• Tidak ada hasil yang ditemukan

S SDT 1102970 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S SDT 1102970 Chapter1"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pengembangan pembelajaran karakter seperti yang ditekankan dalam kurikulum 2013 lebih difokuskan pada pembinaan sikap dan kepribadian peserta didik. Dalam hal ini pembelajaran karakter dimaknai sebagai suatu usaha untuk membantu membentuk karakter siswa secara optimal. Pembelajaran karakter diarahkan untuk memberikan tekanan pada nilai-nilai tertentu, seperti rasa hormat, tanggung jawab, jujur, peduli, adil, membantu siswa untuk memahami, memperhatikan dan melakukan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini sekolah dituntut untuk memainkan peran dan tanggungjawabnya untuk menanamkan serta mengembangkan nilai-nilai yang baik. Mata pelajaran seni tari dalam lingkup pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya berkaitan dengan nilai-nilai karakter yang perlu dikembangkan dan dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari.

Pendidikan seni budaya dan keterampilan memiliki peranan dalam pembentukan peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multi kecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, matematika logis, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kerativitas, kecerdasan spiritual dan moral dan kecerdasan emosional. Dengan demikian pembelajaran Seni Budaya dapat menjadi salah satu cara untuk membangun karakter peserta didik menjadi sosok pribadi yang unggul. (Afriawanto dalam

Kasmawati Abbas,

http://www.academia.edu/3504441/MODEL_PEMBELAJARAN_SENI_BUDAY A_TERINTEGRASI_PENDIDIKAN_KARAKTER)

(2)

orang lain. Kecerdasan ini penting dimiliki oleh siswa sebagai salah satu implikasi dari pembelajaran sikap yang mesti diperhatikan oleh guru di sekolah. Dalam hal ini ranah afektif mesti dicapai pula selain ranah kognitif dan psikomotor sebagai wilayah pencapaian hasil pembelajaran.

Pengembangan pembelajaran karakter mesti diterapkan pada setiap mata pelajaran yang dicatumkan dalam kurikulum, termasuk dalam mata pelajaran seni budaya dan keterampilan khususnya di tingkat sekolah dasar. Kondisi saat ini proses pembelajaran seni tari di tingkat sekolah dasar belum mencapai hasil optimal, karena banyak faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil pembelajaran tersebut. Beberapa faktor pembelajaran yang diamati diantaranya faktor sosok guru yang mayoritas kurang memiliki kemampuan akademik dan keterampilan dibidang seni sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Selain itu, faktor sekolah dan kebijakan pemerintah tentang perubahan kurikulum yang mempengaruhi pemahaman guru dalam menerapkan konsep pembelajaran yang relevan. Beberapa faktor tersebut berimplikasi pada pencapaian hasil pembelajaran siswa yang kurang memiliki kemampuan utuh seperti yang dicita-citakan dalam kurikulum 2013.

Konsep pembelajaran di tingkat sekolah dasar dikondisikan dalam bentuk pembelajaran tematik berbasis mata pelajaran, termasuk pada pembelajaran seni budaya dan keterampilan. Upaya membangun pembelajaran tematik dalam pembelajaran seni budaya memerlukan kematangan guru untuk berpikir tinggi dalam mengaitkan tema-tema pembelajaran dengan konsep lintas mata pelajaran. Kenyataan ini kerap kali menjadi kesulitan para guru seni budaya untuk mengembangkan konsep pembelajaran yang dianggap ideal untuk siswa tingkat sekolah dasar.

(3)

kurikulum. Penekanan masalah kurikulum ini yang mesti diterjemahkan dan diinterpretasikan oleh guru sehingga mampu mewujudkan pembelajaran bermakna bagi siswa.

Dalam kurikulum 2013 ditegaskan bahwa seyogianya suasana pembelajaran dapat dibangun dengan suasana yang menyenangkan, dinamis, inovatif, membangun kritis dan kreatif siswa serta mampu menciptakan interaksi pembelajaran yang dinamis dan produktif. Cita-cita ini bukan sesuatu yang sulit untuk diwujudkan apabila seorang guru memiliki naluri kreatif dan memiliki kematangan yang mapan dalam hal pengetahuan dan keterampilan di bidang seni tari. Sifat-sifat yang melekat dalam pembelajaran seni tari seperti kepekaan rasa, mengolah imajinasi dan melatih kemampuan kreatif mampu dikembangkan dalam pembelajarannya. Hasilnya akan mampu membentuk kompetensi peserta didik yang cenderung kreatif, kritis dan inovatif.

