• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN PKN MATERI BANGGA BERBANGSA INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI PADA SISWA KELAS III MI DARUL ULUM GEDONGAN SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN PKN MATERI BANGGA BERBANGSA INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI PADA SISWA KELAS III MI DARUL ULUM GEDONGAN SIDOARJO."

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITA

FAK

PROGRAM STUD

SKRIPSI

Disusun oleh :

APRILIA ELOK NUR AINI

NIM. D07212044

AS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SUR

KULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IB

2016

URABAYA

N

(2)

ii

UNIVERSITA

FAK

PROGRAM STUD

ii

SKRIPSI

Disusun oleh :

APRILIA ELOK NUR AINI

NIM. D07212044

AS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SUR

KULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IB

2016

ii

URABAYA

N

(3)
(4)
(5)
(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Aprilia Elok Nur Aini, Peningkatan pemahaman mata pelajaran PKn materi

bangga berbangsa Indonesia melalui model pembelajaran

artikulasi pada siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan

Sidoarjo, Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

(PGMI).

Fakultas

Tarbiyah

dan

Keguruan

(FTK).

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Skripsi

2016.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman siswa terhadap mata

pelajaran PKn materi Bangga Berbangsa Indonesia, karena penyampaian materi yang

hanya dilakukan dengan ceramah dan pemberian tugas sehingga siswa pasif dalam proses

pembelajaran dan kurang termotivasi. Dalam hal ini, peneliti memilih menggunakan model

pembelajaran Artikulasi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Yaitu meningkatkan

pemahaman siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo dalam pembelajaran PKn

materi Bangga Berbangsa Indonesia.

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui tingkat pemahaman mata

pelajaran PKn materi Bangga Berbangsa Indonesia sebelum diterapkan model

pembelajaran Artikulasi pada siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo, (2)

mengetahui penerapan model pembelajaran Artikulasi dalam peningkatan pemahaman

mata pelajaran PKn materi Bangga Berbangsa Indonesia pada siswa kelas III MI Darul

Ulum Gedongan Sidoarjo, (3) mengetahui peningkatan pemahaman mata pelajaran PKn

materi Bangga Berbangsa Indonesia setelah menggunakan model pembelajaran Artikulasi

pada siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua

siklus, dengan model

Kurt Lewin,

di mana dalam satu siklus terdiri dari empat tahapan,

meliputi: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes tertulis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat pemahaman siswa sebelum

diterapkan model pembelajaran Artikulasi masih rendah, diketahui dari 40 siswa yang ada

di kelas III hanya 12 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM. Dengan perolehan nilai

terendah adalah 10 dan nilai tertinggi adalah 90, serta nilai rata-rata kelas mencapai 47,75.

(2) Penerapan model pembelajaran artikulasi berjalan efektif baik pada siklus I maupun

siklus II. Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi aktivitas guru meningkat dari 78,125%

pada siklus I menjadi 96,875% pada siklus II. Sedangkan observasi aktivitas siswa

meningkat dari 78,57% pada siklus I menjadi 92,9% pada siklus II. (3) Ketuntasan belajar

siswa mengalami peningkatan dari 30% dengan rata-rata 47,75 sebelum diterapkan model

pembelajaran artikulasi, menjadi 60% dengan rata-rata 61,725 pada siklus I dan 92,5%

dengan rata-rata 82,7 pada siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan

model pembelajaran artikulasi mampu meningkatkan pemahaman siswa kelas III dalam

mata pelajaran PKn di MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL...i

PERNYATAAN KEASLIAN...ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ...iv

ABSTRAK ...v

DAFTAR ISI...vi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Tindakan yang Dipilih...4

