2015
LAPORAN
Kata Pengantar
Segala puji dan rasa syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas karunia–Nya Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta secara
bersama-sama menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIN) BKP Kls II Yogyakarta Tahun 2015 yang merupakan tahun ke 1 (satu)
pelaksanaan Rencana Strategis dan Rencana Pembangunan jangka Menengah
Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019.
LAKIN BKP Kls II Yogyakarta tahun 2015 merupakan perwujudan
pertanggungjawaban atas kinerja berikut pelaksanaan tugas dan fungsi Balai
Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta dalam pencapaian visi dan misi dan kinerja
organisasi selama tahun anggaran 2015. Penyusunan LAKIN Balai Karantina
Pertanian Kelas II Yogyakarta disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden
(Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(AKIP) dan Permenpan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah. Penyusunan LAKIN ini juga menunjukkan komitmen dan tekad
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta dalam melaksanakan misi organisasi
yang berorientasi pada hasil, baik berupa output maupun outcome.
Selain menyajikan capaian pelaksanaan misi organisasi, LAKIN ini juga menguraikan
kegiatan baik yang sudah ataupun belum tercapai targetnya pada tahun anggaran
2015, yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategis 2015 - 2019. Oleh
karena itu, LAKIN Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta tahun 2015 ini juga
merupakan prinsip transparansi dalam akuntabilitas kinerja organisasi yang
merupakan perwujudan nyata dari penyelengaraan pemerintahan yang baik (good governance).
Selain itu, penyusunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta dimaksudkan
sebagai sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh
Dengan berbagai indikator capaian yang dituangkan dalam laporan ini, Balai
Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta berharap dapat memberikan gambaran
obyektif tentang kinerja organisasi selama satu tahun. Capaian kinerja ini akan
digunakan sebagai salah satu masukan untuk kegiatan pada tahun berikutnya.
Dengan demikian diharapkan kinerja pada masa mendatang akan menjadi lebih
produktif, efektif dan efisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, dan
manajemen keuangan.
Demikian laporan ini kami sajikan semoga dapt bermanfaat sebesar besarnya untuk
kepentingan bersama.
Yogyakarta, Januari 2016 Kepala Balai
Ttd
Ikhtisar Eksekutif
Salah satu azas dalam penerapan tata kepemerintahan yang baik adalah
akuntabilitas. Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban dari amanah atau
mandat yang melekat pada suatu lembaga. Dengan landasan pemikiran tersebut,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIN) Tahun 2015 disusun.
LAKIN ini menyajikan capaian kinerja dari Balai Karantina Pertanian Kelas II
Yogyakarta Tahun 2015 menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan
dalam bidang pelayanan operasional karantina pertanian dan pengawasan
keamanan hayati. Keberhasilan dibidang pelayanan operasional karantina pertanian
dan pengawasan keamanan hayati tentunya bukan merupakan keberhasilan dari
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta secara institusional, namun
merupakan keberhasilan yang dicapai dari dukungan seluruh pemangku kepentingan
(stakeholder).
Beberapa capaian kinerja dari Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta secara
ringkas dapat diuraikan pada Tabel 1 berikut :
Tabel 1
Capaian Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun Anggaran 2015
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Jumlah sertifikat karantina Impor, ekspor dan Antar Area terhadap media pembawa OPTK dan
HPHK melalui pelaksanaan tindakan karantina. 100%
(14.625) 24.307 166,20 %
Sertifikasi Karantina Pertanian. 12Bln 12Bln 100 % Dukungan Aparatur Pegawai & Layanan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan perkarantinaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pembangunan pertanian dan merupakan salah satu sektor dari pembangunan
nasional yang diarahkan untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia
menuju masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, mandiri dan bermartabat.
Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah menyebutkan bahwa setiap instansi
pemerintah wajib menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIN). LAKIN merupakan laporan pertanggungjawaban instansi pemerintah
atas akuntabilitas kinerja yang telah ditetapkan selama kurun waktu 1 (satu)
tahun dan sebagai bentuk keterbukaan informasi kepada publik serta dalam
rangka mewujudkan Good Governance.
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta sebagai satker mandiri dibawah
Badan Karantina Pertanian sebagai instansi pemerintah mempunyai kewajiban
menyusun LAKIN yang merupakan bentuk akuntabilitas kepada publik serta
menjadi media informasi kepada publik mengenai capaian kinerja yang telah
dilakukan BKP Kelas II Yogyakarta selama tahun 2015.
