• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Jaringan Sosial Dalam Pening

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemanfaatan Jaringan Sosial Dalam Pening"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Pemanfaatan Jaringan Sosial Dalam Peningkatan Kinerja CRM

Perusahaan

Elvi ¹, Siswono²

¹Mahasiswa Jurusan Komputer Akuntansi ,Binus University

²Dosen Pembimbing

Jl.Kebon Jeruk Raya No.27 Kemanggisan Jakarta Barat 11530

Elvi21_guo@yahoo.com , sisbinus@yahoo.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan manfaat jejaring sosial bagi perusahaan dalam mengelola CRM. Metodologi yang digunakan adalah metode kualitatif dengan melakukan studi pustaka, mengumpulkan data pada situs jurnal online dan menganalisa kasus nyata yang terjadi. Jejaring Sosial merupakan media yang paling efektif untuk mengetahui tren bisnis yang sedang berkembang. Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan jumlah pengguna jejaring sosial terbanyak ke empat di dunia. Melalui situs tersebut, pelanggan yang dapat merasa percaya akan secara terbuka menyatakan tingkah laku mereka seperti apa yang mereka sukai dan tidak sukai. Tren pengelolaan CRM seperti ini dinamakan dengan CRM 2.0 yang mulai muncul pada tahun 2007. Tren CRM 2.0 tidak akan mungkin dikelola hanya menggunakan DBMS biasa. Data yang sangat besar harus bisa diakses dengan cepat dan diolah menjadi informasi yang berkualitas. Sehingga, perusahaan perlu menerapkan teknologi baru yang dinamakan Big Data. Teknologi ini memanfaatkan In-Memory Computing (IMC). Di Indonesia sendiri, tren yang baru mulai digunakan adalah tren Cloud Computing. Diharapkan Big Data akan mulai masuk ke Indonesia mengingat Indonesia merupakan negara pengguna jejaring sosial yang besar.

Kata kunci : CRM, Jejaring Sosial, Informasi Berkualitas,Big Data, IMC.

ABSTRACT

The purpose of this study is to explain the benefits of social networking for companies in managing CRM. The methodology used a qualitative method to sudy literature, collecting data on the online journal site and analyze real case that happened. Social networking is the most effective medium to know the trend of growing business. In addition, Indonesia is the country with the fourth highest number of social

networking users in the world. Through the site, customer can fell free to declare their behavior like things they like and don’t like. CRM management trends such as this is called CRM 2.0. Trends in CRM 2.0 can not be managed using regular DBMS. A very large data must be accessed quickly and processed into quality information. Thus, companies need to implement new technology called Big Data. This technology utilizes In-Memory Computing (IMC). In Indonesia, a new trend is starting to use Cloud Computing. Big data will be expected to come to Indonesia because it has many social networking users.

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

CRM merupakan pendekatan yang menarik dalam dunia bisnis modren. CRM tidak hanya sekedar menggunakan software untuk mengatur hubungan dengan customer. CRM juga berhubungan dengan strategi-strategi yang diterapkan oleh perusahaan untuk mempertahankan customer yang ada dan menambah daftar customer yang sudah ada. Dalam perusahaan, customer tidak hanya sebagai agen eksternal yang meminta kebutuhannya untuk dipenuhi. Customer juga merupakan partner bagi perusahaan untuk meningkatkan layanan yang diberikan perusahaan. Customer menjadi kunci bagi perusahaan untuk menetapkan standar kualitas pelayanan. Untuk menetapkan standar tersebut, perusahaan harus mampu menyerap informasi yang mereka dapat tentang customer. Oleh karena itu, sistem yang mampu untuk menganalisa data customer dalam jumlah besar menjadi perangkat yang paling dicari oleh perusahaan. Mengingat peluang tersebut, banyak perusahaan berbasis IT menawarkan berbagai sistem yang menyajikan informasi yang berkualitas. Informasi yang berkualitas mempengaruhi efektivitas dan efisiensi proses bisnis.

