• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami Kerugian Dalam Transaksi Perbankan Melalui Internet Banking (Studi Kasus Putusan Nomor 40 PDT.G 2015 PN.Mad)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami Kerugian Dalam Transaksi Perbankan Melalui Internet Banking (Studi Kasus Putusan Nomor 40 PDT.G 2015 PN.Mad)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia perbankan tengah berjalan sangat pesat.

Perkembangan dunia perbankan yang berlangsung sangat pesat tersebut banyak

sekali dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah faktor

teknologi. Penggunaan teknologi di dalam dunia perbankan saat ini sudah

merupakan suatu keharusan. Kebutuhan akan informasi yang cepat menuntut

perbankan untuk menciptakan sebuah teknologi yang dapat meningkatkan kinerja

perbankan dari bank tersebut. Pada perkembangannya dunia perbankan

menciptakan sebuah teknologi atau sebuah sistem yang menggunakan

pemanfaatan internet sebagai media perantara yang bernama internet banking.1

Istilah Internet Banking bukan lagi istilah yang asing bagi masyarakat

Indonesia khususnya yang tinggal di wilayah perkotaan. Hal tersebut disebabkan

semakin banyaknya perbankan nasional yang menyelenggarakan layanan tersebut.

Di masa mendatang, layanan ini sudah bukan lagi sebuah layanan yang akan

memberikan competitive advantage bagi bank yang menyelenggarakannya.

Keadaannya akan sama seperti pemberian fasilitas ATM (Automatic Teller

Machine). Semua bank akan menyediakan fasilitas tersebut. Namun demikian, di

1

(2)

balik perkembangan ini terdapat berbagai permasalahan hukum yang di kemudian

hari dapat merugikan masyarakat jika tidak diantisipasi dengan baik.2

Bank Indonesia sebagai regulator dan pengawas kegiatan perbankan di

Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/15/PBI/2007 tentang

Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi Pada Bank

Umum, agar setiapbank yang menggunakan teknologi informasi khususnya

Internet banking, dapat meminimalisir risiko-risiko yang timbul sehubungan

dengan kegiatan tersebut sehingga mendapatkan manfaat yang maksimal dari

penggunaan teknologi informasi.3

Layanan yang diberikan internet banking kepada nasabah berupa transaksi

pembayaran tagihan, informasi rekening, pemindahbukuan antar rekening,

infomasi terbaru mengenai suku bunga dan nilai tukar valuta asing, administrasi

mengenai perubahan Personal Identification Number (PIN), alamat rekening atau

kartu, data pribadi dan lain-lain, terkecuali pengambilan uang atau penyetoran

uang. Karena untuk pengambilan uang masih memerlukan layanan ATM dan

penyetoran uang masih memerlukan bantuan bank cabang.4

2

Buletin Hukum Perbankan Dan KebanksentralanVolume 3, Nomor 2, Agustus 2005 dalamWafiya, Kanun Jurnal Ilmu Hukum No. 56, Th. XIV (April, 2012), hlm.38.

3

Budi Rahadjo, “Aspek tehnologi dan keamanan dalam internet banking”, Makalah Seminar Internet Banking: “Internet banking: Implementasi dan Tantangannya ke depan, Jakarta, 2001, hlm.13.

4

Abdul HB & Teguh P., Bisnis E-Commerce Studi Sistem Keamanan dan Hukum di Indonesia ,(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006), hlm.80.

Penyediaan layanan

(3)

portal di internet, memberikan akses kepada para nasabah untuk bertransaksi dan

meng-update data pribadinya.5

Untuk meningkatkan pemerataan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan

