• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kontrak Pembiayaan Mudharabah p

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Kontrak Pembiayaan Mudharabah p"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERJANJIAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH 1 No. 021/Mdrbh/Kop-Syah/VIII/2004

           

29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu[287]; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

             

49. dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), Maka ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. dan Sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.

PERJANJIAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH ini dibuat dan ditandatangani pada hari ini Jum’at 6 Agustus 2004, kami yang bertandatangan dibawah ini :

1. Nama : Nur S Buchori

Jabatan : Ketua

Nama : Kurniasih

Jabatan : Manajer

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama serta mewakili Koperasi Syariah “ X ”, beralamat di Jalan Begawan Solo V No. 5 Harapanjaya Bekasi.

2. Nama : Bapak “ X ”

No. Anggota : 2006012334

Pekerjaan : Ketua Yayasan Sejahtera Umat

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Yayasan Sejahtera Umat, beralamat di Jalan Karimun Bekasi Barat, Kodya Bekasi.

Para pihak terlebih dulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :

a. Bahwa menjalankan program Mudik Lebaran Bersama Yayasan Sejahtera Umat. Anggota memerlukan sejumlah dana, dan untuk memenuhi hal tersebut nasabah mengajukan permohonan kepada Kopsyah untuk menyediakan pembiayaannya, yang keuntungan program ini kelak akan dibagi antara anggota dankopsyah berdasarkan prinsip bagi hasil (Syirkah)

b. Bahwa terhadap permohonan anggota tersebut Kopsyah telah menyatakan persetujuannya, baik terhadap kegiatan usaha yang akan dijalankan anggota maupun terhadap pembagian keuntungan berdasarkan prinsip bagi hasil.

Selanjutnya kedua belah pihak sepakat menuangkan perjanjian ini dalam perjanjian pembiayaan Al Mudharabah (selanjutnya disebut “Perjanjian”) dengan syarat-syarat serta ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

(2)

DEFINISI Dalam perjanjian ini yang dimaksud dengan :

a. “Mudharabah” adalah akad kerjasama antara Kopsyah selaku shahibul maal dengan anggota selaku mudharib yang mempunyai keahlian/kemampuan untuk mengelola program mudik lebaran bersama. Hasil keuntungan dari penggunaan dana tersebut dibagi bersama nisbah yang disepakati.

b. “Bagi Hasil / syirkah” adalah pembagianatas pendapatan / keuntungan antara anggota dengan Kopsyah yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.

c. “Nisbah” adalah bagian dari hasil pendapatan / keuntungan yang menjadi hak anggota dan Kopsyah yang ditetapkan berdsarkan kesepakatan antara anggota dengan Kopsyah.

d. “Masa (Jangka Waktu)” adalah masa berlakunya penjanjian sesuai dengan ditentukan dalam Pasal 3 perjanjian ini.

e. “Pendapatan” adalah seluruh penerimaan yang diperoleh dari hasil usaha yang dijalan oleh nasabah dengan menggunakan modal yang disediakan oleh Kopsyah sesuai dengan perjanjian ini.

f. “Keuntungan” adalah pendapatan sebagaimana dimaksud dalam butir 5 Pasal 1 Perjanjian ini dikurangi biaya-biaya sebelum dipotong pajak.

g. “Pembukuan Pembiayaan” adalah pembukuan atas nama anggota pada Kopsyah yang khusus mencatat seluruh transaksi nasabah sehubungan dengan pembiayaan, yang merupakan bukti sah dan mengikat nasabah atas segala kewajiban pembayaran sepanjang tidak dapat dibuktikan sebaliknya dengan cara yang sah menurut hukum.

h. “Cidera Janji” adalah peristiwa-peristiwa sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 8 perjanjian ini yang menyebabkan Kopsyah dapat menghentikan seluruh atau sebagian pembiayaan, dan menagih dengan sekecil dan sekaligus jumlah kewajiban anggota kepada Kopsyah sebelum jangka waktu perjanjian ini.

Pasal 2

PEMBIAYAAN DAN JANGKA WAKTU PENGGUNAANNYA

1. Kopsyah berjanji dengan ini mengikatkan diri untuk menyediakan fasilitas pembiayaan kepada anggota sampai sejumlah Rp. 9.900.000,- (Sembilan Juta Sembilan Ratus Ribu Rupiah) secara sekaligus atau bertahap sesuai dengan permintaan nasabah yang semata-mata akan dipergunakan untuk kerjasama “Program mudik bersama” sesuai dengan rencana kerja yang disiapkan oleh anggota yang disetujui oleh bank, yang dilampirkan pada dan karenanya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari perjanjian ini.

