• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menjadi Khalifah Terbaik di Hadapan Allah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Menjadi Khalifah Terbaik di Hadapan Allah"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Menjadi Khalifah Terbaik di

Hadapan Allah

UNAIR NEWS – Allah menurunkan Alqur’an itu untuk memberikan

pedoman, aturan, dan petunjuk kepada manusia tentang segala hal dalam hidup dan mengelola dunia ini, sehingga manusia tinggal menyesuaikan aturan itu dalam bidang pekerjaan masing-masing. Dalam petunjuk-NYA sudah pula disebutkan tanggungjwab kita, yaitu bukan hanya kepada pribadi tetapi juga kepada Sang Pemberi Amanah.

”Sebagai manusia, untuk itu mari kita berusaha menjadi khalifah terbaik di hadapan Allah,” demikian diserukan Ustadz Rifhan Halili dalam ceramahnya pada pengajian bulanan Universitas Airlangga yang dilaksanakan di Ruang Exellence

With Morality Fakultas Psikologi, kampus B UNAIR, Rabu (22/3).

Dalam tausiah bertema “Strategi Meningkatkan Kualitas Kerja dan Kualitas Hidup dengan Berpedoman pada Alqur’an dan Hadits” ini dihadiri 258 sivitas akademika UNAIR.

Karena Allah sudah memberikan pedoman, aturan, dan petunjuk hidup, maka Allah pula mengawasi umat yang telah diberi amanah tersebut. Ini cara Allah agar bagaimana manusia menjalankan petunjuk-NYA. Untuk itu, kata Ustadz Rifhan, Allah mengawasi manusia melalui empat lapisan.

Lapisan pertama, Allah mengawasi secara langsung. Lapisan kedua, Allah mengawasi dengan mengutus malaikat-malaikat-NYA. Lapis ketiga, Allah mengawasi dengan mengirim semua yang terlihat kepada kita (manusia). Wujud nyata itu adalah semua anggota tubuh kita, seperti yang termaktub dalam Surat Yasin ayat 65: “Al yauma nahtimu `alaa afwaahihim wa tukallimunaa

aidiihim wa tasyhadu arjuluhum bimaa kaanuu yaksibuun” bahwa

“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.”

(2)

”Jadi semua anggota tubuh kita nanti itu akan bersaksi kepada Allah. Sekarang ini anggota tubuh kita masih merekam segala yang kita lakukan,” lanjut Ustadz Rifhan.

Lapisan yang keempat, Allah mengawasi dengan menyediakan sesuatu yang tampak jelas di depan kita: yaitu alam semesta. Sehingga kelak di hari pertimbangan, lingkungan di sekitar kita, tanah yang kita pijak, air yang kita pakai, tanaman di sekitar kita, semua memberi kesaksian tentang kita kepada Allah. Ini sesuai Firman Allah dalam Surat Az Zalzalah.

Kerja Sebagai Ibadah

Dalam kaitan dengan tema yang dikedepankan, Ustadz Rifhan mengajak kita untuk senantiasa mampu menggerakkan tubuh ini sebagai gerakan ibadah, termasuk ketika digunakan untuk bekerja menjalankan pekerjaan masing-masing. Baik itu dalam ibadah mahdhah (karena Allah dengan syariatnya) maupun ibadah

ghairu mahdhah yaitu segala amalan yang diizinkan oleh Allah,

misalnya belajar mencari ilmu, berdzikir, bekerja, tolong-menolong, dan berbuat baik lainnya.

”Berangkat bekerja, ke kantor, sebaiknya diniatkan untuk ibadah, karena melaksanakan pekerjaan dan berguna bagi orang lain serta mencari nafkah. Yang berdagang hendaknya juga tidak curang. Jadi mulai kita bangun tidur, melaksanakan aktivitas, akan makan, akan masuk kamar mandi, sampai kembali akan tidur lagi, pun ada doa-doa yang sudah diberikan,” katanya.

Dengan semua gerak kita niatkan sebagai ibadah kepada Allah, maka hendaknya kita juga bisa memberikan yang terbaik. Kata Allah, manusia merupakan mahkluk yang terbaik di muka bumi, sehingga sudah seharusnya kepada Sang Pencipta kita juga memberikan yang terbaik.

