• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Ruang Pengeringan Serat Sabut Kelapa Di Ud. Pusaka Bakti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Ruang Pengeringan Serat Sabut Kelapa Di Ud. Pusaka Bakti"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

UD. Pusaka Bakti merupakan sebuah badan usaha yang bergerak di bidang produksi pembuatan keset kaki dari sabut kelapa dan serat sabut yang telah di press (cocopress). Proses pembuatan keset kaki dari serat sabut dimulai dari penguraian serat, pengeringan, pemintalan, penjalinan, pembingkaian, dan packing. Pembuatan cocopress dimulai dari penguraian, penjemuran, pengayakan, pengepresan dan pengepakan. Usaha ini dikelola oleh Bapak Yanto dan beliau merupakan pemilik usaha tersebut. UD Pusaka Bakti ini berdiri pada tahun 1971 yang berlokasi di Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang. Bapak Yanto memulai usaha ini dari awal dan mengelolanya hingga saat ini.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

(2)

2.3. Organisasi dan Manajemen 2.3.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Perusahaan UD. Pusaka Bakti memiliki struktur organisasi lini dimana pekerja langsung bertanggungjawab kepada pemimpin perusahaan yaitu pemiliknya sendiri. Struktur organisasinya dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Struktur Organisasi UD. Pusaka Bakti

2.3.2. Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Tenaga kerja di UD. Pusaka Bakti berjumlah 11 orang. Dengan spesifikasi pekerjaan sebagai berikut:

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja

Jenis Pekerjaan Jumlah Tenaga Kerja (orang)

Hari kerja di UD. Pusaka Bakti sebanyak enam hari kerja mulai dari hari senin sampai dengan hari Sabtu mulai pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB.

(3)

2.3.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas

Upah tenaga kerja dibayar dengan sistem harian khususnya pada bagian penguraian dan sistem borongan pada bagian pemintalan, penjalinan dan pembingkaian yang pembayarannya tergantung dari berapa jumlah produk yang dihasilkan oleh masing-masing tenaga kerja setiap harinya.

Besarnya upah yang diberikan untuk setiap produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

a. Pada bagian pemintalan, pembuatan 1 kg babat (tali dari serat sabut kelapa berukuran besar) dibayar sebesar Rp. 400,-, 1 kg anyam (tali dari serat sabut kelapa berukuran sedang) seharga Rp. 700,- dan 1 kg lusi (tali dari serat sabut kelapa berukuran kecil) seharga 1.200,-

b. Pada bagian penjalian, pembuatan satu keset kaki ukuran kecil dibayar sebesar Rp. 700,- dan keset ukuran besar seharga Rp. 1.000,-

c. Pada bagian pembingkaian, untuk setiap pembingkaian keset kaki dibayar sebesar Rp. 725,-

Karyawan memiliki tempat tinggal di sekitar perusahaan tersebut sehingga tidak memerlukan fasilitas penginapan dan sebagainya.

2.4. Proses Produksi

(4)

pemintalan untuk selanjutnya diproses menjadi keset kaki, sedangkan untuk membuat cocofiber press bahan baku dibawa ke stasiun pengayakan untuk selanjutnya diproses menjadi cocofiber press. Sisa dari penguraian dan pengayakan adalah cocopeat. Aliran proses produksi dapat dilihat berupa Flow Process Chart pembuatan keset kaki, cocofiber press dan cocopeat pada Gambar 5.2.

2.4.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam suatu proses produksi, dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan fisik maupun kimia yang langsung ikut di dalam proses produksi sampai dihasilkannya barang jadi. Bahan baku yang digunakan pada proses pembuatan keset kaki adalah sabut kelapa yang diperoleh dari wilayah Deli Serdaang, Serdang Bedagai, maupun kota Medan.

2.4.2. Bahan Tambahan

(5)

2.4.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan-bahan yang dapat menunjang proses produksi yang tidak nampak pada produk akhir. Bahan penolong yang digunakan adalah :

a. Air

Fungsi air yaitu untuk membantu proses penguraian cocofiber dan membantu agar cocopeat mudah dikumpulkan sehingga lingkungan kerja dapat lebih bersih.

b. Minyak Goreng

Fungsi minyak goreng adalah untuk mempermudah operator menjalin cocofiber dan mengurangi resiko iritasi pada tangan akibat gesekan antara telapak tangan dengan serat kasar pada proses penjalinan.

2.4.4. Uraian Proses Produksi

Uraian proses produksi sabut kelapa menjadi keset kaki dan cocofiber press adalah sebagai berikut:

2.4.4.1. Proses Pembuatan Keset Kaki 1. Penguraian

(6)

ini dilakukan sebanyak tiga kali berturut-turut sehingga diperoleh cocofiber yang lebih halus uraiannya. Mesin menghasilkan maksimal 1 ton/hari cocofiber.

