• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemanfaatan hutan selama ini hanya memandang hasil hutan kayu, hal ini

menyebabkan penebangan hutan yang tidak terkendali yang mengakibatkan

kerusakan hutan (deforestasi). Selain itu alih guna lahan hutan menjadi lahan

perkebunan, pertanian, dan pemukiman menyebabkan laju kerusakan hutan

semakin bertambah. Padahal, pemanfaatan hutan tidak terbatas hanya produksi

kayu dan hasil hutan non kayu, tetapi juga hasil hutan lainnya seperti plasma

nuftah, penyerapan karbon, dan jasa lingkungan (Suhendang, 2002).

Terdegradasinya keadaan hutan menyebabkan usaha kehutanan secara

ekonomis kurang menguntungkan dibandingkan usaha komoditi agribisnis lainnya,

sehingga memicu kebijakan pemerintah pusat dan daerah yang menginginkan

mengkonversi hutan alam menjadi penggunaan lainnya, seperti hutan tanaman

industri pulp, perkebunan, karet, kopi, coklat, dan lain-lain. Secara legal konversi

lahan hutan sering dilakukan melalui revisi tata guna lahan tingkat kabupaten dan

provinsi. Akibat kebijakan tersebut luas hutan alam di Indonesia terus menyusut

dari tahun 1990 sampai tahun 2010, yaitu dari 1,8 juta hektar per tahun menjadi

1,17 juta hektar per tahun (Dirjen Planalogi Kehutanan, 2010).

Indonesia adalah Negara dengan lahan hutan mencapai 60% dari area negara.

Keberadaan hutan sangat penting tidak hanya untuk ekonomi nasional dan

kehidupan masyarakat lokal, tetapi juga lingkungan global. Indonesia merupakan

tempat berkumpulnya mega keanekaragaman hayati dan penjaga lahan hutan

(2)

masih ada akan terancam keberadaannya untuk dikonversi menjadi lahan

perkebunan kelapa sawit maupun hutan tanaman industri.

Lahan yang dikonversi dan dikelola dengan benar, akan menghasilkan

kapasitas serapan karbon yang meningkat. Namun demikian, hutan ketika

dikonversi menjadi bentuk penggunaan lain dan mengalami gangguan akan

berubah menjadi sumber emisi. Saat ini sejumlah hutan tropika mengalami

degradasi hebat, diantaranya disebabkan konversi hutan menjadi areal pertanian,

perkebunan dan pemukiman.

Dalam rangka menjawab kebutuhan kebijakan alternatif, diperlukan kajian

tentang pola penggunaan lahan yang sesuai dengan upaya mitigasi perubahan

iklim. Seberapa besar relevansi perkebunan kelapa sawit dapat dijadikan sebagai

penyedia jasa lingkungan yang menghasilkan penerimaan ekonomi, tanpa harus

mengubahnya menjadi penggunaan lahan tertentu yang menurunkan simpanan

karbon dan seberapa besar serapan karbon kelapa sawit dibandingkan pohon

dalam hal konversi lahan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit.

Jasa lingkungan yang dimaksud adalah REDD (Reducing Emissions from

Deforestation and Forest Degradation), yaitu sebuah mekanisme pembayaran

kompensasi atas pengalihan alokasi penggunaan lahan perkebunan kelapa sawit

sehingga mampu menghindarkan terjadinya deforestasi atau degradasi hutan.

Salah satu indikator penting untuk suatu lanskap dapat dimasukkan ke program

REDD adalah terjadinya penurunan emisi atau peningkatan simpanan karbon

(3)

hutan akibat degradasi yang berkesinambungan yang diakibatkan kebakaran yang

berulang kali dan penebangan illegal.

Vegetasi mempunyai peranan yang sangat penting terhadap penurunan emis i

gas rumah kaca. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu

penyerap CO2 yang ada di bumi. Penyerapan karbon oleh kelapa sawit ditentukan

melalui proses fotosintesis dan pelepasan oksigen melalui respirasi. Hasil

penelitian Henson (1999) mengungkapkan bahwa dalam proses fotosintesis

(assimilasi) kelapa sawit menyerap sekitar 161 ton CO2 per hektar per tahun.

