BAB III
METODE PENELITIAN
A.Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat melakukan penelitian guna memperoleh
data penelitian. Sejalan dengan pendapat Sukardi (2003: 53) yang mengemukakan bahwa “yang dimaksud dengan lokasi penelitian atau tempat penelitian tidak lain adalah tempat di mana proses studi yang digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung”. Penelitian ini berlangsung di SMA Negeri 1 Margahayu. Lokasi sekolah tersebut terletak di Jalan K.H. Wahid
Hasyim No. 387 Margahayu Kabupaten Bandung. Alasan pemilihan lokasi
penelitian ini adalah:
a. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada observasi awal terlihat bahwa
kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran PKn masih rendah.
b. Adanya keterbukaan dari pihak sekolah terutama guru mata pelajaran PKn
terhadap penelitian yang akan dilaksanakan.
c. Lokasi SMA Negeri 1 Margahayu yang strategis, sehingga memudahkan
peneliti untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ialah sumber penelitian yang memberikan data atau
informasi. Nasution (2003: 32) mengemukakan bahwa “subjek penelitian adalah
sumber penelitian yang dapat memberikan informasi, dipilih secara purposif dan
bertalian dengan purfose atau tujuan tertentu.” Jadi dalam penelitian kualitatif
subjek penelitiannya adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran penelitian atau
sumber yang dapat memberikan informasi yang dipilih sesuai dengan tujuannya.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Margahayu Kabupaten
a. Guru
Guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang menjadi
mitra peneliti dan juga subjek penelitian adalah Ibu Dra. Yuyun Windi Asih, lahir
di Majalengka, 3 Desember 1964. Pendidikan dasar beliau tempuh di SD Negeri 1
Jatiwangi dan lulus tahun 1977, kemudian melanjutkan di SMP Negeri 1
Jatiwangi dan lulus tahun 1980. Setelah itu, melanjutkan ke SMA Negeri 1
Jatiwangi dan lulus pada tahun 1983. Setelah lulus SMA beliau melanjutkan
pendidikannya ke Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung, yang
kini sudah berganti nama menjadi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), beliau
mengambil jurusan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Pendidikan di bangku
kuliah beliau tempuh dari tahun 1983-1989.
Setelah lulus kuliah, beliau ditempatkan mengajar di SMA Negeri 1
Margahayu. Guru mitra mengajar bidang studi PKn di kelas X MIA 1, X MIA 2,
X MIA 3, X MIA 4, X MIA 5, X MIA 6, X MIA 7, X Bahasa, XI IPA 1, XI IPA 2
dan XI Bahasa. Beliau bertempat tinggal di Permata Kopo D9 Kabupaten
Bandung.
b. Siswa
Siswa yang dijadikan sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 2
SMA Negeri 1 Margahayu. Jumlah siswa ialah 38 orang yang terdiri dari 14 orang
siswa laki-laki dan 24 orang siswa perempuan. Pelajaran PKn dilaksanakan setiap
hari Sabtu yaitu pukul 07.00-08.30 WIB. Alasan dipilihnya kelas XI IPA 2
sebagai subjek penelitian dikarenakan beberapa faktor diantaranya:
1) Kelas XI IPA 2 merupakan kelas IPA yang menganggap bahwa pelajaran
PKn hanyalah pelajaran tambahan dan tidak akan ada di Ujian Nasional
(UN).
2) Mempunyai motivasi belajar yang sangat kurang dibandingkan dengan kelas
yang lainnya.
4) Ketika proses pembelajaran siswa terlihat pasif, karena ketika guru bertanya
hanya sebagian kecil siswa yang aktif menjawab.
B.Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
metode studi kasus. Sugiyono (2011: 3) mengemukakan bahwa “metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada satu objek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Menurut Creswell
(Sugiyono, 2011: 14):
Studi kasus merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap progam, kejadian, proses, aktivitas, terhadap satu atau lebih orang. Sebagai sebuah studi kasus maka data yang dikumpulkan berasal dari berbagai sumber dan hasil penelitian ini hanya berlaku pada kasus yang diselidiki.
