BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendahuluan
Metodologi penelitian adalah suatu kerangka pendekatan pola pikir dalam rangka menyusun dan melaksanakan suatu penelitian. Tujuan dari adanya suatu metodologi penelitian adalah untuk mengarahkan proses berfikir dan proses kerja untuk menjawab permasalahan yang akan diteliti lebih lanjut.
Sebuah penelitian dilakukan untuk memperoleh jawaban atas sesuatu yang saat ini terjadi, sehingga dalam melakukan sebuah penelitian, perlu dibuat suatu sistem penelitian yang sistematis dan mudah untuk dilakukan secara efektif agar penelitian tersebut dapat mencapai tujuan yang hendak dicapai dan menjawab permasalahan yang diinginkan. Dalam bab ini, akan dijelaskan bagaimana penulis melakukan metode penelitian yang dapat mencapai tujuan dan sasaran penelitian.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitianinidilaksanakan di Kota Medan, Sumatera Utara pada proyek pembangunan Apartemen Grand Jati Junction.
3.3 Sumber Data
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti dari sumber asli (langsung dari informan) yang memiliki informasi atau data tersebut.(Idrus, 2009). Data primer diperoleh dengan cara penyebaran kuesionerkepada 30 orang kontaktor di proyek pembangun Apartement Grand Jati Junction.
Kuesioner adalah sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna. Struktur kuesioner terbagi dalam tiga bagian:
a. Profil responden
Berisi mengenai informasi identitas responden yaitu nama, pendidikan terakhir, umur, dan jabatan (spesifikasi pekerjaan).
b. Petunjuk pengisian kuisoner
Pada bagian ini, responden diberi petunjuk pengisian kuesioner, sehingga responden tidak salah dalam pengisian jawaban kuesioner.
c. Kuisoner
Pertanyaan yang digunakan adalah jenis pertanyaan tertutup. Untuk mempermudah responden menjawab pertanyaan dan memfokuskan jawaban yang diharapkan penulis.
2. Data Sekunder
Apartement Grand Jati Junction. Data sekunder yang lain dapat diambil dari bacaan, buku-buku refrensi dan informasi yang berhubungan dengan penelitian.
.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Studi Lapangan
Pengumpulan data secara studi lapangan adalah dengan mendapatkan data-data secara langsung dari lapangan.
Adapun data secara studi lapangan yang digunakan diperoleh dari dua metode, yaitu :
a) Wawancara
Yaitu berupa hasil wawancara tidak terstruktur dengan tanya jawab sepihak terhadap beberapa sumber yang bersangkutan dilapangan. b) Kuesioner
Yaitu metode pengumpulan data melalui beberapa pertanyaan tertulis yang disebarkan kepada sumber yang bersangkutan.
2. Studi pustaka
Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek Konstruksi Gedung Studi Kasus : Pembangunan Apartemen Grand Jati
Junction 3.5 Flowchat
Perumusan Masalah Tujuan penelitian
Tinjauan Pustaka Pengambilan data
Data primer :
1. Identifikasi risiko 2. Data probability 3. Data consequences
Data sekunder : 1. Struktur Organisasi 2. Jurnal
1. Uji Validitas 2. Uji Reabilitas
Penilaian data :
1. Analisis data dengan metode matriks 2. Evaluasi terhadap risiko K3 Pengendalian untuk risiko-risiko K3
3.6 Proses Pengolahan Data
3.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas menggunakan softwareSPSS (Statistical Package for Social Science)
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.Suatu Instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid mempunyai produktivitas rendah. Sebuah Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Cara untuk menguji validitas adalah sebagai berikut:
1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur, yaitu dengan (1) mencari definisi dan merumuskan tentap konsep yang akan diukur yang telah ditulis para ahli dalam literatur, (2) kalau sekiranya tidak ditemukan dalam literatur maka untuk lebih mematangkan definisi dan rumusan tersebut peneliti harus mendiskusikannya dengan para ahli. (3) menanyakan langsung kepada calon responden penelitian mengenai aspek-aspek konsep yang akan diukur. Dari jawaban yang diperoleh peneliti dapat membuat kerangka konsep dan kemudian menyusun pertanyaan yang operasional.