Rumusan Masalah

Penggunaan teknologi dalam menerapkan CRM yang terkontrol dengan baik sudah merupakan hal yang mutlak. Namun, perusahaan perlu mempertimbangkan model teknologi apa yang akan mereka pakai. Perusahaan yang berskala besar perlu menambah kapasitas storage untuk menampung data

customer mereka yang jauh lebih beragam. Ditambah lagi dengan perkembangan teknologi saat ini, perusahaan tidak hanya sekedar menganalisa tingkah laku customer mereka. Perusahaan juga perlu menganalisa tingkah laku masyarakat yang akan menjadi calon customer mereka. Analisa yang dilakukan tidak hanya dengan memanfaatkan data customer yang bisa diperoleh dengan memberikan kuisioner atau menanyakan secara langsung. Perkembangan jaringan sosial yang pesat juga dapat menjadi bahan untuk menganalisa tingkah laku masyarakat. Jaringan sosial menjadi bahan yang paling mudah dicari untuk menemukan informasi berkaitan dengan gaya hidup dan gaya konsumen. Hampir semua kalangan menggunkan jaringan sosial untuk mengekspresikan isi pikiran mereka.

Menghadapi perkembangan jaringan sosial yang terus berkembang membuat perusahaan mencoba menawarkan sistem yang mampu menampung data berskala besar dan jauh lebih besar daripada database yang ada saat ini. Sistem ini dinamakan Big Data. Perusahaan dapat menjaga hubungan baik dengan customer dengan memperhatikan apa yang menjadi keluhan mereka. Keluhan tersebut tidak hanya menyangkut produk yang ditawarkan perusahaan. Namun, keluhan juga dapat berhubungan dengan hal lain yang mungkin dapat menjadi ide bagi perusahaan untuk berinovasi dalam menawarkan produk atau jasa. Perusahaan yang mampu menangkap peluang pasar yang baru akan lebih maju selangkah dibandingkan kompetitor mereka. Melihat peluang tersebut, tidak heran jika banyak perusahaan seperti IBM mencoba menawarkan teknologi tersebut. Dan dalam hal ini, Fern Halper mengatakan, “At IBM, Big Data is about ‘the art of possible.’……The company is certainly a leader in this space.” Oleh karena itu, perusahaan harus dapat memanfaatkan media yang ada secara maksimal. Penggunaan teknologi diharapkan menghasilkan informasi yang berkualitas yaitu, informasi yang menggambarkan tingkah laku setiap konsumen dan terhubung dengan tepat mulai dari hubungan antar data, jenis entitas, atribut, terhadapa jenis entitas, hingga jenis entitas dengan sub-jenis entitas.

(3)

Tujuan Penelitian

Pembahasan materi ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa perusahaan harus mau mengubah cara pandang mereka dalam melayani pelanggan. Perusahaan tidak boleh terus bertahan dengan cara yang lama dalam melayani pelanggan. Penelitian ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi yang dimanfaatkan oleh perusahaan akan mendorong kemajuan bagi perusahaan itu sendiri. Perusahaan bisa saja bertahan dengan cara lama. Namun, perusahaan akan ditinggal oleh pelanggannya. Penelitian ini juga bertujuan untuk menggambarkan bahwa penggunaan jaringan sosial sebagai sarana untuk meningkatkan pelayanan CRM perusahaan akan memberikan dampak yang sangat signifikan. Media tersebut memberikan gudang data yang sangat besar bagi perusahaan sehingga menjadi aset yang berharga bagi perusahaan dalam menentukan strategi bisnisnya. Untuk menganalisa data yang begitu besar, perusahaan perlu menerapkan Database yang sangat besar namun tetap cepat dalam menyimpan data.

METODE

Metode penelitian yang digunakan berupa metode kualitatif. Penulis melakukan studi pustaka , dan mencari bahan yang ada di jurnal online. Pada pembahasan, penulis juga memaparkan kasus nyata yang terjadi pada dunia bisnis. Penelitian dilakukan dengan menganalisa data kuantitatif dan data kualitatif dari sumber tertentu. Penelitian mengarah ke perusahaan secara general, terutama yang ada di Indonesia, termasuk bagaimana tingkat kesiapan perusahaan tersebut untuk menggunakan teknologi Big Data.Penelitian ini akan memaparkan bagaimana sebuah jaringan sosial yang dimanfaatkan dengan baik, memberikan dampak yang luar biasa pada perusahaan. Sehingga, media tersebut menjadi tren baru dalam dunia bisnis Indonesia.