Nasution (2009: 27) mengungkapkan bahwa “studi kasus adalah bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya”. Selanjutnya Arikunto (2006: 142) mengemukakan bahwa “studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu”. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka terdapat batasan dalam studi kasus yang
meliputi:
a. Memusatkan diri secara intensif pada satu objek tertentu.
b. Data yang dikumpulkan dari berbagai sumber dan hasil penelitian hanya
berlaku pada kasus yang diselidiki.
c. Sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara terperinci dan mendalam terhadap
Alasan penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode studi
kasus karena peneliti ingin memberikan gambaran yang sebenarnya tentang
keefektifan penggunaan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas XI IPA 2 di SMA Negeri
1 Margahayu Kabupaten Bandung.
2. Pendekatan Penelitian
Secara metodologis, pendekatan yang yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif. Pemilihan pendekatan dalam penelitian sangat
penting untuk mengarahkan peneliti demi mencapai tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan hasil
penelitian berupa fenomena-fenomena yang dialaminya dalam bentuk kata-kata
dan bahasa yang dapat dibuktikan kebenarannya secara keilmuan. Kirk dan Miller
(Moleong, 2002: 3) mengemukakan bahwa:
Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.
Pada pengertian ini disebutkan tentang peranan penting dari apa yang
seharusnya diteliti yaitu konsep, perilaku, persepsi dan persoalan tentang manusia
yang diteliti. Penelitian ini merupakan studi deskripstif analitis dengan pendekatan
studi kasus, maka data yang diambil di lapangan diperoleh secara mendalam
melalui berbagai teknik yang disusun secara sistematis. Kemudian Sugiyono
(2010: 5) mengemukakan bahwa:
Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambil sampel sumber data dilakukan secara
Denzin dan Lincoln (Moleong, 2007: 5) menyatakan bahwa ‘penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud
menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan
berbagai metode yang ada’. Bogdan dan Taylor (Moleong, 2002: 3)
mengemukakan bahwa ‘data yang dikumpulkan melalui penelitian kualitatif lebih
berupa kata-kata daripada angka-angka, namun bukan berarti peneliti
mengabaikan data yang bersifat dokumen sepanjang memang menunjang pencapaian tujuan penelitian’.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskriptif
yaitu dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Terdapat dua alasan dipillihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini.
Pertama, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini membutuhkan sejumlah
data lapangan yang sifatnya aktual dan kontekstual. Kedua, pemilihan pendekatan
ini didasarkan pada keterkaitan masalah yang dikaji dengan sejumlah data primer
dari subjek penelitian yang tidak dapat dipisahkan dari latar alamiahnya.
C.Definisi Operasional
Dalam bagian ini akan dijelaskan istilah-istilah operasional yang digunakan
untuk menghindari kekeliruan mengenai maksud tujuan yang ingin dicapai.
Istilah-istilah tersebut, yaitu:
1. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang baik, yaitu membentuk
warga negara yang merasakan kepemilikan hak dan kewajiban sosial dalam
komunitas politik (negara) serta bertujuan untuk menjadikan warga negara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh
2. Kemampuan berpikir kritis siswa yaitu kemampuan berpikir siswa dalam
memahami materi pelajaran, dalam hal ini Pendidikan Kewarganegaraan
dengan melakukan pertimbangan-pertimbangan atau menganalisis suatu ide
secara mendalam dengan didukung oleh kriteria yang dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) yaitu suatu metode
pembelajaran inovatif yang menitikberatkan pada kreativitas dalam berpikir
dengan kemampuan untuk berkonsentrasi menyelesaikan suatu hal dalam
sekuens waktu serta kemampuan untuk menerima dan menghargai pendapat
orang lain. Enam Topi Berpikir(Six Thinking Hats) merupakan sebuah metode
yang melihat bahwa otak manusia memiliki berbagai sudut pandang yang
berbeda dalam berpikir. Tujuan dari konsep topi tersebut bukan untuk
menempatkan seseorang dalam golongan-golongan yang tertentu, melainkan
untuk mendorong seseorang menggunakan semua jenis pikiran itu. Edward De
Bono (2007: 95-96) menyatakan bahwa ada enam topi dengan warna yang
berbeda-beda. Setiap warna mewakili satu jenis kegiatan berpikir. Keenam
warna tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Topi Putih : Fakta, angka-angka, informasi. Informasi apa yang kita punya? Informasi apa yang perlu kita cari?
