• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Masyarakat Terhadap Susilo Bambang Yudhoyono (Suatu Penelitian Deskriptif Kuantitatif di Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Masyarakat Terhadap Susilo Bambang Yudhoyono (Suatu Penelitian Deskriptif Kuantitatif di Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DESKRIPSI LOKASI, TOKOH, DAN ISU-ISU PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian A.1 Lokasi Geografis

Kecamatan Darul Makmur merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh yang terdiri dari 40 desa. Dari 40 desa tersebut peneliti akan melakukan penelitian di Desa Sukaraja.

Desa Sukaraja adalah sebuah desa yang memiliki luas area tanah berkisar 825,12 ha yang berupa pemukiman penduduk, areal perkebunan sawit, coklat, dan karet, areal persawahan, dan hutan. Desa Sukaraja memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Krueng Tripa

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Alue Bilie dan Desa Sukajadi 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gunong Cut

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tuwi Buya dan Alue Bilie.20 Desa Sukaraja berbatasan langsung dengan ibukota Kecamatan Darul Makmur yaitu Desa Alue Bilie. Desa Sukaraja dapat dikatakan cenderung lebih maju dibanding desa-desa lainnya yang berada jauh dari ibukota kecamatan. A.2 Demografi

A.2.1 Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk di Desa Sukaraja adalah 925 jiwa yang terdiri dari laki-laki 463 dan perempuan 462 dengan jumlah kepala keluarga 246 KK. Masyarakat Desa Sukaraja merupakan sebuah komunitas campuran, terdiri dari suku Aceh,

20

(2)

Jawa, Mandailing, Minang, dan lain-lain dengan bahasa yang digunakan juga beragam. Secara keseluruhan masyarakat Desa Sukaraja menganut agama Islam.

Klasifikasi penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2.1: Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Sukaraja

No. Jenis Kelamin Frekuensi

1. Laki-laki 463

2. Perempuan 462

Jumlah Penduduk 925

Sumber: Diolah dari data Kantor Keuchik Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh.

Berdasarkan tabel diatas, jumlah penduduk Desa Sukaraja berdasarkan jenis kelamin adalah berimbang antara laki-laki dan perempuan, yaitu laki-laki 463 dan perempuan 462 orang.

Tabel 2.2: Penduduk Menurut Umur di Desa Sukaraja

No. Kelompok Umur Frekuensi

1. 0-12 180

2. 13-23 210

3. 24-34 222

4. 35-45 165

5. 46-56 115

6. 57-67 20

7. 68-78 6

(3)

Jumlah 925

Sumber: Diolah dari data Kantor Keuchik Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk terbanyak terdapat pada responden yang berusia 24-23 tahun yaitu 222, diikuti dengan responden yang berusia 13-23 tahun yaitu 210, sedangkan jumlah terkecil yaitu pada usia 68-78 tahun.

A2.2 Agama Yang Dianut Penduduk Di Desa Sukaraja

Tabel 2.3: Agama Yang Dianut Penduduk Desa Sukaraja No. Agama Yang Dianut Frekuensi

1. Islam 925

2. Protestan -

3. Katolik -

4. Hindu -

5. Budha -

Jumlah 925

Sumber: Diolah dari data Kantor Keuchik Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas masyarakat Desa Sukaraja memeluk agama Islam yaitu sebanyak 925 orang.

A.2.3 Tingkat Pendidikan Penduduk

(4)

Tabel 2.4: Tingkat Pendidikan Penduduk No. Tingkat Pendidikan Frekuensi

1. Tidak/Belum Sekolah 45

2. TK 67

3. Tidak Tamat SD 19

4. SD 81

5. SLTP 256

6. SLTA 339

7. DI/D2/D3 59

8. S1 57

9. S2 1

Jumlah 925

Sumber: Diolah dari data Kantor Keuchik Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan terbesar responden adalah SMA yaitu 339 orang, dilanjutkan dengan tingkat pendidikan SLTP sebanyak 256 orang. Dan tingkat pendidikan dengan jumlah terkecil adalah S2 sebanyak 1 orang.