HASIL dan PEMBAHASAN

1. Pengenalan CRM

CRM (Customer Relationship Management) adalah sebuah manajemen yang menarik. CRM merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam memperoleh keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. CRM tidak hanya diterapkan lagi dalam perusahaan berskala besar. Tetapi juga diterapkan oleh perusahaan menengah. CRM yang baik adalah CRM yang terintegrasi dengan strategi perusahaan, metodologi bisnis, dan teknologi untuk mencapai tujuan organisasi yaitu beroperasi dalam lingkungan

customer driven. Tidak ada bisnis yang dapat bertahan tanpa memahami seperti apa cutomer mereka. CRM dapat dipandang sebagai software yang menyimpan, menganalisa, dan mengatur hubungan dengan pelanggan. CRM juga dapat dipandang sebagai manajemen dalam menjaga hubungan baik dengan customer dengan berdasarkan strategi dan tujuan organisasi.

Harapan untuk Sistem CRM terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Pada awalnya CRM diimplementasi hanya untuk mendapat data pelanggan lalu digunakan untuk analisa bagian mana dari produk atau layanan dari perusahaan yang memiliki arti penting bagi pelanggan. Sistem ini pada awalnya menemui kelemahan diantaranya tidak adanya informasi tidak disaring untuk tingkat manajemen. Sehingga pengetahuan yang diperoleh tidak dilengkapi dengan strategi perusahaan. Sehingga tatkti perusahaan dipisah dari pengetahuan tentang pelanggan.

CRM generasi kedua mulai mengalami peningkatan pada teknik pengumpulan data dan analisis. CRM dapat membantu perusahaan mendapatkan gambaran nilai ekonomi dari hubungan dengan pelanggan. Perusahaan juga dapat mengutilisasi hasil analisa untuk mengkostumisasi proses sehingga lebih efisien dan efektif. Manajemen juga mempunyai akses terhadap pengetahuan dari CRM dan digunakan untuk memahami secara penuh lingkungan bisnis saat ini dan sebelumnya. Sehingga, perusahaan dapat menentukan arah bisnis mereka.

(4)

dengan lebih efektif dan efisien, dan menentukan kapan waktu yang tepat untuk melakukan iklan. Tidak jarang, Data Mining yang dilakukan oleh perusahaan bahkan cenderung melewati batas privasi pelanggan sendiri. Ditambah lagi, perkembangan teknologi di dunia internet yang berkembang dengan pesat membuat data diri pelanggan secara tidak langsung dibuka untuk tujuan komersial.

Teknologi yang ada mendorong munculnya “Institusi Baru” yaitu “Institusi Pengetahuan Teknologi Informasi Baru.” Pada lembaga tersebut, terdapat pakar – pakar yang bertujuan menawarkan jasa khusus untuk menganalisa industry. Mereka akan menentukan batasan dan kebijakan yang dimungkinkan dalam mendukung bisnis perusahaan. Lembaga ini dapat menjadi pilihan bagi perusahaan dalam melakukan outsource untuk CRM mereka.

Dalam penerapan CRM, perusahaan harus memahami bahwa CRM bukan berarti akan langsung memberi manfaat setelah dibeli. Perusahaan harus mampu menerapkan CRM hingga ke level “enterprises”. Namun, banyak perusahaan yang tidak menerapkan CRM hingga ke level tersebut. Menurut pengurus penelitan pada perusahaan Healthcare Industry Research and Advisory Services, Joanne Galimi, alasan utama perusahaan tidak menerapkan hal tersebut adalah ketidakmampuan untuk melihat “Big Pictures”, dan luasnya perubahan yang harus dilakukan, dan kurangnya kerangka kerja strategis. Disamping itu, jumlah silos yang banyak di perusahaan juga mempengaruhi tingkat kesulitan implementasi hal tersebut. Oleh karena itu, dalam menerapkan CRM, perusahaan harus merencanakan arsitektur CRM yang sesuai dengan perusahaan, teknologi, dan strategi infrastruktur. Dan dalam membangun strategi CRM harus memperhatikan bahwa strategi tersebut mendukung arah dan tujuan financial perusahaan, menetapkan strategi pemasaran dalam mencapai tujuan, menggambarkan bagaimana perusahaan membangun hubungan dengan pelanggan yang bernilai dan pelanggan yang setia, menetapkan tujuan dan matriks yang diperlukan untuk memperoleh, membangun dan mempertahankan target pelanggan.

