• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Persamaan pada Pokoknya dalam Perlindungan Merek di Indonesia: Putusan Mahkamah Agung Nomor NHaKI2003 dan Putusan Pengadilan NiagaNomor 56Merek2002PN.Niaga.Jkt. pst T1 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Persamaan pada Pokoknya dalam Perlindungan Merek di Indonesia: Putusan Mahkamah Agung Nomor NHaKI2003 dan Putusan Pengadilan NiagaNomor 56Merek2002PN.Niaga.Jkt. pst T1 BAB II"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PEMAKNAAN PERSAMAAN PADA POKOKNYA

A. Kriteria Persamaan Pada Pokoknya

Istilah persamaan pada pokoknya adalah ketika dua buah merek yang memiliki kemiripan disandingkan. Dalam praktek, hal ini sering menjadi persoalan ketika merek yang satu dianggap melanggar merek lain. Suatu merek dapat dikatakan mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek lain, harus memenuhi kriteria sebagai berikut1 ;

1. Terdapat persamaan elemen secara keseluruhan

Bahwa dalam merek produk barang maupun jasa yang sejenis maupun tidak sejenis terdapat kesamaan dalam unsur-unsur atau elemen-elemen yang terdapat dalam merek secara keseluruhan baik dari bentuk, bunyi, penempatan atau tata letak, huruf, angka dan gabungan dari semua elemen-elemen tersebut.

Contoh : AKIRA vs AKIRA2. Dalam kasus elektronik AKIRA (Aki Habara Elektrik Corporation PTE LTD) vs AKIRA (Njiauw Nie Tjzie) dimana merek yang pertama di daftar kan di direktorat Jendral HKI yaitu produk yang di produksi oleh Aki Habara Elektrik Corporation PTE LTD dengan menggunakan merek AKIRA yang merupakan singkatan dari AKI

1

M. Yahya Harahap. 1996. Tinjauan Merek Secara Umum dan Hukum Merek di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 Bandung: Citra Aditya Bakti. Hal. 416

2

(2)

HABARA. Walaupun AKIRA yang di produksi oleh AKI HABARA belum terdaftar di Direktorat Jendral HKI namun AKIRA yang di produksi oleh Aki habara merupakan merek terkenal, karena sudah terdaftar di hampir 15 negara. Sehingga hakim menyatakan bahwa AKIRA produksi Njiaw Nie Tjzie merupakan jiplakan dari merek AKIRA buatan AKI HABARA.

2. Persamaan wilayah jenis atau produksi kelas barang atau jasa

Bahwa barang yang diproduksi memiliki kesamaan jenis dan cara memproduksi.

Contoh :Jenis kesamaan merek jenis produk rokok DEVIDOFF (Devidoff & Cie S.A) vs DEVIDOFF Ltda ( NV. Sumatra Tobacco Trading Company ).3 Dimana merek Devidoff Ltda yang di produksi oleh NV Suatra Tobacco Trading Company meniru dan menjiplak merek Rokok/Cerutu dari Devidoff buatan keluarga Davidoff/Devidoff & Cie S.A. Devidoff Ltda memproduksi kotak/kemasan yang sama dan menggunakan cerutu kualitas yang rendah, dan di jual sama dengan harga dari merek Devidoff yang produksi oleh Devidoff & Cie S.A

3. Persamaan wilayah dan segmen pasar

Bahwa merek barang atau jasa yang dihasilkan memiliki persamaan dalam wilayah atau letak geografis yang sama dengan segmen merek barang yang dihasilkan ditujukan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah atau menengah keatas.

3

(3)

Contohmya: Kopi Arabika Gayo dari ACEH.4 Kopi Arabika Gayo yang diproduksi di Dataran Tinggi Gayo (Aceh) oleh masyarakat setempat. 4. Persamaan cara dan perilaku pemakaian

Bahwa adanya kesamaan cara dalam produksi merek barang maupun jasa.5 5. Persamaan pada pemeliharaan.

Adanya kesamaan dalam menjaga kualitas dan kuantitas sebuah merek produk barang atau jasa.

Persamaan kelas dan jenis barang seperti terlihat dalam kasus yang penulis angkat saat ini antara AQUA dan AQUALIVA.6 Dimana terdapat persamaan pada kata “aqua”.