Jika dikaji berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya pada krikulum 2013, pendidikan seni juga memiliki peranan yang cukup penting dalam pendidikan karakter peserta didik. Tentunya terdapat beberapa komponen dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya tersebut, salah satunya adalah seni tari. Pendidikan seni tari tidak hanya befikir

“Learning dance”, tetapi “how to dance”, bagaimana anak mendapatkan pelajaran yang lain dari pendidikan seni tari. Dalam hal ini anak bukan hanya mempelajari suatu bentuk gerak atau tarian, tapi masuk ke dalam proses pemahaman suatu konsep menari, apa saja unsur-unsur yang terkandung dalam sebuah tarian, apa saja keilmuan yang terkandung di dalamnya, dan seterusnya. Dalam tipe ini, kreativitas anak akan berkembang, karena akan selalu dilibatkan dalam proses pembelajaran tari, bagaimana siswa bereksplorasi, menyusun gerakan, membuat pola lantai dan seterusnya.

(4)

Budaya dan Prakarya, pendidikan karakter sesuai dengan apa yang ada pada kompetensi inti dan kompetensi dasar harus bisa tersampaikan. Bagaimana pendidikan seni tari dapat menjadi media untuk peserta didik belajar menumbuhkembangkan karakter yang mereka miliki. Oleh karena itu, diperlukan metodologi tertentu agar pendidikan seni tari dapat mencapai kompetensi inti yang sudah ditetapkan.

Pendidikan tari adalah sarana bagi usaha pembentukan pribadi anak. Hal ini mengingat usia anak-anak di tingkat Sekolah Dasar secara umum haus akan ekspresi, hal ini harus disalurkan dalam pendidikan kesenian, sehingga tidak terjadi penyimpangan dalam penuangan ekspresi ketika anak SD itu menginjak sekolah lanjut. Di sinilah pentingnya pelajaran kesenian dipahami sebagai salah satu kebutuhan hidup manusia. Dalam hal ini model pembelajaran Role Playing

(bermain peran) termasuk ke dalam model pembelajaran sosial, model ini dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran yang membantu siswa untuk menemukan makna pribadi dalam dunia sosial mereka dan membantu memecahkan dilema pribadi dengan bantuan kelompok belajarnya. Model ini juga menyokong beberapa cara dalam proses pengembangan sikap sopan dan demokratis dalam menghadapi masalah.

Role playing berfungsi untuk (1) mengeksplorasi perasaan siswa, (2) mentransfer dan mewujudkan pandangan mengenai perilaku, nilai, dan persepsi siswa, (3) mengembangkan skill pemecahan masalah dan tingkah laku, dan (4) mengeksplorasi materi pelajaran dengan cara yang berbeda. Bermain peran ini dimulai dengan sebuah kondisi permasalahan dalam kehidupan siswa serta menjelaskan bagaimana nilai yang ada dalam diri mereka dapat menentukan tingkah laku dan menumbuhkan kesadaran siswa terhadap nilai-nilai moral. Efek langsung merupakan pemahaman terbaik mengenai sikap empati terhadap perbedaan-perbedaan nilai moral saat berinteraksi dengan orang lain. Efek langsung lain adalah strategi untuk memecahkan konflik dalam model yang tetap menghargai perbedaan sudut pandang tanpa mengabaikan kebutuhan adanya nilai-nilai kemanusiaan universal.

(5)

pembelajaran Role playing yang diharapkan mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran seni dalam upaya menumbuh kembangkan karakter siswa sesuai dengan kompetensi inti pada kurikulum 2013 yang telah tersedia. Adapun judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah Penerapan Model Pembelajaran Role Playing dalam Pembelajaran Seni Tari Sebagai Upaya Pengembangan

Karakter Pada Siswa Kelas V SD Laboratorium Percontohan UPI.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan hasil evaluasi dari pemerintah tentang efektivitas implementasi kurikulum 2013, ternyata masih banyak para guru dan pihak sekolah yang menyatakan belum siap sepenuhnya untuk dapat menerapkan kurikulum baru tersebut. Pada akhirnya pihak kementrian pendidikan nasional mengeluarkan kebijakan tentang membatasi sekolah yang dinilai mampu untuk menerapkan kurikulum 2013. Beberapa sekolah ini akan dievaluasi ulang sehingga kurikulum 2013 dapat disempurnakan kembali sehingga mampu diterapkan dengan serempak oleh seluruh sekolah di wilayah Indonesia.