2. CRM di Masa Sekarang

CRM hingga saat ini dapat terus berkembang hingga ke bentuk yang tidak lagi sama dengan generasi sebelumnya. CRM juga bukan hanya bagian yang hanya ada di perusahaan besar. Perusahaan menengah bahkan juga menerapkan CRM dengan skala yang sesuai dengan perusahaan. Penerapan tersebut mendorong perusahaan mencapai profit yang jauh lebih besar dari pada perusahaan lainnya. Sebab, akan lebih murah dan lebih efektif bagi perusahaan untuk menjual produk kepada pelanggan lama daripada mencari dan mendekati pelanggan yang baru.

CRM mengurangi pada tiga isu dasar yaitu:

- Penemuan (Discovery). Menemukan pelanggan dan apa yang mereka butuhkan.

- Dialog (Dialogue). Berhubungan dengan komunikasi dalam hubungan dengan pelanggan. - Disiplin (Discipline). Menerapkan perangkat yang memungkinkan perusahaan terus berkomunikasi dengan pelanggannya.

CRM pada tahun 2007-2008 mengalami peningkatan yang substansial. CRM mulai mengalami transformasi dan dinamakan CRM 2.0 atau CRM Sosial. Strategi CRM juga mengalami perubahan dari strategi yang fokus pada transaksi pelanggan menjadi strategi yang melibatkan transaksi pelanggan dan interaksi pelanggan. Keberhasilan pada strategi ini akan menambah infomasi yang sangat berguna untuk pemahaman pelanggan.

(5)

dan tren tersebutu terus berlanjut hingga saat ini.

Menurut ComScore, Facebook memiliki dua ratus juta pengunjung unik di bulan Desember 2008 saja. Angka-angka ini mencerminkan bahwa media tersebut tidak hanya mengubah interaksi antara perusahaan dan pelanggan, tetapi juga menjadi pendekatan baru dalam memperoleh infomasi bagi pelanggan. Sehingga, tidak mengherankan Facebook menjadi sarana untuk melakukan iklan produk dan layanan perusahaan.

Menghadapi perubahan ini, perusahaan harus mencari cara baru dalam berinteraksi dengan pelanggan. CRM tidak lagi cukup jika hanya menangkap data pembelian pelanggan dan mengidentifikasi pola pembeliannya. Oleh karena itu, terdapat perbedaan mendasar antara CRM tradisional dengan CRM 2.0.

Tabel 1. Perbandingan CRM Tradisional dengan CRM 2.0

Sumber : Greenberg, P. (2010). The impact of CRM 2.0 on customer insight. The Journal of Business & Industrial Marketing, 25(6), 410-419. doi:http://dx.doi.org/10.1108/08858621011066008

Fitur CRM tradisional Fitur CRM 2.0 Definisi : CRM adalah filosofi dan strategi bisnis

perusahaan yang didukung oleh sistem dan teknologi, didesain untuk meningkatkan interaksi antar manusia dalam lingkungan bisnis.

Definisi : CRM adalah filosofi dan strategi bisnis perusahaan yang didukung oleh sistem dan teknologi, didesaink untuk berhubungan dengan customer dalam kolaborasi interaktif yang

Fokus pada hubungan perusahaan- pelanggan. Fokus pada semua iterasi hubungan dan khususnya fokus pada identifikasi, berhubungan, dan pengembangan dan peningkatan produk, layanan, dan hubungan perusahaan- pelanggan.

Customer menghadapi fitur-penjualan, pemasaran dan dukungan.

Customer menghadapi baik fitur dan orang yang bertanggungjawab dalam pengembangan dan pemberian fitur. mengarahkan percakapan antar pelanggan, partisipasi dalam percakapan tersebut.

Hak intelektual dilindungi dengan semua kekuatan hukum yang tersedia.

(6)

3. Pemanfaaatan Informasi dari Jaringan Sosial

Pelanggan dari abad ke dua puluh menjadi pelanggan sosial di abad ke dua puluh satu. Pelanggan tersebut merasa terdorong untuk berbagi informasi dengan rekan-rekan mereka yang mungkin tidak pernah mereka temui. Pelanggan juga dengan mudah memberikan gambar, video tentang apa yang mereka lakukan dan dapat langsung dilihat oleh jutaan orang di dunia karena semakin mudah dan murah teknologi saat ini. Ditambah lagi, munculnya perangkat mobile seperti Black Berry membuat pelanggan dapat dengan mudah masuk ke jaringan sosial.

