KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat danhidayah-Nya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini,serta salawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi AgungMuhammad SAW. Semoga di hari kiamat nanti kita mendapatkan syafaat darinya.Amin ya RabbaAlaamin.Dalam hal ini penulis tidak terlepas dari keterlibatan berbagai pihak, maka penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada1.
Ayah dan Ibu tercinta yang telah merelakan hari-harinya untukmencurahkan kasih sayangnya pada penulis;2.
Bapak Febra Robiyanto, SE., MSi., Akt. Selaku Dosen pengajar matakuliah AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK;3.
Teman dan semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulisdalam penyusunan makalah ini.Penulis juga menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyakkesalahan. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik maupun sarannya dari pembaca makalah ini. Sehingga di kemudian hari dapat menyusun lebih baik lagi.Semoga makalah ini dapat digunakan dengan baik dan bermanfaat bagi kitasemua. Amin.
1
Bab IPENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Dalam penyusunan dan pelaporan keuangan adakalahnya terjadi kesalahandalam pencatatan transaksi keuangan yang secara signifikan akan berpengaruhterhadap kondisi kinerja suatu entitas. Kesalahan yang terjadi dalam pencatatanakuntansi mengakibatkan informasi yang disajikan dalam bentuk laporankeuangan menjadi bias. Oleh karena itu, penyusunan dan penyajian laporankeuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang relefan mengenai posisikeuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan entitas pelaporan. Untuk menjagainformasi laporan keuangan tidak menyesatkan maka laporan keuangan harus bebas dari kesalahan.Para pengguna perlu membandingkan laporan keuangan dari suatu entitas pelaporan dari waktu ke waktu untuk mengetahui
trend
posisi keuangan, kinerja,dan arus kas. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang digunakan harusditerapkan secara konsisten pada setiap periode oleh pemerintah. Laporankeuangan juga disusun untuk tujuan umum maupun tujuan khusus. Laporandengan tujuan umum dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna akaninformasi akuntansi keuangan yang lazim. Dalam hal ini, yang dimaksud
dengan pengguna adalah masyarakat, legislatif, lembaga pengawas, pemeriksa, pihakyang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman, serta pemerintah.Laporan Keuangan mungkin mengandung informasi yang dapat
MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013 2
komersial cenderung melihat laporan keuangan pemerintah seperti laporankeuangan perusahaan. Untuk itu, diperlukan pembahasan umum dan referensi ke
pos-pos laporan keuangan menjadi penting bagi pembaca laporan keuangan.Untuk menghindari kesalahpahaman, laporan keuangan harus disertai denganCatatan atas Laporan Keuangan yang berisi informasi untuk
memudahkan pengguna dalam memahami Laporan Keuangan berupa Laporan RealisasiAnggara n, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Termasuk pula dalam Catatan atasLaporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkanoleh Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PSAP) NO 04.Pemerintah sebagai salah satu organisasi sektor publik pun tidak luput daritudingan sebagai sarang korupsi, kolusi, nepotisme, inefisiensi dan
sumber pemborosan negara. Pemerintah merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintah an yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena
itu, penyelenggara pemerintahan harus mampu mempertanggung jawabkankepercayaan yang telah diberikan oleh masyarakat. Maka dari itu,
audit pemerintahan diperlukan untuk menjamin kualitas, profesionalisme danakuntabilitas publik serta
value for money
dalam menjalankan aktivitasnya sertauntuk menjamin dilakukannya pertanggungjawaban publik oleh organisasi sektor publik.
1.2
Rumusan Masalah 1.
Apa yang di maksud dengan kesalahan, koreksi kesalahan, perubahankebijakan akuntansi dan peritiwa luar biasa ?2.
Bagaimana untuk memahami dan menguasai teknis dalam melakukankoreksi kesalahan, pengungkapan perubahan kebijakan akuntansi danmengungkapkan peristiwa luar biasa dalam laporan keuangan dalam penyajian laporan keuangan ?3.
Jelaskan langkah-langkah dalam penyajian Catatan atas LaporanKeuangan ?4.