Terwujudnya tata pemerintahan yang baik (good govermance) merupakan harapan semua pihak, langkah untuk mewujudkan hal tersebut telah dituangkan
Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan Inpres Nomor 07
Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Instruksi Presiden
tersebut mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara
negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas, dan fungsi, serta
Terkait tugas BKP Kelas II sebagai instansi yang melaksanakan tugas
perkarantinaan melindungi kelestarian hayati hewani dan nabati serta
pengawasan kemanan pangan. Badan Karantina Pertanian mempunyai peran
yang sangat strategis dalam menjaga kesinambungan bidang pangan dan
pengembangan agribisnis melalui pencegahan masuknya hama dan penyakit
pengganggu hewan dan tumbuhan karantina di seluruh wilayah RI
B. Tugas Pokok Dan Fungsi
1. Kedudukan
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta yang berdiri berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.210/4/2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, adalah
merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis yang berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Badan Karantina Pertanian.
2. Tugas Pokok
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan,
serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.
3. Fungsi
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta mempunyai fungsi sebagai
berikut :
a. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan;
b. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa
Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina (OPTK);
c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK;
d. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK;
g. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan
hayati hewani dan nabati;
h. Pelaksanaan sistem informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina
hewan dan tumbuhan;
i. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang karantina hewan, bidang karantina
tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati;
j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga;
4. Wilayah Kerja
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta mempunyai wilayah kerja :
a. Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta;
b. Bandar Udara Adisumarmo Solo;
c. Kantor Pos Besar Yogyakarta.
C. Struktur Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/2008 Struktur Organisasi
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta sebagaimana gambar berikut :
Struktur Organisasi
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta
Gambar 1. Gambar Susunan Organisasi BKP Kelas II Yogyakarta KEPALA
Sub Bagian Tata Usaha
Seksi Karantina Tumbuhan Seksi Karantina
Hewan
D. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya LAKIN ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja Balai
Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta selama Tahun 2015. Capaian kinerja
(performance results) 2015 tersebut diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja (performance agreement) 2015 sebagai tolok ukur keberhasilan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta. Adapun sistematika penyusunan LAKIN
adalah sebagai berikut :
Executive Summary (Ikhtisar Eksekutif);
Bab I Pendahuluan, Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang,
kedudukan, tugas pokok dan fungsi organisasi, aspek strategis yang berisi
prioritas Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta sejalan dengan RPJMN
serta struktur organisasi;
Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, dalam bab ini diikhtisarkan
beberapa hal penting dalam perencanaan dan perjanjian kinerja (dokumen
penetapan kinerja);
Bab III Akuntabilitas Kinerja, dalam bab ini diuraikan sasaran-sasaran
organisasi, dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja;
Bab IV Penutup
Lampiran-lampiran menjelaskan secara ringkas kesimpulan dan saran untuk
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. RJPMN 2015-2019
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) merupakan penjabaran dari Visi, Misi,
dan Program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) yang memuat strategi
pembangunan nasional, kebijakan umum, program kementerian/ lembaga dan
lintas kementerian/ lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta
kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 ditetapkan
melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 yang merupakan tahap kedua
dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
2005-2025. RPJMN 2015-2019 selanjutnya menjadi pedoman bagi
kementerian/ lembaga dalam menyusun Rencana Strategis kementerian/
lembaga (Renstra-KL).
Tahapan skala prioritas utama dan strategi RPJM berbeda dalam setiap
tahapannya. RPJM ke-3 (2015-2019) ditujukan untuk lebih memantapkan
penataan kembali Indonesia disegala bidang dengan menekankan pada
upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan
kemampuan iptek serta penguatan daya saing perekonomian.
Program pembangunan nasional telah ditetapkan 9 agenda prioritas nasional
yang dikenal dengan Nawa Cita, yaitu:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar
negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan
pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan
memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik
pada institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi
demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga
perwakilan.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan
kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar";
serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program
"Indonesia Kerja" dan "Indonesia Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan
sosial untuk rakyat di tahun 2019.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit
bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan
kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek
pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional
aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa,
nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan
budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.
9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan
Dari sembilan cita tersebut terdapat agenda pembangunan bidang pertanian
(nawacita no 6 dan 7) yang menjadi lingkup tugas Balai Karantina Pertanian
Kelas II Yogyakarta sebagai unit pelaksana teknis lingkup Badan Karantina
Pertanian Kementerian Pertanian
B. Rencana Strategis (RENSTRA) 2015-2019
Rencana Strategis (Renstra) Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta
pada hakekatnya merupakan pernyataan komitmen dalam upaya terencana
dan sistematis dalam peningkatan kinerja serta cara pencapaiannya melalui
pembinaan, penataan, perbaikan, penerbitan, penyempurnaan dan
pebaharuan terhadap sistem dalam pelayanan perkarantinaan dan
pengawasan keamanan hayati.
Renstra Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta merupakan salah satu
wujud operasional dari Visi dan Misi Badan Karantina Pertanian. Renstra
dibuat dalam rangka memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai
pedoman dan tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pemerintahan yang
diselaraskan dengan arah kebijakan dan program pertanian yang telah
ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun ke-3 pada
2015-2019, maupun Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian Tahun
2015-2019.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina,
Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, maka salah satu strategi dalam menjaga
kelestarian sumberdaya alam hayati hewani dan nabati melalui
penyelenggaraan perkarantinaan pertanian.