rakyat Bank harus bertransformasi dan berkembang sesuai dengan perkembangan

zaman, kehadiran layanan internet banking sebagai media alternatif merupakan

salah satu solusi akan kebutuhan masyarakat akan kemudahan, fleksibilitas,

efisiensi, dan kesederhanaan dalam mengakses layanan perbankan. Hal ini tidak

terlepas dari kelebihan-kelebihan yang dimiliki internet itu sendiri, dimana

seseorang ketika ingin melakukan transaksi melalui layanan internet banking,

dapat melakukannya di mana dan kapan saja.6

Pelayanan bank dalam bentuk internet banking sepertinya telah menjadi

keharusan.Kebutuhan dunia usaha dan nasabah bank semakin meningkat seiring

dengan kemajuanteknologi maupun informasi. Untuk itu internet banking dapat

menjembatani kebutuhan duniausaha maupun nasabah dalam hal mempercepat

pelayanan jasa bank. Saat ini internet banking sedang menjadi perhatian dimana

nasabah dapat melakukan transaksi perbankan (non cash) setiap saat dari

manapun dengan begitu mudah dan nyaman hanya dengan mengakses melalui

komputer (jaringan internet).7

5

Budi Agus Riswandi, Hukum dan Internet di Indonesia. (Yogyakarta: Penerbit UII Press.2005), hlm.30.

6

Direktorat Penelitan dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia,Internet Banking Di Indonesia”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juni 2002

7

Reza Kurniawan, “Perkembangan E-Banking Indonesia”, Jurnal Ilmuti (Ilmu Teknologi Informasi) Vol.4 No.2 Tahun 2013.

Teknologi internet mampu menghilangkan batas

ruang dan waktu, bersifat global/internasional bahkan tanpa batas negara. Bagi

(4)

operasional karena dapat menghemat kertas, tenaga manusia, dan tidak perlu

investasi ATM atau kantor cabang.8

Perlindungan terhadap nasabah perbankan merupakan salah satu

permasalahan yang sampai saat ini belum mendapatkan tempat yang baik di

dalam sistem perbankan nasional.9

Salah satu pintu gerbang kejahatan pada praktik internet banking adalah

penyalahgunaan data pribadi nasabah. Kerahasiaan sangat diperlukan untuk

kepentingan bank sendiri yang memerlukan kepercayaan masyarakat yang

menyimpan uangnya di bank. Masyarakat hanya akan memercayakan uangnya

pada bank atau memanfaatkan jasa bank apabila dari pihak bank ada jaminan

bahwa pengetahuan bank tentang simpanan dan keadaan keuangan nasabah tidak

disalahgunakan. Dengan adanya ketentuan tersebut, ditegaskan bahwa bank harus

memegang teguh rahasia bank. Prinsip kerahasiaan ini dalam konteks

perlindungan hukum atas data pribadi nasabah dapat saja diterapkan.

Seringkali terjadi dalam kenyataan, nasabah

selalu dianggap lemah atau pada posisi yang kurang diuntungkan apabila terjadi

kasus-kasus perselisihan antara bank dengan nasabahnya, sehingga nasabah

dirugikan. Sulitnya pembuktian dan penggunaan aturan penegakan hukum yang

masih bias terhadap perkara yang berunsur internet dalam dunia perbankan

semakin menyudutkan nasabah dalam menuntut pertanggung jawaban atas

kerugian yang dialaminya.

10

8

Direktorat Penelitan dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia,Lo.cit

9

Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta : Penerbit Kencana Prenada Media Group, 2000), hlm.130.

10

Rildayanti Medita, “Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Terhadap Keamanan Data Pribadi Nasabah Dalam Layanan Internet Banking”, Jurnal Ilmu Hukum Vol.3 No.2 Tahun 2014.

(5)

penerapannya di dalam penyelenggaraan internet banking menjadi tidak optimal

sebab perlindungan hukum atas data pribadi nasabah yang ada pada ketentuan

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 juncto undang-undang nomor 10 tahun

1998 tentang Perbankan (disebut juga dengan UU Perbankan) masih terbatas pada

data yang disimpan dan dikumpulkan oleh bank, padahal dalam penyelenggaraan

internet banking, data nasabah yang ada tidak hanya data yang disimpan dan

dikumpulkan, tetapi termasuk data yang ditransfer oleh pihak nasabah dari tempat

di mana nasabah melakukan transaksi. Seringkali juga didapati banyak kejahatan

dalam internet banking disebabkan oleh minimnya pengamanan yang dilakukan

oleh bank sebagai penyedia jasa dalam melindungi data dan dana nasabah dengan

dalih mengejar kemudahan bagi nasabah,11

B. Perumusan Masalah

serta kurangnya pertanggungjawaban

dari pihak bank atau perusahaan yang bersangkutan dalam menyelesaikan

permasalahan keamanan data nasabah yang diakibatkan oleh pihak lain yang tidak

bertanggung jawab.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka penulis memilih judul untuk

penulisan skripsi ini adalah: “Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank

yang Mengalami Kerugian dalamTransaksi Perbankan Melalui Internet

Banking(Studi Kasus Putusan Nomor 40/PDT.G/2015/PN.Mad).”

