• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketahanan Fiber–Plastic Compositedari Kertas Kardus dan Polietilena (PE) dengan Penambahan Maleat Anhidrida (MAH) dan Benzoil Peroksida (BP) Terhadap Cuaca

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ketahanan Fiber–Plastic Compositedari Kertas Kardus dan Polietilena (PE) dengan Penambahan Maleat Anhidrida (MAH) dan Benzoil Peroksida (BP) Terhadap Cuaca"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Kardus Bekas

Kardus atau Corrugated Paper sebagai sebuah bahan dasar kemasan

memiliki daur hidup yang sangat singkat, dihargai hanya selama proses distribusi

produk dari produsen kekonsumen berlangsung. Material kardus untuk saat ini

dipandang sebagai kebutuhan sekunder dalam suatu proses produksi industri.

Kenyataannya kardus sangat rasionil dan potensial dalam satu rekayasa desain,

memenuhi kriteria untuk digunakan sebagai bahan baku utama. Bahan dasar

utama kertas kardus berasal dari limbah industri pemotongan kayu (sisa potongan,

serutan, serbuk gergaji). Karena sifatnya merupakan bahan-bahan organik

membuat kardus mudah untuk diolah kembali atau di daur ulang beberapa kali,

baik untuk bahan pembuatan kardus baru atau papan daur ulang seperti MDF atau

Medium-Density Fibre Board (Willy dan Yahya, 2001).

Kardus sebagai bahan dasar kemasan yang memiliki daur hidup singkat,

memiliki kelebihan dan kelemahan, diantaranya yaitu :

a. Proses cetak dilakukan dengan sistem cetak sablon (silk-screen printing),

masking, atau hand-painting. Teknik pencetakan sablon cukup sulit untuk

diterapkan karena permukaan material ini tidak begitu rata, disebabkan alur

gelombang atau flute; sehingga bagian yang cekung tidak dapat tercapai oleh

screen sablon dan tinta tidak dapat tercetak dengan merata.

b. Kertas sebagai bahan dasar tidak tahan terhadap air, dan kelembaban; baik

yang disebabkan oleh zat cair, atau kelembaban udara. Sehingga harus

(2)

keadaan kadar air tinggi, sangat mudah terjadi perubahan permukaan, atau

kekuatan struktur gelombang, dan yang paling parah, terbukanya rekatan

antar lapisan.

c. Ketebalan material yang tersusun dari lapisan-lapisan kardus berdampak

langsung terhadap kekuatan struktur material. semakin banyak lapisan; atau

semakin tebal material, maka semakin kuat pula struktur material tersebut.

ketebalan material dapat disesuaikan dengan kebutuhan kekuatan struktur

untuk aplikasi pembuatan produk.

d. Penyusunan lapisan dengan menggunakan sistem modul pada saat perekatan,

mempermudah proses pembuatan material untuk menyesuaikan ukuran

material yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk. Hal ini dapat

menekan banyaknya material yang terbuang.

(Willy dan Yahya, 2001).

Plastik

Plastik adalah polimer rantai panjang atom mengikat satu sama lain.

Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau monomer. Berdasarkan

sifat kimia yang dimiliki, plastik dapat diklasifikasikan atas plastik yang bersifat

termoseting dan plastik yang bersifat termoplastik. Plastik yang bersifat

termosetting adalah bahan plastik yang tidak dapat dibentuk kembali oleh panas

setelah dibuat menjadi suatu produk akhir (tidak dapat kembali ke bentuk semula),

karena plastik jenis ini dibuat melalui proses crosslinking polymers. Pemanfaatan

limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri. Secara

(3)

pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta

diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum

digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan,

pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya

(Sasse et al.,1995).

Plastik daur ulang yang digunakan memiliki sifat dapat menolak air

(water resistant) diharapkan dapat meningkatkan kualitas papan komposit yang

akan dibuat. Dimana bahan dasar serat kardus yang bersifat menyerap air

(hidropobik) akan ditutupi oleh plastik, sehingga dalam pengujian fisis yang akan

dilakukan, hasil kerapatan, kadar air, pengembangan tebal, dan kembang susut

papan komposit plastik yang dihasilkan sesuai dengan standar yang diacu

(Okamotto, 2000).

Perekat termoplastik seperti polietilena dan polipropilena pada umumnya

berbentuk semi kristalin. Pada suhu kamar kedua plastik ini dapat bersifat amorf

sehingga bersifat kaku. Kedua plastik ini akan mencair pada kondisi suhu yang

tinggi. Sifat plastik yang mencair pada suhu tinggi tersebut, apabila digabungkan

dengan bahan baku pengisi atau filler akan menghasilkan sebuah produk panel

yang baru (Barone, 2005).