2. Jangka (waktu) penggunaan modal tersebut oleh nasabah berlangsung selama 4 (empat) bulan. Terhitung mulai tanggal 6 Agustus 2004 yang dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua belah pihak.

Pasal 3

PENARIKAN PEMBIAYAAN

(3)

1. Menyerahkan kepada Kopsyah permohonan realisasi pembiayaan yang berisi rincian penggunaan yang akan dibiayai dengan fasilitas pembiayaan, serta tanggal dan kepada siapa pembiayaan tersebut harus dilakukan. Surat permohonan tersebut harus sudah diterima oleh Kopsyah selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja dari saat pencairan harus dilaksanakan.

2. Menyerahkan kepada Kopsyah seluruh dokumen anggota dan tidak terbatas pada dokumen-dokumen penyelenggaraan mudik bersama.

3. Anggota berkewajiban membuat dan menandatangani tanda bukti penyerahan uangnya, dan menyerahkan kepada Kopsyah.

Sebagai bukti telah diserahkannya setiap surat, dokumen lainnya. Kopsyah berkewajiban untuk menerbitkan dan menyerahkan tanda bukti penerimaan kepada anggota.

Pasal 4

KESEPAKATAN BAGI HASIL

1. Anggota dan Kopsyah sepakat dan dengan ini mengikatkan diri satu terhadap satu sama yang lain, bahwa nisbah masing-masing pihak adalah:

a. 60% (Enam Puluh Persen) dari pendapatan/keuntungan untuk anggota.

b. 40% (Empat Puluh Persen) dari pendapatan/keuntungan untuk Kopsyah.

2. Anggota dan Kopsyah juga sepakat, dan dengan ini saling mengikatkan diri satu terhadap yang lain, bahwa pelaksanaan bagi hasil akan dilakukan sejak hari ini.

3. Kopsyah baru akan menerima dan mengakui terjadinya kerugian tersebut, apabila kopsyah telah menerima dan menilai kembali segala perhitungan yang dibuat dan disampaikan oleh anggota kepada kopsyah, dan kopsyah telah menyerahkan hasil penilaiannya tersebut secara tertulis kepada anggota.

4. Anggota berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk menyerahkan perhitungan usaha yang dibayai dengan fasilitas pembiayaan berdasarkan perjanjian ini, secara periodic sampai batas waktu kerjasama selesai.

5. Kopsyah berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan penilaian kembali atas perhitungan usaha yang diajukan oleh anggota, selambat-lambatnya pada hari ke 5 sesudah kopsyah menerima perhitungan usaha tersebut yang disertai data dan bukti-bukti lengkap dari anggota.

6. Apabila sampai sepekan kopsyah tidak menyerahkan kembali hasil penilaian tersebut kepada anggota, maka kopsyah dianggap secara sah telah menerima dan mengakui perhitungan yang dibat oleh anggota.

7. Anggota dan kopsyah berjanji dan dengan ini saling mengikatkan diri satu terhadap yang lain, bahwa kopsyah hanya menanggung segala kerugian, maksimum sebesar pembiayaan yang diberikan kepada anggota tersebut pada pasal 2.

Pasal 5

PEMBAYARAN KEMBALI

(4)

2. Setiap pembayaran kembali oleh anggota kepada kopsyah atas pembiayaan yang diberikan oleh kopsyah dilakukan di kantor kopsyah atau di tempat lain yang ditunjuk kopsyah, atau dilakukan melalui rekening yang dibuka oleh dan atas anggota kopsyah.

3. Dalam hal pembayaran ini dilakukan melalui rekening anggota di kopsyah, maka dengan ini maka anggota member kuasa yang tidak dapat berakhir karena sebab-sebab yang ditentukan dalam pasal 18 dan 13 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata kepada kopsyah, untuk mendebet rekening nasabah guna membayar / melunasi kewajiban anggota kepada kopsyah.

