Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
1
2.1.
Geografis Kota Sungai Penuh2.1.1. Administratif Wilayah
Aspek geografis dan demografi menggambarkan karakteristik lokasi dan pengmbangan wilayah do suatu
daerah, Kota Sungai Penuh sejak Tahun 2012 berkembang menjadi 8 Kecamatan dengan 65 Desa dan 4
Kelurahan, yaitu diantaranya adalah;
1. Kecamatan Tanah Kampung
Kecamatan Tanah Kampung memiliki luas wilayah + 1,10 Km2 dari luas keseluruhan Kota Sungai Penuh
dengan Persentase luas areal+ 2,81% dari luas keseluruhan Kota Sungai Penuh. Ibu Kota Kecamatan
Tanah Kampung terletak di Desa Tanah Kampung, Kecamatan Tanah Kampung erdiri dari beberapa
Desa/Kelurahan diantaranya adalah;
- Dususn Baru Debai - Desa Koto Panap
- Desa Pendung Hiang - Desa Koto Baru
- Desa Koto Padang - Desa Tanah Kampung
- Desa Mekar Jaya - Desa Koto Pudung
- Desa koto Dumo - Desa Koto Tengah
- Desa Sembilan - Desa Koto Tuo, dan
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
2
2. Kecamatan Kumun DebaiKecamatan Kumun Debai memiliki luas + 14,20 Km2 dari laus keseluruhan wilayah Kota Sungai penuh,
dengan persentase 30,27%. Adapun Desa/Kelurahan yang ada di Kecamatan Kumun Debai diantaranya
adalah;
memiliki Luas wilayah + 0,34 Km2 dengan persentase 0,80% dari luas wilayah Kota Sungai Penuh yang
terdiri dari beberapa Desa/Kelurahan di dalamnya diantaranya adalah;
- Desa Gedang - Kelurahan Pasar Sungai Penuh, dan
- Desa Pasar Baru - Desa Amar Sakti
- Kelurahan Sungai Penuh 4. Kecamatan Hamparan Rawang
Kecamatan Hamparan Rawang memiliki luas daerah + 1,21 Km2 dengan persentase 3,10 % dari luas
daerah Kota Sungai Penuh yang terdiri dari:
- Desa Tanjung Muda - Desa Cempaka
- Desa Simpang Tiga Rawang - Desa Koto Beringin
- Dusun Diilir - Desa Maliki Air
- Kampung Diilir - Desa Kampung Dalam,dan
- Desa koto Teluk - Desa Larik Kemahan
- Desa Koto Dian 5. Kecamatan Pesisir Bukit
Kecamatan Pesisir Bukit memiliki luas wilayah seluas + 1.95 Km2 drengan persentase luas lebih kurang
4.97% dari luas areal Kota Sungai Penuh yang terdiri dari beberapa Desa/Kelurahan diantaranya adalah;
- Desa Koto Bento - Desa Koto Dua - Desa Koto Lolo
- Desa Koto Renah - Desa Seberang
- Desa Koto Keras - Desa Sumur Gedang, dan
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
3
6. Kecamatan Pondok TinggiLuas Wilayah Kecamatan Pondok Tinggi adalah 9,10 km2 dengan persentase luas wilayah + 23,23% dari
Luas Keseluruhan Kota Sungai Penuh yang terdiri dari;
- Desa Sungai Jernih - Kelurahan Pondok Tinggi
- Desa Koto Lebu - Desa Permanti
- Desa Karya Bakti - Desa Pondok Agung, dan
- Desa Lawang Agung - Desa Aur Duri
7. Kecamatan Sungai Bungkal
Kecamatan Sungai Bungkal memiliki luas wilayah + 11,10 Km2 dengan persentase 28,34% dengan jumlah
Desa/Kelurahan sebagai berikut;
Penuh dengan persentase wilayah 0,42% yang terdiri dari beberapa Desa diantaranya adalah;
- Desa Baru Sri Menanti - Desa Kampung Tengah
- Desa Koto Limau Manis - Desa Dujung Sakti, dan
- Desa Koto Baru - Desa Permai Indah
Jarak antara Ibu Kota Sungai Penuh dengan Kabupaten lain yang ada di Provinsi Jambi diantaranya adalah
sebagai berikut:
Kota sungai Penuh merupakan dataran tinggi dengan ketinggian berada diantara 500-1.500 meter diatas
permukaaan laut. Terletak pada posisi antara 1010 14' 32'' BT sampai dengan 1010 27' 31'' BT dan 020 01'
40'' LS sampai dengan 020 14' 54'' LS, sesuai dengan undang-undanga nomor 25 tahun 2008 tentang
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
4
merupakan Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan merupakan kawasan lindung dan kawasanstrategis nasional. Berdasarkan elevasi ketinggian wilayah Kota Sungai Penuh dataran di Kota Sungai penuh
terdiri dari;
- 500 m – 1.000 m = 15,25%
- 1.000 m Keatas = 84,75%
Jarak antara Ibu kota Sungai Penuh dengan Daerah Kecamatan di Kota Sungai Penuh adalah sebagai
berikut:
a) Sungai Penuh-Tanah Kampung = 6 Km
b) Sungai Penuh-Kumun = 6 Km
c) Sungai Penuh-Sungai Penuh = 2 Km
d) Sungai Penuh-Simpang Tiga Rawang = 5 Km
e) Sungai Penuh-Sungai Liuk = 4,5 Km
f) Sungai Penuh-Dusun Baru = 2 Km
g) Sungai Penuh-Pondik Tinggi = 1 Km
h) Sungai Penuh koto Baru = 6 Km
Wilayah Kota Sungai Penuh bagian utara dan selatan berbatasan dengan Kabupaten Kerinci, bagian barat
berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Utara (Provinsi Bengkulu) dan Kabupaten Pesisir Selatan (Provinsi
Sumatera Barat) dan bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Kerinci.
Gambar 2.1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Koat Sungai Penuh (Km2) Tahun 2014
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
5
Tabel 2.1.
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Sungai Penuh Tahun 2015No Kecamatan Luas (Km2) Persentase (%)
Sumber : Kota Sungai Penuh Dalam Angka Tahun 2015.
Tabel 2.2.
Ketinggian Kota Sungai Penuh Tahun 2015.Kecamatan Luas Wilayah Menurut Posisi Ketinggian
dari Permukaan Laut (Ha)
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
6
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II-
Bidang Cipta Karya
Gambar 2.2. Batas Administrasi Kota Sungai Penuh
Sumber : RTRW Kota Sungai Penuh Tahun 2011-2031
6
LANJUTAN PENYUSUNAN RPIJMDinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
7
2.1.2. TopografiKota Sungai Penuh secara umum berada pada ketinggian yang mencapai antara 500 – 2.250 mdpl. Pada ketinggian 500-1.000 mdpl yakni sebesar 7,19% yang berada di Kecamatan Hamparan Rawang, Kecamatan
Tanah Kampung, Kecamatan Koto Baru dan Kecamatan Sungai Penuh. Selanjutnya pada ketinggian yang
mencapai lebih dari 1.000 mdpl yakni sebesar 92,81% diantaranya pada Kecamatan Pesisir Bukit,
Kecamatan Sungai Bungkal, Kecamatan Kumun Debai dan Kecamatan Pondok Tinggi. Keempat kecamatan
dengan ketinggian lebih dari 1.000 mdpl tersebut memiliki daerah perbukitan yang juga merupakan daerah
pertanian dan perkebunan yang dimiliki Kota Sungai Penuh
Tabel 2.3.
