• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluara Sejahtera di Kelurahan Sukaramai I Kecamatan Medan Area

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluara Sejahtera di Kelurahan Sukaramai I Kecamatan Medan Area"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Implementasi

2.2.1 pengertian Implementasi

Sudah menjadi kodrat manusia sebagai makhluk hidup untuk

menginginkan sesuatu yang lebih baik. Hal ini sudah merupakan dimensi biologis

dan psikologis manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya didunia ini,

implementasi merupakan proses untuk memastikan terlaksananya suatu kebijakan

dan tercapainya kebijakan tersebut. Impelementasi juga dimaksudkan menyediakan

sarana untuk membuat sesuatu dan memberikan hasil yang bersifat praktis terhadap

sesama.

Van Horn DanVan Meter mengartikan Implementasi kebijakan sebagai

:"tindakan-tindakan oleh individu publik dan swasta (atau kelompok) yang diarahkan

pada prestasi tujuan yang ditetapkan dalam keputusan kebijakan sebelumnya".( Van

Horn Dan Van Meterdalam Subarsono 2006 : 100). Jadi Implementasi dimaksudkan

sebagai tindakan individu publik yang diarahkan pada tujuan serta ditetapkan dalam

keputusan dan memastikan terlaksananya dan tercapainya suatu kebijakan serta

memberikan hasil yang bersifat praktis terhadap sesama. Sehingga dapat tercapainya

sebuah kebijakan yang memberikan hasil terhadap tindakan-tindakan individu publik

dan swasta.

Berdasarkan pengertian implementasi yang dikemukakan diatas,dapat dikatakan

bahwa implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan pihak-pihak yang

berwenang atau kepentingan baik pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk

(2)

berbagai tindakan yang dilakukan untuk melaksanakan atau merealisasikan program

yang telah disusun demi tercapainya tujuan dari program yang telah direncanakan.

Van Horn Dan Van Meterdalam Subarsono (2006) http:// mengenal Implementasi

kebijakan Publik.co.id diakses hari selasa tggl 23-08-2013 jam 20.50 wib)

2.2.2 Struktur Implementasi

Sebagai tindakan intervensi, maka faktor kritis dalam proses implementasi

adalah merancang struktur implementasinya, yakni memilih tindakan – tindakan

operasional yang tepat, serta mengoperasionalkan tindakan – tindakan tersebut secara

tepat pula ke dalam bentuk Program dan Proyek. Agar dapat melakukan intervensi

secara optimal, Sabatier dan Mazmanian (1983) menyebutkan bahwa beberapa factor

perlu diperhatikan dalam implementasi, yakni:

1. Mengidentifikasi masalah yang harus diintervensi

2. Menegaskan tujuan yang hendak dicapai

3. Merancang struktur proses implementasi

Untuk menyusun struktur Implementasi tersebut Lineberry (1984)

menyatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Pembentukan unit organisasi atau staf pelaksana

2. Penjabaran tujuan dalam berbagai aturan pelaksana (Standard operating

procedures/SOP)

3. Mengkoordinasikan berbagai sumberdaya dan pengeluaran pada kelompok

sasaran serta pembagian tugas diantara badan pelaksana

(3)

2.3 Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan adalah sebuah proses dimana orang menjadi cukup kuat untuk

berpartisipasi dalam berbagai pengawasan dan mempengaruhi terhadap,

kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan

menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan dan kekuasaan

yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang

menjadi perhatiannya (Parson dalam Suharto, 2009: 58).

Sasaran utama pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat yang

terpinggirkan, termasuk kaum perempuan. Demikian pula masyarakat lain yang

terabaikan. Hal ini tidak menutup kemungkinan bagi orang lain untuk mengikuti

kegiatan-kegiatan pemberdayaan. Pemberdayaan masyarakat meningkatkan untuk

menganalisis kondisi dan potensi serta masalah-masalah yang perlu diatasi.

Masyarakat berperan serta dalam proses pengambilan keputusan mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan dan sampai tahap penilaian kegiatan yang dikembangkan

oleh dan untuk mereka.

Dasar proses pemberdayaan adalah pengalaman dan pengetahuan masyarakat

tentang keberadaannya sangat luas dan berguna serta kemauan mereka untuk menjadi

lebih baik. Proses pemberdayaan ini bertitik tolak untuk memandirikan masyarakat

agar dapat meningkatkan taraf hidupnya, mengoptimalkan sumber daya setempat

sebaik mungkin, baik sumberdaya alam maupun sumber daya manusia. Melalui

proses pemberdayaan masyarakat diharapkan akan dikembangkan lebih jauh pola

pikir yang kritis dan sistematis.

Proses pemberdayaan sangat bermanfaat untuk dinas dan instansi lain dalam

peningkatan pelayanan yang lebih tanggap bagi kebutuhan pelanggan yang telah

(4)

meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menyampaikan kebutuhannya kepada

instansi-instansi dapat menyesuaikan serta memperbaiki pelayanannya.

Tim pemberdayaan masyarakat di dukung oleh lembaga pelaksana. Peran

utama tim pemberdayaan masyarakat adalah mendampingi masyarakat dalam

melaksanakan proses pemberdayaan masyarakat. Peran tim pemberdayaan pada

awal proses sangat aktif tetapi akan berkurang selama proses berjalan sampai

masyarakat sudah mampu melanjutkan kegiatannya secara mandiri.

Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan melalui beberapa tahapan seperti

diuraikan berikut ini. Proses ini harus sesuai dengan kondisi dan dinamika yang ada

di wilayah pelaksanaan.

Tahap 1. Seleksi lokasi

Tahap 2. Sosialisasi pemberdayaan masyarakat

Tahap 3. Proses pemberdayaan masyarakat, yang terdiri dari:

a. Kajian keadaan pedesaaan partisipatif

b. Pengembangan kelompok

c. Penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan

d. Monitoring dan evaluasi partisipasi

Tahap 4. Pemandirian masyarakat (Departemen Sosial, 2007: 1-6).

Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pemberdayaan masyarakat tidak

tentu. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses yang akan berjalan

terus-menerus. Masyarakat akan mengkaji keadaannya dan mengembangkan rencana

kegiatan perbaikan serta melakukannya secara berkelanjutan.

BKKBN telah memulai program pemberdayaan ekonomi pada tahun 80’an.

Dalam periode waktu 1980 sampai dengan tahun 1994 telah dilaksanakan berbagai

(5)

telah dilaksanakan. Pada awalnya program rintisan ini dikembangkan untuk

penjagaan kebutuhan terhadap program pemberdayaan ekonomi keluarga, sehingga

disajikan berbagai alternatif model yang dapat dikembangkan di daerah.

Keberlangsungan program pemberdayaan ekonomi ini sangat tergantung pada

sumber daya manusia, sumber daya ekonomi, teknis produksi, pemasaran, dan yang

lebih utama adalah permodalan. Berikut ini adalah contoh dari model–model

pemberdayaan ekonomi keluarga antara lain :

Program Rintisan, meliputi:

1. Proyek Bantuan Bank Dunia 300 IDN, merupakan paket program berupa:

bantuan pengadaan air bersih, peningkatan pendapatan akseptor, dan

penyedian kebutuhan.

2. Proyek ASEAN untuk Women in Development, salah satu kegiatannya

adalah Income Generating.

3. Program GIZI melalui bantuan USAID, dengan kegiatan

KB-pedesaan/kumuh yang salah satu kegiatannya adalah Income Generating.

4. Program Women in Development melalui bantuan UNFPA, dengan

kegiatan Income Generating Program WID ini sudah lebih lengkap

dengan adanya studi banding, pembuatan buku pedoman MIS.

5. Melalui bantuan Belanda (IGGA), dilaksanakan program Income

Generating dengan berbagai kegiatan pengembangan antara lain :

a. Model-model pelatihan

b. Latihan pengembangan produk

c. Latihan pemasaran

(6)

6. Dukungan APBN-DIP melui berbagai proyek untuk kecamatan miskin

dan KB keluarga transmigran, yang bentuk kegitannya adalah Income

Generating dengan penyediaan bantuan modal yang dilaksanakan secara

bergulir.

7. Bantuan modal dari BUMN/dari saldo laba perusahaan negara juga

dialokasikan untuk kegiatan Income Generating dengan paket modal

lebih besar dari bantuan modal APBN (Badan Koodinasi Keluarga

Berencana Nasional, 2012:28)

Kelompok-kelompok yang mendapatkan bantuan modal tersebut adalah

kelompok UPPKA (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor), yang para

anggotanya sebagian besar para akseptor KB untuk mendorong peningkatan

kesejahteraan akseptor KB sebagai suatu nilai tambahan bagi yang menjadi anggota

KB, dan bagi lingkungannya merupakan salah satu teknik motivasi untuk mengajak

masyarakat untuk ikut serta menjadi akseptor KB.

2.4 Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera 2.4.1 Pengertian Kelompok UPPKS

Kelompok usaha peningkatan Pendapatan Keluarga sejahtera (UPPKS)

adalah kelompok yang melakukan kegiatan ekonomi produktif untuk meningkatkan

pendapatan keluarga dalam rangka mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera

yang beranggotakan, baik ibu/ibu wanita dari keluarga prasejahtera, keluarga

sejahtera I, maupun keluarga lain yang tahap kesejahteraannya lebih tinggi, baik

yang belum, sedang, maupun purna peserta KB.

Tujuan umum dari kelompok UPPKS adalah untuk memberdayakan

(7)

kemiskinan dalam rangka membangun kemandirian dan ketahanan keluarga serta

mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Secara khusus tujuan kelompok

UPPKS adalah:

1) Meningkatkan pemberdayaan keluarga di bidang ekonomi

2) Melatih keluarga, khususnya wanita untuk melakukan kegiatan wirausaha

3) Meningkatkan dinamika kehidupan keluarga

4) Meningkatkan peran serta keluarga dalam pelaksanaan pembangunan

dilingkungannya

5) Meningkatkan kemandirian dan ketahanan keluarga

8. Meningkatkan upaya penanggulangan kemiskinan (Badan Koodinasi

Keluarga Berencana Nasional, 2007: 1-2)

Sasaran langsung yang dituju pada program ini adalah kaum wanita yang

termasuk kategori keluarga pra keluarga sejahtera, sejahtera I, dan keluarga lain yang

tingkat kesejahteraannya sudah lebih tinggi dari pada yang sedang melakukan

kegiatan usaha ekonomi produktif. Sasaran tidak langsung dari kegiatan ini antara

lain adalah kader pembangunan di tingkat desa, tokoh masyarakat, PLKB, dan

pemberi pinjaman modal.

