RUMAH SAKIT DAN AKREDITASI JCI
1Fitri Amalia Reksadiana, 2Suryo Nugroho Markus, 3Savitri Citra Budi
1Program Studi D-III Rekam Medis Sekolah Vokasi, 2Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, 3Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada,
email:regzadiana@gmail.com1 , vi3ku@yahoo.com3
Abstract
The purpose of this study is to examine and review more about the accreditation standards group II chapter 5 the Qualiications and Education staff in the department Dr.Sardjito especially medical records staff. This type of research is a descriptive study with a qualitative approach, and a cross-sectional study design. Subjects examined in this design is the Head of the Medical Record, and personnel records are medis.Objek research personnel ile, the data kredensialing, document veriication and STR diploma from the original source, and document review staff when there is an indication of the indings related to hospital quality improvement efforts. Dr.Sardjito Hospital has implemented a hospital accreditation and JCI accreditation in 2014 All medical records are generally involved in the preparation of hospital accreditation and JCI accreditation, but only 3 were entered into a standard team. From a total of 101 medical records staff, there are 22 staff with education past high school when registering as Dr.Sardjito Hospital staff and 20 staff who do not have the STR and SIK. In addition, the medical records staff credentials already done once in 2012.
Keywords :Qualiications, Education, Credentials, Accreditation Standards
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan meninjau lebih dalam tentang standar akreditasi kelompok II
bab 5 yaitu Kualiikasi dan Pendidikan staf di RSUP Dr.Sardjito khususnya staf rekam medis. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek yang diteliti dalam perancangan ini adalah Kepala Rekam Medis, dan petugas rekam medis.Objek penelitian adalah ile kepegawaian, data kredensialing, dokumen veriikasi ijasah dan STR dari sumber aslinya, dan dokumen review staf bila ada indikasi terkait temuan pada upaya peningkatan mutu RS. RSUP Dr.Sardjito telah melaksanakan akreditasi rumah sakit dan akreditasi JCI pada tahun 2014. Seluruh staf rekam medis umumnya terlibat dalam persiapan akreditasi rumah sakit dan akreditasi JCI, namun hanya 3 yang masuk ke dalam tim standar. Dari total 101 staf rekam medis, ada 22 staf dengan pendidikan terakhir SMA ketika mendaftar sebagai staf RSUP Dr.Sardjito dan 20 staf yang belum memiliki STR dan SIK. Selain itu, proses kredensial staf rekam medis sudah dilakukan sekali pada tahun 2012.
Kata Kunci: Kualiikasi, Pendidikan, Kredensial, Standar Akreditasi
PENDAHULUAN
Pada masa sekarang ini, kesehatan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap individu. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, terdapat sarana penunjang berupa fasilitas pelayanan kesehatan, baik pelayanan primer (misalnya Puskesmas)
maupun pelayanan sekunder sebagai tindak lanjut
sebagai pelayanan primer (misalnya Rumah Sakit). Rumah sakit menurut Wolper dan Pena dalam Azwar (2010) adalah tempat dimana orang sakit
member dan menerima pelayanan kedokteran serta
berbagai keterampilan dan orang yang kompeten untuk melaksanakan misi rumah sakit dan memenuhi
kebutuhan pasien. Pimpinan rumah sakit bekerja sama untuk mengetahui jumlah dan jenis staf yang
dibutuhkan berdasarkan rekomendasi dari unit kerja
dan direktur pelayananan.
Sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang harus ada dan relatif lebih penting bagi rumah sakit, karena hampir seluruh kegiatan operasional
rumah sakit bagi rumah sakit karena hampir seluruh kegiatan operasional rumah sakit dilakukan oleh
manusia.Pencapaian visi dan misi rumah sakit
sangat bergantung pada kualitas sumber daya
manusia. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas, pemimpin rumah sakit harus merancang sistem pengadaan staf yang tepat, salah satunya adalah mengadakan proses seleksi. Setelah proses seleksi selesai dilakukan, rumah sakit perlu menempatkan para calon staf yang telah diterima
pada jabatan-jabatan yang dibutuhkan rumah sakit sesuai dengan kemampuan mereka
masing-masing sehingga para calon staf tersebut dapat bekerja dengan maksimal. Sebelum menjalankan proses seleksi, tentunya rumah sakit mengadakan rekrutmen terlebih dahulu. Proses rekrutmen
dilakukan dengan tujuan mendapatkan persediaan
calon karyawan sebanyak mungkin sehingga
rumah sakit memiliki kesempatan lebih besar
untuk memilih calon staf yang dianggap memenuhi standar kualiikasi. Sebelum staf dapat direkrut untuk mengisi jabatan-jabatan tertentu, recruiter harus memiliki gambaran yang jelas tentang tugas-tugas
dan kewajiban yang dipersyaratkan untuk mengisi jabatan yang ditawarkan. Oleh sebab itu analisis
jabatan merupakan langkah pertama dalam proses
rekrutmen dan seleksi. Sekali suatu jabatan telah dianalisis, maka uraian atau pernyataan tertulis
tentang jabatan atau posisi jabatan tersebut dalam
rumah sakit akan tertuang dengan jelas.