Topografi Kota Sungai PenuhNO KECAMATAN ELEVASI (MDPL) LUAS (Ha)
1 Sungai Penuh 787 s/d 847 335
2 Pesisir Bukit 802 s/d 1.400 1.946
3 Hamparan Rawang 787 s/d 792 1.215
4 Kumun Debai 787 s/d 2000 14.200
5 Tanah Kampung 787 s/d 792 1.100
6 Pondok Tinggi 787 s/d 2250 9.095
7 Koto Baru 790 s/d 802 164
8 Sungai Bungkal 792 s/d 1750 11.095
Sumber : Peta Rupa Bumi Skala 1 : 50.000
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
8
Gambar 2.3. Peta Topografi Kota Sungai PenuhSumber : RTRW Kota Sungai Penuh 2011-2031
LANJUTAN PENYUSUNAN RPIJM KOTA SUNGAI PENUH
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II-
Bidang Cipta Karya
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
9
Dengan lokasi yang berada pada dataran tinggi, kemiringan lereng wilayah Kota Sungai Penuh sangatbervariasi, dapat dibagi menjadi topografi yang relatif datar, berbukit-bukit, dan terjal. Wilayah yang terjal
berada di bagian tengah Kecamatan Sungai Penuh dan Kumun Debai (24,3 %), sementara daerah perbukitan
(28,2 %) berada di bagian barat Kecamatan Sungai Penuh dan Kumun Debai dan dikawasan perbatasan
Kota Sungai Penuh dengan Kabupaten Pesisir Selatan. Lahan yang memiliki kemiringan relatif datar (12,3
%) terdapat sebagian besar di Kecamatan Hamparan Rawang dan Tanah Kampung, serta di Kecamatan
Pesisir Bukit, Sungai Penuh dan Kumun bagian timur.
Tabel 2.4.
Klasifikasi Lereng di Kota Sungai PenuhNo Klasifikasi lereng Lereng Luas (ha) Persentase
Luas (%)
1. Datar 0 - 2 % 4.812 12,29
2. Bergelombang > 2 – 15 % 4.618 11,80
3. Berbukit >15 - 25% 11.051 28,23
4. Curam >25 - 40% 9.171 23,42
5. Sangat Curam, Terjal > 40% 9.498 24,23
Luas Wilayah Kota 39.150 100.00
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
10
Gambar 2.4. Peta Morfologi Kota Sungai PenuhSumber : RTRW Kota Sungai Penuh 2011-2031
LANJUTAN PENYUSUNAN RPIJM KOTA SUNGAI PENUH
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II-
Bidang Cipta Karya
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II-
perbukitan dan pegunungan dengan relief permukaan yang umumnya tinggi.Pembentukan bentang alam
yang tampak seperti sekarang ini sangat dipengaruhi oleh susunan batuan (litologi), struktur geologi yang
berkembang, serta proses-proses geologi yang sedang berlangsung. Pusat kegiatan kota menempati bagian
kaki dari bentang alam tersebut yang disusun oleh endapan material rombakan, batuan gunung api, sedimen,
dan batuan terobosan yang secara morfologi berupa kipas.
Batuan Sedimen; terletak di bagian selatan Kota Sungai Penuh dan dikenal dengannama Formasi Kumun
membentuk bentang alam perbukitan berelief terjalmemanjang barat laut – tenggara, terdiri dari batu pasir, konglomerat, breksi, dantuf dengan sisipan lignit dan berlapis baik.
Batuan Gunung Api; bersusunan andesit-basal, menempati bagian barat KotaSungai penuh membentuk
bentang alam pegunungan dan perbukitan yang terdiridari lava andesit-basalan, tuf, dan breksi gunung
api.
Batuan Terobosan; terdiri dari Gronodiorit terletak di sekitar Kota Sungai penuh membentuk perbukitan
yang memanjang barat laut – tenggara, dan batuanterobosan granit yang menempati bagian barat laut.
Batuan Sedimen Lainnya dan Endapan Aluvium; mengalasi bentang alam dataran,yaitu formasi pengasih
terdiri dari batu lempung, batu lanau, batu pasir berbatuapung dengan sisipan lignit dan konglomerat.
Endapan aluvium ini menempatibentang alam dataran di sekitar wilayah Kota Sungai Penuh.
Struktur geologi berupa lipatan, patahan, dan kelurusan banyak dijumpai di wilayah Kota Sungai Penuh,
dimana umumnya berarah tenggara – barat laut. Struktur patahan mempengaruhi seluruh batuan penyusun yang terbentuk di jaman Pra-Holosen bahkan hingga jaman Resen. Patahan ini mempengaruhi pula terhadap
endapan aluvium di bagian dataran, yang tercerminkan oleh adanya retakan/lipatan dan kelurusan. Wilayah
dataran yang disusun oleh endapan aluvium sungai merupakan endapan yang sangat sensitif terhadap
kegempaan. Berdasarkan kejadian gempa yang pernah terjadi pada tahun 1995, bangunan rumah dan
infrastruktur yang ada diatasnya telah mengalami rusak berat dibandingkan dengan bangunan yang bertumpu
pada batuan lainnya, seperti batuan sedimen, batuan gunung api, batuan terobosan, dan endapan kipas
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
12
Tabel 2.5.
Jenis Batuan di Daerah Kota Sungai PenuhJa Formasi Asai
Jgr Granit tatan
Kjp Formasi Peneta
Tomh Formasi Hulusimapang (batuan gunung berapi) Tb, Tmk, Qtp Batuan Sedimen Tersier
Tb Formasi bandan
Sumber : RTRW Kota Sungai Penuh 2011-2031
Pada skala lokal 1:100.000, sesuai dengan struktur geologi di kota Sungai Penuh terdapat sesar berarah ke
barat laut – tenggara, yaitu sesar Siulak (hasil studi Pusat Geologi yang bekerjasama dengan Bappeda Kabupaten Kerinci Tahun 2003). Sesar ini terdiri atas dua Sesar yang sejajar melintasi Kota Sungai Penuh.
Panjang Sesar kurang lebih 37 Km dan Lebarnya 17 Km. Sesar ini mulai aktif sejak Miosen Tengah, yang
berhubungan dengan pembentukan Formasi Kumun dan diaktifkan lagi pada Pilio-Plitosen. Sesar ini
merupakan sesar geser menganan dengan kemiringan hampir tegak. Kondisi geologi Kota Sungai Penuh
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
13
Gambar 2.5. Peta Geologi Kota Sungai PenuhSumber : RTRW Kota Sungai Penuh 2011-2031
LANJUTAN PENYUSUNAN RPIJM KOTA SUNGAI PENUH
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II-
Bidang Cipta Karya
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
14
2.1.4. HidrologiPada dasarnya kondisi hidrologi Kota Sungai Penuh dapat terlihat dari adanya sumber-sumber air, baik
berupa air permukaan, mata air, maupun air tanah sebagai berikut.