Kondisi di atas mampu memberikan peluang strategis untuk berpikir lebih cerdas dan kritis sehingga mampu memberikan kontribusi konkrit terhadap pemerintah dalam mengembangkan dunia pendidikan di Indonesia. Dalam hal ini diidentifikasi beberapa masalah penting yang ditemukan peneliti sebagai fokus masalah-masalah penelitian. Adapun inventarisir dari masalah-masalah tersebut diantaranya :

1. Perlunya pengembangan karakter dalam pembelajaran pada siswa Sekolah Dasar untuk menopang kurikulum 2013.

2. Perlunya model pembelajaran yang mampu mengembangkan sikap kreatif siswa dalam pembelajaran Seni.

3. Perlunya konsep pembelajaran yang mampu mengoptimalisasi potensi seni siswa dalam kegiatan pembelajaran yang kreatif, kritis, inovatif dan produktif.

(6)

C. Rumusan Masalah Penelitian

Agar masalah penelitian ini terfokus, dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana pembelajaran seni tari di SD Laboratorium Percontohan UPI sebelum menggunakan model pembelajaran Role playing ?

2. Bagaimana proses pembelajaran seni tari di SD Laboratorium Percontohan UPI dengan menggunakan model pembelajaran Role playing ?

3. Apakah hasil pembelajaran seni tari di SD Laboratorium Percontohan UPI dengan menggunakan model pembelajaran Role playing dapat membina karakter siswa ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada dasarnya merupakan titik anjak dan titik tuju yang akan dicapai seseorang melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Berikut adalah tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah ingin mengadakan analisis tentang fakta yang muncul dalam kerangka teoritis yang berhubungan dengan pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di kelas 5 SD Laboratorium Percontohan UPI, lalu kemudian mengembangkan model pembelajaran yang memberi kemungkinan adanya perkembangan dalam situasi pembelajaran dan tingkah laku siswa di kelas melalui kegiatan eksperimen. Tingkah laku atau karakter siswa yang diharapkan melalui peranan Model Pembelajaran Role Playing dalam Pembelajaran seni Tari terfokus pada rasa Tanggung Jawab.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pembelajaran seni tari di Sekolah Dasar sebelum menggunakan model pembelajaran Role Playing.

b. Untuk mengetahui proses pembelajaran di Sekolah Dasar dengan menggunakan model pembelajaran Role Playing.

(7)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis mapun secara praktis.Secara teoritis penelitian ini berguna sebagai pengembangan konsep penelitian tindakan kelas tentang pendidikan karakter siswa melalui media pendidikan seni tari dengan model pembelajaran Role playing dalam implementasi kurikulum 2013. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Peneliti, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang efektivitas model pembelajaran Role playing bagi pembelajaran seni tari untuk pembinaan karakter di Sekolah Dasar.

2. Guru, sebagai salah satu panduan mengajar, khususnya dalam efektivitas proses pembelajaran seni tari di Sekolah Dasar, serta dalam pembinaan karakter siswa dengan pembelajaran seni tari sebagai medianya.

3. Siswa, diharapkan mendapat metode pembelajaran yang jitu dan efektif dalam pembelajaran Seni Tari, sehingga dari pembelajaran yang menyenangkan siswa juga mampu menumbuhkembangkan karakter yang ada dalam dirinya.

4. Institusi pendidikan, sebagai sumbangsih kekayaan metode mengajar dalam pembelajaran seni tari di Sekolah Dasar.

F. Struktur Organisasi Skripsi

BAB I Pendahuluan, berisi tentang:

1. Latar Belakang Penelitian. Dalam Latar Belakang dibahas mengenai pentingnya pendidikan karakter dalam pendidikan di sekolah melalui proses belajar mengajar seperti yang diharapkan dalam kurikulum pembelajaran. Selain itu dibahas juga mengenai tujuan, langkah-langkah serta manfaat dari model pembelajaran Role Playing yang akan berperan dalam proses belajar mengajar seni tari demi membina karakter siswa Sekolah Dasar.

(8)

siswa. Pentingnya pendidikan karakter sejak dini ditanamkan dalam proses belajar mengajar dengan model pembelajaran yang tepat.