2.4.2 Pokok-pokok Kegiatan Kelompok UPPKS

Pengembangan kegiatan UPPKS dan pokok-pokok kegiatan yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

1) Komunikasi, Informasi, dan Edukasi. Kegiatan ini ditujukan untuk

menumbuhkan kepedulian dan komitmen dari berbagai unsur pembangunan

di setiap lingkungan sehingga berkembang partisipasi dalam pelaksanaan

(8)

2) Pendataan keluarga sejahtera. Kegiatan ini dilakukan setiap tahun bersama

masyarakat untuk memperoleh data yang lengkap tentang tingkat

kesejahteraan keluarga sehingga mereka yang tergolong keluarga

pra-keluarga sejahtera dan pra-keluarga sejahtera I segera dapat ditingkatkan

kesejahteraannya melalui kelompok UPPKS.

3) Bimbingan pengembangan usaha ekonomi produktif. Bimbingan ini

dilakukan melalui kelompok UPPKS dengan jenis usaha (1) pelaju keluarga

(petik, olah, jual, dan untung oleh keluarga), (2) pemaju keluarga (proses,

kemas, jual, dan untung oleh keluarga), (3) jasa, seperti usaha salon

kecantikan, tukang banten, tukang pijat/mesinggul, dan tukang jahit.

4) Kemitraan usaha. Pokjanal di tingkat desa yang lebih tinggi berusaha

mencarikan mitra usaha bagi kelompok UPPKS dalam pengembangan

usahanya. Pola kemitraan dapat berupa pola inti plasma, subkontrak,

keagenan, waralaba, dagang umum, dan usaha bersama.

2.4.3 Pembinaan Usaha Ekonomi Keluarga

Program Pemberdayaan Keluarga Ekonomi Keluarga (PEK) yang dilaksanak

oleh BKKBN melalui Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)

merupakan kegiatan usaha ekonomi produktif keluarga, terutama Pasangan Usia

Subur (PUS). Keluarga Pra Sejahtera (KPS) dan keluarga sejahtera I (KS I) baik

peserta KB, sedangkan KS II keatas diharapkan dapan menjadi motivator dalam

pengelolahan Kelompok UPPKS.

UPPKS diharapkan menjadi kegiatan yang inovatif, kreatif sehingga dapat

berkembang dan berjalan secara berkesinambungan, serta memperoleh hasil sesuai

(9)

pemberdayaan Ekonomi Keluarga serta menyesuaikan dengan tuntutan

perkembangan otonomi daerah, maka perlu diterbitkan Pedoman Pemberdayaan

Ekonomi Keluarga melalui Kelompok UPPKS.

1. Jenis Pembinaan Usaha

a. Pembekalan Kewirausahaan

Kegiatan ini bertujuan mengembangkan wawasan bagi pemula

berminat berwirausaha. Selain itu juga dapat membekali mereka sebagai

calon wirausaha, strategi memulai wirausaha, manajemen wirausaha,

semangat dari wirausaha, manajemen keuangan, keterampilan yang harus

dimiliki, membangun teamwork yang baik, dan bagaimana memulai

bisnis dikalangan pemula, sehingga mereka memiliki potensi wirausaha

yang maksimal, tanpa harus merasa kurang percaya diri dan takut dengan

resiko kegagalan.

b. Pembina pengetahuan

Anggota kelompok UPPKS yang berminat usaha biasanya belum

berpikir tentang kewirausahan perlu mengembangkan beberapa bidang

pengetahuan yang berpengaruh pada bidang usaha seperti:

a. Belajar tentang lingkungan atau segmen pasar seperti apa

masyarakat yang tinggal didalamnya, usia, menikah atau lajang,

jumlah anggota mereka, dan tingkat pendapatan mereka rata-rata

kebutuhanya apa.

b. Mengetahui apa yang sedang terjadi sekarang, misalnya gaya

busana terkini, makanan, layanan yang banyak dicari, jenis

olahraga yang sedang populer. Pada dasarnya, seseorang

(10)

c. Belajar sambil berusaha, pengetahuan praktis pengalaman setiap

hari. Tentu merupakan bakal yang penting untuk menjadi seorang

wirausaha. Kewirausaha menggabungkan semua pengetahuan dan

pengetahuan seseorang dengan pengalaman sambil berusaha akan

menggabungkan pengalaman, minat, hobi, dan akan menemukan

keterampilanya, cara mengatur dan merencenakan usaha.

d. Keterampilan usaha sebagai seorang wirausaha membutuhkan

banyak keterampilan untuk dapat menjalankan usaha dengan

sukses. Kemampuan yang diperoleh dibuktikan dalam

menjalankan usahanya, karena setiap usaha memang berbeda dan

akan membutuhkan beberapa pengetahuan dan keterampilan

khusus yang diperlukan untuk usaha itu sendiri. Meskipun

demikian, terdapat keterampilan-keterampilan umum dan

pengetahuan bersifat umum bagi kebanyakan usaha.