D. Tujuan Penelitian...5

E. Lingkup Penelitian...5

F. Manfaat Penelitian...6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Peningkatan Pemahaman Siswa ...8

1. Pengertian Pemahaman...8

2. Tingkatan-Tingkatan Pemahaman ...9

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman ...11

4. Cara Untuk Meningkatkan Pemahaman ...15

B. Mata Pelajaran PKn di Kelas III...19

1. Pengertian PKn...19

2. Tujuan PKn...20

3. Ruang Lingkup PKn...20

4. Materi Bangga Berbangsa Indonesia...22

C. Model Pembelajaran Artikulasi...

28

1. Pengertian Model Pembelajaran Artikulasi...28

2. Karakteristik Model Pembelajaran Artikulasi ...29

3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Artikulasi...30

(8)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian...34

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian...37

C. Variabel yang Diteliti ...37

D. Rencana Tindakan ...38

1. Siklus I...38

2. Siklus II ...41

E. Data dan Cara Pengumpulannya ...41

1. Data...41

2. Cara Pengumpulan...42

3. Teknik Analisis Data ...45

F. Indikator Kinerja ...49

G. Tim Peneliti dan Tugasnya...50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Siklus...51

1. Pra Siklus...51

2. Siklus I...54

3. Siklus II...64

B. Pembahasan Hasil Penelitian...76

1. Dari rumusan masalah 1 ...76

2. Dari rumusan masalah 2 ...77

3. Dari rumusan masalah 3 ...80

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ...83

B. Saran...84

(9)

PKn atau Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang

memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara

Indonesia yang cerdas, terampil, demokratis, dan berkarakter sesuai dengan

yang diamanatkan oleh dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila dan UUD

1945.

1

Mata pelajaran PKn ini bertujuan agar siswa mampu berpikir kritis,

rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. Selain itu PKn

juga bertujuan agar nantinya siswa mampu berpartisipasi secara aktif dan

bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta dapat berkembang secara

positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter

masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa

lainnya. Dalam hal ini PKn tidak terlepas dari ruang lingkup yang membahas

tentang kesatuan dan kesatuan bangsa, norma, hak asasi manusia, dll.

MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo merupakan lembaga pendidikan

formal yang berstatus swasta.

(10)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada Guru kelas

III di MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo pada mata pelajaran PKn materi

Bangga Berbangsa Indonesia menunjukkan bahwa siswa masih mengalami

kesulitan dalam pelajaran tersebut. Hal tersebut ditandai oleh banyaknya

siswa yang masih belum mencapai nilai KKM yaitu 75 untuk mata pelajaran

PKn sendiri.

2

Siswa masih banyak mengalami kebingungan ketika ditanya

tentang materi Bangga Berbangsa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari

evaluasi yang dilakukan oleh guru dengan mengadakan tes di akhir

pembelajaran mengenai materi tersebut. Dari data yang diperoleh

menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum memenuhi Kriteria

Ketuntasan Mininimal (KKM). Data yang didapatkan menunjukkan dari 40

siswa yang ada di kelas III terdapat 3 siswa yang mampu menjawab

pertanyaan dengan benar, 9 siswa menjawab pertanyaan dengan masih ada

beberapa kesalahan, dan 28 siswa lain yang tidak mampu menjawab dengan

benar (jawaban sebagian besar salah). Sehingga hanya 12 siswa yang mampu

mencapai nilai KKM dan 28 siswa lain yang belum mampu mencapai nilai

KKM.

3

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti, faktor yang diduga

sebagai penyebab kesulitan siswa dalam memahami pelajaran PKn materi

Bangga Berbangsa Indonesia antara lain adalah para siswa yang kurang

bersungguh-sungguh, kurang termotivasi dan kurang berperan aktif dalam

2

Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran PKn MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo, 29 Februari 2015

(11)

mengikuti pembelajaran. Siswa menganggap bahwa pelajaran PKn adalah

pelajaran yang membosankan karena dalam proses pembelajaran Guru kurang

melibatkan siswa secara aktif, Guru seringkali menyampaikan materi PKn

apa adanya (konvensional). Guru masih menggunakan metode yang monoton

yaitu ceramah dan pemberian tugas.

4

Sedangkan pada anak usia SD/MI

mempunyai sifat-sifat khas, yaitu cara berpikir mereka atas dasar pengalaman

yang konkrit, mereka belum dapat membayangkan hal-hal yang abstrak.

Berdasarkan permasalahan di atas maka model pembelajaran

Artikulasi dirasa tepat untuk mengatasi permasalahan pada siswa kelas III MI

Darul Ulum Gedongan Sidoarjo. Model pembelajaran Artikulasi merupakan

salah satu model pembelajaran aktif yang merangsang siswa untuk aktif

berbicara dan mendengarkan dengan baik. Selain itu dengan model

pembelajaran artikulasi akan melatih siswa untuk bekerja sama dan

bertanggung jawab baik kepada diri sendiri maupun kepada siswa yang lain.