3. Rumusan Masalah Penelitian. Dalam rumusan masalah terdapat tiga poin yang diantaranya adalah bagaimana kegiatan pembelajaran seni tari sebelum menggunakan model pembelajaran Role Playing, kemudian bagaimana kegiatan pembelajaran seni tari ketika menggunakan model pembelajaran Role Playing dan bagaimana hasil pembelajaran seni tari dengan menggunakan model pembelajaran

Role playing dalam mengembangkan karakter siswa Sekolah Dasar.

4. Tujuan Penelitian. Bagian ini memaparkan tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran seni tari dalam lingkup pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Dalam penelitian ini dirumuskan tujuan umum dan tujuan khusus.

5. Manfaat Penelitian. Manfaat penelitian ini ditujukan untuk Peneliti, guru, siswa dan institusi pendidikan.

6. Struktur Organisasi Skripsi. Struktur organisasi skripsi ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam penelitian ini.

BAB II Kajian Pustaka, berisi tentang teori-teori yang mendukung penelitian sehingga dapat mendukung penelitian yang dilakukan. Adapun beberapa teori tersebut dijabarkan dalam beberapa sub bab sebagai berikut:

1. Penelitian terdahulu, bagian ini memaparkan penelitian-penelitian terdahulu yang serupa dengan penelitian ini. Tujuan nya untuk memberi pernyataan tentang posisi teoritis peneliti dan juga kesamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu.

2. Kajian Pustaka, pada bagian ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang dapat memperkuat penelitian dan hasil yang diperoleh. Dalam penelitian ini terdapat beberapa teori yang dikelompokan kedalam beberapa sub judul, yaitu model pembelajaran role playing, seni tari dan pendidikan karakter.

(9)

BAB III Metode Penelitian, berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian yang dipakai termasuk beberapa komponen lainnya.

1. Desain Penelitian, bagian ini memberikan rancangan dan struktur bagi peneliti untuk menjawab penelitian secara objektif dan akurat.

2. Lokasi dan Subjek Penelitian, bagian ini memberikan penjelasan mengenai lokasi dan subjek penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini.

3. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data, pada bagian ini menyatakan tantang instrument yang digunakan dan teknik yang dipilih, dalam penelitian ini menggunakan instrumen pedoman observasi dan tes unjuk kerja.

4. Prosedur Penelitian, pada bagian ini menjelaskan mengenai langkah-langkah penelitian, definisi operasional, identifikasi jenis variabel dan hipotesis penelitian. 5. Analisis Data, bagian ini menyatakan laporan secara rinci tahap-tahap analisis

data serta tehnik yang dipakai.

BAB IV Temuan Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang pembahasan temuan penelitian yang dikaitkan dengan hipotesis dan teori yang telah dibahas sebelumnya. Didalamnya berisi profil sekolah, tahapan pembelajaran sebelum, proses dan setelah menggunakan model pembelajaran role playing juga pembahasannya.

BAB V Simpulan dan Rekomendasi, berisi tentang analisis peneliti atas penelitian yang telah dilakukan secara ringkas dan padat, juga didalamnya menawarkan rekomendasi untuk pihak-pihak terkait atau untuk penelitian selanjutnya.

Daftar Pustaka, daftar pustaka memuat semua sumber tertulis, dalam penelitian ini sumber yang dipakai adalah buku dan internet.

Lampiran-Lampiran

Referensi

Dokumen terkait

[8] Luthfi P., Yoeswono, Triyono dan Iqmal Tahir., “Pengaruh Temperatur dan Kecepatan Pengadukan Terhadap Konversi Biodiesel dari Minyak Kelapa dengan Pemanfaatan Abu

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti. menyusun dan menyiapkan instrumen untuk menjawab pertanyaan penelitian. Instrumen yang digunakan

Gambar L asil Analisa 69 LAMPIR AAS KAD RI METIL. ar hasil ana

[r]

Tabel 4.3 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan Pada Siklus I

“ Permainan Dadu Narasi”, diharapkan 8 8% siswa mencapai semua KKM. Kriteria aspek penilaian dalam menulis cerita narasi berdasarkan gambar seri yakni skor dua untuk

(NaOH) dengan buffer natrium karbonat (Na 2 C0 3 ) sebagai penetral pH dalam proses. pembentukan metana (CH

The Filter Encoding Implementation Specification (v1.1) defines the filterCapabilities.xsd schema that provides elements that advertise supported OGC filter components in a