• Tidak ada hasil yang ditemukan

Melatih siswa berpikir kreatif kritis da

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Melatih siswa berpikir kreatif kritis da"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS PSIKOLOGI PENDIDIKAN

LA64

Disusun Oleh Kelompok 1:

Afifah Azizah – 1701358105

Indahwaty – 1701300590

Marsha Safinatus – 1701368951

Novidia Aresta – 1701330050

Reistamy Meilanda – 1701300590

Yobi Yusdita – 1701359972

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

JAKARTA

(2)

1. Seandainya anda adalah guru TK, bagaimana cara mengembangkan sisi kreatif dari anak-anak?

Menurut Ormrod, kreativitas adalah proses pembelajaran dimana seorang individu dapat mengaplikasikan informasi yang dipelajari ke dalam situasi baru. Proses tersebut dapat menghasilkan perilaku baru yang orisinil sehingga individu dapat menghasilkan suatu ide produktif yang sesuai dengan budaya. Individu yang kreatif memiliki kemampuan untuk berpikir tentang sesuatu yang baru dengan cara yang tidak biasa sehingga dapat menghasilkan solusi yang unik untuk suatu masalah.

Ketika kita berpikir secara kreatif, kita biasanya memulai dengan satu ide dan membentuk keterkaitan antar skema sehingga dapat menghasilkan suatu ide baru dan orisinil. Tipe peimikiran yang seperti ini disebut dengan divergent thinking dimana kita dapat menghasilkan banyak jawaban untuk satu permasalahan. Jadi ketika guru ingin membantu mengembangkan sisi kreatif dari anak-anak, ia harus dapat bisa mengembangkan divergent thinking dari anak tersebut. Namun guru juga harus dapat menyesuaikan strategi pengembangan tersebut terhadap umur anak.

Kemampuan kognitif pada anak di tahapan early childhood (umur 3-7 tahun):

 Anak-anak dapat merepresentasikan dunia mereka dengan kata-kata dan gambar.

 Pemikiran secara simbolis meningkat dan anak-anak dapat merepresentasikan obyek yang tidak secara langsung hadir dihadapan mereka (object permanence).

 Anak-anak sudah dapat membentuk konsep tentang benda-benda sehingga dapat mengorganisasikan benda-benda ke dalam kelompok sebagai cara untuk mengingat.  Anak-anak sudah dapat menggunakan rehearsal (proses penggulangan informasi secara

mental ataupun verbal), namun hal tersebut jarang dilakukan.

 Proses pembelajaran dan menyimpan informasi ke dalam memori dihasilkan oleh aktivitias seperti bercerita tentang suatu peristiwa, mendengarkan cerita dan aktif dalam membuat hal-hal yang kreatif.

Agar dapat membimbing murid dalam berpikir lebih kreatif, guru dapat menggunakan strategi sebagai berikut:

 Melibatkan murid ke dalam aktivitas yang menggunakan pemikiran kreatif dalam proses pembelajaran sehari-hari.

 Menujukkan ke murid bahwa pemikiran dan perilaku kreatif dihargai.

 Mendorong berpikir kreatif dengan cara melakukan aktivitas dalam kelompok.  Menyediakan lingkungan yang merangsang kreativitas.

(3)

Anak-anak yang mendapat lingkungan pendidikan yang baik akan mampu mengembangkan sikap kreatif dan akan lebih antusias untuk bereksplorasi, bereksperimen, berimajinasi, serta berani mencoba dan mengambil resiko.

 Mencoba untuk membebaskan murid dan tidak mengontrol mereka.

 Mendorong motivasi internal ketimbang memberikan motivasi eksternal seperti hadiah yang pada akhirnya akan melemahkan sisi kreatif dari murid.

 Mengajukan higher-level question yang dapat memicu pemikiran murid. “Bagaimana cara kamu untuk sampai ke kampung halaman yang cukup jauh?”

Higher-level question adalah pertanyaan yang menuntut siswa untuk menggunakan informasi yang ia pernah pelajari sebelumnya ke dalam suatu situasi baru.

Dengan demikian, murid dapat menggunakan divergent thinking untuk menemukaan menurut mereka mirip dengan suara karakter yang ada di dalam buku belajar dan harus memberikan alasan mengapa memilih alat musik tersebut.

2. Seandainya anda adalah guru SD, bagaimana cara mendorong siswa-siswi anda untuk dapat berpikir secara kritis?

Berpikir kritis adalah proses mengevaluasi secara akurat dan mencari tahu kredibilitas dari sebuah informasi. Proses tersebut biasanya melibatkan individu untuk berpikir secara reflektif dan produktif terhadap suatu fakta. Guru harus bisa mendorong siswa untuk dapat berpikir kritis sehingga mereka tidak hanya menyerap informasi begitu saja sebelum memprosesnya. Proses berpikir secara kritis akan terjadi ketika anak yakin bahwa pemahaman terhadap suatu topik dapat berubah seiring munculnya bukti baru. Dengan demikian, guru harus memberikan pembelajaran yang lebih fleksibel dan tidak menuntut murid untuk menghafal buku pelajaran secara detail.

Kemampuan kognitif pada anak di tahapan middle and late childhood (umur 7-10 tahun):

 Anak sudah dapat menalar secara logis mengenai kejadian konrete dan mengklasifikasikan obyek ke dalam set yang berbeda.

