STRUKTUR PASAR
KOMPETITIF dan
APLIKASINYA
1. Efisensi dan Non Efisiensi2. Pengaruh Pajak dan Biaya Produksi
3. Intervensi/Kebijakan Penetapan Harga: Ceiling Price (Melindungi Konsumen) Floor Price (MelindungiProdusen) 4. Kebijakan Kuota dan Tarif Impor
MEMO: UNTUK
DINGAT
Perbedaan Cara Pandang Mengenai Penentuan Harga
1. Abu Yusuf
:
Tidak ada batasan tertentu tentang
murah dan mahal yang dapat dipastikan.
Hal tersebut ada yang mengaturnya. Prinsipnya
tidak bisa diketahui.
Murah bukan karena melimpahnya makanan,
demikian juga mahal tidak disebabkan oleh
kelangkaan makanan.
Murah dan mahal merupakan ketentuan Allah.
Terkadang makanan berlimpah, tetapi tetap mahal,
Asumsi Masyarakat:
1. Penetapan harga disebabkan oleh tindakan ketidak adilan dari sebagian orang di dalam transaksi.
2. Harga bahan pokok naik karena akibat adanya manipulasi.
Ibn Taimiyah:
1. Naik turunnya harga tidak selalu disebabkan tindakan tidak adil dari sebagian orang di dalam transaksi. Bisa jadi karena penawaran yang menurun akibat tidak efisiensi produksi.
2. Kekuatan harga ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran.
3. Penawaran bisa datang dari produksi domestik dan impor. Penawaran meningkat atau menurun banyak disebabkan
dalam jumlah barang yang ditawarkan. Sedangkan permintaan sangat ditentukan oleh selera dan pendapatan masyarakat.
0
Ibnu Khaldun
: bukunya : Al-Muqaddimah1. Dalam bukunya Al Muqaddimah ia menulis tentang “Harga-harga di Kota”.
2. Ia membagi 2 jenis barang yakni; barang kebutuhan pokok dan barang pelengkap
3. Jika kota berkembang dan populasinya bertambah banyak (kota besar), maka pengadaan barang2 kebutuhan pokok akan mendapatkan perioritas dan lebih banyak, sehingga harga relatif lebih murah.
4. Suplai bahan pokok di kota kecil relatif kecil (sedikit),
karena itu orang kuwatir akan kehabisan bahan makanan pokok maka harga menjadi mahal.
5. Di lain pihak,permintaan akan barang pelengkap akan meningkat sejalan dengan berkembangnya kota dan perubahan gaya hidup, (naiknya disposable income). 6. Naiknya disposable income dapat meningkatkan MPC
0
Gambar-2: Harga Kebutuhan Pokok di Kota Besar (PB QB)
0
Gambar-3:Permintaan Barang Mewah Naik karena ada Kenaikan
Pengaruh Kenaikan Biaya Produksi dan
Pajak
1. Bea cukai atau pajak dipungut untuk “Raja” atau “Negara”. 2. Di kota besar, di pasar dikenakan pajak atau bea cukai
3. Di kota kecil dan di padang pasir tidak dikenakan pajak,
Dampaknya:
1. Biaya produksi di padang pasir lebih rendahdibanding dikota Besar. Artinya AVC di padang pasir lebih rendah daripada di Kota besar
2. Dengan demikian, MC1 atau S1 dipadang pasir lebih
rendah daripada MC2 atau S2 di Kota besar.
3. Ketika barang yag tersedia sedikit, maka harga akan
naik. Namun jika jarak antara kota dekat dan aman, maka akan banyak barang impor masuk, sehingga barang
tetap melimpah dan harga-harga akan turun kembali.