4. Apabila anggota membayar kembali atau melunasi pembiayaan yang diberikan oleh kopsyah lebih awal dari waktu yang diperjanjikan, maka tidak berarti pembayaran tersebut akan menghapuskan atau mengurangi bagian dari pendapatan / keuntungan yang menjadi hak kopsyah sebagaimana yang telah ditetapkan dalam perjanjian.

5. Apabila anggota membayar kembali atau melunasi pembiayaan yang diberikan oleh kopsyah melampaui batas waktu yang diperjanjikan dalam surat perjanjian ini, maka terhadap anggota dikenakan denda sebesar 1% per bulan yang harus dibayar lunas oleh anggota kepda kopsyah. Denda tersebut dimasukkan ke dalam penerimaan dan ZIS guna kepentingan social.

6. Apabila anggota tidak dapat mengembalikan pokok pembiayaan dikarekan kesalahan manajemen, dipotong gajinya setiap bulan sampai dengan pembiayaan dinyatakan lunas.

Pasal 6

BIAYA, POTONGAN DAN PAJAK

1. Anggota berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk menanggung segala biaya yang diperlukan berkenaan dengan pelaksanaan perjanjian ini, termasuk jasa Notaris dan jasa lainnya, sepanjang hal itu diberitahukan kopsyah kepada anggota sebelum ditandatanganinya perjanjian ini, dan anggota menyatakan persetujuannya.

2. Dalam hal ini anggota cedera janji tidak melakukan pembayaran kembali/melunasi kewajibannya kepada kopsyah, sehingga kopsyah perlu menggunakan jasa penasehat Hukum/Kuasa untuk menagihnya, maka anggota berjanji dengan ini mengikatkan diri untuk membayar seluruh biaya jasa penasehat hukum, jasa penagihan, dan jasa-jasa lainnya yang dapat dibuktikan secara sah menurut hukum.

3. Setiap pembayaran kembali/pelunasan anggota sehubungan dengan perjanjian ini dan perjanjian lainnya yang mengikat anggota dan kopsyah, dilakukan oleh anggota kepada kopsyah tanpa potongan, pungutan, bea, pajak dan atau biaya-biaya lainnya, kecuali jika potongan tersebut harus berdasarkan pertauran perundang-undangan yang berlaku.

4. Anggota berjanji dan dengan ini mengikatkan diri, bahwa terhadap setiap potongan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, akan dilakukan pembayarannya oleh anggota melalui kopsyah.

Pasal 7

KEWAJIBAN NASABAH

Sehubungan dengan penyediaan pembiayaan oleh kopsyah berdasarkan perjanjian ini, anggota berjanji dengan ini mengikatkan diri untuk :

(5)

sebagaimana ditetapkan pada lampiran yang diletakan pada dan karenanya menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

2. Memberitahukan secara tertulis kepada kopsyah dalam hal terjadinya perubahan yang menyangkut nasabah maupun usahanya.

3. Melakukan pembayaran atau semua tagihan dari pihak ketiga dan setiap penerimaan tagihan dari pihak ketiga disalurkan melalui rekening anggota dan kopsyah.

4. Mengelola dan menyelenggarakan pembukuan pembiayaan secara jujur dan benar dengan itikad baik dalam pembukuan tersendiri.

5. Menyerahkan kepada kopsyah perhitungan usahanya secara rutin yang difasilitasi pembiyaannya berdasarkan perjanjian ini, selambatnya satu bulan setelah berakhirnya program mudik.

6. Menyerahkan kepada kopsyah setiap dokumen, bahan-bahan dan atau keterangan-keterangan yang diminta kopsyah kepada anggota.

7. Menjalankan usahanya menurut ketentuan-ketentuan, atau tidak menyimpang atau bertentengan dengan prinsip-prinsip syariah.

Pasal 8

PERNYATAAN PENGAKUAN ANGGOTA

Anggota dengan ini menyatakan pengakuan dengan sebenar-benarnya, mmenjamin dan karenanya mengikatkan diri pada kopsyah, bahwa:

1. Anggota adalah Ketua Yayasan Sejahtera Umat yang tunduk pada Hukum Negara Republik Indonesia.

2. Pada saat ditandatanganinya perjanjian ini, anggota tidak dalam keadaan berselisih, bersengketa, gugat mengugat di muka atau di luar lembaga peradilan atau arbitrase, berutang kepada pihak lain, diselidik dan dituntut oleh yang berwajib baik pada saat ini atau pun dalam masa penundaan, yang dapat mempengaruhi asset, keadaan keuangan, dan atau mengganggu jalannya usaha nasabah.