Agar tujuan perkarantinaan hewan dan tumbuhan tercapai sesuai dengan
harapan pemberi kewenangan, kebutuhan masyarakat, dan untuk memenuhi
kewajiban penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik dibidang
perkarantinaan hewan dan tumbuhan maka disusun dokumen Rencana
C. Visi Dan Misi
1. Visi :
Menjadi Instansi yang tangguh dan terpercaya dalam perlindungan
kelestarian sumber daya alami hayati hewani dan nabati serta keamanan
pangan di DIY dan Propinsi Jawa Tengah.
2. Misi :
a. Melaksanakan perkarantinaan hewan dan tumbuhan untuk melindungi
kelestarian sumber daya alam hayati hewani dan nabati di Provinsi DIY
dan Jateng.
b. Mendukung terwujudnya keamanan pangan di Provinsi DIY dan Jateng.
c. Meningkatkan citra dan kualitas pelayanan publik.
d. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka peningkatan akselerasi
ekspor komoditas pertanian di Provinsi DIY dan Jateng.
D. Perjanjian Kinerja Tahun 2015
Dokumen Penetapan Kinerja adalah merupakan suatu dokumen pernyataan
kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan
untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumberdaya yang
dimiliki oleh instansi.
Tujuan perjanjian kinerja ini antara lain adalah untuk: meningkatkan
akuntabilitas, transparansi, dan peningkatan kinerja aparatur, serta sebagai
wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah dan
dijadikan dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi
Perjanjian Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun
Anggaran 2015 yang disepakati bersama dengan Badan Karantina Prtanian
adalahsebagaimana tercantum dalam Tabel 2 dibawah ini :
Tabel 2
Perjanjian Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun Anggaran 2015
Jumlah sertifikat karantina Impor, ekspor dan Antar Area terhadap media pembawa OPTK dan HPHK melalui pelaksanaan tindakan karantina.
100%
Jumlah dukungan operasional pemantauan HPHK / OPTK
2 Dok
Jumlah pengujian laboratorium 2 Dok Jumlah dukungan operasional koordinasi
Dukungan Aparatur Pegawai & Layanan Perkantoran.
Jumlah dan jenis sarana, teknologi informasi yang sesuai kebutuhan dan memadai.
21 Unit
Pengembangan Infrastruktur tanah, gedung / bangunan / Instalasi
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2014
Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan menggunakan metode
pembanding capaian kinerja sasaran. Metode pembanding capaian kinerja
sasaran dilakukan dengan membandingkan antara rencana kerja yang
diintegrasikan dengan realisasi kinerja yang yang dicapai organisasi. Selanjutnya
akan dilakukan analisis terhadap penyebab terjadinya celah kinerja yang terjadi
serta tindakan perbaikan yang diperlukan dimasa mendatang. Rincian tingkat
capaian kinerja masing-masing indikator tersebut dapat diilustrasikan dalam
Tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3
Capaian Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun Anggaran 2015
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Jumlah sertifikat karantina Impor, ekspor dan Antar Area terhadap media
pembawa OPTK dan HPHK melalui pelaksanaan tindakan karantina.
Pertanian. 12Bln 12Bln
100 %
Dukungan Aparatur Pegawai & Layanan
Perkantoran. 12Bln 12Bln 100 %
Jumlah dan jenis sarana, teknologi informasi yang sesuai kebutuhan dan
memadai. 21 Unit 28 Unit
130 %
Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian sasaran strategis
dimasa mendatang. Analisis capaian kinerja tersebut selengkapnya tertuang
dalam bagian berikut ini.
B. Analisis Capaian Kinerja
1. Indikator kinerja realisasi target operasional sertifikasi dan pengawasan
keamanan hayati. Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 4
dibawah ini.
Tabel 4
Capaian Indikator Kinerja Realisasi sertifikat karantina Impor, ekspor dan Antar Area terhadap media pembawa OPTK dan HPHK melalui pelaksanaan
tindakan karantina
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Jumlah sertifikat karantina Impor, ekspor dan Antar Area terhadap media pembawa OPTK dan HPHK melalui pelaksanaan tindakan karantina.