2. Mengembangkan Usaha

Bagaimana mengembangkan usaha supaya sukses pada dasarnya

belum perna ditemukan jawabanya yang pasti, karena suksesnya suatu usaha

tergantung pada kemampuan untuk menemukan peluang usaha, dan segera

bertindak dengan mengelola kekuatan yang dimiliki untuk menawarkan

sesuatu produk yang menarik bagi pelanggan, dan mengambil risiko yang

ada. yang berperan adalah wirausaha dan mengambil inisiatif untuk

menciptakan serta melakukan penawaran menarik yang bernilai kepada calon

(11)

3. Memberikan Bantuan Teknis Produksi

Untuk memperoleh bantuan teknis ini dapat dilakukan kerjasama

dengan pengusaha atau pengrajin yang berpengalaman dan atau

lembaga-lembaga khusus dapat memberikan pengetahuan tambahan dan keterampilan

untuk mengambil keputusan bagi para wirausaha. Termasuk bagaimana

mengembangkan jaringan promosi dan merencenakan strategi pemasaran.

Hal ini merupakan alat usaha untuk membantu merencanakan semua kegiatan

yang terlibat dalam pertukaran barang dan jasa antara produsen dan

konsumen. Penentuan lokasi Usaha ini merupakan sebuah keputusan penting

yang dapa “membangun” dan “menghancurkan” sebuah usaha baru. Pemilik

usaha kecil harus memilih lokasi yang “tepat” untuk usahanya.

2.5 Kriteria Kemiskinan dari BKKBN 2.5.1 Kemiskinan Menurut BKKBN

Kemiskinan adalah suatu fakta dimana seseorang atau sekelompok orang

hidup di bawah atau lebih rendah dari kondisi hidup layak sebagai manusia

disebabkan ketidak mampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Siagian, 2012:

2). Suatu proses kemiskinan merupakan proses menurunnya daya dukung terhadap

hidup seseorang atau sekelompok orang sehingga pada gilirannya ia atau kelompok

tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan tidak pula mampu

mencapai taraf kehidupan yang dianggap layak sesuai dengan harkat dan

martabatnya sebagai manusia.

Dalam pelaksanaan program UPPKS yang dimotori oleh BKKBN kriteria

yang digunakan untuk menentukan keluarga yang akan memperoleh bantuan pada

(12)

digunakan adalah indikator yang terdapat pada tahapan-tahapan keluarga sejahtera.

Indikator tahapan keluarga sejahtera diuraikan secara terperinci berikut ini:

Keluarga sejahtera tahap I sebuah keluarga akan digolongkan sebagai keluarga

dengan kategori keluarga sejahtera I jika sesuai dengan kriteria berikut:

1. Keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran agama yang dianut

masing-masing.

2. Pada umumnya seluruh keluarga makan dua kali/lebih sehari.

3. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian berbeda.

4. Bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah.

5. Bila anak sakit dan PUS ingin menjadi akseptor KB, dibawa ke sarana

pengobatan modern (Badan Koodinasi Keluarga Berencana Nasional, 2007:

10)

Apabila salah satu atau lebih dari indikator tersebut tidak terpenuhi, maka keluarga

tersebut digolongkan kedalam keluarga prasejahtera. Kriteria BKKBN untuk mereka

yang tergolong miskin adalah keluarga yang berada dalam kategori keluarga

sejahtera I dan pra-keluarga sejahtera.

2.6 Implementasi Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) 2.6.1 Landasan Hukum

Undang-Undang Nomor 10 tahun 1992 instruksi Presiden nomor 3 tahun

1996 tentang pembangunan keluarga sejahtera dalam rangka peningkatan

penanggulangan kemiskinan peraturan presiden nomor 7 tahun 2005 tentang RPJM

2004-2009. Komitmen global: MDGs (Millennium Development Gold)- Micro Credit

(13)

2.6.2 Visi dan Misi

Visi, Misi & Grand Strategi Visi: “Seluruh Keluarga Ikut KB”

Misi: Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

Grand Strategi: 1. Menggerakkan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam

program KB

1. Menata kembali pengelolaan program KB

2. Memperkuat SDM Operasional Program KB

3. Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui

pelayanan KB

4. Meningkatkan pembiayaan program KB

2.6.3 Tujuan

Tujuan umum dari kelompok UPPKS adalah untuk memberdayakan

ibu-ibu/wanita dibidang ekonomi sebagai upaya peningkatan penanggulangan

kemiskinan dalam rangka membangun kemandirian dan ketahanan keluarga serta

mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Secara khusus tujuan kelompok

UPPKS adalah:

1) Meningkatkan pemberdayaan keluarga dibidang ekonomi

2) Melatih keluarga, khususnya wanita untuk melakukan kegiatan wirausaha

3) Meningkatkan dinamika kehidupan keluarga

4) Meningkatkan peran serta keluarga dalam pelaksanaan pembangunan

dilingkungannya

5) Meningkatkan kemandirian dan ketahanan keluarga

(14)

2.6.4 Pokok-pokok Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga A. Persiapan

Untuk terjadinya proses pemberdayaan keluarga yang terkait dengan upaya

penanggulangan kemiskinan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pendataan Keluarga

Pendataan keluarga merupakan kegiatan strategis program KB nasional yang

dilakukan setiap tahun mulai pada tahun 1993. Data dikumpulkan dengan

mendatangi setiap keluarga di Indonesia (door to door service) yang dilakukan oleh

PLKB dan institusi masyarakat seperti PPKBD dan PKK. Data keluarga

menghasilkan potret keluarga menurut tahapan kesejahteraan keluarga, termasuk

kondisi keluarga pra sejahtera dan sejahtera I/miskin. Hasil pendataan ini kemudian

dibahas bersama guna meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam mengatasi

masalah kemiskinan, dari masyarakat, untuk masyarakat, dan oleh masyarakat.

