• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAFSIR AYAT AYAT TENTANG SEJARAH DAN KIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TAFSIR AYAT AYAT TENTANG SEJARAH DAN KIS"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TAFSIR AYAT-AYAT TENTANG SEJARAH DAN KISAH DALAM AL-QUR’AN MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir

Mata Kuliah : Tafsir

Dosen Pengampu : Nadhifah, M.SI

Disusun :

Nanik Maningrum (113411090)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

▸ Baca selengkapnya: ayat 15 dan fadilahnya

(2)

A. Pendahuluan 1. Latar Belakang

Al-Qur’an membahas mengenai pokok-pokok bahasan yaitu mengenai akhlak, janji dan ancaman, aqidah, ibadah, sejarah dan kisah. Al-Qur’an menganjurkan untuk mempelajari dan memahami sejarah dan kisah pada zaman dahulu serta mampu memperoleh ilmu dan hikmahnya. Dengan sejarah kita dapat melihat dengan jelas peninggalan umat-umat terdahulu, sehingga kita dapat memahami dan menghayati peristiwa-peristiwa yang terjadi pada zaman dahulu melalui bacaan atau pelajaran sejarah dan Al-Qur’an juga ikut menjelaskan sejarah-sejarah zaman orang-orang terdahulu.

Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW melalui Jibril AS sebagai mukjizat yang terbesar. Salah satu isi pokok ajarannya adalah mengenai sejarah dan kisah umat terdahulu. Keterangan tentang sejarah dan kisah umat terdahulu didalam kitab Al-Qur’an tentunya memiliki tujuan. yaitu merupakan sebagai petunjuk/pelajaran bagi umat islam yang selanjutnya agar dapat mengambil hikmah dari peristiwa yang sudah terjadi dimasa lalu. Sehingga dimasa sekarang umat manusia khususnya umat islam tidak terjerumus hal-hal yang tidak baik

Pada makalah ini, pemakalah akan memaparkan secara rinci ayat-ayat tentang sejarah dan kisah.

2. Rumusan Masalah

a. Apakah pengertian sejarah dan kisah?

b. Bagaimana ayat-ayat tentang sejarah dan kisah dalam Al-Qur’an? c. Apakah macam-macam kisah yang terdapat dalam Al-Qur’an? B. Pembahasan

1. Pengertian kisah dan sejarah

Secara Etismologis, Kata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab (ةرجش: šajaratun) yang artinya pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh (خيرات ). Adapun kata tarikh dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih adalah waktu atau penanggalan. Kata Sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang berarti ilmu atau orang pandai. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi history, yang berarti masa lalu manusia. Kata lain yang mendekati acuan tersebut adalah Geschichte yang berarti sudah terjadi.

(3)

riwayat, atau tambo dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal usul (keturunan) silsilah, terutama bagi raja-raja yang memerintah.

Pengertian Sejarah berdasarkan para ahli:

- Moh. Yamin : Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan.

- Ibnu Khaldun (1332-1406): Sejarah didefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat masyarakat itu.

- R. Moh. Ali :Moh. Ali dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, mempertegas pengertian sejarah sebagai berikut:1

 Jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.

 Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.

 Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian, dan atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita

2. Ayat-ayat tentang sejarah dan kisah dalam Al-Qur’an

a. Q.S Ali Imron(3): 137

ô‰s% ôMn=yz `ÏB öNä3Î=ö6s% ×ûsöß™

(#r玍šsù ’Îû ÇÚö‘F{$# (#rãÝàR$$sù y#ø‹x. tb %x.èpt6É)»tãtûüÎ/Éj‹s3ßJø9$#ÇÊÌÐÈ

Artinya:“Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah, karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).”

