• Tidak ada hasil yang ditemukan

JALAN RAYA IDAMAN Antara Fakta dan Harap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "JALAN RAYA IDAMAN Antara Fakta dan Harap"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SERBA SERBI JALAN RAYA Oleh; BAEHAQI*

Sejauh mata memandang, dari pagi hari hingga malam hari, kepadatan jalan raya membuat suasana jalanan ramai dengan klakson dan deru mesin kendaraan. Susul menyusul, saling mendahului dan bahkan saling bersenggolan antar kendaraan terasa sulit dihindari, bahkan tidak jarang semua kejadian itu berujung pada kepolisian dan pengadiilan. Gambaran ini tidak melukiskan secara utuh fenomena jalan raya masa kini, keadaan sesungguhnya mungkin lebih dramatis.

Tipikal pengendara di jalan raya sangatlah beragam, dari yang bertipikal amatir, bertipikal berpengalaman, hingga pengendara bertipikal mahir dan profesonal. Tipe yang terakhir lebih identik dengan pengendara dalam dunia sport semisal balap motor (GP) dan balap mobil (F1). Dua tipikal pengendara ini (amatir dan berpengalaman) yang sering ditemukan di jalan raya, keduanya sering bahkan melulu berharap satu dan lainnya untuk saling mengerti. Bagi pengendara amatir, rasa maklum diharapkan dari pengendara berpengalaman atas gaya nya memacu kendaraan. Sebaliknya pengendara berpengalaman berharap, pengendara amatir bisa memberi ruang gerak agar laju kendaraan tidak terganggu. Harapan-harapan tersebut terkomunikasikan hanya melalui bahasa tubuh atau bahasa gerak berkendara.

(2)

kepada pengendara lainnya. Sebaliknya pengendara berpengalaman bisa saja bersikap amatir karena kecenderungannya melakukan aksiaksi berbahaya di jalan raya. Untuk itu, kedua tipikal pengendara tersebut perlu diberikan ciri-ciri agar merepresentasikan tulisan ini. Dan tentang legalitas kepemilikan SIM tidak dimasukan ke dalam ciri pengendara, karena alasan penyebutan tipikal dimaksud sebatas pelabelan untuk para pengendara di jalan raya.

Pengendara amatir bercirikan antara lain; pengendara yang sedang belajar mengemudi, baru bisa mengemudi, tidak mengerti etika/tatacara mengemudi dan tidak mematuhi ramburambu lalu lintas. Sedangkan pengendara berpengalaman cirinya adalah pengendara yang sudah mampu mengendalikan kendaraannya, mematuhi tata tertib lalu lintas, memiliki etika berkendara di jalan raya dan memberi ruang gerak bagi pengendara lainnya.

Perbedaan keduanya dilihat dari aspek berkendara, yang sedang belajar dan baru bisa berkendara, disinyalir mengalami kesulitan dalam memahami waktu pengereman, waktu untuk mendahului, dan waktu untuk menempatkan posisi kendaraannya. Sedangkan persamaan keduanya adalah dalam hal etika berkendara dan tertib lalu lintas.

(3)

Kemacetan dan kepadatan kendaraan pada akhirnya tidak dapat dihindarkan. Sulit untuk menentukan jamjam macet saat ini, ada yg bilang jam macet pagi antara pukul 06:00 sampai 09:00 dan jam macet sore dari pukul 17:00 sampai 21:00, tapi pada praktiknya tidak jarang didapati pada jam tersebut justru arus lalu lintas cukup lancar. Sebaliknya, jam pagi diatas jam 09:00 dan jam malam diatas jam 21:00 sering pula ditemui kemacetan akibat membludaknya jumlah kendaraan.

Situasi sulit ini semakin bertambah rumit manakala kebijakan pemerintah terkadang tidak mengena sasaran, kebijakan yang terkesan dibuat begitu tergesa-gesa. Sebut saja misalnya kebijakan membuat ‘polisi tidur’ (aspal yang dittinggikan) di jalan raya/jalan utama, semula dimaksud menghambat laju kendaraan agar kepadatan jalan dapat terurai, ternyata yang terjadi sebaliknya, malah menimbulkan kemacetan berkelanjutan dan menimbulkan keluhan-keluhan “bernada sisnis’.

(4)

memarkir kendaraannya (bahkan berhenti untuk waktu lama) di pinggir jalan utama tanpa memedulikan dampak bagi pengendara lainnya, hal yang kemudian terlihat sebagai pemandangan seharihari.

