BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah
diperoleh setelah melakukan pengkajian, sekaligus memberikan analisis terhadap
permasalahan yang dibahas. Dalam kesimpulan ini penulis akan memaparkan
beberapa pokok pemikiran penting yang merupakan inti jawaban dari permasalahan
yang telah dikaji. Simpulan tersebut adalah sebagai berikut :
A. SIMPULAN
Di Ujung Genteng terjadi modernisasi dalam hal alat penangkapan ikan di
mana sekitar tahun 1997 pemerintah mengalokasikan bantuan berupa kemudah
memperoleh perahu yang terbuat dari fiber. Yang awal mulanya menggunakan perahu
kayu kemudian bermesin yang sangat sederhana bahkan masih banyak yang tidak
memakai mesin. Pada tahun 1997 pemerintah menggelakan, tujuannya untuk
meningkarkan hasil penangkan ikan nelayan yang memang pada sekitar tahun
1990-an ik1990-an di Ujung Genteng s1990-angat melimpah, mak1990-anya pada tahun 1997 pemerintah
mengalangkan penggunakan perahu fiber yang dimana perawatanya lebih mudah dan
punya keunggulan kecepatan. Selain itu menggunakan mesin tempel supaya
penangkapan ikan nelayan makin melimpah dikarenakan itu pada tahun itu
merupakan awal dimana hasil tangkan ikan nelayan mulai di Ekspor keluar Negeri.
Dengan adanya hal tersebut masyarakat sangat terbantu dimana hasil tangkapan
nelayan yang melimpah tidak akan lagi kesulitan untuk menjual karena seberapa
banyak hasil tangkapan nelayan akan siap menampung yang kemudian masyarakat
nelayan Ujung Genteng bisa memajukan kehidupan. Nelayan Ujung Genteng tidak
akan lepas dari bakul karena bakul sangat berperan penting dalam kehidupan nelayan
Bakul adalah orang yang mempunyai perahu sekaligus membeli dan
menampung hasil tangkapan ikan nelayan Ujung Genteng. Secara umum di Ujung
Genteng bakul di bagi menjadi tiga, bakul besar, bakul sedang, dan bakul kecil.
Nelayan Ujung Genteng tidak akan lepas dari bakul karena bakul sangat berperan
penting dalam kehidupan nelayan Ujung Genteng. Antara bakul dengan nelayan
buruh saling membutuhkan dimana para bakul memerlukan nelayan untuk
mengoprasikan perahunya dan mendapatkan hasil, sebaliknya nelayan memerlukan
perahu dan modal besar untuk melaut dan mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Biaya untuk melaut sangat lah tinggi bagi masyarakat nelayan kecil yang
tidak mempunyai modal yang besar sangat sulit untuk melaut dengan modal sendiri
makanya dengan adanya bakul terbantu walaupun sebenarnya tidak seluruhnya
membantu karena banyak hal yang tidak menguntungkan terutama bagi nelayan kecil
seperti pembagian hasil.