A.2.4 Mata Pencaharian Penduduk Desa Sukaraja

Tabel 2.5: Mata Pencaharian Penduduk Desa Sukaraja

No. Mata Pencaharian Frekuensi

1. Pegawai Negeri Sipil 93

2. Karyawan Swasta 56

(5)

4. Petani 435

5. Buruh 65

6. Dan lain-lain 27

Jumlah 925

Sumber: Diolah dari data Kantor Keuchik Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 435 jiwa bekerja sebagai petani, 249 jiwa bekerja sebagai wiraswasta, dan 93 jiwa bekerja sebagai pegawai negeri sipil. Selebihnya bekerja sebagai di perkebunan swasta sebagai karyawan 56 jiwa dan buruh 65 jiwa. Sedangkan 27 jiwa lainnya adalah pelajar, ibu rumah tang, dan anak-anak yang belum bekerja.

A.2.5 Lembaga Pendidikan

Adapun lembaga pendidikan penduduk di Desa Sukaraja. Untuk memperjelas pendidikan yang ada di Desa Sukaraja dapat dilihat di tabel di bawah.

Tabel 2.6: Lembaga Pendidikan

No. Tingkat Jumlah

Sekolah

Kondisi Baik/Buruk

1. TK 1 Baik

2. SD 1 Baik

3. SLTP - -

4. SLTA - -

(6)

Desa Sukaraja memiliki 1 TK dan 1 Sekolah Dasar, meskipun demikian pendidikan masyarakat Desa Sukaraja tidak tertinggal karena mereka dapat melanjutkan pendidikan SMP dan SMA di ibukota kecamatan yang berbatasan langsung dengan Desa Sukaraja.

A.2.6 Fasilitas Kesehatan Masyarakat

(7)

A.3 Skema Pemerintahan Desa Sukaraja

Sumber: Data Kantor Keuchik Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh.

A.4 Perolehan Hasil Suara Pemilihan Presiden 2009 Di Desa Sukaraja

Kepala Desa/ Keuchik Supriadi

Sekdes/Wakil Keuchik Zainun Erwina

Kaur Pemerintahan

Sukardi

Kaur Umum Sularwo

Kaur Kesra Salikin

Kepala Dusun Pace Muslim

Kepala Dusun Mangga Sukiman

Kepala Dusun Trieng Kuning

Dulmuin

(8)

Tabel 2.7: Hasil Perolehan Suara Pemilihan Presiden 2009 di Desa Sukaraja

No. Nama Calon Jumlah Suara

1. Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto 14 2. Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono 446

3. Jusuf Kalla dan Wiranto 27

Jumlah total suara 487

Sumber: Diolah dari data Kantor Keuchik Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh

Pada pemilihan presiden tahun 2009 lalu, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono berhasil memenangkan 446 suara dari total 487 suara sah di Desa Sukaraja. Masyarakat Desa Sukaraja sangat mengagumi sosok Susilo Bambang Yudhoyono karena dinilai masyarakat sebagai seorang yang santun dan berwibawa, terlihat dari cara Susilo Bambang Yudhoyono berbicara.

Pasangan Jusuf Kalla-Wiranto hanya memperoleh 27 suara sah pada pemilihan presiden 2009 di Desa Sukaraja disusul oleh Pasangan Megawati-Prabowo Subianto sebanyak 14 suara sah. Sebenarnya dapat diakatakan mesin partai Golkar, Geindra, dan Hanura tidak berjalan dengan baik dalam usaha memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusung di Desa Sukaraja.

B. Profil Susilo Bambang Yudhoyono B.1 Masa kecil Susilo Bambang Yudhoyono

(9)

kemenangan. Susilo Bambang Yudhoyono seorang yang santun, penuh kesusilaan, ksatria, dan berhasil memenangkan setiap peperangan.21

Selanjutnya Susilo atau Sus, begitu keduanya orang tuanya memanggil adalah anak desa yang cerdas dan pandai bergaul. Posturnya kurus tinggi, dan kulitnya yang kuning bersih membedakannya dari teman-teman sebayanya yang umunya berkulit legam dan terbakar terik matahari.