Bagaimana dalam pengungkapan laporan keuangan pemerintah ?
Jelaskan apa yang di maksud dengan audit ekonomi dan efisiensi ?6.
Jelaskan apa yang di maksud dengan audit efektivitas? 1.3
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk melatih kemampuanseorang mahasiswa dalam membuat makalah guna meningkatkan kemampuandalam mata kuliah akuntansi sektor publik. 1.4
Tujuan Teoritis
Tujuan teoritis dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mampumengoreksi kesalahan yang diakibatkan baik dari perubahan kebijakan yangterjadi maupun berasal dari peristiwa-peristiwa luar biasa sehingga mampumampu menghasilkan laporan keuangan yang memadai, serta untuk mengetahuicara penyajian catatan atas laporankeuangan yang sesuai dengan standar
akuntansi pemerintahan. 1.5
Metoda
Metoda yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah melaluistudipustaka yang dilakukan di berbagai sumber sebagai referensi atas hal yangmelatar belakangi permasalahan dalam makalah ini.
MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013 4
Akuntansi kewajiban pemerintahan diatur dalam peraturan pemerintah (PP)nomor 24 Tahun 2005 dalam standar akuntansi pemerintah pernyataan No. 10(PSAP 10) tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, danPeristiwa Luar Biasa.Berikut istilah –
istilah yang digunakan dalam Pernyataan Standar dengan pengertian :a.
Kebijakan akuntansi adalah prinsip –
prinsip, dasar –
konvensi, aturan –
aturan, dan praktik –
praktik spesifik yang dipilih olehsuatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. b.
Kesalahan adalah penyajian pos –
pos yang secara signifikan tidak sesuaidengan yang seharusnya yang mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan atau periode sebelumnya.c.
Koreksi adalah tindakan pembentulan akuntansi agar pos –
pos yang tersajidalam laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang seharusnya.d.
Peristiwa Luar Biasa adalah kejadian atau transaksi yang secara jelas berbeda dari aktivitas normal entitas dan karenanya tidak diharapkan terjadidan berada diluar kendali atau pengaruh entitas sehingga memiliki dampakyang signifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi aset/kewajiban.
5 2.1.2
Koreksi Kesalahan
Laporan keuangan disusun dan disajikan untuk menyediakan informasi yangrelevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan olehentitas pelaporan. Untuk menjaga integritas data dan agar informasi laporankeuangan tidak menyesatkan maka laporan keuangan harus bebas dari kesalahan.Laporan keuangan disusun pada pisah tanggal tertentu;
terhadap laporan
keuangan pemerintah, mengikuti periode tahun anggaran yaitu meliputi masa satu tahunmulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.Adapun kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan bisa terjadi padasatu atau beberapa periode sebelumnya dan mungkin baru ditemukan pada
periode berjalan. Kesalahan mungkin timbul dari adanya keterlambatan penyampaian bukti trans aksi anggaran oleh pengguna anggaran, kesalahan perhitunganmatematis, kesalahan dalam penerapan standar dan kebijakan akuntansi,kesalahan interpretasi fakta, kecurangan, atau kelalaian.Kesalahan ditinjau dari sifat kejadiannya dikelompokkan dalam 2 (dua) jenis :1.
Kesalahan yang tidak berulang : Kesalahan yang diharapkan tidak akanterjadi kembali yang dikelompokkan dalam 2 (dua) jenis:a.
Kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan; dan b.
Kesalahan yang berulang dan sistemik : Kesalahan yang disebabkan olehsifat alamiah (normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang diperkirakanakan terjadi berulang. Contohnya adalah penerimaan pajak dari wajib pajakyang memerlukan koreksi sehingga perlu dilakukan restitusi atau tambahan pembayaran dari wajib pajak.Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja yang tidak berulang terjadi pada periode
–
periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas dan tidakmempengaruhi secara material posisi aset selain kas, apabila laporan keuangan
MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013 6
periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan lain –
lain. Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan yang tidak berulang yang terjadi pada periode
–
periode sebelumnya dan mempengaruhi posisikas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukandengan pembentulan pada akun akuitas dana lancar. Koreksi kesalahan tidakdengan sendirinya berpengaruh terhadap pada anggaran atau belanja entitas yang bersangkutan dalam periode dilakukannya koreksi kesalahan.Koreksi kesalahan belanja dapat dibagi dua yaitu yang menambah saldo kasdan yang mengurangi saldo kas.1.