Model pembelajaran artikulasi ini sangat baik digunakan dalam proses

pembelajaran. Melalui model ini akan menciptakan proses pembelajaran yang

menyenangkan dan akan menciptakan kegiatan pembelajaran yang aktif

antara siswa dengan guru.

5

Dalam hal ini guru tidak hanya menjadi

satu-satunya sumber belajar. Akan tetapi, siswa juga berperan menjadi sumber

belajar. Dengan begitu siswa akan lebih mudah dalam memahami materi PKn

khususnya materi Bangga Berbangsa Indonesia.

Hasil wawancara dengan siswa MI Darul Ulum Sidoarjo, 29 Februari 2015 5Aris Shoimin,

(12)

Dari permasalahan di atas peneliti merasa tertarik untuk mengangkat

masalah dalam penelitian tindakan kelas ini dengan judul: “

Peningkatan

Pemahaman Mata Pelajaran PKn Materi Bangga Berbangsa Indonesia

melalui Model Pembelajaran Artikulasi pada Siswa Kelas III MI Darul

Ulum Gedongan Sidoarjo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat pemahaman mata pelajaran PKn materi Bangga

Berbangsa Indonesia sebelum diterapkan model pembelajaran Artikulasi

pada siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo?

2. Bagaimana penerapan model pembelajaran Artikulasi dalam peningkatan

pemahaman mata pelajaran PKn materi Bangga Berbangsa Indonesia pada

siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo?

3. Bagaimana peningkatan pemahaman mata pelajaran PKn materi Bangga

Berbangsa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran Artikulasi

pada siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo?

C. Tindakan yang Dipilih

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah

diuraikan, peneliti mempunyai gagasan baru dalam melakukan penelitian

tindakan kelas yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Artikulasi

dalam proses belajar mengajar mata pelajaran PKn dengan harapan proses

(13)

menyenangkan, serta siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo

dapat lebih siap dan mudah dalam menerima pelajaran yang disampaikan

khususnya pada materi Bangga Berbangsa Indonesia.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat pemahaman mata pelajaran PKn materi Bangga

Berbangsa Indonesia sebelum diterapkan model pembelajaran Artikulasi

pada siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Artikulasi dalam

peningkatan pemahaman mata pelajaran PKn materi Bangga Berbangsa

Indonesia pada siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo.

3. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman mata pelajaran PKn materi

Bangga Berbangsa Indonesia setelah menggunakan model pembelajaran

Artikulasi pada siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo.

E. Lingkup Penelitian

Penelitian ini didasarkan pada masalah pembelajaran yang ada di MI

Darul Ulum Gedongan Sidoarjo. Banyak masalah pembelajaran yang peneliti

temukan. Agar penelitian ini bisa terfokus dan tidak terjadi kesimpangsiuran

pembahasan, maka peneliti membatasi permasalahan tersebut dengan hal-hal

sebagai berikut:

1. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas III di MI Darul Ulum

(14)

2. Mata pelajaran PKn pada materi Bangga Berbangsa Indonesia KD 4.1

mengenal kekhasan bangsa Indonesia seperti kebhinikaan, kekayaan alam,

keramahtamahan.

3. Penelitian menggunakan model Pembelajaran Artikulasi untuk

peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran PKn materi Bangga Berbangsa

Indonesia. Pemahaman yang dimaksud yaitu pemahaman tingkat pertama

menerjemahkan (

translation

).

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian tindakan kelas diharapkan bermanfaat dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan pengajaran di bidang PKn yang

lebih kreatif dan inovatif. Berdasarkan hasil penelitian ini nantinya akan

dapat diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran khususnya

pelajaran PKn.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti:

Peneliti memperoleh tambahan ilmu pengetahuan baru, khususnya

dalam model pembelajaran Artikulasi yang digunakan untuk

peningkatan pemahaman siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan

Sidoarjo dan pengalaman baru dari penelitian tindakan kelas yang telah

(15)

b. Bagi Siswa

Bagi siswa MI, penelitian ini akan bermanfaat untuk menjadikan

siswa MI mengetahui penerapan model pembelajaran Artikulasi dalam

pembelajaran PKn dengan tepat sehingga siswa dapat meningkatkan

pemahaman mata pelajaran PKn khususnya pada materi Bangga

Berbangsa Indonesia dengan model tersebut. Selain itu siswa juga

menjadi berani mengeluarkan pendapat secara percaya diri melalui

model pembelajaran Artikulasi

.

