Kata Pengantar
Segala puji dan rasa syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas karunia–Nya Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta secara
bersama-sama menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) BKP Kls II Yogyakarta Tahun 2014 yang merupakan tahun ke 5 (lima)
pelaksanaan Rencana Strategis dan Rencana Pembangunan jangka Menengah
Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014.
LAKIP BKP Kls II Yogyakarta tahun 2014 merupakan perwujudan
pertanggungjawaban atas kinerja berikut pelaksanaan tugas dan fungsi Balai
Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta dalam pencapaian visi dan misi organisasi
selama tahun anggaran 2014. Penyusunan LAKIP Balai Karantina Pertanian Kelas II
Yogyakarta disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7
Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Penyusunan
LAKIP ini juga menunjukkan komitmen dan tekad yang kuat Balai Karantina
Pertanian Kelas II Yogyakarta dalam melaksanakan misi organisasi yang
berorientasi pada hasil, baik berupa output maupun outcome.
Selain menyajikan capaian pelaksanaan misi organisasi, LAKIP ini juga menguraikan
kegiatan baik yang sudah ataupun belum tercapai targetnya pada tahun anggaran
2014, yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategis 2010 - 2014. Oleh
karena itu, LAKIP Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta tahun 2014 ini juga
merupakan prinsip transparansi dalam akuntabilitas kinerja organisasi yang
merupakan perwujudan nyata dari penyelengaraan pemerintahan yang baik (good
governance).
Selain itu, penyusunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta dimaksudkan
sebagai sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh
pemangku kepentingan serta merupakan sumber informasi untuk perbaikan dan
Dengan berbagai indikator capaian yang dituangkan dalam laporan ini, Balai
Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta berharap dapat memberikan gambaran
obyektif tentang kinerja organisasi selama satu tahun. Capaian kinerja ini akan
digunakan sebagai salah satu masukan untuk kegiatan pada tahun berikutnya.
Dengan demikian diharapkan kinerja pada masa mendatang akan menjadi lebih
produktif, efektif dan efisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, dan
manajemen keuangan.
Demikian laporan ini kami sajikan semoga dapt bermanfaat sebesar besarnya untuk
kepentingan bersama.
Yogyakarta, Januari 2015 Kepala Balai
Salah satu azas dalam penerapan tata kepemerintahan yang baik adalah
akuntabilitas. Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban dari amanah atau
mandat yang melekat pada suatu lembaga. Dengan landasan pemikiran tersebut,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014 disusun.
LAKIP ini menyajikan capaian kinerja dari Balai Karantina Pertanian Kelas II
Yogyakarta Tahun 2014 menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan
dalam bidang pelayanan operasional karantina pertanian dan pengawasan
keamanan hayati. Keberhasilan dibidang pelayanan operasional karantina pertanian
dan pengawasan keamanan hayati tentunya bukan merupakan keberhasilan dari
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta secara institusional, namun
merupakan keberhasilan yang dicapai dari dukungan seluruh pemangku kepentingan
(stakeholder).
Beberapa capaian kinerja dari Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta secara
ringkas dapat diuraikan pada Tabel 1 berikut :
Tabel 1
Capaian Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun Anggaran 2014
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Realisasi target operasional sertifikasi dan
pengawasan keamanan hayati 20.000 Frek 28.665 Frek 100%
Tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan metode yang diberlakukan
100% 100% 100%
Prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina pertanian
≤1 % 0 % 100%
Peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa (IKM)
1% x 82,61 = 83,44
83,54 100 %
Pencapaian Implementasi dan akreditasi ISO 17025:2005 laboratorium karantina pertanian
1 Keg 0 0 %
Peningkatan Penggunaan dan pengelolaan Pemeriksaan Karantina Pertanian melalui PPK Online di Wilayah Kerja BKP Yogyakarta
75 % 78% 100%
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan perkarantinaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pembangunan pertanian dan merupakan salah satu sektor dari pembangunan
nasional yang diarahkan untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia
menuju masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, mandiri dan bermartabat.
Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang
Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) menyebutkan bahwa setiap instansi pemerintah
wajib menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
LAKIP merupakan laporan pertanggungjawaban instansi pemerintah atas
akuntabilitas kinerja yang telah ditetapkan selama kurun waktu 1 (satu) tahun
dan sebagai bentuk keterbukaan informasi kepada publik serta dalam rangka
mewujudkan Good Governance.
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta sebagai Satker mandiri dibawah
Badan Karantina Pertanian sebagai instansi pemerintah mempunyai kewajiban
menyusun LAKIP yang merupakan bentuk akuntabilitas kepada publik serta
menjadi media informasi kepada publik mengenai capaian kinerja yang telah
dilakukan BKP Kelas II Yogyakarta selama tahun 2014.
Terwujudnya tata pemerintahan yang baik (good govermance) merupakan harapan semua pihak, langkah untuk mewujudkan hal tersebut telah dituangkan
Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan Inpres Nomor 07
Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Instruksi Presiden
tersebut mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara
negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas, dan fungsi, serta
Terkait tugas BKP Kelas II sebagai instansi yang melaksanakan tugas
perkarantinaan melindungi kelestarian hayati hewani dan nabati serta
pengawasan kemanan pangan. Badan Karantina Pertanian mempunyai peran
yang sangat strategis dalam menjaga kesinambungan bidang pangan dan
pengembangan agribisnis melalui pencegahan masuknya hama dan penyakit
pengganggu hewan dan tumbuhan karantina di seluruh wilayah RI
B. Tugas Pokok Dan Fungsi
1. Kedudukan
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta yang berdiri berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.210/4/2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, adalah
merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis yang berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Badan Karantina Pertanian.
2. Tugas Pokok
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan,
serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.
3. Fungsi
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta mempunyai fungsi sebagai
berikut :
a. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan;
b. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa
Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina (OPTK);
c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK;
d. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK;
e. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;
f. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan
g. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan
hayati hewani dan nabati;
h. Pelaksanaan sistem informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina
hewan dan tumbuhan;
i. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang karantina hewan, bidang karantina
tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati;
j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga;
4. Wilayah Kerja
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta mempunyai wilayah kerja :
a. Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta;
b. Bandar Udara Adisumarmo Solo;
c. Kantor Pos Besar Yogyakarta.
C. Struktur Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/2008 Struktur Organisasi
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta sebagaimana gambar berikut :
Struktur Organisasi
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta
Gambar 1. Gambar Susunan Organisasi BKP Kelas II Yogyakarta
KEPALA
Sub Bagian Tata Usaha
Seksi Karantina Tumbuhan Seksi Karantina
Hewan
D. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya LAKIP ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja Balai
Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta selama Tahun 2014. Capaian kinerja
(performance results) 2014 tersebut diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) 2014 sebagai tolok ukur keberhasilan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta. Adapun sistematika penyusunan LAKIP
adalah sebagai berikut :
Executive Summary (Ikhtisar Eksekutif);
Bab I Pendahuluan, Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang,
kedudukan, tugas pokok dan fungsi organisasi, aspek strategis yang berisi
prioritas BKP Kelas II Yogyakarta sejalan dengan RPJMN serta struktur
organisasi;
Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, dalam bab ini diikhtisarkan
beberapa hal penting dalam perencanaan dan perjanjian kinerja (dokumen
penetapan kinerja);
Bab III Akuntabilitas Kinerja, dalam bab ini diuraikan sasaran-sasaran
organisasi, dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja;
Bab IV Penutup
Lampiran-lampiran menjelaskan secara ringkas kesimpulan dan saran untuk
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. RJPMN 2010-2014
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) merupakan penjabaran dari Visi, Misi,
dan Program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) yang memuat strategi
pembangunan nasional, kebijakan umum, program kementerian/ lembaga dan
lintas kementerian/ lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta
kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 ditetapkan
melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 yang merupakan tahap kedua
dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
2005-2025. RPJMN 2010-2014 selanjutnya menjadi pedoman bagi
kementerian/ lembaga dalam menyusun Rencana Strategis kementerian/
lembaga (Renstra-KL).