”Itulah sebabnya, untuk menggapai sukses di akherat kelak, maka syaratnya harus sukses terlebih dahulu saat masih di dunia. Ibadahnya seperti apa, perilaku dan tabiatnya bagaimana, jadi sukses sebagai yang terbaik,” kata Ustadz

(3)

Rifhan Halili. (*)

Memburu Kekuatan Cinta dan

Doa Ibu

UNAIR NEWS – Pengajian Universitas Airlangga menjadi agenda

rutin yang dilaksanakan setiap sebulan sekali. Kali ini, Kamis (22/12), tema yang diangkat yakni “Membangun Kesuksesan Keluarga Islami dengan Peran Ibu sebagai Guru dan Panutan Keluarga”.

Pengajian yang dilaksanakan di ruang kuliah 322 Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR tersebut dihadiri oleh Dekan FST UNAIR Prof. Drs. Win Darmanto, M.Si., Ph.D, Direktur Sumber Daya Dr. Purnawan Basundoro, S.S., M.Hum, dan Ustaz Drs. H. Ahmad Muzakky Al Hafidz, MA, selaku penceramah agama.

Selaku tuan rumah, Prof. Win dalam sambutannya tidak lupa mengajak para hadirin untuk senantiasa bersyukur kepada Allah SWT. Prof. Win juga mengungkapkan bahwa pengajian kali ini dirancang dengan bertepatan pada hari ibu. Oleh karena itu, tema yang diusung pun juga tentang peran ibu sebagai guru dan panutan dalam keluarga.

Menambahkan pernyataan Prof. Win, Direktur Sumber Daya Dr. Purnawan Basundoro, S.S., M.Hum, mengatakan bahwa ibu merupakan guru pertama di dunia. “Hari ibu bukan hari ini saja. Bagi saya setiap hari adalah hari ibu. Karena setiap hari kita harus ingat ibu. Karena dari beliaulah kita ada dan bisa sampai hari ini. Meski demikian jika hari ini diperingati sebagai hari ibu ini merupakan simbol,” paparnya.

(4)

Masjid Nasional Al Akbar Surabaya tersebut membuka ceramah dengan menjelaskan kekuatan doa dan cinta, utamanya doa dan cinta ibu terhadap anak-anaknya.

“Doa yang dipanjatkan dengan cinta itu nilainya beda. Apalagi kekuatan cinta ibu pada anaknya, itu luar biasa. Itu yang tidak bisa digantikan dengan apa pun dan kekuatan doa ibu inilah yang kita butuhkan,” paparnya.

Ustaz yang juga konsultan keluarga sakinah tersebut memaparkan tentang keutamaan seorang ibu, misalnya seperti hadis tentang kedudukan surga yang ada di telapak kaki ibu. Namun, di tengah ceramah, Ustaz Ahmad juga menjelaskan mengenai ibu-ibu yang kehilangan surganya. Hal itu, menurut Ustaz Ahmad disebabkan perilaku ibu sendiri, semisal menitipkan anaknya di panti asuhan meski dia masih hidup. Selanjutnya disebabkan perceraian yang dilayangkan bukan karena talak, aborsi, ataupun sebab perselingkuhan.

“Perilaku seperti itulah yang membuat ibu kehilangan martabat surga di kakinya,” jelasnya.

Di akhir ceramah, Ustaz Ahmad juga mengajak para hadirin untuk terus memuliakan ibu dan juga istri, karena merekalah tiang negara dan bangsa. “Mau seperti apa pun ibu tetap mulia. Mudah-mudahan di hari ibu dan momentum maulid Nabi Muhammad ini kita bisa meraih surga-Nya,” pungkasnya.(*)

Penulis: Nuri Hermawan Editor: Dilan Salsabila

(5)

Mari Bekerja untuk Mencari

RidhoNya

UNAIR NEWS – Bekerja merupakan bagian yang tak terpisahkan

dari kehidupan manusia. Melalui bekerja, manusia bisa mendapatkan hasil jerih payah berupah upah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun, bekerja tidak hanya memenuhi kepuasan duniawi melainkan juga bekal hidup di akhirat. Hal itulah yang disampaikan dalam pengajian rutin sivitas akademika Universitas Airlangga pada Rabu (23/11).

Pengajian yang digelar di Ruang Adi Sukadana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNAIR kali ini, disampaikan oleh ustaz Prof.Dr. Abdullah Shahab, M.Sc. Dalam ceramahnya, ustaz Abdullah Shahab menyampaikan bahwa setiap manusia harus memiliki tujuan hidup.