c. Bagi Guru

Guru mendapatkan pengalaman baru dan keterampilan dalam

mengembangkan model pembelajaran. Salah satunya dengan

menggunakan model pembelajaran Artikulasi untuk peningkatan

pemahaman siswa mata pelajaran PKn materi Bangga Berbangsa

Indonesia.

d. Bagi Sekolah

Sebagai bahan rujukan bagi sekolah untuk mengadakan bimbingan

dan pelatihan bagi guru-guru agar menggunakan model pembelajaran

Artikulasi untuk diterapkan pada mata pelajaran lain. Dan memberikan

ide baru yang bertujuan untuk meingkatkan kualitas pengajaran di

sekolah. Serta untuk meningkatkan kredibilitas dan kualitas sekolah.

e. Bagi Masyarakat

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

(16)

1. Pengertian Peningkatan Pemahaman

Secara bahasa peningkatan adalah proses, cara, perbuatan

meningkatkan (usaha, kegiatan, dan sebagainya). Sedangkan pemahaman

adalah proses, cara, perbuatan memahami dan memahamkan.

6

Menurut

Nana Sudjana Pemahaman adalah hasil belajar, misalnya siswa dapat

menjelaskan dengan kalimatnya sendiri atas apa yang dibaca atau

didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan guru dan

menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.

7

Sedangkan menurut

Benjamin S. Bloom pemahaman (

comprehension

) adalah kemampuan

seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu

diketahui dan diingat. Sementara definisi pemahaman menurut Anas

Sudijono adalah kemampuan seseorang untuk mengerti, mengetahui atau

memahami sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Siswa

dikatakan paham jika siswa tersebut mampu memberikan penjelasan atau

uraian yang lebih rinci dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih

tinggi dari ingatan dan hafalan.

8

Dengan kata lain, memahami adalah

mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Jadi,

6Depdikbud,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal.51 7Nana Sudjana,

Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995). Hal. 24

8Anas Sudijono,

(17)

dari kumpulan beberapa pengertian pemahaman dapat disimpulkan bahwa

seorang siswa dikatakan memahami sesuatu yaitu apabila ia dapat

menjelaskan kembali atau mampu menguraikan suatu materi yang telah

dipelajari tersebut lebih rinci menggunakan bahasanya sendiri. Akan lebih

baik lagi jika siswa mampu memberikan contoh lain dari apa yang

dicontohkan oleh gurunya dan siswa tersebut mampu mensinergikan apa

yang telah dia pelajari dengan permasalahan-permasalahan yang ada di

sekitarnya.

2. Tingkatan-Tingkatan Pemahaman

Tingkat pemahaman adalah seberapa mampukah seseorang dalam

menguasai dan membangun makna dari pikirannya serta seberapa

mampukah seseorang tersebut menggunakan apa yang dikuasainya dalam

keadaan lain.

(18)

Menurut Daryanto bahwa kemampuan pemahaman berdasarkan

tingkat kepekaan dan derajat penyerapan materi dapat dijabarkan ke dalam

tiga tingkatan, yaitu:

9

a. Menerjemahkan

(translation)

Pengertian menerjemahkan bisa diartikan sebagai pengalihan

arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Dapat juga dari

konsepsi abstrak menjadi suatu model simbolik untuk mempermudah

orang mempelajarinya. Contohnya dalam menerjemahkan

Bhineka

Tunggal Ika

menjadi berbeda-beda tapi tetap satu

.

b. Menafsirkan

(interpretation)

Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan, ini adalah

kemampuan untuk mengenal dan memahami. Menafsirkan dapat

dilakukan dengan cara menghubungkan pengetahuan yang lalu dengan

pengetahuan yang diperoleh berikutnya, menghubungkan antara grafik

dengan kondisi yang dijabarkan sebenarnya, serta membedakan yang

pokok dan tidak pokok dalam pembahasan.

c. Mengekstrapolasi

(extrapolation)

Ekstrapolasi menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi

karena seseorang dituntut untuk bisa melihat sesuatu diblik yang

tertulis. Membuat ramalan tentang konsekuensi atau memperluas

persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.