A. Air permukaan (sungai)
Wilayah Kota Sungai Penuh termasuk dalam Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Hari, yang
merupakan rangkaian daerah aliran sungai dari Kabupaten Kerinci. Wilayah Kabupaten Kerinci
didominasi oleh pegunungan Bukit Barisan, sebagai bagian dan rangkaian pegunungan Bukit Barisan
yang memanjang sepanjang pantai Barat Sumatera, titik tertinggi adalah puncak Gunung Kerinci.
Terdapat banyak dataran sepanjang lembah Bukit Barisan tersebut. Pegunungan Bukit Barisan yang
berada sebelah Barat dan timur Kerinci ini menjadi titik tertinggi di wilayah Kota Sungai Penuh dan
Kabupaten Kerinci, sehingga semua sungai yang mengalir di Kota Sungai Penuh mengalir ke arah
tengah dan selatan menuju dan bermuara ke Danau Kerinci dan selanjutnya mengalir ke Sungai Batang
Hari.
Berdasarkan hasil penyelidikan hidrogeologi regional lembar Sungai Penuh dapat dibagi kedalam tiga
(tiga) wilayah produktivitas akuifer (lapisan pembawa air) yaitu:
1. Akuifer Produktif sedang dengan penyebaran luas, keterusan rendah sampai sedang, muka air tanah
beragam dan debit sumur kurang dari 5l/det;
2. Akuifer dengan produktifitas rendah setempat dimana umumnya keterusan rendah, setempat
sedang, air tanah dalam jumlahnya cukup dapat diperoleh terutama dilembah-lembah atau zona
sesar dan pelapukan; dan
3. Daerah air tanah langka.Pemanfaatan air permukaan sebagai air baku untuk pelayanan air bersih di
Kota Sungai Penuh terutama berasal dari anak Sungai Ampuh yang terletak ± 3 m di bagian
tenggara pusat Kota Sungai Penuh yakni di desa sungai jernih Kecamatan Sungai Penuh.
B. Mata Air
Di wilayah Kota Sungai Penuh juga dijumpai mata air, yang terbentuk dari dasar lembah atau kaki
perbukitan yang disebabkan adanya lapisan batuan kedap air dibawahnya, sehingga peregangan tidak
terus ke dalam melainkan ke arah kateral dan muncul di kaki tebing/ lembah atau kaki perbukitan. Hal ini
ditunjukkan adanya beberapa danau, dan air terjun di daerah pegunungan.
C. Air Tanah
Keberadaan air tanah dipengaruhi oleh curah hujan, luas daerah resapan, sifat kelulusan bahan
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
15
dalam, sekitar > 60 meter. Hampir seluruh Kecamatan di Kota Sungai Penuh mempunyai kedalamanDinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
16
Gambar 2.6. Peta Hidrogeologi dan Produktivitas AkuiferSumber : RTRW Kota Sungai Penuh 2011-2031
LANJUTAN PENYUSUNAN RPIJM KOTA SUNGAI PENUH
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II-
Bidang Cipta Karya
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
17
Sungai-sungai utama yang terdapat di Kota Sungai Penuh adalah : Sei Batang Air Baru, Sei Bt. Merau,Sei Mura Jaya, Sei Ning, Sei Air Bungkai dan Sei Rampuh.
Tabel 2.6.
Sungai Yang Ada di Kota Sungai PenuhNo Nama Sungai Pajang
(M)
Lebar (M) Kedalaman
(M)
Debit (M3/Dtk)
Permukaan Dasar Maks. Min.
1 Sungai Ning 3.48 10 8 2 120 1,5
2 Sungai Pengasah 3.624 8 7 1,5 80 0,9
3 Sungai Air Sesat 1.14 12 10 2 95 0,95
4 Sungai Air Sempit 5.041 12 10 2 96 0,98
5 Sungai Terung 4.943 20 18 3 115 1,3
6 Sungai Air Hitam 2.793 10 8 2 90 0,8
7 Sungai Batang Sangkir 2.802 15 13 4 130 2
8 Sungai Air Bunkal 2.988 8 6 2 170 2,5
9 Sungai Rampuh 6.18 6 4 1,5 70 1,1
10 Sungai Ulu Air Kumun 1.795 6 4 1,5 85 1
11 Sungai Batang Bungkal 9.062 15 13 2 190 3
12 Sungai Batang Merao 10.247 20 18 5 365 6
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
18
Gambar 2.7. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS)Sumber : RTRW Kota Sungai Penuh 2011-2031
LANJUTAN PENYUSUNAN RPIJM KOTA SUNGAI PENUH
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II-
Bidang Cipta Karya
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
19
2.1.5. Jenis TanahJenis tanah yang terdapat di Kota Sungai Penuh meliputi 4 (empat) macam jenis tanah, yaitu: andosol,
latosol, podsolik, dan alluvial yang dapat dilihat pada Tabel dan Gambar dibawah. Pemanfaatan tanah jenis
alluvial pada usaha pertanian dapat dilakukan di daerah endapan sungai atau daerah rawa-rawa pasang
surut, sedangkan tanah aluvial yang berasal dari bahan alluvium umumnya merupakan tanah subur. Jenis
tanah alluvial di Kota Sungai Penuh umumnya berupa tanah subur yang dimanfaatkan menjadi lahan
pertanian sawah.
Tabel 2.7.
Jenis Tanah di Kota Sungai PenuhNo Jenis Tanah Luas (Ha) Persentase (%)
1 Andosol 12564 32.1
2 Latosol 15577 39.8
3 Padsolik 5594 14.3
4 Alluvial 5415 13.8
Jumlah 39150 100
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
20
Gambar 2.8. Peta Kondisi Tanah Sungai PenuhSumber : RTRW Kota Sungai Penuh 2011-2031
LANJUTAN PENYUSUNAN RPIJM KOTA SUNGAI PENUH
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II-
Bidang Cipta Karya
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II-
29,6 C terjadi pada bulan April - Mei, serta suhu minimum sebesar 17,7Cterjadi pada bulan September.
Curah hujan rata-rata per bulan sepanjang tahun 2014 sebesar112,6 mm3 dengan curah hujan terendah
sebesar 12,4 mm3 terjadi pada bulan juni dan curah hujan tertinggi sebesar 293,8 mm3 terjadi pada bulan
November.
Kelembaban relatif uadara rata-rata per bulan sebesar 83 % dengan kelembabanudara terendah sebesar 79
% di bulan September dankelembaban udara tertinggi sebesar 86 % terjadi pada bulan Januari.
2.2.
Kependudukancukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan koto Baru dengan Kepadatan
Penduduk sebesar 6.556 Jiwa/Km2. Jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk di Kota Sungai Penuh
Menurut Kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.8 berikut ini.
Tabel 2.8.
Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Kota Sungai Penuh Tahun 2010, 2014 dan 2015.1 Sungai Penuh 36.291 11.992 12.396 11.668 11.929
2 Pesisir Bukit 19.504 12.535 13.015 12.596 12.939
3 Hamparan Rawang 14.155 14.858 15.245 15.119 15.236
4 Kumun Debai 10.157 11.215 11.524 11.256 11.588
5 Tanah Kampung 9.609 11.213 11.517 11.191 11.586
6 Pondok Tinggi - 18.935 19.781 18.836 18.447
7 Sungai Bungkal - 9.618 9.986 9.979 10.699
8 Koto Baru - 10.888 11.246 10.752 9.128
Jumlah 89.716 101.25
4
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II-
Kelompok Umur Laki – Laki Perempuan Jumlah
Rasio Jenis
Sumber: Dinas Dukcapil Kota Sungai Penuh Tahun 2016 dan Hasil Analisis Tahun 2016
Tabel 2.10.
Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di kota Sungai Penuh Tahun 2015.1 Sungai Penuh 11.929 3,35 - 3,35 3.483
2 Pesisir Bukit 12.939 19,46 83 18,63 647
3 Hamparan Rawang 15.236 12,15 - 12,15 1.244
4 Kumun Debai 11.588 142 10.834 33,66 79
5 Tanah Kampung 11.586 11 - 11,00 1.023
6 Pondok Tinggi 18.447 90,95 12.261 79,29 207
7 Sungai Bungkal 10.699 110,95 90
8 Koto Baru 9.128 1,64 - 1,64 6.556
KOTA SUNGAI PENUH 101.542 39.150 23.178 159,72 259
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
23
Tabel 2.11.
Distribusi Penduduk Menurut Tingkta Pendidikan Tahun 2016.2.3.
Potensi WilayahJenis tanah yang terdapat di Kota Sungai Penuh meliputi empat macam jenis tanah yaitu andosol, latosol,
podsolik dan alluvial. Pemanfaatan tanah tanah jenis alluvial pada usaha pertanian dapat dilakukan di
daerah endapan sungai atau daerah rawa-rawa pasang surut, sedangkan tanah aluvial yang berasal dari
bahan alluvium umumnya merupakan tanah subur. Perbaikan drainase perlu diperhitungkan agar tidak
mengakibatkan munculnya cat clay yang sangat masam akibat oksidasi sulfida menjadi sulfat. Jenis tanah
alluvial di Kota Sungai Penuh umumnya berupa tanah subur yang dimanfaatkan menjadi lahan pertanian
sawah.
Sedangkan untuk penggunaan lahan, Kota Sungai Penuh saat ini pada dasarnya terbentuk dari
percampuran kegiatan-kegiatan yang bersifat perkotaan dan sebagian kecil bersifat perdesaan berupa
lahan-lahan pertanian, serta kegiatan kepariwisataan. Kegiatan perkotaan yang mempunyai jangkauan
pelayanan wilayah (regional) berupa fasilitas perdagangan, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas
transportasi regional dan fasilitas perkantoran dan/atau pemerintahan. Sedangkan kegiatan-kegiatan
kepariwisataan di Kota Sungai Penuh memiliki tingkat pelayanan nasional maupun regional antara lain
berupa fasilitas akomodasi hotel dalam memberikan pelayanan jasa kepariwisataan yang mengkaitkan
objek-objek wisata baik yang berada di dalam kota ataupun yang terletak di luar kota dan daerah lain di
Kabupaten Kerinci.
Komponen ruang kota yang bersifat pedesaan berupa lahan-lahan pertanian tanaman pangan sawah dan
kebun lahan kering terdapat lebih banyak di wilayah hinterland kota dengan hasil produksi yang dipasarkan
ke Propinsi Jambi, dan wilayah Sumatera Barat. Daerah pertanian ini sebagian besar berada di bagian
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
24
umum gambaran penggunaan lahan di Kota Sungai Penuh dapat dijelaskan sebagai berikut:a) Kawasan Pusat kota yang merupakan konsentrasi kegiatan perdagangan, pemerintahan dan
perkantoran, pelayanan kegiatan sosial dan pariwisata dengan lingkup pelayanan regional wilayah
kota dan daerah pinggiran. Kegiatan ini berada di Kelurahan Pasar Sungai Penuh, Pondok Tinggi,
Sungai Penuh,Desa Gedang, Permanti, Koto Tinggi, serta Aur Duri.
b) Kawasan pariwisata dan kegiatan pendukungnya yaitu sepanjang Bukit Sentiong, Bukit Kayangandan
kawasan Taman Bunga di Talang Lindung serta kawasan Bukit Khayangan.
c) Kawasan perumahan yang menyebar dengan intensitas yang semakin tinggi ke arah pusat kota.
Bagian barat dan tenggara serta utara kota merupakan daerah perkembangan perumahan yang
antara lain di Kecamatan Sungai Penuh bagian barat, dan Pesisir Bukit.
d) Kawasan Pertanian pada kawasan utara dan tenggara kota yang besaran lahannya semakin
menyusut karena beralih fungsi menjadi lahan perumahan.
Perkembangan fisik ruang kota dari awal hingga mencapai besaran luas seperti sekarang berawal dari
lingkungan pusat kota. Perkembangan mengikuti rencana pola jaringan jalan lingkar yaitu poros jalan Desa
Gedang – Jembatan I Tanah Kampung. Struktur Kota Sungai Penuh yang bersifat konsentrik cenderung mengarah ke pola pembauran sektoral yang terintegrasi tanpa zonasi yang tidak begitu jelas batasnya.
Terjadi pemusatan kegiatan-kegiatan utama seperti kegiatan perdagangan, perkantoran, perhotelan dan
kepariwisataan, pendidikan, dan kesehatan dengan konsentrasi tinggi pada pusat kota.
Tabel 2.12.
Penggunaan Lahan Kota Sungai PenuhNo Penggunaan Lahan Kecamatan Luas
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
25
Tabel 2.13.
Luas TNKS dan Luas Budidaya di Kota Sungai Penuh Tahun 2016No Kecamatan Luas Wilayah Luas TNKS Luas Budidaya
Ha % Ha % Ha %
Sumber : BPS Kota Sungai Penuh Tahun 2015
Berdasarkan fungsi utama kawasan yakni fungsi lindung dan budidaya jenis pemanfaatan lahan yang
terdapat di Kota Sungai Penuh terbagi atas :
1. Kawasan Budidaya a) Perumahan
Luas Kawasan perumahan di Kota Sungai Penuh adalah sebesar 920 ha. Pada kondisi eksisting
perumahan berkembang secara linear mengikuti jaringan jalan arteri dan kolektor pada kawasan
perdesaan dan beberapa kawasan perkotaan. Sedangkan pada kawasan pusat kota perumahan
berkembang secara merata (konsentris) dengan intensitas yang lebih tinggi, hal ini dipengaruhi
tingginya nilai lahan pada kawasan pusat kota dan belum adanya aturan yang membatasi fungsi
ruang secara jelas.
b) Perdagangan dan Jasa
Kawasan Perdagangan dan Jasa Kota Sungai Penuh merupakan kawasan perdagangan dan jasa
yang melayani skala Regional dan lokal. Pelayanan regional terutama berkembang pada kawasan
pusat kota dan koridor utama kawasan kota sungai penuh yang terdapat pada Kecamatan Sungai
Penuh dengan jenis barang yang diperjual belikan mulai dari barang primer hingga tersier, yang
melayani sebagian besar penduduk Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Perannya sebagai
kawasan perdagangan dan jasa skala regional menjadikan menjadi kawasan ini cepat tumbuh yang
menimbulkan tarikan masyarakat yang besar ke kawasan ini dalam aktifitas pemenuhan kebutuhan
sehari-hari.
a. Perkantoran
Sebagai kota yang baru berkembang berdasarkan UU No. 25 Tahun 2008, Pada kondisi eksisting
kawasan perkantoran Kota Sungai Penuh tersebar pada beberapa wilayah karena menempati
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II-
Pusat pemerintahan Kota Sungai Penuh dikembangkan di Desa Aur Duri, Kecamatan Sungai Penuh,
sementara beberapa SKPD atau instansi lainnya tersebar pada beberapa kawasan di Kecamatan
Sungai Penuh, seperti di Kelurahan Pasar Sungai Penuh, Karya Bakti dan Desa Talang Lindung.