Menurut Prof. Sudargo Gautama, kriteria yang berlaku untuk dipandang sebagai persamaan pada pokonya ialah7 “apabila sesuatu merek bersangkutan akan menimbulkan kekeliruan pada khalayak ramai, jika dipakai bagi

barang-barang sejenis”

Unsur yang menentukan apakah suatu merek mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek lain adalah :

1. Kesan dari merek yang bersangkutan pada khalayak ramai

Dalam hal ini penetuan tergantung pada hakim. Hakim harus dapat memperhatikan secara jeli bagaimna masyarakat secara umum dapat

4

http://www.kompasiana.com/imamhariyanto/indikasi-geografis-pelindung-kekayaan-indonesia_54f6885aa33311c1078b4ebb.,Tanggal 18 mei 2017., Pukul 01.30 wib

5

Putusan Mahkamah Agung nomor 06 K/N/HaKI/2002. EXTRAJOSS vs ENERJOSS

6

Putusan Mahkamah Agung nomor 14 K/N/ HaKI/2003 AQUA vs AQUALIVA

7

(4)

membedakan antar produk yang berperkara, apakah masyarat secara umum dapat membedakan secara jelas atau tidak. Kesan yang timbul dalam masyarakat terhadap suatu merek adalah sama dengan merek lain adalah;

a. Bunyi pengucapan atau suara

Dapat dikatakan bahwa masarakat lebih menganggap bunyi pengucapan aatau suara lebih penting dari pada sifat-sifat lahiriah suatu merek.

Contoh : Sunsweet & Device vs Sunday & Device8. Sunsweet & Device (Sun Sweet growers INC) vs Sunday & Device (Ng. Sing Choeng).

b. Terjemahan atau arti dari suatu merek

Terjemahan tersebut dapat dikatakan terdapat persamaan pada pokoknya

Contoh ; kasus antara “SWALLOW GLOBE brand dan bola dunia”.

dalam bahasa inggris “GLOBE” berarti Bola dunia. 9

c. Penambahan kata dari suatu merek

Hal ini dapat dikatakan mempunyai persamaan pada pokoknya sebab hal ini bertujuan untuk mengacau mengenai asal usul barang.

Contoh : New Fujita Vs Fujita10. Kasus antara New Fujita dengan fujita adalah memiliki produk yang sama yaitu Map gantung. Sehingga

8

Putusan Mahkamah Agung Nomor 027 K/N/HaKI/2003., SUNSWEET & Device vs SUNDAY & Device.

9

(5)

konsumen berasumsi Map gantung yang diproduksi Fujita merupakan produksi dari New Fujita.

2. Terhadap barang sejenis

Terhadap barang sejenis Undang-Undang telah mengatur untuk mencegah kemungkinan timbulnya kekeliruan padakhalayak ramai tentang

penggunaan merek. Prof sudargo Gautama mengatakan, “Apabila sesuatu

merek bersangkutan akan menimbulkan kekeliruan pada khalayak ramai, jika dipakai bagi barang-barang yang sejenis, maka dianggap ada

persamaan pada pokoknya”. Sedangkan untuk menentukan bahwa terdapat

kesamaan pada pokoknya suatu merek, haruslah dilihat secara keseluruhan. Masyarakat sekarang sudah lebih cerdas dalam memilih produk merek yang kualitas baik dan buruk yang saat ini beredar di pasaran saat, walaupun terdapat persamaan pada pokoknya.

Kriteria-kriteria memiliki persamaan pada pokoknya juga sudah dinyatakan dalam putusan MA No. 279 PK/Pdt/1992 yaitu merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya apabila: a) sama bentuk. b) Sama komposisi. c) Sama kombinasi. d) sama unsur elemen. e) sama bunyi. f) sama ucapan. g) sama penampilan. Persamaan merek yang memiliki persamaan pada pokoknya karena mempunyai persamaan pada bunyi pengucapan, pengertian (konotasi), kelas barang dan jenis barang karena bunyi pengucapan yang sama.11

10

Putusan Mahkamah Agung Nomor 019 K/N/HaKI/2005., New Fujita vs FUJITA.