Contoh koreksi kesalahan belanja yang menambah saldo kas yaitu
pengembalian belanja pegawai karena salah penghitungan jumlah gaji,dikoreksi menambah saldo kas dan pendapatan lain-lain.2.
Contoh koreksi kesalahan belanja yang mengurangi saldo kas yaitu terdapattransaksi belanja pegawai tahun lalu yang belum dilaporkan, dikoreksimengurangi akun ekuitas dana lancar dan mengurangi saldo kas. Terhadapkoreksi kesalahan yang berkaitan dengan belanja yang
menghasilkan aset,disamping mengoreksi saldo kas dan pendapatan lain-lain juga perludilakukan koreksi terhadap aset yang bersangkutan dan pos ekuitas danadiinvestasikan. Sebagai contoh, belanja aset tetap yang dimark-up dansetelah dilakukan pemeriksaan, kelebihan belanja tersebut harusdikembalikan, maka koreksi yang harus dilakukan adalah denganmenambah kas dan pendapatan lain-lain, serta mengurangi pos aset tetapdan pos ekuitas dana diinvestasikan.Koreksi kesalahan pendapatan dapat dibagi dua yaitu yang menambah saldokas dan yang mengurangi saldo kas.1.
Contoh koreksi kesalahan pendapatan yang menambah saldo kas yaituterdapat transaksi
penyetoran bagian laba perusahaan negara yang belumdilaporkan. Dalam hal demikian, koreksi yang perlu dilakukan adalahmenambah saldo kas dan ekuitas dana lancar.
2.
Contoh koreksi kesalahan pendapatan yang mengurangi saldo kas yaitukesalahan pengembalian pendapatan dana alokasi umum karena kelebihantransfer. Dalam hal demikian, koreksi yang perlu dilakukan adalahmengurangi saldo kas dan ekuitas dana lancar.Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periodesebelumnya dan tidak mempengaruhi posisi kas, baik sebelum maupun setelahlaporan keuangan periode tersebut diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pos- pos neraca terkait pada periode ditemukannya kesalahan.
Contoh kesalahan yang tidak mempengaruhi posisi kas adalah belanja untukmembeli perabot kantor (aset tetap) dilaporkan sebagai belanja perjalanandinas. Dalam hal demikian, koreksi yang perlu dilakukan adalah mendebet pos aset tetap dan mengkredit pos ekuitas dana investasi pada aset tetap.Kesalahan berulang dan sistemik seperti yang tidak memerlukan koreksi,melainkan dicatat pada saat terjadi. Akibat kumulatif dari koreksi kesalahan
yang berhubungan dengan periode-periode yang lalu terhadap posisi kas dilaporkandalam baris tersendiri pada Laporan Arus Kas tahun berjalan.
2.1.3
Perubahan Kebijakan Akuntansi
Perubahan di dalam perlakuan, pengakuan, atau pengukuran akuntansisebagai akibat dari perubahan atas basis akuntansi, kriteria kapitalisasi, metode,dan estimasi, merupakan contoh perubahan kebijakan akuntansi. Suatu perubahankebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila penerapan suatu kebijakanakuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundang –
undangan ataustandar akuntansi pemerintahan yang berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan,kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andal dalam penyajian laporan keuangan.
MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013 8
Perubahan kebijakan akuntansi tidak mencakup hal-hal
sebagai berikut:1.
adopsi suatu kebijakan akuntansi pada peristiwa atau kejadian yang secarasubstansi berbeda dari peristiwa atau kejadian sebelumnya; dan
2.
adopsi suatu kebijakan akuntansi baru untuk kejadian atau transaksi yangsebelumnya tidak ada atau yang tidak material.
