Peranan dan Fungsi Pendidikan dalam Masyarakat
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi Pendidikan
Dosen Pengampu: Drs.Moch. Fuad,M.Pd.I
Disusun oleh: Bagus Akbar Saputra
12410151
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
BAB I Pendahuluan A. Latar belakang
Pendidikan adalah usaha sadar, terencana, sistematis, dan berlangsung terus menerus dalam suatu proses pembelajaran untuk mengembangkan segenap potensi manusia baik jasmani maupun rohani dalam tingkatan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sehingga terwujud perubahan perilaku manusia berkarakter kepribadian bangsa. Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia untuk kemajuan suatu bangsa.
Pada masa sekarang ini pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia, karena pada dasarnya manusia dalam melaksanakan kehidupannya tidak lepas dari pendidikan. Sebab, pendidikan berfungsi sebagai meningkatkan kualitas manusia itu sendiri. Namun realitanya, masih banyak masyarakat yang buta pemikirannya betapa pentingnya pendidikan.
Tuntutan pendidikan dalam kehidupan manusia sangat komplek, hal ini terbukti dengan banyaknya orang yang tidak berpendidikan status sosialnya kurang diperhatikan atau terkesampingkan. Misal dalam dunia kerja, banyak perusahaan yang menerima para pekerjanya mula-mula ditanya pendidikan terakhir. Hal itu membuktikan bahwa pendidikan pengaruhnya besar dalam kehidupan. Diadakannya pendidikan, maka sedikitnya dapat memberikan wawasan dan pengetahuan dengan mengembangkan potensi yang dimiliki setiap manusia sehingga kehidupan masyarakat lebih baik.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Pendidikan dan Masyarakat ?
2. Bagaimana hubungan pendidikan dengan Masyarakat? 3. Apa peran dan Fungsi Pendidikan dalam Masyarakat? C. Tujuan
BAB II Pembahasan
A. Pengertian pendidikan dan Masyarkat
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.[1] Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.
Sebuah hak atas pendidikan telah diakui oleh beberapa pemerintah. Pada tingkat global, Pasal 13 PBB 1966 Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya mengakui hak setiap orang atas pendidikan.[2] Meskipun pendidikan adalah wajib di sebagian besar tempat sampai usia tertentu, bentuk pendidikan dengan hadir di sekolah sering tidak dilakukan, dan sebagian kecil orang tua memilih untuk pendidikan home-schooling, e-learning atau yang serupa untuk anak-anak mereka.
Masyarakat (yang diterjemahkan dari istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau sebaliknya, dimana kebanyakan interaksi adalah antara individu-individu yang terdapat dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" berakar dari bahasa Arab, musyarakah. Arti yang lebih luasnya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah kelompok atau komunitas yang interdependen atau individu yang saling bergantung antara yang satu dengan lainnya. Pada umumnya sebutan masyarakat dipakai untuk mengacu sekelompok individu yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Syaikh Taqyuddin An-Nabhani seorang pakar sosiologi menjabarkan tentang definisi masyarakat, "sekelompok manusia bisa disebut sebagai suatu masyarakat apabila mempunyai pemikiran, perasaan, serta sistem atau aturan yang sama". Dengan kesamaan itu, manusia lalu berhubungan saling berinteraksi antara sesama mereka berdasarkan kepentingan bersama.
masyarakat sebagai: masyarakat pastoral nomadis, masyarakat pemburu, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif disebut juga sebagai masyarakat peradaban. Sebagian pakar beranggapan masyarakat industri dan post-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari kelompok masyarakat agrikultural hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas berinduk pada kata socius yang memiliki arti teman, sehingga makna society berkaitan erat dengan kata sosial. Secara tersirat, kata society memiliki kandungan arti bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.
B. Hubungan Pendidikan dengan Masyarakat
pengetahuan dan teknologi tidaklah netral, melainkan berkaitan erat dengan pandangan dan sikap hidup masyarakat.
Hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang sama-sama saling membutuhkan (simbiotic). Masyarakat sangat membutuhkan layanan pendidikan yang baik, dan tentunya hal itu bisa dilewati melalui lembaga pendidikan guna mempersiapkan diri serta memenuhi kebutuhan dan harapan hidup yang sempurna. Lembaga pendidikan tidak dapat eksis tanpa masyarakat, sebaliknya masyarakat tidak dapat mencapai hidup yang sempurna tanpa lembaga pendidikan.