100%
(14.625) 23.076 163,37 %
Frekuensi kegiatan operasional Tahun 2015 berjumlah 23.076 frekuensi
yang terdiri dari sertifikasi karantina hewan 14.161 frekuensi dan 14.504
frekuensi karantina tumbuhan. Target pada Tahun 2015 sebesar 14.625
sertifikasi dari tahun 2014 atau sejumlah 40 %. Dengan demikian capaian
kinerja realisasi target operasional sertifikasi dan pengawasan keamanan
hayati sebesar 14.625 frekuensi tercapai. Data selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5
Realisasi Kegiatan Karantina Hewan dan Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta
Tahun 2015
Kegiatan Impor Ekspor Domas Dokel Jumlah
Tabel 6
Frekuensi Sertifikasi Karantina Komoditas Pertanian
Tahun 2011 2012 2013 2014 2015
Frekuensi KH 4.271 5.540 7.040 14.161 13.020 Frekuensi KT 5.719 5.199 .7.001 14.504 10.056 Jumlah 9.990 10.739 14.041 28.665 23.076
Keberhasilan capaian ini disebabkan antara lain:
a. Peningkatan lalu lintas ekspor komoditas media pembawa karantina
hewan
b. Sosialisasi yang dilaksanakan telah mampu meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk melapor kepada petugas karantina pertanian.
c. Sistem E-Cert yang sudah beroperasional optimal dan dirasakan
kehandalannya
d. Peningkatan pengiriman hewan hidup ke Kalimantan dan Sumatera.
e. Kerjasama dan koordinasi instansi terkait telah mampu meningkatkan
peran aktif para pemangku kepentingan dalam mendukung pelaksanaan
perkarantinaan dan meningkatkan pemahaman akan arti penting karantina
pertanian.
Kegiatan ekspor komoditas karantina hewan meliputi pengiriman Hewan hidup
yang diekspor berupa lebah madu 8 koloni frekuensi pengiriman
masing-masing 1kali ke negara tujuan Filipina, dan kumbang sebanyak 9.195 ekor ke negara Jepang. BAH yang diekspor berupa sarang burung walet sebanyak 719 kg dengan frekuensi 26 kali pengiriman ke negara USA, Singapura,
Hongkong dan Taiwan.. Sedang untuk ekportasi HBAH berupa kulit jadi (finished leather), dan produk kulit sebanyak 103.235,19 kg dengan frekuensi 814 kali menuju negara Asia Timur (seperti China, Hongkong,
Frekuensi kegiatan sertifikasi ekspor karantina tumbuhan sebanyak 2.634
kali. Jika dibanding tahun 2014 dan 2015 trend kenaikan frekuensi terlihat
signifikan. Komoditas yang diekspor diantaranya : Benih sayuran, buah
salak, buah kelapa, rempah-rempah, daun pakis, kayu (moulding), furniture, benih sayuran, dan tembakau kering.
2. Capaian Indikator kinerja tingkat dukungan operasional pemantauan
HPHK dan OPTK sebesar 2 Dokumen (Laporan). Capaian indikator
tersebut dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini.
Tabel 7
Capaian Indikator Kinerja Tingkat
Dukungan operasional pemantauan HPHK / OPTK
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Dukungan operasional pemantauan
HPHK / OPTK 2 Dok 2 Dok 100%
Pada Tahun 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta
menargetkan pelaksanaan kegiatan Pemantauan OPTK dan HPHK diwilayah
DI Yogyakarta. Pemantauan yang dilakukan untuk memberikan informasi
aktual untuk memetakan status dan situasi HPHK/OPTK di Wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Kota Surakarta. Pemantauan HPHK dikhususkan
pada monitoring dan surveillance penyakit hewan zoonosis Rabies. Sedangkan Pemantauan OPTK dikhususkan pada Penyebaran OPT Lalat
Buah. Hasil pemantauan tersebut berupa 2 Laporan/dokumen kegiatan
pemantauan dan peta daerah sebar.Dengan demikian maka capaian kinerja
mencapai 100%.
3. Indikator kinerja Kinerja Prosentase Jumlah Dokumen Pengujian
Laboratorium Karantina Pertanian. Capaian indikator tersebut dapat
Tabel 8
Capaian Indikator Kinerja Prosentase Jumlah Dokumen Pengujian Laboratorium Karantina Pertanian
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Jumlah Dokumen Pengujian
Laboratorium Karantina Pertanian 2 Dok 2 Dok 100 %
Pada tahun 2015 Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II
Yogyakarta telah didukung oleh Sarana Gedung Laboratorium dan Peralatan
yang memadai sehingga penerapan SMM ISO 17025:2005 menjadi prioritas
kinerja satuan kerja.
Balai Karantina Pertanian telah mengimplementasikan Sistem Manajemen
Mutu Laboratorium ISO/IEC 17025:2005 untuk pengujian Laboratorium
Karantina Pertanian.
Pada tahun 2015 Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II
Yogyakarta belum berhasil mendapatkan akreditasi untuk ISO 17025:2005
dari lembaga Akreditasi KAN untuk 2 ruang lingkup pengujian KH dan KT.
Namun sejak ditetapkan pada tanggal 7 Juli 2014 sampai dengan akhir tahun
2014 implementasi prosedur dan persyaratan SMM sudah dapat dipenuhi.
Pengajuan persyaratan akreditasi ke KAN untuk proses penilaian dan audit
juga sudah dikirimkan. Sistem ini sudah diaudit oleh Komite Akreditasi
Nasional (KAN) untuk mendapatkan Akreditasi Laboratorium. Proses
selanjutnya adalah menunggu hasil keputusan Akreditasi yang akan
diumumkan pada TA 2016.