2) Topi Merah : Emosi, perasaan, intuisi. Bagaimana perasaan saya tentang hal ini sekarang?
3) Topi Hitam : Kehati-hatian. Kebenaran, penilaian, pencocokan data. Apa datanya cocok? Apakah akan berhasil? Apakah aman? Apakah bisa dilaksanakan?
4) Topi kuning : Sisi yang menguntungkan, manfaat, penghematan. Mengapa ini bisa dilaksanakan? Apa keuntungannya? Mengapa ini baik dilaksanakan?
5) Topi Hijau : Eksplorasi, proposal, saran-saran, ide-ide baru. Tindakan-tindakan alternatif. Apa yang bisa kita lakukan di sini? Adakah ide lain?
D. Prosedur Penelitian
Untuk memudahkan proses penelitian, maka terdapat beberapa tahap dalam
penelitian yang disusun secara sistematis. Tahap tersebut antara lain:
1. Tahap Persiapan Penelitian
Tahap persiapan penelitian diawali dengan melakukan pengamatan awal
dengan mendatangi SMA Negeri 1 Margahayu dengan melakukan kegiatan pra
penelitian guna memperoleh informasi dari guru PKn di sekolah tersebut untuk
menggali mengenai permasalahan dalam proses pembelajaran PKn dan untuk
menentukan fokus kajian dalam penelitan dan selanjutnya, peneliti mengajukan
judul dan proposal skripsi sesuai dengan apa yang akan diteliti.
2. Tahap Perizinan Penelitian
Perizinan ditempuh untuk melaksanakan prosedur yang semestinya harus
dilewati dalam proses penelitian dan perizininan juga diupayakan kepada instansi
terkait untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan proses penelitian.
Adapun prosedur yang ditempuh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada
Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan untuk mendapatkan surat
rekomendasi untuk disampaikan kepada Dekan FPIPS UPI.
b. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada
Pembantu Dekan I atas nama Dekan FPIPS UPI untuk mendapatkan surat
rekomendasinya untuk disampaikan kepada Rektor UPI.
c. Dengan membawa surat rekomendasi dari UPI, penulis meminta izin penelitian
kepada Lembaga Kesatuan Bangsa (Dinas Pendidikan) untuk memberikan izin
untuk mengadakan penelitian.
d. Setelah mendapatkan izin kemudian penulis melakukan penelitian di tempat
3. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan inti dari penelitian yang dilakukan, dimana peneliti
mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun untuk
memecahkan fokus masalah. Penelitian ini berupa penelitian studi kasus, jadi
pelaksanaan yang dilakukan dalam studi kasus ini mengacu pada penelitian secara
mendalam terhadap pelaksanaan penggunaan metode Enam Topi Berpikir (Six
Thinking Hats) berlangsung dalam pembelajaran PKn.