Tahapan skala prioritas utama dan strategi RPJM berbeda dalam setiap
tahapannya. RPJM ke-2 (2010-2014) ditujukan untuk lebih memantapkan
penataan kembali Indonesia disegala bidang dengan menekankan pada
upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan
kemampuan iptek serta penguatan daya saing perekonomian.
Program pembangunan nasional 2010-2014 telah ditetapkan lima agenda
utama pembangunan nasional, yaitu:
1. Pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
2. Perbaikan tata kelola pemerintahan.
3. Penegakan pilar demokrasi.
4. Penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.
Dari lima agenda pembangunan tersebut kemudian ditetapkan 11 (sebelas)
program prioritas nasional, yaitu (1) Reformasi birokrasi dan tata kelola; (2)
Pendidikan; (3) Kesehatan; (4) Penanggulangan kemiskinan; (5) Ketahanan
pangan; (6) Infrastruktur; (7) Iklim ivestasi dan usaha; (8) Energi; (9)
Lingkungan hidup dan bencana; (12) Daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan
paska konflik; (11) Kebudayaan, kreativitas, dan Inovasi teknologi.
B. Rencana Strategis 2010-2014
Rencana Strategis (Renstra) Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta
pada hakekatnya merupakan pernyataan komitmen dalam upaya terencana
dan sistematis dalam peningkatan kinerja serta cara pencapaiannya melalui
pembinaan, penataan, perbaikan, penerbitan, penyempurnaan dan
pebaharuan terhadap sistem dalam pelayanan perkarantinaan dan
pengawasan keamanan hayati.
Renstra Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta merupakan salah satu
wujud operasional dari Visi dan Misi Badan Karantina Pertanian. Renstra
dibuat dalam rangka memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai
pedoman dan tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pemerintahan yang
diselaraskan dengan arah kebijakan dan program pertanian yang telah
ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun ke-2 pada
2010-2014, maupun Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian Tahun
2010-2014.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina,
Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, maka salah satu strategi dalam menjaga
kelestarian sumberdaya alam hayati hewani dan nabati melalui
penyelenggaraan perkarantinaan pertanian.
Agar tujuan perkarantinaan hewan dan tumbuhan tercapai sesuai dengan
harapan pemberi kewenangan, kebutuhan masyarakat, dan untuk memenuhi
perkarantinaan hewan dan tumbuhan maka dibuatlah dokumen Renstra Balai
Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta.
C. Visi Dan Misi
1. Visi :
Menjadi Instansi yang tangguh dan terpercaya dalam perlindungan
kelestarian sumber daya alami hayati hewani dan nabati serta keamanan
pangan di DIY dan Propinsi Jawa Tengah.
2. Misi :
a. Melaksanakan perkarantinaan hewan dan tumbuhan untuk melindungi
kelestarian sumber daya alam hayati hewani dan nabati di Provinsi DIY
dan Jateng.
b. Mendukung terwujudnya keamanan pangan di Provinsi DIY dan Jateng.
c. Meningkatkan citra dan kualitas pelayanan publik.
d. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka peningkatan akselerasi
ekspor komoditas pertanian di Provinsi DIY dan Jateng.
D. Penetapan Kinerja Tahun 2014
Dokumen Penetapan Kinerja adalah merupakan suatu dokumen pernyataan
kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan
untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumberdaya yang
dimiliki oleh instansi.