Dalam memperoleh informasi pelanggan, harus memperhatikan kualitas informasi. informasi yang tidak berkualitas akan menghabiskan biaya yang jauh lebih besar. Kualitas informasi dapat didefinisikan dalam dua jenis:

- Kualitas Informasi Inheren : keakuratan data. Kategori ini menggambarkan seberapa besar tingkat keakuratan dalam menggambarkan objek nyata yang dideskripsikan data. Dengan kata lain. Kualitas informasi inheren berarti data tersebut benar.

-Kualitas Informasi Pragmatis : derajat tingkat kegunaan dan nilai data. Data yang didapat harus mendukung proses bisnis perusahaan. Data dalam Database pada dasarnya tidak memiliki nilai, tapi memiliki nilai potensial. Kualitas informasi pragmatis adalah derajat sebuah data memungkinkan pengetahuan karyawan untuk mencapai tujuan organisasi yaitu efektif dan efisien.

Komponen dalam mengindentifikasi data yang berkualitas dirumuskan dengan formula berikut :

Informasi yang baik harus dapat dipahami , mempunyai nilai data (Data) yang benar untuk mendefinisikan sebuah fakta (Definition) dan presentasinya (Presentation) baik berupa laporan fisik ataupun laporan yang tersimpan dalam komputer mempunyai kualitas yang baik. Kekurangan pada setiap komponen akan membuat kesalahpahaman dan informasi menjadi tidak berguna lagi.

Dalam mengambil data dari jejaring sosial, ada lima komponen utama yang harus dipertimbangkan untuk meningkatkan kemampuan belajar dari bisnis apapun tentang pelanggan mereka. Komponen tersebut adalah :

1. Data

Data yang dikumpulkan tidak hanya berupa data transaksi yang ada di CRM tradisional. Histori pembelian, pengembalian, berapa kali mengunjungi situs e-commerce dan waktu yang dihabiskan pada halaman web yang berbeda, respon pemasaran untuk kampanye, dan data pelanggan mengenai permintaan layanan dan masalah, menjadi bagian penting dalam keseluruhan data yang perlu dimasukkan. Catatan pelanggan dan data luar seperti data perusahaan kompetitif dikombinasikan dengan informasi dari profil individual. Data akan diurai melalui analisa teks dari diskusi di internet, blog-blog, dan percakapan yang berlangsung pada jejaring sosial dan komunitas tertentu.

2. Analisa Sentimen

Digunakan untuk mengetahui perasaan individu dan grup. Dapat berupa sikap pelanggan seperti beraksi postif, negatif, atau netral pada saat tertentu atau perubahan sikap dari waktu ke waktu. Analisa ini juga dapat digunakan untuk mengukur bagaimana efek dari propaganda melalui jaringan dan komunitas sosial. Salah satu contoh penggunaan analisa ini adalah pada SAP. SAP menggunakan Twitter dalam memakai alat analisa yang dapat menemukan diskusi tentang layanan pelanggan di sekitar perusahaan, atau mengetahui diskusi tentang perusahaan tersebut baik yang positif maupun negatif. Jika sudah mencapai kriteria tertentu, maka akan dikeluarkan sebuah peringatan untuk mengambil tindakan.

(7)

Analisa ini akan memberikan tambahan catatan layanan pelanggan yang sebelumnya tidak tersedia.

3. Pengawasan Media Sosial

Media sosial memberikan sumber informasi yang besar. Perangkat CRM Sosial berfokus pada pengawasan media yang biasanya digunakan untuk pemasaran dan hubungan dengan umum. Saat ini, sudah berkembang tren untuk menggunakan perangkat pengawas media sosial untuk melacak layanan pelanggan. Perusahaan seperti Comcast dan Dell alat

microblogging Twitter untuk melacak masalah pelanggan yang didiskusikan di Twitterverse. 4. Profil

Data pribadi sekarang menjadi sangat penting dalam mendapatkan pengetahuan bagaimana pelanggan ingin berinteraksi dengan perusahaan. Data tersebut dapat juga berupa film, hobi, gaya yang disukai dan tidak disukai. Profil menjadi penting untuk menemukan informasi yang berbeda tentang apa yang dibutuhkan oleh pelanggan. Alat yang dapat digunakan untuk memperoleh profil tersebut diantaranya Facebook, LinkedIn.

