Ghita Triani AS, 2014
Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Menurut pendapat Nasution (2009, hlm. 49) lokasi penelitian menunjukan
pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya
tiga unsur yaitu, pelaku, tempat, dan kegiatan yang dapat diobservasi.
Lokasi penelitian diadakan di SMK Pasundan 1 Kota Bandung yang
beralamat di Jl. Balong Gede No.44 kota Bandung. Lokasi penelitian dipilih oleh
peneliti karena memenuhi keriteria yang diharapkan oleh peneliti yang dapat
menunjang terhadap penelitan yang dilakukan.
2. Subjek Penelitian
Sebuah penelitian memerlukan data dan informasi dari berbagai sumber
yang dapat memberikan data dan informasi yang sesuai dengan tujuan dari
penelitian yang akan dilakukan. Maka dari itu peneliti terlebih dahulu harus
menentukan subjek penelitian yang dapat menunjang keberhasilan penelitian
yang akan dilakukan. Subjek penenlitian tersebut dapat dijadikan sumber data
dan informasi selama penelitian berlangsung. Nasution (2003, hlm. 32)
mengemukakan bahwa:
Dalam penelitian kualitatif yang dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa, manusia, situasi yang diobservasi. Sering sampel dipilih secara “purposive” bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu.
Pendapat lain menurut Sugiyono (2010, hlm. 50) bahwa:
Ghita Triani AS, 2014
Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sampel dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.
Adapun yang menjadi informan atau subjek penelitian, diantaranya:
a. Ibu Dra Hj. Tati Mutiara sebagai kepala sekolah di SMK Pasundan 1
Bandung. Beliau bersedia menjadi informan yang memberikan informasi
atau gambaran secara umum mengenai keteladanan guru PKn di SMK
Pasundan 1 Bandung.
b. Ibu Mustika Ambarwati, M.Pd. beliau sebagai guru mata pelajaran PKn
di SMK Pasundan 1 Bandung.
c. Bapak Cahyono, S.Pd. beliau merupakan salah satu guru Pendidikan
Kewarganegaraan di SMK Pasundan 1 Bandung
d. Sepuluh siswa yang dijadikan sampel yang dipilih secara acak dari 2
tingkatan kelas (kelas X dan XI)
B. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif.
Dalam (Syaodih, 2012, hlm. 60) “penelitian kualitatif (qualitative research)
adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktivitas social, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran
orang secara individual maupun kelompok”. Pendekatan ini dipilih oleh peneliti
untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam penelitian.
Moleong (2011, hlm. 6) mengemukakan pengertian penelitian kualitatif
sebagai berikut:
Ghita Triani AS, 2014
Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Sugiyono (2011, hlm. 14) mengemukakan pengertian penelitian
kualitatif sebagai berikut:
Adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambil sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Penggunaan pendekatan di atas, diharapkan peneliti dapat memperoleh
gambaran tentang peran keteladanan guru PKn dalam membina kedisiplinan
siswa.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian yang hakikatnya adalah
mengamati status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang serta berusaha untuk
memahaminya.
Menurut Syaodih (2012, hlm. 54) bahwa:
Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variable-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.
Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif adalah metode
dalam bentuk kata-kata yang digunakan dalam penelitian agar mendapatkan
data-data yang akurat dari subjek penelitian. Metode deskriptif ini digunakan tentunya
dengan pertimbangan bahwa masalah yang menjadi kajian penelitian ini adalah
untuk memaparkan peran keteladanan guru PKn dalam membina kedisiplinan
Ghita Triani AS, 2014
Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Definisi Operasional
Definisi operasional perlu dirumuskan untuk menghindari terjadinya
kesalahpahaman antara pembaca dan penulis tentang berbagai pengertian yang
ada dalam penelitian ini.