Uraian atau pernyataan tertulis tersebut dinamakan uraian jabatan. Jika uraian jabatan telah tersusun dengan baik maka spesiikasi jabatan akan mulai dikembangkan. Spesiikasi jabatan dideinisikan sebagai suatu uraian tertulis tentang pendidikan,
pengalaman dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat mengisi suatu jabatan tertentu sehingga
berfungsi efektif.Dalam spesiikasi, telah ditetapkan persyaratan dan kualiikasi minimum dari orang yang dapat menjabat atau melakukan pekerjaan tersebut. Dasar ini harus betul-betul menjadi pedoman pelaksaan seleksi, prinsipnya adalah “the right man
on the right place and the right man behind the right gun.”Jadi titik tolak pemikiran seleksi hendaknya kepada apa yang akan dijabat, baru siapa yang akan menjabatnya: bukan siapa baru apa. Jabatan
atau pekerjaan apapun yang seharusnya dijadikan
informasi dasar untuk memulai proses rekrutmen, seleksi dan penempatan.
Rekrutmen, evaluasi dan penugasan staf dapat
dilakukan sebaik-baiknya melalui proses yang
terkoordinasi, eisien dan seragam. Juga penting untuk mendokumentasikan ketrampilan, pengetahuan,
pendidikan dan pengalaman sebelumnya dari
pelamar. Terutama sekali penting untuk secara seksama mereview / melakukan proses asuhan klinis dan bekerja langsung dengan pasien.Rumah sakit harus memberikan kesempatan bagi staf
untuk belajar dan mengembangkan kepribadian
dan profesionalitasnya. Karenanya, pendidikan
in-service dan kesempatan pembelajaran lain
harus ditawarkan kepada staf. Tak terkecuali staf rekam medis di rumah sakit. Dengan ditetapkannya Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 dan Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009
tentang rumah sakit maka rekam medis menjadi
salah satu kewajiban pencatatan sebagai informasi
pasien yang harus diselenggarakan dengan baik dan
benar. Hal tersebut telah diatur dalam Peraturan Menteru Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis. Menurut Hatta (2008) rekam medis merupakan kumpulan fakta tentang kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan ssat ini dan saat lampau yang
ditulis oleh para praktisi kesehatan dalam upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasien.Pelayanan rekam medis bukan pelayanan dalam bentuk pengobatan, tetapi merupakan bukti pelayanan, inansial, aspek hukum dan ilmu pengetahuan.Peran rekam medis sangat dibuthkan
untuk mengelola bahan bukti pelayanan kesehatan
dengan aman, nyaman, eisien, efektif dan rahasia,
sehingga rekaman pelayanan kesehatan dapat
berfungsi sebaik-baiknya untuk tindakan pelayanan yang diperlukan.Perekam Medis dan Informasi Kesehatan yang professional wajib memberikan
pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar
kompetensi dan kode etik profesi.Bagaimana
menjalankan visi dan misi masyarakat hidup mandiri
adalah untuk menunjang tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang didukung oleh suatu sistem
pengelolaan rekam medis yang cepat, tepat, bernilai dan dapat dipertanggungjawabkan.
Upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah kewajiban bagi setiap rumah sakit.Dan
standarisasi merupakan sarana yang sangat penting bagi menggerakkan kegiatan organisasi dalam meningkatkan produktivitas dan menjamin mutu jasa sehingga dapat meningkatkan daya saing dan
melindungi konsumen, tenaga kerja dan masyarakat baik keselamatannya maupun kesehatannya. Perlunya peningkatan mutu rumah sakit, badan KARS (Komisi Akeditasi Rumah Sakit) membuat
standar akreditasi baru yaitu standar akreditasi yang
mengacu pada akreditasi JCI (Joint Commision International).Joint Comission Internatioanal
merupakan divisi dari JCHAO dari Amerika.Joint Comission International berbasis pada kelompok
standar keselamatan berfokus pada pasien dan manajemen rumah sakit.Rekam medis merupakan data dasar yang ingin dicapai dalam Akreditasi
Joint Comission International, dimana rekam medis
memegang peranan penting dalam pendokumentasian
baaik untuk rumah sakit maupun pasien.Upaya
melindungi keselamatan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan melindungi keselamatan pasien terus ditekankan dengan mengadakan akreditasi rumah
sakit dan Akreditasi Joint Comission International. Sehubungan dengan hal-hal tersebut maka diperlukan staf-staf rekam medis yang kompeten sesuai standar kualiikasi dan pendidikan yang telah ditetapkan. Peneliti telah melakukan studi pendahuluan dan sedikit wawancara informal dengan salah satu staf rekam medis di RSUP Dr.Sardjito pada tanggal 24 Desember 2013. Peneliti memilih lokasi penelitian di RSUP Dr.Sardjito dengan alasan bahwa rumah
sakit tersebut sedang dalam proses akreditasi ketika
peneliti melakukan studi pendahuluan. Proses akreditasi yang sedang berlangsung adalah Akreditasi Rumah Sakit. Dan berdasar wawancara informal, setelah Akreditasi Rumah Sakit selesai maka akan dilanjutkan dengan Akreditasi JCI. Hal lain yang menjadi latar belakang penelitian ini adalah RSUP Dr Sardjito memiliki staf rekam medis yang telah lama mengabdi dan bekerja disana. RSUP Dr.Sardjito
Yogyakarta yang telah berdiri lama sejak perundang-undnagan tentang rekam medis dan institusi perekam
medis ada, memiliki staf rekam medis yang latar pendidikan non perekam medis.Selain itu, peneliti
ingin mengetahui tentang proses kredensial yang
telah dilakukan oleh RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta. Hasil diskusi dengan dosen pembimbing membuat
peneliti semakin tertarik untuk menilik proses
kredensial yang dikhususkan untuk staf rekam medis. Berdasar latar belakang dan studi pendahuluan tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji dan
meninjau lebih dalam tentang standar akreditasi
Kelompok II Bab 5 yaitu Kualiikasi dan Pendidikan Staf dan proses kredensial staf rekam medis di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta. Pada penelitian ini Kualiikasi dan Pendidikan Staf dikhususkan hanya staf rekam medis
METODE
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek yang dalam penelitian ini adalah Kepala Rekam Medis, dan petugas rekam medis.Objek penelitian adalah ile kepegawaian, data kredensialing, dokumen veriikasi ijasah dan STR dari sumber aslinya.
HASIL
1. Peran Staf Rekam Medis Berdasarkan Kuali-ikasi dan Pendidikan Staf dalam Mengha-dapi Akreditasi Rumah Sakit dan Akreditasi JCI
Berdasarkan hasil wawancara informal yang dilakukan kepada responden, diketahui bahwa RSUP DR. Sardjito Yogyakarta telah
melaksanakan dua akreditasi yaitu akreditasi rumah sakit dan akreditasi Joint Comission International.Akreditasi rumah sakit yang diselenggarakan KARS dilaksanakan RSUP DR.Sardjito Yogyakarta pada Desember 2013. Sedangkan akreditasi yang diselenggarakan oleh
badan akreditasi internasional Joint Comission International pada Maret 2014.
Salah satu peran staf rekam medis dalam menghadapi akreditasi secara umum adalah mendukung rumah sakit dalam bentuk apapun. Selain itu staf staf rekam medis harus bekerja
lebih ekstra ketika menghadapi dua akreditasi
tersebut.Staf rekam medis memiliki peran yang
sangat besar dalam menghadapi akreditasi rumah
sakit dan akreditasi JCI.Karena bukti pelayanan
yang diberikan kepada pasien oleh rumah sakit
dapat dilihat pelayanan kesehatan di RSUP Dr.Sardjito seperti apa. Rekam medis yang baik
sudah pasti mendukung Patient Safety.Rekam
medis sebagai bukti catatan tertulis pelayanan kesehatan sangat besar perannya dan efeknya. secara umum semua staf rekam medis terlibat dalam menghadapi akreditasi. Akan tetapi hanya tiga orang staf rekam medis yang ditunjuk dengan SK (Surat Keputusan) untuk masuk tim standar akreditasi, salah satunya yaitu Kepala Instalasi Catatan Medik RSUP Dr.Sardjito.