Polietilena

Polietilena adalah bahan termoplastik yang transparan, berwarna putih

mempunyai titik leleh bervariasi antara 110°C sampai 137°C. Umumnya

polietilena bersifat resisten terhadap zat kimia. Pada suhu kamar polietilena tidak

(4)

pada temperatur tinggi dengan sinar ultraviolet. Struktur rantai polietilena dapat

linear, bercabang atau berikatan silang (Bilmeyer, 1994)

Polyethylene (PE) adalah polimer yang termasuk golongan polyolefins

yang dibuat dengan polimerisasi gas etilena (CH2=CH2), etilena dapat dibuat

dengan memberi gas hidrogen pada hasil fraksi minyak bumi, gas alam atau

asetilen. PE mempunyai berat molekul rata-rata 50.000–300.000 dan tahan

terhadap air, bahan kimia, tetapi pada suhu di atas 60°C dapat bereaksi dengan

beberapa hidrokarbon organik dan tidak dipengaruhi oleh asam dan basa kuat

kecuali asam nitrat pada suhu tinggi. PE pada umumnya diklasifikasikan atas tiga

golongan, yaitu low density polyethylene (LDPE) dengan kerapatan 0,910 g/ cm³

paling banyak digunakan sebagai kantung dan harganya yang murah, dan high

density polyethylene (HDPE) dengan kerapatan 0,941 g/cm³–0,956 g/ cm³ bersifat

lebih kaku serta lebih tahan terhadap suhu tinggi mencapai 120°C dan medium

density polyethylene (MDPE) dengan kerapatan 0,926 g/cm³ - 0,940 g/cm³

(Birley et al. 1988).

Bahan Penambah (Aditif)

Bahan penambah (aditif) berfungsi untuk mencegah kerusakan pada

produk komposit polimer akibat pengaruh penyinaran sinar matahari yang dapat

memecah sebagian senyawa kimia pada produk komposit dan mengurangi

kerusakan akibat pengaruh oksidasi yang mengakibatkan pemutusan rantai-rantai

polimer. Menurut fungsi, aditif dapat dibedakan menjadi bahan penstabil, bahan

pelumas (lubricant), bahan pelunak (plasticizer), bahan pengisi, flame retardant,

(5)

Maleat Anhidrida (MAH)

Maleic anhydride (MAH) adalah senyawa vinil tidak jenuh yang

merupakan bahan mentah dalam sintesis resin polyester, pelapisan permukaan

karet, deterjen, bahan aditif, minyak pelumas, plastisizer dan kopolimer. Sifat

kimia yang khas dimiliki oleh MAH yaitu adanya ikatan etilenik dengan gugus

karboksil di dalamnya dan ikatan ini berperan dalam reaksi adisi. Berat molekul

dari MAH adalah 98,06, larut dalam air, meleleh pada temperatur 57-60°C dan

mendidih pada suhu 202°C (Adriana 2001). Dalam penelitian ini, MAH

diharapkan sebagai senyawa penghubung antara partikel dengan polyethylene

(PE). Adanya penambahan bahan aditif pada papan komposit plastik ini adalah

sebagai compatibilizer (bahan untuk meningkatkan kekompakan)

(Febrianto et al. 2006).

Dalam penelitian Stark dan Clemons (2002) menyebutkan manfaat

penggunaan maleat anhidrida adalah sebagai coupling agent, meningkatkan sifat

mekanis komposit dari daur ulang serat kayu dan polipropilena. MAH dapat

diberikan pada polimer seperti polipropilena, polietilen untuk membentuk

modifikasi polimer MAH dengan kehadiran peroxide.

Benzoil peroksida (BP)

Benzoil peroksida merupakan senyawa peroxide yang berfungsi sebagai

inisiator dalam proses polimerisasi dan dalam pembentukan ikatan silang dari

berbagai polimer dan material polimer. Senyawa peroxide ini dapat digunakan

sebagai pembentuk radikal bebas. Benzoil peroksida mempunyai waktu paruh

(6)

temperatur 1000C. Penambahan sejumlah tertentu zat pembentuk radikal akan

memberikan ikatan bagi bahan polimer (Al-Malaika, 1997).

Benzoil peroksida adalah paling umum digunakan sebagai inisiator.

Biasanya jumlah peroksida yang ditambahkan berkisar dari 0%, 2%, 3% oleh

berat dari monomer (Klyosov, 2007). Peran BP sebagai inisiator pada reaksi

antara rantai polipropilena dengan maleat anhidrida. Han et al., (1990),

mengemukakan bahwa inisiator diperlukan dalam pembuatan papan partikel

berbahan baku limbah serbuk kayu dan limbah plastik polipropilena, karena tanpa

adanya inisiator maka kinerja dari compatibilizer dalam hal ini maleat anhidrida

hanya bisa terjadi reaksi esterifikasi dengan gugus OH dari bahan baku sedangkan

reaksi gabungan dengan polipropilena tidak terjadi.

Papan Komposit Serat Plastik ( Fiber Plastic Composite)

Komposit serat adalah komposit yang terdiri dari fiber di dalam matriks.