Bahkan niat serius pemerintah menciptakan jalan raya yang lancar, aman dan nyaman melalui pelebaran jalan, pembuatan jalan putar (ring road), pembuatan bundaran, dan pembuatan jalan layang (fly over), belum dapat mengatasi kemacetan jalan. Ironisnya pembuatan jalanjalan tersebut yang memakan waktu hingga berbulan-bulan bahkan tahunan, menimbulkan kemacetan yang lebih parah. Seolah, seiring dengan kebijakan pemerintah membangun fasilitas-fasilitas jalan raya, seiring itu pula jumlah kendaraan semakin bertambah. Dan akhirnya kemacetan diibaratkan sebuah “takdir” yang tidak dapat dihindari, kepadatan kendaraan di jalan raya seolah menjadi sesuatu yang ‘menakutkan’. Apa mao dikata, lewat manapun pasti macet, biarlah ini memang takdir, begitu kira-kira gumaman para pengendara di jalan raya.

Tulisan ini dimaksudkan untuk semua karakteristik pengendara baik laki-laki maupun wanita dengan varian usia, dan untuk semua jenis kendaraan baik roda dua, roda tiga, roda empat, kendaraan barang dan kendaraan angkut lainnya.

(5)

Tetapi mungkin, persoalan jalan raya yang sangat beragam itu dapat diatasi secara bersama-sama jika; (a) pemerintah bersama legislatif, aparat kepolisian dan dinas terkait membentuk forum/lembaga untuk mengkaji, menganalisis serta mencari formula penanggulangan kepadatan jalan raya untuk 20 tahun ke depan, sehingga setiap kebijakan yang dikeluarkan tidak terkesan tergesagesa; (b) Menggunakan langkah ekstrem dalam menegakkan peraturan berlalu lintas, sehingga tidak lagi ditemui pengendara yang parkir dan berhenti di sembarang tempat, kendaraan yang menerobos lampu lalu lintas, pengendara yang berjalan diluar batas garis jalan, pengendara yang tidak memosisikan kendaraannya sesuai ketentuan, dan (c) menempatkan lahar pasar (buah-buahan dan sayur mayur), sarana wisata kuliner dan terminal, diluar jalan raya yang ramai dilalui pengendara.

Langkah berikutnya yang dirasa perlu segera dibenahi adalah; membuat mulus jalan sehingga tidak nampak lagi jalan yang bolong, jalan yang retak, jalan yang bergelombang, jalan yang dipenuhi kerikil dan jalan yang ada ‘polisi tidur’ nya. Sambil kemudian menegakkan disiplin berlalu lintas tanpa syarat, disini peran kepolisian dan dinas perhubungan sangatlah vital.

Dasar-dasar tulisan ini merujuk kepada; (a) Undang-Undang Nomor. 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pasal 24 bahwa setiap orang yang menggunakan jalan diwajibkan berperilaku tertib; (b) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas pasal 1 ayat 2, bahwa lalu lintas adalah gerak kendaraan

dan orang di ruang lalu lintas, pasal 24 bahwa kecelakaan lalu lintas adalah suatu

(6)

dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda; (c) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan; (d) Undang-undang Noomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; (e)

Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; (f)

Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Pasal 57 ayat (1) bahwa; wewenang

penyelenggaraan jalan ada pada pemerintah dan pemerintah daerah; (g) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; (h) Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 tentang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor pasal 2 huruf (c) poin (2) bahwa; penyediaan data untuk proses dukungan hukum pelangaran lalu lintas.

Semoga bermanfaat. Amin.

Referensi

Dokumen terkait

You probably recognized it as a cold call because the person sounded a bit robotic and kept talking without allowing the conversation to "breathe." </p> <p>If

In order to make big money online and create killer products which will be lapped up by potential customers you need to realize that it’s not just your passions, hobbies, and

I would lock myself in my room and take the phone off the hook...or even better, find a place away from your normal environment, a quiet peaceful place, preferably around nature -

[r]

Writing effective technical and industrial product press releases for online media sources can significantly increase your Web site’s exposure.. The headline of a press release

WAL Fixed Income Fund merupakan salah satu produk investasi (unit-link) yang diterbitkan oleh WanaArtha Life, dengan mayoritas penempatan investasi pada

(Look them at this list compiled by the World Wide Web Virtual Library: http://archive.museophile.org/bookstores) The reasons for doing this is that for every book you can read

Business Analysis, Requirements Engineering, Business Requirements, Business Analysis Training, Requirements Training, Use Cases, Use Case Training, Requirements