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas di dalam skripsi ini adalah:

1. Mengapa layananinternet bankingperlu diterapkan dalam kegiatan

perbankan?

11

(6)

2. Bagaimana pengaturan hukum terhadap layanan internet banking?

3. Bagaimanabentuk perlindungan hukum terhadap nasabah yang mengalami

kerugian yang diderita oleh nasabah pengguna layanan internet banking

dalam Putusan nomor 40/PDT.G/2015/PN.Mad?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan perumusan masalah sebagaimana yang telah diuraikan diatas

maka tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hukum perbankan dalam transaksi internet banking.

2. Untuk mengetahui aspek hukum dalam pelaksanaan layanan internet

banking

3. Untuk mengetahui bentuk perlindungan hukum terhadap nasabah yang

mengalami kerugian yang diderita oleh nasabah pengguna layanan internet

banking dalam Putusan nomor 40/PDT.G/2015/PN.Mad.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penelitian skripsi yang akan penulis lakukan adalah:

a. Secara teoritis

Sebagai bahan masukan teoritis bagi penulis untuk menambah

pengetahuan dan pemahaman hukum transaksi Perbankan melaluiinternet

banking.

b. Secara Praktis

Untuk menerapkan pengetahuan penulis secara praktis agar masyarakat

(7)

E. Keaslian Penulisan

Penelitian ini dilakukan atas ide dan pemikiran dari peneliti sendiri atas

masukan yang berasal dari berbagai pihak guna membantu penelitian dimaksud.

Sepanjang yang telah ditelusuri dan diketahui di lingkungan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara, penelitian tentang “Perlindungan Hukum

Terhadap Nasabah Bank yang Mengalami Kerugian dalam Transaksi

Perbankan Melalui Internet Banking(Studi Kasus Putusan Nomor

40/PDT.G/2015/PN.Mad)”, belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya.

Dengan demikian, jika dilihat kepada permasalahan yang ada dalam penelitian ini,

maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini merupakan karya ilmiah yang asli,

apabila ternyata dikemudian hari ditemukan judul yang sama, maka dapat

dipertanggungjawabkan sepenuhnya.

F. Tinjauan Kepustakaan

1.Bank

Bank berasal dari bahasa Itali yaitu “banca” yang berarti suatu bangku

tempat duduk. Sebab pada zaman pertengahan, pihak banker yang memberikan

pinjaman-pinjaman melakukan usahanya tersebut dengan duduk di

bangku-bangku dihalaman pasar.12

12

Abdurahman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan, (Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1991), hlm.80.

Bank sebagai suatu institusi yang mempunyai peran

besar dalam dunia komersil yang mempunyai wewenang untuk menerima

deposito, memberi pinjaman, menerbitkan promissory notes yang sering disebut

(8)

adalah hanya menerima deposito berupa uang logam, plate, emas, dan lain-lain.13

Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

yang kelebihan dana kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang

ditentukan.

Pasal 1 UU Perbankan menyebutkan bahwa: “bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya

kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

14

Bank adalah salah satu jenis usaha yang berhubungan dengan menabung,

perputaran uang, deposito dan lainnya.15 Bank adalah lembaga keuangan yang

menghimpun dan menyalurkan dan penghimpunan dana secara langsung berupa

simpanan dana masyarakat yaitu tabungan, giro dan deposito dan secara tidak

langsung berupa pinjaman.16

2.Nasabah

Menurut Kamus Perbankan, nasabah adalah orang atau badan yang

mempunyai rekening simpanan atau pinjaman pada bank.17

13Hukum Perbankan Nasional Indonesia

, (Jakarta : Penerbit Prenadamedia Gorup, 2014), hlm. 30.

14

Dendawijaya Lukman. Manajemen Perbankan, Edisi kedua. (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003), hlm.25.

15

Hermansyah, lo.cit.hlm.24.