Tujuan penetapan kinerja ini antara lain adalah untuk: meningkatkan
akuntabilitas, transparansi, dan peningkatan kinerja aparatur, serta sebagai
wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah dan
dijadikan dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi
Penetapan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun
Anggaran 2014 adalah sebagaimana tercantum dalam Tabel 2 dibawah ini :
Tabel 2
Penetapan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun Anggaran 2014
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Pelayanan karantina pertanian dan
pengawasan keamanan hayati
Realisasi target operasional sertifikasi dan pengawasan keamanan hayati
20.000 Frekuensi Tingkat kesesuaian operasional tindakan
karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan metode yang diberlakukan
100 %
Prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina pertanian
≤ 1 %
Peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa (IKM)
1 %
Pencapaian Implementasi dan akreditasi ISO 17025:2005 laboratorium karantina pertanian
1 keg
Peningkatan Penggunaan dan pengelolaan Pemeriksaan Karantina Pertanian melalui PPK Online di Wilayah Kerja BKP
Yogyakarta
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2014
Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan menggunakan metode
pembanding capaian kinerja sasaran. Metode pembanding capaian kinerja
sasaran dilakukan dengan membandingkan antara rencana kerja yang
diintegrasikan dengan realisasi kinerja yang yang dicapai organisasi. Selanjutnya
akan dilakukan analisis terhadap penyebab terjadinya celah kinerja yang terjadi
serta tindakan perbaikan yang diperlukan dimasa mendatang. Rincian tingkat
capaian kinerja masing-masing indikator tersebut dapat diilustrasikan dalam
Tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3
Capaian Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun Anggaran 2014
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Realisasi target operasional sertifikasi
dan pengawasan keamanan hayati 20.000 Frek 28.665 Frek 100%
Tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan metode yang diberlakukan
100% 100% 100% Pertanian melalui PPK Online di Wilayah Kerja BKP Yogyakarta
75 % 78 % 100%
Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian sasaran strategis
kinerja yang tidak berhasil diwujudkan. Balai Karantina Pertanian Kelas II
Yogyakarta telah melakukan beberapa analisis dan evaluasi agar terdapat
perbaikan penanganan dimasa mendatang. Analisis capaian kinerja tersebut
selengkapnya tertuang dalam bagian berikut ini.
B. Analisis Capaian Kinerja
1. Indikator kinerja realisasi target operasional sertifikasi dan pengawasan
keamanan hayati. Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 4
dibawah ini.
Tabel 4
Capaian Indikator Kinerja Realisasi Target Operasional Sertifikasi Dan Pengawasan Keamanan Hayati
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Realisasi target
operasional sertifikasi dan pengawasan keamanan hayati
20.000 Frek 28.665 Frek 100%
Frekuensi kegiatan operasional Tahun 2014 berjumlah 28.665.000 frekuensi
yang terdiri dari sertifikasi karantina hewan 14.161 frekuensi dan 14.504
frekuensi karantina tumbuhan. Target pada Tahun 2014 sebesar 20.000 dari
Tahun 2013 atau sejumlah 40 %. Dengan demikian capaian kinerja realisasi
target operasional sertifikasi dan pengawasan keamanan hayati sebesar
28.665.000 frekuensi tercapai. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5
di bawah ini.
Tabel 5
Realisasi Kegiatan Karantina Hewan dan Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta
Tahun 2014
Kegiatan Impor Ekspor Domas Dokel Jumlah
Tahun 2013 2014 2013 2014 2013 2014 2013 2014 2013 2014
KH 25 119 512 477 2.140 10.952 4.363 2.613 7.040 14.161
Keberhasilan capaian ini disebabkan antara lain:
a. Sosialisasi yang dilaksanakan telah mampu meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk melapor kepada petugas karantina pertanian.
b. Sistem E-Cert yang sudah beroperasional optimal dan dirasakan
kehandalannya
c. Peningkatan pengiriman hewan hidup ke Kalimantan dan Sumatera.
d. Kerjasama dan koordinasi instansi terkait telah mampu meningkatkan
peran aktif para pemangku kepentingan dalam mendukung pelaksanaan
perkarantinaan dan meningkatkan pemahaman akan arti penting karantina
pertanian.
2. Indikator kinerja tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan
pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan
metode yang diberlakukan. Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada
Tabel 6 dibawah ini.
