Ulul Albab (3)
Oleh Drs. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag.
7. Surat Yusuf ayat 111
ددقَقلَق
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (Q.S. Yusuf 12:111)
Ulul albab mampu mengambil pelajaran dari sejarah. Dipelajarinya sejarah berbagai bangsa, kemudian disimpulkannya satu pelajaran yang bermanfaat, yang dapat dijadikan petunjuk dalam mengambil keputusan di dalam kehidupan ini.
8. Surat Ar-Ra’du ayat 19
ن
د مَقفَقأ
َق
Ulul albab mampu membedakan antara yang hak dengan yang batil. Orang-orang yang tidak bisa membedakan antara yang hak dan yang batil pada hakikatnya adalah orang-orang buta.
9. Surat Ibrahim ayat 52
اذَقهَق
غ
ة لَقبَق
س
ف
َانلللف
اِأُورلذَقنديللفِأُوَق
هفبف
اومللَقعديَقلفِأُوَق
َامَقنلأَق
وَقهل
هةلَقإف
دةحفاِأُوَق
رَقكلذليَقلفِأُوَق
وللِأُوأل
ب
ف َابَقلدلد
َق ا
“(Al Qur'an) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengannya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.” (Q.S. Ibrahim 14:52)
Ulul albab bersedia menyampaikan ilmunya kepada orang lain untuk memperbaiki masyarakat. Dan ulul albab juga bersedia memberikan peringatan kepada masyarakat atas segala penyimpangan dan ketidakadilan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Dan semuanya itu dilakukannya dengan dasar keimanan kepada Allah Yang Maha Esa.
10. Surat Shad ayat 29
ب
ة َاتَقك
ف
هلَانَقلدزَقندأَق
ك
َق يدلَقإف
ك
ة رَقَابَقمل
اِأُورلبلدليَقلف
هفتفَاِيَقاءَق
رَقكلذَقتَقيَقلفِأُوَق
وللِأُوأل
ب
ف َابَقلدلد
َق ا
Ulul albab mau mempelajari dan merenungkan isi Al-Qur’an yang sudah diberi berkah oleh Allah SWT untuk diambil pelajaran bagi seluruh kehidupan.
11. Surat Shad ayat 43
َانَقبدهَقِأُوَقِأُوَق
“Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai fikiran.” (Q.S. Shad 38:43)
Belajar dari kisah Nabi Ayyub AS, ulul albab dapat belajar dari segala cobaan yang diberikan oleh Allah SWT, sehingga pada akhirnya cobaan tersebut bisa
berubah menjadi rahmat.
12. Surat Az-Zumar ayat 9
مدأَق
Ulul albab menyadari bahwa orang-orang yang berilmu tidak sama dengan orang-orang yang tidak berilmu. Orang yang berilmu tentu lebih mulia dan tinggi derajatnya jika mereka selalu dekat kepada Allah SWT, antara lain dengan bangun malam hari untuk mendirikan shalat, takut dengan azab Allah di akhirat dan harap akan rahmat-Nya.
13. Surat Az-Zumar ayat 18
ن
َق ِيذفللا
“Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.” (Q.S. Az-Zumar 38:18)
Ulul albab selalu bersikap kritis dalam mendengarkan pembicaraan, pandai menimbang-nimbang ucapan, teori, propisisi atau dalil yang dikemukakan oleh orang lain.
14. Surat Az-Zumar ayat 21
م
د لَقأ
َق
kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan,
kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (Q. S. Az-Zumar 39:21)
Ulul albab dapat mengambil pelajaran dari ayat-ayat Allah yang ada di alam semesta seperti air hujan, manfaat air untuk tumbuh-tumbuhan dan segala dampak positif lainnya yang dihasilkan oleh air.
15. Surat Al-Mukmin ayat 53-54
ددقَقلَقِأُوَق
َانَقيدتَقاءَق
َىس
َق ومل
َىدَقهللدا
َانَقثدرَقِأُودأَقِأُوَق
ِينفبَق
ل
َق يئفارَقس
د إف
َ)ب
َق َاتَقك
ف لدا
53
َىدثهل(
َىرَقكدذفِأُوَق
ِيلفِأُولف
ل
ب
ف َابَقلدلد
َق ا
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan petunjuk kepada Musa; dan Kami wariskan Taurat kepada Bani Israil, untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berfikir.” (Q.S. Al-Mukmin 40:53-54)
Ulul albab dapat mengambil petunjuk dan menjadikan kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT sebagai peringatan.
دلعَقأَق
هللللا
م
د هللَق
َابثاذَقعَق
ادثِيدفش
َق
اوقلتلَافَق
هَقلللا
ِيلفِأُوألَاِيَق
ب
ف َابَقلدلد
َق ا
ن
َق ِيذفللا
اونلمَقاءَق
ددقَق
ل
َق زَقندأَق
هللللا
م
د ك
ل يدلَقإف
ارثكدذف
“Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras, maka bertaqwalah kepada Allah hai orang-orang yang mempunyai akal, (yaitu) orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu,” (Q.S. At-Thalaq 65:10)
Ulul albab selalu beriman dan menjaga kualitas imannya serta dapat mengambil pelajaran dari azab yang diberikan oleh Allah SWT kepada bangsa atau umat yang durhaka pada masa yang lalu.
Intisari Kriteria Ulul Albab
Dari penjelasan secara kronologis di atas dapat disimpulkan bahwa ulul albab adalah cendekiawan Muslim yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Mengerahkan secara optimal semua potensi intelektual yang dimiliki untuk mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta beijtihad dalam rangka memahami ayat-ayat Alah SWT baik yang qauliyah maupun yang kauniyah. 2. Mampu menjadikan ilmu pengetahuan yang dimiliki sebagai alat untuk mencari
karunia sebanyak-banyaknya (khairan katsiran) dari Allah SWT untuk kebaikan umat manusia, bukan untuk menimbulkan kerusakan dan kebinasaan.
3. Bersedia menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dalam rangka memimbing, membina dan memimpin masyarakat.
cendekiawan tidak hanya ditentukan oleh ketinggian ilmu pengetahuannya semata, tetapi—dan lebih utama lagi—ditentukan oleh sejauh mana kedekatan (taqarrub) nya dengan Allah SWT. Oleh sebab itu cendekiawan Muslim harus senantiasa berzikir kepada Allah SWT di mana saja berada dan dalam kondisi bagaimana pun. Baik zikir hati, lisan, maupun amal perbuatan.
5. Mempunyai sikap furqan, yaitu mampu membedakan antara yang hak dan yang batil; selalu konsekuen mengikuti dan membela yang hak serta menjauhi dan menentang yang batil; serta bersedia berkorban dan menentang arus dalam mempertahankan yang hak dan menentang yang batil tersebut.
6. Memiliki iman yang kuat dan akhlaq yang mulia yang tercermin antara lain dalam beberapa sikap berikut: Mengakui kekuasaan Allah SWT, tidak takut kepada siapapun kecuali kepada Allah SWT, selalu mengikuti hidayah-Nya, senantiasa ikhlas dalam setiap amalannya, cenderung menjauhkan diri dari perilaku menyimpang dan kembali kepada prilaku yang mendapat keridhaan Allah SWT, senantiasa menyadari kekhilafan, tabah dan dapat belajar dari segala macam cobaan.