(4)

1. Asbabun Nuzul

Sunnah Allah, artinya ketentuan yang berlaku, bahwa yang hak pada akhirnya akan menang dan yang bathil akan kalah. Secara umum ayat ini masih dalam rangka uraian tentang peperangan Uhud (yang dimulai dari ayat 121) mengenai kejadian-kejadian yang penting dan sikap orang-orang kafir terhadap orang-orang mukmin yang berakhir dengan kemenangan orang-orang mukmin, berkat keimanan dan kesabaran dalam menghadapi segala macam bahaya dan rintangan untuk mempertahankan dan menegakkan kebenaran.2

2. Tafsir

Pengertian ayat di atas adalah bahwa kehendak Allah pada makhluk-Nya berjalan sesuai dengan Sunnatullah yang maha bijaksana. Barang siapa berjalan pada sunnah tersebut maka akan berhasil, sekalipun ia seorang mulhid atau watsani. Dan siapa saja menyimpang darinya akan rugi, meskipun ia seorang Nabi atau shiddiq.3

Berdasarkan pengertian ini, tidak mengherankan jika kaum Muslimin mengalami kekalahan dalam perang Uhud, dan kaum musyrikin bisa mendekati Nabi SAW., bahkan sempat melukai beliau dan merontokkan giginya, serta menjerumuskannya ke dalam lubang. Yang diakibatkan karena kaum muslimin saat itu berada dalam dua kondisi, yaitu khawatir dan penuh harap.

3. Munasabah

Adapun hubungan ayat ini dengan ayat sebelumnya yaitu ayat 135 dan 136, sebelumnya menurut Ibnu Ar Razi ialah: setelah Allah SWT menjanjikan untuk memberikan ampunan dan surga kepada orang yang taat dan orang yang bertaubat, maka pada ayat ini Allah menyebutkan hal-ikhwal ummat yang taat dan yang tidak taat pada abad-abad yang lampau supaya orang-orang mukmin mengambil i’tibar dan pelajaran daripadanya.

Pada ayat 137 ini, Allah menerangkan bahwa sunnahNya (ketentuan yang berlaku) terhadap makhlukNya, semenjak umat-umat dahulu kala sebelum umat Nabi Muhammad SAW, tetap berlaku sampai sekarang. Dan Allah menyuruh kita menyelidiki dan memperhatikan sebab-sebab ditimpakannya azab kepada orang-orang yang mendustakan kebenaran.

2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Tafsirnya Jilid II, (Yogyakarta: PT.Dana Bhakti Wakaf, 1990), hal 53.

(5)

Adapun selanjutnya dalam ayat 138 menjelaskan bahwa apa yang tersebut pada 137 adalah penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang bertakwa.

b. Q.S Yusuf (12):111

ô‰s)s9 šc%x. ’Îû öNÎhÅÁ|Ás% ×ouŽö9Ïã ’Í<'rT[{ É=»t6ø9F{$# 3 $tB tb%x. $ZVƒÏ‰tn 2”uŽtIøÿム`Å6»s9ur t,ƒÏ‰óÁs? “Ï%©!$# tû÷üt/ Ïm÷ƒy‰tƒ Ÿ@‹ÅÁøÿs?ur Èe@à2&äóÓx«“Y‰èdurZpuH÷qu‘ur 5Qöqs)Ïj9tbqãZÏB÷sãƒÇÊÊÊÈ

Artinya: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.

1. Tafsir

Kata ‘ibrah merupakan Akar kata yang terdiri dari (‘ain-ba’-ro’) mempunyai arti berlalu, melalui, melampaui, menyeberangi dan lain sebagainya. Ungkapan mi’bar adalah tempat di pinggir kaliyang digunakan untuk menyebrangi lkali tersebut. Air mata disebut ‘abrah karena ia meleleh dan mengalir dari kelopak mata. Jika dikatakan “abbartur ad-dananir” artinya “aku menimbang-nimbang dinar itu satu demi satu”. Dari sini muncul ungkapan ‘ibrah atau i’tibar yang sering kali diterjemahkan dengan mengambil pelajaran dai peristiwa masa lalu karena seseorang yang mengambil pelajaran berarti dia akan membandingkan antara peristiwa masa kini denagn peristiwa masa lalu, sebagaimana orang yang akan menyebrangi sungai, dia akan melihat tempat penyeberangan yang kedua. Atau se4bagaimana seseorang yang membandingkan satu dinar dengan dinar yang lain ketika menukar.

