NAMA : HESTINA DWI SARI RUMAHORBO
NIM : 2014017067
KELAS : 4A3 (AKUNTANSI)
AUDIT INTERNASIONAL, AUDIT INTERNAL, DAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
A. Audit Internasional
International Standards on Auditing adalah suatu standar kompetensi bagi profesional yang bekerja di bidang auditing. ISA diterbitkan oleh International Auditing and Assurance Standards Boards (IAASB) melalui International Federation of Accountant (IFAC) pada tahun 2009. Dalam aktanya ditulis, “International Standards on Auditing (ISAs) are professional standards that deal with the independent auditor's responsibilities when conducting an audit of financial statements. ISAs contain objectives and requirements together with application and other explanatory material. The auditor is required to have an understanding of the entire text of an ISA, including its application and other explanatory material, to understand its objectives and to apply its requirements properly”, lebih jelas lagi,auditor diharuskan untuk mengerti ISA,
termasuk penerapannya dan isi materinya, serta tujuannya. ISA memperbarui 20 standar lama juga menambah 1 standar baru.
ISA dibuat dengan tujuan meningkatkan kualitas bukti-bukti audit yang pada akhirnya meningkatkan kualitas hasil audit. Lebih lanjut tertera di dalamnya:
· Quality of audit evidence;
· Auditor communications and reporting, to emphasize the importance of open and
constructive dialogue between auditors and those charged with governance/management, and to help ensure that important matters are brought to users' attention in a clear and meaningful way.
International Standards on Auditing amat terkait dengan International Standard on Quality Control. International Standards on Auditing ini mempunyai 5 bagian, yaitu Introduction
mencakup tujuan, ruang lingkup, dan subjek materi; Objective menjelaskan kepentingan auditor; Definitions yang menjelaskan pengertian yang dibakukan ISA; Requirements dalah bagian yang menjelaskan ‘bagaimana auditor seharusnya..’; dan Application and Other Explanatory Material menjelaskan bagaimana pelaksanaan berikut prosedur serta penjelasan hal lain yang masih terkait. Secara garis besar, ISA terdiri dari beberapa hal pokok, yaitu:
Tanggungjawab (responsibilities)
ISA 200 Overall Objectives of the Independent Auditor and the Conduct of an Audit in Accordance with International Standards on Auditing
ISA 210 Agreeing the Terms of Audit Engagements
ISA 220 Quality Control for an Audit of Financial Statements
ISA 230 Audit Documentation
ISA 240 The Auditor's Responsibilities Relating to Fraud in an Audit of Financial Statements
ISA 250 Consideration of Laws and Regulations in an Audit of Financial Statements
ISA 260 Communication with Those Charged with Governance
Perencanaan Audit (Audit planning)
ISA 300 Planning an Audit of Financial Statements
ISA 315 Identifying and assessing the risks of material misstatement through understanding the entity and its environment
ISA 320 Materiality in planning and performing an audit
ISA 330 The auditor's responses to assessed risks
Pengendalian Internal (Internal Control)
ISA 402 Audit Considerations Relating to an Entity Using a Service Organization
ISA 450 Evaluation of Misstatements Identified during the Audit
Bukti Audit (Audit evidence)
ISA 500 Audit Evidence
ISA 501 Audit Evidence – Additional Considerations for Specific Items
ISA 505 External Confirmations
ISA 510 Initial Engagements - Opening Balances
ISA 520 Analytical Procedures
ISA 530 Audit Sampling and Other Means of Testing
ISA 540 Auditing Accounting Estimates, Including Fair Value Accounting Estimates, and Related Disclosures
ISA 560 Subsequent Events
ISA 570 Going Concern
ISA 580 Written Representations
Penggunaan oleh Ahli (Using work of other experts)
ISA 600 Special Considerations - Audits of Group Financial Statements (Including the Work of Component Auditors)
ISA 610 Using the Work of Internal Auditors
ISA 620 Using the Work of an Auditor's Expert
Kesimpulan Audit dan Laporan Audit (Audit conclusions and Audit report)
ISA 700 Forming an Opinion and Reporting on Financial Statements
ISA 705 Modifications to the Opinion in the Independent Auditor's Report
ISA 706 Emphasis of Matter Paragraphs and Other Matter Paragraphs in the Independent Auditor's Report
ISA 710 Comparative Information - Corresponding Figures and Comparative Financial
Statements
ISA 720 The Auditor's Responsibilities Relating to Other Information in Documents Containing Audited Financial Statements