1. Keteladanan Guru
Guru yang teladan merupakan figur yang segala tingkah laku, tutur katanya
mampu mempengaruhi peserta didik atau siswa ke jalan yang benar. Guru yang
teladan selalu berusaha tepat waktu datang kesekolah, menjauhi perilaku bolos
mengajar, menjaga penampilan dan tutur katanya di depan siswa, memiliki
ketulusan dan integritas dalam menjalankan kewajibannya, memiliki empatik
yang tinggi kepada siswa dan selalu berusaha meningkatkan kompetensi
mengajarnya.
2. Guru PKn
Guru PKn merupakan faktor yang sangat berperan penting dalam
menerapkan pendidikan karakter yang baik kepada siswa yang berarti termasuk
juga sikap disiplinnya. Karena tujuan utama dari mata pelajaran PKn adalah
menjadikan siswa menjadi warga negara yang baik dan dapat menjadi
membanggakan nusa dan bangsa.
3. PKn
Pendidikan Kewarganegaran merupakan mata pelajaran yang pokus kepada
pembentukan warga negara yang mentaati dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibanya sebagai warga negara yang berkualitas. Selain itu agar siswa mampu
menjadi warga negara yang terampil dan memiliki karakter yang baik ketika
terjun dalam kehidupan di masyarakat sesuai dengan makna yang terkandung
Ghita Triani AS, 2014
Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Kedisiplinan
Disiplin merupakan sikap yang mampu memposisikan dirinya dengan benar
karena dorongan dari energi-energi yang positif dari dalam diri dan orang-orang
yang berada di sekitar. Sikap disiplin juga dapat tumbuh karena kebiasaan dan
gaya hidup disiplin yang dibentuk sejak dini. Disiplin juga timbul karena diri
mampu memosisikan tindakan tanpa menghiraukan suasana emosional. Sikap
disiplin diri juga mampu mengontrol diri dalam bertindak dan bersikap serta
menjalankanya dengan konsisten. Siswa yang berdisiplin diri akan mampu
memosisikan diri, membangun kumpulan-kumpulan energi positif dalam
mewujudkan kehendak dan akan bersikap konsisten dalam menjalankannya.
D. Prosedur Penelitian
Untuk memudahkan proses penelitian, maka terdapat beberapa tahap dalam
penelitian yang disusun secara sistematis. Tahap tersebut antara lain:
1. Tahapan Penelitian
Tahap persiapan penelitian diawali dengan melakukan pengamatan awal
dengan mendatangi SMK Pasundan 1 Kota Bandung dengan melakukan kegiatan
pra penelitian guna memperoleh informasi dari guru tersebut untuk menggali
mengenai permasalahan dan untuk menentukan fokus kajian dalam penelitan, dan
selanjutnya peneliti mengajukan judul dan proposal skripsi sesuai dengan apa
yang akan diteliti.
2. Tahap Perizinan Penelitian
Perizinan ditempuh untuk melaksanakan prosedur yang semestinya harus
dilewati dalam proses penelitian, dan perizininan juga diupayakan kepada instansi
terkait untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan proses penelitian.
Adapun prosedur yang ditempuh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada rektor UPI Bandung
Ghita Triani AS, 2014
Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diteruskan kepada Dekan FPIPS melalui Pembantu Dekan I untuk
mendapatkan surat rekomendasi.
b. Mengajukan surat izin penelitian ke SUBAG MAWA Fakultas Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial dengan melampirkan foto copy proposal skripsi yang
telah di sahkan oleh kedua pembimbing, tanda bukti pembayaran SPP, dan
foto copy KTM (Kartu Tanda Mahasiswa).
c. Pembantu Dekan I FPIPS mengeluarkan surat rekomendasi permohonan izin
penelitian untuk disampaikan kepada rektor UPI melalui Pembantu Rektor
Bidang Akademik dan Hubungan Internasional.
d. Rektor UPI melalui Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Hubungan
Internasional mengeluarkan surat permohonan izin mengadakan penelitian
untuk disampaikan pada kepala sekolah SMK Pasundan 1 Kota Bandung.
e. Setelah mendapatkan izin kemudian peneliti melakukan penelitian di tempat
yang telah ditentukan yaitu di SMK Pasundan 1 Kota Bandung.
3. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap ini merupakan inti dari penelitian yang dilakukan, dimana peneliti
mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun untuk
memecahkan fokus masalah. Penelitian ini berupa penelitian kualitatif deskriptif,
jadi pelaksanaan yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada tahapan yang
ada pada penelitian kualitatif. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti
adalah sebagai berikut :
a. Menghubungi sekolah untuk meminta informasi dan meminta izin untuk
melaksanakan penelitian.
b. Menghubungi guru PKn yang akan diwawancarai.
c. Melaksanakan wawancara dengan narasumber terkait sesuai dengan
kesepakatan diantaranya guru PKn, kepala sekolah dan siswa-siswa yang
terpilih menjadi subjek penelitian.
d. Melakukan pengamatan secara langsung dan terus menerus dalam proses
Ghita Triani AS, 2014
Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Melakukan studi dokumentasi disertai dengan catatan sesuai dengan fokus
permasalahan di lapangan.
f. Penulis mengkaji literatur yang berkaitan dengan fokus penelitian.
g. Membuat catatan yang diperlukan dan dianggap penting yang berkaitan
dengan masalah yang akan diteliti.
h. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan
kesimpulan.
E.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling strategis dalam
penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam
penelitian ini, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara:
1. Studi Literatur
Pada tahap ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian pustaka
yaitu dengan mempelajari, buku-buku yang menjadi sumber dalam penelitian,
memperoleh gambaran dan informasi dari hasil penelitian terdahulu yang sejenis.
Dengan tujuan untuk memperoleh landasan teori yang berkaitan dengan masalah
yang akan diteliti. Landasan teori merupakan pijakan awal bagi peneliti untuk
memahami permasalahan yang akan diteliti
2. Wawancara
Wawancara atau interviu (interview) merupakan salah satu bentuk teknik
pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif
dan deskritif kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan
tatap muka secara individual. Adakalanya juga wawancara dilakukan secara
kelompok. Wawancara ditujukan untuk memperoleh data dari individu
dilaksanakan secara individual (Syaodih, 2012, hlm. 216).
Wawancara digunakan oleh peneliti untuk mengetahui bagaimana peran
Ghita Triani AS, 2014
Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peneliti mewawancarai kepala sekolah, guru PKn dan Siswa, dengan terlebih
dahulu menyediakan pertanyaan disesuaikan dengan cara implementasi
pendidikan. Adapun pertanyaan itu meliputi apakah keteladanan guru mempunyai
peran dalam membina kedisiplinan siswa diSMK Pasundan 1 Kota Bandung.
3. Observasi
“Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsun. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun
nonpartisipatif” (Syaodih, 2012, hlm. 220).
Menurut pendapat Sutrisno Hadi dalam (Sugiono, 2011, hlm. 203)
mengemukakan bahwa, “observasi merupakan suatu proses kompleks, suatu
proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara
yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”.
Menurut Nasution (Sugiyono, 2010, hlm. 64) menyatakan bahwa
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.
Guba dan Lincoln (Moleong, 2011, hlm. 174) mengemukakan beberapa alas
an pentingnya pengamatan dalam penelitian kualitatif, yaitu :
Ghita Triani AS, 2014
Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit. Keenam, dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.
Manfaat observasi sebagaimana yang disebutkan oleh Patton dalam
(Sugiyono, 2010, hlm. 67-68) adalah
a. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data yang holistik dan menyeluruh.
b. Dengan observasi akan diperoleh pengalaman secara langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jika tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery. c. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak
diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu karena telah dianggap biasa dank arena itu tidak akan terungkap dalam wawancara.
d. Dengan observasi peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitive atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.
e. Dengan observasi peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.
f. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi dan merasakan suasana situasi social yang diteliti.
Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa observasi atau pengamatan
sangat penting dilakukan dalam penelitian kualitatif. Maka dari itu peneliti
berusaha mengamati secara langsung apa yang menjadi objek atau kajian yang
berhubungan langsung dalam penelitian
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi, dan wawancara dari penelitian kualitatif. Menurut Bogdan ( Sugiyono,
2011, hlm. 329)
Ghita Triani AS, 2014
Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.
Studi dokumentasi dilakukan oleh peneliti dengan cara mengumpulkan,
memahami, menganalisis, temuan-temuan penting, dokumen-dokumen, foto-foto
kegiatan penelitian, serta data-data yang dapat memberikan kontribusi dalam
pelaksanaan penelitian. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa studi dokumentasi
ini dapat menunjang data pada penelitian kualitatif yang dilakukan peneliti. Agar
informasi atau data yang diperoleh selama penelitian dapat lebih dipercaya
keakuratannya sehingga penelitian ini dapat mencapai hasil yang maksimal.
F. Teknik Analisis Data
Dalam teknik analisis data, peneliti menggunakan Model Miles dan
Huberman. Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011, hlm. 337) ‘bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh’. Aktifitas
dalam analisis data yaitu:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang
yang tidak perlu. Dengan demikian data yang direduksi dapat memberikan
gambaran dan kemudahan kepada peneliti untuk mengumpulkan data yang
berhubungan dengan penelitian.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data.peneliti melakukan penyajian data yang dilakukan dengan uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data,
maka akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi,
Ghita Triani AS, 2014
Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ini Miles dan Huberman (Sugiono, 2011, hlm. 341) menyatakan juga ‘bahwa yang
paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif’.
3. Conclusion Drawing/Verification
Langkah ketiga dalam proses analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Kesimpulan dalam
penelitian ini diharapkan menjadi temuan baru yang sebelumnya belum pernah
ada. Yang mana temuan berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang
sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi
jelas, berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
G. Pengujian Keabsahan Data
Menurut Sugiyono (2010, hlm. 363) “data yang valid adalah data yang tidak
berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data sesungguhnya
terjadi pada obyek penelitian”. Sedangkan menurut Moleong (2012, hlm. 324) menyebutkan bahwa keabsahan data yang diperoleh dari penelitian kualitatif
mempunyai derajat kepercayaan (credibility). Validitas merupakan derajat
ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat
dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak
berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya
terjadi pada objek penelitian.
1. Credibility (Kredibilitas)
Sugiyono (2011, hlm. 368) mengemukakan bahwa uji kredibilitas data atau
kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan
perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi,
diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check”.
Serangkaian aktivitas uji kredibilitas data tersebut penulis terapkan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Ghita Triani AS, 2014
Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peneliti melakukan perpanjangan pengamatan guna memperoleh data yang
memang sesuai dengan yang terjadi dilapangan. Sehingga diperoleh data yang
sahih (valid) dari sumber data dengan cara meningkatkan intensitas pertemuan
dan melakukan penelitian dalam kondisi yang wajar dan waktu yang tepat.
Dengan perpanjangan pengamatan ini, membuat hubungan peneliti dengan
narasumber semakin akrab, semakin terbuka dan saling mempercayai sehingga
tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.
b. Meningkatkan Ketekunan
Menurut pendapat Sugiyono (2011, hlm. 370) “meningkatkan ketekunan
berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan.
Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat
direkam secara pasti dan sistematis”. Selanjutnya menurut Sugiyono (2011, hlm.
371) “dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan
pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak”.
Peneliti meningkatkan ketekunan dalam penelitian dengan melakukan pengamatan
secara lebih cermat dan berkesinambungan, sehingga data atau peristiwa dapat
direkam secara pasti dan sistematis tentang apa yang diamati. Selain itu, dengan
kegiatan ini peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah
ditemukan itu salah atau tidak.