9Zuchdi dan Darmiyati,

(19)

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan tingkat

pemahaman yang pertama yaitu menerjemahkan

(translation)

. Karena

dalam penelitian ini yang akan diukur peneliti adalah kemampuan siswa

menjelaskan kembali materi yang disampaikan guru dengan bahasanya

sendiri.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

Pencapaian terhadap Tujuan Intruksional Khusus (TIK) merupakan

tolak ukur awal dari keberhasilan suatu pembelajaran. Secara prosedural,

siswa dapat dikatakan berhasil dalam belajar ketika mereka dapat

mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan, baik melalui tes-tes yang

diberikan guru secara langsung dengan tanya jawab atau melalui tes

sumatif dan tes formatif yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dengan

baik. Kategori baik ini dilihat dengan tingkat ketercapaian KKM. Untuk

itu pasti terdapat hal-hal yang melatarbelakangi keberhasilan belajar siswa.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus

keberhasilan belajar siswa ditinjau dari segi kemampuan pendidikan

adalah sebagai berikut:

a. Tujuan

(20)

guru yang berpedoman pada Tujuan Intruksional Umum. Penulisan

Tujuan Intruksional Khusus (TIK) ini dinilai sangat penting dalam

proses belajar mengajar, dengan alasan:

1) Membatasi tugas dan menghilangkan kekaburan dan kesulitan di

dalam pembelajaran.

2) Menjamin dilaksanakannya proses pengukuran dan penilaian yang

tepat dalam menetapkan kualitas dan efektifitas pengalaman belajar

siswa.

3) Dapat membantu guru dalam menentukan strategi yang optimal

untuk keberhasilan belajar.

10

b. Guru

Guru adalah tenaga pendidikan yang memberikan sejumlah ilmu

pengetahuan pada siswa di sekolah. Guru adalah orang yang

berpengalaman dalam bidang profesinya. Di dalam satu kelas, siswa

satu berbeda dengan lainnya. Untuk itu setiap individu berbeda tingkat

keberhasilan belajarnya.

Dalam keadaan yang demikian itu seorang guru dituntut untuk

memberikan suatu pendekatan atau belajar yang sesuai dengan keadaan

siswa akan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

c. Siswa

Siswa adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah

untuk belajar bersama guru dan teman sabayanya. Mereka memiliki

(21)

latar belakang yang berbeda, bakat, minat dan potensi yang berbeda

pula. Sehingga dalam satu kelas pasti terdiri dari siswa yang bervariasi

karakteristik dan kepribadiannya.

Hal ini berakibat pada berbeda pula cara penyerapan materi atas

tingkat pemahaman setiap siswa. Dengan demikian dapat diketahui

bahwa siswa adalah unsur manusiawi yang mempengaruhi kegiatan

belajar mengajar sekaligus hasil belajar atas pemahaman siswa.

11

d. Kegiatan Pengajaran

Kegiatan Pengajaran adalah proses terjadinya informasi antara

guru dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan

pengajaran ini merujuk pada proses pembelajaran yang diciptakan guru

dan sangat dipengaruhi oleh bagaimana keterampilan guru dalam

mengolah kelas. Komponen-komponen tersebut meliputi: pemilihan

strategi pembelajaran, penggunaan media dan sumber belajar,

pengajaran guru, sarana prasarana pendukung. Kesemuanya itu akan

sangat membentuk kualitas belajar siswa. Di mana hal-hal tersebut jika

dipilih dan digunakan secara tepat, maka akan menciptakan suasana

belajar yang PAKEMI (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif

Menyenangkan dan Inovatif).

e. Suasana evaluasi

Keadaan kelas yang tenang, aman dan disiplin juga berpengaruh

terhadap tingkat pemahaman siswa pada materi (soal) ujian yang

(22)

sedang mereka kerjakan. Hal itu terkait denga konsentrasi dan

kenyamanan siswa. Mempengaruhi bagaimana siswa memahami soal

berarti pula mempengaruhi jawaban yang diberikan siswa. Jika hasil

belajar siswa tinggi, maka tingkat keberhasilan proses belajar mengajar

akan tinggi pula.

f. Bahan dan alat evaluasi

Bahan dan alat evaluasi adalah salah satu komponen yang

terdapat dalam kurikulum yang digunakan untuk mengukur pemahaman

siswa. Alat evaluasi memiliki cara-cara dalam menyajikan bahan

evaluasi, misalnya dengan memberikan butir soal bentuk benar salah

(true-false), pilihan ganda

(multiple-choice), menjodohkan

(matching)

,

melengkapi

(completation)

, dan

essay

. Dalam penggunaannya, guru

tidak harus memilih satu alat evaluasi tetapi bisa menggunakan lebih

dari satu alat evaluasi.