Kemapuan untuk mengklasifikasikan obyek ke dalam kategori disebut inclusion dimana anak memahami bahwa satu obyek dapat secara bersamaan menjadi anggota suatu kategori.

(4)

 Anak dapat melakukan proses reversibilitas secara konrete.

Contoh: 7 – 4 =3, ia dapat tahu bahwa 4 + 3 = 7, namun ia harus mencatat proses tersebut.

 Anak mampu melakukan percakapan yang panjang mengenai topik-topik yang konrete dan dapat mengambil pengetahuan yang diuraikan oleh lawan bicara.

 Anak mampu mengkonstruksikan certia yang memiliki plot dan hubungan sebab akibat.  Anak sudah memiliki kreativitas linguistik dimana ia dapat memainkan kata-kata

Seperti permainan kata berikut:

“Pak polisi numpang tanya, atas nama, buah-buahan yang dimulai dengan huruf A…”  Anak mengalami peningkatan dalam penggunaan pembayangan visual sebagai strategi

pembelajaran.

Agar dapat mendorong siswa-siswi dalam berpikir secara kritis, guru dapat menggunakan strategi seperti:

 Menanyakan tidak hanya apa yang terjadi namun juga menanyakan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa dapat terjadi.

 Melatih siswa dalam penggunaan fakta-fakta yang dapat mendukung suatu pernyataan. Hal tersebut bisa dilakukan degan memberi tugas term paper kepada siswa dimana ia harus membahas suatu topik secara mendetail dan mendalam.

 Mengajarkan siswa untuk menggunakan akal sehat ketimbang emosi dalam perdebataan.  Memberikan pemahaman kepada siswa bahwa terdapat lebih dari satu penjelasaan yang

baik.

 Meminta siswa untuk mengevaluasi informasi yang diberikan ketika ada temannya yang maju untuk presentasi.

 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba menghubungkan beberapa hal yang dipelajari untuk meningkatkan pemahaman

3. Seandainya anda adalah guru SMA, bagaimana cara anda dapat mendampingi atau menjadi fasilitator untuk siswa-siswi dalam proses problem solving?

Problem solving menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah ada untuk mengatasi suatu masalah, situasi yang meresahkan dan untuk menjawab suatu pertanyaan. Ketika kita memiliki suatu tujuan, kita menggunakan proses tersebut untuk mencari cara yang tepat agar dapat mencapai tujuan tersebut. Dalam pemecahan masalah, siswa harus dapat mengidentifikasikan sebuah masalah. Kemudian, siswa baru bisa mengembangkan strategi pemecahan masalah yang baik serperti menggunakan algorithm dan heuristic.

(5)

Dengan demikian, guru sudah mengasah ketrampilan siswa dalam pemecahan masalah yang dapat digunakan dalam kehidupan siswa tersebut.

Kemampuan kognitif pada remaja (umur 11-19 tahun):

 Remaja dapat menalar secara abstrak, idealis dan logis dimana mereka dapat secara verbal menjelaskan sebuah pertanyaan secara abstrak. Jika A=B dan B=C, maka A=C  Penalaran ilmiah akan semakin meningkat sehingga remaja dapat mengembangkan

hipotesis untuk memecahkan masalah dan secara sistematis mencapai kesimpulan (proses ini disebut hypothetical-deductive reasoning).

 Memiliki kemampuan untuk memahami bahasa kiasan seperti metafora, peribahasa dan hiperbola.

 Memiliki kemampuan yang lebih besar dalam penggunaan strategi atau prosedur yang lebih spontan, seperti perencanaan, pertimbangan alternative dan pemantauan kognitif.

Strategi yang dapat digunakan oleh guru agar dapat menjadi fasilitator dalam proses problem solving adalah sebagai berikut:

 Menyusun proses pembelajaran di dalam kelas dimana siswa diminta untuk menjelaskan prosedur dan strategi yang akan digunakan dalam situasi-situasi khusus.

 Meminta siswa untuk memberikan contoh penggunaan algorithm pada suatu masalah dan menjelaskan setiap tahapan yang digunakan.

 Membantu siswa dalam memahami mengapa algorithm yang digunakan itu relevan dengan cara mengidentifikasikan kesalahan dalam tahapan yang digunakan.

Referensi

Dokumen terkait

Sarana dan prasarana perlu ditambah seperti jumlah komputer PC dan laptop, mesin fotocopy, mesin press atau laminating, pendingin udara (AC), slide proyektor, dan

[r]

Sendi temporo mandibula atau yang biasa disebut sebagai Temporomandibula Joint (TMJ) ini merupakan pertemuan antara Os. Temporal dengan Os. Sendi temporo

Strategi pembelajaran mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTS Al-Aliim yang masih konvensional. Minat belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di

Penggunaan dadah mengatasi lain-lain keperluan hidup seperti makan, minum, keluarga dan sebagainya, mengalami gejala tarikan sekiranya tidak ambil dadah untuk

Skala yang digunakan pada variabel ini adalah skala Likert dengan nilai 1 menunjukan manajer/pemilik perusahaan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan pernyataan pada kuisioner

Oracle Corporation adalah di posisi tiga pengembang garis perangkat lunak perusahaan, tetapi kebanyakan tidak tahu bagaimana mereka bisa mulai mereka atau bagaimana mereka

Dengan begitu kuota penjualan butik pun bisa terus meningkat, maka dari itu Jangan segan-segan untuk berinvestasi untuk interior butik, karena tidak akan ada ruginya, semakin