4. Keuntungan wajar akan mendorong tumbuhnya
= + tax
=
0
Gambar-4: Perbedaan Harga Kebutuhan Pokok di Padang Pasir dan di Kota Besar karena Pengaruh Pajak/Bea Cukai
UNTUK DIINGAT:
1. Dalam konsep Islam (Syariah); Monopoly, Duopoly,
Oligopoly, dalam artian harfiah (1 penjual, 2 penjual atau beberapa penjual) tidak dilarang keberadaannya, selama tidak mengambil keuntungan di atas keuntungan normal.
2. Dalam Konteks Ekonomi Islam, penentuan harga dilakukan oleh kekuatan-kekuatan pasar, yaitu kekuatan permintaan dan penawaran.
3. Dalam Ekonomi Islam, kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran HARUSLAH terjadi secara RELA sama RELA (‘an taraddim minkum) satu sama lain (Tidak Aniaya atau Tidak Terpaksa).
7. Islam mengatur agar persaingan di pasar dilakukan secara Adil, maka Setiap bentuk yang dapat menimbulkan ketidak adilan dilarang.
5. Cara Intervensi Pasar dalam pengendalian harga harus dilakukan berdasarkan penyebabnya.
a. Jika penyebabnya perubahan pada keseimbangan demand dan supply, maka mekanisme pengendalian dilakukan dengan cara Market Intervention.
b. Jika penyebabnya adalah Distorsi pada keseimbangan, demand dan supply, maka mekanisme pengendaliannya dilakukan dengan cara penghilangan distorsi termasuk
penentuan Price Intervention untuk mengembalikan harga pada kondisi sebelum terdistorsi.
6. Intervensi pasar telah pernah dilakukan di jaman Rasulullah dan Khulafatur Rasyidin. Saat itu harga gandum di Madinah naik, maka pemerintah melakukan impor gandum dari Mesir. Disorsi harga juga pernah terjadi ketika kaum Quraisy
=
0
Penyebab Ketidak Adilan
di Pasar HARUS Dilarang
:1. Talaqqi Rukban (pedagang mencegat pembeli atau pedagang kampung sebelum masuk pasar). Entry Barrier jenis ini akan menimbulkan pasar jadi tidak kompetitif. Artinya sistem Ijon di Indonesia juga tidak diperbolehkan.
2. Mengurangi Timbangan dilarang karena barang dijual dengan harga yang sama untuk jumlah yang lebih sedikit.
3. Dilarang Menyembunyikan barang yang Cacat, agar penjual mendapatkan harga yang lebih baik untuk kualitas yang buruk. Sebaliknya pembeli mencacat barang yang dijual juga dilarang. 4. Menukar kurma Kering dengan kurma basah dilarang,
5. Transaksi Najasy dilarang, karena si penjual menyuruh orang lain memuji-muji barangnya atau menawar dengan harga tinggi agar orang lain tertarik.
6. Ikhtikar dilarang, yaitu mengambil keuntungan di atas keuntungan normal (diatas keuntungan yang wajar)
dengan cara menjual lebis sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi.
7. Ghaban Faa-Hisy (besar) dilarang yaitu menjual di atas harga pasar akibat ketidaktahuan pembeli.
Ghaban Faa-Hisy yaitu: selisih antara harga yang sudah disepakati penjual dan pembeli dengan harga pasar akibat ketidaktahuan pembeli akan harga.Artinya Ghaban besar dilarang tetapi Ghaban kecil diperbolehkan.
Memo:
Coba Anda Renungkan apakah Indonesia
0
Gambar-6: Intervensi Pasar Pada Ceiling Price. Pada Kasus
Ceiling Price bisa menimbulkan Pasar Gelap, Kolusi dan Korupsi
INTERVENSI HARGA: CEILING PRICE
Ceiling Price (HET)
0
Gambar-7: Kenaikan Consumer Surplus Akibat Ceiling Price.
INTERVENSI HARGA: CEILING PRICE
Y
Ceiling Price(HET)
B
C
Ket. Gambar-7:
1.Naiknya surplus konsumen digambarkan pada segi empat daerah A.