Secara alami serat yang panjang mempunyai kekuatan yang lebih dibanding serat

yang berbentuk curah (bulk). Serat panjang mempunyai struktur yang lebih

sempurna karena struktur kristal tersusun sepanjang sumbu serat dan cacat

internal pada serat lebih sedikit dari pada material dalam bentuk curah. Bahan

pangikat atau penyatu serat dalam material komposit disebut matriks. Matriks

secara ideal seharusnya berfungsi sebagai penyelubung serat dari kerusakan antar

serat berupa abrasi, pelindung terhadap lingkungan (serangan zat kimia,

kelembaban), pendukung dan menginfiltrasi serat, transfer beban antar serat, dan

perekat serta tetap stabil secara fisika dan kimia setelah proses manufaktur.

(7)

Setyawati (2003) menyatakan bahwa komposit polimer adalah komposit

yang terbuat dari plastik sebagai matriks dan serbuk kayu sebagai pengisi (filler),

yang mempunyai sifat gabungan keduanya. Selain kayu yang digunakan sebagai

filler, bahan non kayu yang mengandung lignoselulosa seperti limbah hasil

pertanian dan perkebunan juga dapat digunakan. Penambahan filler ke dalam

matriks bertujuan mengurangi densitas, meningkatkan kekakuan, dan mengurangi

biaya perunit volume. Dari segi kayu, dengan adanya matrik polimer di dalamnya

maka kekuatan dan sifat fisiknya juga akan meningkat.

Pembuatan komposit dengan menggunakan komposit matriks dari plastik

yang telah didaur ulang, dapat mengurangi pembebanan lingkungan terhadap

limbah plastik. Keunggulan produk ini antara lain : biaya produksi lebih murah,

bahan bakunya melimpah, fleksibel dalam proses pembuatannya, dapat

diaplikasikan untuk berbagai keperluan, serta bersifat dapat didaur ulang

(recycleable). Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang –

barang plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik dapat

diproses kembali menjadi barang semula walaupun dilakukan pencampuran

dengan bahan baku baru dan additive untuk meningkatkan kualitas. Empat jenis

limbah plastik yang populer dan laku di pasaran yaitu polietilena (PE), High

Density Polietylene (HDPE), polipropilena (PP), dan asoi. Ada beberapa cara

untuk meningkatkan kualitas yang terbuat dari bahan plastik antara lain dengan

menambahkan serat sebagai penguat pada proses pembuatan bahan plastik itu

(8)

Pengaruh Cuaca Terhadap FPC

Dalam penggunaannya, produk polimer komposit dipromosikan sebagai

suatu produk dengan tingkat pemeliharaan yang rendah dalam penggunaan

eksterior. Produk komposit polimer untuk keperluan eksterior melewati proses

pengujian ketahanan untuk memperoleh produk komposit polimer yang

berkualitas baik. Pengujian ketahanan tersebut dapat dilakukan melalui uji

ketahanan terhadap penyinaran cahaya matahari, curah hujan, angin dan debu.

Dapat dilihat terjadi perubahan warna, kehilangan berat, kekuatan dan penurunan

kualitas permukaan (Stark dan Matuana, 2003).

Deteriorasi yang cepat akibat pemaparan di lingkungan luar (outdoor)

merupakan suatu kerugian yang utama dari penggunaan kayu dan wood based

materials untuk aplikasi struktural dan teknik. Jika komposit serbuk kayu plastik

digunakan di luar ruangan akan terbuka terhadap radiasi ultra-violet, kelembaban

dan mikroorganisme (Sudiyani et al., 2003).

Adapun pengaruh cuaca tropis di Indonesia terhadap komposit

kayu/plastik daur ulang telah dilakukan Sulaeman (2003). Setelah pemaparan

terjadi perubahan warna pada permukaan komposit yang terkena langsung sinar

UV dan penurunan sifat-sifat mekanis dari komposit seperti kekuatan tarik,

elongasi patah dan modulus young. Hasil pengujian bagian melintang dengan

Scanning Electron Microscopy (SEM) memperlihatkan serbuk kayu dan plastik

polipropilen terpisah dan membentuk ronga-rongga. Setelah pemaparan terjadi

Referensi

Dokumen terkait

Acara tersebut akan disampaikan oleh : Bapak Dian Ade Kurnia, M.Kom selaku Pembantu ketua I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan dan Bapak Raditya danar dana, M.Kom

[r]

MANAJEMEN PENGELOLAAN DATA KARYAWAN MELALUI APLIKASI WEB MENGGUNAKAN METODE PROTOTYPE.

[r]

Pengolahan data indikator merumuskan variabel percobaan, siswa yang berada pada kategori tidak terampil sebesar 36,1%, setelah diberi pelatihan dengan model inkuiri

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) latar belakang munculnya anak jalanan untuk berada di jalan karena disebabkan oleh beberapa faktor yaitu latar belakang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon peubah amatan tinggi bibit kakao, diameter batang bibit kakao, total luas daun bibit kakao, bobot basah tajuk bibit kakao, dan bobot

override the provisions of Double Taxation Avoidance Agreement (DTAA) which India has. with 82 countries; it would impact those cases where the transaction has been