b. Pariwisata
Kota Sungai Penuh telah memiliki kelengkapan fasilitas pelayanan wisata berupa hotel, restoran dan
jasa keuangan yang sebagian besarnya terpusat di Kecamatan Sungai Penuh. Objek wisata yang
dimiliki Kota Sungai Penuh berupa objek Wisata Alam, Objek wisata Budaya dan Objek Wisata
Relegius, antara lain:
1. Bukit Khayangan
2. Bukit Sentiong
3. Pembangunan Pasar Tradisional Pariwisata
4. Objek Wisata Bukit Tapan
5. Taman Bunga Puti Senang
6. Tempat Benda Bersejarah
2. Kawasan Lindung a. Kawasan Suaka Alam
Kota Sungai penuh memiliki kawasan lindung berupa kawasan Suaka Alam yang merupakan
kawasan strategis nasional yakni Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat yang terdapat di
Kecamatan Sungai Penuh, Kecamatan Pesisir Bukit dan Kecamatan Kumun Debai.
b. Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan Perlindungan Setempat yang terdapat di Kota Sungai Penuh berupa kawasan sempadan
sungai dan Kawasan Tangkapan Air yang sebagian besar terdapat di Kecamatan Hamparan
Rawang, Kecamatan Sungai Penuh dan Kecamatan Tanah Kampung. Disamping itu juga terdapat
kawasan Sesar (Patahan) dan Ruang Terbuka Hijau Kota yang juga menjadi kawasan
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
27
Gambar 2.9. Peta Penggunaan Lahan Kota Sungai Penuh
: RTRW Kota Sungai Penuh 2011-2031
LANJUTAN PENYUSUNAN RPIJM KOTA SUNGAI PENUH
PETA PENGGUNAAN LAHAN
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II-
Bidang Cipta Karya
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
28
2.3.1. PertanianSubsektor Tanaman Pangan merupakan salah satu subsektor pada sektor pertanian. Subsektor ini mencakup
tanaman padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang kedelai. Pada Tahun 2015, produksi padi tercatat
sebesar 58.280 ton dengan luas panen sebesar 9.863 Ha, sementara produktivitasnya mencapai 5,91
Ton/Ha.
Produksi palawija didominasi oleh komoditas ubi kayu sebesar 1.041 Ton dan produksi paling kecil adalah
dari komoditas kacang tanah sebesar 11 Ton. Adapun data luas pertanian di Kota Sungai Penuh menurut
Kecamatan berdasarkan jumlah produksi, produktivitas dan luas panen dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.14.
Luas Lahan Sawah Menurut Kecamatan dan Jenis Pengairan di Kota Sungai Penuh Tahun 2015.No Kecamatan Irigasi Non Irigasi Jumlah
1 Tanah Kampung 930 69 999
Sumber : BPS Kota Sungai Penuh Tahun 2015
Tabel 2.15.
Luas Lahan/Tegal, Kebun/Huma dan Lahan yang Sementara Tidak diusahakan Menurut Kecamatan di Kota Sungai Penuh Tahun 2015.No Kecamatan Tegal/Kebun Ladang/Huma Sementara Tidak di Usahakan
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
29
Tabel 2.16.
Luas Panen Padi Sawah dan Padi Ladang di Kota Sungai Penuh Tahun 2015.No Kecamatan Padi Sawah Padi Ladang
1 Tanah Kampung 2841 -
Sumber : BPS Kota Sungai Penuh Tahun 2015
Tabel 2.17.
Luas Panen Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar Menurut Kecamatan di Kota Sungai Penuh Tahun 2015.No Kecamatan Jagung Kedelai Kacang Tanah
Sumber : BPS Kota Sungai Penuh Tahun 2015
Tabel 2.18.
Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Tanaman Padi Sawah Menurut Kecamatan di Kota Sungai Penuh Tahun 2015.No Kecamatan Luas Panen Produksi Rata-rata Produksi
1 Tanah Kampung 2.841 16.790 5,91
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
30
2.3.2. PerkebunanTerdapat berbagai jenis tanaman perkebunan yang diusahakan oleh masyarakat di Kota Sungai Penuh
diantaranya adalah tanaman Cassiavera, Kopi, Cengkeh, Kemiri, Tebu, Pinang dan Kakao. Adapun komiditas
tanaman perkebunan di Kota Sungai Penuh adalah komoditas Cassiavera yang pada Tahun 2015 jumlah
produksinya mencapai 225 Ton dengan luas tanam mencapai 329 Ha. Adapaun data luas perkebuanan yang
ada di Kota Sungai Penuh dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.19.
Luas Areal Tanam, Produksi, rata-rata Produksi dan Jumlah Petani Cassiavera Menurut Kecamatan di kota Sungai Penuh Tahun 2015.No Kecamatan Luas Tanam Produksi Rata-Rata Produksi Jumlah Petani
1 Tanah Kampung - - - -
Sumber : BPS Kota Sungai Penuh Tahun 2015
Tabel 2.20.
Luas Areal Tanam, Produksi, rata-rata Produksi dan Jumlah Petani Kopi Arabika Meurut Kecamatan di Kota Sungai Penuh Tahun 2015.No Kecamatan Luas Tanam Produksi Rata-Rata
Produksi
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
31
Tabel 2.21.
Luas Areal Tanam, Produksi, rata-rata Produksi dan Jumlah Petani Kopi RobustaMeurut Kecamatan di Kota Sungai Penuh Tahun 2015.
No Kecamatan Luas Tanam Produksi Rata-Rata
Produksi
Sumber : BPS Kota Sungai Penuh Tahun 2015
2.3.3. Peternakan
Populasi ternak di Kota Sungai Penuh dibagi menjadi tiga, yaitu ternak besar, ternak kecil dan unggas.
Populasi ternak besar terdiri dari sapi, kerbau dan kuda, sedangkan ternak kecil terdiri dari kambing dan
domba. Adapun populasi ternak unggas terdiri dari ayam buras, ayam petelur, broiler, itik dan puyuh. Populasi
ternak besar, populasi ternak kecil pada akhir tahun 2015 adalah sebesar 21.204 ekor jumlah ini meningkat
tajam sebesar 247,21 % dari tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 6.107 ekor di akhir Tahun 2014. Untuk
populasi unggas di Tahun 2015 adalah sebesar 1.000.962 ekor, populasi terbesar adalah ayam buras
sebesar 478.591 ekor.
Tabel 2.22.
Populasi ternak Menurut Jenis Ternak di Kota Sungai Penuh Tahun 2015.No Jenis Ternak Populasi Ternak
Tanah
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
32
2.3.4. EkonomiStruktur perekonomian di suatu daerah sangat ditentukan oleh besarnya nilai tambah yang diciptakan oleh
masing-masing sektor ekonomi dalam memproduksi barang ataupun jasa. Struktur yang terbentuk dari nilai
tambah yang diciptakan tersebut menggambarkan ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan
berproduksi dari masing-masing sektor. Suatu perencanaan yang matang sangat diperlukan dalam
menentukan prioritas pembangunan. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi masing-masing sektor terhadap
pembentukan PDRB disuatu daerah. Penurunan produksi dari masing-masing sektor-sektor yang dominan
akan mempengaruhi sektor-sektor terkait lainya yang bisa berakibat pada pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan.