Penguasaan secara penuh (pemahaman) siswa tergantung pada

bahan evaluasi atau soal yang diberikan guru kepada siswa. Jika siswa

telah mampu mengerjakan atau bahan evaluasi dengan baik, maka siswa

dapat dikatakan paham terhadap materi yang diberikan.

Faktor lain yang mempengaruhi pemahaman atau keberhasilan

belajar siswa adalah sebagai berikut:

(23)

1) Faktor jasmaniah (fisiologi) meliputi: keadaan panca indera yang

sehat tidak mengalami cacat (gangguan) tubuh, sakit atau

perkembangan yang tidak sempurna.

2) Faktor psikologis, meliputi: keintelektualan (kecerdasan), minat,

bakat, dan potensi prestasi yang di miliki.

3) Faktor pematangan fisik atau psikis.

a. Faktor eksternal (dari luar diri)

1) Faktor social meliputi: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,

lingkungan kelompok, dan lingkungan masyarakat.

2) Faktor budaya meliputi: adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,

dan kesenian.

3) Faktor lingkungan fisik meliputi: fasilitas rumah dan sekolah.

4) Faktor lingkungan spiritual (keagamaan).

4. Cara untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa

Setelah diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

pemahaman maka diketahui pula kalau pemahaman dapat dirubah.

Pemahaman sebagai salah satu kemampuan manusia yang bersifat

fleksibel, sehingga pasti ada cara untuk meningkatkannya.

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat digunakan dalam

upaya meningkatan pemahaman siswa:

a. Memperbaiki proses pengajaran

(24)

meliputi: memperbaiki tujuan pembelajaran, bahan (materi),

pembelajaran strategi, metode, dan media yang tepat serta pengadaan

evaluasi belajar. Yang mana evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang

diberikan. Tes ini bisa berupa tes formatif, tes submatif dan sumatif.

12

b. Adanya kegiatan bimbingan belajar

Kegiatan bimbingan belajar merupakan bantuan yang diberikan

kepada individu tertentu agar mencapai taraf perkembangan dan

kebahagiaan secara optimal. Adapun tujuan dari kegiatan bimbingan

belajar adalah:

1) Mencarikan cara-cara belajar yang efektif dan efisien bagi siswa.

2) Menunjukkan cara-cara mempelajari dan menggunakan buku

pelajaran.

3) Memberikan informasi dan memilih bidang studi sesuai dengan

bakat, minat, kecerdasan, cita-cita dan kondisi fisik atau

kesehatannya.

4) Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan atau

ujian.

5) Menunjukkan cara-cara mengatasi kesulitan belajar.

13

c. Pengadaan umpan balik

(feedback)

dalam belajar

Umpan balik merupakan respon terhadap akibat pebuatan dari

tindakan seseorang ketika belajar. Oleh karena itu, dapat dikatakan

12Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,Strategi Belajar……. , hal. 129.

(25)

bahwa guru harus sering mengadakan umpan balik sebagai pemahaman

belajar. Hal ini dapat diberikan kepastian kepada siswa terhadap hal-hal

yang masih dibingungkan terkait materi yang dibahas dalam

pembelajaran. Juga dapat dijadikan tolak ukur guru atau

kekurangan-kekurangan dalam penyampaian materi. Yang paling penting adalah

dengan adanya umpan balik, jika terjadi kesalahan pemahaman pada

siswa akan memperbaiki kesalahannya.

14

d. Motivasi Belajar

Menurut Mc. Donald,

motivation is a energy change within the

person characterized by affective arousal and anticipatory goal

reactions.

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi)

seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk

mencapai tujuan.

15

Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk

suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik, karena seseorang

mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala

upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.

16

Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada

14Mustaqim dan Abdul Wahib,

Psikologi Pendidikan

,

(Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hal.117 15Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hal. 115. 16Syaiful Bahri Djamarah,
(26)

kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar

dapat tercapai.

17

e. Pengajaran perbaikan (Remedial Teaching)

Remedial

Teaching

adalah upaya perbaikan terhadap

pembelajaran yang tujuannya belum tercapai secara maksimal.

Pembelajaran remidi ini dilakukan oleh guru terhadap siswanya dalam

rangka mengulang kembali materi pelajaran yang mendapatkan nilai

kurang memuaskan sehingga setelah dilakukan pengulangan tersebut

siswa dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih baik.