Tabel 6
Capaian Indikator Kinerja Tingkat Kesesuaian Operasional Tindakan Karantina dan Pengawasan Keamanan Hayati Terhadap Kebijakan Standar,
Teknik, dan Metode Yang Diberlakukan
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan metode yang diberlakukan
100% 100% 100%
Pada Tahun 2014 ditargetkan 100% dapat melaksanakan kegiatan
operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap
kebijakan standar, teknik, dan metode yang dituangkan dalam Standar
Operasional Prosedur (SOP). Pada tahun 2014 Balai karantina berhasil
memperoleh ISO 9001:2008 dari TUV Rheinland dengan nomor registrasi .
82410013126. Selain itu untuk di lingkungan kerja laboratorium juga sudah
diimplementasikan Standar Operasional Prosedur (SOP) secara optimal.
operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap
kebijakan standar, teknik, dan metode yang diberlakukan dapat diperoleh
100%. Dengan demikian maka capaian kinerja mencapai 100%.
3. Indikator kinerja prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang
disertifikasi karantina pertanian. Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada
Tabel 7 dibawah ini.
Tabel 7
Capaian Indikator Kinerja Prosentase Penolakan Kiriman Barang Ekspor Yang Disertifikasi Karantina Pertanian
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina pertanian
≤1 % 0 100 %
Frekuensi ekspor komoditas selama 5 tahun pada Balai Karantina Pertanian
Kelas II Yogyakarta selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 8 dibawah ini :
Tabel 8
Frekuensi Ekspor Komoditas Pertanian
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Frekuensi KH 444 477 480 512 477
Frekuensi KT 468 1.060 1.236 1.451 4.238
Jumlah 912 1.537 1.716 1.963 4.715
Pada tahun 2014 tidak terdapat Notification of Non - Compliance (NNC) atas komoditas yang disertifikasi melalui Balai Karantina Pertanian Kelas II
Yogyakarta. Selama kurun waktu 5 (lima) tahun kegiatan ekspor komoditas
pertanian yang melalui Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta,
tahun 2013 . Pada tahun 2013 terdapat 1 NNC dari 1.963 frekuensi ekspor
atau senilai 0.06%. NNC ini berasal dari sertifikasi KT untuk komoditas salak
dari Negara China. Sedangkan pada tahun 2014 tidak terdapat NNC atas
komoditas yang disertifikasi melalui Balai Karantina Pertanian Kelas II
Yogyakarta. Ini membuktikan bahwa selama ini tingkat akurasi dalam
penerbitan sertifikat kesehatan komoditas ekspor sudah sesuai dengan
ketentuan yang ada.
Kegiatan ekspor komoditas karantina hewan meliputi pengiriman Hewan
hidup yang diekspor berupa lebah madu 8 koloni frekuensi pengiriman
masing-masing 1kali ke negara tujuan Filipina, dan kumbang sebanyak
5.364 ekor dengan frekuensi pengiriman 36 kali ke negara Jepang. BAH
yang diekspor berupa sarang burung walet sebanyak 719 kg dengan
frekuensi 26 kali pengiriman ke negara USA, Singapura, Hongkong dan
Taiwan.BAH berupa daging ular beku sebanyak 900 kg dengan frekuensi 1
kali pengiriman tujuan Hongkong. Sedang untuk ekportasi HBAH berupa
kulit jadi (finished leather), sarung tangan kulit (gloves)dan tas kulit
sebanyak 147.246 kg dengan frekuensi 452 kali menuju negara Asia Timur
(seperti China, Hongkong, Korea). Kulit ular 549 kg tujuan Singapura dengan
frekuensi 3 kali. Frekuensi kegiatan ekspor Tahun 2014 sebanyak 477 kali,
jika dibandingkan dengan tahun 2013 maka trend frekuensi tahun 2014
mengalami penurunan.