2. Menganalisis Kelengkapan Dokumen Stan-dar Kualiikasi dan Pendidikan Staf Apa Saja yang Terkait Staf Rekam Medis Sesuai Elemen Penilaian Standar Akreditasi Rumah Sakit dan Akreditasi JCI
terdapat minimal 17 standar dengan elemen penilaian yang harus dipenuhi oleh RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta. Namun, dalam
penelitian ini tidak semua elemen penilaian tidak masuk dalam ruang lingkup penelitian
ini.Dalam peneltian ini hanya elemen penilaian yang terkait staf rekam medis yang dilakukan penelitian. Terkait dua akreditasi yang dilakukan RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta, dokumen
yang dipersiapakan untuk memenuhi elemen
penilaian standar KPS adalah sama. Standar akreditasi dan akreditasi JCI hampir sama namun tetap ada perbedaan. Penelitian ini tidak mencakup dalam meneliti perbedaan apa saja
karena standar dua akreditasi itu hampir sama
namun tetap ada perbedaannya.
Berdasarkan hasil studi dokumentasi terhadap dokumen standar Kualiikasi dan Pendidikan Staf (KPS), berikut adalah analisis standar KPS yang terkait dengan rekam medis:
a. Standar KPS 1
Dari 3 elemen penilaian pada standar KPS 1, elemen penilaian nomor 2 yang terkait rekam medis. Berikut dokumennya: Keputusan Dirut RSUP Dr.Sardjito Kebijakan Standar Kompetensi Minimal Jabatan di RSUP Dr.Sardjito dan SPO Pengelolaan Reorientasi Pegawai di RSUP Dr.Sardjito.
b. Standar KPS 2
Dari 5 elemen penilaian pada standar KPS 2, elemen penilaian 2 yang terkait rekam
medis. Berikut dokumennya:SK Kebijakan Pengembangan dan Implementasi Proses Rekruitmen, Evaluasi, Pelatihan dan Penugasan SDM RSUP Dr.Sardjito c. Standar KPS 3
Dari 5 elemen penilaian pada standar KPS 3, elemen penilaian 1, 2 dan 3 yang terkait rekam medis. Berikut dokumennya: Keputusan Dirut RSUP Dr.Sardjito tentang Pengangkatan Pengurus Harian Sub Komite Kredensial RSUP Dr.Sardjito(KPS 3; EP 1), Keputusan Dirut RSUP Dr.Sardjito tentang Pengelolaan Kredensial dan Rekredensial bagi Staf Medis, Keperawatan, serta Tenaga Profesi Kesehatan Lain di RSUP Dr.Sardjito (KPS 3; EP 1dan KPS 3; EP 2), Keputusan Dirut RSUP Dr.Sardjito tentang Pengelolaan Kredensial dan Rekredensial bagi Staf Medis, Keperawatan, serta Tenaga Profesi Kesehatan Lain di RSUP Dr.Sardjito (KPS 3; EP 3).
d. Standar KPS 4
Dari 5 elemen penilaian pada standar KPS 4, elemen penilaian 1 dan 2 yang terkait rekam medis. Berikut dokumennya: Undangan kredensial (KPS 4; EP 1), Keputusan Dirut RSUP Dr.Sardjito tentang Kebijakan Pengembangan dan Implementasi Proses Rekruitmen, Evaluasi Pelatihan dan Penugasan Staf RSUP Dr.Sardjito(KPS 4; EP 2) Keputusan Dirut RSUP Dr.Sardjito tentang Kebijakan Monitoring dan Evaluasi Praktek Profesional Bagi Staf Fungsional Medis di RSUP Dr.Sardjito (KPS 4; EP 2), Keputusan Dirut RSUP Dr.Sardjito tentang Kebijakan Evaluasi Sasaran Kerja Pegawai di RSUP Dr.Sardjito dan Lampiran Monitoring dan Evaluasi Staf Medis Fungsional RSUP Dr.Sardjito (KPS 4; EP 2).