2.Hilangnya Surplus Konsumen yag tidak dapat dinikmati siapapun (Dead Weight Loss)
digambarkan oleh segitiga B. Jadi secara netto Tambahan Surplus Konseumen hanya tinggal sebesar (A-B)
Kenaikan/tambahan Surplus Konsumen akibat
adanya penurunan Surplus Produsen yaitu sebesar luas daerah: A
Dikurangi hilangnya surplus konsumen (DWL) yaitu daerah: B.
Jadi ada Kenaikan bersih surplus konsumen hanya menjadi: (A – B)
Bagi Produsen, Penetapan Ceiling Price ini akan menurunkan
surplus produsen. Karena itu, sebagian dari menurunnya surplus produsen ini akan dinikmati oleh konsumen, dan
sebagian yang lain tidak dapat dinikmati oleh siapapun (DWL).
Penurunan Surplus Produsen sebesar segi empat A
0
Gambar-7: Penurunan Producer Surplus Akibat Ceiling Price.
INTERVENSI HARGA: CEILING PRICE
Y
Ceiling Price
B
C
Keterangan Gambar-8
:
Penurunan Surplus Produsen yang dapat dinikmati oleh
konsumen adalah sebesar daerah A
Penurunan Surplus Produsen yang hilang (DWL) yang
tidak dinikmati oleh siapapun adalah daerah segitiga C.
Jadi penuruanan total surplus produsen netto adalah
sebesar daerah (A + C)
Secara keseluruhan pengaruh Ceiling Price adalah sbb:
1) Hilangnya Surplus Konsumen (DWL dari Konsumen) yaitu sebesar (B)
2) Hilangnya surplus produsen (DWL) dari Produsen) yaitu sebesar (C)
Jadi Total DWL adalah sebesar daerah B dari Konsumen
ditambah daerah C dari Produsen yaitus sebesar (B + C)
Secara matemetik, Total DWL dapat ditulis:
0
Gambar-8: Pengaruh Ceiling Price thp Kunsumen dan Produsen
Pengaruh Ceiling Price Pd Konsumen dan Produsen
Y
Ceiling Price
B
C
Adanya Ceiling Price menyebabkan terjadinya transfer
Surplus dari Produsen ke Konsumen.
Hal ini menunjukkan adanya pihak yang terjalimi.
Total penurunan surplus yang hilang (DWL) adalah
sebesar (B + C)
Jadi dalam Ceiling Price tidak saja terjadi transfer surplus
dari produsen ke Konsumen. Tetapi juga terjadi surplus dari positip ke negatif.
Memo: Dengan penjelasan ini, kita dapat lebih memahami
konteks kalimat Rasulullah SAW. “…. Tidak menuntutku karena kezaliman dalam hal darah atau harta,….”
Jawab Rasulullah s.a.w: “Sesungguhnya Allah, Dialah yang menetapkan harga, yang menyempit dan melimpahkan (kurniaan), yang maha memberi rezeki. Sesungguhnya aku berharap untuk menemui Allah dalam keadaan tiada seorang pun dalam kalangan kamu yang menuntut daripadaku
0
Gambar-9: Intervensi Pasar Pada Floor Price. Pada Kasus Floor Price bisa Juga menimbulkan Pasar Gelap, Kolusi dan Korupsi
INTERVENSI HARGA: FLOOR PRICE
Floor Price (Harga Dasar)
0
Gambar-10: Kenaikan Surplus Produsen akibat Floor Price.
INTERVENSI HARGA: FLOOR PRICE
Floor Price (Harga Dasar)
R
S
0
Gambar-11: Penurunan Surplus Konsumen akibat Floor Price.
INTERVENSI HARGA: FLOOR PRICE
Floor Price (Harga Dasar)
R
S
0
Gambar-12: Pengaruh Floor Price thp Produsen & Konsumen
INTERVENSI HARGA: FLOOR PRICE
Floor Price (Harga Dasar)
R
S
KEBIJAKAN
PEMBATASAN KUOTA
dan tarif
Kuota-kuota produksi mencakup suatu transfer
(perpindahan) atas surplus dari konsumen ke produsen;
Penjatahan permintaan mencakup suatu pemindahan
dari produsen kepada konsumen.