NAmun dari hasil temuan sementara Laboratorium Karantina Pertanian telah
dapat membuktikan implementasi system pada 2 ruang lingkup yaitu
Identifikasi Morfologi (KT) dan Cemaran Mikroba (KH). Sehingga dengan 2
Tabel 9
Frekuensi Pemeriksaan sesuai ruang lingkup Komoditas Pertanian
Tahun 2014 2015
Bag. Laboratorium KT Ruang Lingkup 26 38
Bag. Laboratorium KH Ruang Lingkup 97 273
Jumlah 123 311
Pada tahun 2014 dan 2015 terdapat permintaan pengujian masing masing
26 dan 38 untuk ruang lingkup identifikasi morfologi Bagian Laboratorium
Karantina Tumbuhan.
Sedangkan untuk Bagian Lab Karantina Hewan pada tahun 2014 dan 2015
terdapat permintaan pengujian masing masing 97 dan 273 untuk Ruang
Lingkup Cemaran Mikroba
4. Indikator kinerja Jumlah dukungan operasional koordinasi
pengawasan. Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 10
dibawah ini.
Tabel 10
Capain Indikator Kinerja Jumlah dukungan operasional koordinasi pengawasan
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Jumlah dukungan operasional koordinasi pengawasan
1 Laporan 1 Laporan 100%
Kegiatan dukungan operasional koordinasi dan pengawasan karantina
terhadap pelayanan perkarantinaan pertanian di Balai Karantina Pertanian
Kelas II Yogyakarta meliputi koordinasi dan pengawasan bersama instansi
mitra kerja karantina. Kegiatan ini meliputi Rapat Eksternal dan Penanganan
pelanggaran karantina. Selama tahun 2015 telah dilakukan 4 koordinasi
kegiatan maka indikator jumlah dukungan operasional dan koordinasi
pengawasan dapat terealisasi.
5. Indikator kinerja Jumlah dukungan Internal Administrasi Pengelolaan
Sertifikasi Karantina Pertanian. Capaian indikator tersebut dapat dilihat
pada Tabel 11 dibawah ini.
Tabel 11
Capain Indikator Jumlah Dukungan Internal Administrasi Pengelolaan Sertifikasi Karantina Pertanian
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Jumlah Dukungan Internal Administrasi
Pengelolaan Sertifikasi Karantina Pertanian
12 Bln 12 Bln 100%
Kegiatan dukungan Internal Administrasi berupa penyediaan sarana dan
fasilitas tindakan 8 P. Kegiatan Utama yang didukung adalah;
- Penerbitan Sertifikat Kesehatan Karantina Hewan dan Pitosanitary
Tumbuhan.
- Operasional Laboratorium karantina pertanian yang telah berstandar
ISO/IEC 17025:2005
- Tindakan Karantina Pertanian di luar tempat pemasukan dan
pengeluaran
- Pengamatan dan Pengasingan Media Pembawa HPHK/OPTK
- Perlakuan media pembawa HPHK/OPTK
- Penahanan dan Pemusnahan HPHK/OPTK
Dukungan Administrasi berupa fasilitasi Perjalanan tindak karantina,
pembelian bahan, penyediaan sarana Informasi Teknologi (Pengolah Data)
dan pelaporan operasional. Seluruh kegiatan dukungan ini telah dapat
6. Indikator kinerja Dukungan Aparatur Pegawai dan Layanan
Perkantoran. Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 12
dibawah ini.
Tabel 12
Capain Indikator Dukungan Aparatur Pegawai dan Layanan Perkantoran
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Dukungan Aparatur Pegawai dan Layanan Perkantoran
12 Bln 12 Bln 100%
Kegiatan dukungan Aparatur Pegawai dan Layanan Perkantoran berupa
penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan berwenang
melakukan tindakan 8P. Selain itu dukungan layanan perkantoran
menyediakan kebutuhan sehari hari perkantoran untuk melaksanakan
tupoksi karantina. Kegiatan utama dukungan ini berupa;
- Pembayaran Gaji, Tunjangan, dan Lembur
- Pengembangan dan pembinaan SDM melalui pembinaan mental
Inhouse Training dan pelatihan eksternal
- Pemeliharaan dan perbaikan sarana prasarana pemeriksaan
- Pengelolaan administrasi kepegawaian
- Pengembangan sistem tata laksana perkantoran dengan Standar
Mamajemen Mutu
- Kepatuhan terhadap UU ttg Pelayanan Publik dan Zona Integritas
WBK dan WBBM
Dari pelaksanaan kegiatan dukungan tersebut dapat direalisasikan selama 12
7. Indikator kinerja Jumlah dan Jenis Sarana teknologi Informasi yang
sesuai dengan kebutuhan dan memadai. Capaian indikator tersebut dapat
dilihat pada Tabel 13 dibawah ini.