5. Customers Experience Maps (Peta Pengalaman Pelanggan)

Digunakan untuk melihat apa yang menjadi harapan dan dipikirkan oleh pelanggan. Perusahaan terutama bagian pemasaran sering kali mendapatkan gambaran yang salah tentang pelanggan mereka. Pelanggan akan dianalisa bagaimana interaksinya pada suatu wilayah dengan demografis tertentu.

4. Teknologi Pendukung CRM 2.0

CRM 2.0 sangat bergantung pada informasi pelanggan yang sangat rinci. Sehingga, CRM 2.0 perlu menggunakan teknologi terbaru dalam menampung data dalam jumlah yang sangat besar. Oleh karena itu, Database yang digunakan tidak lagi berupa Database yang sedang dipakai saat ini. Sebagai contoh,pada salah satu media seperti Twitter. Dalam 1 menit saja, sudah muncul ratusan tweet yang baru. Semua tweet ini menjadi aset yang berharga bagi perusahaan. Data yang begitu banyak juga harus mampu ditampung dalam waktu yang singkat.

Untuk mengatasi masalah tersebut muncullah tren baru yang dinamakan Big Data. Teknologi ini merupakan perkembangan dari Database. Big Data adalah kumpulan data yang sangat besar dan kompleks sehingga akan sulit untuk diproses menggunakan Database Management Tools

(DBMS) atau aplikasi pengolah data tradisional. Tren Big Data muncul karena perusahaan perlu mengolah beberapa data tambahan terutama untuk mengetahui tren bisnis yang muncul.

Di samping itu, juga diperlukan komputasi yang jauh lebih inovatif yaitu

In-Memory Computing (IMC). Teknologi ini memungkinkan transaksi yang kompleks dengan kumpulan data yang sangat besar. IMC memungkinkan data dalam volume besar disimpan di DRAM utama computer, bukan di disk elektronik. Perusahaan ternama seperti IBM , Terracotta dan beberapa perusahaan lain mulai menawarkan Big Data mengingat kondisi data yang akan melonjak semenjak jejaring sosial.

Dalam Big Data ada beberapa komponen yang menjadi perhatian : - Volume

Big Data menjadi teknologi yang dapat diandalkan berkat kemampuannya dalam menampung jumlah data yang sangat besar. Sebab, dengan menggunakan jejaring sosial perusahaan akan dipenuhi dengan data yang tumbuh cepat dengan klasifikasi yang berbeda-beda. Dalam Big data, data sekecil apapun tidak boleh dilewatkan karena berpotensial untuk memberikan nilai bagi perusahaan.

(8)

Untuk proses yang sangat sensitif dengan waktu, seperti menangkap kecurangan, Big Data harus mampu menangkap data secepat mungkin. Bahkan waktu 2 menit pun sudah termasuk dalam kategori lama.

- Variety

Big Data harus mampu menampung berbagai jenis data, baik yang terstruktur maupun tidak terstruktur, seperti teks, data sensor, video, click streams, log files, dan lain-lain. Pada saat data tersebut diproses secara bersamaan akan muncul pengetahuan yang baru.

- Veracity

Satu dari tiga pemimpin bisnis tidak percaya dengan informasi yang akan mereka gunakan untuk membuat keputusan. Hal ini tentu saja menghambat pertumbuhan bisnis. Big Data memberikan solusi tersebut dengan memberikan data yang lebih “dekat” dengan pelanggan. Sebab, data diolah melalui media tempat dimana penggunanya selalu menuangkan sikap mereka baik positif, negatif, atau netral.

Big Data memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan. Manfaat tersebut berupa :

- Meningkatkan penjualan

Data pelanggan seperti apa yang mereka suka dan tidak suka, apa yang mereka beli, bersama siapa saat ini, berada di mana saat ini dapat menjadi bahan analisa perusahaan dalam meluncurkan produk berikutnya.

- Hubungan dengan pelanggan

Perusahaan dapat menganalisa dan mengambil keputusan mengenai bagaimana cara mereka membangun hubungan dengan pelanggan. Hal itu seperti, promo apa yang diberikan sehingga dapat mempertahankan loyalitas pelanggan. Sehingga, perusahaan dapat membangun citra baik di mata pelanggan mereka.

- Hubungan dengan Karyawan

Sumber daya manusia merupakan aset yang berharga bagi perusahaan. Data tingkat kepuasan dan ketidak puasan karyawan akan selalu diperhatikan oleh perusahaan. Sehingga perusahaan dapat mempertahankan karyawan mereka dengan memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan karyawan.