“Tujuan hidup kita tak lain harus mencari Ridho Allah SWT. Maka dari itu kita bekerja tujuannya untuk mencari Ridho dari Allah SWT,” jelas Guru Besar ITS tersebut.

Ustaz Abdullah Shahab juga menyampaikan bahwa bekerja merupakan perintah Allah SWT. Dalam hal ini manusia diharuskan melakukan sebuah pekerjaan untuk mencari RidhoNya. “Memang sulit untuk bekerja dengan niat mencari Ridho Allah SWT. hampir sepenuhnya hati kita digelayuti oleh hal-hal yang berbau duniawi,” paparnya.

Uztaz Abdullah Sahab juga menambahkan bahwa bekerja secara ikhlas dengan mencari RidhoNya, maka dapat dipastikan dapat membawa kepuasaan bagi setiap diri manusia. “Kalau kita bekerja secara ikhlas mencari RidhoNya, kita bisa punya teman baik, kita bisa punya investasi untuk akhirat, dijauhkan dari sifat marah, dengki dan fitnah,” tambahnya.

Tidak hanya itu, ustaz Abdullah Shahab dalam ceramahnya juga mengatakan, sebagai manusia harus memiliki manfaat bagi orang

(6)

lain. Bekerja pun demikian, dengan bekerja diharapkan bisa meberikan kontribusi manfaat bagi sesama. (*)

Penulis : Faridah Hari Editor: Nuri Hermawan

Pengajian Rutin UNAIR, Ajak

Jamaah Berbenah dan Hijrah

UNAIR NEWS – Pada kesempatan pengajian rutin sivitas akademika

Universitas Airlangga kali ini, momentum Tahun Baru Hijriah menjadi tema yang diangkat. Bertempat di Aula Tanjung Adiwinata Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UNAIR, Rabu (27/10), pengajian rutin tersebut diisi oleh Ustaz Prof. Dr. KH. Muhammad Ali Aziz, M.Ag.

Pada ceramahnya, Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut menyampaikan beberapa hal seputar pentingnya hijrah. Namun sebelum menyangkut hal tentang hijrah, terlebih ia menyampaikan pentingnya memaknai surat Ali Imran ayat 190-194. Dalam ayat yang berisi tentang penciptaan langit bumi dan segala isinya serta pergantian siang malam, ustaz Ali Aziz mengingatkan para hadirin bahwa hidup terus berganti sebagaimana bergantinya siang dan malam.

“Kalau menengok ayat tersebut, hidup ini tak selamanya siang atau malam. Yang sekarang hidupnya masih gelap karena berbagai persoalan. Pola hidup perlu diubah. Ingat dalam pergantian siang dan malam itu ada ayat-ayat Allah,” terangnya.

Ustaz Ali Aziz juga melanjutkan isi dari ayat tersebut, bahwa yang bisa membaca tanda-tanda kebesaran Allah SWT adalah ulul

(7)

tersebut juga menjelaskan bahwa orang yang cerdas adalah orang yang ingat pada Allah waktu duduk, berbaring, berdiri, dan dalam segala keadaan.

“Ingat Allah SWT terus itu berarti selalu ingat batas-batas perintah dan larangan-Nya dalam segala hal, dan selalu berdoa dalam segala keadaan,” tegasnya. “Inilah hijrah. Yang mulanya setiap aktivitas tanpa doa maka harus hijrah dengan memulai segala aktivitas dengan doa,” imbuhnya.

Turut hadir mewakili rektor UNAIR, Direktur SDM UNAIR Dr. Purnawan Basundoro, M.Hum. Dalam sambutannya, Purnawan menyampaikan bahwa kegiatan rutin bulanan tersebut semata-mata diniatkan untuk menambah ilmu.

“Dengan pengajian ini semoga ilmu kita bertambah. Jika ilmu bertambah maka amal kita juga terus bertambah,” paparnya.

Dosen Ilmu Sejarah UNAIR tersebut juga menyampaikan bahwa tema pengajian yang dikaitkan dengan tahun baru hijriah tersebut dimaksudkan untuk mempelajari pentingnya proses hijrah Nabi Muhammad SAW.