1.
perubahan didalam perlakuan, pengakuan atau pengukuran akuntansisebagai akibat dari perubahan atas basis akuntansi, criteria kapitalisasi,metode, dan estimasi.
Timbulnya suatu kebijakan untuk merevaluasi aset merupakan suatu perubahan kebijakan akuntansi. Namun demikian, perubahan tersebut harus sesuaidengan standar akuntansi terkait yang telah menerapkan persyaratan-persyaratansehubungan dengan revaluasi.
“Perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruhnya harus diungkapkandalam Catatan atas Laporan Keuangan.”
2.1.4
Peristiwa Luar Biasa
Peristiwa luar biasa menggambarkan kejadian atau transaksi yang
secara jelas berbeda dari aktivitas biasa. Di dalam aktivitas biasa entitas pemerintahtermasuk penanggulangan bencana alam atau sosial yang terjadi berulang.Peristiwa luar biasa harus memenuhi seluruh persyaratan sebagai berikut :1.
tidak merupakan kegiatan normal dari entitas;2.
tidak diharapkan terjadi dan tidak diharapkan terjadi berulang;3.
berada diluar kendali atau pengaruh entitas; dan4.
“Hakikat
nya, jumlah dan pengaruh yang diakibatkan oleh peristiwaluar biasa harus diungkapkan secara terpisah dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.”
2.1.5
Aturan PSAP 10 atas Koreksi Kesalahan, Perubahan KebijakanAkuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa
Tujuan koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, dan peristiwaluar biasayaitu
meningkatkan relevansi, keandalan dan daya banding LaporanKeuangan suatu perusahaan atau entitas dan mengatur perlakuan akuntansi ataukoreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi dan peristiwa luar biasa.Dalam situasi tertentu suatu kesalahan mungkin mempunyai
pengaruhsignifikan bagi suatu atau lebih Laporan Keuangan itu tidak dapat diandalkan.Agar informasi Laporan Keuangan bebas dari unsur kesalahan, maka PSAP Nomor 10 mengatur perlakuan tentang koreksi kesalahan. Menurut
paragraf 11
,menetapkan bahwa koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi
pada priode berjalan, baik yang mempengaruhi kas maupun yang tidak, dilakukandengan pembetulan pada akun yang bersangkutan dalam priode yang berjalan.Kesalahan dalam jenis belanja dan pendapatan akan dilakukan koreksi terhadap jenis belanja dan pendapatan yang bersangkutan dengan memperhatikan pengaruhkesalahan itu terhadap kas.Apabila terdapat kesalahan yang terjadi pada priode sebelum atau
priode berjalan yangt bersifat material terhadap posisi aset, kewajiban dan ekuitas,maupun pendapatan, belanja dan pembiayaan harus diungkapkan dalam CatatanAtas Laporan Keuangan secara memadai sehingga pengguna laporan dapatmemahami kejadian itu.Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan perlu memperhatikanPeraturan Kepala Daerah tentang Kebijakan Akuntansi yang merupakan dasar pengakuan, pengukuran dan pelaporan atas aset,
10
Adakalanya kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam suatu priodeakuntansi berbeda dengan priode sebelumnya.
Paragraf 26 PSAP 10
menyatakan: suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila penerapansuatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan atau standar akuntansi pemerintah yang berlakuatau apabiladiperkirakan bahwa perubahan itu akan menghasilkan informasi mengenai posisikeuangan, kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andaldalam penyajian laporan keuangan entitas.