Hasil pendekatan keluarga tahun 1995 khususnya pendataan keluarga pra

sejahtera dan sejahatera I, digunakan sebagai landasan untuk menentukan

pengumpulan dan pembentukan kelompok UPPKS yang dapat menerima skim

Takesra dan Kukesra.

2. Pertemuan/ Sarasehan

Sarasehan dilakukan berbarengan dengan upaya menggalang dukungan dan

kegiatan gotong royong untuk menyelesaian masalah setempat dan dilaksanakan

melalui berbagai forum yang ada seperti musyawarah membangun desa, rakorbang

atau rapat kerja. Hal yang penting dalam sarasehan tersebut adalah masyarakat dapat

merumuskan dan menetapkan sasaran keluarga miskin oleh mereka sendiri.

Kemudian merangsang bentuk-bentuk intervensinya/sektor-sektor bagi masalah yang

(15)

B. Pelaksanaan

1. Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok

Rangkaian kegiatan pemberdayaan ekonomi keluarga dilaksanakan melalui

kelompok UPPKS. Kelompok ini merupakan wadah dan sarana untuk mendapatkan

akses dan fasilitas yang dibutuhkan bagi pengembangan aktualitas diri keluarga.

Melalui pendekatan kelompok, diharapkan terjadi proses saling tukar pengalaman

diantara anggotanya yang merupakan bagian dari proses pembelajaran yang

berlangsung secara berkesinambungan untuk menciptakan semangat dan

mengembangkan kemampuan berwirausaha.

Pada akhirnya kelompok ini diharapkan dapat mengantarkan anggotanya

menjadi wirausaha yang mandiri. Upaya penumbuhan dan pengembangan kelompok

dilingkapi oleh dukungan berbagai pihak, terutama oleh pemerintah kabupaten/kota,

lintas sektor, perbankan, dan lembaga ketahanan masyarakat yang berfungsi sebagai

pendamping usaha kelompok.

2. Pembinaan Pengelolan Usaha

Pembinaan pengelolaan usaha merupakan rangkaian proses mulai dari

sumberdaya manusia, kemitraan, jaringan usaha, produksi permodalan dan

pemasaran yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Pembinaan secara khusus

dilakukan oleh tingkat pusat dan propinsi, yang kemudian dijabarkan oleh BKKBN

kabupaten/kota. Pembinaan ini dimulai dari pengumpulan data basis kelompok

(16)

Rangkaian kegiatan pembinaan dan pengembangan usaha kelompok UPPKS,

terdiri dari:

a. Peningkatan sumber daya manusia

b. Pengembangan kemitraan

c. Pengembangan jejaring usaha

d. Pembinaan produksi

e. Pembinaan permodalan dan lembaga keuangan mikro

f. Pembinaan pemasaran

3. Pengembangan dan Pembinaan Tenaga Terampil

Keluarga yang tidak memiliki minat dan kemampuan menjadi pengusaha

mikro akan diarahkan menjadi tenaga terampil melaui pelatihan keterampilan sesuai

dengan minat, bakat dan potensi yang dimiliki. Kegiatan ini dibantu juga oleh lintas

sektor departemen tenaga kerja melakukan kerjasama dengan Balai Latihan Kerja

dan Mobile Training Unit yang melatih kelompok UPPKS, misalnya usaha menjahit,

bordir, membuat kue, makanan/minuman, kerajinan, salon, tenaga service.

Upaya yang dilaksanakan dalam pengembangan dan pembinaan tenaga

terampil meliputi:

a. Peningkatan jaringan kemitraan

b. Penyedian modal pelatihan keterampilan

4. Pengembangan Kelompok-Kelompok Sosial Dengan Muatan Ekonomi

Upaya ini dimaksudkan untuk mengisi kelompok-kelompok kegiatan sosial

yang ada dengan sentuhan dan muatan usaha ekonomi. Kelompok UPPKS dalam

kegiatan ini berfungsi sebagai inti yang akan memberikan daya ungkit yang besar

(17)

Usaha perbaikan gizi keluarga dengan lebih intens dan berkesinambungan karena

ada kegiatan ekonominya.

5. Pemetaan Kelompok UPPKS

Kelompok UPPKS dibagi atas beberapa klasifikasi yang terdiri dari:

a. Kelompok UPPKS Dasar, yaitu kelompok UPPKS dengan kriteria: pengurus

kelompok belum lengkap, pembukuan sederhana, pertemuan kelompok

bulanan, usaha sebatas simpan pinjam, dan belum memperoleh pinjaman

kredit komersial.

b. Kelompok UPPKS Berkembang, yaitu kelompok UPPKS dengan kriteria:

pengurus kelompok lengkap (ketua, sekretaris, bendahara) pembukuan

lengkap, pertemuan intensif, melakukan berbagai jenis usaha, modal dari

anggota dan dari sumber semi komersial.

c. Kelompok UPPKS Mandiri, yaitu kelompok UPPKS dengan kriteria:

pengurus kelompok lengkap, pembukuan lengkap, pertemuan mingguan,

melakukan berbagai jenis usaha, menggunakan Alat Teknologi Tepat Guna,

modal pinjaman komersial.