Bidang Khusus (Specialized Areas)
ISA 805 Special Considerations-Audits of Single Financial Statements and Specific
Elements, Accounts or Items of a Financial Statement
ISA 810 Engagements to Report on Summary Financial Statements
International Standard on Quality Control (ISQC) 1, Quality Controls for Firms that Perform Audits and Reviews of Financial Statements, and Other Assurance and Related Services Engagements
Terus diperbarui hingga 2013:
· IAPS 1000 Inter-bank confirmation procedures
· IAPS 1004 The relationship between banking supervisors and banks’ external auditors · IAPS 1006 Audits of the financial statements of banks
· IAPS 1010 The consideration of environmental matters in the audit of financial statements · IAPS 1012 Auditing derivative financial instruments
· IAPS 1013 Electronic commerce-Effect on the audit of financial statements
· IAPS 1014 Reporting by Auditors on Compliance with International Financial Reporting Standards
· ISRE 2400 Engagements to review financial statements
· ISRE 2410 Review of interim financial information performed by the independent auditor of the entity
· ISAE 3000 Assurance engagements other than audits or reviews of historical financial information
· ISAE 3400 The examination of prospective financial information · ISAE 3402 Assurance reports on controls at a service organization
· ISRS 4400 Engagements to perform agreed-upon procedures regarding financial information · ISRS 4410 Engagements to compile financial statements
International Standards on Auditing (ISA) diharapkan dapat meningkatkan kualitas laporan hasil audit melalui peningkatan individu auditor itu sendiri. Sebagai standar yang telah dibakukan, ISA telah banyak diterapkan oleh negara negara di dunia terutama di Eropa.
Hiro Tugiman [2006:11]
Internal audit merupakan suatu fungsi penilaian independen didalam entitas/organisasi guna menguji serta mengevaluasi aktivitas yang dilaksanakan.
Mulyadi [2002:29]
Internal Audit adalah auditor yang bekerja didalam suatu entitas/perusahaan yang bertugas untuk mengetahui apakah prosedur serta kebijakan yang sudah disusun dan ditetapkan oleh manajemen telah diptuhi, menenttukan apakah penjagaan atas kekayaan entitas/organisasi sudah baik atau tidak, menetukan tingkat efektivitas dan efisiensi prosedur aktivitas kegiatan organisasi, serta menetukan kehandalan informasi yang telah dihasilkan oleh bagian bagian dari
entitas/organisasi.
IIA yang dikutip Sawyer [2005:8]
Internal Audit merupakan fungsi penilaian yang dibentuk oleh entitas guna memeriksan serta mengevaluasi aktivitas entitas sbgai jasa yang telah diberikan kpd entitas perusahaan.
Tujuan Internal Audit Hiro Tugiman [2006:11]
Internal audit bertujuan untuk membantu anggota entitas organisasi supaya bisa melaksanakan tanggung jawab dengan efektif. Internal Audit akan menganalisis, mengajukan beberapa saran dan penilaian. pemeriksaaan juga mencakup pengawasan efektif dgan biaya yg wajar.
Sukrisno Agoes [2004:222]
Audit Internal bertujuan untuk membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung-jawabnya dengan menganalisa, menilai dan memberiksaran serta komentar tentang aktivitas yang
diperiksa.
Guna mencapai tujuan internal audit, ini yang harus dilakukan oleh auditor internal:
Memastikan kebijakan, rencana serta prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya oleh manajmen untuk ditaati
Menilai kebaikan, mengembangkan pengedalian secara efektif dengan biaya yang wajar, juga mengetahui bagus tidaknya sistem pengendalian yang ada. baik pengendlian
Memastikan harta perusahaan dipertanggung-jawabkan serta dilindungi dari terjadinya misal kehilangan, kecurangan, disalahgunakan, pencurian dan lain sebagainya
Memberi saran perbaikan operasional untuk lebih efektif dan efisien lagi.
Menilai mutu kualitas pekerjaan.oleh bagian bagian perusahaan yang telah dibebankan oleh manajemen.
Memberi kepastian bahwa data data yang diolah dalam perusahaan bisa dipercaya
Fungsi serta Lingkup Internal Audit
Internal Audit berfungsi untuk alat bantu manajemen guna menilai tingkat efektif dan keefisienan pengendalian internal perusahaan, memberi saran ataupun rekomendasi serta memberikan nilai tambah untuk manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan atau tindakan berikutnya. Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal
Penanggung jawab fungsi audit intern harusnya mengelola fugsi internal audit dengan efisien serta efektip guna memastikan kegiatan tersebut memberi nilai lebih untuk entitas perusahaan.