e. Standar KPS 5
f. Standar KPS 6
Dari 5 elemen penilaian pada standar KPS 6, elemen penilaian 3 terkait dengan rekam medis. Berikut dokumennya: Usulan Kebutuhan SDM tahun 2013. Berdasarkan hasilwawancara dengan responden, yang merekomendasi kebutuhan staf rekam medis adalah Penanggung Jawab SDM di Instalasi Catatan Medik
g. Standar KPS 7
Dari 4 elemen penilaian pada standar KPS 7, seluruh elemen penilaian terkait dengan rekam medis. Berdasarkan penggabungan hasil studi dokumentasi dan wawancara yang dilakukan di Bagian Pendidikan dan Pelatihan RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta,
telah terdapat dokumen yang memuat
elemen penilaian 1 sampai 4. Peneliti tidak mendapat ijin untuk mencantumkan nama dokumen.
h. Standar 8
Dari 4 elemen penilaian pada standar KPS 8, seluruh elemen penilaian terkait dengan rekam medis. Berdasarkan penggabungan hasil studi dokumentasi dan wawancara yang dilakukan di Bagian Pendidikan dan Pelatihan RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta,
telah terdapat dokumen yang memuat
elemen penilaian 1 sampai 4. Peneliti tidak mendapat ijin untuk mencantumkan nama dokumen.
i. Standar KPS 9
Dari 5 elemen penilaian pada standar KPS 9, elemen penilaian 2, 3 dan 4 terkait dengan rekam medis. Berikut dokumennya: SPO Kredensial RSUP Dr.Sardjito, Keputusan Dirut RSUP Dr.Sardjito tentang Pengangkatan Pengurus Harian Sub Komite Kredensial RSUP Dr.Sardjito dan Keputusan Dirut RSUP Dr.Sardjito tentang Pengangkatan Panitia Kredensial Profesi Kesehatan Lain. j. Standar KPS 16
Dari 2 elemen penilaian pada standar KPS 16, elemen penilaian 1 terkait dengan rekam medis. Berikut dokumennya: Keputusan Dirut RSUP Dr. Sardjito tentang Penugasan Kerja Klinis Staf Nutritionist di RSUP Dr.Sardjito, Keputusan Dirut RSUP
Dr.Sardjito tentang Pengangkatan Panitia Keselamatan Pasien dan Manajemen Resiko Klinis “Panitia Kepas Merak” RSUP Dr.Sardjito dan Surat Keputusan Dirut RSUP Dr.Sardjito tentang Kebijakan Pelatihan Wajib bagi Karyawan di RSUP Dr.Sardjito.
k. Standar KPS 17
Dari 3 elemen penilaian pada standar KPS 17, elemen penilaian 1 terkait dengan rekam medis. Berikut dokumennya: Keputusan Dirut RSUP Dr Sardjito tentang Penunjukan Pengangkatan Tim Life Saving RSUP Dr.Sardjito, Keputusan Dirut RSUP Dr.Sardjito tentang Pengangkatan Panitia Panitia Keselamatan Pasien dan Manajemen Resiko Klinik “Panitia Kepas Merak” RSUP Dr.Sardjito dan Keputusan Dirut RSUP Dr.Sardjito tentang Pembentukan Panitia Pelaksanaan Simulasi dan Survey Akreditasi KARS versi 2012 Serta Mock Survey Akreditasi Internasional Joint Commision International (JCI) RSUP Dr.Sardjito.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, peran staf rekam medis dalam
peningkatan mutu rumah sakit adalah mendukung penuh upaya peningkatan
mutu yang dilakukan oleh rumah sakit.
3. Proses Kredensial Staf Rekam Medis Sesuai Akreditasi Rumah Sakit dan Akreditasi JCI
RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta telah melakukan kredensial terhadap staf Instalasi Catatan Medik sebanyak satu kali pada tahun 2012. Dalam pelaksanaan kredensial, acuannya adalah standar kompetensi perekam medis.