Frekuensi kegiatan sertifikasi ekspor karantina tumbuhan sebanyak 4.238
kali. Jika dibanding tahun 2012 dan 2013 trend kenaikan frekuensi terlihat
signifikan yaitu sekitar 190 % dengan rincian hitungan berdasarkan satuan
tonase seberat 7.234.219,50 kg (mengalami kenaikan 5,5 %), satuan batang
sejumlah 240.638 batang (mengalami kenaikan 2.04 %), sedangkan untuk
satuan kubikasi 126.087,50 M3. Satuan hitungan kemasan frekuensinya 7
kali sebanyak 223 kemasan. Komoditas yang diekspor diantaranya : buah
4. Indikator kinerja peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa (IKM). Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 9 dibawah ini.
Tabel 9
Capain Indikator Kinerja Peningkatan Indeks Kepuasan Dan Kepatuhan Pengguna Jasa (IKM)
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa (IKM)
1 % x 82,61 = 83,44
83.54 100%
Indek kepuasan masyarakat terhadap pelayanan perkarantinaan pertanian di
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta yang mempunyai wilayah kerja
di Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta, Bandar Udara Adisumarmo Solo,
dan di Kantor Pos Yogyakarta pada Tahun 2014 mendapat nilai 83,54
(SANGAT BAIK), dan Target yang ditetapkan pada tahun 2014 mengalami
kenaikan 1 % (83.44) dari tahun sebelumnya sehingga menjadi 83,44
(SANGAT BAIK).
IKM pada Tahun 2014 sebesar 83,44 (SANGAT BAIK), atau mendapat
tambahan senilai 83.54 - 82,61 = 0,93 atau 1 % .Dari nilai yang ditargetkan
tercapai dapat dipertahankan dalam kategori SANGAT BAIK, yaitu dari 82,61
pada tahun yang lalu menjadi 83,54 pada tahun ini. Tantangan dalam
pencapaian nilai IKM antara lain sebagai berikut:
a. Penerapan Standar Pelayanan Publik yang harus selalu dievaluasi
b. Target yang ditetapkan harus bersifat moderate ;
c. Pengguna jasa/pelanggan di Bandara Adisucipto yang selalu
berganti-ganti terutama untuk pengguna jasa tentengan;
d. Keterbatasan waktu dalam penerbangan, sehingga pelanggan tidak
sempat mengisi kuisioner;
Keberhasilan lain dari Peningkatan Kepuasan Masyarakat ditunjukkan
dengan prestasi dibidang pelayanan publik berupa Apresiasi dan
- Penandatanganan Berita Acara Kesepakatan Standar Pelayanan
Publik dalam rangka Public Hearing dengan stake holder
karantina pertanian
- Predikat Kepatuhan Tinggi dengan Nilai (930) terhadap
Pelayanan Publik dari Ombudsman Republik Indonesia
- Penghargaan dan Piala Abdi Bhakti Tani tingkat Kementerian
Pertanian
5. Peningkatan Implementasi dan akreditasi SMM untuk Laboratorium
Karantina Pertanian
Pada tahun 2014 Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II
Yogyakarta telah didukung oleh Sarana Gedung Laboratorium dan Peralatan
yang memadai sehingga penerapan SMM ISO 17025:2005 menjadi prioritas
kinerja satuan kerja.
Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 10 dibawah ini.
Tabel 10
Capain Indikator Kinerja Implementasi dan Akreditasi ISO 17025:2005 laboratorium karantina pertanian
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Implementasi dan Akreditasi ISO 17025:2005 laboratorium karantina pertanian
1 keg - -%
Pada tahun 2014 Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II
Yogyakarta belum berhasil mendapatkan akreditasi untuk ISO 17025:2005
dari lembaga Akreditasi KAN untuk 2 ruang lingkup pengujian KH dan KT.
Namun sejak ditetapkan pada tanggal 7 Juli 2014 sampai dengan akhir tahun
2014 implementasi prosedur dan persyaratan SMM sudah dapat dipenuhi.