3. Anggota memiliki semua perizinan yang berlaku untuk menjalankan usahanya.

4. Orang-orang yang bertindak untuk dan atas nama serta mewakili dan atau yang diberi kuasa oleh anggota adalah sah dan berwenang, serta tidak dalam tekanan atau paksanaan dari pihak manapun.

5. Anggota mengizinkan kopsyah pada saat ini dan untuk masa-masa selama berlangsungnya perjanjian, untuk memasuki tempat tempat usaha dan tempat lainnya yang berkaitan dengan usaha nasabah, mengadakan pemeriksaan terhadap pembukuan, catatan-catatan, transaksi, dan atau kegiatan lainnya yang berkaitan dengan usaha berdasarkan perjanjian ini, baik langsung maupun tidak langsung.

Pasal 9 CIDERA JANJI

(6)

pemberitahuan, surat teguran, atau surat lainnya, apabila terjadi salah satu hal atau peristiwa tersebut di bawah ini :

1. Anggota tidak melakukan pembayaran atas kewajiban kepada bank sesuai saat yang ditetapkan dalam pasal 4 atau pasal 12 perjanjian ini.

2. Dokumen, surat-surat bukti kepemilikan atau hak lainnya atau barang-barang yang dijadikan jaminan, dan atau pernyataan pengakuan sebagaimana tersebut pada pasal 9 perjanjian ini ternyata palsu atau tidak benar isiinya, dan atau anggota melakukan perbuatan yang melanggar atau bertentangan dengan salah satu hal yang ditentukan dalam pasal 8 dan atau pasal 11 perjanjian ini.

3. Sebagian atau seluruh harta kekayaan anggota disita oleh pengadilan atau pihak yang berwajib.

4. Nasabah berkelakuan sebagai pemboros, pemabuk, ditaruh di bawah pengampuan, dalam keadaan insolvensi, dinyatakan pailit atau dilikuidasi.

Pasal 10 PELANGGARAN

Anggota dianggap telah melanggar syarat-syarat perjanjian ini bila terbukti nasabah melakukan salah satu dari perbuatan-perbuatan atau lebih sebagai berikut :

1. Menggunakan pembiayaan yang diberikan kopsyah di luar tujuan atau rencana kerja yang telah mendapatkan persetujuan tertulis dari kopsyah.

2. Melakukan pengalihan usahanya dengan cara apa pun, termasuk dan tidak terbatas pada melakukan penggabungan, konsolidasi, dan atau akuisisi dengan pihak lain.

3. Menjalankan usahanya tidak sesuai dengan ketentuan teknis yang diharuskan oleh kopsyah.

4. Lalai tidak memenuhi kewajibannya terhadap pihak lain.

5. Menolak atau menghalang-halangi kopsyah dalam melakukan pengawasan dan atau pemeriksaan sebagaimana di atur dalam pasal 11 perjanjian ini.

Pasal 11

PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN

Kopsyah atau kuasanya berhak untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas pembukuan dan jalannya pengelolaan usaha yang mendapat fasilitas pembiayaan dari kopsyah berdasarkan perjanjian ini, serta hal-hal lain yang berkaitan langsung dengannya, termasuk dan tidak terbatas pada membuat fotokopinya.

Pasal 12 ASURANSI

(7)

Pasal 13

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

a. Dalam hal terjadi perbedaan pendapat atau penafsiran atas hal-hal yang tercantum di dalam surat perjanjian ini atau terjadi perselisihan atau sengketa dalam pelaksanaannya, maka para pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah untuk mufakat.

b. Apabila musyawarah untuk mufakat telah diupayakan namun perbedaan pendapat atau penafsiran, perselisihan atau sengketa tidak dapat diselesaikan oleh kedua belah pihak, maka para pihak bersepakat, dan dengan ini berjanji serta mengikatkan diri untuk menyelesaikannya melalui badan Badan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS) atau pengadilan negeri stempat menurut prosedur beracara yang berlaku.

c. Para pihak sepakat, dan dengan ini mengikatkan diri satu terhadap yang lain, bahwa pendapat hukum (legal opinion) dan atau putusan yang ditetapkan oleh BASYARNAS/Pengadilan Negeri tersebut bersifat final dan mengikat.