Ruang lingkup Internal Audit menurut Guy [2002:410]
Meliputi pemeriksaan serta evaluasi memadai dan juga tingkat efektifitas pengendalian intern perusahaan dan mutu pekerjaan dalam melakukan tanggung jawab yang ditugaskan.
Demikian tadi dasar tentang pengertian internal auditing, semoga tulisan ini dapat membantu anda anda yang sedang belajar tentang pengertian internal audit.
Independensi Internal Audit
Salah satu hal yang harus diperhatikan agar suatu perusahaan dapat memiliki departemen audit internal yang efektif adalah departemen audit internal tersebut harus mempunyai kedudukan yang independen dalam organisasi perusahaan.
1. Kedudukan Internal Audit Department (IAD) tersebut dalam organisasi perusahaan, maksudnya kepada siapa IAD bertanggung jawab.
2. Apakah IAD dilibatkan dalam kegiatan operasional.
Jika ingin independen, departemen audit internal tidak boleh terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan. Misalnya tidak boleh ikut serta dalam kegiatan penjualan dan pemasaran,
penyusunan sistem akuntansi, proses pencatatan transaksi, dan penyusunan laporan keuangan perusahaan.
Kedudukan departemen internal audit di dalam perusahaan akan menentukan tingkat
kebebasannya dalam menjalankan tugas sebagai auditor. Kedudukan ataupun status departemen audit internal dalam suatu organisasi perusahaan mempunyai pengaruh terhadap luasnya kegiatan serta tingkat independensinya didalam menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa. Jadi status organisasi dari departemen audit internal harus cukup untuk dapat menyelesaikan tanggung jawab audit.
Departemen audit internal hanyalah akan seefektif seperti yang diinginkan manajemennya jika ia bebas dari aktivitas-aktivitas yang diauditnya. Hal ini hanya akan dapat tercapai bila
departemen audit internal mempunyai kedudukan yang memungkinkan baginya untuk mengembangkan sikap independennya terhadap bagian-bagian lain yang harus diperiksanya. Untuk mencapai keadaan seperti ini, maka auditor internal harus memperoleh dukungan dari pihak manajemen dan dewan komisaris.
Terdapat alternatif kedudukan internal auditor dalam perusahaan yaitu sebagai berikut : 1. Internal auditor berada di bawah direktur keuangan.
2. Internal auditor berada di bawah direktur utama yang merupakan staf dari direktur utama.
Kedudukan seorang internal auditor juga tidak memiliki wewenang langsung terhadap tingkatan manajemen di dalam organisasi perusahaan, kecuali pihak yang memang berada di bawahnya dalam satuan kerja internal audit itu sendiri.
Internal audit yang independen tidak dibolehkan untuk terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan apalagi kegiatan yang diperiksanya. Sulit bagi seorang auditor untuk memberikan penilaian yang objektif dan independen apabila ternyata ia terlibat dalam kegiatan yang diperiksanya.
Sebagai penilai independen tentang peranan sistem manajemen mutu perusahaan, internal audit hanya menempatkan diri sebagai narasumber dalam pembuatan konsep sistem manajemen mutu. Pihak yang bertanggung jawab penuh dalam perancangan dan implementasi sistem manajemen mutu adalah manajemen dan direksi. Dengan demikian penilaian internal audit terhadap sistem manajemen mutu tetap independen dan objektif, tanpa terlibat langsung dalam perencanaannya. Laporan Internal Audit
Hasil akhir dari pelaksanaan audit internal dituangkan dalam suatu bentuk laporan tertulis melalui proses penyusunan yang baik. Laporan hasil audit internal merupakan suatu alat penting untuk menyampaikan pertanggungjawaban hasil kerja kepada manajemen yaitu sebagai media informasi untuk menilai sejauh mana tugas-tugas yang dibebankan dapat dilaksanakan. Adapun isi atau materi laporan audit internal menurut Boynton (2003:494) yaitu:
1. suatu laporan tertulis yang ditandatangani harus dikeluarkan setelah pemeriksaan audit selesai. Laporan intern itu bisa dalam bentuk tertulis atau lisan dan dapat disampaikan secara formal ataupun informal.
2. auditor internal harus membahas kesimpulan dan rekomendasi pada tingkatan manajemen yang tepat sebelum mengeluarkan laporan tertulis yang final.