Sekolah adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani anggota-anggota masyarakat dalam bidang pendidikan. Hubungan sekolah dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dan masyarakat dengan tujuan meningkatkan pengertian anggota masyarakat tentang kebutuhan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama para anggota masyarakat dalam rangka usaha memperbaiki sekolah. Hak hidup dan kelangsungan hidup sekolah bergantung pada masyarakat. Kemajuan sekolah dan kemajuan masyarakat saling berkorelasi; kedua-duanya saling membutuhkan. Masyarakat adalah pemilik sekolah; sekolah ada karena masyarakat memerlukannya. Pendidikan sangat membantu masyarakat untuk dapat menjadi seseorang yang baik, berpengetahuan dan dapat mengembangkan pertumbuhan anak, begitu pula pendidikan tanpa masyarakat maka pendidikan tidak akan berjalan.
Masyarakat dan pendidikan merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, masyarakat membutuhkan pendidikan begitu pula sebaliknya, tanpa masyarakat pendidikan tidak akan berjalan dengan baik karena di dalam pendidikan terdapat unsur masyarakat seperti guru, peserta didik dan lain-nya, begitu pula sebaliknya tanpa ada pendidikan masyarakat akan menjadi bodoh dan tidak mempunyai ilmu pengetahuan.
menyatu maka akan menghasilkan hasil didikan yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lingkungan.
Dan pendidikan juga harus memenuhi kebutuhan dari pada masyarakat itu sendiri sehingga kelak terbentuklah masyarakat yang madani yang dimana kemudian dalam undang-undang negara Indonesia juga telah dirumuskan tentang pendidikan yang mengikuti atas kebutuhan masyarakat sekitar, yang termaktub dalam undang-undang no. 20 tahun 2003.
Kemudian Al-Quran juga menyeru agar setiap kita untuk saling mengingatkan dan memberikan pengetahuan untuk sesama agar kelak tidak termasuk kedalam golongan orang yang merugi sebagaimana yang terdapat pada surat At-Tahrim ayat 6 yaitu:
اررانن ممككيللهمأنون ممككس
ن فكنأ
ن اوقك اونكمنآ ننيذلللا اهنييأن اين
لل ددادنش
ل ظ
د لنغل ةدكنئللنمن اهنيملنعن ةكرناجنحللماون س
ك
انللا اهندكوقكون
ن
ن وركمنؤميك امن ن
ن ولكعنفمينون ممهكرنمنأ
ن امن هنلللا ننوصكعمين
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-Tahrim: 6).
Dalam ayat diatas secara tegas dikatakan agar umat Islam untuk selalu saling mengingatkan sesama, walaupun itu hanya bersifat sangat kecil setidaknya setiap masing-masing manusia mempertanggung jawabkan semua perbuatan mereka sendiri. Demikian juga [menurut Mujiburrahman 2006] bila dibawa kepada lingkup yang lebih luas yaitu lingkup masyarakat, dimana masyarakat harus memiliki solidaritas yang tinggi terhadap sesama sehingga proses pendidikan berjalan dengan baik dan lancar. Dimana “semua anggota masyarakat memikul tanggung jawab membina, memakmurkan, memperbaiki, dan memerintahkan yang ma’ruf melarang yang mungkar”.
C. Peran Pendidikan dalam Masyarakat
dan berkembang di dalam masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikan ini mengalami spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal yang terjadi, tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal diluar sekolah. Menurut Prof. Lodge pendidikan mempunyai dua pengertian yaitu dalam arti luas dan dalam arti sempit.
Pendidikan dalam arti luas adalah meliputi seluruh ummat manusia sepanjang sejarah adanya manusia dan sepanjang hidup manusia, sedangkan pendidikan dalam arti sempit diidentikan dengan pendidikan formal yang hanya menyangkut pribadi yang secara sukarela mengikutinya kendatipun dalam kenyataan Negara-negara yang maju dan sadang berkembang pada tiap-tiap warga Negara diwajibkan belajar untuk tingkat-tingkat tertentu, hal ini adalah merupakan perwujudan betapa urgensinya pendidikan bagi manusia.
Lembaga pendidikan merupakan jawaban manusia atas problem dari perkembangan manusia itu sendiri. Pendidikan yang akan membentuk dan membina bentuk-bentuk tertentu dengan tingkah laku tertentu, maka lembaga pendidikan menghendaki perlakuan tertentu pula. Jika pendidikan itu dikatakan sebagai profesi, maka anggota pengelola pendidikan yang dorongan tertentu demikian pula dalam profesi-profesi lainnya.