Tabel 2.23.
Laju pertumbuhan Ekonomi Kota Sungai Penuh Menurut Kabupaten/kota di Provinsi Jambi Tahun 2016No Kabupaten/ Kota Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)
2014 2015
Sumber : Statistik Daerah Kota Sungai Penuh Tahun 2016
Sebagai Ibu Kota Kabupaten sebelumnya, Kota Sungai Penuh merupakan pusat pemerintahan dan pusat
perekonomian. Hal ini menyebabkan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran merupakan sektor utama
yang menjadi andalan pembentukan PDRB Kota Sungai Penuh.Sektor perdagangan, hotel dan restoran
memberikan kontribusi terbesar terhadap total PDRB Kota Sungai Penuh. Pada tahun 2015, Perhitungan
Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 4.984,59 Miliar dengan Tahun 2010
yang menjadi dasarnya mencapai Rp. 3.705,28 miliar. Pertumbuhan ekonomi Kota Sungai Penuh dapat
dilihat dari nilai PDRB ADHK. Pertumbuhan ekonomi di Kota Sungai Penuh pada Tahun 2014 sebesar 1,08%.
Namun pada Tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Kota Sungai Penuh mengalami penurunan sebesar 0m01 %
menjadi 1,06%. Sektor prekonomian Kota Sungai Penuh Juga masih di dominasi oleh sektor perdagangan
besar dan eceran, reparasi mobil dan motor yaitu sebesar 13,42% sedangkan sektor yang memberikan
kontribusi yang sangat kecil adalah sektor perdagangan listrik dan gas. Adapun Nilai PDRB ADHK dan ADHB
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
33
Tabel 2.24.
Produk Domestik Regional Bruto Atas dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usahadi Kota Sungai Penuh Tahun 2015.
Lapangan Usaha
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
34
Tabel 2.25.
Produk Domestik Regional Bruto Atas dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usahadi Kota Sungai Penuh Tahun 2015.
Lapangan Usaha
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
35
Tabel 2.26.
Proyeksi Kontribusi PDRB Kota Sungai Penuh Tahun 2015-2017 Menurut LapangaUsaha (ADH konstan 2000)*
Sumber : Hasil Estimasi BAPPEDA 2016, Proyeksi Tahun 2017
Tabel 2.27.
Proyeksi Beberapa Indikator Makro Ekonomi Kota Sungai Penuh Tahun 2015-2016Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II-
pemompaan, namun setiap sumber air memiliki cara pendistribusian masing-masing hingga sampai ke
daerah pelayanan. Deskripsi sumber air yang melayani kebutuhan air minum adalah sebagai berikut:
Kebutuhan air bersih di Kota Sungai Penuh diperoleh dari pelayanan PDAM Tirta Sakti Kerinci dengan
kapasitas terpasang 120 ltr/dtk, yang terdiri dari IPA Pelayang Raya dengan kapasitas 60 ltr/dtk, IPA
Rawang kapasitas 20 ltr/dtk serta IPA Sungai Jernih 5 l/dt, IPA Kumun 30 L/detik dam IPA Tanah
Kampung 10 ltr/dtk. Degan kapasitas termanfaatkan 170 ltr/dt untuk melayani konsumen di lapangan pada
tahun 2013 yang mencapai 12.777 sambungan rumah, sehingga terjadi over kapasitas dalam operasional,
yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya ketidakstabilan kualitas yang dihasilkan.
Tabel 2.28.
Kondisi Sumber Air Minum Kota Sungai PenuhNO URAIAN KETERANGAN
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
37
2.3.6. KesehatanAngka Harapan Angka harapan hidup yang terus meningkat tersebut memperlihatkan upaya pemerintah
dalam meningkatkan kesejahteraan dinilai cukup berhasil. Karena angka harapan hidup merupakan salah
satu alat untuk mengukur kinerja pemerintah dari segi peningkatan kesehatan penduduk.
Perkembangan angka harapan hidup penduduk menunjukkan perkembangan berarti, dimana terlihat pada
gambar di bawah ini, angka harapan hidup penduduk Kota Sungai Penuh dari tahun 2008-2013 terus
menunjukkan peningkatan, yang semula pada tahun 2008, angka harapan hidup sebesar 70,84 tahun
meningkat menjadi 70,9 tahun (2009), 70,96 tahun (2010), 71,03 (2011), dan hingga pada tahun 2013
menjadi 71,19 tahun.
Gambar 2.10. Angka Harapan Hidup di kota Sungai Penuh Tahun 2008-2013
Morbiditas (angka kesakitan) digunakan untuk menggambarkan pola penyakit yang terjadi di masyarakat.
Berikut adalah beberapa kejadian morbiditas yang terjadi di Kota Sungai Penuh.
Tabel 2.29.
10 Penyakit Terbesar di Kota Sungai Penuh Tahun 2014Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
38
2.3.7. KemiskinanPersentase jumlah penduduk miskin di Kota Sungai Penuh tergolong rendah dibandingkan dengan
kemiskinan Provinsi Jambi dan nasional, jumlah penduduk miskin 2013 tercatat sekitar 2,8 ribu jiwa
menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara persentase kemiskinan tahun 2013 sebesar 3,30
persen, lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Gambar 2.11. Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kota Sungai Penuh (dalam ribuan) Tahun 2008-2013.
Sumber : BPS Jambi Tahun 2014
2.3.8. Perumahan dan permukiman
Sistem Permukiman di Kota Sungai Penuh terbentuk secara alami, dimana permukiman/kampung tempat
masyarakat tinggal terdapat di pusat-pusat kecamatan yang saling berkumpul membentuk sebuah
kelompok permukiman. Selain itu permukiman di Kota Sungai Penuh terbentuk mengikuti jaringan jalan
yang ada secara linier. Mata Pencaharian penduduk Kota Sungai Penuh yang kebanyakan adalah
pedagang dan penyedia jasa.
Adanya pertumbuhan penduduk secara langsung akan mempengaruhi jumlah lahan terbangun untuk
permukiman. Tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,5 % secara langsung akan meningkatkan luas
penggunaan lahan untuk permukiman. Untuk itu perlu disiapkan lahan untuk mengantisipasi pertumbuhan
penduduk tersebut.
Dengan kondisi Penggunaan lahan terbangun yang masih sedikit memberikan kesempatan yang cukup
luas bagi pengembangan kawasan permukiman, adanya kesempatan untuk mengembangkan kawasan
permukiman tidak berarti menjadikan pembangunan kawasan permukiman berjalan secara sembarangan
dan tidak teratur. Pengembangan kawasan permukiman tetap harus mengikuti kaidah dan prinsip-prinsip
penataan ruang seperti mengikuti ketentuan kemiringan lereng, ketentuan teknis bangunan, kebebasan
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
39
dan lain sebagainya,. Arahan pengembangan kawasan permukiman sebaiknya diarahkan di pusat-pusatkecamatan dan terhubung dengan jaringan jalan.
Sistem permukiman di Kota Sungai Penuh selama ini berada di pusat-pusat kota kecamatan dan mengikuti
pola jaringan jalan atau akses sungai. disanalah berkelompoknya pembangunan permukiman. Melihat dari
keadaan yang terjadi di Kota Sungai Penuh masih memiliki permukiman/ kawasan desa tertinggal.