Susilo Bambang Yudhoyono adalah putra satu-satunya dari pernikahan Soekotjo dan Siti Habibah sehingga kasih sayang tercurah penuh pada anak semata wayangnya. Sang ayah Soekotjo, lebih menitikberatkan pada kerja keras dan disiplin sedangkan sang ibu, Siti Habibah lebih menitikberatkan pada masalah iman dan ketakwaan.

B.2 Masa Sekolah Susilo Bambang Yudhoyono

Susilo Bambang Yudhoyono menamatkan pendidikan dasarnya di Sekolah Rakyat Gajahmada (sekarang SDN Baleharjo I), dan tinggal bersama dengan pamannya yaitu Sastro Suyitno yang pada saat itu menjabat sebagai seorang Lurah Desa Ploso, Pacitan. Pada masa kecilnya, ia mengasah dan menyalurkan bakat dengan menulis puisi, cerpen, bermain teater dan bermain band juga senang melukis, dan wayang orang. Karya-karya cerpen dan puisinya sempat dikirim ke majalah anak-anak saat itu seperti Majalah Kuncung. Dunia olah raga juga digelutinya seperti bola volley, beladiri dan ia suka travelling baik dengan berjalan kaki maupun bersepeda.

Pada saat Susilo duduk di kelas lima Sekolah Rakyat di Desa Purwosari, Kecamatan Kebonagung sang ayah megajaknya pesiar dari Pacitan ke Jawa Tengah. Mereka mengunjungi Akedemi Militer Nasional (AMN) di Magelang. Ketertarikan Susilo pada militer dimulai dan terbersit dalam hatinya untuk menjadi tentara. Apalagi, sang ayah juga merupakan prajurit Angkatan Darat yang bertugas di Koramil. Cita-citanya ingin menjadi seorang tentara diwujudkannya

21

(10)

ketika ia lulus SMA dan mendaftarkan diri akhir tahun 1968 ke AKABRI namun karena terlambat mendaftar akhirnya ia malah memilih Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama ( PGSLP ) Malang sambil mempersiapkan untuk masuk AKABRI.22

Menjelang akhir 1969, ketika pendaftaran akabri kembali dibuka, Susilo mendaftarkan diri dari Malang. Dalam tes pertama di Malang, ia dinyatakan lulus dan berhak mengikuti tes lanjutan di Bandung dan kembali dinyatakan lulus untuk mengikuti pendidikan yang akan dimulai pada awal 1970 di Magelang selama seminggu Susilo bersama 1.121 calon taruna menjalani perpelocoan yang bertujuan untuk mengubah pola piker dan pola tindak dari seorang sipil menjadi militer, yang serba ketat dan disiplin.

Selesai masa pelonco, Susilo resmi menjadi warga Lembah Tidardan berhak mengikuti pendidikan dasar kemiliteran bersama teman-temannya. Dalam pendidikan basis militer ini Susilo bersama teman-temannya diperkenalkan tata cara kehidupan militer. Selain itu, mereka mempelajari peraturan baris berbaris, peraturan dinas Garnisu, hingga ke tata upacara militer. Mereka juga mempelajari keterampilan dasar militer, seperti menembak, teknik dasar bertempur, dan berbagai keterampilan militer lainnya. Fisik juga dibentuk dalam kegiatan kegiatan fisik. Seperti senam balok, ataupun senam senjata.