2. Melakukan uji coba skala pengukuran yang dihasilkan dari langkah pertama kepada sejumlah responden. Responden diminta untuk menjawab apakah mereka setuju atau tidak setuju dari masing-masing pertanyaan.
4. Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi produk moment. Adapun rumusnya adalah:
Keterangan :
r : koefisien korelasi Y : produktivitas pekerja Xi : elemen variabel bebas n : jumlah data
( Masri Singarimbun, 1987 : 124 – 137 )
Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat validitas adalah jika r hitung > r tabel dan taraf signifikasinya sebesar 5 % ( Suharsimi Arikunto, 1996 : 150-160 ).
c. Uji Reliabilitas
bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya.
3.6.2 Analisis Kuesioner Menggunakan Matriks Risiko
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tabel yang didapat dari penyebaran kuesioner yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.Sedangkan data dianalisis berdasarkan Matriks Risiko.Untuk menentukan penilaian risiko dengan terlebih dahulu memperkirakan nilai konsekuensi dan peluang. Nilai risiko dapat dihitung secara manual, berdasarkan rumus :
Setelah nilai risiko diperoleh, maka nilai risiko dibandingkan dengan standar level risiko untuk mengetahui tingkatan risiko yang terdapat pada tahapan kerja pada proyek pembangunan Apartemen Grand Jati Junction
BAB IV
HASIL DAN ANALISA PENELITIAN
4.1 Pelaksanaan Penelitian
Pada penelitian ini respondennya adalah Kontraktor dan Petugas K3, yang menangani proyek yang sedang berlangsung, sehingga diharapkan jawabannya lebih aktual. Dengan alasan itulah kuesioner disebarkan kepada responden yang sudah direncanakan yang sedang melaksanakan pembangunan Apartemen Grand Jati Junction di Medan.
Adapun jumlah penyebaran kuesioner yang direncanakan di pembangunan Apartemen Grand Jati Junction secara umum bisa terpenuhi. Dalam prakteknya responden sangat sulit meluangkan waktu untuk wawancara karena kesibukan proyek. Sebelum melakukan pengisian kuesioner, terlebih dahulu akan dijelaskan maksud dan tujuan dari penelitian ini, peneliti mengadakan langsung dengan responden dilapangan.
4.2 Hasil Kuesioner
Berikut ini merupakan demografi dari 30 responden penelitian yang dilihat dari jabatan, pengalaman, pendidikan dan perusahaan konstruksi.
1. Jabatan
d. General Superintendent: 11,54% k. SHEO : 3,85% e. POP : 3,85% l. Superintendent: 15,38% f. Quantitiy Surveyor : 7,69% m. Logistik : 3,85% 2. Pengalaman
a. ≥ 15 Tahun : 7,69% c. 5-10 Tahun : 53,85% b. 10-15 Tahun : 7,69% d. ≤ 5 Tahun : 30,77% 3. Pendidikan
a. S1 : 34,62% c. SMK : 26,92% b. D3 : 38,46%
4. Perusahaan Konstruksi a. BUMN : 60% b. Swasta : 40%
4.3 Penilaian Risiko
Penilaian risiko merupakan cara yang digunakan untuk mengelola dengan baik risiko yang dihadapi oleh pekerja dan memastikan bahwa kesehatan dan keselamatan pekerja tidak terkena risiko saat bekerja. Sistem penilaian risiko ini adalah mengidentifikasi bahaya sehingga dapat mengambil tindakan untuk mengendalikan, mengurangi atau menghilangkan risiko sebelum terjadi kecelakaan yang dapat menimbulkan cedera, kerusakan dan kerugian.