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang penting setelah keluarga yang berfungsi juga membantu keluarga untuk mendidik anak-anak. Anak-anak mendapat pendidikan di lembaga ini, apa yang tidak dapat di dalam keluarga atau kedua orang tuanya tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak-anaknya. Tugas yang diberikan guru di sekolah adalah merupakan tugas pelimpahan dan lanjutan dari tanggung jawab yang harus dilaksanakan dengan baik dan menjadi contoh teladan bagi anak-anak. Oleh karena itu seorang guru dituntut memiliki kepribadian yang utuh sebagaimana telah ditentukan dalam persyaratan seseorang menjadi guru antara lain taqwa kepada allah, berilmu pengetahuan sesuai dengan profesi, sehat jasmani dan rohani, berkelakuan baik yang tampak pada sikap, seperti mencintai tugas sebagai guru, adil, sabar, ikhlas, pemaaf dan dapat bekerja sama dengan orang lain.
anaknya menjadi besar dilatih dengan berbagai macam gerakan menerkam dan lari seperti kepandaian yang dimiliki induknya. Pada saat tertentu tidak boleh lagi anak-anaknya itu menyusui dan setelah anak-anaknya besar dan mencari makan sendiri, lepaslah anak-anak kucing dari induknya.
Jika kita renungkan kembali dengan saksama proses perkembangan hidup dan kehidupan manusia tidak akan berkembang dengan baik tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan orang lain. Seorang bayi yang lahir dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, dalam perkembangannya memerlukan bantuan orang lain, baik ibunya, perawat atau orang lain yang memeliharanya. Jika anak tidak diberi makan dan minum, maka si anak akan mati dan jika anak tidak diberikan bimbingan dan pendidikan, baik jasmani maupun rohani berupa pendidikan intelek, sosial, maka si anak tidak akan menjadi manusia sebenarnya atau manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa pendidikan itu berusaha untuk mengembangkan potensi-potensi manusia yang utuh dan merupakan aspek-aspek kepribadian termasuk diantaranya aspek individualistis, moralitas, seimbang antara bentuk jasmani dan rohani dan antara duniawi dan ukhrawi.
Sebagian besar masyarakat modern memandang lembaga-lembaga pendidikan sebagai peranan kunci dalam mencapai tujuan sosial. Pemerintah bersama orang tua telah menyediakan anggaran pendidikan yang diperlukan secara besar-besaran untuk kemajuan sosial dan pembangunan bangsa, untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional yang berupa nilai-nilai luhur yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diharapkan bisa memupuk rasa takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kemajuan-kemajuan dan pembangunan politik, ekonomi, dan sosial demi tercapainya tujuan pembangunan nasional.
Berbicara tentang fungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat ada bermacam-macam pendapat. Wuradji (1988) menyatakan bahwa pendidikan sebagai lembaga konservatif mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut: (1) Fungsi sosialisasi, (2) Fungsi kontrol sosial, (3) Fungsi pelestarian budaya Masyarakat, (4) Fungsi latihan dan pengembangan tenaga kerja, (5) Fungsi seleksi dan alokasi, (6) Fungsi pendidikan dan perubahan sosial, (7) Fungsi reproduksi budaya, (8) Fungsi difusi kultural, (9) Fungsi peningkatan sosial, dan (10) Fungsi modifikasi sosial.
alokasi, (3) fungsi inovasi danperubahan sosial, (4) fungsi pengembangan pribadi dan social.
Meta Spencer dan Alec Inkeles (1982) menyatakan bahwa fungsi pendidikan dalam masyarakat itu sebagai berikut: (1) memindahkan nilai budaya, (2) nilai-nilai pengajaran, (3) peningkatan mobilitas sosial, (4) fungsi stratifikasi, (5) latihan jabatan, (6) mengembangkan dan memantapkan hubungan hubungan sosial (7) membentuk semangat kebangsaan, (8) pengasuh bayi.
Dari tiga pendapat tersebut di atas, tidak ada perbedaan tetapi saling melengkapi antara pendapat yang satu dengan pendapat yang lain:
1. Fungsi Sosialisasi.
Pendidikan diharapkan mampu berperan sebagai proses sosialisasi dalam masyarakat bisa berjalan dengan baik. Sehingga proses sosialisasi bisa berjalan dengan wajar dan mulus. Oleh karena, orang tua dan keluarga berharap sekolah dapat melaksanakan proses sosialisasi tersebut dengan baik. Dalam lembaga-lembaga ini guru-guru di sekolah dipandang sebagai model dan dianggap dapat mengemban amanat orang tua (keluarga dan masyarakat) agar anak-anak-memahami dan kemudian mengadopsi nilai-nilai budaya masyarakatnya.
Sekolah mengemban tugas untuk melaksanakan upaya-upaya mengalihkan nilai-nilai budaya masyarakat dengan mengajarkan nilai-nilai yang menjadi way of life masyarakat dan bangsanya. Untuk memenuhi fungsi dan tugasnya tersebut tradisional masyarakat harus juga berfungsi sebagai lembaga pelayanan sekolah untuk melakukan kontrol sosial. Melalui pendidikan semacam ini individu bisa mengambil nilai-nilai sosial dan melakukan interaksi dalam kehidupannya sehari-hari.