Prestasi Susilo mulai terlihat ketika memasuki tahun kedua, dimana ia terpilih menjadi Komandan Divisi Korps Taruna (Dandivkortat) yang membawahi sekitar 3000 taruna akademi militer. Sekitar satu tahun ia menduduki jabatan ini, untuk kemudian menyerahkan jabatan kepada adik kelasnya, Sjafrie Samsoeddin. Selain itu berbagai penghargaan di bidang kepribadian, intelektual, hingga penghargaan bidang fisik. Dan dalam kurun

22

(11)

waktu empat tahun ia telah mendapatkan tujuh bintang penghargaan, sebuah prestasi yang belum pernah dimiliki taruna lainnya.

Daftar penghargaan yang diterima Susilo Bambang Yudhoyono selama masa pendidikannya di Akabri :

1. Bintang Kepribadian Kartika Tanggon Kosala (1970) 2. Bintang Intelek Kartika Ati Tanggap (1971)

3. Bintang Kepribadian Kartika Tanggon Kosala (1971) 4. Bintang Intelek Kartika Ati Tanggap (1972)

5. Bintang Kepribadian Kartika Tanggon Kosala (1972) 6. Bintang Adhi Makayasa (1973)

Setamatnya dari Akabri, Susilo terpilih mengikuti pendidikan di pusat pendidikan militer ternama Angkatan Darat Amerika Serikat bernama Rangers School dan Airbone School di Fort Benning karena pengakuan terhadapnya sebagai seorang perwira yang punya masa depan. Katika pun ia telah bertugas di Mabes TNI-AD, ia kembali mendapat kesempatan sekolah ke Amerika Serikat dari tahun 1982-1983 untuk mengikuti kursus Infantry Officer advance cource sekaligus praktek kerja di Divisi 82 Lintas Udara Angkatan Darat AS.

B.3 Perjalanan Karir Susilo Bambang Yudhoyono B.3.1 Karir Militer

(12)

jabatan sebagai Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak. Di tanah air, tugas selanjutnya sudah menanti, yaitu bertempur di Timor Timur bersama anak buahnya yang telah terlebih dahulu berangkat ke medan tempur. Operasi Seroja, sandi operasi di Timor Timur dijalani Susilo selama 13 Bulan menghadapi pasukan Falintil. Sepulangnya bertugas dari Operasi Seroja, Susilo kembali ke Batalyon 330 dan menjadi Komandan Peleton Mortir 81 yang nantinya akan kembali ditugaskan ke Timor Timur.

Setelah dua tahun bertugas sebagai perwira seksi operasi di mar kas Brigif Linud 17/Kujang I, akhirnya Susilo di promosikan menjadi Komandan Kompi Senapan C Yonif Linud 330/Tri Dharma.23 Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981, Paban Muda Sops SUAD (1981-1982. Periode 1982-1984, ia belajar di Infantry Officer Advanced Course (Fort Benning) Amerika Serikat.

Tahun 1983, ia belajar pada On the job training in 82-nd Airbone Division (Fort Bragg) Amerika Serikat, Jungle Warfare School (Panama, Kursus Senjata Antitank di Belgia dan Jerman pada tahun 1984, Kursus Komando Batalyon (1985) dan meniti karier di Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985), Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988), dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988).

Periode 1988-1989, ia Sekolah Komando Angkatan Darat dan belajar di

US Command and General Staff College pada tahun 1991. Periode (1989-1993),

ia bekerja sebagai Dosen Seskoad Korspri Pangab, Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994, Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995) serta Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (1995-1996). Pada

23

(13)

tahun 1997, ia diangkat sebagai Kepala Angkatan Bersenjata dan Staf Urusan Sosial dan Politik. Ia pensiun dari kemiliteran pada 1 April 2001 oleh karena pengangkatannya sebagai menteri.

Lulusan Command and General Staff College (Fort Leavenwort) Kansas Amerika Serikat dan Master of Art (MA) dari Management Webster University Missouri ini juga meniti karier di Kasdam Jaya (1996), dan Pangdam II/Sriwijaya sekaligus Ketua Bakorstanasda. Karier militernya terhenti sebagai Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI) dengan pangkat Jenderal.

