• Tidak ada hasil yang ditemukan

S GEO 1402773 Chapter 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S GEO 1402773 Chapter 5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Faiz Urfan, 2016

Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Kecerdasan Spasial Peserta Didik Melalui Affordance Dan Geo-Literacy

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Pengaruh lingkungan sekolah terhadap kecerdasan spasial merupakan

model penelitian yang menggabungkan teori affordance dan teori crystallized

intelligence kemudian mengaplikasikannya dalam pembelajaran Geografi di

tingkat SMA. Ada empat variabel yang terlibat dalam penelitian ini, yaitu

lingkungan sekolah, affordance, geo-literacy dan kecerdasan spasial. Analisis

yang dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian adalah analisis jalur yang

dituangkan menjadi tiga model persamaan yang dicantumkan pada rumusan

masalah penelitian. Ketiga model persamaan tersebut adalah inti dari penelitian

ini. Karena itu, kesimpulan yang ditarik di bagian akhir penelitian ini dirangkum

ke dalam tiga buah kesimpulan, antara lain sebagai berikut.

1. Lingkungan sekolah berpengaruh terhadap affordance sebesar 5,85%. Namun

lingkungan sekolah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap affordance

peserta didik. Hal tersebut menandakan bahwa persamaan regresi yang

dihasilkan dalam analisis jalur yang telah dilakukan tidak dapat

digeneralisasikan terhadap keseluruhan populasi. Hal ini membantah dugaan

peneliti yang menganggap bahwa semakin tinggi kualitas lingkungan maka

semakin tinggi affordance peserta didik.

2. Lingkungan sekolah secara signifikan berpengaruh positif terhadap

geo-literacy dan affordance tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

geo-literacy. Lingkungan sekolah memiliki pengaruh positif terhadap geo-literacy

(koefisien regresi 0,553), artinya semakin tinggi kualitas lingkungan sekolah

maka semakin tinggi geo-literacy peserta didik. Adapun besarnya pengaruh

lingkungan sekolah terhadap geo-literacy adalah 39,05% dan pengaruh

affordance terhadap geo-literacy adalah 2,05%.

3. Geo-literacy dan affordance secara signifikan berpengaruh positif terhadap

kecerdasan spasial. Pengaruh geo-literacy terhadap kecerdasan spasial adalah

31,66% dan pengaruh affordance terhadap kecerdasan spasial adalah 7,59%.

(2)

111

tinggi pula kecerdasan spasialnya. Ketiga variabel ini memiliki keterkaitan

yang sangat erat dalam konsep spasial.

B. Implikasi dan Rekomendasi

Implikasi dari penelitian ini meliputi beberapa hal yang dapat

dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang bermaksud untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran Geografi, khususnya di tingkat SMA/MA. Implikasi penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Penjelasan dan instrumen pengukuran geo-literacy dalam penelitian dapat

digunakan sebagai acuan untuk merancang aktivitas pembelajaran setiap

materi dalam mata pelajaran Geografi. Geo-literacy merupakan konsep

Geografi modern yang dipelopori oleh National Geographic Society. Lembaga

ini memiliki kekuatan untuk mempengaruhi perkembangan Geografi di

seluruh dunia, sehingga konsep ini pun perlu dikaji lebih jauh agar Geografi di

Indonesia dapat mengikuti perkembangan dunia.

2. Pada umumnya, kecerdasan spasial dianggap sebagai kecerdasan yang

dimiliki oleh desainer atau seniman untuk menghasilkan karya visual yang

menekankan pada kepekaan terhadap bentuk dan warna. Namun penelitian ini

menekankan pengembangan kecerdasan spasial dalam konteks pembelajaran

Geografi. Penekanan konsep kecerdasan spasial disini adalah pada cognitive

map, cognitive collage dan spatial mental. Karena itu, hasil dari penelitian ini

dapat dijadikan permulaan bagi peneliti selanjutnya yang ingin fokus

menggali konsep kecerdasan spasial untuk kepentingan pembelajaran

Geografi.