3. laporan haruslah objektif, jelas, ringkas, konstruktif dan tepat waktu.
4. laporan harus menyatakan tujuan, ruang lingkup, dan hasil audit, dan bila tepat, laporan itu juga harus berisi suatu pernyataan pendapat auditor.
6. pandangan auditee tentang kesimpulan dan rekomendasi audit dapat disertakan dalam laporan audit.
7. direktur auditing internal atau designee harus mereview dan menyetujui laporan audit final sebelum diterbitkan serta harus memutuskan kepada siapa laporan itu akan dibagikan.
Laporan dari bagian audit internal merupakan suatu alat komunikasi yang di dalamnya terdapat tujuan yang dimulai dari penugasan, luas pemeriksaan, batasan yang dibuat dan juga saran atau rekomendasi kepada pimpinan perusahaan. Tujuan dari laporan audit adalah sebagai berikut:
1. laporan auditor adalah merupakan kesimpulan dari hasil pemeriksaan
2. menyajikan temuan-temuan dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
3. sebagai dasar untuk kemudian diambil tindakan oleh manajemen terhadap penyimpangan yang terjadi.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka laporan yang disampaikan haruslah memiliki unsur-unsur berikut ini:
1. Objektif
Laporan yang disusun harus mengungkapkan fakta dengan teliti berdasarkan data yang dapat diuji kebenarannya. Menyampaikan dengan jelas tentang pokok pemeriksaan yang telah dilakukan sehingga dapat diyakini kebenarannya.
2. Clear (jelas)
Laporan disusun dengan menggunakan bahasa yang jelas, tidak menimbulkan
3. Ringkas
Struktur laporan yang baik melaporkan dengan ringkas pelaksanaan operasional, pengendalian, dan hasil kerja. Laporan itu harus terhindar dari hal-hal yang tidak relevan, tidak material seperti gagasan, temuan, kalimat dan sebagainya yang tidak menunjang tema pokok laporan, namun tetap menjaga kualitas informasi yang
disampaikan melalui laporan tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan pemakainya.
4. Membangun (konstruktif)
Laporan yang bersifat membangun adalah laporan yang sedapat mungkin memaparkan rekomendasi tindakan perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengupayakan peningkatan operasi.
5. Tepat waktu
Laporan audit hanya dapat bermanfaat dengan maksimal bila laporan tersebut disajikan pada saat dibutuhkan. Sehingga auditor harus mampu menyajikan laporan yang tepat waktu.
Sebelum disampaikan pada pengguna laporan, peninjauan kembali atas laporan (review) adalah tindakan bijak yang dapat dilakukan audit internal. Hal tersebut bertujuan untuk lebih
memastikan kebenaran dan kelengkapannya. Laporan audit akan efektif bila terdapat
pelaksanaan tindak lanjut agar proses audit yang berjalan benar-benar memberikan manfaat bagi perusahaan. Untuk itu departemen audit internal bertugas untuk memantau pelaksanaan tindak lanjut, menganalisis kecukupan tindak lanjut disertai identifikasi hambatan pelaksanaanya, dan memberikan laporan atas tindak lanjut tersebut.
C. Audit Laporan Keuangan Pemerintah
Pemeriksaan keuangan negara diatur di dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Di dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai
empat hal yakni proses pemeriksaan, karakteristik pemeriksaan, tujuan pemeriksaan, dan objek pemeriksaan. Pemeriksaan keuangan negara meliputi pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara dan pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan negara. Lantas apa yang dimaksud dengan pengelolaan dan tanggung jawab. Menurut undang-undang, pengelolaan keuangan negara adalah keseluruhan kegiatan pejabat pengelola keuangan negara sesuai dengan kedudukan dan kewenangannya, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan
pertanggungjawaban. Pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara ini diwujudkan dengan penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintah yang telah diterima secara umum. Sedangkan yang dimaksud dengan tanggung jawab keuangan negara adalah kewajiban pemerintah untuk melaksanakan pengelolaan keuangan negara secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, dan transparan dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Jadi pengertian pengelolaan keuangan negara lebih ke arah proses manajemen, mulai dari tahap perencanaan hingga tahap pertanggungjawaban. Sedangkan tanggung jawab keuangan negara menitikberatkan pada kewajiban melaksanakan sesuai dengan aturan dan rambu-rambu yang ada.