B.3.2 Karier politik

Tampil sebagai juru bicara Fraksi ABRI menjelang Sidang Umum MPR 1998 yang dilaksanakan pada 9 Maret 1998 dan Ketua Fraksi ABRI MPR dalam Sidang Istimewa MPR 1998. Pada 29 Oktober 1999, ia diangkat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi di pemerintahan pimpinan Presiden Abdurrahman Wahid.24 Setahun kemudian, tepatnya 26 Oktober 1999, ia dilantik sebagai Menteri Koordinator Politik, Sosial, dan Keamanan (Menko Polsoskam) sebagai konsekuensi penyusunan kembali kabinet Abdurrahman Wahid.

Dengan keluarnya Maklumat Presiden pada 28 Mei 2001 Menko Polsoskam ditugaskan untuk mengambil langkah-langkah khusus mengatasi krisis, menegakkan ketertiban, keamanan, dan hukum secepat-cepatnya lantaran situasi politik darurat yang dihadapi pimpinan pemerintahan. Saat itu, Menko Polsoskam sebagai pemegang mandat menerjemahkan situasi politik darurat tidak sama dengan keadaan darurat sebagaimana yang ada dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1959.

Belum genap satu tahun menjabat Menko Polsoskam atau lima hari setelah memegang mandat, ia didesak mundur pada 1 Juni 2001 oleh pemberi mandat karena ketegangan politik antara Presiden Abdurrahman Wahid dan DPR. Jabatan

24

(14)

pengganti sebagai Menteri Dalam Negeri atau Menteri Perhubungan yang ditawarkan presiden tidak pernah diterimanya.25

Kabinet Gotong Royong pimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri melantiknya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) pada 10 Agustus 2001. Merasa tidak dipercaya lagi oleh presiden,26 jabatan Menko Polkam ditinggalkannya pada 11 Maret 2004. Berdirinya Partai Demokrat pada 9 September 2002 menguatkan namanya untuk mencapai kerier politik puncak. Ketika Partai Demokrat dideklarasikan pada 17 Oktober 2002, namanya dicalonkan menjadi presiden dalam pemilu presiden 2004.27

Setelah mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam dan sejalan dengan masa kampanye pemilu legislatif 2004, ia secara resmi berada dalam koridor Partai Demokrat. Keberadaannya dalam Partai Demokrat menuai sukses dalam pemilu legislatif dengan meraih 7,45 persen suara. Pada 10 Mei 2004, tiga partai politik yaitu Partai Demokrat, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan Partai Bulan Bintang secara resmi mencalonkannya sebagai presiden dan berpasangan dengan kandidat wakil presiden Jusuf Kalla.

Sebagai seorang pemimpin Negara, Susilo Bambang Yudhoyono mengedepankan kepentingan nasional diatas segalanya. Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan ke beragam pihak untuk mau terlibat aktif dalam pembangunan nasional dan menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan untuk membangun Indonesia yang bermartabat.

Hal ini terlihat jelas pada awal kepemimpinannya. dalam pidato kenegaraan saat pelantikan presiden tahun 2004, Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan:

Kini saatnya bagi kita untuk melangkah bersama, menjemput masa depan. Masa bersaing telah kita lalui, kini masanya untuk bersatu. Masa berucap

25

Munawar Fuad Noeh, SBY dan Islam, Depok: eLSAKU, 2004, h. 16 26

Op. Cit, h. 81 27

(15)

dan berjanji pun telah kita lalui, kini masanya untuk bertindak dan bekerja. Kini saatnya bagi kita untuk bersatu dan berkreasi, dan dalam karya bersama. Kini sudah saatnya kita memusatkan tekad, semangat, pikiran, dan perhatian untuk mengatasi berbagai tantangan dan persoalan yang kita hadapi, tantangan dan persoalan yang dihadapi rakyat, bangsa, dan negara kita. Kita harus mengatasinya secara bersamap-sama. Karena memang pemerintah yang saya pimpin tidak mungkin bisa mengatasi tantangan dan persoalan bangsa ini, tanpa dukungan dan partisipasi rakyat, serta seluruh komponen bangsa.