Setelah menguraikan implikasi penelitian, peneliti bermaksud untuk

mengemukakan beberapa hal terkait rekomendasi penelitian. Rekomendasi ini

dikemukakan demi perkembangan disiplin ilmu Pendidikan Geografi agar

pembelajaran Geografi di sekolah, terutama SMA/MA, dapat terus ditingkatkan

kualitasnya. Rekomendasi yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

1. Bagi peneliti di bidang Pendidikan Geografi selanjutnya, pengembangan

instrumen kecerdasan spasial dalam pembelajaran Geografi perlu terus

dikembangkan. Konsep kecerdasan spasial menurut Howard Gardner

(3)

112

berpikir Geografi. Kecerdasan spasial yang dibutuhkan oleh kemampuan

Geografi tidak hanya sebatas peka terhadap bentuk dan warna, tapi juga

kemampuan bergerak dalam ruang (space). Kemampuan bergerak dalam

ruang ini didasari oleh dua kemampuan yaitu orientasi dan representasi.

Orientasi merupakan kemampuan manusia untuk menentukan arah.

Sedangkan representasi adalah kemampuan manusia untuk membuat replika

ruang di sekitarnya di dalam pikiran. Konsep kecerdasan spasial tersebut yang

digunakan dalam penelitian ini. Namun perlu dilakukan kajian lebih

mendalam lagi agar konsep kecerdasan spasial ini benar-benar dapat

didefinisikan secara jelas dan dapat diukur secara tepat.

2. Bagi guru Geografi, usaha peningkatan kecerdasan spasial dapat dilakukan

melalui peningkatan geo-literacy peserta didik. Hal tersebut dapat dilakukan

dengan berbagai cara, misalnya menjelaskan contoh isu lingkungan yang

aktual dan menganalisisnya dari sudut pandang Geografi. Tentu saja teknik

analisis yang digunakan harus berprinsip pada aspek geo-literacy yaitu

interconnection, interaction, dan implication.

3. Bagi pihak sekolah, penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan sekolah

berpengaruh terhadap kecerdasan spasial melalui geo-literacy peserta didik.

Upaya peningkatan kecerdasan spasial peserta didik dapat dilakukan melalui

pemasangan poster atau foto-foto yang berkaitan dengan fenomena geosfer

saat ini seperti masalah lingkungan atau kebencanaan. lingkungan sekolah.

Majalah dinding dapat diisi dengan gambar-gambar yang menumbuhkan

simpati peserta didik terhadap masalah lingkungan. Serta objek-objek

tambahan lain perlu dirancang agar peserta didik lebih sadar atas perannya

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti menunjukkan bahwa data tingkat geo-literacy dikalangan siswa lebih dari separo faham sedang akan geo-literacy (52.70%), kurang

Warga sekolah dapat memperoleh informasi akan pentingnya geo-literacy dalam materi ilmu geografi yang berbasis pada bencana yang bermanfaat pada. pemahaman dan

HUBUNGAN PROGRAM DUTA PERPUSTAKAAN DENGAN PEMANFAATAN KOLEKSI.. PERPUSTAKAAN SMPN 15 BANDUNG:(Studi Deskriptif Korelasional di Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama Negeri

Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI yaitu; faktor lingkungan kampus yang. terdiri dari waktu kuliah dan bimbingan akademik yang jarang

KECERDASAN SPASIAL DALAM PERILAKU BERBELANJA DARING MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.

Model Pelatihan Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Eco-Campus Untuk Meningkatkan Perilaku Arif Lingkungan.. TESIS Pasca Sarjana UPI Bandung :

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN

Seringkali lingkungan sekolah hanya dianggap sebagai faktor sampingan yang cukup dipenuhi dari segi kebersihan dan kelengkapannya. Padahal setiap elemen yang ada dalam