Tabel 13
Capain Indikator Jumlah dan Jenis Sarana teknologi Informasi yang sesuai dengan kebutuhan dan memadai
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Jumlah dan Jenis Sarana teknologi Informasi yang sesuai dengan kebutuhan dan memadai
21 Unit
28 Unit 130%
Indikator ini menggambarkan kebutuhan belanja modal berupa
peralatan/aset untuk melakukan tupoksi karantina. Pengadaan peralatan
merupakan penggantian barang inventaris yang telah dihapus atau dalam
kondisi dihentikan penggunaannya. Dengan pengadaan belanja modal dapat
mempertahankan kinerja masing masing unit kerja yang membutuhkan.
Dalam tahun 2015 kegiatan pengadaan berupa;
- Pengolah Data 9 unit ( 1 unit kamera digital, 5 unit komputer, 1 unit
Laptop, 2 unit Printer,
- Mebelair kantor 19 unit (2 unit Rak Penyimpan, 4 unit Lemari Besi, 2
unit Lemari Kayu, 2 unit Meja kerja laboratorium, 6 unit kursi kerja, 1
Meja konter, 1 Kitcen set lab
Dari pelaksanaan kegiatan dukungan tersebut dapat dioptimalkan
penggunaan anggaran sehingga dapat direalisasikan sebanyak 28 unit dari
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA TAMBAHAN
1. Peningkatan penggunaan dan pengelolaan PPK Online oleh pengguna
jasa di wilayah kerja BKP Yogyakarta
Pada tahun 2015 merupakan tahun Implementasi pelaksanaan pelayanan
data berbasis digital. Salah satu program yang ditawarkan pengguna jasa
adalah penggunaan fasilitas PPK-Online. Aplikasi berbasis web yang
memberikan kemudahan pengguna jasa untuk melakukan permohonan
pemeriksaan karantina.
Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 14 dibawah ini.
Tabel 14
Indikator Kinerja Peningkatan Penggunaan dan Pengelolaan PPK Online di wilayah Kerja BKP Yogyakarta
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Peningkatan penggunaan dan pengelolaan PPK Online di Wilayah Kerja BKP Yogyakarta
80% 81% 100%
Pada tahun 2015 ditargetkan pengguna PPK Online aktif sebanyak 80 %
pengguna jasa atau sekitar 134 pengguna jasa terdaftar dari 165 pengguna
jasa reguler KH dan KT. Pada tahun 2015 terdapat 135 pengguna jasa aktif
pengguna PPK Online terdiri dari 38 pengguna jasa karantina hewan dan 96
pengguna jasa karantina tumbuhan. Dibandingkan tahun lalu pengguna aktif
PPK Online hanya mencapai 10 % sehingga tahun 2015 tetap dilakukan
usaha sosialisasi dan apresiasi PPK Online untuk seluruh pengguna jasa
diwilayah kerja BKP Yogyakarta sehingga target 80 % pengguna aktif PPK
Online dapat terpenuhi dengan peningkatan menjadi sebesar 80 % pada
2 Penerapan ruang lingkup kompetensi uji Laboratorium sesuai ISO/IEC
17025:2005. Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 15 dibawah
ini.
Tabel 15
Capaian Indikator Kinerja Prosentase Jumlah Dokumen Pengujian Laboratorium Karantina Pertanian
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Penerapan ruang lingkup kompetensi
Pada tahun 2015 Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II
Yogyakarta telah telah mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu
Laboratorium ISO/IEC 17025:2005 untuk pengujian Laboratorium Karantina
Pertanian. Laboratorium Karantina Pertanian telah dapat membuktikan
dalam Audit KAN implementasi sistem pada 2 ruang lingkup yaitu
Identifikasi Morfologi (KT) dan Cemaran Mikroba (KH). Sehingga dengan 2
ruang lingkup tersebut Realisasi Indikator 2 ruang lingkup telah tercapai :
3 Peningkatan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Indikator kinerja peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa (IKM). Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 16 dibawah ini.
Tabel 16
Capain Indikator Kinerja Peningkatan Indeks Kepuasan Dan Kepatuhan Pengguna Jasa (IKM)
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa (IKM)
84 83.78 99,7%
dan di Kantor Pos Yogyakarta pada Tahun 2015 mendapat nilai 83,78
(SANGAT BAIK), dan Target yang ditetapkan pada tahun 2015 mengalami
sebesar 84(SANGAT BAIK).