Big Data dan Big Memory telah berhasil digunakan oleh sejumlah perusahaan ternama seperti Paypal, VISA, Telstra, Cathay Pacific, BBC, dan lain-lain. Akses data yang cepat membuat perusahaan tersebut dapat mentranasformasikan sejumlah fungsi perusahaan , terutama layanan pelanggan, analitika, dan penjualan. Menurut MicKinsey’s Global Institute, penggunanan Big Data akan menjadi strategi kunci untuk memimpin perusahaan mengalahkan saingan. Bahkan, beberapa perusahaan mampu meningkatkan

margin di operasional hingga 60%.

Dalam menerapkan Big data, harus memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan perusahaan tersebut. Pada perusahaan yang menjalankan Sistem High Performance Computing (HPC) cenderung memiliki kebutuhan yang lebih tinggi untuk akses data dan media penyimpanan. Kecepatan dari supercomputer memerlukan sistem penyimpanan yang sama fleksibel dan efisiennya untuk mendukung arus data yang dihasilkan.

Untuk perusahaan yang beroperasi dengan bandwith yang tinggi dan memerlukan hasil yang cepat, perusahaan perlu mencari sistem pararelling filling seperti Lustre. Sistem tersebut menyediakan skalabilitas untuk kebutuhan sekarang dan yang akan datang sekalgus mengoptimalkan konfigurasi penyimpanan untuk performa yang lebih kuat.

(9)

dapat membantu perusahaan untuk menanamkan investasinya pada infrastruktur IT lain yang menempati posisi strategis dalam perusahaan. Perusahaan perlu mempertimbangkan penggunaan Big Data, dimana pada masa yang akan datang ukuran Petabyte (10

15 ) sudah bukan ukuran yang besar lagi. Oleh karena itu, perusahaan perlu menyediakan infrastruktur yang menunjang dalam menghadapi perubahan teknologi. Sebab, perusahaan yang mampu berinovasi akan dapat bertahan. Perusahaan yang tetap mempertahankan cara lama dalam melayani pelanggan akan ditinggal oleh pelanggannya.

5. Pemanfaatan Big Data Di Indonesia

Untuk menilai bagaimana kemampuan perusahaan di Indonesia dalam mengelola informasi yang ada di jejaring sosial dapat kita lihat dengan pengimplementasian Big Data pada perusahaan. Perusahaan yang benar-benar mengelola informasi tersebut sudah pasti menggunakan Big Data. Pemahaman akan teknologi tersebut dapat dilihat berdasarkan respon pengguna. Berikut hasil survey yang dilakukan oleh ICT Institute.

Grafik 1. Tingkat Pemahaman Big Data dan Pemanfaatannya

(10)

Grafik 2. Tingkat Pemahaman Big Data dan Pemanfaatannya

Sumber : http://fr.slideshare.net/HeruSutadi/hasil-kajian-big-data-di-indonesia#btnNext , diakses pada tanggal 20 Juni 2013

Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa responden yang berasal dari Indonesia khususnya area Jabodetabek mulai mengenal apa itu Big Data. Namun, belum mengetahui manfaatnya apa. Sehingga, Indonesia hanya perlu menunggu waktu untuk mengimplementasikannya. Untuk perusahaan yang ada di Indonesia, pengimplementasian teknologi ini masih sangat minim, yakni 12% saja yang mengimplementasikannya. Menurut survei yang dilakukan oleh SAS dan SourceMedia, 21% perusahaan tidak tahu banyak tentang Big Data, 15 % tidak mengerti tentang manfaatnya, 9% kekurangan dukungan bisnis, 9% kekurangan kualitas data yang baik dalam sistem yang dimiliki. Di samping itu, menurut Riset Trend Micro Incoporated, tingkat keamanan IT untuk perusahaan di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan perusahaan lain di Asia Pasifik. Direksi perusahaan Indonesia kurang memahami pentingnya mengelola keamanan data. Seharusnya, keamanan data menjadi aset bagi perusahaan. Oleh karena itu, wajar jika Big Data sendiri belum dikenal lebih dekat di Indonesia.