dalamproses krensial akan dilihat apakah
masing-masing staf rekam medis sudah mampu
melakukan kegiatan yang ada di standar
kompetensi. Hasil wawancara triangulasi mengutarakan bahwa yang melakukan
proses kredensial adalah ketua kelompok
Fungsional.Alasan diadakannya kredensial
adalah mengetahui kompetensi yang dimiliki
Kredensial juga merupakan proses memveriikasi pendidikan, surat ijin, registrasi, kompetensi, pelatihan, dan pengalaman dengan sumber yang
mengeluarkan kredensial sebelum individu tersebut mulai memberikan pelayanan kepada
pasien. Proses veriikasi jabatan staf rekam medis RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta yaitu pihak profesi rekam medis menghubungi institusi pendidikan yang memberikan kelulusan. a. Pendidikan
diketahui bahwa total staf rekam medis yang ada di di Instalasi Catatan Medik adalah 101. Status kepegawaian staf rekam
medik dijabarkan dalam bentuk tabel
berikut:
Tabel 1 Hasil Wawancara Status Kepegawaian Staf Rekam Medis RSUP Dr.Sardjito
No Status
Kepegawaian Jumlah
1 CPNS 8
2 PNS 44
3 Non PNS (Pegawai Tetap) 17
4 Tenaga Harian Lepas 24
5 Diperbantukan 8
Total 101
Pendidikan terakhir staf rekam medis harus D-III Rekam Medis. Di Instalasi Catatan Medik tidak semua berpendidikan terakhir D-III Rekam Medis. Perekrutan staf disesuaikan dengan kebutuhan instalasi. . Namun, kegiatan pokok rekam medis sudah menjadi kewajiban bahwa staf yang
melakukan kegiatan pokok rekam medis
memiliki latar belakang pendidikan D-III Rekam Medis. Pendidikan staf rekam medic Instalasi Catatan Medik RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta dijabarkan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 2 Hasil Wawancara Pendi-d i k a n S t a f I C M R S U P Dr.Sardjito
No Kegiatan Pendidikan Jumlah
1 Kepala ICM Dokter 1
No Kegiatan Pendidikan Jumlah
2 PJ SDM ICM S1 Pendidikan 1
3 Pendaftaran SMA 6
D 3
Manajemen 1
D3 RM 27
4 koding D3 RM 22
Dokter 1
5 Gabung dan
Inaktif D3 RM 3
6 Filing SMA 1
D3 RM 5
7 Distribusi SMA 7
8 Penelitian D3 RM 3
9 Assembling
dan Veriikasi SMAD3 RM 82
S1 Sos 1
10 Pelaporan D3 RM 5
11 SKM D3 RM 3
12 Tata Usaha S1 1
13 Logistik D3 Komputer 2
S1 Sos 1
Total 101
b. Surat Ijin dan Registrasi
Surat Tanda Registrasi dan Suran Ijin Kerja masuk dalam kualiikasi dan pendidikan staf rekam medis.
Tabel 3 Kualiikasi Staf Rekam Medis
No Kualiikasi Jumlah Keterangan
1 Sudah memiliki STR & SIK 81
-2 Belum memiliki STR & SIK 20 Sedang dalam proses
Total 101
c. Pelatihan dan Pengalaman
informal. Jalur formal diberikan untuk staf rekam medis yang akan menempuh pendidikan dan jalur informal untuk staf rekam medis yang akan menempuh pelatihan. Ada dua jenis pelatihan untuk staf rekam medis yaitu pelatihan internal dan eksternal. Pada pelatihan internal pihak ICM bekerja sama dengan organisasi profesi. Sedangkan untuk pelatihan eksternal, beberapa staf rekam medis
dikirim untuk mengikuti pelatihan yang
diadakan di luar ICM RSUP Dr.Sardjito
PEMBAHASAN
1. Peran Staf Rekam Medis Berdasarkan Kualiikasi dan Pendidikan Staf dalam Menghadapi Akreditasi Rumah Sakit dan Akreditasi JCI Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 pasal 40, disebutkan bahwa:
(1) Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali.
(2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suatu lembaga
independen baik dari dalam maupun luar negeri berdasarkan standar akreditasi yang
berlaku.
(3) Lembaga independen yang dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Menteri
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta telah melaksanakan dua akreditasi pada tahun 2014. Akreditasi rumah sakit yang diselenggarakan oleh KARS, dilaksanakan oleh RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta pada Januari 2014. Setelah dinyatakan layak kemudian diadakan akreditasi JCI pada bulan Maret 2014.RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta telah memenuhi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009.