Besarnya suatu risiko adalah hasil perkalian atau kombinasi antara probability dengan consequences (National patient safety agency, 2008), untuk itu dibutuhkan suatu standar yang digunakan untuk mengetahui nilai antara kombinasi probability dengan consequences, standar yang digunakan yaitu:
a. AS/NZS 4360 : 2004 Risk Management
b. NHS Highland (Risk Management Steering Group) c. PMBOK Guide 3rd Edition 2004
Penilaian risiko berdasarkan hasil kuesioner 30 responden, dimana risiko diformulasikan sebagai fungsi dari peluang (probability) dan akibat terhadap K3 (consequences).
Indek risiko (risk) = Probability x Consequences
Tabel 1. Matrik Risiko AS/NZS 4360
Probability
Consequences
1 2 3 4 5
Insignifant Minor Moderate Major Catastropic 1 (Very Unlikly) LOW LOW LOW MEDIUM MEDIUM
2 (Unlikely) LOW MEDIUM MEDIUM MEDIUM HIGH
3 (Possible) LOW MEDIUM MEDIUM HIGH HIGH
4 (Likely) MEDIUM MEDIUM HIGH HIGH VERY HIGH
5 (Almost
Certain) MEDIUM HIGH HIGH VERY HIGH VERY HIGH (Sumber : AS/NZS 4360 : 2004)
Keterangan:
Low : 1-3 Medium : 4-9 High : 10-16 Very High : 17-25
Tabel 2. Hasil Pengisian Kuesioner Kegiatan Penggalian Bagian Peluang
27 2 1 1 5 3 3 1 2 1 1 2 2 28 4 2 2 5 2 2 1 1 2 2 1 1 29 2 1 2 3 2 2 2 1 1 1 1 2 30 2 3 2 4 4 2 1 1 1 2 1 1 (Sumber : Olah Sendiri )
Pertanyaan 1 sampai 12 merupakan item masing-masing pertanyaan di dalam kuisioner pada variabel penggalian akibat terhadap K3 yang harus diisi oleh responden. Untuk setiap pertanyaan dapat dilihat pada bagian lampiran kuisioner.
22 4 4 1 2 4 4 2 3 5 4 2 5 40
Misalnya untuk menghitung risiko dari pertanyaan 1 kegiatan penggalian, responden pertama diperoleh:
Indeks risiko = 3 x 2 = 6
Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan indeks risiko untuk kegiatan penggalian dari responden ke-1 sampai responden ke-30. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut.
Tabel 4. Hasil Perhitungan Indeks Risiko Kegiatan Penggalian
10 6 12 3 10 12 12 3 3 8 8 4 3
Setelah dilakukan perhitungan indeks risiko untuk semua kegiatan, maka dilakukan pengelompokan risiko berdasarkan matriks resiko AS/NZS 4360 yang ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 5. Hasil Perhitungan Indeks Risiko Kategori High
No Kegiatan Potensi Risiko High Nilai
4 Proses Pembesian Kaki pekerja kejatuhan besi 13.10 5 Penggalian Tanah longsor/runtuhnya dinding samping 10.55
(Sumber : Olah Sendiri)
Tabel 6. Hasil Perhitungan Indeks Risiko Kategori Medium
No Kegiatan Potensi Risiko Medium Nilai
1 Peluncuran bekisting Mata pekerja terkena debu di area lokasi
proyek 9.40
2 Peluncuran bekisting Sling putus 8.80
3 Pemasangan bekisting Tangan pekerja terkena palu 8.57 4 Proses persiapan &
pemotongan besi Mata pekerja terkena percikan api 8.40 5 Pemasangan bekisting Tangan pekerja terjepit 8.20
No Kegiatan Potensi Risiko Medium Nilai
6 Proses persiapan &
pemotongan besi Tangan pekerja terkena percikan api 7.77 7 Peluncuran bekisting Rantai penggerak motor hoist putus 7.77 8 Proses persiapan &