“Momentum ini sangat penting. Seberapa besar kita bisa mengambil hikmah. Berjuanglah sampai titik penghabisan. Jika sudah mentok, barulah hijrah. Dalam konteks kekinian marilah bekerja semaksimal mungkin. Fisik tidak harus hijrah, tapi mental harus. Misal, dari malas malasan untuk hijrah ke arah lebih baik,” tegas Purnawan. (*)

Penulis: Nuri Hermawan Editor: Dilan Salsabila

(8)

Membina Keluarga Harmonis

U N A I R N E W S – U n i v e r s i t a s A i r l a n g g a s e c a r a r u t i n

menyelenggarakan pengajian setiap bulan. Kali ini, Lembaga Penyakit Tropik ditempati pengajian rutin pada Rabu (21/9). Mewakili pihak LPT UNAIR, Dr. H. Ahmad Fuad Hafid, menuturkan bahwa pengajian rutin tersebut untuk kali pertama dilaksanakan di LPT.

“Ini untuk pertama kalinya pengajian rutin UNAIR digelar di LPT, semoga dengan ini menjadi rutinitas ke lembaga-lembaga yang lain di lingkungan UNAIR,” jelasnya.

Mewakili Rektor, Direktur Sumber Daya Manusia UNAIR, Dr. Purnawan Basundoro, M.Hum., menyampaikan bahwa kegiatan ini dapat dimanfaatkan sebagai ruang untuk menambah wawasan keagamaan dan silaturahim antarpegawai di lingkungan UNAIR. “UNAIR ini kan kampus besar, pegawainya juga banyak, dengan adanya pengajian rutin ini semoga silaturahminya bisa terus terjaga,” jelas Purnawan yang juga dosen Ilmu Sejarah tersebut.

Ustaz Dr. H. M. Turhan Yani, dalam pengajian rutin UNAIR membawakan ceramah dengan tema “Membangun Keluarga yang Harmonis”. Dalam tausiyahnya, penceramah menyinggung banyak aspek yang mendorong agar terciptanya keluarga yang harmonis. Pertama, pribadi suami dan istri merupakan tiang dalam membangun sebuah keluarga yang harmonis. Pasalnya, dalam berumah tangga, penting bagi pasangan untuk saling memberi dukungan dalam menjalani kehidupan.

“Allah menjadikan pernikahan sebagai pertemuan dua hati manusia yang berbeda karakter, makanya siapkan niat untuk menjadi pendamping hidup yang baik, maka Allah akan menguatkan niat itu,” papar Ustaz Turhan.

(9)

Ustaz Turhan juga menjelaskan, rumah tangga yang harmonis bisa ditumbuhkan dengan kebiasaan yang baik, salah satunya dengan membiasakan diri membaca Alquran. Selain itu, dalam ceramahnya, penceramah juga mengingatkan bahwa adanya konflik keluarga. Namun, konflik bukanlah perusak keharmonisa keluarga apabila dikelola dengan baik.

“Konflik dalam rumah tangga pasti ada, tapi harus dikelola agar tidak liar yang bisa berujung pada perceraian,” tegasnya. Terakhir, penceramah juga mengajak para hadirin untuk senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar senantiasa dianugerahi keluarga yang islami. (*)

Penulis : Nuri Hermawan Editor : Defrina Sukma S

Gus Ali Ajak Sivitas UNAIR

Terapkan Jamu Jati Kendi

UNAIR NEWS – Bekerja atau mencari nafkah memang kebutuhan bagi

setiap manusia, selain menjadi bagian untuk menyambung hidup, bekerja juga bentuk ibadah kepada Allah SWT. Namun, niat dalam bekerja harus disertai dengan rasa ikhlas untuk mendapat ridho Allah SWT. Pernyataan itulah yang dipaparkan oleh KH. Agus Ali Masyhuri atau yang kerap disapa dengan Gus Ali, saat mengawali ceramahnya pada pengajian rutin sivitas akademik UNAIR, Senin (29/8).

“Amal tak akan gagal atau sia-sia bila disertai dengan ikhlas. Ikhlas ini juga menjukan bahwa kita bertujuan hanya pada Allah SWT. Ingat, bahwa ikhlas juga tidak bisa kita lakukan tanpa pertolongan-Nya. La haulla wa laquwatta illa billah,” jelas

(10)

Gus Ali

Pengajian yang digelar di Ruang Kuliah 3.2 Fakultas Farmasi UNAIR tersebut dihadiri oleh pimpinan Fakultas Farmasi dan tenaga kependidikan di lingkungan UNAIR. Di tengah ceramahnya, Gus Ali juga melontarkan sedikit humor segar yang membuat suasana lebih cair. Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Sholawat Sidoarjo tersebut juga menambahkan bahwa orang – orang yang sudah terlelap pandangan dan pikiranya karena hal-hal duniawi, akan mudah kehilangan obyektifitas. Bagi Gus Ali, orang yang seperti itu cenderung suka marah dan emosi jika melihat sesuatu yang tidak seperti yang diharapakan dan bahkan tidak ikhlas dalam menerima suatu hal.