Fasilitas perumahan yang dimiliki atau Kualitas rumah tinggal di Kota Sungai Penuh menunjukkan
perbaikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut dapat dilihat dari material yang
membentuk rumah di Kota Sungai Penuh yang mengalami perbaikan.
Tabel 2.30.
Persentase Rumah Tinggal Menurut Beberapa Indikator Kulaitas Permukiman di Kota Sungai Penuh Tahun 2013Sumber : Inkesra Kota Sungai Penuh Tahun 2011-2013, 1) Atap Layak : Tidak beratap dedaunan dan ijuk; 2) Dinding Permanen : Tidak berdinding bambu.
Berdasarkan tabel diatas dapat diterangkan bahwa pada tahun 2013 tercatat sebesar 1,5 persen rumah
tangga di Kota Sungai Penuh masih menggunakan tanah sebagai lantainya. Sedangkan pada tahun
sebelumnya, pada tahun 2012, tercatat 3,85 persen masyarakat masih menggunakan tanah sebagai lantai.
Indikator kualitas perumahan yang lain diantaranya adalah rumah tinggal dengan atap yang layak dan
dinding permanen. Pada tahun 2012 rumah tinggal dengan dinding permanen adalah sebanyak 92,16
persen. Dan kini pada tahun 2013 seluruh rumah di Kota Sungai Penuh sudah tidak menggunakan
dedaunan/ijuk sebagai atap rumah. Secara keseluruhan dilihat dari rendahnyapersentase lantai tanah,
tingginya persentase atap yang layak dan tingginya persentase dinding permanen mengindikasikan
kenaikan kualitas perumahan di Kota Sungai Penuh sudah cukup memadai. Kelengkapan fasilitas pokok
suatu rumah tinggal akan menentukan nyaman atau tidaknya suatu rumah tinggal.
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
40
Gambar 2.12. Peta Lokasi Perumahan Kumuh Kota Sungai PenuhSumber : RTRW Kota Sungai Penuh 2011-2031
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II-
Bidang Cipta Karya
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
41
2.3.9. Tata Bangunan dan LingkunganPenyelenggaran Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan yang ada masih bersifat pembangunan sesuai
perencanaan yang sudah disusun. Pembangunan gedung biasanya dilakukan oleh Bidang Cipta Karya
terutama untuk gedung pemerintah dan fasilitas umum.
Untuk bangunan-bangunan umum baik yang dibangun oleh pemerintah maupun oleh pihak lain (masyarakat,
swasta) belum ada pendataan kelayakan dna keandalan bangunan sesuai dengan apa yang diminta oleh
Undang-undang Bangunan Gedung. Penyediaan fasilitas keselamatan bangunan seperti hidran kebakaran,
akses jalan dan lain-lainnya belum pernah diteliti apakah sudah sesuai dengan standar teknis ataukah belum.
Perlu adanya penilaian dan identifikasi keandalan bangunan terutama pada bangunan umum agar
keselematan dan kenyamanan pengguna bisa terjamin.
Untuk bangunan-bangunan negara, sampai saat ini belum ada pendataan secara khusus, terutama
menyangkuta kalayakan dan keandalan bangunannya. Pembangunan bangunan negara sampai saat ini
perencanaan dan pelaksanaanny maish ditangani oleh Bidang Cipta Karya pada Dinas PU Kota Sungai
Penuh.
Kawasan permukiman tradisional juga merupakan salah satu kawasan yang akan menjadi sasaran dalam
penataan bangunan dan lingkungan. Di Kota Sungai Penuh ada beberapa kawasan yang bisa dikategorikan
dalam kawasan permukiman tradisional, antara lain di Pondok Tinggi Kecamatan Sungai Penuh, Desa Sungai
Liuk Kecamatan Pesisir Bukit. Pada kawasan-kawasan permukiman tradisional tersebut belum pernah
dilakukan program penataan maupun revitalisasi.
2.3.10.Drainase
Kondisi Alam Kota Sungai Penuh secara umum dapat dibedakan menjadi daerah datar, bergelombang, dan
berbukit. Limpasan air permukaan yang berpotensi banjir biasanya terjadi di wilayah dengan topografi
datar-bergelombang dengan kelerengan daerah kurang dari 15%. Peningkatan debit air permukaan
dipengaruhi pula oleh jenis tanah lempungan, dimana resapan air relatif kecil. Pada musim penghujan dimana
curah hujan cenderung tinggi, genangan air permukaan semakin meningkat pada daerah- daerah tersebut. Di
beberapa wilayah kecamatan dengan karakteristik alam seperti itu, jaringan drainase seringkali belum ada,
sehingga sering terjadi banjir. Fenomena itu diperburuk dengan luapan air sungai yang mengalir di
wilayah-wilayah itu. Dalam konteks ini, pembangunan sistem drainase menjadi suatu kebutuhan yang
mendesak dan harus mendapat prioritas.
Kondisi jaringan drainase di Kota Sungai Penuh secara umum belum memadai atau tidak sesuai dengan
peruntukannya. Oleh karenanya, kinerja sistem drainase tidak optimal, dan sebagai akibatnya banjirpun
masih sering terjadi, meskipun di wilayah itu dijumpai adanya jaringan drainase. Sistem penampungan pada
kolam-kolam retensi yang sudah ada tampaknya perlu ditingkatkan. Kondisi fisik dan kapasitas drainase perlu
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
42
wilayah perumahan, dimana pengalihan fungsi lahan terjadi dan berpotensi meningkatkan erosi dan limpasanair permukaan.
2.3.11.Air Limbah
Penetapan prasarana dan sarana air limbah bertujuan untuk pengurangan, pemanfaatan kembali, dan
pengolahan bagi limbah dari kegiatan permukiman dan kegiatan ekonomi dengan memperhatikan baku mutu
limbah yang berlaku. Prasarana dan sarana air limbah meliputi sistem pembuangan air limbah setempat
dan/atau terpusat. Sistem pembuangan air limbah setempat dilakukan secara individual melalui pengolahan
dan pembuangan air limbah setempat pada kawasan-kawasan yang belum memiliki sistem terpusat di Kota
Sungai Penuh. Sistem pembuangan air limbah terpusat dilakukan secara kolektif melalui jaringan pengumpul
dan diolah serta dibuang secara terpusat pada kawasan pemerintahan, kawasan perdagangan dan jasa,
kawasan perumahan, dan kawasan permukiman padat di Kota Sungai Penuh. Lokasi instalasi pengolahan air
limbah harus memperhatikan aspek teknis, lingkungan, sosial budaya masyarakat setempat, serta dilengkapi
dengan zona penyangga. Instalasi pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) diatur dalam
rencana detail tata ruang. Tempat pengolahan limbah bahan beracun berbahaya dan beracun diarahkan di
kawasan rumah sakit dalam kota sungai penuh.
Pada dasarnya air limbah terdiri dari 2 bentuk yaitu air kotor (Grey Water) danlimbah manusia (Black Water).
Grey Water yaitu limbah manusia dalam bentuk cairan yang dihasilkan dari sisa kegiatan pemakaian air
domestik, seperti air bekas mandi, mencuci dan sebagainya. Sedangkan Black Water yaitu buangan limbah
padat yang berasal dari kotoran manusia. Prakiraan air limbah di Kota Sungai Penuh pada tahun 2031
untuk grey water sebesar 17.973 m3 dan black water 8.987 m3.