11

(6)

B. Anotasi Putusan Perkara AQUA vs AQUALIVA

1. Putusan Pengadilan Negeri Niaga dan Putusan Mahkamah Agung a. Ringkasan Kasus

Penggunaan merek dagang yang mirip pengucapan / kata yang sudah terdaftar dalam sebuah merek air mineral dalam kemasan. Antara merek AQUA (PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPI. Tbk.) Dan AQUALIVA (Nasution Aries S.B).

b. Sejarah Kasus

Pada awalnya dalam Pengadilan Niaga PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPI perusahaan Air dalam kemasan yang memproduksi air kemasaan bermerek AQUA, menggugat merek AQUALIVA milik seorang pengusaha bernama Nasution Aries. S.B di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Persoalannya PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPI

menganggap merek AQUALIVA memiliki “persamaan pada

pokoknya” dengan produk AQUA GOLDEN MISSISIPI yang

menggunakan kata “AQUA”.

Kuasa Hukum PT. Aqua Golden Mississipi Udeng Mulyar, SH., mengklaim kliennya mempunyai hak eksklusif atas merek-merek yang

mengandung kata “AQUA”. Produk itu pun sudah mereka daftarkan ke

Direktorat Jendral Hak kekayaan Intelektual sejak tahun 1983, sedangkan AQUALIVA terdaftar sejak 07 November 1997. Merek

yang didaftar menggunakan kata “AQUA”. Merek ini menurut Udeng

(7)

Bukan berdasarkan kata AQUA sudah akrab di telinga masyarakat sehingga hakim mengabulkan gugatan dari AQUA, hakim menganggap tidak ada persamaan pada pokoknya dalam merek AQUA dan AQUALIVA. Hakim mengatakan PT. Aqua golden mississipi harus membuktikan terlebih dahulu apakah merek AQUA merupakan merek terkenal dan sudah dikenal oleh masyarakat, namun PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPI dan kuasa Hukumnya dalam persidangan tidak dapat membuktikan merek AQUA miliknya adalah merek terkenal secara internasional dan atau secara nasional. Hakim juga mempertimbangkan apa yang termasuk dalam Pasal 6 ayat 1 huruf b UU No. 15 tahun 2001 jo Pasal 21 ayat 1 UU No. 20 tahun 2016 dengan istilah persamaan pada pokoknya atau keseluruhan; dalam Pasal tersebut diatas maupun Pasal lain Dalam Undang-Undang tentang merek tidak memberikan rumusan tentang persamaan pada pokoknya

atau keseluruhanya. Penjelasan Pasal 21 ayat 1 menyatakan “kemiripan

(8)

AQUA merasa keberatan dengan putusan hakim Pengadilan Negeri Niaga sehingga AQUA mengajukan kasasi dan hakim mempertimbangan lagi putusan hakim Pengadilan Negeri Niaga. Hakim Mahkamah Agung menimbang keberatan yang diajukan oleh permohonan kasasi dimana AQUA merupakan merek terkenal. Dalam merek AQUA dan merek AQUALIVA ada unsur yang menonjol antara merek yang satu dan merek yang lain, yang dapat menimbulkan kesan antara lain adanya persamaan bunyi ucapan. Hakim juga menimbang AQUA merupakan unsur dominan dalam merek pemohon kasasi, maka pemakaian merek dengan menggunakan kata aqua dikwalifisir beritikat tidak baik.

c. Isu putusan

Kasus diatas adalah merek yang memiliki persamaan kata. Dimana kedua merek tersebut memiliki kata AQUA, namun dalam kenyataannya merek tersebut dinyatakan oleh hakim tidak memiliki persamaan kata atau persamaan pada pokoknya. Karena dalam salah satu merek (AQUALIVA) menggunakan dua kata yaitu AQUA-LIVA, sedangkan yang satu (AQUA) hanya memiliki satu kata saja

yaitu“AQUA” sedangkan hakim Mahkamah Agung berbeda pendapat

dengan hakim PN karna hakim MA menyatakan bahwa memang memiliki persamaan pada pokoknya.