2. Menganalisis Kelengkapan Dokumen Standar Kualiikasi dan Pendidikan Staf Apa Saja yang Terkait Staf Rekam Medis Sesuai Elemen Penilaian Standar Akreditasi Rumah Sakit dan Akreditasi JCI
Menurut hasil analisis terhadap isi standar akreditasi yang ditetapkan oleh Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik (2011), RSUP
Dr. Sardjito Yogyakarta telah menyediakan
dokumen yang dibutuhkan untuk memenuh
standar KPS 1, KPS 2, KPS 3, KPS 4, KPS 5, KPS 6, KPS 7, KPS 9, KPS 16, dan KPS 17. Hal
ini sudah memenuhi standar akreditasi rumah
sakit dan standar akreditasi JCI.
3. Proses Kredensial Staf Rekam Medis Sesuai Akreditasi Rumah Sakit dan Akreditasi JCI Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 755 Tahun 2011, kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis
untuk menentukan kelayakan diberikan
kewenangan klinis (clinical privilege). Elemen penilaian pada standar akreditasi Kualiikasi dan Pendidikan Staf yang memuat hal tentang kredensial terdapat pada:
a. Elemen Penilaian 9
1) Dibutuhkan kredensial (antara lain : pendidikan, izin, registrasi) sesuai
peraturan dan kebijakan rumah sakit
bagi setiap anggota staf medis fung -sional yang disalin oleh rumah sakit
dan disimpan dalam ile kepegawaian atau dalam ile kredensial yang ter
-pisah bagi setiap anggota staf medis fungsional.
2) Semua kredensial (antara lain : pen
-didikan, izin, registrasi) diveriikasi
dengan sumber yang mengeluarkan kredensial sebelum individu tersebut memulai memberikan pelayanan
ke-pada pasien.
3) Semua kredensial (antara lain : pen
-didikan, izin, registrasi) terkini dan terupdate sesuai persyaratan.
b. Elemen Penilaian 15
1) Rumah sakit memiliki standar prose -dur untuk mengumpulkan kredensial
setiap staf kesehatan professional lain
-nya.
2) Rumah sakit mempunyai proses untuk memastikan bahwa staf lainnya yang bukan pegawai rumah sakit tetapi
mendampingi dokter memiliki kreden-sial yang sahih yang sebanding dengan
juga merupakan veriikakasi pendidikan, surat izin, registrasi dengan sumber yang
mengeluarkan kredensial sebelum individu tersebut mulai memberikan pelayanan
kepada pasien. a. Pendidikan
Kualifikasi dan pendidikan staf rekam medis dimuat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis. Di dalam pasal 3 berbunyi:
1) Standar kelulusan Diploma tiga se
-bagai ahli madya Rekam Medis dan Informasi Kesehatan;
2) Standar kelulusan Diploma empat sebagai Sarjana Terapan Rekam Medis dan Informasi Rekam Medis;
3) Standar kelulusan Sarjana sebagai Sarjana Rekam Medis dan Informasi Rekam Medis;
4) Standar kelulusan Magister sebagai Magister Sarjana Rekam Medis dan Informasi Rekam.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 pasal 9 menyebutkan bahwa:
Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat Perekam Medis yang sesuai dengan jenjang
jabatannya untuk melaksanakan kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (1) atau ayat (2), maka Perekam Medis yang berada di atas atau di bawah jenjang
jabatannya dapat melakukan kegiatan tersebut berdasarkan penugasan tertulis
dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan. Sedangkan pasal 38 menyebutkan: (1) Pegawai Negeri Sipil yang pada saat
ditetapkan Peraturan Menteri ini
telah dan masih melaksanakan tugas di bidang pelayanan rekam medis
in-formasi kesehatan berdasarkan kepu
-tusan pejabat yang berwenang, dapat disesuaikan/ inpassing dalam jabatan fungsional Perekam Medis Ahli, harus memenuhi syarat:
a) Berijazah paling rendah Sarjana (S1) atau DIV program studi
Rekam Medis dan Informasi Ke
-sehatan/ rekam Medik/ Mana
-jemen Informasi Kesehatan/ Informatika Rekam Medik dan Kesehatan Masyarakat dengan latar belakang D3RMIK;
b) Pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a; c) Memiliki Surat Regristasi Per
-ekam Medis yang masih berlaku;
dan
d) Nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (tahun)
terakhir
(2) Angka kredit kumulatif untuk penye
-suaian/ inpassing dalam jabatan fung
-sional Perekam Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII yang
merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
(3) Angka kredit kumulatif sebagaimana dimaksud pada ayat (2), hanya berlaku selama masa penyesuaian/ inpassing. (4) Untuk menjamin keseimbangan an
-tara beban kerja dan jumlah Pegawai Negeri Sipil yang akan disesuaikan/
diinpassing sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), maka pelaksanaan penyesuaian/ inpassing harus mem
-pertimbangkan formasi jabatan Berdasarkan hasil penelitian peneliti melalui wawancara dengan beberapa responden dan studi dokumentasi terdapat 22 staf rekam medis yang belum D-III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan. Namun, berdasarkan wawancara triangulasi, 22 staf
rekam medis tersebut telah diusahakan agar
bisa memenuhi kualiikasi sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 55 Tahun 2013 dan tuntutan akreditasi.