“Saya menyarankan agar kita semua bisa menerapkan JAMU JATI KENDI, yaitu Jaga Mulut Jaga Hati dan Kendalikan Diri di setiap situasi,” tegasnya.

Kepiawaian Gus Ali dalam menyampaikan ceramah, membuat peserta dengan khidmat mendengarkan pesan-pesan yang disampaikan. Gus Ali membeberkan beberapa langkah cerdas yang bisa dilakukan untuk bisa menerapkan “JAMU JATI KENDI”. Langkah – langakah tersebut diantaranya bergaul dengan orang – orang yang saleh. Dalam konteks ini maksudnya, orang yang membawa pengaruh baik dalam keseharian kita baik tentang agama maupun lingkungan. Selain itu, Gus Ali juga menekankan agar senantiasa mengisi hati dengan dzikir.

“Ketika hati sudah terisi dengan dzikir, itu akan bisa menjauhkan kita dari hal-hal yang buruk. Serta jauhkan hati kita dengan sifat iri hati. Terakhir kita harus bisa menahan emosi,” pungkasnya. (*)

Penulis: Farida Hari Editor: Nuri Hermawan

(11)

Ramadhan Tiba, Siapkan Niat

Dan Hati

UNAIR NEWS – Ada yang istimewa di pengajian rutin sivitas

UNAIR kali ini, pasalnya pengajian yang digelar tiap bulan sekali tersebut dilaksanakan di Masjid Ulul Azmi UNAIR, Kamis (2/6). Bagi Wakil Rektor II UNAIR, Dr. Muhammad Madyan, S.E., M.Si., M.Fin., pengajian perdana yang diselenggarakan di Masjid Ulul Azmi kampus C UNAIR ini akan menjadi sejarah. “Pengajian ini adalah pengajian bersejarah, karena perdana di masjid tercinta ini, semoga dengan ini bisa menjadi dorongan sivitas UNAIR untuk terus memakmurkan masjid, “ tuturnya saat memberikan sambutan.

Pada pengajian edisi menyambut Bulan Suci Ramadhan 1437 Hijriah tersebut, Ustadz dr. Agus Fauzi, PDG., Pall., Med., membuka ceramah dengan mengingatkan kepada jamaah yang hadir untuk senantiasa bersyukur dan tidak terlalu mencintai hal-hal yang berkaitan dengan duniawi. Baginya kebanyakan penyakit itu muncul disebabkan dari hati yang tidak terkontrol, mudah marah, merasa dengki, iri, dan tidak ikhlas menerima pemberian Allah SWT.

“Teruslah bersyukur, bersedekah, sama Allah jangan hitung-hitungan, ingat banyak penyakit yang sejatinya disebabkan dari hati bukan sebab makanan yang dimakan,” jelasnya.

Dokter yang sudah lebih dari 20 tahun berkecimpung dalam dunia medis tersebut juga mengajak para hadirin untuk meningkatkan ibadahnya di bulan puasa tahun ini. Selain itu, Ustadz Agus juga menekankan untuk menata niat, menata hati untuk senantiasa ikhlas karena Allah SWT.

(12)

“Ayo kita siapkan baik-baik Ramadhan tahun ini, ibadahnya ditambah, jangan sampai detik-detik di bulan puasa ini terlewat tanpa zikir,” serunya.

Ditengah tausiyah yang berlangsung hampir dua jam tersebut, Ustadz Agus juga menekankan pentingnya bekerja dengan tulus, semangat, dan tidak berorientasi semata-mata pada uang. Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan bahwa puasa adalah momen yang tepat untuk menyucikan hati, menyiapkan bekal iman untuk kehidupan sebelas bulan ke depan.

“Ramadhan itu menyucikan hati, ingat jika hati bersih, penyakit lewat,” tegasnya dihadapan hadirin. (*)

Penulis: Nuri Hermawan Editor: Dilan Salsabila

Pentingnya Sikap Mawas Diri

dan Hati-hati

UNAIR NEWS – Salah satu perkara yang banyak memasukkan

seseorang kedalam surga adalah memiliki akhlak yang baik, sedangkan perkara yang seringkali memasukkan orang dalam neraka adalah perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan. Pernyataan tersebut merupakan penggalan dari sebuah hadist, yang dikutip oleh Drs. H. Shodiqun A. Karim, S.H., M.Kn., sebagai penceramah di Pengajian Rutin Civitas Akademika UNAIR.