Pada ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa semua kisah nabi-nabi, terutama Nabi Yusuf AS bersama ayah dan saudara-saudaranya , adalah pelajaran bagi orang-orang yang memiliki akal. Sedangakan orang yang lalai yang tidak menggunakan akal pikirannya untuk memahami kenyataan yang ada, maka kisah nabi tersebut tidak akan bermanfaat baginya.4

2. Munasabah

(6)

Munasabah ayat 111 dengan ayat sebelumnya yaitu ayat 110, bahwa ayat 110 menjelaskan tentang kisah nabi yang mendapat cobaan dari Allah dan pertolongan Allah kepada mereka. Pertolongan Allah akan datang ketika beliau (para Nabi) telah mencapai puncak kesusahan dalam menanggung cobaan tersebut. Sedangakan ayat 111, sebenarnya memiliki keterkaitan dengan seluruh ayat-ayat dalam surat yusuf. Surat yusuf menceritakan tentang kisah nabi Yusuf, dan pada ayat terakhir ini menjelaskan bahwa kisah-kisah nabi Yusuf tersebut memilki banyak kandungan pembelajarn bagi kehidupan selanjutnya, setelah nabi Yusuf.

c. Q.S Al-Isro’ (17): 77

sp¨Zß™`tBô‰s%$uZù=y™ö‘r&šn=ö6s% `ÏB $oYÎ=ß™•‘ ( Ÿwur ߉ÅgrB $oYÏK¨YÝ¡Ï9 ¸xƒÈqøtrBÇÐÐÈ

Artinya : “(Yang demilian itu) merupakan ketetapan bagi para rosul Kami yang Kami utus sebelum engkau, dan tidak akan engkau dapati perubahan atas ketetapan Kami.”5

1. Asbabun Nuzul

Diriwayatkan oleh abu Syaikh Ibnu Hayyan al-Ansari dari Sa’id bin Jubair bahwa Nabi Muhammad SAW pada suatu kali mengusap Hajar Aswad dalam tawaf, lalu dilarang oleh orang- orang Quraisy. Mereka berkata: “Kami tidak akan mengizinkan kamu menciumnya sebelum datang kepada tuhan –tuhan kami”. Nabi berkata dalam hatinya, “Apakah salahnya jika aku mengunjungi tuhan – tuhan mereka, bila sesudahnya mereka membiarkanku mencium Hajar Aswad. Allah mengetahui motivasiku mencium tuhan – tuhan mereka”. Akan tetapi Allah tidak mengizinkan Nabi berbuat demikian, Jilalu kepada beliau diturunkannya ayat ini.

Ibnu Ishak, Ibnu Mardawaih, dan lain – lainnya meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, bahwa Umayyah bin Khalaf, Abu Jahal, dan beberapa orang pemuka suku Quraisy berkata, “Mintalah berkah tuhan – tuhan kami, kami akan beramai – ramai masuk agamamu”. Rasulullah SAW sangat kecewa bila kaumnya menjauh darinya, karena beliau menginginkan mereka semua masuk Islam Rasulullah sangat sedih, maka turunlah ayat – ayat ini.

2. Tafsir

Istilah (هللا ةنس) sunnatullah, dari segi bahasa terdiri dari kata “sunnah” dan “Allah”. Kata ةنس sunnah antara lain berarti “kebiasaan”. Sunnatullah adalah

(7)

kebiasaan-kebiasaan Allah dalam memperlakukan masyarakat. Dalam alQur’an kata sunnatullah dan yang semakna dengannya seperti sunnatuna, sunnatul awwalin, terulang sebanyak tiga belas kali. Kesemuannya berbicara dalam konteks kemasyarakatan, sebagai contoh dapat dibaca QS. Al-Anfal (8): 38, al-ahzab (33):38, dan ghafir (40): 85. Perlu diingat bahwa apa yang dinamai hukum-hukum alam pun adalah kebiasaan-kebiasaan yang dialami manusia. Dan dari ikhtisar pukul rata statistik tentang kebiasaan-kebiasaan itu, para pakar merumuskan hukum-hukum alam. Kebiasaan itu dinyatakan Allah sebagai tidak beralih (QS. Al-Isra (17): 77) dan tidak pula berubah (QS. Al-fath:23). Karena sifatnya demikian, ia dapat dinamai juga dengan hukum-hukum kemasyarakatan atau ketetapan-ketetapan Allah terhadap situasi masyarakat. Dahulu para pakar tidak menyadari bahwa ayat ini berbicara tentang salah satu hukum kemasyarakatan sehingga hukum-hukum tersebut belum lagi populer/diketahui. Karena itu, ada yang menganggap bahwa firman-Nya diatas yang menyatakan “Tidak akan tinggal sepeninggalmu” berarti mereka akan mati.