pemotongan besi Tangan pekerja tergores besi 7.67 9 Penggalian Pekerja terpeleset akibat genangan air 7.61 10 Penggalian Mata pekerja terkena serpihan batu 7.48 11 Peluncuran bekisting launcher beam dan steel box girder jatuh 7.43 12 Penurunan besi Kaki pekerja tertimpa besi 7.40 13 Proses persiapan &
pemotongan besi
Kebisingan yang mengakibatkan penurunan
fungsi pendengaran 7.23
14 Penurunan besi Rantai penggerak motor hoist putus 7.20 15 Pemasangan bekisting Pekerja Tertimpa bekisting 7.17
16 Penurunan besi Sling putus 7.07
17 Pemasangan bekisting Kaki pekerja terjepit 7.07 18 Proses pengecoran Kaki pekerja terkena alat pengecoran 7.07 19
Memindahkan besi yang sudah terpotong diarea kerja
Pekerja terpeleset saat akibat genangan air 7.03 20 Pekerjaan dimalam
hari Kaki pekerja tertusuk paku 6.93
21 Pekerjaan dimalam hari
Penerangan untuk pekerja malam kurang
memadai 6.93
23 Memindahkan bucket Kaki pekerja tertimpa bucket 6.77
24
Memindahkan besi yang sudah terpotong diarea kerja
Tangan pekerja tetusuk besi 6.73
25 Peluncuran bekisting Kepala pekerja tertimpa material dari
ketinggian 6.73
26 Cuaca Pekerja terkena hujan abu 6.73
27 Pemasangan bekisting Bekisting jatuh 6.70 28
Memindahkan besi yang sudah terpotong diarea kerja
Tangan pekerja tergores akibat bekas potongan
besi 6.63
29 Proses persiapan &
pemotongan besi Kaki pekerja tertimpa potongan besi 6.60 30 Proses persiapan &
pemotongan besi Mata pekerja terkena percikan api 6.53
No Kegiatan Potensi Risiko Medium Nilai
31 Penurunan besi Kaki pekerja tetusuk besi 6.50 32 Penurunan besi launcher beam dan steel box girder jatuh 6.47 33 Proses Pembersihan Tangan pekerja tergores besi 6.47 34 Memindahkan bucket Pekerja terpeleset saat memindahkan bucket 6.47
35 Cuaca Pekerja terkena hujan/petir 6.47
40 Proses persiapan &
pemotongan besi kaki pekerja terkena percikan api 6.17 41 Memindahkan bucket Mata pekerja terkena debu di area lokasi
proyek 6.10
42 Proses persiapan &
pemotongan besi Tangan pekerja terbakar alat pemotong besi 6.07 36 Menahan bucket pada
saat pengecoran Sling putus 6.37
37
Memindahkan besi yang sudah terpotong diarea kerja
Pekerja cidera pinggang akibat salah angkat
besi 6.33
45 Penurunan besi Tangan pekerja tergores besi 6.03 46 Pekerjaan dimalam
hari Pekerja terjatuh dari ketinggian 6.03 47 Proses persiapan &
pemotongan besi Kaki pekerja tertimpa alat pemotong besi 5.97 48 Menahan bucket pada
saat pengecoran
Rantai penggerak motor hoist putus 5.97
49 Pemasangan bekisting Pekerja dibawah tetimpa bekisting 5.93
50 Pemasangan bekisting Pekerja jatuh dari ketinggian saat pemasangan
bekisting 5.90
51 Penggalian Crane menabrak pekerja 5.87
52 Peluncuran bekisting Pekerja tertimpa bekisting 5.87 53 Proses Pembesian Tangan pekerja tertusuk besi 5.83 54 Menahan bucket pada