d. Alasan hakim memutuskan itu

(9)

penggugat, akan tetapi tidak menimbulkan kesan adanya persamaan mengenai bunyi ucapan. Kemiripan belum saja belum memenuhi syarat untuk mengatakan ada persamaan pada pokoknya karena kemiripan yang di maksud adalah kemiripan yang dapat menimbulkan kesan adanya persamaan mengenai kombinasi antara unsur-unsur, atau kemiripan yang dapat menimbulkan kesan adanya persamaan mengenai bunyi ucapan yang terdapat dalam kedua merek tersebut. Majelis hakim berpendapat bahwa dengan adanya daya pembeda (distinctive power) yang cukup menonjol sebagaimana telah dikemukakan dalam pertimbangan diatas cukup beralasan untuk mengatakan bahwa kemiripan antara merek AQUALIVA milik tergugat I dengan merek AQUA milik penggugat tidak akan menimbulkan kebingungan pada masyarakat atau masyarat tidak akan mengalami kesulitan untuk mengetahui mana diantara kedua merek itu. Dan menurut fakta notoir terbukti masyarakat pada umumnya tidak terlalu memperhatikan merek pada saat membeli atau minum air mineral, apakah air mineral yang mereka beli atau yang mereka minum itu mereknya AQUA atau merek lain selain AQUA tapi mereka selalu menyebutnya dengan AQUA. Hakim MA mengabulkan permohonan kasasi karna didalam putusan menyatakan bahwa merek AQUA milik penggugat adalah merek terkenal untuk jenis barang 32. Hakim juga menyatakan bahwa merek

“AQUALIVA” milik tergugat I mempunyai persamaan pada pokoknya

dengan merek terkenal “AQUA” milik penggugat. Karena adanya

(10)

unsur yang dominan. Sedangkan hakim Mahkamah Agung menganggap

Putusan Pengadilan Negeri Niaga nomor

56/Merek/2002/PN.Niaga.Jkt.Pst yang menyatakan tidak memiliki persamaan pada pokonya antara merek penggugat (AQUA) dan tergugat (AQUALIVA) dinyatakan hakim salah karena adanya unsur-unsur yang menonjol antara merek yang satu dan merek yang lain, dan memiliki persamaan bunyi ucapan seperti dalam putusan Mahkamah Agung nomor 757 k/pdt/1989, nomor 980 K/Pdt/1990 dan nomor 1371 K/pdt/1993 yang dengan sangat tegas mengatakan kata AQUA merupakan unsur dominan dalam permohonan kasasi terhadap pemakain merek AQUARIA, CLUB AQUA, dan QUA QUA sehingga dikwalifisir beritikad tidak baik karena membonceng nama AQUA. e. Amar Putusan

Hakim dalam Pengadilan Niaga yaitu ;

- Karna telah terbukti merek AQUALIVA milik tergugat I tidak memiliki persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek AQUA milik penggugat maka gugatan penggugat di tolak - Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian

- Menyatakan pengguggat sebagai pemelik merek terkenal Aqua di Indonesia untuk jenis barang 32

- Menghukum penggugat untuk mmbayar ongkos perkara sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah)

(11)

Putusan Mahkamah Agung ;

- Hakim memutuskan mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian dimana menyatakan penggugat merupakan merek terkenal

di Indonesia “AQUA” untuk kelas 32.

- Merek AQUALIVA atas nama tergugat I mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek AQUA milik penggugat

- Membatalkan pendaftaran merek AQUALIVA untuk jenis barang air mineral dan minuman aqu dari daftar umum merek.

- Hakim juga memerintahkan panitra pengadilan Negeri niaga Jakarta pusat untuk segera menyampaikan putusan kepada tergugat II yang akan melaksanakan pembatalan pendaftaran merek tergugat I dari daftar umum merek dan mengumumkan dalam berita resmi merek - Menghukum termohon kasasi untuk membayar biaya perkara dalam

semua tingkat peradilan yang dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah)

Dalam dunia usaha yang berkembang sangat cepat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan dirinya, salah satunya adalah melakukan pemasaran. Suatu barang dengan kualitas setingii apa pun masih kalah dengan sebuah merek terkenal karena sudah mempunyai nama baik (goodwill). Salah satu contohnya adalah sengketa merek antara AQUA dengan AQUALIVA.

Hakim Pengadilan Niaga dan Mahkamah Agung dalam kasus diatas tidak mempertimbangkan pasal 21 Undang-Undang Merek dan Imdikasi Geografis tahun 2016. Dalam pasal 21 Undang-Undang tentang merek Penjelasan Pasal 21

(12)

menonjol antara merek yang satu dan merek yang lain, yang dapat menimbulkan kesan adanya persamaan baik mengenai bentuk, cara penempatan, cara penulisan atau kombinasi antara unsur-unsur atau persamaan bunyi ucapan yang terdapat dalam merek-merek tersebut.” dari penjelasan Pasal 21 diatas maka hakim seharusnya mempertimbangkan merek lain yang tidak mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek yang sudah ada.