Jenis dan Karakteristik Pemeriksaan Keuangan Negara 1. Pemeriksaan keuangan
a. Pengertian pemeriksaan keuangan
Secara sederhana pemeriksaan keuangan diartikan sebagai pemeriksaan atas laporan keuangan. Laporan keuangan yang diperiksa adalah laporan keuangan pemerintah pusat dan laporan keuangan pemerintah daerah. Pemeriksaan keuangan ini dilakukan oleh Badan Pengawas Keuangan dalam rangka memberikan pernyataan opini tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan di dalam laporan keuangan pemerintah. Opini tersebut dibuat oleh Badan Pemeriksa Keuangan yang intinya menyimpulkan apakah laporan keuangan yang diperiksa telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Pemeriksaan kinerja
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 pasal 4 ayat 3 menyatakan bahwa pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang terdiri dari pemeriksaan aspek ekonomi, aspek efisiensi, serta aspek efektivitas. Selain itu pengujian
terhadap ketentuan perundang-undangan dan pengendalian intern juga perlu dilaksanakan dalam melaksanakan pemeriksaan kinerja. b.
Tujuan pemeriksaan kinerja Tujuan pemeriksaan kinerja adalah untuk menilai apakah entitas atau organisasi menggunakan sumber daya secara ekonomis, efektif, dan efisien. Tujuan lebih lanjut dari pemeriksaan kinerja ini adalah untuk mendorong ke arah perbaikan sesuai dengan
pernyataan yang dibuat oleh INTOSAI karena pemeriksaan jenis ini menghasilkan temuan, simpulan, dan rekomendasi. Pemeriksaan kinerja menghasilkan informasi yang berguna untuk meningkatkan kinerja suatu program dan memudahkan pengambilan keputusan bagi pihak yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengambil tindakan koreksi serta meningkatkan pertanggungjawaban publik.
3. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu
a. Pengertian pemeriksaan dengan tujuan tertentu
Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004, pemeriksaan dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaan di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Laporan hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu memuat kesimpulan. Pemeriksaan ini dapat bersifat eksaminasi, reviu, atau prosedur yang disepakati. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu ini antara lain meliputi pemeriksaan atas hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan, pemeriksaan investigatif dan pemeriksaan atas sistem pengendalian internal.
c. Pengertian dan Arti Pentingnya Standar Pemeriksaan
Standar audit yang diterbitkan oleh organisasi audit tersebut memiliki kekhasan masing-masing. Namun demikian pada dasarnya standar audit yang diterbitkan oleh organisasi-organisasi audit tersebut memuat tiga hal utama yang sama, yaitu :
1. Standar Umum, yang mengatur mengenai persyaratan profesional yang harus dipenuhi oleh pemeriksa
3. Standar Pelaporan, yang mengatur mengenai pelaporan hasil pelaksanaan audit. Pentingnya Standar Pemeriksaan Sebagai suatu pedoman atau panduan, maka standar audit memiliki arti yang sangat penting, bukan saja bagi pemeriksa tetapi juga pihak-pihak lainnya seperti manajemen entitas yang diaudit, para pengguna laporan audit dan stakeholder lainnya.
a. Standar audit sebagai pedoman bagi pemeriksa Standar audit memuat persyaratan kualifikasi pemeriksa serta standar mutu pelaksanaan dan pelaporan audit. Dengan demikian standar audit berfungsi sebagai pedoman bagi pemeriksa mengenai persyaratan apa saja yang harus dipenuhi oleh pemeriksa serta memberikan arah bagi pemeriksa untuk dapat melaksanakan dan melaporkan hasil auditnya.
b. Standar audit sebagai alat ukur kinerja pemeriksa Pemeriksa yang memenuhi persyaratan dalam standar audit serta audit yang dilaksanakan berdasarkan standar audit, akan
memberikan jaminan terhadap kualitas hasil audit itu sendiri. Sebaliknya apabila
pemeriksa tidak memenuhi persyaratan dalam standar audit dan audit tidak dilaksanakan berdasarkan standar audit, maka hasil audit tidak dapat dijamin kualitasnya. Lebih dari itu, audit yang dilaksanakan berdasarkan standar audit akan menjadi semakin efisien dan efektif. Dengan demikian standar audit dapat berfungsi sebagai alat ukur kinerja bagi pemeriksa.
c. Jaminan mutu bagi para pengguna laporan audit Standar audit mensyaratkan agar
pemeriksa dapat mempertahankan kompetensi, integritas, obyektivitas, dan independensi dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan. Dengan demikian audit yang