Pengajaran perbaikan biasanya mengandung kegiatan-kegiatan

sebagai brikut:

1) Mengulang pokok bahasan seluruhnya

2) Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai

3) Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal secara

bersama-sama

4) Memberikan tugas khusus.

18

f. Keterampilan mengadakan variasi

Keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran adalah

suatu kegiatan dalam proses interaksi belajar mengajar yang

menyenangkan. Ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa terhadap

strategi pembelajaran yang monoton. Sehingga dalam situasi belajar

17A.M Sardiman ,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo, 2006), hal. 94.

(27)

mengajar siswa senantiasa aktif dan fokus pada materi pelajaran yang

disampaikan.

19

B. Mata Pelajaran PKn di Kelas III

1. Pengertian PKn

Pendidikan Kewarganegaraan atau yang dalam bahasa Inggris

dikenal dengan istilah

Civic Education

memiliki banyak pengertian dan

istilah. Menurut Zamroni, pendidikan Kewarganegaraan adalah pendiidkan

demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat

berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktifitas menanamkan

kesadaran kepada generasi baru, tentang kesadaran bahwa demokrasi

adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak

warga masyarakat.

20

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan RI menjelaskan bahwa

Pendidikan Kewarganegaraan adalah Mata Pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan

hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang

cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan

UUD 1945.

19M. Uzer Usman,

(28)

2. Tujuan PKn

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar siswa

memiliki kemampuan sebagai berikut.

a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan

b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta

anti-korupsi

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup

bersama dengan bangsa-bangsa lainnya

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi.

3. Ruang Lingkup PKn

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

(29)

b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan

keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat,

Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan

peradilan internasional

c. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan

kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional

HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM

d. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri

sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri ,

Persamaan kedudukan warga Negara

e. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di

Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi

f. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,

Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan

sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi

(30)

h. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan

internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi

globalisasi.

21

4. Materi Bangga Berbangsa Indonesia

฀฀฀

฀฀฀฀

฀ ฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀฀

฀฀฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀฀

฀ ฀

฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀฀฀

Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa

- bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah

orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha

mengetahui lagi Maha Mengenal.

22

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari

seorang laki-laki (Adam) dan seorang perempuan (Hawa), dan

menjadikannya berbangsa-bangsa, bersuku-suku, dan berbeda-beda warna

kuligt bukan untuk saling mencemoohkan, tetapi untuk saling mengenal

dan menolong. Allah tidak menyukai orang-orang yang memperlihatkan

kesombongan dengan keturunan, kepangkatan atau kekayaan karena yang

mulia diantara manusia disisi Allah hanyalah orang yang bertakwa

kepada-21Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia tentang Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di MI/SD

(31)

Nya. Sehingga sebagai umat Islam sudah seharusnya kita mengamalkan

ayat tersebut dengan bersikap saling menghormati dan menghargai

meskipun Negara Indonesia terdiri dari beragam suku-suku dan bangsa.

Kekhasan dan Kebinekaan Indonesia

1. Letak wilayah Indonesia

Di antara kekhasannya adalah sebagai berikut.

a. Wilayah Indonesia sangat luas. Indonesia merupakan salah satu dari

sepuluh negara terluas di dunia. Panjang Indonesia hampir

menyamai panjang Benua Eropa.

b. Indonesia berada di antara dua benua. Benua Asia di sebelah utara

dan Benua Australia di sebelah selatan.

c. Indonesia berada di antara dua samudra. Samudra Hindia di sebelah

barat dan Samudra Pasifik di sebelah timur.

d. Letak Indonesia tepat berada di bawah Garis Katulistiwa. Garis

Khatulistiwa adalah garis tengah bumi. Garis tersebut membelah

bumi menjadi dua bagian. Yakni, bumi bagian utara dan bumi bagian

selatan.

(32)

f. Wilayah Indonesia terdiri atas daratan dan lautan. Oleh sebab itulah

kita sering mendengar istilah ‘Tanah Air’. Istilah ini menunjukkan

bahwa wilayah Indonesia terdiri atas tanah, air (lautan), dan udara.

2. Kekayaan alam Indonesia

Inilah keunggulan dan kekhasan negeri kita. Teman-teman, alam

negeri kita sangat kaya dan subur. Tanah kita subur karena negeri kita

punya banyak gunung berapi. Saat meletus, gunung berapi memang

sangat berbahaya. Tetapi, laharnya membuat tanah kita menjadi subur.