saat pengecoran launcher beam dan steel box girder jatuh 5.83 55 Penggalian Peralatan excavator terguling 5.77 56 Proses Pembesian Pekerja tersengat listrik area pembesian 5.73
No Kegiatan Potensi Risiko Medium Nilai
57 Menahan bucket pada
saat pengecoran Pekerja terpeleset 5.73
58 Penggalian Tangan pekerja cedera 5.71
59 Proses persiapan & pemotongan besi
Pekerja terpeleset saat mengangkat alat
pemotong besi 5.70
60 Memindahkan bucket Pekerja dibawah tertimpa bucket 5.67
61
Memindahkan besi yang sudah terpotong diarea kerja
Kaki pekerja tertimpa potongan besi 5.60
62 Menahan bucket pada
saat pengecoran Mata pekerja terkena serpihan material 5.60 63 Pekerjaan dimalam
hari Pekerja terpeleset 5.60
64 Proses pengecoran Pekerja terpeleset 5.53 65 Proses persiapan &
saat pengecoran ketinggian
67 Proses pengecoran kepala pekerja tertimpa material dari
ketinggian 5.43
68 Pekerjaan dimalam
hari peralatan penerangan rusak sebelum digunakan 5.43 69 Proses pengecoran Pekerja tertimpa akibat robohnya cetakan beton 5.40 70 Proses Pembesian Tangan pekerja tertimpa material 5.17 71 Proses Pembesian Tangan pekerja terjepit 5.17 72 Pemasangan bekisting Kaki pekerja tertusuk paku 4.90
73 Memindahkan bucket Bucket terjatuh 4.80
74 Pemasangan bekisting Tangan pekerja tertusuk paku 4.73 75 Penggalian
Proses persiapan & Pekerja tertimpa material 4.68 76 Pemotongan besi Tangan pekerja tergores besi 4.43
(Sumber : Olah Sendiri)
Tabel 7. Hasil Perhitungan Indeks Risiko Kategori Low
No Kegiatan Potensi Risiko Nilai
1 Pemotongan besi Tangan pekerja testrum aliran listrik 3.43 2 Penggalian Pekerja/kendaraan terjatuh kelubang galian 3.03
No Kegiatan Potensi Risiko Medium Nilai
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian 4.4.1 Identifikasi Risiko
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 86 variabel potensi risiko, dilakukan pengelompokan terhadap potensi risiko yang memiliki kesamaan dari kegiatan yang berbeda. Pengelompokan ini bertujuan untuk melihat persentase dari setiap jenis potensi risiko terhadap keseluruhan potensi resiko yang terjadi.
Gambar 4.1 Pengelompokan Potensi Risiko (Sumber : Olah Sendiri)
4.4.2 Penilaian Risiko
Berdasarkan hasil penilaian indeks risiko menggunakan NHS Highland dapat dilihat bahwa terdapat 5 potensi risiko dalam kategori high risk, yaitu masing-masing pada kegiatan penggalian, pemasangan bekisting, penurunan besi dan proses pembersihan. Sedangkan potensi yang berada pada kategori medium risk berjumlah sebanyak 76 potensi risiko, dan kategori low risk sebanyak 5 potensi risiko.
4.4.3 Pengendalian Risiko
Setelah dilakukan identifikasi indeks risiko (risk), diperoleh potensi risiko yang berada dalam kategori high risk, medium risk dan low risk. Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan pengendalian risiko terutama pada kegiatan atau potensi risiko yang memiliki kategori high risk. Pengendalian risiko dilakukan dengan 3 cara, yaitu menekan probability, menekan consequence dan menghindari risiko.
