BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan kegiatan untuk mengetahui mengenai
penyelenggaraan program Art Education bidang industri batik fraktal dalam
mengembangkan kreativitas masyarakat pengrajin batik. Pada penelitian ini
peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan data yang dikumpulkan dalam
bentuk deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975) (dalam Moleong 2012,
hlm.4) metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati. Penelitian kualitatif ini merupakan salah satu metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data melalui penelitian berdasarkan kondisi yang
sebenarnya atau bersifat alamiah. Menurut Sugiyono (2009,hlm.1),
Metode penelitian kualitatif ini sering disebut juga metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitaif.
Maka dengan adanya hal tersebut, peneliti menggunakan penelitian kualitatif
untuk mendeskripsikan hasil penelitian mengenai penyelenggaraan program Art
Education bidang industri batik fraktal dalam mengembangkan kreativits
masyarakat pengrajin batik dengan perolehan data yang sebenarnya. Menurut
Sugiyono (2014, hlm15), penelitian kualitatif adalah:
Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat indukif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Metode penelitian kualitatif dalam bentuk deskriptif ini dipilih karena
peneliti dapat menggambarkan secara keseluruhan data yang diperoleh saat
penelitian berlangsung tanpa memanipulasi atau mengada adakan data yang
diperoleh oleh peneliti. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan dalam Sugiyono
data yang pasti. Data yang pasti adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana
adanya, bukan data yang sekedar yang terlihat, terucap, tetapi data yang
mengandung makna dibalik yang terlihat dan terucap tersebut.
B.Partisipan dan Tempat Penelitian
Peneliti akan melakukan penelitian terhadap masyarakat pengrajin batik
Dago Pojok Kota Bandung dan penelitian ini dilakukan di Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat Taboo. Subjek penelitian menurut arikunto (2000, hlm.116)
mengemukakan bahwa subjek penelitian adalah benda, atau orang dan tempat
dimana data yang dipermasalahkan dalam penelitian. Pada penelitian kualitatif
subjek penelitian disebut dengan istilah informan, yaitu orang yang memberi
informasi tentang data yang diinginkan peneliti berkaitan dengan penelitian yang
sedang dilaksanakan.
Subjek penelitian pada penelitian kualitatif ditentukan secara “purposive sampling, menurut Sugiyono (2009, hlm. 53-54) adalah teknik pengambilan
sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini,
misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita
harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan
peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.
Berdasarkan penjelasan diatas, subjek peneliti ini adalah seluruh
komponen yang ada di PKBM Taboo Dago Pojok Bandung, baik itu pengelola,
tutor maupun peserta yang terdaftar dalam program Art Education bidang industri
batik fraktal. Subjek penelitian terdiri dari 1 orang pihak pengelola sebagai
penyelenggara, 1 orang tutor serta 2 orang peserta yang terlibat dan aktif dalam
program, sehingga jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 4 orang.
C.Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2009, hlm.59), Dalam melakukan suatu penelitian
kualitatif, yang menjadi instrument penelitian atau alat penelitian adalah peneliti
itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrument juga harus “validasi”
seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun
kelapangan. Maka pada penelitian kualitatif ini peneliti sebagai human instrument,
menurut Sugiyono (2009,hlm.60) mengatakan bahwa human instrument,
melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan
data dan membuat kesimpulan. Jadi dapat diatakan bahwa peneliti sebagai
instrument kunci pada penelitian kualitatif ini. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian kualitatif ini menggunakan triangulasi data (gabungan) yaitu data-data
dikumpulan dengan berbagai teknik. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 62)
mengemukakan bahwa :
Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengmpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya.
