berat biomassa 220 X 90 = 19.800 gram. Jumlah ransum per hari 3 % X 19.800 gram = 594 gram. Ransum ini diberikan 2-3 kali sehari. Pada dasarnya pakan yang diberikan harus tepat waktu, jumlah, sasaran dan penggunaan terhadap ikan, agar efesiensi pakan terjamin dengan baik. Dan penempatan pakan harus ditempat yang teduh dan kering terhindar dari genangan air, supaya kualitas pakan tetap terjamin.

P

akan buatan yang digunakan berupa pelet dengan kandungan protein lebih dari 30-40 %. Saat ini sudah ada pembudidaya yang menggunkan pakan buatan komersial walaupun belum

(17)

---***---sempurna. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pakan buatan dengan komposisi nutrisi sesuai dengan kebutuhan ikan akan mempercepat pertumbuhan ikan. Perlu diketahui bahwa penggunaan pakan buatan komersial harus menggunakan merk pakan buatan komersial yang telah teregristrasi di Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

Tekstur pakan buatan

K

euntungan pemberian pakan dengan menggunakan pakan buatan antara lain karena lebih praktis, tahan lama (selama penyimpanan dilakukan dengan baik), tidak tergantung musim sehingga ketersediaannya terjamin, tersedia sesuai dengan nilai gizi yang diinginkan serta dalam berbagai ukuran yang disesuaikan dengan umur ikan.

(18)

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

S

alah satu kendala yang sering dihadapi pada kegiatan budidaya ikan nila pada kolam tanah yaitu penyakit. Pemicu terjadinya serangan penyakit antara lain adanya ketidakseimbangan antara daya dukung lingkungan dengan kuantitas produksi dalam satu area budidaya (interaksi tidak seimbang antara ikan, patogen dan lingkungannya). Namun ikan nila termasuk ikan yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Menurut Khairuman dan Amri (2007), hama dan penyakit ikan nila adalah sebagai berikut :

1. Hama

a) Bebeasan (notonecta)

Berbahaya bagi benih karena sengatannya.

Pengendalian : menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.

b) Ucrit (larva cybister)

Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian : Sulit diberantas, hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.

c) Kodok

Makan telur-telur ikan. Pengendalian : Sering membuang telur yang mengapung, menangkap dan membuang hidup-hidup.

d) Ular

Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian

: Lakukan penangkapan dan pemagaran kolam.

(19)

Memakan ikan pada malam hari.

Pengendalian : Pasang jebakan berumpun.

f) Burung

Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian : diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam, diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.

2. Penyakit

a) Penyakit pada kulit

Gejala : pada bagian tertentu berwarna merah, berubah warna dan tubuh berlendir.

Pengendalian :

1. Direndam dalam larutan PK (kalium permanganate) selama 30-60 menit dengan dosis 2 gram/10 liter air, pengobatan dilakukan berulang 3 hari kemudian.

2. Direndam dalam negovon (kalium permanganate) selama 3 menit dengan dosis 2-2,5 %.

ikan yang terserang penyakit pada kulit

(20)

Gejala : tutup insang bengkak, lembar insang pucat/keputihan. Pengendalian : sama dengan di atas.

c) Penyakit pada organ dalam

Gejala : perut ikan bengkak, sisik berdiri, ikan tidak gesit.

Pengendalian : Sama dengan di atas.

Penyakit pada kulit dan organ dalam

S

ecara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan nila :

1. Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.

2. Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.

3. Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas

4. Sistem pemasukan air yang ideal adalah parallel 5. Tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.

(21)

---***---6. Pemberian pakanm cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.

7. Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar. 8. Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus

(22)

PANEN DAN PENGANGKUTAN

P

anen dan pengangkutan merupakan kegiatan akhir budidaya sehingga tidak kalah penting dengan kegiata lain. Kesalahan dan keteledoran dalam pemanenan dan pengangkutan bisa menyebabkan target produksi tidak tercapai. Umumnya penanganan pascapanen ikan nila dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar.

1. Penanganan ikan hidup.

Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai kekonsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain :

a) Dalam pengangkutan pergunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20ºC

b) Waktu pengangkutan adalah pada pagi hari atau pagi hari.

c) Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.

2. Penanganan ikan segar

I

kan segar nila merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain : a) Penangkapan harus dilakukan harus hati-hati

agar ikan tidak luka.

(23)

c) Wadah pengangkutan harus bersih dan tertutup.

Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastic. Untuk pengangkutan jarak jauh dugunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.

d) Ikan diletakan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 º C.

Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curah) dengan perbandingan jumlah es dan ikan = 1:1. Dasar kotakm dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm , lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.

(24)

ANALISA USAHA dengan jumlah produksi 600 kg/siklus. Harga pasaran ikan saat ini untuk ikan nila Rp. 20.000,-/kg. Analisis biaya pembesaran ikan nila adalah sebagai berikut :

6.1. Ikan Nila

Tabel 1.