C. Permodalan dan Kelembagaan

Pembiayaan atau pendanaan merupakan hal yang sangat penting dan harus

dipikirkan untuk kesinambungan jalannya usaha kelompok. Banyak kelompok yang

tidak dapat melanjutkan usahanya karena kekurangan modal atau tidak adanya

kelanjutan pinjaman berikutnya yang memperlancar jalannya usaha. Kesulitan utama

yang dihadapi oleh para pengusaha mikro dan kecil adalah persoalan permodalan.

Sektor ekonomi ini tidak dapat mengakses perbankan, karena skalanya yang

begitu kecil untuk mampu menjangkau perbankan. Pelayanan perbankan yang

(18)

perbankan tidak dapat menjangkau bila harus melayani kredit dibawah Rp 5 juta.

Kendalanya yaitu ongkos operasional bank menjadi terlalu mahal, adapun bank yang

melakukannya adalah Bank BRI namun cakupannya sangat terbatas.

D. Alur Pembiayaan Usaha Mikro

Pembiayaan usaha mikro UPPKS merupakan suatu sistem penyaluran

pinjaman kredit kepada kepada kelompok UPPKS dari berbagai sumber dana serta

sistem pengembalian angsuran dari kelompok UPPKS kepada penyandang dana

secara terstruktur dan teratur. Pembiayaan untuk usaha mikro adalah hal yang sangat

penting dalam rangka menjamin kelangsungan usaha kelompok dan kemampuan

menjangkau anggota kelompok dari keluarga miskin untuk dapat mengakses sumber

permodalan. Untuk kelancaran hal tersebut perlu dilibatkan berbagai sistem

keuangan mikro baik lembaga keuangan bukan bank maupun perbankkan dan

penyandang dana.

Berdasarkan pengalaman pelaksanaan usaha ekonomi keluarga, dapat

digambarkan alur model yang telah dikembangkan dan sedang dirintis untuk

pembiayaan usaha mikro sebagai berikut:

1) Sistem Penyaluran Pinjaman Kredit

Kredit usaha mikro–layanan tanpa agunan bank mandiri melalui skim

kredit yaitu suatu program penyaluran kredit mikro dengan sistem dana penjaminan

dari pemerintah yang langsung melayani berbagai kelompok usaha ekonomi

produktif termasuk UPPKS. Model yang telah dikembangkan seperti diatas bukanlah

satu-satunya. Masih banyak model-model yang telah dikembangkan oleh daerah

misalnya melalui Bank umum daerah, proyek pemerintah dalam rangka pengentasan

kemiskinan, dana community development, dana pemberdayaan masyarakat, dan

(19)

seiring dengan waktu akibat terjadinya perubahan kebutuhan dan kondisi

masyarakat.

2) Sistem Perguliran Pinjaman

Tujuan dari sistem ini adalah memperluas akses anggota atau kelompok lain

untuk mendapatkan kesempatan memperoleh kredit modal dan investasi. Untuk itu

perlu diterapkan berbagai sistem tanggung renteng dan upaya pendampingan yang

dapat menjamin kembalinya modal pinjaman yang melibatkan peran-peran asosiasi

atau lembaga keuangan mikro bukan bank sebagai pengelola keuangan di tingkat

lapangan.

E. Pengorganisasian a. Kelompok

Mengaktifkan kelompok secara berkala sebagai media pendidikan dan

pembelajaran untuk memahami admistrasi dan pembukuan kelompok. Kelompok

akan melakukan ikrar untuk mematuhi aturan kelompok dan terikat pada komitmen

bersama dalam setiap pertemuan rutin dan melaporkan kemajuan usahnya dengan

menunjukkan cash-flow (pembukuan keuangan). Selanjutnya, kelompok menabung

dalam setiap pertemuan kelompok dan mengembalikan pinjaman mingguan atau

bulanan.

b. Desa, Kecamatan dan Kabupaten

Dilakukan melaui forum sebagai wadah pertemuan berbagai tingkatan

kelompok kerja teknis. Forum ini terdiri dari pembinaan dan Petugas BKKBN,

Perbankan, LKM/Pendamping, Kader, Unit Pelaksanaan lintas sektor. Adapun fungsi

(20)

1. Membuat rencana kerja berdasarkan data dari pendataan keluarga dan

data sekunder lainnya

2. Melakukan implementasi hasil kerja

3. Memecahkan masalah dan memberikan solusi usaha mikro

4. Membangun wadah koordinasi bagi komunikasi, informasi dan edukasi

usaha-usaha mikro

5. Menggali pembiayaan untuk usaha mikro dan sistem perguliran pinjaman

6. Merujuk permasalah yang diperlukan penyelesaian ke tingkat lebih atas

Agar program pemberdayaan ekonomi keluarga ditingkat desa/kec/kabupaten

berjalan secara efektif, fungsi yang mendasar dari kelompok teknis harus dijalankan.