Pasal 14

DOMISILI DAN PEMBERITAHUAN

a. Alamat para pihak sebagaimana yang tercantum pada kalimat-kalimat awal surat perjanjian ini merupakan alamat tetap dan tidak berubah bagi masing-masing pihak yang bersangkutan, dan ke alamat-alamat itu pula secara sah segala surat menyurat atau komunikasi di antara kedua pihak akan dilakukan.

b. Apabila dalam pelaksanaan perjanjian terjadi perubahan alamat, maka pihak yang berubah alamatnya tersebut wajib memberitahukan kepada pihak lainnya dengan surat tercatat atau surat tertulis yang disertai tanda bukti penerimaan alamat barunya.

c. Selama tidak ada perubahan alamat sebagaimana dimaksud pada ayat 2 pasal ini, maka surat menyurat atau komunikasi yang dilakukan ke alamat yang tercantum pada awal surat perjanjian dianggap sah menurut hukum.

Pasal 15 PENUTUP

a. Sebelum surat perjanjian ini ditandatangani, anggota mengakui dengan sebenarnya, dan tidak lain dari yang sebenarnya, bahwa anggota telah membaca dengan cermat atau dibacakan kepadanya seluruh isi perjanjian ini berikut semua surat dan atau dokumen yang menjadi lampiran surat perjanjian ini, sehingga oleh karena itu anggota memahami dengan sepenuhnya segala yang akan menjadi akibat hukum setelah nasabah menandatangani surat perjanjian ini.

b. Apabila ada hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam perjanjian ini, maka anggota dan kopsyah akan mengaturnya bersama secara musyawarah untuk mufakat dalam suatu Addendum.

c. Tiap Addendum dari perjanjian ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

(8)

KOPSYAH “ X “ ANGGOTA

Nur S. Buchori Ketua

Kurniasih Manajer

Bapak X Suami

Ibu X Isteri

Saksi - saksi

Pihak Kopsyah Pihak Anggota

A. Pengertian Mudharabah

Mudaharabah, perjanjian antara pemilik modal (uang atau barang) dengan pengusaha. Dalam perjanjian ini pemilik modal bersedia membiayai sepenuhnya suatu proyek atau usaha dan pengusaha setuju untuk mengelola proyek tersebut dengan pembagian hasil sesuai dengan perjanjian.2

2 Muhammad, Kontruksi Mudharabah Dalam Bisnis Syaria’ah: Mudharabah dalam Wacana Fiqh dan

(9)

Sebagai suatu bentuk kontrak, mudharabah merupakan akad bagi hasil ketika pemilik dana/modal (pemodal), bisa disebut shahibul mal / rabbul mal, menyediakan modal (100%) kepada pengusaha sebagai pengelola, biasa disebut mudharib, untuk melakukan aktivitas produktif dengan syarat bahwa keuntungan yang dihasilkan akan dibagi di antara mereka menurut kesepakatan yang ditentukan sebelumnya dalam akad (yang besarnya juga dipengaruhi oleh kekuatan pasar).3

B. Rukun Mudharabah

Menurut Jumhur Ulama berpendapat bah wa rukun mudharabah, sebagaimana juga jenis pengelolaan usaha lainnya, memiliki tiga rukun,yaitu:

1. Adanya dua pelaku atau lebih, yaitu shahibul maal (pemilik modal) dan mudharib (pengelola).

2. Objek transaksi kerjasama, yaitu modal, usaha dan keuntungan.

3. Pelafalan perjanjian (shighat). Shighat adalah, ungkapan yang berasal dari kedua belah pihak pelaku transaksi yang menunjukkan keinginan melakukannya. Shighat ini terdiri dari ijab qabul.

C. Syarat Mudharabah

1. Adanya Dua Pelaku Atau Lebih.

Kedua pelaku kerja sama ini adalah pemilik modal dan pengelola modal. Pada rukun pertama ini, keduanya disyaratkan memiliki kompetensi (jaiz al-tasharruf), dalam pengertian, mereka berdua baligh, berakal, rasyid (normal) dan tidak dilarang beraktivitas pada hartanya. 2. Modal

Ada tiga syarat modal yang harus dipenuhi.

a) Modal harus berupa alat tukar atau satuan mata uang (al-naqd).

b) Modal yang diserahkan harus jelas diketahui Modal diserahkan harus tertentu.

c) Modal diserahkan kepada pihak pengelola, dan pengelola menerimanya langsung, dan dapat beraktivitas dengannya.