Setelah masa jabatannya selesai pada 2009, Susilo Bambang Yudhoyono kembali mencalonkan diri sebagai presiden Republik Indonesia untuk masa jabatan 2009-2014. Susilo Bambang Yudhoyono berpasangan dengan Boediono seorang ekonom terkenal di Indonesia yang pernah juga menajabat sebagai Gubernur Bank Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan, Menteri Negara Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, dan Direktur Bank Indonesia (sekarang setara Deputi Gubernur). Saat ini ia juga mengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada sebagai Guru Besar. Dan akhirnya pasangan ini berhasil memenangkan pemilihan presiden dan wakil presiden untuk 2009-2014.

B.3.3 Kehidupan Pribadi

(16)

Berikut Ringkasan karir Susilo Bambang Yudhoyono:28

 Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (1974-1976)

 Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad (1976-1977)

 Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)

 Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978)

 Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981)

 Paban Muda Sops SUAD (1981-1982)

 Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)

 Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988)

 Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)

 Dosen Seskoad (1989-1992)

 Korspri Pangab (1993)

 Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994)

 Asops Kodam Jaya (1994-1995)

 Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)

 Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia -Herzegovina (sejak awal November 1995)

 Kasdam Jaya (1996-hanya lima Bulan)

 Pangdam II/Sriwijaya (1996-) sekaligus Ketua Bakorstanasda

 Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998)

 Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI (1998-1999)

 Mentamben (sejak 26 Oktober 1999)

 Menko Polsoskam (Pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid)

 Menko Polkam (Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri) mengundurkan diri 11 Maret 2004

 Presiden Republik Indonesia (2004-2009)

 Presiden Republik Indonesia (2009-Sekarang)

28

(17)

Daftar penghargaan yang diperoleh oleh Susilo Bambang Yudhoyono:29

 Tri Sakti Wiratama (Prestasi Tertinggi Gabungan Mental Fisik, lan Intelek), 1973

 Adhi Makayasa (lulusan terbaik Akabri 1973)

 Satya Lencana Seroja, 1976

 Honor Graduate IOAC, USA, 1983

 Satya Lencana Dwija Sista, 1985

 Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI, 1989

 Dosen Terbaik Seskoad, 1989

 Satya Lencana Santi Dharma, 1996

 Satya Lencana United Nations Peacekeeping Force (UNPF), 1996

 Satya Lencana United Nations Transitional Authority in Eastern Slavonia, Baranja, and Western Sirmium (UNTAES), 1996

 Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, 1998

 Bintang Yudha Dharma Nararya, 1998

 Wing Penerbang TNI-AU, 1998

 Wing Kapal Selam TNI-AL, 1998

 Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, 1999

 Bintang Yudha Dharma Pratama, 1999

 Bintang Dharma, 1999

 Bintang Maha Putera Utama, 1999

 Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik, 2003

 Bintang Asia (Star of Asia), 2005, oleh BusinessWeek

 Bintang Kehormatan Darjah Kerabat Laila Utama, 2006, oleh Sultan Brunei

 Doktor Honoris Causa, 2006, oleh Universitas Keio

 Darjah Utama Seri Mahkota, 2008, oleh Yang DiPertuan Agong Tuanku Mizan Zainal Abidin

29

(18)

 100 tokoh Berpengaruh Dunia 2009 kategori Pemimpin & Revolusioner Majalah TIME, 2009, oleh TIME

C. Isu-Isu yang Berkembang

Setelah terpilih kembali sebagai presiden Republik Indonesia untuk masa jabatan 2009-2014, banyak isu yang berkembang seputar Susilo Bambang Yudhoyono. Isu-isu itu membentuk persepsi negatif di masyarakat karena lebih menonjolkan kelemahan dan kegagalan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai seorang presiden di banding menyorot keberhasilannya.

