BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia karena dengan
pendidikan dapat membantu peserta didik untuk mengalami proses pendewasaan diri
melalui bimbingan, pengajaran dan latihan. Dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, Negara Indonesia harus mampu bersaing dengan
negara-negara lain karena sebuah negara-negara dikatakan maju apabila pendidikan di Negara
tersebut juga maju, akan tetapi dengan berkembangnya teknologi saat ini kesadaran
siswa untuk belajar sudah menurun bahkan siswa hanya ingin sesuatu yang instan
tanpa adanya sebuah proses, dalam proses pendidikan baik formal, non formal dan
informal tentu adanya yang dinamakan pembelajaran. Pembelajaran merupakan
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan sebuah proses pada perilaku seseorang
kearah yang lebih baik, dari yang tidak bisa menjadi bisa atau dari yang tidak tahu
menjadi tahu. Seperti halnya pada pembelajaran tari yang membutuhkan proses
dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, kreativitas yang dimiliki oleh peserta
didik melalui pembelajaran tari. Dalam tari pendidikan tidak dimaksudkan siswa
terampil menari untuk kebutuhan pentas, tetapi fokus materi ini adalah pada proses
kreativitas siswa. Hal ini ditegaskan oleh Murgianto dalam Masunah( 2012, hlm. 1)
bahwa sebagai berikut.
Pernyataan di atas menerangkan bahwa pembelajaran seni tari bukan
membentuk siswa untuk pintar menari dan menjadikan siswa sebagai penari, tetapi
melalui pembelajaran tari siswa dapat lebih percaya diri, mampu berekspresi, serta
mengembangkan kreativitas yang dimiliki siswa sesuai dengan usianya. Selain itu,
pembelajaran tari menuntut siswa untuk lebih aktif karena siswa bukan hanya sebagai
subjek yang mendengarkan dan menerima materi dari pengajar tetapi siswa sebagai
objek dalam setiap semua pembelajaran termasuk pada pembelajaran seni
tari.Pembelajaran seni tari merupakan bagian dari bidang studi seni budaya yang
memiliki peran dalam membina peserta didik untuk mengembangkan logika, etika,
dan estetika melalui pengenalan materi seni baik tradisi maupun non-tradisi.
Dalam proses pembelajaran tidak akan terlaksana dengan baik apabila model
pembelajaran yang digunakan oleh seorang pendidik tidak sesuai dengan karakteristik
peserta didik, model pembelajaran sangat banyak sehingga terkadang pendidik dapat
menggabungkan model pembelajaran yang digunakan ketika dalam proses
pembelajaran, hal ini bertujuan agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan
maksimal.Model pembelajaran merupakan cara atau teknik penyajian yang digunakan
guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran. Model sangat
penting peranannya dalam pembelajaran, karena melalui pemilihan model yang tepat
oleh guru dapat menciptakan pembelajaran efektif, pemilihan model pun tidak
sembarangan dapat disesuaikan dengan materi pembelajaran, suasana kelas, juga
lingkungan sekolah. Hal ini ditegaskan oleh Arends dalam Suprijono (2013,
hlm.46)bahwa:
Pendapat di atas menerangkan bahwa model pembelajaran merupakan
pedoman dalam merencanakan pembelajaran hal ini harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran, tahap-tahap pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sampai pada
pengelolaan kelas.
Pemilihan model pembelajaran tentu tidak selamanya berhasil, sebelum
menentukan model pembelajaran yang akan digunakan sebaiknya seorang pengajar
terlebih dahulu memahami tujuan dari pembelajaran atau materi yang akan diberikan
kepada siswa karena pemilihan model pembelajaran akan berpengaruh pada proses
pembelajaran, jika model pembelajaran yang dipilih tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran ataupun hal lainnya yang berkaitan pada proses pembelajaran maka
hasil dari proses pembelajaran tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Kondisi
seperti ini terjadi di Sekolah yang akan peneliti jadikan sebagai lokasi penelitian yaitu
SMA Negeri 2 Cimahi, dimana peserta didik kurang begitu merespon pada mata
pelajaran seni budaya khususnya pembelajaran seni tari yang kurang diminati oleh
peserta didik dan peserta didik kurang mengembangkan kreativias yang dimilkinya.