Sekolah sebagai lembaga yang berfungsi untuk mempertahankan dan mengembangkan proses sosialisasi serta kontrol sosial diharapkan bisa mendidik peserta didiknya lebih berkualitas. Sehingga tatanan masyarakat bisa terjalin dengan baik. Selain itu, sekolah juga berfungsi sebagai alat pemersatu dan segala aliran dan pandangan hidup yang dianut oleh para siswa. Sebagai contoh sekolah di Indonesia, sekolah harus menanamkan nilai-nilai Pancasila yang dianut oleh bangsa dan negara Indonesia kepada anak-anak di sekolah.
Sekolah di samping mempunyai tugas untuk mempersatu budaya-budaya etnik yang beraneka ragam juga harus melestanikan nilai-nilai budaya daerah yang masih layak dipertahankan seperti bahasa daerah, kesenian daerah, budi pekerti dan suatu upaya mendayagunakan sumber daya lokal bagi kepentingan sekolah dan sebagainya.
Sebagai contoh adalah adanya kurikulum pendidikan yang mengadakan pelajaran muatan lokal. Khusus di daerah Jawa Barat untuk pelestarian budaya di setiap sekolah diwajibkan adanya muatan lokal yaitu mata pelajaran bahasa Sunda serta kesenian setempat. Begitu juga untuk daerah-daerah yang ada di Indonesia, dimaksudkan supaya siswa lebih cinta terhadap daerahnya serta tanah air.
4. Fungsi Seleksi, Latihan dan Pengembangan Tenaga Kerja
Jika kita amati apa yang terjadi dalam masyarakat dalam rangka menyiapkan tenaga kerja untuk suatu jabatan tertentu, untuk seleksi masuk suaru Perguruan Tinggi selalu diadakan seleksi. Sebagai contoh untuk proses seleksi masuk sekolah tertentu harus mengikuti ujian tertentu, harus menyerahkan nilai UN (ujian nasional) atau NEM. Dan setelah penyerahan nilai itu maka dicari yang tinggi dari nilai tertentu sampai nilai yang terendah. Namun jika nilai yang digunakan dalam proses seleksi ini maka bagi yang mendapat nilai rendah harus menerima perlakuan untuk masuk di sekolah dengan kualitas yang baik. Demikian pula untuk mendapatkan jabatan pada pekerjaan tertentu, mereka yang diharuskan mengikuti seleksi dengan berbagai cara yang tujuannya untuk memperoleh tenaga kerja yang cakap dan terampil sesuai dengan jabatan yang akan dipangkunya.
5. Fungsi Pendidikan dan Perubahan Sosial
Fungsi pendidikan dalam perubahan sosial dalam rangka meningkatkan kemampuan peserta didik yang analisis kritis berperan untuk menanamkan keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai baru tentang cara berpikir manusia. Pendidikan pada abad modern telah berhasil menciptakan generasi baru dengan daya kreasi dan kemampuan berpikir kritis, sikap tidak mudah menyerah pada situasi yang ada dan diganti dengan sikap yang tanggap terhadap perubahan. Cara-cara berpikir dan sikap-sikap tersebut akan melepaskan diri dari ketergantungan terhadap bantuan orang lain. Dengan demikian peserta didik selain sebagai memahami perubahan dalam kehidupan sosial bisa juga sebagai agen perubahan itu sendiri.
6. Fungsi Sekolah dalam Masyarakat
BAB III Penutup Kesimpulan
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seorang dewasa terhadap pihak lain yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan. Sehingga dengan demikian pendidikan diharapkan bisa digunakan untuk memanusiakan manusia. Dalam pendidikan sendiri perlu suatu penunjang yaitu berupa lembaga yang menyelenggarakannya sehingga pendidikan bisa berjalan. Diantara lembaga yang dimaksud bisa berupa sekolah, langgar, dan pondok pesantren.
Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta. 2004)
Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan, suatu analisis sosiologi tentang berbagai problem pendidikan, ( Jakatra: Rineka Cipta, 2000)
Mujiburrahman dkk, Pendidikan berbasis syariat
NN. (2010, 03 27). fungsi dan peranan pendidikan. Retrieved 12 11, 2011, from peranan pendidikan dalam masyarakat: e:///I:/fungsi-dan-peranan-pendidikan-dalam-masyarakat.html
Pendidikan, T. P. (2011). Landasan Pendidikan. Bandung: Sub Kordinator MKDP Landasan Pendidikan.