Ayat diatas pada hakikatnya berbicara tentang sunnatullah/ hukum-hukum kemasyarakatan sebagai bunyi lanjutannya “Dan tidak akan engkau dapati perubahan bagi sunnah/ketetapan Kami itu” karena itu kalimat “Sepeninggalmu mereka tidak tinggal, melainkan sebentar saja”, tidak boleh dipahami sebagai kematian orang-orang tetapi kematian sistem/orde masyarakat. Orang-orang yang hidup dalam masyarakat tersebut tetap bertahan hidup, tetapi sistem kemasyarakatan dan pandangan jahiliah yang mereka anut menurut ayat yang ditafsirkan ini sebentar lagi akan runtuh. Dan ini terbukti kebenarannya setelah 10 tahun dari hijrah rasul saw dari Mekah. Ayat ini merupakan salah satu bukti bahwa alQur’an adalah kitab pertama yang menjelaskan hukum-hukum kemasyarakatan dan bahwa disamping ajal perorangan ada juga ajal bagi masyarakat.

3. Munasabah

(8)

Mekah kepada seruan Rasulullah. Mereka bukan hanya menolak diajak kembali kepada agama tauhid, bahkan memusuhi Nabi Muhammad dan kaum Muslimin serta berusaha mengusir mereka dari bumi Mekah.

d. Q.S Thaha : 99

y7Ï9ºx‹x. Èà)tR y7ø‹n=tã ô`ÏB Ïä!$t7/Rr& $tB ô‰s% t,t7y™ 4 ô‰s%ur y7»oY÷s? #uä`ÏB$¯Rà$©!#\ò2ÏŒÇÒÒÈ

Artinya : Demikianlah Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu, dan sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (Al Qur’an).

1. Tafsir

Pada ayat ini Allah menjelaskan kepada Nabi Muhammad SAW bahwa kisah-kisah yang diberitakan pada ayat-ayat yang lalu seperti kisah-kisah Musa AS bersama Firaun dan Samiri itu, demikian pula kisah-kisah nabi sebelunya patut menjadi contoh dan teladan baginya dalam menghadapi kaumnya yang ingkar dan sangat durhaka. Karena memang demikianlah keadaan setiap rasul walaupun telah diturunkan kepadnya kitab-kitab dan mu’jizat-mu’jizat untuk menyatakan kebenaran dakwahnya, namun kaumnya tetap saja ingkar dan berusaha sekuat tenaga menentang seruannya dan tetap memusuhi bahkan ingin membunuhnya untuk melenyapkannya sehingga tidak terdengar lagi suara kebenaran yang disampaikannya.

2. Munasabah

Pada ayat sebelumnya Allah telah menerangkan kisah Nbi Musa AS. bersama Firaun dan Samiri, dua pemimpin yang kafir dan durhaka, ini merupakan pengalaman pahit yang biasa diderita oleh setiap Rosul dan orang-orang yang berusaha menegakkan kebenaran dan meninggikan agama Allah. Maka pada ayat-ayat ini Allah menerangkan kepada Nabi Muhammad SAW kisah para nabi sebelumnya sebagai peringatan bagi umat manusia dan hiburan yang dapat melenyapkan kesedihan yang bersemi dalam hati Nabi karena sikap kaumnya yang tetap saja ingkar dan tidak mau menerima petunjuk-petunjuk Allah yang telah disampaikannya, ditambah lagi dengan penganiayaan dan cemoohan yang dilontarkan mereka atas dirinya. Jadi apa yang diderita oleh Nabi Muhammad SAW dalam menyampaikan risalah-Nya telah dirasakan pula oleh nabi-nabi dan rasul-rasul sebelum beliau.