Pengajuan persyaratan akreditasi ke KAN untuk proses penilaian dan audit
juga sudah dikirimkan. Proses selanjutnya adalah tahapan audit dari KAN
yang akan dilakukan pada TA 2015.
6. Peningkatan penggunaan dan pengelolaan PPK Online oleh pengguna jasa
di wilayah kerja BKP Yogyakarta
Pada tahun 2014 merupakan tahun pencanangan pelaksanaan pelayanan
adalah penggunaan fasilitas PPK-Online. Aplikasi berbasis web yang
memberikan kemudahan pengguna jasa untuk melakukan permohonan
pemeriksaan karantina.
Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 11 dibawah ini.
Tabel 11
Capain Indikator Kinerja Peningkatan Penggunaan dan Pengelolaan PPK Online di wilayah Kerja BKP Yogyakarta
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Peningkatan penggunaan dan pengelolaan PPK Online di Wilayah Kerja BKP Yogyakarta
75% 78% 100%
Pada tahun 2014 ditargetkan pengguna PPK Online aktif sebanyak 75 %
pengguna jasa atau sekitar 125 pengguna jasa terdaftar dari 165 pengguna
jasa regule KH dan KT. Pada tahun 2014 terdapat 135 pengguna jasa aktif
pengguna PPK Online terdiri dari 36 pengguna jasa karantina hewan dan 94
pengguna jasa karantina tumbuhan. Dibandingkan tahun lalu pengguna aktif
PPK Online hanya mencapai 10 % sehingga tahun 2014 dilakukan usaha
sosialisasi dan apresiasi PPK Online untuk seluruh pengguna jasa diwilayah
kerja BKP Yogyakarta sehingga target 75 % pengguna aktif PPK Online
dapat terpenuhi dengan peningkatan menjadi sebesar 78 % pada tahun
2014.
7. Realisasi Anggaran
Realisasi anggaran Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun
2014 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 12 dibawah ini:
Tabel 12 Realisasi Anggaran
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2014
Uraian Pagu Revisi Realisasi Capaian
(%) Belanja Pegawai
4.099.450.000 4.127.580.000 4.123.617.709 99,90 Belanja Barang
3.849.038.000 3.891.861.000 3.773.806.219 96.97 Belanja Modal
752.000.000 752.000.000 748.800.000 99.57
Realisasi anggaran belanja tahun 2014 dari pagu Rp 8.646.223.928,-
terealisasi sebesar Rp 8.771.441.000,- atau sebesar 98,57 %. Dalam
pelaksanaan kegiatan dilakukan revisi DIPA 2014 sebanyak 6 kali.
Kenaikan realisasi belanja pegawai disebabkan adanya mutasi masuk
pegawai PNS dari UPT lain ke Balai Karantina Pertanian Kelas II
Yogyakarta, serta adanya kenaikan gaji .
Untuk belanja barang tahun 2014 capaiannya sebesar 96,97%. Jika
dibandingkan dengan penyerapan jenis belanja lainnya, yakni belanja
pegawai 99,90% dan belanja modal 99,57%, maka capaian belanja barang
yang paling rendah. Hal ini disebabkan beberapa kegiatan biaya perjalanan
dinas tidak dapat terserap secara maksimal karena memang sudah tidak
diperlukan lagi mengingat sasaran dan tujuan kegiatan telah tercapai.
Sedangkan untuk belanja modal capaian mencapai 99,57%. Sisa dari yang
tidak terserap ini adalah merupakan biaya optimalisasi dari hasil lelang
beberapa kegiatan pengadaan barang dan jasa.
8. Outcome
Bahwa keberadaan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta dengan
tupoksi: mencegah masuknya hama dan penyakit hewan karantina, dan
organisme pengganggu tumbuhan karantina dari luar negeri ke dalam
wilayah negara RI; mencegah tersebarnya hama dan penyakit hewan
karantina, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari satu area ke
area lain di dalam wilayah negara RI; mencegah keluarnya hama dan
penyakit hewan karantina dari wilayah negara RI; serta mencegah keluarnya,
dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari wilayah negara RI
apabila negara tujuan menghendakinya.