16

Budisantoso Totok, Triandaru Sigit. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. (Jakarta : Salemba Empat, 2006), hlm.5.

17

Saladin Djaslim, Manajemen Pemasaran, (Bandung: PT. Linda Karya, 2002), hlm. 7.

Pada tahun 1998

melalui UU Perbankan diintroduksilah rumusan masalah nasabah dalam pasal 1

angka 16, yaitu pihak yang menggunakan jasa bank. Rumusan ini kemudian

(9)

adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk simpanan

berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan. (Pasal 1 angka

17 UU Perbankan).

Menurut kamus perbankan, “nasabah adalah orang atau badan yang

mempunyai rekening simpanan atau pinjaman pada bank.” 18

Bank harus dapat membuat nasabahnya merasa aman dan yakin untuk

menyimpan dananya di bank tersebut. Agar masyarakat mau menyimpan uangnya

di bank, maka pihak perbankan memberikan rangsangan berupa balas jasa yang

akan diberikan kepada si penyimpan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga, bagi

hasil, hadiah, pelayanan atau balas jasa lainnya. Semakin tinggi balas jasa yang

diberikan, akan menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya. Oleh

karena itu, pihak perbankan harus memberikan rangsangan dan kepercayaan

sehingga masyarakat berminat untuk menanamkan dananya. Setelah memperoleh

dana dari masyarakat maka oleh perbankan dana tersebut diputarkan kembali atau Dari pengertian

tersebut dapat disimpulkan bahwa nasabah ialah: Orang yg biasa berhubungan

dengan atau menjadi pelanggan bank (dalam hal keuangan), orang yang menjadi

tanggungan asuransi dan perbandingan setiap nasabah tentu sangat mengharapkan

kepuasan dari bank manapun ia melakukan transaksi, kepuasan nasabah menjadi

salah satu faktor penting untuk diperhatikan oleh perusahaan, karena

nasabah/konsumen merupakan target utama suatu perusahaan/badan usaha

perbankan. Kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan kinerja (atau hasil) yang dia rasakan dibandingkan dengan

harapannya.

18

(10)

dijual kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan

istilah kredit (lending). Dalam pemberian kredit juga dikenakan jasa pinjaman

kepada penerimaan kredit (debitur) dalam bentuk bunga dan biaya administrasi.19

3.Internet banking

Kemajuan pesat teknologi komputer baik perangkat keras, perangkat

lunak, sistem host to host, sistem jaringan dan komunikasi dan memberikan

dampak yang luar biasa kepada jasa perbankan secara elektrik. Dalam memenuhi

tuntutan dan kebutuhan nasabah Bank menyediakan layanan Electronic banking

atau Internet Banking sebagai media alternatif untuk melakukan transaksi

perbankan, tanpa mengharuskan nasabah untuk datang ke bank atau ke ATM

kecuali untuk transaksi setoran dan tarikan uang tunai.20

Internet Banking adalah sebuah akses yang diberikan oleh masing-masing

perbankan untuk mempermudah para nasabahnya melakukan transaksi tanpa

harus bertatap muka atau bertemu. Internet Banking bisa dikatakan fasilitas yang

diberikan Perbankan sebagai mediasi / alat pembayaran tanpa menggunakan uang

tunai langsung. Indonesia, Internet Banking telah diperkenalkan pada konsumen

perbankan sejak beberapa tahun lalu.21

Internet banking merupakan suatu bentuk pemanfaatan media internet oleh

bank untuk mempromosikan dan sekaligus melakukan transaksi secara online,

19

SyarifArbi, Lembaga: Perbankan, Keuagan dan Pembiayaan, cetakan 1. (Yogyakarta: BPFE Universitas Gajah Mada, 2013), hlm.70.

20

Lydia, A.,Analisis Niat Perilaku Menggunakan Internet Banking Di Kalangan Pengguna Internet Di Surabaya. Journal Widya manajemen & Akuntansi, 5 (1) thn 2005, hlm. 101-102.