(9)

ö@è% (#r玍ř ’Îû ÇÚö‘F{$# (#rãÝàR$$sù y#ø‹x. tb%x.èpt7É)»tã tûïÏ%©!$#`ÏBã@ö6s% 4 tb %x.OèdçŽsYò2r&tûüÏ.ÎŽô³•BÇÍËÈ

Artinya: Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari merekaitu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)."

1. Asbabun Nuzul

ö@è% (#r玍ř ’Îû ÇÚö‘F{$# (#rãÝàR$ $sù y#ø‹x. tb%x. èpt7É)»tã tûïÏ%©!$# `ÏB ã@ö6s%4

Katakanlah hai rasul, kepada orang-orang musyrik dari kalangan kaummu itu, lakukanlah perjalanan ke berbagai negeri, lalu lihatlah dan perhatikanlah tempat-tempat tinggal orang-orang yang kafir kepada Allah sebelum kalian, karena mereka rela mendustakan rasul-rasulNya. Bagaimanakah Kami telah membinasakan mereka dengan azab Kami, kemudian Kami jadikan mereka sebagai pelajaran buat orang-orang yang sesudah mereka?

Selanjutnya Allah menjelaskan penyebab yang mengakibatkan mereka dibinasakan oleh azab itu. Dia berfirman:

tb%x.OèdçŽsYò2r&tûüÏ.ÎŽô³•BÇÍËÈ

Azab yang telah menimpa mereka itu sebagai pembalasan yang setimpal dari kekafiran mereka terhadap ayat-ayat Tuhan mereka, dan kedustaan mereka terhadap rasul-Nya.6

2. Tafsir

Ayat ini merupakan peringatan bagi kaum musyrik Mekkah bahwa nasib mereka sama dengan nasib kaum musyrik sebelum mereka, azab serta kehancuran melanda mereka karena tak beriman kepada Allah. Di sini kaum musyrik disuruh mengadakan riset di atas bumi ini serta melihat ke tempat-tempat kaum yang telah mengingkari dan mendurhakai rasul-rasul-Nya. Karena itu Allah telah menghancurkan mereka dengan azab-Nya. Hal itu hendaknya menjadi pelajaran bagi kaum sesudahnya.7

6 Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi 4( Semarang: PT.Toha Putra, 1986) Cet.1,hal 102-103.

(10)

Orang-orang yang dihancurkan oleh Allah itu kebanyakan terdiri atas kaum musyrik dan sesat. Mereka sedikit sekali yang beriman kepada Allah, dan tak mau menerima seruan rasul-rasulNya, seperti kaum Nuh as, kaum Ibrahim as, kaum Ad, Kaum Saleh as, kaum Syu’aib as, kaum Lut as dan lain-lain. Setiap ada siksaan, maka Allah hanya menghancurkan kaum musyrik yang sesat itu, dan melepas kaum yang beriman yang sedikit jumlahnya.

3. Munasabah

Adapun hubungan ayat ini dengan ayat 41 yaitu Allah menjelaskan bahwa timbulnya kerusakan di dunia sebagai akibat dari perbuatan tangan manusia sendiri. Lalu Allah memberikan petunjuk kepada mereka, bahwa orang-orang sebelum mereka pernah melakukan hal yang sama seperti apa yang telah dilakukan oleh mereka. Akhirnya mereka tertimpa azab dari Allah, sehingga mereka dijadikan pelajaran buat orang-orang sesudahnya.

Sedangkan hubungan antara ayat 42 dan 43, dijelaskan bahwa Allah melarang orang kafir tetap pada kekafirannya, karena akan menimpa atasnya azab yang pedih dariNya, selanjutnya pembahasan itu diiringi dengan perintahNya yang ditujukan kepada rasulNya dan orang-orang yang mengikuti jejaknya, hendaknya mereka tetap teguh di dalam memegang apa yang ada pada mereka. Yaitu tetap beribadah kepada Allah Yang Maha Esa.