Pembiayaan Usaha Budidaya Ikan Nila

N

o Uraian Byk Satuan Total (Rp)

1. Biaya Investasi

b. Pakan ikan (pelet) 16.00

(25)

00,-c. Tenaga kerja 12 bulan 2

orang 500.000,- 12.000.00

0,-d. Obt-obatan dan Vitamin 1

paket 2.000.000 2.000.000,

-Total Biaya Produksi 218.000.0

00,-Total Biaya Investasi dan

Produksi 226.000.0

00,-6.2. Perhitungan Laba Rugi

Tabel 2.

Perhitungann Analisa Biaya Ikan Nila

Uraian Jumlah (kg) Satuan ( Rp) Total ( Rp )

Penjualan (kg) 24.000 20.000/kg

480.000.000,-Biaya

226.000.000,-Pendapatan

254.000.000,-6.3. Break Even Point/BEP

BEP volume produksi= Total Biaya

Harga Satuan=

Rp.226.000 .000

Rp.20.000 =11.300kg

Hal ini mengandung pengertian, titik balik modal akan tercapai bila polume produksi sebesar 11.300 kg.

BEP harga produksi= Total Biaya

total produksi=

Rp.226 .000 .000

Rp.24 .000 =9416,66/kg

Hal ini mengandung pengertian bahwa titik balik modal akan tercapai bila harga produksi Rp. 9,417/ kg ( angka dibulatkan ).

(26)

R

Pengembalian modal= total biaya

keuantunganx100=

Rp.226 .000.000

Rp.254 .000.000x100=88,9

Hal ini berarti bahwa, modal yang dikeluarkan pada usaha ini dapat dikembalikan dalam waktu 0,89 kali periode produksi (angka dibulatkan).

6.6. Efisiensi Pengunaan Modal

Efisiensi penggunaan modal=keuntungan

total biaya x100

Rp.254.000,− ¿

Rp.226 .000 .000x100=1,12

¿ ¿

Mengandung pengertian bahwa keuntungan yang diperoleh dapat mencapai 1,12 % dari total biaya.

(27)

---***---DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Nila (Buku 1). Direktorat Bina Produksi, Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian, Jakarta. 1989.

Cholik, F. Artati dan Rahmat Arifin. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Kolam Ikan. 1991.

Hassanudin Saanin. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta Jakarta. 1992

Puslitbang Perikanan. Petunjuk Pengoperasian Unit Sarana Pembesaran Ikan Nila. 1988.

Adi. 2010. Budi Daya Ikan Nila Merah. http://adilele-blongspot.com/2010/05/budi daya ikan nila merah.html.

http://msyban.wordpress.com/2007/10/29/budi-daya-ikan-nila-merah-secara-intensif.

Amri, K. 2008. Morfologi Ikan Nila. Agromedia Pustaka

Arie, U. 2001. Pembenihan dan Pembesaran Ikan Nila Gift. Penebar Swadaya. Jakarta.

Carman. O. dan Sucipto A. 2010. Panen Ikan Nila 2,5 Bulan. Penebar Swadaya. Jakarta

Djarijah. A. S. 2002. Budidaya Nila Gift Secara Intensif. Kanisius. Yogyakarta.

Direktorat Usaha, 2010. Ditjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

Fatimah, D. E. 2010. Meraup Untung Besar Dari Budidaya Nila . Lyly Publisher.Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1.Pembiayaan Usaha Budidaya Ikan Nila
Tabel 2.Perhitungann Analisa Biaya Ikan Nila

Referensi

Dokumen terkait

Pembenihan ikan Nila dilakukan dukolam (outdoor hatchery) kontruksi kolam terbuat dari bahan beton/semen atau tanah. Padat penebaran induk, untuk tiap pasang induk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strain ikan nila (nila larasati, gift, gesit) yang berbeda pada sistem budidaya minapadi terhadap pertumbuhan,

Melalui program persilangan antar stain ikan nila yang memiliki laju pertumbuhan terbaik (Red NIFI, NIRWANA, dan BEST) dengan ikan mujair diharapkan dapat membentuk ikan nila

Salah satu jenis ikan budidaya yang berkembang pesat di Indonesia adalah ikan nila ( Oreochromis niloticus ). Indonesia berada pada peringkat empat negara produsen

Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) Untuk mengetahui berapa besar pendapatan pada daerah penelitian.(2)Untu mengetahui Strategi pengembangan usaha budidaya Tambak Ikan Nila

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana teknik budikdamber serta megetahui pertumbuhan ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dan ikan nila hitam

Oleh karena itu faktor kritis dalam keberhasilan budidaya Ikan Nila tradisional adalah dengan mempertimbangkan biaya pupuk kandang (sebagai biaya utama), DO pagi

31 https://jurnal.unsil.ac.id/index.php/dhigana Pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui budidaya ikan nila Empowering the community’s economy through tilapia fish farming Dian