2. Penjemuran

Cocofiber yang dihasilkan di stasiun penguraian dibawa ke tempat penjemuran secara manual. Cocofiber tersebut dikeringkan dengan menggunakan panas matahari. Proses penjemuran berlangsung sekitar 3-4 jam setiap harinya dari pukul 11.00-14.30 WIB. Proses ini bertujuan untuk menurunkan kadar air sehingga diperoleh cocofiber yang kering agar cocopeat terpisah dari cocofiber dan memudahkan cocofiber pada proses pemintalan. Tempat penjemuran mampu menjemur 500 kg cocofiber dalam sekali penjemuran. Cocofiber yang telah dijemur dibawa ke stasiun pengayakan dan stasiun pemintalan.

3. Pemintalan

(7)

4. Penjalinan

Tali hasil pemintalan yaitu lusi, anyam dan babat dibawa ke stasiun penjalinan. Babat terlebih dahulu dipotong menjadi bagian yang lebih kecil kemudian dilakukan proses penjalinan hingga membentuk keset kaki.

5. Pembingkaian

Pembingkaian merupakan proses terakhir sebelum dipacking. Pembingkaian dilakukan pada setiap sisi keset hasil penjalinan dengan menggunakan babat sebagai pembingkainya dan lusi sebagai pengikatnya dengan menggunakan jarum rajutan dan diikuti proses perataaan sisi-sisi keset.

6. Packing

(8)

2.4.4.2. Proses Pembuatan Cocofiber Press 1. Penguraian

Sabut kelapa yang telah dikupas kemudian diurai sebanyak tiga kali pada mesin pengurai. Proses penguraian juga memerlukan bahan penolong air yang disemprotkan ke sabut kelapa sebelum diurai untuk memudahkan proses penguraian. Proses penguraian sama seperti pada penjelasan pembuatan keset kaki di atas.

2. Penjemuran

Sabut kelapa hasil penguraian dijemur untuk menghilangkan kandungan air yang terdapat di dalam sabut tersebut. Proses penjemuran sama seperti pada penjelasan pembuatan keset kaki di atas.

3. Pengayakan

Cocofiber yang dibawa dari stasiun penjemuran masih mengandung cocopeat. Proses ini bertujuan untuk memisahkan cocopeat dari cocofiber sehingga diperoleh cocofiber yang murni. Proses pengayakan menggunakan alat pengayak yang digerakkan dengan dynamo motor. Alat pengayak mampu mengayak 200 Kg cocofiber dalam waktu satu jam.

4. Pengepresan

(9)

cocofiber menyentuh besi press. Kemudian pintu mesin press ditutup dan mesin dihidupkan. Mesin press memanfaatkan tenaga hidrolik. Proses pengepresan dilakukan sampai cocofiber padat. Proses ini dilakukan secara berulang-ulang sehingga diperoleh cocofiber berbentuk bal dengan 42 x 52 x 80 cm dengan berat 50 kg.

4. Packing

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi UD. Pusaka Bakti

Referensi

Dokumen terkait

Penulis menyimpulkan bahwa game ini berhasil dijalankan pada sistem jaringan LAN dan clientnya dapat di jalankan pada sistem operasi yang berbeda.kemudian dengan menggunakan

[r]

Setelah dilakukan uji asumsi data indeks pemberdayaan gender pada Kota/Kabupaten di Jawa Timur periode tahun 2010-2015, dapat dinyatakan bahwa data tersebut

  Wartawan  Indonesia  dengan  penuh  tanggung  jawabdan  bijaksana  mempertimbangkan  patut tidaknya menyiarkan karya jurnalistik ( tulisan,  suara,  serta  suara 

Kelompok belajar adalah kelompok yang dibentuk dengan sengaja oleh guru di sekolah dengan tujuan adanya transfer ilmu atau diskusi kelompok antar anggota

Oleh karena itulah Nabi Muhammad SAW mengambil bai’ah dari para shahabat agar mereka tidak melakukan perbuatan zina ini. Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan

Data lengkap tentang pr.estasi belajar siswa pada siklus II berdasarkan hasil evaluasi pada siklus II setelah dianalisis diperoleh bahwa pada siklus II ini mencapai tingkat 100

Dari gabungan fraksi II ekstrak kloroform spons Kaliapsis sp diperoleh bercak- bercak yang potensial sebagai senyawa sitotoksik dengan aktivitas tertinggi pada bercak 1