c. Triangulasi
Moleong (2011, hlm. 330) mengemukakan “bahwa triangulasi data adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik
triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber
lainnya”. Sedangkan Sugiyono mengemukakan triangulasi data diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu,
Ghita Triani AS, 2014
Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1) Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibiltas data yang dilakukan dengan
cara mngecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Bagan 3.1
Bagan 3.1
Triangulasi dono, 2010, hlm. 372) B
Bagan 3.1
Triangulasi dengan Tiga Sumber Pengumpulan Data (Sumber: Sugiyono, 2010, hlm. 372)
2) Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Bagan 3.2
Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data (Sumber: Sugiyono, 2010, hlm. 372)
3) Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan
dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum
banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Kepala Sekolah SMK
Pasundan 1 Kota Bandung
Kepala Sekolah SMK Pasundan 1 Kota Bandung
Guru PKn SMK Pasundan 1 Kota
Bandung Siswa SMK
Ghita Triani AS, 2014
Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Analisis Kasus Negatif
Kasus negatif menurut Sugiyono (2011, hlm. 374) adalah kasus yang tidak
sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Melakukan
analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda ataupun
bertentangan dengan data yang telah ditemukan di lapangan. Dengan adanya
kasus negatif ini maka peneliti harus mencari tahu dan menggali secara mendalam
mengapa masih ada data yang berbeda.
e. Menggunakan Bahan Referensi Yang Cukup
Peneliti juga menggunakan bahan referensi yang cukup untuk meningkatkan
akan kebenaran data yaitu dengan menggunakan bahan dokumentasi, berupa
dokumentasi dari hasil observasi, wawancara dengan subjek penelitian yang
dilakukan, foto-foto atau dokumen autentik. Sehingga informasi yang didapatkan
akan menjadi valid dan dapat dipercaya. Menggunakan referensi yang cukup
adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh
peneliti.
f. Mengadakan Member Check
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data tujuan dari member check adalah untuk mengetahui seberapa
jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.
Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data, berarti data tersebut
valid, sehingga semakin kredibel, begitu pula sebaliknya. Dengan adanya member
check maka informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan
laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan. Dalam
penelitian ini penulis melakukan member check kepada semua sumber data
terutama kegiatan yang berhubungan dengan guru PKn dan kegiatan siswa di
SMK Pasundan 1 Kota Bandung.
2. Transferability
Ghita Triani AS, 2014
Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Transferability meupakan validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Validitas eksternal menunjukan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer berkenaan dengan kenyataan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif yang penulis lakukan sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian ini maka penulis dalam membuat laporan memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.
Dengan demikian, penulis berharap pembaca menjadi jelas atas hasil
penelitian ini, sehingga dapat menentukan dapat atau tidaknya mengaplikasikan
hasil penelitian tersebut di tempat lain.
3. Dependability (Reliabilitas)
Dalam penelitian kualitatif, dependability disebut juga dengan reliabilitas.
Sugiyono (2010, hlm. 368) menjelaskan dependability sebagai berikut:
Suatu penelitian yang reliable adalah apabila orang lain dapat mengulangi/ merefleksi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bias memberikan data.
Penelitian ini perlu diuji dependability. Pengujian reliabilitas dilaukan
dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Oleh karena
itu, dalam hal ini penulis bekerja sama dengan pembimbing untuk mengaudit
terhadap keseluruhan proses penelitian dengan maksud supaya penulis dapat
menunjukan jejak aktivitas di lapangan dan mempertanggungjawabkan seluruh
rangkaian peneliitian di lapangan mulai dari menentukan masalah/ fokus,
memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data,
melakukan keabsahan data, sampai membuat kesimpulan yang harus ditunjukkan
oleh peneliti.
4. Confirmability (Obyektivitas)
Obyektivitas penelitian, Sugiyono (2010, hlm. 368) telah menjelaskannya
Ghita Triani AS, 2014
Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengujian confirmability dalam penelitian kualitatif disebut dengan uji obyektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kuaitatif, uji confirmabilitiy mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability.
Berkenaan dengan uji confirmability, peneliti berusaha menguji hasil ikatan
dengan proses yang dilakukan selama penelitian di lapangan kemudian
mengevaluasinya apakah hasil penelitian tersebut merupakan fungsi dari proses