IKM pada Tahun 2015 sebesar 83,78 (SANGAT BAIK). Dari nilai yang
ditargetkan tercapai dapat dipertahankan dalam kategori SANGAT BAIK,
namun target nilai 84 tidak dapat tercapai pada tahun ini. Tantangan dalam
pencapaian nilai IKM antara lain sebagai berikut:
a. Penerapan Standar Pelayanan Publik yang harus selalu dievaluasi
b. Target yang ditetapkan harus bersifat moderate ;
c. Pengguna jasa/pelanggan di Bandara Adisucipto yang selalu
berganti-ganti terutama untuk pengguna jasa tentengan;
d. Keterbatasan waktu dalam penerbangan, sehingga pelanggan tidak
sempat mengisi kuisioner;
Keberhasilan lain dari Peningkatan Kepuasan Masyarakat ditunjukkan
dengan prestasi dibidang pelayanan publik berupa Apresiasi dan Predikat
bidang Standar Pelayanan Publik diantaranya :
- Penandatanganan Berita Acara Kesepakatan Standar Pelayanan Publik
dalam rangka Public Hearing dengan stake holder karantina pertanian - Predikat Kepatuhan Tinggi dengan Nilai (930) terhadap Pelayanan
Publik dari Ombudsman Republik Indonesia
- Penghargaan dan Piala Abdi Bhakti Tani tingkat Kementerian Pertanian
- Salah satu dari 11 satuan kerja tingkat nasional yang berpredikat WBK
Zona Integritas dari KemenPan RB
4 Peningkatan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Tabel 17
Capain Indikator Kinerja Peningkatan Indeks Kepuasan Dan Kepatuhan Pengguna Jasa (IKM)
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa (IKM)
84 83.78 99,7%
Indek kepuasan masyarakat terhadap pelayanan perkarantinaan pertanian di
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta yang mempunyai wilayah kerja
di Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta, Bandar Udara Adisumarmo Solo,
dan di Kantor Pos Yogyakarta pada Tahun 2015 mendapat nilai 83,78
(SANGAT BAIK), dan Target yang ditetapkan pada tahun 2015 mengalami
sebesar 84(SANGAT BAIK).
IKM pada Tahun 2015 sebesar 83,78 (SANGAT BAIK). Dari nilai yang
ditargetkan tercapai dapat dipertahankan dalam kategori SANGAT BAIK,
namun target nilai 84 tidak dapat tercapai pada tahun ini. Tantangan dalam
pencapaian nilai IKM antara lain sebagai berikut:
a. Penerapan Standar Pelayanan Publik yang harus selalu dievaluasi
b. Target yang ditetapkan harus bersifat moderate ;
c. Pengguna jasa/pelanggan di Bandara Adisucipto yang selalu
berganti-ganti terutama untuk pengguna jasa tentengan;
d. Keterbatasan waktu dalam penerbangan, sehingga pelanggan tidak
sempat mengisi kuisioner;
Keberhasilan lain dari Peningkatan Kepuasan Masyarakat ditunjukkan
dengan prestasi dibidang pelayanan publik berupa Apresiasi dan Predikat
bidang Standar Pelayanan Publik diantaranya :
- Penandatanganan Berita Acara Kesepakatan Standar Pelayanan Publik
dalam rangka Public Hearing dengan stake holder karantina pertanian - Predikat Kepatuhan Tinggi dengan Nilai (930) terhadap Pelayanan
- Salah satu dari 11 satuan kerja tingkat nasional yang berpredikat WBK
Zona Integritas dari KemenPan RB
5 Penerapan Sistem Elektronik Perkantoran (E-Office).
Indikator kinerja peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa (IKM). Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 18 dibawah ini.
Tabel 18
Capain Indikator Kinerja
Penerapan Sistem Elektronik Perkantoran (E-Office).
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Penerapan Sistem Elektronik Perkantoran (E-Office).
1 keg 1keg 100%
Perapan sistem informasi kantor secara digital/elektronik Q-Office adalah
salah satu tuntutan dari pembangunan tata laksana perkantoran sebagai
komponen pengungkit dalam penilaian Zona Integritas. Dalam tahun 2015
BKP Kelas II Yogyakarta membangun secara mandiri sistem adminisreasi
perkantoran berbasis web yang mulai dilaunching secara efektif pada bulan
Desember 2015. Sistem ini mulai dirasakan manfaatnya dalam mendukung
operasional perkantoran modern yang efektif dan efisien. Dengan demikian
target penerapan sistem E Office ini dapat terealisasi dengan baik.
6 Realisasi anggaran berdasarkan target Serapan
Realisasi anggaran Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun
Tabel 19
Realisasi Anggaran Tahun 2015
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta
Uraian Pagu Revisi Realisasi Capaian
(%)
Belanja Pegawai
5.156.393.000 4.127.580.000 4.810.857.015 93,30 Belanja Barang
4.233.370.000 3.891.861.000 4.075.6958.386 96.28 Belanja Modal
137.000.000 752.000.000 136.845.100 99.89
Jumlah 9.526.763.000 8.771.441.000 9.023.397.501 94.72
Realisasi anggaran belanja tahun 2015 dari pagu Rp 9.526.763.000,-
terealisasi sebesar Rp 9.023.397.501,- atau sebesar 94,72 % dari target
sebesar 97.00 % sehingga realisasi tidak mencapai target yang ditetapkan.
Dalam pelaksanaan kegiatan dilakukan revisi DIPA 2015 sebanyak 4 kali.