1. Menekan Probability
Probability (peluang) merupakan kemungkinan terjadinya suatu potensi risiko di lapangan. Cara untuk melakukan penekanan angka probability potensi risiko adalah dengan melakukan pencegahan sedini mungkin terhadap setiap potensi risiko yang terjadi. Semakin tinggi tingkat preventif (pencegahan) yang dilakukan maka semakin kecil nilai probability potensi risiko. Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk menekan probability adalah sebagai berikut.
a. Melakukan Safety Induction setiap seminggu sekali, tujuannya adalah untuk memberikan arahan dan peringatan kepada pekerja untuk mencegah potensi risiko dan memperhatikan dengan baik tentang kesehatan dan keselamtan kerja (K3). Contohnya adalah mengingatkan pekerja untuk pemakaian APD yang baik sebelum memulai aktifitas pekerjaan.
prosedur. Contohnya adalah menyuruh pekerja segera menyingkir pada saat lifting material.
c. Memasang display peringatan di area kerja, berbagai jenis display ditempel di area kerja agar selalu diperhatikan oleh setiap pekerja dan tidak lalai akan setiap potensi risiko yang terjadi.
2. Menekan Consequences
Consequence merupakan dampak yang ditimbulkan dari setiap potensi risiko. Cara untuk menekan consequences adalah dengan melakukan persiapan perlindungan diri jika sewaktu-waktu suatu potensi risiko terjadi. Cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pengendalian terhadap consequences adalah sebagai berikut.
a. Selalu melakukan APD yang sesuai dengan aktivitas pekerjaan yang dilakukan.
b. Melakukan perbaikan terhadap lingkungan kerja senyaman mungkin bagi pekerja. Misalnya, pada pekerjaa pengecoran dibuat lantai kerja pada bekisting.
c. Meletakkan setiap komponen peralatan pada tempat yang aman dan telah ditentukan.
d. Memberikan pelatihan kepada pekerja tentang pemakaian peralatan kerja dan prosedur pelaksanaan kegiatan untuk menghidari kesalahan tindakan kerja yang dapat membahayakan keselamatan pekerja.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada proyek pembangunan Apartemen Grand Jati Junction di kota Medan adalah :
1. Berdasarkan hasil analisis terdapat 5 potensi risiko dalam kategori high risk, yaitu masing-masing pada kegiatan penggalian, pemasangan bekisting, penurunan besi dan proses pembesian. Sedangkan potensi yang berada pada kategori medium risk berjumlah sebanyak 76 potensi risiko, dan kategori low risk sebanyak 5 potensi risiko.
2. Dari hasil identifikasi diperoleh risiko tersengat aliran listrik sebesar 2%, risiko terjepit material 2%, risiko jatuh dari ketinggian 2%, risiko kebakaran/terbakar 6%, risiko gangguan kesehatan 7%, risiko terpeleset 11%, risiko tertusuk 28%, dan risiko tertimpa material sebesar 42%
3. Berdasarkan hasil identifikasi ditemukan potensi risiko yang sering muncul adalah risiko tertimpa material sebesar 42%.
a. Menekan Probability, dengan cara melakukan Safety Induction setiap seminggu sekali, melakukan pengawasan K3, memasang display peringatan di area kerja.
b. Menekan Consequences, dengan cara melakukan penyediaan peralatan pengaman (APD) dan membuat inovasi alat dan metode kerja.
c. Menghindari risiko dengan cara melakukan pergantian peralatan yang memiliki kondisi umur ekonomis habis dan tidak layak pakai.
d. Pengalihan risiko dengan cara, melindungi pekerja dengan jamsostek.
5.2 Saran
1. Kontraktor perlu memperhatikan kedisiplinan pekerja dalam menaati rambu-rambu agar risiko yang sering muncul dapat dikurangi.
2. Manajemen risiko K3 harus menjamin adanya tindakan perbaikan kinerja dan budaya keselamatan secara berkesinambungan sehingga target zero accident dapat tercapai serta perlu diberlakukan juga sistem reward dan punisment yang efektif untuk manajemen risiko K3.
3. Perusahaan dapat melakukan pemeriksaan yang rutin terhadap pekerja, alat dan berbagai hal yang menyangkut Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).