E.Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang akurat dalam suatu penelitian
maka dibutuhkan teknik pengumpulan data yang sesuai, dimana peneliti bertindak
sebagai instrumen utama (key instrumen) yang menyatu dengan sumber data
dalam situasi yang alamiah (natural setting). Data merupakan suatu bahan yang
sangat diperlukan untuk selanjutnya dianalisis guna mendapatkan suatu kesimpulan. Menurut Lofland (Moleong, 2002: 112) ‘sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen, foto dan statistik’.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Studi Dokumen
Studi dokumen ini digunakan untuk mempelajari dokumen-dokumen seperti
daftar nama dan jumlah siswa, daftar hadir siswa, daftar nilai siswa dan lain-lain.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Wirartha (2006: 36) yaitu:
Jika data dicari dalam dokumen atau sumber pustaka maka kegiatan pengumpulan data seperti ini disebut studi dokumen atau sumber pustaka. Data ini merupakan data sekunder karena sudah tertulis atau diolah oleh orang lain.
2. Pengamatan atau Observasi
Observasi kelas merupakan pengamatan langsung terhadap aktivitas atau
kegiatan guru dan siswa di dalam kelas, mengamati perubahan-perubahan yang
ketika diterapkannya metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats). Wirartha
(2006: 37) menyatakan bahwa:
Data dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap gejala yang diteliti. Dalam hal ini, panca indera manusia (penglihatan dan pendengaran) diperlukan untuk menangkap gejala yang diamati. Hasil penangkapan tersebut dicatat dan selanjutnya dianalisis oleh peneliti untuk menjawab masalah penelitian. Tujuan pengamatan terutama adalah mencatat atau mendeskripsikan perilaku objek serta memahaminya.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk menggali informasi. Wirartha (2006: 37) mengungkapkan bahwa “wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan jalan komunikasi, yaitu melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data (pewawancara) dan sumber data (responden)”. Dengan cara ini peneliti menggali informasi atau keterangan dengan cara tanya jawab secara lisan
untuk mengetahui apa yang ada dalam pikiran dan hati siswa berkenaan dengan
kemampuan berpikir krtitis dan tanggapan mereka terhadap penerapan metode
Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dalam pembelajaran PKn. Untuk
memperkuat hasil observasi wawancara juga dilakukan dengan guru kelas.
4. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan
sejumlah pertanyaan atau pernyataan secara tertulis kepada responden.
Sebagaimana Sugiyono (2009: 142) mengungkapkan bahwa “Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada reponden untuk
dijawabnya”. Angket diberikan kepada siswa, diperlukan untuk membantu
melengkapi lembar observasi dalam hal mengukur kemampuan berpikir kritis
siswa dan masukan untuk perbaikan mengajar guru dalam menggunakan metode
Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats).
Studi literatur yaitu mengkaji teori-teori yang relevan dengan objek
penelitian yang akan digunakan sebagai landasan teoritis, bersumber dari
buku-buku, jurnal, artikel dan sumber-sumber lainnya.
6. Catatan Lapangan
Catatan lapangan berisi catatan mengenai apa saja yang ditemukan dalam
proses penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2007: 209) ‘catatan
lapangan merupakan catatan tertulis mengenai apa yang didengar, dilihat, dialami
dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dalam penelitian kualitatif’.
Catatan harian ini ditulis peneliti selama proses pengambilan data.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan data ke dalam pola atau
kategori yang kemudian dideskripiskan. Bogdan dan Biklen (Moleong, 2007: 248)
mengungkapkan bahwa:
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Jadi, dalam proses analisis data harus dilakukan dengan sebaik-baiknya agar
data yang terkumpul dapat diolah dan disajikan dengan baik. Seiddel (Moleong,
2007: 248) menyatakan bahwa analisis data kualitatif prosesnya berjalan sebagai
berikut:
1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datany tetap dapat ditelusuri.
2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklarifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisiar dan membuat indeksnya.
3. Berpikir, dengan jalan membuat agar ketegori data itu mempunyai makna, mancari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan dan membuat temuan-temuan umum.
Sementara, menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2009: 92-99), analisis
data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
2. Data Display (Penyajian Data)
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisya. Dalam penelitian kualitatif yang paling sering digunakan untuk penyajian data adalah dengan pesan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplay , maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Selain dengan teks naratif dalam penyajian data dapat juga berupa grafik, matrik,
network (jejaring kerja) dan chart.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dilakukan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan saat mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan mengacu pada pendapat tersebut, maka proses analisis data yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Penyeleksian dan Pengelompokkan Data.