Pengumpulan data penelitian kualitatif ini dilakukan pada kondisi yang
alamiah, sumber data primer, teknik pengumpulan data lebih banyak pada
observasi, wawancara yang mendalam, dokumentasi, dan triangulasi atau
gabungan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui:
1. Teknik Observasi
Teknik observasi dalam penelitian ini menggunakan penelitian partisipan
pasif. Menurut Sugiyono (2009, hlm.66) mengemukakan bahwa partisipan pasif
(passive participation) : means the research is present at the scene of action but
does not interact or participation, jadi dalam hal ini peneliti datang ditempat
kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan observasi terhadap segala hal yang
terdapat dalam program Art Education bidang industri batik fraktal dalam
mengembangkan kreativitas masyarakat pengrajin batik, yang bertempat di Dago
Pojok Bandung agar memperoleh data secara langsung dan lebih nyata. Dalam
penelitian ini peneliti akan melakukan observasi dan menjadi observer saat
program sedang berlangsung, peneliti melihat bagaimana penyelenggaraan
program Art Education bidang industri batik fraktal, hasil yang diperoleh peserta
Pelaksanaan observasi minggu ke 3 bulan Agustus, adapun yang menjadi
objek daripada observasi ini adalah masyarakat (peserta), para pengelola dan tutor
dari program Art Education dan aktitivitas yang dilakukan dalam program.
No Hari, tanggal Sumber Data Aspek yang diteliti
Lama
pengamatan
industri batik
fraktal
(produksi)
5. Senin, 24 Agustus
2015
Dokumentasi
hasil kegiatan,
pihak
penyelenggara
program, dan
tutor
Unsur-unsur
dalam program
Art Education
Bidang industri
batik fraktal
yang
diselenggarakan
(pedoman
observasi
terlampir)
10.00-12.00
2. Teknik Wawancara
Menurut Esterberg (Sugiyono 2009, hlm. 72) Wawancara adalah merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam
melakuan kegiatan wawancara untuk memperoleh data, peneliti harus menyiapkan
intrumen sebagai pedoman wawancara. Wawancara ini dilakukan untuk
memperoleh data yang tidak bisa diperoleh atau ditemukan melalui observasi.
Dalam penelitian kualitaif ini, peneliti menggabungkan teknik penelitian observasi
dengan wawancara mendalam. Wawancara dilakukan dengan wawancara
terstruktur yaitu responden menjawab setiap pertanyaan yang telah disusun oleh
peneliti dan peneliti telah mengetahui informasi yang kan diperoleh.
Dengan adanya hal tersebut, maka peneliti harus menyiapkan berupa
pedoman wawancara guna memperoleh informasi. Menurut Sugiyono (2009,hlm.
73) dalam melalukan wawancara, selain harus membawa instrument sebagai
bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat
membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar.
Metode ini dilakukan guna memperoleh data yang jelas dan nyata mengenai
pengelolaan, hasil kegiatan, dan dampak program Art Education bidang industri
batik fraktal dalam upaya mengembangkan kreativitas masyarakat pengrajin batik.
Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara dengan 1 orang pihak
pengelola,1 Orang tutor, dan perwakilan 2 peserta. Waktu pelaksanaan wawancara
dilaksanakan pada akhir bulan Agustus 2014 di PKBM Taboo Dago Pojok Selama
1 minggu.
Tabel 3.2
Jadwal Wawancara
No Hari/ Tanggal Sumber
Data Aspek yang diteliti
Waktu
2.Profil lembaga PKBM
14.00-16.30
program Art Education
bidang industri batik
fraktal.
b. a. Perencanaan program,
c. b. Pelaksanaan program
d. b. Evaluasi program
13.00-17.15
3 Minggu, 30
Agutus 2015
Pengelola 1.Hasil pengembangan
No Hari/ Tanggal Sumber
Data Aspek yang diteliti
Waktu
Wawancara
mengikuti program
a. Saling
membelajarkan
b. Peningkatan
pendapatan
c. Pemasaran produk
2 Senin, 31
Agutus 2015
Tutor 1. Hasil pengembangan
kreativitas yang
diperoleh peserta
setelah mengikuti
program.
a. Pribadi kreatif
b. Press (dorongan)
c. Proses kreatif
d. Produk kreatif
2. Dampak setelah
mengikuti program
a. Saling
membelajarkan
b. Peningkatan
pendapatan
c. Pemasaran produk
10.00-14.30
5. Rabu, 2
September
2015
Peserta (P1) 1. Identitas informan
2. Penyelenggaraan
program Art
Education bidang
industri batik fraktal.