Peserta didik beranggapan bahwa seni tari termasuk pelajaran yang kurang menarik,
dan sulit untuk dilakukan, tetapi pada dasarnya seni tari bukan pelajaran yang kurang
menarik dan sulit bahkan pelajaran seni tari dapat mengembangkan kreativitas yang
dimiliki oleh peserta didik, karena melalui pembelajaran seni tari peserta didik dapat
berkreasi, bereksplorasi, berekspresi, berapresiasi bahkan dapat mendemonstrasikan
hasil dari kreativitasnya sendiri. Pemilihan materi pembelajaran pada pelajaran seni
tari dapat disesuaikan dengan psikologi peserta didik dan kemampuan yang dimiliki
oleh peserta didik jangan sampai materi yang diberikan terlalu berat sehingga menjadi
beban untuk siswa.Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari segi materi
yang disampaikan, model pembelajaran yang digunakan pengajardan keadaan
Semua kegiatan pembelajaran dari model pembelajaran yang digunakan,
metode pembelajaran, hingga tujuan pembelajaran semuanya terdapat pada
kurikulum. Kurikulum mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran
yangjelas sebagai gambararan tujuan pengajaran yang hendak dicapai sesuai dengan
jenjang pendidikan yang ditempuh. Perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia,
diharapkan adanya upaya perbaikan dalam pelaksanaan sistem pendidikan di
Indonesia khususnya pendidikan kesenian, untuk saat ini pendidikan di Indonesia
menggunakan kurikulum 2013. Kurikulumini lebih menitiberatkan pada sikap peserta
didik dan mengutamakan pendekatan saintifik yang mengantarkan siswa tidak
berhenti pada pengetahuan tetapi berlanjut ke keterampilan dan pembentukan sikap.
Dengan pendekatan saintifik dan model-model pemebalajaran yang berbeda tentu
hasil pembelajaranpun berbeda.
Kebijakan perubahan kurikulum merupakan politik pendidikan yang berkaitan
dengan kepentingan berbagai pihak, bahkan dalam pelaksanaanya seringkali
dipolitisasi untuk kepentingan kekuasaan. Di sekolah seperti guru, kepala sekolah,
pengawas dan peserta didik sangat berkepentingan, dan akan terkena dampaknya
secara langsung dari setiap perubahan kurikulum, termasuk Kurikulum 2013.Dalam
hal ini pendidikan dapat dikatakansebagai bahan percobaan karena di SMA Negeri 2
Cimahi belum semua tenaga pendidik mendapatkan sosialisasi mengenai kurikulum
2013 sedangkan kurikulum 2013 sudah mulai diberlakukan dalam proses
pembelajaran.
Kurikulum 2013 sudah mulai diterapkan pada sekolah maupun madarasah,
setiap perubahan kurikulum tentu membawa karakteristik tersendiri.Demikian juga
pada model pembelajaran yang diterapkan pada kurikulum baru tersebut.Ada tiga
model pembelajaran yang diterapkan pada kurikulum 2013 yaitu model
pembelajarandiscovery learning, model pembelajaranproblem based learning dan
Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam buku Materi Pelatihan Guru
Implementasi Kurikulum 2013 (2013,hlm.210), dalam setiap model pembelajaran
yang ada pada kurikulum 2013 tentu memiliki karakteristik yang berbeda seperti,
model pembelajaran discovery learningyaitu “teori belajar yang didefinisikan sebagai
proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam
bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi
sendiri”(https://docs.google.com/document/d/1lY3rKYKB785ddheIO8PzspODRmSp
ECOnXLnbC1e3VGo/edit?pli=1).Beberapa langkah pembelajaran discovery learning
antara lain : persiapan, pelaksanaan, dan penilaian, sedangkan model
pembelajaranproblem based learningyaitu suatu strategi pelatihan, siswa bekerja
bersama dalam kelompok, dan memikul tanggung jawab untuk pemecahan masalah
secara professional.Model pembelajaran project based learningyaitu model
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media.