Di tiap daerah mempunya sistem pembagian hasil anatara nelayan buruh
dengan pemilik kapal pasti berbeda. Di Ujung Genteng sendiri sistem pembagiannya
mempunya sistem sendiri dengan kesepakatan bersama. Dimana pembagian hasil
tangkapan di Ujung Genteng seperti ini, apabila perahu dengan bermesin temple, tiap
perahu terdiri dari 3 pekerja nelayan buruh, jaring, pancing, bahan bakar, makanan
bagi nelayan dan kebutuhan lain untuk melaut semuanya di sediakan oleh bakul,
pembagian nya setelah melaut hasil tangkapan ikan dijual ke bakul yang
menyediakan kapal di Ujung Genteng ada kesepakatan dimana ikan hasil tangkapan
tidak bisa di jual ke sembarang orang harus di jual ke ke bakul yang perahunya
dipake nelayan tersebut dan harga pun di tentukan oleh bakul, setelah hasil tangkapan
ikan di jual diketahui hasil rupiahnya. Maka mulailah pembagian pertama dipotong
untuk membayar pelengkapan pada saat akan pergi melaut seperti bahan bakar,
makanan bagi nelayan dan kebutuhan lain, sisanya kemudia di bagi rata menjadi
empat bagian apabila dalam perahu itu terdapat tiga nelayan buruh pembagiannya itu
disesuaikan dengan jumlah nelayan buruh di perahu tersebut, satuan bagian untuk
tiga nelayan tersebut. Sistem penjualan lelang di Ujung Genteng tidak berjalan
semestinya,
Potensi wisata di Ujung Genteng, tak disangkal, telah menjadi nadi
perekonomian penduduk di selatan Ciracap itu. Pembiaran kawasan Ujung Genteng
tumbuh menjadi lokasi wisata ”liar” menguntungkan segelintir orang. Penduduk lokal
tidak mendapat tempat di nirwananya sendiri dan tergeser pendatang yang
berkekuatan modal. Kepemilikan tanah dari Ujung Genteng ini kebanyakan adalah
milik TNI AU. Namun, masyarakat disana dapat memiliki tempat tinggal setelah
memperoleh izin dari pihak TNI AU dan kepala desa setempat. Mayoritas penduduk
Ujung Genteng bukanlah penduduk asli setempat. Melainkan pendatang dari berbagai
daerah di sekitar Pulau Jawa dan menetap, dan kebanyakan di antaranya memiliki
tempat tinggal. Pekerjaan yang banyak digeluti masyarakat Ujung Genteng adalah
nelayan.
B. SARAN
Ujung Genteng di jadikan sebagai pangkala pendaratan ikan bagi nelayan
peribumi maupun nelayan dari luar, Ujung Genteng terjadi modernisasi dalam hal
alat penangkapan ikan, nelayan Ujung Genteng tidak akan lepas dari bakul karena
bakul sangat berperan penting dalam kehidupan nelayan Ujung Genteng. Penulis
memiliki beberapa masukan dan saran diantaranya :
a. Diperlukan kebijakan pemerintah yang nyata dalam mengatasi masa pacaklik,
salah satunya jaminan sosial. Jaminan yang dibutuhkan masyarakat nelayan
tidak meminta lebih, mereka hanya memerlukan tersedianya dana kesehatan
dan dana paceklik.
b. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di sektor
kelautan dan perikanan yang saat ini digalakkan oleh pemerintah, diharapkan
bisa menurunkan angka kemiskinan nelayan di Indonesia. Melalui
pengembangan kegiatan perekonomian masyarakat yang berbasis pada
nelayan dapat mengembangkan usaha sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhannya. Dengan demikian, diharapkan dapat memberantas kemiskinan,
menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,
khususnya di kalangan masyarakat nelayan.
c. Pemerintah perlu mendorong sektor perbankan untuk membuka kantor kasnya
di setiap Tempat Pemasaran Ikan (TPI) yang bisa mengatasi kesulitan para
bakul untuk menutup tagihannya. Termasuk fungsi perbankan disini adalah
menyediakan dana yang diperlukan nelayan untuk berlayar.
d. Pemerintah perlu menata dan mengelola dengan baik bangai mana tempat
wisata Ujung Genteng bisa menjadi tenpat wisata yang menarik, disenangi
dan di minati oleh oleh wisatawan namun masyarakatnya tetapi mempunyai
kehidupan sosial yang baik.
e. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan pendalaman
kesejarahan khususnya tema sejarah lokal yang berkaitan dengan tema
kehidupan sosial-budaya, ekonomi, pariwisata juga struktur masyarakat. Tema
mana diharapkan bisa di jadikan sebagai bahan pembelajarn sejarah lokal di
tingkat Pendidikan Dasar dan pendidikan Menengah. Dikhususkan diterapkan
di lembaga pendidikan formal di masyarakat Kecamatan Ciracap, umumnya