Penanganan air limbah dapat dilakukan melalui dua teknologi pembuangan, yaitu sistem setempat (onsite
system) dan sistem terpusat (offsite sysfem). Sistem setempat yaitu suatu sistem pembuangan air limbah
sekaligus pengolahannya yang dilakukan di tempat tersebut melalui penguraian bakteri anaerob. Teknologi
pengolahan sistem setempat biasanya menggunakan Septic Tank atau Cubluk disertai Bidang Resapan.
Sedangkan sistem terpusat yaitu bentuk pembuangan air limbah menggunakan sistem perpipaan yang
berfungsi mengalirkan air limbah dari sumbernya ke suatu tempat pengolahan.
Air limbah (buangan) dapat didefinisikan sebagai air yang mengandung bahan pencemar fisik, biologi, atau
kimia. Air buangan kota berasal dari kegiatan rumah tangga atau domestik dan dari kegiatan industri. Kedua
air buangan ini harus ditangani secara terpisah karena karakteristiknya berbeda, dimana air buangan industri
memiliki karakteristik yang lebih kompleks.
Air buangan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dapat menimbulkan pengaruh yang merugikan terhadap
kualitas lingkungan sehingga perlu dilakukan pengolahan. Tingkat pengolahan yang akan diterapkan
tergantung apda kualitas air buangan, yang erat kaitannya dengan jenis-jenis sumber air buangan tersebut.
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
43
badan air penerima menurut standar yang diterapkan, yaitu standar aliran (stream standard) dan standarefluen (effluent standard) (lihat Kep-02/MENKLH/I/1998 tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu
Lingkungan).
Pengelolaan limbah manusia, khususnya limbah air bekas dilakukan secara individual pada masing-masing
rumah tangga atau memanfaatkan fasilitas umum seperti MCK umum. System yang digunakan adalah on-site
(setempat). Untuk permukiman penduduk yang berada di tepian sungai, pada umumnya memanfaatkan
sungai untuk keperluan mandi, cuci dan buang air.
2.3.12.Persampahan
Kota Sungai Penuh terdiri dari 5 kecamatan, dengan luas wilayah secara keseluruhan mencapai 39.150 Km2.
Pengelolaan persampahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Sungai Penuh masuk dalam skala
regional, dimana Tempat Pembuangan Akhir (TPA) masih berada dalam wilayah administrsi Kabupaten
Kerinci jumlah, wilayah yang dilayani mencakup 5 wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Sungai Penuh,
Kecamatan Tanah Kampung, Kecamatan Hamparan Rawang, Kecamatan Kumun Debai dan Kecamatan
Pesisir Bukit.
Penanganan persampahan oleh Pemerintah Kota Sungai Penuh terhadap 5 kecamatan didasari oleh kondisi
di kecamatan-kecamatan memang memerlukan pelayanan persampahan, karena di 5 kecamatan tersebut
merupakan kawasan perkotaan dengan jumlah penduduk dan permukiman yang cukup padat, serta aktivitas
perekonomian masyarakatnya cukup tinggi. Pertimbangan lain adalah bahwa ketiga kawasan kecamatan
tersebut berjarak cukup dekat satu sama lain, sehingga memungkinkan untuk dilayani secara sekaligus.
Institusi pengelola persampahan yang ada di Kota Sungai Penuh saat ini adalah institusi pemerintah, yaitu
Dinas Pekerjaan Umum Kota Sungai Penuh. Dalam pengelolaan persampahan, institusi ini menjalankan 2
(dua) fungsi, yaitu selain sebagai pelaksana pelayanan kebersihan (operator), juga sebagai pengatur atau
pengendali (regulator) pengelolaan persampahan bersama Badan/dinas teknis lain, seperti Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Kantor Lingkungan Hidup.
Dalam pelaksanaan pelayanan, Dinas Pekerjaan Umum Kota Sungai Penuh bertugas melakukan
pengangkutan, pengolahan dan pembuangan sampah hingga ke tempat pembuangan akhir. Sementara itu
masyarakat, baik secara individual maupun komunal, berperan dalam pengumpulan sampah pada
tempat-tempat yang telah disediakan, misalnya membuang sampah pada tong sampah, kontainer, tempat-tempat
Dinas PU Kota Sungai Penuh Bab II- Bidang Cipta Karya
44
2.4.
Isu-Isu StrategisBerikut ini dijabarkan beberapa isu strategis pengembangan Kota Sungai Penuh yang akan menjadi dasar
pertimbangan perumusan tujuan, kebijakan strategi, rencana struktur dan pola ruang, serta pemanfaatan
ruang Kota, antara lain:
1. Kota Sungai Penuh sebagai kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat.
Kota Sungai Penuh sebagai kawasan lindung nasional yaitu Taman Nasional Kerinci Seblat adalah
hutan lindung dengan luas + 23.177,60 Ha dengan persentase luas 59,20 % dari luas wilayah Kota
Sungai Penuh yang berfungsi sebagai kawasan konservasi hutan dan kawasan lindung.
2. Daya dukung fisik dan lingkungan
Kota Sungai Penuh berada di kawasan yang rawan bencana banjir bandang, gerakan tanah/longsor
dan gempa bumi sehingga pendekatan mitigasi bencana perlu dikembangkan untuk mangatasi
permasalahan ini.
3. Peran Kota Sungai Penuh dalam Konstelasi Regional
Ditetapkannya sebagai daerah otonom di satu sisi menguntungkan untuk kemandirian wilayah, namun
lokasinya yang relatif jauh dengan ibukota provinsi dan akses penghubung yang belum memadai
menyebabkan daerah ini menjadi terisolir. Pengembangan sektor pendidikan dan jasa penunjang
sektor pariwisata memberikan dampak dalam konstelasi Kota Sungai Penuh baik skala lokal mapun
regional, terkait dengan posisi Kota Sungai Penuh sebagai poros kawasan yang strategis diantara
beberapa kabupaten perbatasan.
4. Ekonomi Perkotaan
Sektor utama penggerak perekonomian Kota Sungai Penuh adalah pada sektor perdagangan dan
jasa. Kedua sektor tersebut memiliki presentase penerimaan yang paling tinggi di Kota Sungai Penuh.
Untuk itu arah pengembangan ekonomi kawasan Perkotaan Sungai Penuh tersebut berorientasi pada
sektor tersebut. Pengembangan ekonomi pada sektor-sektor tersebut diarahkan pada pengembangan
sentra-sentra kegiatan-kegiatan pendukung sektor-sektor tersebut. Arahan pengembangan ekonomi
ini akan diwujudkan secara keruangan pada optimalisasi ruang sentra-sentra ekonomi.
5. Daya dukung sarana dan prasarana perkotaan
Penyediaan prasarana dasar seperti air bersih, persampahan, listrik sangat bergantung pada sistem
penyediaan prasarana perkotaan dalam konstelasi regional. Selama ini penyediaan fasilitas dan
prasarana dasar masih memanfaatkan fasilitas dan prasarana Kabupaten Kerinci sehingga cenderung
tidak terdistribusi sempurna. Pertumbuhan penduduk Perkotaan Sungai Penuh menyebabkan