Penerapan Standar Pelayanan Publik bidang perkarantinaan yang telah
dilaksanakan selama Tahun 2014 terbukti banyak membantu dalam
meningkatkan apresiasi dan kepatuhan masyarakat dan akhirnya ikut
mendukung kelancaran lalulintas komoditas pertanian yang dilalulintaskan
melalui Bandara Adisucipto Yogyakarta dan Adisumarmo Solo baik untuk
P E N U T U P A. Kesimpulan
Laporan akuntabilitas kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun
2014 ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja,
baik makro maupun mikro di bidang pelayanan karantina pertanian dan pengawasan
keamanan hayati.
Laporan pertanggungjawaban pencapaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I
Yogyakarta tahun 2014 yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis
2010-2014 tertuang dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini.
Secara umum capaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta di tahun
2014 dapat disimpulkan sebagai berikut:
a) Selain terealisasinya pencapaian Indikator Kinerja Utama Balai Karantina
Pertanian Kelas II Yogyakarta telah berhasil menerapkan Standar Pelayanan
Publik dengan baik yang dibuktikan dengan beberapa predikat dan
penghargaan bidang pelayanan publik.
b) Berdasarkan analisis pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) BKP kelas II
Yogyakarta dapat memenuhi sasaran yang ditetapkan dalam penetapan
kinerja. Hal ini dapat dari 4 capaian Indikator Kinerja Utama dan 2 indikator
kinerja tambahan. 1 Indikator Kinerja Utama yang menjadi indicator tambahan
tidak tercapai berupa akreditasi ISO 17025:2005 untuk laboratorium karantina
pertanian disebabkan tahapan audit dan akreditasi oleh baru akan
dilaksnakan tahun 2015.
c) Indikator kinerja realisasi output operasional sebanyak 20.000 frekuensi masih
dapat dievaluasi untuk target tahun 2015. Penetapan kinerja terkait dengan
indikator kinerja Peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa
(IKM) yang tercapai sebesar 1 %. Namun hal ini dapat dijelaskan karena nilai
IKM ini cenderung konstan nilainya. Indikator ini dinilai dari formulasi
kuesioner yang diisi oleh pengguna jasa karantina. Sementara pengguna jasa
karantina di wilayah DIY dan Surakarta jumlah dan dinamikanya cenderung
tetap sehingga opini kepuasan pengguna jasa juga tidak banyak berubah
setiap tahunnya.
Dimasa mendatang Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta akan senantiasa
melakukan berbagai langkah untuk lebih menyempurnakan pencapaian kinerja
sehingga terwujud transparansi dan akuntabilitas sesuai yang kita ingin wujudkan
bersama. Untuk meningkatkan kinerja BKP kelas II Yogyakarta dan mengatasi
kendala kendala yang dihadapi ditahun 2014 perlu dilakukan upaya sebagai berikut:
1. Penguatan pemahaman atas kompetensi manajerial dan standar kompetensi
teknis dan administratif melalui diseminasi yang lebih intensif yang
dikhususkan untuk kegiatan-kegiatan terkait indikator kinerja utama
2. Melaksanakan koordinasi dan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman
seluruh anggota organisasi tentang pentingnya dari pencapaian kinerja yang
telah ditetapkan
3. Target pencapaian IKU dapat ditetapkan ditingkat Satker sehingga lebih
akurat dan realistis sesuai dengan karakteristik masing masing satker. Terkait
dengan IKU Peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa
(IKM) bila sudah tercapai dengan predikat SANGAT BAIK maka Indikator
tersebut dapat diganti atau direvisi pada tahun berikutnya. Untuk peningkatan
IKM maka diperlukan terobosan terkait dengan pelayanan karantina sehingga
pengguna jasa dapat memberikan opini yang lebih baik.
Demikian laporan akuntabilitas kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta
Tahun 2014 dapat memenuhi kewajiban akuntabilitas dan sekaligus menjadi sumber