• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pelaksanaan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas PONED Kabupaten Kendal Tahun 2010 - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pelaksanaan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas PONED Kabupaten Kendal Tahun 2010 - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

1

sedekat mungkin pada sarana PONED. Dengan mendekatkan

PONED di tingkat Puskesmas diharapkan sebab langsung kematian ibu dan

neonatal dapat ditangani secara dini. Untuk dapat memenuhi kebutuhan

pelayanan kegawatdaruratan di seluruh wilayah kabupaten/kota, diperlukan

minimal 4 Puskesmas mampu PONED yang berfungsi baik.

Kabupaten Kendal mempunyai 7 Puskesmas perawatan/rawat inap,

yaitu Puskesmas Sukorejo I, Boja I, Kaliwungu, Brangsong II, Rowosari II,

Pegandon, dan Cepiring. Dari 7 Puskesmas rawat inap tersebut terdapat 3

Puskesmas rawat inap yang belum mampu PONED (Puskesmas

Pegandon, Cepiring dan Brangsong II) dan 4 Puskesmas yang lain telah

mampu PONED (Puskesmas Sukorejo I, Rowosari II, Kaliwungu, Boja I).

Hasil survey pendahuluan yang dilaksanakan melalui wawancara

dengan kepala Puskesmas Rawat Inap di Brangsong, Dokter jaga dan

Bidan KIA di Puskesmas Pegandon menunjukkan bahwa PONED belum

dapat berjalan disebabkan karena selama ini belum ada dokter yang

bertugas 24 jam, belum adanya sarana & prasarana yang memadai, belum

ada petugas/tenaga kesehatan yang telah mendapatkan Pelatihan

Penanganan Gawat Darurat (PPGD) .

Dari survey pendahuluan yang dilakukan pada 4 Puskesmas yang

telah mampu PONED didapatkan data :

Tabel 1.1. Kategori Puskesmas PONED

N O.

Nama PUSKESMAS

Kunjungan Kasus Obstetri Neonatal Dalam 1 Tahun

(2)

Referensi

Dokumen terkait

Populasi yang diteliti adalah 4 informan utama terdiri dari 3 tim PONED dan Kepala Puskesmas dan 6 informan triangulasi terdiri dari Kabid Kesga DKK Semarang serta 5

Puskesmas rawat inap yang mampu menjalankan program pelayanan obstetri dan neonatal harus sesuai dengan pedoman PONED yang berlaku dengan memenuhi indikator Puskemas mampu PONED

Dari 23 kematian tersebut 1 terjadi saat hamil, 17 saat persalinan (paling tinggi dibandingkan kabupaten yang lain

Implementasi program PONED di Kota Depok didapatkan bahwa 2 Puskesmas mampu PONED sudah baik yaitu Puskesmas Pancoran Mas dan Beji dengan memenuhi 9 dari 10 indikator yang

Penelitian yang dilakukan oleh Kismoyo pada tahun 2012 juga menyatakan bahwa Puskesmas PONED di Kabupaten Kendal kurang menjamin ketersediaan obat–obat emergensi, dan

Hasil penelitian yaitu sosialisasi sudah dilakukan DKK, tidak terdapat tim persiapan pembentukan puskesmas PONED, kriteria puskesmas PONED belum semua menjadi

Populasi yang diteliti adalah 4 informan utama terdiri dari 3 tim PONED dan Kepala Puskesmas dan 6 informan triangulasi terdiri dari Kabid Kesga DKK Semarang serta 5

Analisis Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar Berdasarkan Program QA di Puskesmas PONED X Kabupaten