Di Indonesia, tren teknologi yang masih baru adalah Cloud Computing. Saat ini, sudah banyak perusahaan yang menyewa layanan IT, sedangkan infrastrukturnya, aplikasi dan platform

dilakukan oleh provider. Sehingga, tren ini menggambarkan tingkat kesadaran perusahaan untuk memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan proses bisnis. Artinya, penggunaan Big Data tinggal menunggu waktunya saja. Sebab, Big Data dapat dimanfaatkan dengan maksimal di Negara Indonesia, dimana penduduknya yang memanfaatkan situs jejaring sosial ini menempati urutan ke empat di dunia. Khusus untuk Indonesia, dimensi dari Big Data tidak hanya 4 V, tetapi mencapai 5 V. 5 V tersebut adalah :

1. Volume : ukuran data yang besar. 2. Velocity: kecepatan akses data.

3. Variety: keberagaman data yang diakses. 4. Veracity: keakuratan data.

(11)

Oleh karena itu, Indonesia perlu adanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas untuk menangani tren bisnis yang muncul. Sehingga, perusahaan dapat menjadi lebih kompetitif dan mampu bersaing dengan perusahaan asing.

DAFTAR PUSTAKA

sAntaraNews, http://www.antaranews.com/berita/372329/jadikan-big-data-aset-perusahaan-dengan-teknologi-in-memory-computing-imc , diakses 18 Juni 2013.

BlogDetik, http://bigdata.blogdetik.com/ , diakses 18 Juni 2013.

Chip,http://chip.co.id/news/apps-press_release/6536/terracotta_hadir_di_indonesia_menawarkan_ solusi_ big_data_dengan_kecepatan_tinggi , diakses 18 Juni 2013.

Chip, http://chip.co.id/news/general/1656/menangani_era_big_data_dengan_cara_yang_benar, diakses 18 Juni 2013.

English, Larry P. ;(1999). Improving Data Warehouse and Business Information Quality. 1

st

Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Galimi, J. (2004). CRM leadership requires a big-picture approach. Managed Healthcare Executive, 14(11), 56. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/212604730?accountid=31532

Greenberg, P. (2010). The impact of CRM 2.0 on customer insight. The Journal of Business & Industrial Marketing, 25(6), 410-419. doi:http://dx.doi.org/10.1108/08858621011066008

IBM.com, http://www-01.ibm.com/software/data/bigdata/ , diakses 16 Juni 2013.

Mark, K. (2002). The shortest distance: CRM's promise: Linking the front end with the backend. Purchasing B2B, , 0. Retrieved from http://search.proquest.com /docview/232472235? accountid= 31532

Motiwalla, F.L. dan Jeff Thompson. (2012). Enterprise System for Management. 2nd Edition. New Jersey :

Pearson Education, Inc.

(12)

RIWAYAT PENULIS

Gambar

Tabel 1. Perbandingan CRM Tradisional dengan CRM 2.0
Grafik 1. Tingkat Pemahaman Big Data dan Pemanfaatannya
Grafik 2. Tingkat Pemahaman Big Data dan Pemanfaatannyahttp://fr.slideshare.net/HeruSutadi/hasil-kajian-big-data-di-indonesia#btnNext

Referensi

Dokumen terkait

merah, kuning, dan biru diletakkan dengan jarak tiga warna antara satu dengan yang lain.  Di antara ketiga warna

Dari total luas hutan yang berubah dari tahun 2002 ke 2014 yang paling besar adalah perubahan ke arah penggunaan lahan kebun campuran.. Penggunaan lahan semak belukar antara

Papah dan Mamah tercinta serta Ketiga Adik - adikku, yang selalu memberikan segala waktunya untuk mengasuh, membimbing dan memberi dukungan sepenuhnya baik

(2) Permohonan pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan dan penghapusan atau mengurangkan sanksi administrasi atas SKPD, SKPDKB, SKPDKBT dan STPD sebagaimana

Informasi yang lebih rinci untuk masing-masing fungsi tersedia pada bab lain dalam panduan ini, atau di layar HP Image Zone Help [Bantuan HP Image Zone] yang menyertai perangkat

”Sebagai manusia, untuk itu mari kita berusaha menjadi khalifah terbaik di hadapan Allah,” demikian diserukan Ustadz Rifhan Halili dalam ceramahnya pada pengajian

Klien dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring lama. Sedangkan eliminasi urine tidak mengalami gangguan, hanya warna urine menjadi kuning

Disarankan untuk: (1) masyarakat yang bermukim di bantaran sungai, dan yang beraktivitas di pasar di sekitar sungai ini, agar mengurangi pembuangan sampah dan tinja ke badan