Kedua Kebijakan kuota/penjatahan (pembatasan jumlah
pisik) justru sering menimbulkan ketidakefisienan
(kerugian efisiensi) karena volume perdagangan yang berkurang (sehingga pasar menjadi tidak ideal).
Selain bisa melakukan intervensi dengan harga minimum
(HD) dan maximum (HET), serta pajak/subsidi, kebijakan pemerintah juga bisa dilakukan dengan pembatasan.
Kuota ekspor:
Pemberlakuan kuota ini untuk menjamin persediaan barang di dalam negeri sehingga harga tetap terjaga dan
perekonomian tidak terganggu.
Tarif ekspor:
Kebijakan ini memberikan bea ekspor khusus untuk merangsang kuantitas dan kualitas ekspor
Membatasi kuota impor.
Kebijakan ini diterapkan untuk barang impor yang bisa diproduksi di dalam negeri. Pemerintah mengatur supply
barang tersebut agar tidak berlebihan dan menurunkan harga di pasar yang menurunkan pendapatan produsen lokal
Menaikkan dan menurunkan tarif impor:
Tujuan Umum Kebijakan Perdagangan Internasional
a) Melindungi kepentingan ekonomi nasional
b) Melindungi kepentingan industri di dalam negeri c) Melindungi lapangan kerja
d) Menjaga stabilitas dan keseimbangan neraca pembayaran internasional
e) Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi f) Menjaga stabilitas nilai tukar/kurs valas
Memo: Hambatan perdagangan non tarif yang paling lazim dan sering dilakukan adalah Kuota Impor
Kuota Impor: Suatu pembatasan terhadap jumlah impor
fisik yang diijinkan oleh suatu negara dalam kurun waktu tertentu (1 tahun). Caranya bisa melalui Lisensi Impor.
Bagaimana
efek
kuota impor
terhadap
E 0 A B C
Gambar-1: Dampak Perdagangan Bebas Kasus Umum
AUTARKY dan FREE TRADE
Imp or F Titik E: Autarky
Titik F: Free Trade
World Price
Dampak Free Trade:
Harga Turun ke
PW
Konsumsi DN
Naik
Produksi DN
C
D
A
B
E
F
G
0
Gb: Pengaruh Kuota thp Surplus Konsumen dan Produsen
• Kuota Impor:
Harga LN =
Harga Konsumen DN =
Monopoly Profit sebesar luas: AB
A
B
E
F
G
0
Gb: Pengaruh Kuota thp Surplus Konsumen dan Produsen
• Kuota Impor:
H
Harga Sebelum Impor: Harga Dunia: Produksi DN: Konsumsi DN: Kuota Impor: ( -ImporC D
EFEK KUOTA
IMPOR
) O >E
0
A B C D
Gambar: Dampak Kuota Impor Kasus Umum
DAMPAK KUOTA
IMPOR
Imp or G F Titik E: AutarkyTitik F: Free Trade Titik G: Quota World Price Dampak Free Trade ke Kuota:
• Harga DN Naik • Produksi DN
Naik
• Konsumsi DN
Turun
• Surplus
Coba Anda jelaskan jika karena alasan untuk
perlindungan industri dalam negeri pemerintah
dilarang melakukan semua impor barang tersebut.
Artinya, sekarang kuota Impor dibatasi hanya
sebesar:
Bagaimana dampaknya terhadap Produsen dan
Konsumen
?
Jelaskan pula bahwa dampak dari pembatasan kuota
impor itu, mengapa kerugian Konsumen lebih besar
daripada keuntungan yang dapat diambil Produsen?
UJILAH PEMAHAMAN ANDA
SEKARANG
Memo; dalam situasi tertentu, Kuota impor juga bisa dikurangi
menjadi sebesar nol ( 0 ) atau dihilangkan sama sekalai melalui kebijakan tarif.