Dalam implementasi kurikulum 2013 di anjurkan guru menggunakan model
pembelajaran baru yang ada pada kurikulum 2013, saatnya Guru meninggalkan
pembelajaran tradisional dan menerapkan model pembelajaran yang baik sehingga
suasana kelas menjadi hidup. Siswa sebagai komponen yang diberi perlakuan,
mampu untuk melakukan aktifitas belajar dengan senang, riang dan gembira tanpa
meninggalkan arti keseriusan pembelajaran.Siswa mengikuti pembelajaran tanpa
tekanan dan juga tanpa paksaan.Pembelajaran menjadi lebih menarik bagi siswa
khususnya dan bagi sekolah pada umumnya sehingga tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan dari setiap kompetensi dasar bisa tercapai dan siswa mampu melakukan
belajar tuntas.Setiap model pembelajaran pada kurikulum 2013 ini memiliki
karakteristik dan tujuan yang berbeda, salah satunya yaitu model pembelajaran
project based learningatau Model Pembelajaran Berbasis Proyekmerupakan model
siswa untuk melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi
untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Model pembelajaran ini
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan
danmengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktifitas secara nyata.Langkah-langkah pembelajaran pada pembelajaran berbasis
proyek mengalami enam kegiatan pembelajaran yaitu penentuan pertanyaan,
menyusun rencana proyek, menyusun jadwal, monitoring, menguji hasil, dan
evalusasi pengalaman.
Sehubungan dengan perubahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) menjadi Kurikulum 2013 kurangnya pemahaman guru dalam pembelajaran
sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 terjadi di lokasi penelitian, dalam kurikulum
2013 tentu adanya model pembelajaran baru yang lebih kreatif seperti model
pembelajaran project based leraning,di SMA Negeri 2 Cimahi telah diberlakukan
Kurikulum 2013 dengan kebijakan Kepala Sekolah. Seperti pada pembelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan (SBK) khususnya seni tari yang bertujuan siswa lebih aktif
dan kreatif maka guru di SMA 2 Cimahi menggunakan model project based learning
dengan harapan tujuan dari pembelajaran tari siswa dapat lebih aktif dan kreativ.
Pemilihan model pembelajaran Project Based Learningoleh guru karena dapat
mengembangkan kreativitas yang dimiliki oleh anak hal ini disesuaikan dengan
tahapan pembelajaran yang ada pada model Project Based Learning. Selain itu,
dalam tahap pembelajaran model Project Based Learningsiswa dapat
mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya,
dan model Project Based Learningmenuntut kreativitas siswa.
Penerapan model Project Based Learningdapat dijadikan sebagai alternatif
pendekatan pembelajaran siswa SMA, karena secara psikololog siswa SMA sudah
mulai berkembang pada tahap remaja dengan rasa ingin hidup masing-masing sudah
mampu bekerja sama dengan teman dan saling bertukar pendapat. Permasalahan yang
mendasar model pembelajaran project based leraning belum pernah dilaksanakan di
SMA Negeri 2 Cimahi karena model pembelajaran Project Based Learning
merupakan model pembelajaran yang baru dan berlaku di Kurikulum 2013.