3. Jenis Usaha

4. Keuntungan

C. Asas-asas Dalam Berkontrak

1. Ikhtiyari/Sukarela, setiap akad dilakukan atas kehendak para pihak, terhindar dari keterpaksaan karena salah satu pihak atau pihak lain.

2. Amanah/menepati janji,

3. Ikhtiyati/kehati-hatian, setiap akad dilakukan dengan pertimbangan yang matang dan dilaksanakan dengan cermat,

4. Luzum/tidak berubah, dilakukan dengan tujuan yang jelas dan perhitungan yang cermat sehingga terhindar dari praktik spekulasi atau maisir,

(10)

6. Taswiyah/kesetaraan, para pihak memiliki kedudukan yang setara, dan mempunyai hak dan kewajiban yang seimbang,

7. Transparansi, semua dilakukan dengan pertaggungjawaban para pihak secara terbuka, 8. Kemampuan, setiap akad dilakukan sesuai dengan kemampuan para pihak, sehingga tidak

menjadi beban yang berlebihan bagi yang bersangkutan,

9. Taisir/kemudahan, setiap akad dilakukan dengan cara saling memberi kemudahan antara masing-masing pihak untuk melaksanakannya sesuai kesepakatan,

10. Itikad baik,

11. Sebab yang halal, tidak bertentangan dengan hukum dan tidak haram.

D. Telaah Akad/Kontrak

Berdasarkan akad/kontrak di atas, dengan disebutkan dengan jelas jenis akad/kontraknya, yaitu kontrak akad Mudharabah, dan itu dijelaskan dalam Pasal 1 Definisi dalam perjanjian tersebut.

1. Syarat dan Rukun Mudharabah telah terpenuhi dalam akad perjanjian tersebut :

a. Adanya pelaku akad, dua orang atau lebih, yakni dalam perjanjian tersebut yang berlaku sebagai para pihak adalah Nur S Buchori yang mewakili Kopsyah selaku pihak pertama dan Bapak “X” yang bertindak atas nama yayasan sejahtra umat selaku pihak kedua.

b. Adanya objek transaksi, yaitu :

 Bentuk kerjasama antara pihak pertama dan pihak kedua dengan manggunakan

skim mudharabah,

 Pemberian modal uang senilai Rp. 9.900.000,- yang tertera pada Pasal 2

 Penggunaan dana yang diberikan untuk suatu usaha yang jelas, yaitu Program

Mudik Bersama, tertera pada Pasal 2

 Kesepakatan pembagian keuntungan, yaitu 60% (enam pulu persen) untuk

anggota (Bapak “X) dan 40% (empat puluh persen) untuk Kopsyah, ada pada Pasal 4.

c. Shigat Akad (Ijab dan Kabul)

Shigat / bentuk akad sudah sangat jelas disebutkan dalam perjanjian tersebut yaitu, akad mudharabah., dan bentuk Ijab Kabulnya adalah dengan Khitabah atau tulisan, itu semua dapat tercermin dari persetujuan kedua belah pihak untuk menerima isi perjanjian tersebut dengan memberikan tandatangannya di masing-masing tempat.

2. Pemenuhan Asas-asas dalam berakad/kontrak

a. Ikhtiyari/Sukarela,

Asas ini tercermin pada semua isi akad kontrak perjanjian di atas, dengan menerimanya kedua belah pihak tanpa ada unsur paksaan dari mana pun.

b. Amanah/menepati janji,

Menepati janji adalah yang paling utama dalam setiap transaksi, karena itu adalah suatu kewajiban untuk memenuhinya.

c. Ikhtiyati/kehati-hatian,

Sangat terlihat jelas asas kehati-hatian dalam perjanjian ini, terlihat pada :

 Pasal 3 dengan diperlukan adanya persyaratan dokumen-dokumen yang mesti

harus diserakan anggota untuk pencairan dana, sebagai bahan pertimbagan kopsyah dalam pemberian pembiayaan,

 Pasal 5 Poin 2, untuk menjaga keamanan dana tersebut sehingga tempat

(11)

pembayarannya dengan cara pemotongan gajih anggota apabila ada terjadi kesalahan manajemen usahanya.