a. Perencanaan
program,
b. Pelaksanaan
No Hari/ Tanggal Sumber
Data Aspek yang diteliti
Waktu
Wawancara
program
c. Evaluasi program
6. Kamis, 3
September
2015
Peserta (P1) 1. Hasil perkembangan
kreativitas yang
Peserta (P2) 1. Identitas informan
2. Penyelenggaraan
Peserta (P2) 1. Hasil perkembangan
kreativitas yang
No Hari/ Tanggal Sumber
Data Aspek yang diteliti
Waktu
Wawancara
2015 diperoleh peserta
setelah mengikuti
program.
a. Pribadi kreatif
b. Press (dorongan)
c. Proses kreatif
d. Produk kreatif
2. Dampak setelah
mengikuti program
a. Saling
membelajarkan
b. Peningkatan
pendapatan
c. Pemasaran produk
3. Teknik Dokumentasi
Sugiyono (2009, hlm.82) mengemukakan bahwa Dokumentasi merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Teknik pengumpulan data
melalui dokumentasi ini meruapakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk
pengumpulan data yang mengahasilkan catatan-catatan penting dari lembaga yang
berhubungan dengan penelitian sehingga dapat diperoleh data yang sah, dan
bukan berdasarkan pemikiran. Pada teknik pengumpulan data studi dokumentasi
ini peneliti mengumpulkan data yang berupa foto kegiatan, hasil karya/produk
dari kegiatan, jadwal kegiatan, jadwal piket harian, daftar hadir, profil lembaga dll
yang berhubungan dengan permasalahan dari pihak pengelola program agar
mendapatkan dapa yang sah dan bukan berdasarkan pemikiran.
4. Triangulasi
Menurut Sugiyono (2009, hlm.83) dalam teknik pengumpulan data,
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada. Dalam teknik triangulasi ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan
data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti
menggunakan observasi partisipasi pasif, wawancara mendalam, dan dokumentasi
untuk sumber data yang sama secara serempak. Dan triangulasi sumber yaitu
untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang
sama.
D. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan (Sugiyono 2009, hlm.88) menyatakan bahwa analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan dilapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat
mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Dengan
adanya hal tersebut, peneliti melalukan analisis data dan dengan meyususunnya
secara beraturan atau sistematis yang telah diperoleh melalui wawancara,
observasi, studi dokumenasi dan triangulasi data selama penelitian berlangsung
guna memperoleh data yang diinginkan dan sesuai dengan tujuan,Menurut
Sugiyono (2009, hlm.89):
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.
Analisis data kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,
selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution (1988)
dalam Sugiyono (2009, hlm.89) menyatakan “ Analisis telah mulai sejak
merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan
berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi
pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungin, teori yang grounded “.
Namun dalam peneliian kualitatif analisis data lebih difokuskan selama proses di
lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.
Menurut Sugiyono (2009, hlm.90) mengemukakan bahwa analisis data
kualitatif sebelum masuk penelitian lapangan, analisis dilakukan terhadap data
hasil studi pendahuluan atau data sekunder, yang akan digunakan untuk
menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat
sementara, dan akan berkembang setelah penelitian masuk dan selama di lapagan.
Peneliti melakukan analisis terhadap data hasil studi pendahuluan ke PKBM
Taboo mengenai program Art Education untuk memperoleh data sementara untuk
menentukan fokus masalah.
2. Analisis selama di lapangan
Menurut Sugiyono (2009, hlm.92) mengemukakan bahwa Analisis data
dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung,
dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat
wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang di
wawancarai.