KEBIJAKAN TARIF IMPOR
Namun dalam kasus umum, seringkali kebijakan pemerintah
dirancang untuk mengurangi (membatasi), TETAPI TIDAK
untuk menghilangkan impor sama sekali.
Untuk pembatasan impor tersebut dapat dilakukan melalui
Kuota atau Tarif.
Dalam perdagangan bebas, harga domestik akan sama dengan
harga dunia PW atau
.
Dengan alasan tertentu, maka Pemerintah bisa mengenakan
E 0 Tari f
A B C D
Gambar-1: Dampak Tarif Impor Kasus Umum
DAMPAK TARIF
IMPOR
Dampak tarif Impor ,Harga Naik dari: PW menjadi PT . dan Impor berkurang dari
( ) jadi (
Pedagangan Bebas, Harga DN =PD = PW
dan Impor; ) Konsu msi - Free Trade (World Price)
E 0 Tari f
A B C D
Gambar-2: Dampak Tarif Impor Kasus Umum
DAMPAK TARIF
IMPOR
Efek Setelah TarifImpor :
•Price effect :(O )
•Consumption Effect (O
menjadi ( O
• Subtitusi efek (protective)
(O menjadi (O
• Redistribution effect;
(Luas A) atau PwPTRS)
Sebelum ada Tarif Harga
Perdagangan Bebas PW
E 0 Tari f
A B C D
Gambar-3: Dampak Tarif atau Kuota Impor Kasus Umum
DAMPAK TARIF DAN KUOTA
IMPOR
Dampak
Pengurangan Impor , Harga Naik dari:
PW menjadi PT . Pedagangan
Bebas, Harga DN =PD = PW dan Impor; ) Konsu msi - Free Trade (World Price)
E 0 Tari f
A B C D
Gambar-4: Dampak Tarif atau Kuota Impor Kasus Umum
DAMPAK TARIF DAN KUOTA
IMPOR
Dampak
Pengurangan Impor , Harga Naik dari:
PW menjadi PT . Pedagangan
Bebas, Harga PD = PW dan Impor;
) Imp or - Kerugian Konsumen:
(A + B + C + D) Ditirima
Pemerintah dari
tarif: (Luas C)
Kerugian Domestik
(DWL): (B + D)
E 0 Tari f
A B D B+D
Gambar-5: Kerugian Neto Negara Akibat Tarif Sebesar (B + D) dimana: (Production Effects yaitu B dan Consumption Effects yakni D)
DAMPAK KERUGIAN TARIF DAN KUOTA
IMPOR
C C
0
a b
• Kerugian Konsumen: (A+B+C+D)
• Keuntungan Produsen: (Luas A)
• Perolehan Pemerintah: (Luas C)
• Kerugian Negara krn Tarif: (B+D)
Memo: Bukti tarif lebih besar merugikan
Konsumen drpd
PENGARUH KEBIJAKAN SUBSIDI
Dalam kasus ini, subsidi dimaknai sebagai
kebijakan pemerintah untuk memberikan
perlindungan atau bantuan kepada industri dalam negeri misal; dalam bentuk keringanan
pajak/tarif, pengembalian pajak, fasilitas kredit, subsidi harga dan sebagainya.
Dalam kasus perdagangan internasional, tujuan
subsidi adalah:
1)Menambah produksi dalam negeri
2)Mempertahankan jumlah konsumsi dalam negeri 3)Menjual dengan harga yang lebih murah daripada
harga produk impor.
Argumentasi diberikan subsidi selain tujuan di atas
adalah karena adanya perdagangan bebas berdampak negatif pada industri dalam negeri yang belum
efisien/tidak produktif sehingga produksi dalam negeri menurun dan dapat menimbulkan pengangguran besar.