3.Macam-macam kisah yang terdapat dalam Al-Qur’an

Manna’ Kholil Khattan menyebutkan macam-macam kisah yang terdapat dalam Al-Qur’an:8

a) Pertama, kisah-kisah para Nabi dan segala hal yang menyangkut perjuanganyya. Seperti Nabi Nuh AS, Ibrahim AS, Musa AS, Muhammad SAW.

b) Kedua, kisah-kisah yang berhubungan dengan masa lalu dan orang-orang yang belum bisa dipastikan kenabianyya. Misalnya: kisah beribu-ribu orang yang pergi dari kampungnya karena takut mati, kisah Talut dan Jalut, dua orang putra Adam, Asbhabul Kahfi, Zulkarnain, dll

(11)

c) Ketiga, kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa yang terjadi ada Nabi Muhammad SAW, seperti perang badar, perang uhud, perang Hunain, perang Ahzab, tentang Isra’ dan Mi’raj dll. (Manna’ Khalil al Qattan, 1998:436).

C. Kesimpulan

(12)

Manna’ Kholil Khattan menyebutkan macam-macam kisah yang terdapat dalam Al-Qur’an:

a) Pertama, kisah-kisah para Nabi dan segala hal yang menyangkut perjuanganyya. Seperti Nabi Nuh AS, Ibrahim AS, Musa AS, Muhammad SAW.

b) Kedua, kisah-kisah yang berhubungan dengan masa lalu dan orang-orang yang belum bisa dipastikan kenabianyya. Misalnya: kisah beribu-ribu orang yang pergi dari kampungnya karena takut mati, kisah Talut dan Jalut, dua orang putra Adam, Asbhabul Kahfi, Zulkarnain, dll

c) Ketiga, kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa yang terjadi ada Nabi Muhammad SAW, seperti perang badar, perang uhud, perang Hunain, perang Ahzab, tentang Isra’ dan Mi’raj dll. (Manna’ Khalil al Qattan, 1998:436)

D. Penutup

Demikianlah makalah yang dapat penulis sajikan. Semoga makalah ini mendatangkan manfaat bagi pembaca dan juga penulis sendiri. Penulis sangat menyadari, masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan maupun pembahasan. Oleh karena itu, demi perbaikan lebih lanjut, penulis terbuka terhadap kritik dan saran dari pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah, diakses ada tanggal 29-12-2014, pukul 02:07PM Departemen Agama RI.1990.Al-Qur’an Dan Tafsirnya Jilid II.Yogyakarta: PT.Dana Bhakti Wakaf

Ahmad Musthafa Al-Maraghi.1986.Tafsir Al-Maraghi 4.Semarang: PT.Toha Putra

Dapartemen Agama RI. 2010.Al Qur’an dan tafsirnya (edisi disempurnakan).Jakarta : Lentera Abadi.

(13)

Departemen Agama RI.1990.Al-Qur’an Dan Tafsirnya Jilid VII.Yogyakarta: PT.Dana Bhakti Wakaf

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya disusun dengan

musikseni musik. 3.2 Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan seni musik tradisional Nusantara. 4.1 Mengaransir secara sederhana lagu tradisi Nusantara. Mengekspresikan

“Apa yang terjadi dengan desa ini?” tanya Indara pitaraa.. “Iya, apa

Karbon aktif dari limbah kulit ketela pohon yang digunakan sebagai adsorben dengan kemampuan penyerapan yang sangat tinggi dan baik.. Karbon aktif digunakan sebagai bahan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pembelajaran melalui penggunaan media gambar kartun dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas V MI

Selain itu, juga terdapat keadaan cuaca yang tidak konstan cerah, maka digunakan solar cell daya 50 Wp dengan spesifikasi yang dapat dilihat pada Tabel

Penelitian ini menggunakan model pengembangan four-D yang terdiri atas empat tahap yaitu pendefinisian ( define ), perancangan ( design ), pengembangan ( develop ),

Dari pemodelan dengan use case diagram di atas dapat diketahui bahwa aktor Karyawan sebagai aktor utama berperan aktif untuk mengisi progres pada proyek yang