Paragraf 29 menyatakan
bahwa perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruhnya harus diungkapkan dalamCatatan Atas Laporan Keuangan.Peristiwa Luar Biasa adalah kejadian atau transaksi secara jelas berbeda dariaktivitas biasa atau normal suatu entitas karenanya tidak diharapkan terjadi
dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas sehingga memiliki dampak yangsignifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi aset/kewajiban.Pada
paragraf 35
, menyatakan bahwa peristiuwa luar biasa harusmemenuhi seluruh persyaratan berikut : (1) Tidak merupakan kegiatan normaldari entitas ; (2) Tidak diharapkan terjadi dan tidak diharapkan terjadi berulang;(3) Berada diluar kendali atau pengaruh entitas; dan (4) Memiliki dampak
yangsignifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi aset/kewajiban.Selanjutnya pada paragraf 36
dinyatakan bahwa hakikat, jumlah
dan pengaruh yang diakibatkan oleh Peristiwa Luar Biasa harus diungkapkan secaraterpisah dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
2.2
Catatan atas Laporan Keuangan 2.2.1
Definisi Catatan atas Laporan Keuangan
pedoman tersebeut adalah Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan AuditKinerja, dan Standar
Pelaporan Audit Kinerja. Pengawasan dilakukan oleh pihakdiluar eksekutif, pengendalian dilakukan oleh pihak eksekutif, dan pemeriksaandilakukan oleh pihak yang independen.Audit kinerja terhadap lembaga-lembaga pemerintah di Indonesia berpedoman pada Standar Audit Pemerintah (SAP) yang
dikeluarkan oleh BadanPemeriksa Keuangan (BPK) tahun 1995. Menurut Standar Audit
31
BAB IIIPENUTUP 3.1
Kesimpulan
Penyusunan dan penyajian laporan keuangan bertujuan untuk menyediakaninformasi yang relefan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yangdilakukan entitas pelaporan. Untuk menjaga informasi laporan keuangan tidakmenyesatkan maka laporan keuangan harus bebas dari kesalahan. “Suatu
perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya
apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangan ata u standar akuntansi pemerintahan yang berlaku, atau apabiladiperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andal dalam penyajian laporan keuangan entitas.”
“Hakikat, jumlah dan pengaruh yang diakibatkan oleh peristiwa luar biasa harus diungkapkan secara t
erpisah dalam Catatan atas Laporan Keuangan.”
Sedamgkan Catatan atas Laporan Keuangan merupakan salah satu darikomponen Laporan Keuangan di samping Laporan Arus Kas, Neraca, danLaporan Arus Kas. Secara awam, Catatan ini merupakan bentuk Laporan yang paling tidak terstruktur, sehingga cara pembacaannya pun sangat akrab dengancara
pembacaan yang dikuasai oleh kaum awam. Oleh karena itu, jika Catatan ataslaporan Keuangan ini dapat memuat aspek-aspek yang memadai dan lengkap,
bisa jadi ia akan menjadi suatu sumber informasi yang sangat relevan bagi pengambilan keputusan bagi pengguna umum.Seiring dengan munculnya tuntutan dari masyarakat agar organisasi
sektor publik mempertahankan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas publik sertavalue for money dalam menjalankan aktivitasnya, diperlukan audit terhadap
MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013
32
organisasi sektor publik tersebut. Akan tetapi, audit yang dilakukan tidak hanyaterbatas pada audit keuangan dan kepatuhan saja, namun perlu diperluas denganmelakukan audit terhadap kinerja organisasi sektor publik tersebut.Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang diaudit.Audit kinerja merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh danmengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat melakukan penilaian secaraindependen atas ekonomi dan efisiensi operasi, efektifitas dalam pencapaian hasilyang diinginkan dan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan dan hukum yang berlaku,
menentukan kesesuaian antara kinerja yang telah dicapai dengan kriteriayang telah ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut.Kemampuan mempertanggungjawabkan (akuntabilitas) dari sektor
publik pemerintah sangat tergantung pada kualitas audit sektor publik. Tanpa kualitasaudit yang baik, maka akan timbul permasalahan, seperti munculnya kecurangan,korupsi, kolusi dan berbagai
ketidakberesan di pemerintahan. Kualitas audit
auditor sektor publik harusterbebas dari pengaruh dan campur tangan serta terpisah dari pemerintah, baiksecara pribadi maupun kelembagaan.
3.2
Saran
Makalah Koreksi Kesalahan Kebijakan dan Catatan Atas Laporan Keuanganmasih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, pendapat, saran, dan kritik