Menurut konsep Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2009,
hlm.91), mengemukakan bahwa “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
datanya sudah jenuh”. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification..
a) Reduksi data,
Setelah melakukan penelitian dilapangan, maka peneliti akan memperoleh
jumlah data yang banyak sehingga peneliti harus menganalisis data dengan cara
mereduksi. Seperti halnya menurut Sugiyono (2009, hlm.92) semakin lama
peneliti kelapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks, dan
rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Menurut Sugiyono (2009, hlm. 92). Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Pada tahap ini peneliti mengolah dan memilih hasil pengumpulan data
tidak sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu peneliti meringkas secara
sistematis sehingga dapat diketahui pokok-pokok permasalahan yang penting.
Data-data yang direduksi terdiri dari hasil wawancara, observsi, studi dokumentasi
yang berkaitan dengan fokus penelitian.
b)Data Display (penyajian data)
Menurut Sugiyono (2009, hlm. 95) dalam penelitian kualitatif, penyajian
data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart, dan sejeninya. Sedangkan menurut Miles dan Huberman (Sugiyono
2009,hlm.95) menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks bersifat naratif, dan disarankan
dalam melakukan display data selain dengan teks naratif juga dapat berupa grafik,
matrik, network (jejaring kerja) dan chart.
Maka pada tahap ini peneliti berupaya mengklasifikasikan dan menyajikan
data sesuai dengan pokok permasalahan yang diawali dengan pengkodean pada
setiap subpokok permasalahan untuk memudahkan memperoleh kesimpulan dari
lapangan, maka dibuat matrik atau bagan. Matriks sangat berguna untuk melihat
hubungan antara data. Kode digunakan agar data yang banyak dapat dikendalikan.
c) Conclusion drawing (verification)
Tahap akhir pada analisis data adalah penarikan kesimpulan, seperti yang
diungkapkan oleh Miles dan Huberman (Sugiyono 2009, hlm.99) langkah ketiga
dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Pada
kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan
mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan. Penarikan kesimpulan dilakukan
dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subyek penelitian
dengan makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam penelitian
tersebut.
Menurut Sugiyono (2009, hlm.99) kesimpulan dalam penelitian kualitatif
adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang
atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal
atau interaktif, hipotesis atau teori. Pada penelitian kualitatif, kesimpulan yang
E.Definisi Operasional
Untuk menjaga terjadinya kekeliruan dalam menafsirkan istilah-istilah dari
pembahasan penelitian, maka peneliti memberikan batasan istilah definisi agar
sesuai dengan apa yang dimaksud, yaitu sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan menurut Sudjana (1992, hlm. 9) penyelenggaraan pendidikan
luar sekolah adalah sesuatu kegiatan yang dilaksanakan dalam pendidikan luar
sekolah dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
2. Program Art Education bidang industri batik fraktal ini merupakan suatu
kegiatan kecakapan hidup yang dipersiapkan oleh PKBM Taboo. Kegiatan ini
sebagai wadah untuk pengembangan potensi dan kreativitas masyarakat
pengrajin batik melalui keterampilan pembuatan batik fraktal yang sudah
berkembang menjadi industri di daerah Dago Pojok Bandung. Selain itu
kegiatan ini mampu mendorong masyarakat pengrajin batik untuk
mengembangkan kreativitas yang muncul melalui kegiatan produksi sehingga
menghasilkan produk yang memiliki ciri khas serta nilai jual yang memberikan
dampak adanya kegiatan wirausaha, saling membantu, dan perolehan
peningkatan pendapatan dari hasil penjualan produk
3. Kreativitas sebagaimana disebutkan oleh Roger (Munandar 2012,hlm.18)
menekankan bahwa sumber dari kreativitas adalah kecenderungan untuk
mengaktulisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang, dan
menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan
semua kemampuan organisme. Kreativitas dalam penelitian ini adalah adanya
dorongan untuk berkembang dan menggali potensi sehingga /peserta memiliki
kemampuan dalam membuat serta mengkreasikan batik fraktal menjadi produk
yang kreatif/inovatif berdasarkan hasil pemikirannya sendiri.
4. Masyarakat menurut KBBI merupakan sejumlah manusia dalam arti yang
seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang merek anggap sama.
Masyarakat pada penelitian ini adalah pengrajin batik/peserta program Art