Karena itu pemerintah harus memberikan
Kebijakan proteksi industri dalam negeri dengan
cara pemberian subsidi ini dalam hal tertentu mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan cara proteksi lainya. Karena:
1) Subsidi biasanya diberikan untuk
barang-barang kebutuhan pokok masyarakat banyak (Beras, minyak, bensin, kedelai, dll)
2) Subsidi biasanya bersifat lebih transparan dan dapat lebih mudah dikontrol oleh masyarakat sendiri secara langsung.
3) Subsidi lebih “mampu merangsang” atau
memotivasi industri untuk tetap terus berproduksi
Sebenarnya kebijakan yang terbaik adalah yang
dapat lebih mampu merangsang penambahan
produksi dalam negeri sesuai yang diinginkan
konsumen, bukannya impor sedikit atau konsumsi lebih banyak.
0 A E B C D F
Gambar-7: Dampak Subsidi terhadap kenaikan produksi dalam negeri
Perdagangan bebas tanpa subsidi:
• Produksi DN =
(OQ1)
• Konsumsi DN =
(OQ2)
• Impor = (Q1Q2)
Kebijakan Subsidi utk
Naikan Produksi DN dari Q1 ke Q3:
• Harga naik (P1
ke P2) Subsi
0 A E B C D F
Gambar-7: Dampak Subsidi terhadap kenaikan produksi dalam negeri
Agar Produksi
naik harga tetap, maka berikan
subsidi P1P2: • Produksi DN
Naik dari (OQ1)
ke (OQ3)
• Impor turun
dari (Q1Q2) ke
(Q2Q3)
• Konsumen tetap
bayar sebesar P1
• Produsen
terima harga sebesar P2
Subs idi
TUGAS Di KELAS
Diketahui Fungsi Permintaan dan Penawaran sebagai
berikut: = 70.000 – 5.000P dan = 40.000 – 2.500P
a. Hitunglah harga keseimbangannya?
b.Jika fungsi permintaan berubah menjadi:
Fungsi permintaannya tetap. Hitunglah harga dan jumlah keseimbangan baru dlm jk pendek
=1000.000 - 5.000P
c. Jika fungsi permintaan tetap dan Fungsi penawaran berubah menjadi: .
Hitunglah keseimbangan yang baru.
= 70.000 – 5.000P
= 55.000 – 2.500P
SOAL LATIHAN PEMAHAMAN ANDA
Soal-1: (Kuota Impor)
Peternak Sapi dalam negeri telah memenuhi
kebutuhan daging sebanyak 10 juta ekor dengan harga Rp 15 jt. Harga sapi impor dari Australia $850 pada kuotasi kurs US$1=Rp11.500,00. telah mendesak peternak sapi turun menjadi 8 juta
ekor dan permintaan konsumen untuk Indul Adha meningkat mencapai 12 juta ekor.
Diminta:
1) Gambarkan grafik Supply dan Demand tentang perdagangan sapi tersebut?
2) Berapa besarnya kerugian yang diderita peternak sapi lokal?
3) Berapa besarnya nilai impor? 4) Berapa keuntungan konsumen?
5) Berapa penerimaan bea masuk impor?
SOAL LATIHAN PEMAHAMAN ANDA
Soal-2: (Tarif Impor)
Masih berkaitan dengan soal-1, Anda diminta
menghitung besarnya tarif bea masuk, agar sapi hasil peternak lokal dalam negeri mampu
bersaing dengan sapi impor.
Diminta:
1) Hitung dan gambarkan tarif yang efektif untuk melindungi peternak sapi lokal?
2) Jika kebijakan tarif tidak semata-mata sebagai sumber penerimaan melainkan untuk mengatur arus masuknya barang impor saja, Hitung
penerimaan dan jumlah impor pada tingkat tarif tersebut?
3) Jika dikehendaki ingin memperoleh penerimaan bea impor melalui tarif tersebut, maka
bagaimana penetapan harus berada?
4) Hitunglah keuntungan produsen dan kerugian konsumen sebelum dan sesudah ada tarif impor tersebut?