Seluruh tanaman/tumbuhan menggunakan CO2 dalam proses fotosintesis dan

menghasilkan O2 dan energi yang sebagian energi tersebut tersimpan dalam

bentuk biomassa (stok karbon).

Melihat fungsi kelapa sawit (Elaeis guneensis Jacq.) sebagai penyerap

karbon, informasi mengenai jumlah karbon yang disimpan oleh kelapa sawit

menjadi penting. Di Sumatera Utara khususnya di Kabupaten Langkat memiliki

potensi yang sangat besar terutama perkebunan kelapa sawit. Kabupaten Langkat

merupakan salah satu wilayah yang memiliki komoditi sawit yang cukup tinggi.

Seiring dengan berkembangnya dan makin luasnya perkebunan di Kabupaten ini

maka diperlukan suatu informasi teknis tentang cadangan karbon pada perkebunan

di kelapa sawit, juga diperlukan penelitian mengenai pendugaan cadangan karbon

hingga menghasilkan informasi C-stok dan seberapa besar jumlah C-ton/ha yang

tersimpan pada tanaman kelapa sawit di PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat,

(4)

Alur Penelitian

Berikut adalah alur penelitian yang dirancang untuk mendapatkan hasil

sesuai dengan yang sebenarnya dilapangan dan dilaboratorium :

Gambar 1. Gambaran Alur Penelitian Pendugaan Cadangan Karbon Tanaman Kelapa

Sawit.

Peninjauan Lokasi (Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Besitang, Sumatera Utara)

Perencanaan Petak Ukur

Pembuatan Petak Ukur Ukuran 20 m x 20 m

Pengukuran dimensi tanaman kelapa sawit, mencakup diameter batang tinggi total dan tinggi

Penebangan tanaman sebagai sampel untuk ditimbang berat basah dan memisahkan ke dalam bagian-bagian tanaman untuk dijadikan sebagai sampel yang akan dianalisis di

Mengukur dan menimbang bagian-bagian tanaman. Batang dibagi kedalam sortiman pendek dan

diukur diameter ujungnya. Seluruh batang dan daun ditimbang untuk memperoleh

Analisis contoh uji dilaboratorium untuk mendapatkan nilai berat jenis, kadar zat terbang, kadar abu

dan kadar karbon dalam biomassa (stok karbon)

(5)

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui seberapa besar perbedaan kandungan karbon pada tiap

bagian kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) yaitu antara batang,

pelepah dan daun.

2. Mendapatkan model alometrik pendugaan karbon perkebunan kelapa

sawit di PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

3. Mendapatkan potensi kandungan karbon tanaman kelapa sawit (Elaeis

guineensis Jacq.) umur 5 tahun.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan kandungan karbon

pada bagian – bagian tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) antara

batang, pelepah dan daun.

Manfaat Penelitian

Sebagai informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan khususnya bagi

peneliti yang terkait dengan biomassa dan karbon tersimpan pada tanaman sawit

Gambar

Gambar 1. Gambaran Alur Penelitian Pendugaan Cadangan Karbon Tanaman Kelapa

Referensi

Dokumen terkait

Approved and ratified the Annual Report for the fiscal year ended on 31 December 2016 including within it the Report on the Company’s Activity, Supervision Report of the Board

International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XXXVIII-5/W16, 2011 ISPRS Trento 2011 Workshop, 2-4 March 2011,

In the third step the predicted models from the Coarse Classification including the ratings and the new found edges from Image Based Verification are used together to do a

KNP mencerminkan bagian atas laba rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada entitas induk, yang

Berdasarkan persyaratan-persyaratan dalam perjanjian pinjaman, Perusahaan dan Entitas Anak debitur diharuskan untuk mempertahankan rasio- rasio keuangan tertentu dan

The method manipulates the redundancy inherent in line pair-relations to generate artificial 3D point entities and utilize those entities during the estimation process to improve

Menyetujui dan mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing

Membawa : Laptop, Kabel Roll, Modem dan Flasdisk Acara : Kualitas Data Sekolah. Demikian atas perhatian dan kehadirannya disampaikan