Hukum Waris Islam Dipandang dari Persepektif Hukum Berkeadilan Gender ( studi Di Kecamatan MranggenKabupaten Demak) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)
Teks penuh
Dokumen terkait
Gagasan pembaruan hukum waris Islam yang berujung pada perubahan formula pembagian harta warisan sudah tentu akan melahirkan persoalan metodologis terutama terkait
harta warisan yang lebih mengutamakan ahli waris dari pihak laki-laki seperti halnya dalam menentukan hak kewarisan cucu, menurut kalangan fuqaha Sunni hanya cucu
kedudukan janda dengan ada anak baik anak laki – laki ataupun anak perempuan karena kematian suami pada masyarakat Batak perantauan terhadap harta peninggalan/ warisan almarhum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme dan penyelesaian pembagian waris dalam perkawinan poligami serta bagian masing-masing ahli waris yaitu isteri-isteri
Apabila dilihat secara lahiriah terhadap pembagian harta warisan yang tidak dilakukan sebagaimana ketentuan angka-angka seperti bagian seorang ahli waris anak
perempuan seharusnya memiliki hak dan kuantitas yang sama dalam pembagian waris Islam. Sedangkan dalam Islam, berdasarkan asas individual, setiap orang baik
Pembagian Harta Waris Bagi Anak Yang Melakukan Pergantian Jenis Kelamin Berdasarkan Perspektif Hukum Perdata Seseorang yang pada awalnya berjenis kelamin baik laki-laki atau perempuan,
Kesimpulan Pertimbangan masyarakat Desa Bumi Mulya menerapkan pembagian warisan lebih banyak kepada laki-laki dibandingkan perempuan adalah atas dasar kesepakatan para ahli waris,