Pada kenyataannya fungsi kelompok teknis berjalan tersendat-sendat sesuai dengan

keberadaan program. Untuk itu dukungan dan motivasi pertemuan teknis sangat

diperlukan, seperti Advokasi dan KIE, tenaga SDM dan dukungan fasilitas sarana.

c. Provinsi dan Pusat

Tingkat Provinsi dan Pusat melalui Kelompok Kerja Operasional. Forum

tersebut perlu melakukan pertemuan rutin bulanan dengan fungsi utama

mengaktifkan dan melakukan implementasi kelompok teknis kabupaten/kota maupun

kecamatan yang akan menjaga kesinambungan usaha mikro.

1. Melakukan perencanaan dan supervisi

2. Melakukan implementasi dan umpan balik

3. Menggali terobosan bagi kesinambungan usaha mikro

4. Mengaktifkan dan menyuburkan jaringan Lembaga Keuangan Mikro

daerah

5. Menggali sumber dana baru

(21)

2.7 Kerangka Pemikiran

Indonesia memiliki persoalan kemiskinan yang tidak kunjung terselesaikan.

Berbagai usaha telah di lakukan pemerintah, namun persoalan kemiskinan tetap saja

membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah. Kebijakan publik yang di

canangkan pemerintah adalah salah satu upaya menyelesaikan persoalan kemiskinan,

banyak upaya dari pemerintah yang telah dilakukan untuk mendapatkan perubahan

diberbagai bidang dan berbagai macam kebijakan pula.

Fungsi dari kebijakan tersebut adalah untuk menyelesaikan masalah-masalah

yang ada dalam masyarakat. Salah satu pihak yang dianggap memiliki tanggung

jawab untuk melakukan perubahan dan perbaikan tersebut adalah negara, sehingga

kebijakan sosial dapat dilihat sebagai salah satu upaya yang direncanakan dan

dilaksanankan negara untuk memecahkan masalah sosial tersebut. Setidak-tidaknya

merupakan upaya untuk memperbaiki kondisi yang tidak diharapkan tadi.

Melalui kebijakan sosial pemerintah mulai memberdayakan potensi yang

dimiliki masyarakat untuk dikembangkan. Sasaran utama pemberdayaan masyarakat

adalah masyarakat yang terpinggirkan, termasuk kaum perempuan. Demikian pula

masyarakat lain yang terabaikan. Diharapkan dengan adanya kebijakan publik dan

yang berujung kepada kebijakan sosial maka proses pemberdayaan masyarakat guna

menciptakan kesejahteraan sosial sosial bagi bangsa indonesia.

BKKBN telah mempelopori program UPPKS sejak 1979. Program ini

merupakan model yang berfungsi menggerakkan roda ekonomi keluarga melalui

pembelajaran usaha ekonomi dengan cara menggugat minat dan semangat keluarga

untuk berwirausaha. Tujuan akhir yang ingin diperoleh adalah terjadinya perubahan

perilaku keluarga, yakni keluarga yang mau, tahu dan mampu melakukan usaha

(22)

BKKBN melakukan pengembangan ekonomi keluarga yang produktif

melalui proses pemberdayaan keluarga tujuannya adalah agar dapat menarik dan

mendorong berbagai sumberdaya ekonomi yang tersedia bisa mengalir dan

mendukung sasaran yang diperioritaskan BKKBN. Dengan demikian sasaran

perioritas pra keluarga sejahtera I pada akhirnya dapat melakukan wirausaha dan

sekaligus sebagai akseptor KB secara mandiri. BKKBN telah mempelopori dan

mengembangkan upaya tersebut melalui program usaha peningkatan pendapatan

keluarga. Program tersebut merupakan integrasi dengan program keluarga berencana

yang dicanangkan dalam bentuk kelompok KB dalam rangka pelembagaan dan

pembudayaan norma keluarga kecil bahagian dan sejahtera.

Salah satu kebijakan sosial pemerintah yaitu program Usaha Peningkatan

Pendapatan Keluarga Sejahtera. Usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera

tersebut merupakan program dari Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional

dalam bidang pengelolaan potensi dan sumberdaya yang dimiliki masyarakat. Yang

ditangangi langsung oleh Pelaksana Lapangan Keluarga Berencana dan institusi

masyarakat seperti PPKBD dan PKK.

Sasaran dari UPPKS ini yaitu peserta KB khususnya keluarga pra sejahtera

dan keluarga sejahtera I yang belum menjadi peserta KB, keluarga sejahtera II,

keluarga sejahtera III, keluarga sejahtera III+ sebagai fasilitator remaja yang aktif

dalam kegiatan PIK-KRR pria yang aktif dalam paguyuban KB pria keluarga yang

aktif dalam kegiatan Bina keluarga balita, Bina keluarga remaja, Bina keluarga lansia

peserta KB isteri prajurit TNI yang tinggal di asrama TNI.