SIMPULAN
1. RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta telah melakukan akreditasi rumah sakit pada tahun 2013 dan akreditasi JCI pada tahun 2014. Hal ini telah sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 pasal 40. Seluruh staf rekam medis umumnya terlibat
akreditasi JCI, namun hanya 3 yang masuk ke
dalam tim standar
2. Dari total 17 standar akreditasi rumah sakit dan akreditasi JCI, terdapat 11 standar dan 28 elemen penilaian yang berkaitan dengan rekam medis. RSUP Dr.Sardjito telahmemiliki dokumen-dokumen untuk memenuhi 28 elemen penilaian tersebut.
3. Kredensial terhadap staf rekam medis sudah dilakukan sekali pada tahun 2012. Hal ini sudah memenuhi standar akreditasi Bab V Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit yaitu Kualiikasi dan Pendidikan Staf. Dari total 101 staf rekam medik di ICM RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta, terdapat 22 staf yang lulusan SMA ketika masuk sebagai staf rekam medis. Dari total 101 staf rekam medik di ICM RSUP Dr.Sardjito, masih terdapat 20 staf yang belum memiliki STR dan SIK. Namun, hal tersebut tidak menjadi masalah karena STR dan SIK sedang dalam proses pembuatan. Ini sudah memenuhi Permenkes RI Nomor 55 Tahun 2013 dan Permenkes RI Nomor 1796 Tahun 2011.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta Azwar, Asrul. (2010). Pengantar Administrasi
Kesehatan.Jakarta: Bina Rupa Aksara. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. 2011.
Standar Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Hamalik, O. (2000). Pengembangan Sumber Daya Manusia, Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan, Pendekatan Terpadu.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan, Malayu .(2001) Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta : Penerbit PT Bumi Aksara. Hatta, Gemala. (2008). Pedoman Informasi
Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia
Huffman, E. K. (1994). Health Information Management. Illyonis: Physician Record Company.
Kedokteran, Konsil. (2006). Manual Rekam Medis. Jakarta: Tim Penyusun Konsil Kedokteran. Maarif, M. Syamsul. (2003). Strategi Peningkatan
Kompetensi Aparatur Negara Guna Mengantisipasi Kebutuhan Pelayanan Sektor Publik.Bandung: STIA LAN
Menteri Kesehatan RI. (2007). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 377/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Moleong, Lexy J. (2011).Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Notoadmodjo, S. (2005).Metode Penelitian
Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta
______________. (2010). Metode Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.269/MENKES/ PER/II/2008 tentang Rekam Medis.Diakses
dariwww.depkes.go.idpada tanggal 19
Desember 2013.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.755/MENKES/ PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit.Diakses dari www.depkes.go.id pada tanggal 29 Desember 2013.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.55 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit. Diakses dari www.depkes.go.id pada tanggal 25 April 2013.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI No.30 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Perekam Medis dan Angka Kreditnya.Diakses dari www. menpan.go.id pada tanggal 25 April 2013. Republik Indonesia.(2003). Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Diakses
dari www.menkokesra.go.id pada tanggal 23
Mei 2014.
Republik Indonesia.(2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.Diakses dari bpkp.go.id pada tanggal 12 Desember 2013.
Republik Indonesia.(2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.Diakses dari bpkp.go.id pada tanggal 12 Desember 2013.
Spencer, Lyle M. and Signe M. Spencer. (1993). Competence Work: Model For Superior Performance John and Wiley’s Sons. Inc
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dari R&D. Bandung: CV Alfabeta. Tanzeh, Ahmad. 2009. Pengantar Metodologi
Penelitian. Yogyakarta : Teras.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia.Jakarta: Pusat Bahasa