Data yang sudah terkumpul diseleksi, dirangkum dan disesuaikan dengan
fokus penelitian yang telah ditetapkan. Setelah itu untuk mempermudah dalam
mengolah data maka data tersebut dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu
untuk dicari tema dan polanya berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat.
Kategorisasi data didasarkan pada tiga aspek, yakni:
a. Latar atau konteks kelas, yaitu berupa informasi umum dan khusus tentang
latar fisik kelas dan latar para pelaku (guru dan siswa).
b. Proses pembelajaran, yaitu berupa informasi umum tentang interaksi sosial
guru dengan siswa, interaksi siswa dengan kelompoknya, interaksi antar
kelompok siswa di dalam kelas dan suasana kelas selama pembelajaran selama
c. Aktivitas, yaitu berupa informasi umum tentang tindakan para pelaku yaitu
tindakan guru dan siswa.
2. Validasi data
Validasi data dilakukan untuk membuktikan kesesuaian antara yang telah
diamati peneliti dengan sesungguhnya ada dalam dunia nyata. Validasi data
dilakukan dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi yang
diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber. Selanjutnya
memeriksa analisis yang telah dibuat dan membandingkannya dengan hasil orang
lain, misalnya mitra peneliti lain yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama.
Kemudian memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau pengamat
mitra penelitian lainnya. Setelah itu pengecekan terakhir terhadap temuan-temuan
penelitian oleh pakar yang profesional dibidang ini, yakni dosen pembimbing.
Pada tahapan akhir ini dilakukan perbaikan, modifikasi atau penghalusan
berdasarkan arahan atau opini pakar (pembimbing).
3. Interpretasi data
Setelah data dikumpulkan, diseleksi, dikelompokkan dan diperiksa
keabsahannya, tahap berikutnya adalah dilakukan interpretasi terhadap
keseluruhan data penelitian untuk memberikan makna terhadap data-data yang
telah diperoleh, sehingga masalah penelitian bisa dipecahkan atau dijawab.
Interpretasi dilakukan untuk menafsirkan terhadap keseluruhan temuan penelitian
berdasarkan acuan normatif praktis dan aturan teoritik yang telah disepakati
mengenai proses pembelajaran. Kemudian peneliti menginterpretasikan data yang
telah dikumpulkan. Ada beberapa hal yang dilakukan peneliti, yaitu:
a. Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan pembelajaran.
b. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan.
c. Mengolah dan menganalisis hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa
dengan cara menghitung persentase dari keseluruhan aktivitas guru dan siswa:
Persentase aktivitas guru = Jumlah perolehan skor X 100
Jumlah item pernyataan X Skor Idela
Jumlah item pernyataan X Skor Idela
d. Mendeskripsikan hasil observasi aktivitas guru dan siswa berdasarkan analisis
di atas.
4. Tringulasi Data
Tringulasi menurut Sugiyono (2012: 241) adalah “teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada”. Selanjutnya Sugiyono (2012: 241) membagi tringulasi atas dua jenis, yaitu sebagai berikut:
Tringulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Tringulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.
Tujuan digunakannya teknik tringulasi dalam pengumpulan data, yaitu agar
data yang diperoleh lebih konsisten, tuntas dan pasti. Agar lebih jelas mengenai
teknik tringulasi ini, maka dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.1
Teknik Pengumpulan Data Tringulasi (Bermacam-Macam Cara pada Sumber yang Sama)
Sumber: Sugiyono (2012: 242) Observasi partisipatiif
Wawancara mendalam
Dokumentasi
Sumber data yang
Untuk lebih mendukung dalam meningkatkan kekuatan data, maka dalam
penelitian ini peneliti menggunakan tringulasi sebagai pengumpul data. Adapun