Hakim memiliki tanggung jawab sangat strategis dalam menyatakan bahwa konsumen akan mengalami kebingungan dari keberadaan dua merek.12 Untuk membantu hakim dalam memutuskan, hakim dapat mepertimbangkan bukti-bukti yang diajukan oleh para pihak.13

Dalam kasus diatas PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPI. Tbk. Hakim meminta bukti bahwa merek AQUA merupakan merek terkenal. Namun PT. AQUA GOLDEN MISSISSSIPI tidak memberikan bukti tersebut kepada hakim. Kriteria keterkenalan suatu merek berdasarkan adanya pendaftaran di berbagai negara juga telah ditetapkan oleh World Intellectual Property Organization (WIPO) di Jenewa yang merupakan suatu badan internasional yang mengurus masalah Hak Kekayaan Intelektual. Adapun dalam laporan hasil pertemuan The Committee of Expert on Well Known Mark atau Komisi Ahli Mengenai Merek Terkenal pada bulan 1997, telah dirumuskan kriteria-kriteria

12

Electrolux limited vs electrix limited (1954) sebagaimna dikutip oleh lionel bently dan brad sherman hal. 826., Indirani Wauran dan Titon Slamet Kurnia, confusion dan pembatan merek oleh pengadilan., MIMBAR HUKUM volume 27, nomor 2, juli 2015.,hal 275

13

(13)

yang menjadi pedoman penilaian untuk menentukan suatu merek sebagai Merek Terkenal, antara lain sebagai berikut:14

a. Pemakaian merek yang begitu lama;

b. Penampilan merek yang mempunyai ciri khas tersendiri yang melekat pada ingatan masyarakat banyak;

c. Pendaftaran merek di beberapa negara;

d. Reputasi merek yang bagus karena produk-produk atau jasa yang dihasilkan mempunyai mutu yang prima dan nilai estetis serta nilai komersial yang tinggi;

e. pemasaran dan peredaran produk dengan jangkauan yang luas di hampir seluruh dunia;

Kasus yang sudah diputuskan tidak dapat diubah lagi, kecuali Negara kita bukan Negara hukum lagi. Di dalam putusan terdapat suatu formulasi putusan.15 Formulasi putusan adalah susunan atau sistematka yang harus dirumuskan dalam putusan agar memenuhi syarat perUndang-Undangan.

Apabila putusan yang dijatuhkan tidak mengikuti susunan perumusan yang digariskan. Putusan tidak sah dan harus dibatalkan. Makna Persamaan pada pokoknya dalam hukum merek. Hakim Menyatakan bahwa merek yang memiliki persamaan pada pokoknya identik baik dengan arti, bunyi, maupun dari kata. 16

14 https://media.neliti.com/media/publications/35445-ID-perbedaan-penerapan-syarat

pembatalan-merek-terkenal-antara-pengadilan-niaga-dan.pdf. 30 Mei 2017., pukul 12.22.

15

M. Yahya Harahap., Hukum Acara Perdata., sinar grafik., Jakarta., 2004, hal. 809

16

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Berbantuan LKS terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Lingkaran Kelas VIII MTsN

Hasil penelitian dan pembahasan menunjukan bahwa : Putusan Hakim harus sesuai dengan syarat materiil dan formil berdasarkan KUHAP, karena Perbedaan unsur dalam pasal

Hasil dari The United Nations Conference on Sustainable Development (UNCSD) yang lebih dikenal dengan Rio 20+ yaitu The Future We Want : Rio+20 Outcome

Namun terdapat faktor penghambat dalam menjalankan program ini yaitu masyakat yang masih menggunakan hukum adat dalam kegiatan rembug pekon, sulitnya mengumpulkan

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas hasil keterampilan menulis argumentasi melalui penggunaan strategi pembelajaran concept map pada

menyatakan bahwa tinggi rendah konsumsi pakan pada ternak ruminansia sangat. dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu : tempat tinggal

[r]

(1997), this research employed the process definition.. In the context of this research, we defined effective learning in the laboratory as the lecturers’ quality in the pre -lab,