21

(11)

baik dari produk yang sifatnya konvensional maupun yang baru.22Internet banking merupakan produk perbankan elektronik yang ditawarkan pihak bank

untuk memberikan kemudahan kepada nasabah dalam melakukan transaksi

perbankan melalui komputer dan jaringan internet.23

Internet banking merupakan salah satu bentuk Electronic Banking yang

ditawarkan melalui internet, dimana para nasabah dapat melakukan transaksi jasa

keuangan dalam suatu lingkungan semu, oleh karena itu suatu Bank yang

memiliki website tapi tidak dapat melakukan transaksi di web tersebut tidak

termasuk Internet Banking.24

Internet Banking, juga dikenal sebagai Cyberbanking, Virtual Banking,

Online Banking dan Home Banking, melakukan berbagai macam aktivitas

perbankan dari rumah, dalam perjalanan daripada datang ke tempat fisik bank.

Konsumen dapat menggunakan Internet Banking untuk membayar tagihan online

atau melakukan pinjaman secara elektronik.25

Institusi perbankan dalam penerapan Internet Banking harus memberikan

jasa pelayanan yang lebih sesuai dengan kehendak nasabah dan lebih menjamin

keamanannya sehingga dapat memberikan kenyamanan dan kepuasan kepada para

nasabah. Pengganaan Internet Banking oleh nasabah akan memberikan pelayanan

yang lebih baik tanpa mengenal tempat dan waktu. Internet Banking dapat

mempermudah nasabah dalam bertransaksi perbankan, karena dengan Internet

22

Widyarini,“Analisis Niat Perilaku Menggunakan Internet Banking di Kalangan Pengguna Internet di Surabaya”. Jurnal Manajemen & Akuntansi, 2005.

23

Ashur dan Budi, “Analisis Karakteristik Individu Dan Prilaku Pengguna Internet Banking”, Paper dipresentasikan pada Seminar nasional Aplikasi Teknologi Informasi, Yogyakarta

24

Hadri, K. dan Susilowati,“Determinan Pengadopsin Internet Banking Perspektif Konsumen Perbankan Yogyakarta”,Jurnal Jaai, volume 11, no 2 tahun 2007, hlm.127.

25

(12)

Banking akses perbankan dapat dilakukan di komputer pribadi (personal

komputer) dan dapat mengakses transaksi apapun tanpa membuang-buang waktu

untuk datang ke kantor cabang.26

G. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, oleh karena penelitian bertujuan untuk

mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten dengan

mengadakan analisa dan konstruksi.27

Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan

dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka metode penulisan yang

digunakan antara lain:

1. Jenis dan Sifat penelitian

Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian hukum normatif, karena

untuk menghasilkan argumentasi, teori atau konsep baru sebagai preskripsi dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapi. Penelitian hukum normatif dilakukan

untuk penelitian norma hukum dalam pengertian ilmu hukum sebagai ilmu

tentang kaidah atau apabila hukum dipandang sebagai sebuah kaidah yang

perumusannya secara otonom tanpa dikaitkan dengan masyarakat.28

Penelitian ini bersifat deskriptif adalah untuk memperolah gambaran yang

lengkap dan secara jelas tentang permasalahan yang terdapat pada masyarakat

26

Julius R. Latumaerisa,Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,(Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2011), hlm.104.

27

Soerjono Soekanto & Sri Mamudji,Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat

(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 20.

28

(13)

yang digunakan dapat dikaitan dengan ketentuan-ketentuan atau

peraturan-peraturan hukum yang berlaku.

2. Sumber data

Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan

hukum primer, sekunder, dan tersier.Data sekunder adalah mencakup

dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan dan

sebagainya.29

a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan;

Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang terdiri dari peraturan

perundang-undangan antara lain :

b. Undang‐Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia;

c. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik;

d. Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/15/PBI/2007 Penerapan Manajemen

Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum;

e. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/18/DPNP Tanggal 20 April 2004

tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Aktivitas Pelayanan Jasa Bank

melalui Electronic Banking.

Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan

terhadap bahan hukum primer yakni hasil karya para ahli hukum berupa buku,

pendapat-pendapat sarjana, yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini.

Bahan hukum tersier atau bahan penunjang yaitu bahan hukum yang

memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer

29

(14)

dan/atau bahan hukum sekunder yakni kamus hukum dan Kamus Besar Bahasa

Indonesia.

3. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan (library

reaseacrh) yaitu serangkaian usaha untuk memperoleh data dengan jalan

membaca, menelaah, mengklarifikasi, mengidentifikasi dan dilakukan

pemahaman terhadap bahan-bahan hukum yang berupa peraturan

perundang-undangan serta literatur yang ada relevansinya dengan permasalahan penelitian.30

Data yang berhasil dikumpulkan, data sekunder, kemudian diolah dan

dianalisa dengan mempergunakan teknik analisis metode kualitatif, yaitu dengan

menguraikan semua data menurut mutu, dan sifat gejala dan peristiwa hukumnya

melakukan pemilahan terhadap bahan-bahan hukum relevan tersebut di atas agar

sesuai dengan masing-masing permasalahan yang dibahas dengan mempertautkan

bahan hukum yang ada. Mengolah dan menginterpretasikan data guna

mendapatkan kesimpulan dari permasalahan serta memaparkan kesimpulan dan

saran, yang dalam hal ini adalah kesimpulan kualitatif, yakni kesimpulan yang

dituangkan dalam bentuk pernyataan dan tulisan. 4. Analisis data

31

H. Sistematika Penulisan

Skripsi ini diuraikan dalam 5 bab dan tiap-tiap bab berbagi atas beberapa

sub-sub bab, untuk mempermudah dalam memaparkan materi dari skripsi ini:

30

Edy Ikhsan dan Mahmul Siregar, op.cit, hal.24.

31Ibid

(15)

Bab I memuat pendahuluan merupakan gambaran umum yang berisi

tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat

penulisan, keaslian penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II membahas tentang transaksi perbankan melalui internet

banking.Bab iniberisikan tentang sejarah perkembangan perbankan dan internet

banking, pengertian dan jenis-jenis transaksi perbankan melalui internet banking,

tujuan dan manfaat Internet Banking di bidang perbankan dan prinsip

kehati-hatian dalam transaksi perbankan (prudential banking).

Bab III membahas aspek hukum dalam pelaksanaan jasa pelayanan

perbankan dalam transaksi melalui internet banking. Bab ini berisikan landasan

hukum perbankan dalam transaksi internet banking, fasilitas dan keamanan dalam

menggunakan layanan Internet Banking, kebijakan perbankan dalam penggunaan

teknologi informasi (internet banking) dan aspek hukum internet banking.

Bab IV mengulas perlindungan hukum terhadap nasabah yang mengalami

kerugian akibat penggunaan layanan internet banking (studi kasus Putusan Nomor

439 B/Pdt.Sus-Arbt/2016). Bab ini berisi tentang peran perbankan dalam

melindungi nasabah terkait layanan internet banking menurut UU Perbankan

danUU ITE, bentuk perlindungan hukum bagi nasabah bersifat preventif dan

represif dan analisis yuridis terhadap PutusanNomor 439 B/Pdt.Sus-Arbt/2016

yang mengatur perlindungan hukum atas nasabah yang mengalami kerugian dari

(16)

Bab V mengenai kesimpulan dan saran merupakan bab penutup dari

seluruh rangkaian bab-bab sebelumnya, yang berisikan kesimpulan yang dibuat

Referensi

Dokumen terkait

Pada prinsipnya menentukan strategi pembelajaran harus memperhatikan tujuan pelajaran, karakteristik murid dan ketersediaan sumber (fasilitas). Strategi yang efektif

2) Sebagian kata itu hanya menunjukkan kata kerja pokok saja, tidak menunjukkan lebih dari sekali. Kata-kata ini tidak dapat dijadikan pekerjaan dengan sengau, seperti

Alat pendeteksi kerusakan IC berbasis mikrokontroler ATmega 8 merupakan alat pendeteksi ic mikrokontorler jenis AVR yang dibuat dengan sistem digital dan berfungsi

[r]

Musik dewa-dewa yang digunakan dalam upacara pelas benua mengandung hubungan magis simpatetik karena diyakini belian sebagai perantara dapat menghubungkan antara

Kadar lisozim ASI yang disimpan selama 28 hari pada kelompok suhu 20°C menurun dibandingkan ASI segar, begitu juga kadar lisozim pada kelompok suhu 4°C menurun dibandingkan

Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan.. Intinya, motivasi

Kota Sungai Penuh terdiri dari 5 kecamatan, dengan luas wilayah secara keseluruhan mencapai 39.150 Km2. Pengelolaan persampahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Sungai