Pengajian yang diadakan di Ruang 303 Fakultas Hukum pada Rabu (11/5), tersebut dihadiri oleh tenaga kependidikan di lingkungan UNAIR. Di awal ceramahnya, Mubaligh yang juga alumnus S2 FH UNAIR tersebut menyampaikan berbagai hal

(13)

mengenai amalan-amalan yang bisa menyebabkan manusia masuk ke surga.

“Sebelum masuk pembahasan pada tema yang dipilih, saya ingin menekankan akan amalan-amalan yang bisa menyebabkan manusia masuk surga, yakni takwa kepada Allah SWT. dan berakhlak yang baik,” jelasnya sembari menegaskan hadits yang dikutip.

Mubaligh yang sudah akrab dengan civitas FH UNAIR tersebut menegaskan bahwa ketakwaan manusia bisa diukur dengan banyaknya rasa syukur dan selalu mengingat (dzikir, -red) kepada Allah SWT.

“Ketakwaan kita ini bisa dilihat dari seberapa banyak kita bisa bersyukur dan banyak mengingat-ingat Allah SWT. dalam kondisi apapun,” tegasnya.

Mubaligh yang akrab disapa Shodiqun tersebut kembali menegaskan hadits yang menjadi pembuka ceramah, yakni tentang perkara-perkara yang menyebabkan orang masuk neraka. Sembari menukil dari pesan yang pernah disampaikan oleh Sunan Drajat yang salah satunya tentang memberi pakaian kepada orang yang telanjang dengan maksud agar menutupi aib orang tersebut, ia juga menegaskan agar manusia pandai-pandai menjaga lisan dan kemaluan.

“Hati-hati dengan lisan dan kemaluan, banyak dosa besar yang disebabkan keduanya,” tegasnya.

Pada kegiatan rutin yang dilaksanakan sebulan sekali tersebut, Wakil Dekan II FH UNAIR, Prof. Dr. Abd. Shomad, S.H., M.H., pada sambutannya menyampaikan pentingnya mawas diri dan berhati-hati dalam menjalani hidup, baginya hal ini yang menjadi salah satu dasar dipilihnya tema “Dosa-dosa Besar” pada pengajian kali ini. Ia menambahkan bahwa pemilihan tema tentang dosa besar dikarenakan pentingnya menyiapkan kehidupan manusia selepas mati, baginya saat hari penghisaban nanti dosa dan amal akan menjadi bagian yang menentukan tempat manusia di surga atau neraka .

(14)

“Dengan mengetahui apa saja yang termasuk dosa-dosa besar yang dilarang oleh Allah SWT. kita bisa lebih mawas diri agar tidak terjebak di dalamnya,” jelasnya. (*)

Penulis : Nuri Hermawan Editor : Dilan Salsabila

Referensi

Dokumen terkait

Fotokopi Akta Kematian yang dilegalisir oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil atau fotokopi Surat Keterangan Kematian yang dilegalisir oleh Kelurahan/Desa/Kecamatan dalam

Berdasarkan hasil uji korelasi pearson maka didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara kadar leptin dengan skor SGRQ baik pada kelompok PPOK yang mengalami muscle

Nilai VIF yang diperkenankan adalah 10, jika nilai VIF lebih dari 10 maka dapat dikatakan terjadi multikolinearita, yaitu terjadi hubungan yang cukup besar antara

Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan salah satu variabel makro ekonomi yang merupakan pembelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga atas barang-barang akhir

Edaran Tentang Persyaratan Perjalanan Bagi Pelaku Perjalanan Dalam masa Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19 di Wilayah Kabupaten

Orang sukses adalah orang yang mencurahkan lebih dari separuh hidupnya untuk mewujudkan apa yang menjadi cita-cita dan tujuan dalam hidupnya.. Seorang manusia tanpa tujuan besar

Hal ini terjadi karena asam lemak tak jenuh dapat menurunkan kadar kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein), sedangkan antioksidan berperan sebagai penangkal

Museum Astronomi dan Planetarium adalah tempat penyimpanan koleksi- koleksi yang berhubungan dengan ilmu astronomi untuk dipamerkan kepada seluruh kalangan masyarakat yang