Untuk belanja barang tahun 2015 capaiannya sebesar 96,97%. .Jika
dibandingkan dengan penyerapan jenis belanja lainnya, yakni belanja barang
96,28% dan belanja modal 99,89%, maka capaian belanja pegawai yang
paling rendah. Hal ini disebabkan pagu tidak dapat terserap secara
maksimal karena memang sudah tidak dapat ditransfer keluar ke UPT lain
Sedangkan untuk belanja modal capaian mencapai 99,89%. Sisa dari yang
tidak terserap ini adalah merupakan biaya optimalisasi dari hasil lelang
beberapa kegiatan pengadaan barang dan jasa.
7 Outcome dan Pencapaian pada tahun 2015
Bahwa keberadaan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta dengan
tupoksi: mencegah masuknya hama dan penyakit hewan karantina, dan
organisme pengganggu tumbuhan karantina dari luar negeri ke dalam
wilayah negara RI; mencegah tersebarnya hama dan penyakit hewan
karantina, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari satu area ke
area lain di dalam wilayah negara RI; mencegah keluarnya hama dan
penyakit hewan karantina dari wilayah negara RI; serta mencegah keluarnya,
dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari wilayah negara RI
meningkatkan apresiasi dan kepatuhan masyarakat dan mendapatkan
beberapa penghargaan antara lain :
1. Piala Abdi Bhakti Tani Kementerian Pertanian
2. Predikat Kepatuhan Tinggi Standar Pelayanan Publik dari Ombudsman
3. Salah satu dari 11 satuan kerja tingkat nasional yang berpredikat WBK
Zona Integritas dari KemenPan RB
Selain itu perapan sistem informasi kantor secara digital/elektronik Q-Office
mulai dirasakan manfaatnya dalam mendukung operasional perkantoran
BAB IV P E N U T U P A. Kesimpulan
Laporan akuntabilitas kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun
2014 ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja,
baik makro maupun mikro di bidang pelayanan karantina pertanian dan pengawasan
keamanan hayati.
Laporan pertanggungjawaban pencapaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I
Yogyakarta tahun 2015 yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis
2015-2019 tertuang dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) ini. Secara umum
capaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta di tahun 2015 dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a) Selain terealisasinya pencapaian Indikator Kinerja Utama Balai Karantina
Pertanian Kelas II Yogyakarta telah berhasil menerapkan Standar Pelayanan
Publik dengan baik yang dibuktikan dengan beberapa predikat dan
penghargaan bidang pelayanan publik.
b) Berdasarkan analisis pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) BKP kelas II
Yogyakarta dapat memenuhi sasaran yang ditetapkan dalam penetapan
kinerja. Hal ini dapat dari 7 capaian Indikator Kinerja Utama dan 5 indikator
kinerja tambahan.
c) Indikator kinerja terkait dengan indikator kinerja Peningkatan indeks kepuasan
dan kepatuhan pengguna jasa (IKM) yang tercapai sebesar 84 belum dapat
dicapai namun masih dalam Kategori SANGAT BAIK. Namun hal ini dapat
dijelaskan karena nilai IKM ini cenderung rendah nilai peningkatannya.
Indikator ini dinilai dari formulasi kuesioner yang diisi oleh pengguna jasa
karantina. Sementara pengguna jasa karantina di wilayah DIY dan Surakarta
jumlah dan dinamikanya cenderung tetap sehingga opini kepuasan pengguna
B. Saran
Dimasa mendatang Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta akan senantiasa
melakukan berbagai langkah untuk lebih menyempurnakan pencapaian kinerja
sehingga terwujud transparansi dan akuntabilitas sesuai yang kita ingin wujudkan
bersama. Untuk meningkatkan kinerja BKP kelas II Yogyakarta dan mengatasi
kendala kendala yang dihadapi ditahun 2015 perlu dilakukan upaya sebagai berikut:
1. Penguatan pemahaman atas kompetensi manajerial dan standar kompetensi
teknis dan administratif melalui diseminasi yang lebih intensif yang
dikhususkan untuk kegiatan-kegiatan terkait indikator kinerja utama
2. Melaksanakan koordinasi dan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman
seluruh anggota organisasi tentang pentingnya dari pencapaian kinerja yang
telah ditetapkan
3. Target pencapaian IKU dapat ditetapkan ditingkat Satker sehingga lebih
akurat dan realistis sesuai dengan karakteristik masing masing satker. Terkait
dengan IKU Peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa
(IKM) bila sudah tercapai dengan predikat SANGAT BAIK maka Indikator
tersebut dapat diganti atau direvisi pada tahun berikutnya. Untuk peningkatan
IKM maka diperlukan terobosan terkait dengan pelayanan karantina sehingga
pengguna jasa dapat memberikan opini yang lebih baik.
Demikian laporan akuntabilitas kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta
Tahun 2015 dapat memenuhi kewajiban akuntabilitas dan sekaligus menjadi sumber