 Pada Pasal 8, dengan adanya Pernyataan Pengakuan Anggota untuk

memberikan kepastian kepada Kopsyah,

 Padal 14 dengan kejelasan domisili angggota pihak kopsyah akan merasa

aman dan memberikan kepastian tempat berada/tinggalnya anggota d. Luzum/tidak berubah,

Akad perjanjian di atas dilakukan dengan tujuan mudharabah yang jelas dan perhitungan yang cermat sehingga terhindar dari praktik spekulasi atau maisir.

e. Saling menguntungkan,

Dan tentunya pejanjian tersebut saling menguntungkan antara kedua belah pihak, pihak pertama yang diuntungkan dengan keuntungan yang didapat melalui penanaman modal pada pihak kedua, dan pihak kedua diuntungkan dengan pemberian modal yang diberikan oleh pihak pertama untuk menjalankan usahanya.

f. Taswiyah/kesetaraan,

Memang diharuskan adanya kesetaraan dalam pelaksanaan perjanjian, namun dalam perjanjian tersebut ada sedikit yang membuat kesetaraan itu agak timpang, yaitu pada Pasal 6 Poin 2 yang mengharuskan anggota membayar jasa penasehat apabila anggota cidera janji.

g. Transparansi

Tranparansi dalam perjanjian tersebut dapat dikatakan baik dan terpenuhi, itu tercermin dalam:

 Pasal 4 Poin 3,4,5 dan 6

 Pasal 7 Poin 5 dan 6

 Pasal 8 Poin 5 h. Kemampuan,

Tentunya akad perjanjian ini dibuat sesuai dengan kemampuan para pihak, yaitu kemampuan pihak pertama menyediakan dana sebesar Rp. 9.900.000,- yang diberikan secara sekaligus kepada pihak kedua dan pengembalian dana tersebut oleh pihak kedua dalam jangka waktu 4 bulan kepada pihak pertama ditambah dengan Nisbah bagi hasil keuntungan dari usaha tersebut 60% untuk pihak kedua dan 40% untuk pihak pertama.

i. Taisir/kemudahan,

Disana terlihat kalau masing-masing pihak saling memberikan kemudahan satu sama lainnya.

j. Itikad baik.

Dan tentunya dengan beritikad baik, saling membantu dan memberikan keuntungan serta tidak saling merugikan satu sama lainnya.

k. Sebab yang halal.

Dan tentunya sebab terlaksananya akad perjanjian tersebut bukan dikarenakan sebab yang dilarang, baik menurut syariat maupun hukum positif. Semua itu terlihat dari objek yang ada pada akad perjanjia tersebut, dari modal, jenis perjanjian dan usaha yang akan dijalankan.

Komentar Umum :

(12)

diberitahukan kepada anggota sebelum ditanda tangani dan anggota menyatakan persetujuannya. Disini terlihat kurangnya kesetaraan antara kedua belah pihak, bukankah dalam mudharabah keuntungan dibagi dan kerugian ditanggung bersama, namun penangguhan biaya disini menurut saya berindikasi pada ketimpangan kesetaraan tersebut, karena posisi anggota disini adalah pihak yang memerlukan dana, meskipun itu diberitahukan lebih dulu mungkin saja anggota tidak menyetujuinya, namun kemungkinan besar amggota menyetujuinya karena keadaannya yang memerlukan dana tersebut.

Penyebutan kata nasabah dan anggota serta bank dalam perjanjian tersebut menyebabkan adanya kebingungan, dari mana timbul adanya kata nasabah dan bank apakah yang menjadi nasabah itu Koperasi sebagai Nasabah Bank atau anggota sebagai nasabah bank atau nasabah kopsyah?, bukankah perjanjian ini dilakukan oleh pihak Kopsyah dan anggotanya ?. seharusnya untuk memperjelas hal ini, kata-kata ini disebutkan dalam Pasal 1 Definisi.

Dalam hal cidera janji, terlihat pihak pertama terlalu memaksakan untuk menuntut haknya dengan tanpa memberikan peringatan dan surat teguran kepada anggota guna memenuhi kewajibannya untuk mengembalikan sejumlah dana yang diberikan secara sekaligus.