Salah satu kegiatan dalam UPPKS di kelurahan Sukaramai I merupakan

kegiatan khusus untuk kaum perempuan yang terbagi dalam 1 kelompok dan terbagi

(23)

sektor jasa penjahit. Pada intinya program ini bertujuan untuk meningkatkan

pendapatan keluarga agar masyarakat tersebut mampu meningkatkan taraf hidup

(24)

Untuk memperjelas kerangka pemikiran tersebut, dapat di lihat pada bagan

ini:

Bagan Alir Pikir

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

Pelaksanaan Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Daerah

Kelompok-Kelompok UPPKS

- Perdagangan - Industri tekstil - Jasa menjahit

IMPLEMENTASI

- Pemahaman program

- Pencapain Tujuan

- Ketepatan waktu

(25)

2.8 Defenisi konsep dan Defenisi Operasional 2.8.1 Defenisi Konsep

Konsep merupakan absraksi tentang fenomena sosial yang dirumuskan

melalui generalisasi dari sejumlah karakteristik peristiwa atau keadaan fenomena

tertentu. Konsep merupakan unsur penting dalam penelitian, keberhasilan suatu

penelitian antara lain brgantung pada sejauh mana kita mendefenisikan konsep dapat

diartikan sebagai defenisi yang menggambarkan konsep dengan pengguna

konsep-konsep lain (Silalahi,2009:11)

Untuk lebih memahami pengertian mengenai konsep-konsep yang akan

digunakan, maka peneliti membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut:

1. Implementasi dalam peneliti ini adalah adalah tindakan-tindakan yang

dilakukan pihak-pihak yang berwenang atau kepentingan baik pemerintah

maupun swasta yang bertujuan untuk mewujudkan cita-cita atau tujuan yang

telah ditetapkan

2. Pemberdayaan adalah sebuah proses dimana orang menjadi cukup kuat untuk

berpartisipasi dalam berbagai pengawasan dan mempengaruhi terhadap,

kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.

3. Usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera adalah: merupakan upaya

untuk mendinamisasikan faktor-faktor penting yang ada pada keluarga, yang

bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan keluarga yang

dimulai dari aspek mengenali masalah, kebutuhan, aspirasi dan menghargai

potensi yang dimiliki serta mencapai tujuan yang ingin dicapai.

4. Kelompok UPPKS dalam penelitian ini adalah beberapa kelompok di

pedesaan yang anggotanya terdiri dari perempuan yang menjadi akseptor KB

(26)

5. Implementasi pelaksanaan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga

Sejahtera di kelurahan Sukaramai I kecamatan Medan Area adalah suatu

proses penilaian terhadap pelaksanaan program untuk kemandirian

masyarakat oleh BKKBN, bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

peningkatan ekonomi masyarakat melalui program pemberdayaan

masyarakat.

2.8.2 Defenisi Operasional

Ditinjau dari proses atau langkah-langkah penelitian, dapat dikemukakan

bahwa perumusan defenisi operasional adalah langkah lanjutan dari defenisi konsep.

Jika perumusan defenisi konsep ditujukan untuk mencapai keseragaman pemahaman

tentang konsep-konsep, baik berupa objek, peristiwa maupun fenomena yang diteliti,

maka perumusan operasional ditujukan dalam upaya transformasi konsep kedunia

nyata sehingga konsep-konsep penelitian dapat diobservasi (Siagian, 2011: 141).

Defenisi operasional dalam Implementasi Pelaksanaan Program Usaha

Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera di Kelurahan Sukaramai I Kecamatan

Medan Area dapat diukur melalui indikator sebagai berikut:

1. Pemahaman program, yaitu:

- Sumber informasi responden tentang uppks

- Pemahaman responden setelah mendapatkan informasi program

uppks

- Pihak yang mengajak/mendorong untuk mengikuti program uppks

- Pengetahuan responden mengenai pihak penyelenggara program

(27)

2. Pencapaian tujuan, meliputi:

- Meningkatkan pemberdayaan keluarga dibidang ekonomi

- Melatih keluarga, ksususnya wanita

- Meningkatkan kemandirian dan ketahanan keluarga

- Meningkatkan upaya penanggulangan kemiskinan

3. Ketepatan waktu, meliputi:

- Tahun responden menjadi anggota kelompok uppks

- Informasi yang akan diselenggarakanya tentang program uppks

- Waktu pemberian bimbingan menjadi anggota uppks

- Kesesuaian waktu pemberian bantuan dengan waktu berjalanya usaha

kelompok uppks

4. Manfaat program:

Referensi

Dokumen terkait

Pada bab ini, Anda akan membuat suatu objek dan memadukannya dengan objek-objek lain hingga menjadi gambar vektor yang sederhana, namun bagus dan

Tujuan dari perancangan ini adalah dapat merancang Prototype 4 Aksis Sistem Robot Cable dengan Sistem Pengendali Otomatis Untuk Menggerakan Beban 3 Kg.. Metode

Effect of carbonated beverages, coffee, sports and high energy drinks, and bottled water on the in vitro erosion characteristics of dental enamel.. Comar LP, Salomao PMA, Souza

Dalam peraturan rektor Universitas negeri Semarang nomor 09 tahun 2010 tentang pedoman Praktik Pengalaman Lapangan bagi mahasiswa program kependidikan Universitas

Salah satu contohnya, sebelum komputer banyak digunakan jika akan membuat surat atau dokumen lainnya kita biasa menggunakan mesin tik dan sekarang hampir dapat dipastikan fungsi

Hendro Gunawan, MA

Enkripsi adalah suatu proses perubahan informasi dari bentuk asalnya menjadi bentuk yang tersembunyi dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain. Kebalikannya disebut

Setelah video masuk ke dalam komputer, kemudian video tersebut diolah menggunakan software pengolah video Adobe Premiere, dengan software ini kita dapat melakukan banyak hal