Isu-isu yang berkembang itu seperti: 1. Isu Ekonomi

Dalam persoalan ekonomi, Susilo Bambang Yudhoyono dianggap belum berhasil. Hal ini dibuktikan dengan makin tingginya angka pengangguran yang secara tidak langsung juga menciptakan orang-orang miskin baru atau lingkaran setan kemiskinan (vicious circle poverty) seperti diungkapkan oleh Nurkse. Apabila seseorang itu miskin maka seterusnya dia akan miskin, kecuali pemerintah memberikan peluang bagi mereka untuk merubah nasib misalnya dengan memberikan atau membuka lapangan pekerjaan yang cukup.

Isu kenaikan barang-barang seperti bahan pokok dan pencabutan subsidi atas Bahan Bakar Minyak (BBM) banyak dikeluhkan oleh masyarakat yang kesulitan untuk bertahan hidup jika harga barang-barang kembali dinaikkan. Hal ini kemudian diberitakan secara terus menerus di media massa dan mempengaruhi pandangan masyarakat tentang Susilo Bambang Yudhoyono.

2. Isu Hukum

(19)

penegakan hukum ini kadang melibatkan masyarakat itu sendiri, keluarga, maupun lingkungan terdekatnya yang lain (tetangga, teman, dan sebagainya). Namun inkonsistensi penegakan hukum ini sering pula mereka temui dalam media elektronik maupun cetak, yang menyangkut tokoh-tokoh masyarakat (pejabat, orang kaya, dan sebagainya).

Contoh inkonsistensi ini seperti misalnya seorang koruptor kelas kakap dibebaskan dari dakwaan karena kurangnya bukti, sementara pencuri ayam bisa terkena hukuman tiga Bulan penjara karena adanya bukti nyata. Sehingga dapat di katakan aparat penegak hukum (hakim, jaksa, polisi, advokat) juga mudah atau dimudahkan untuk melakukan berbagai tindakan tercela dan sekaligus juga melawan hukum.

3. Isu Politik

Persoalan politik seperti ricuh persilangan pendapat antar partai-partai dalam penetapan electoral threshold bagi partai politik serta koalisi yang rapuh dalam pemerintahan menjadikan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Koalisi yang dibentuk Susilo Bambang Yudhoyono nyatanya tidak mampu mengamankan kebijakan dan program-program yang telah disusun. Hal ini menjadikan segala kebijakan yang dibuat oleh Susilo Bambang Yudhoyono sering tidak berjalan dengan baik.

Gambar

Tabel 2.1: Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Sukaraja
Tabel 2.5: Mata Pencaharian Penduduk Desa Sukaraja
Tabel 2.6: Lembaga Pendidikan
Tabel 2.7: Hasil Perolehan Suara Pemilihan Presiden 2009 di Desa Sukaraja

Referensi

Dokumen terkait

Also the rules in Clash Of Clans and Pou also make the player will never be in a game over state, in contrast to Subway Surfers that allows players to

Meskipun demikian, suatu tender untuk proyek berdasarkan inisiasi swasta (Unsolicited), pemrakarsa proyek dapat menerima poin tambahan pada saat evaluasi tender, hak untuk

Khusus: Mahasiswa mampu menyimpulkan data terhadap rata-rata suatu populasi dengan dua variabel acak setelah diberikan penjelasan tentang pemilihan ukuran sampel untuk

Ditujukan kepada upaya perluasan daya tampung satuan Pendidikan Islam dengan mengacu kepada skala prioritas nasional dengan memberikan kesempatan yang sama bagi

STATISTICS The science of collecting, organizing, presenting, analyzing , and interpreting data to assist in making more effective

FREQUENCY TABLE A grouping of qualitative data into mutually exclusive classes showing the number of.. observations in

1) peserta didik mengingat kembali isi teks cerita pendek dari unsur-unsur pembangun cerita. 2) peserta didik membaca naskah cerpen yang telah disediakan. 3) Peserta

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kepatuhan perpajakan antara responden yang sudah menikah dengan yang belum menikah.. Variabel independen