Komentar Khusus :

 Dalam Pasal 1, ditambahkan beberapa Poin, yaitu :

a. Anggota, adalah anggota Kopsyah yang terdaftar dalam daftar buku anggota Kopsyah b. Nasabah, adalah Anggota Koperasi yang menerima fasilitas pembiayaan dari Kopsyah c. Bank, adalah lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya

kembali kepada masyarakat

 Dalam Pasal 3, pada judul pasal tersebut disebutkan PENARIKAN PEMBIAYAAN, dengan

kata penarikan ditakutkan akan menimbulkan pengertian bahwa penarikan tersebut adalah penarikan dana pembiayaan oleh kopsyah dari anggota, jadi alangkah lebih baik judul pasal tersebut diganti menjadi REALISASI PEMBIAYAAN.

 Dalam pasal 3 juga tersebut kalimat. Kopsyah berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk

mengizinkan anggota menarik pembiayaan, kalimat menarik pembiayaan itu diganti denganti dengan mencairkan dana pembiayaan.

 Pasal 5 Poin 6, dirubah dari kalimat dipotong gajinya setiap bulan sampai dengan pembiayaan

dinyatakan lunas, menjadi maka akan dilakukan pemotongan gajih yang bersangkutan setiap bulanya sampai dengan pembiayaan pengembalian dana pembiayaan dianggap selesai.

 Pasal 6 Poin 1, diganti menjadi biaya-biaya yang diperlukan berkenaan dengan pelaksanaan

perjanjian ini, termasuk jasa notaries dan jasa lainnya, akan ditanggung bersama antara Anggota dan Kopsyah.

 Pasal 6 Poin 4, diganti menjadi setiap potongan yang diharuskan oleh peraturan

perundang-undangan yang berlaku, akan dibayarkan oleh anggota melalui kopsyah dengan menggunkan dana pendapatan usaha.

 Pasal 7, Pada Judul KEWAJIBAN NASABAH, apabila pada Pasal 1 ditambahkan definisi

Nasabah, maka tidak ada perubahan pada judul Pasal ini, akan tetapi apabila tidak ada penambahannya pada Pasal 1 mengenai Definisi Nasabah, maka judul Pasal ini dirubah menjadi KEWAJIBAN ANGGOTA.

 Pasal 9 CIDERA JANJI, didalamnya ada kalimat untuk dibayarkan dengan seketika dan

(13)

menjadi untuk dibayarkan dengan seketika dan sekaligus dengan adanya surat pemberitahuan, teguran, atau surat lainya sebelumnya.

 Pasal 13, judulnya tertera PENYELESAIAN PERSELISIHAN itu dirubah menjadi

PENYELESAIAN SENGKETA.

 Pasal 13 Poin b dan c menyebutkan jalur penyelesainya melalui BASYARNAS dan

Referensi

Dokumen terkait

Untuk variabel pembiayaan bagi hasil, nilai koefisien regresinya adalah 0,719 yang berarti bahwa apabila perolehan pendapatan dari pembiayaan bagi hasil meningkat,

1) BMT UGT Sidogiri Capem Jember Kota sebagai pemilik dana atau mencatat pembiayaan mudharabah anggota ke dalam akun pembiayaan mudharabah dan mencatatnya

Jaminan pembiayaan merupakan hak dan kekuasaan atas barang jaminan yang diserahkan oleh anggota kepada BMT guna menjamin pelunasan kewajibannya apabila pembiayaan yang

Apabila fasilitas pembiayaan tersebut menjadi bermasalah (NPF), berarti telah timbul risiko bagi bank syariah, yaitu nasabah tidak atau belum mampu untuk

Pada kasus pembiayaan yang diberikan kepada anggota X yang mengalami pembiayaan bermasalah, awalnya anggota X mengajukan pembiayaan kepada KJKS BMT Al Hikmah Ungaran

 Apabila sampai batas waktu yang ditentukan partisipan belum melunasi uang kontrak, maka perjanjian dibatalkan dan uang muka tidak dapat diambil kembali. Bagi yang telah

Apabila nasabah tidak dapat melunasi pembiayaan BSM Cicil Emas pada saat jatuh tempo atau pembiayaan digolongkan macet maka agunan dapat dijual oleh bank setelah melampaui 1

pembiayaan terendah pada Bank Mega Syariah tahun 2011 yang berarti bahwa Return On Asset (ROA) atau tingkat pengembalian asset pada Bank Mega Syariah tidak meningkat