Berangkat dari uraian tersebut di atas, peneliti memandang perlu untuk
melakukan penelitian mengenai model project based learning. Atas dasar itu,
penelitian ini berjudul “Model Project Based Learning dalam Pembelajaran Seni
Tari Kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi”. Dengan diangkatnya judul tersebut, peneliti ingin memahami lebih dekat mengenai pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan
(SBK), khususnya pembelajaran Seni Tari. Sepanjang pengamatan peneliti bahwa
model pembelajaran project based learning belum pernah dilakukan baik di dalam
maupun di luar UPI.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan suatu tahapan permulaan dari
penguasaanmasalah dimana suatu objek dalam situasi tertentu dapat kita kenali
sebagai suatu masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
peneliti dapat mengidentifikasikan beberapa masalah yang terkait dengan penelitian
model project based learning, yaitu sebagai berikut:
1. Kurangnya kreativitas siswa dalam pembelajaran seni tari kelas X di SMA
Negeri 2 Cimahi.
2. Penerapan model pembelajaran seni tari yang dilakukan guru SBK kelas X di
SMA Negeri 2 Cimahi kurang berkembang .
3. Kurangnya pemahaman guru terhadap pembelajaran sesuai dengan tuntutan
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
masalah ini dirumuskan ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran model Project Based Learning dalam
pembelajaran seni tari kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi?
2. Bagaimana proses pembelajaran model Project Based Learning dalam
pembelajaran seni tari kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi?
3. Bagaimana hasil pembelajaran model Project Based Learning dalam
pembelajaran seni tari kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi?
D. Tujuan Penelitian
Dalam tujuan penelitian terdapat tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu
sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Mengetahui proses belajar mengajar siswa dalam pembelajaran seni tari
dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dann perencanaan
guru dalam mengajar dengan menggunakan kurikulum 2013.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran model Project Based
Learning dalam pembelajaran seni tari kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi.
b. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran model Project Based Learning
dalam pembelajaran seni tari kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi.
c. Untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran model Project Based Learning dalam
pembelajaran seni tari kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi.
E. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan juga
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkreativitas, bereksplorasi, dan
berekspresi sesuai dengan kemampuannya dalam pembelajaran seni tari
menggunakan model Project Based Learning.
2. Guru
Melalui penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada guru bahwa
dengan menggunakan model Project Based Learning dalam pembelajaran seni
tari siswa diharapkan dapat lebih berkreativitas dan bereksplorasi sesuai dengan
kemampuan siswa itu sendiri.
3. Siswa
Melalui penelitian ini siswa mendapatkan pengetahuan baru tentang seni tari
serta siswa dapat berkreatifitas, bereksplorasi, dan berekspresi sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya dengan menggunakan Project Based Learning.
4. Sekolah
Melalui penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai pembelajaran seni
tari dengan menggunakan model Project Based Learning serta mengangkat
kembali eksistensi pembelajaran seni tari .
F. Struktur Organisasi Penelitian
Penelitian ini akan dituliskan dalam bentuk skripsi yang terdiri dari
lima bab: pendahuluan, kajian pustaka, metodologi penelitian, pembahasan, dan
BAB I : Berisi pendahuluan didalamnya menjelaskan tentang latar
belakang penelitian skripsi ini, identifikasi dan perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan yang terakhir
struktur organisasi penelitian.
BAB II : Berisi tentang berbagai kajian kepustakaan yang akan peneliti
gunakan sebagai bahan acuan dalam proses penelitian serta
mengkaji data pengamatan dari berbagai sumber. Menjelaskan
tentang teori-teori yang menguatkan penelitian diantaranya
terdapat penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian
skripsi.
BAB III : Uraian tentang rancangan penelitian. Rancangan penelitian
diantaranya lokasi, populasi dan sampel, desain penelitian,
definisi operasional, metode penelitian, instrumen penelitian,
teknik pengumpulan data dan analisis data.
BAB IV : Uraian tentang hasil penelitian dan pembahasan yang
didalamnya membahas tentang data-data hasil dan analisis data
penelitian yang peneliti lakukan.
BAB V : Kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan dan rekomendasi
menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil
analisis temuan peneliti. Simpulan harus menjawab pertanyaan
penelitian dan rumusan masalah. Saran atau hasil rekomendasi
yang ditulis setelah simpulan dapat ditunjukan kepada pembuat