Karena tanahnya subur, bermacammacam tumbuhan dapat hidup di

bumi Indonesia. Padi, kopi, kina, cengkeh, kelapa, sayuran, dan

buah-buahan lainnya tumbuh subur di bumi Indonesia. Masih banyak lagi

contoh lainnya.

(33)

badak becula satu, Kasuari, Cenderawasih, Orangutan, Anoa, Komodo,

Badak Sumatera, dan Tapir merupakan khas Indonesia. Artinya,

hewan-hewan tersebut memang berasal dari Indonesia. Oleh sebab itu,

pemerintah benar-benar melindungi hewan-hewan tersebut. Bila tidak,

maka ciri khas bangsa Indonesia dalam kekayaan alam akan hilang.

Bahkan bila punah, kita tidak akan dapat melihat hewan-hewan tersebut

lagi.

(34)

Selain darat dan laut, bumi kita juga menyimpan kekayaan yang

melimpah. Ada minyak bumi, emas, timah, tembaga, batubara, perak,

besi, gas alam, dan lain sebagainya. Semuanya dapat ditambang untuk

kemakmuran rakyat Indonesia. Nah, teman-teman, tanah, gunung,

hutan, laut dan isinya, pantai, hewan-hewan, dan isi bumi adalah

kekayaan bangsa kita. Semuanya anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Kita

harus mensyukurinya. Kita harus menjaganya, tidak boleh merusaknya.

3. Budaya Indonesia beragam

Ciri khas negeri kita yang lain adalah budaya dan agama. Negeri

kita memiliki banyak budaya dan agama. Beragam budaya dimiliki oleh

aneka suku di Indonesia. Budaya tersebut meliputi bahasa, pakaian adat,

rumah adat, adat istiadat, dan tradisi. Perhatikan baik-baik tabel di

bawah ini.

Tabel 2.1

Suku Bangsa dan Bahasa Daerahnya

No

Suku bangsa

Asal

Bahasa

1

Aceh

NAD

Aceh

2

Batak

Sumatra Utara

Batak

3

Minangkabau

Sumatra Barat

Minangkabau

4

Betawi

Jakarta

Betawi

5

Sunda

Jawa Barat

Sunda

6

Jawa

Jawa Tengah dan

Jawa Timur

Jawa

7

Dayak

Kalimantan Selatan Dayak

8

Bali

Bali

Bali dan Sasak

9

Bugis

Sulawesi Selatan

Bugis

10 Mandar

Sulawesi Barat

Mandar

11 Ambon

Maluku

Alor dan

Ambelan

12 Toraja

Sulawesi Selatan

Toraja

13 Sasak

Lombok, NTB

Sasak

14 Sumba

Sumba Barat dan

(35)

15 Asmat

Papua

Asmat

Selain bahasa, suku-suku di Indonesia memiliki adat istiadat dan

tradisi yang berbeda. Tabel 3.2 Berikut ini adalah beberapa tradisi dan

upacara adat berbagai suku di Indonesia:

Tabel 2.2

Adat Istiadat dan Tradisi

No

Upacara adat

Asal

Keterangan

1

Bergito

Riau

Upacara mengangkat saudara

2

Ngaben

Bali

Pembakaran mayat

3

Rambu Solo’

Toraja

Pemakaman mayat

4

Monaho-nDau

Sulawesi Tenggara Menyambut musim tanam

5

Sekaten

Yogyakarta

Peringatan hari kelahiran

Nabi Muhammad SAW

Di negeri kita juga terdapat banyak agama dan kepercayaan. Ada

enam agama resmi di Indonesia. Berikut agama-agama yang ada di

Indonesia. Akan dijelaskan pada tabel 3.3 di bawah ini:

Tabel 2.3

Agama di Indonesia

No Agama

Kitab Suci

Tempat Ibadah

1

Islam

Al-Qur’an

Masjid

2

Kristen

Protestan

Injil

Gereja

3

Katholik

Injil

Gereja

4

Hindu

Veda

Pura dan candi

Hindu

5

Budha

Tripitaka

Wihara

6

Konghuchu

Wu jing dan si Shu

klenteng

(36)

semboyan negeri kita “Bhinika Tunggal IKa” yang artinya

berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

4. Kepribadian Bangsa yang Unggul

Bangsa Indonesia memiliki kepribadian yang unggul. Di antaranya

adalah sikap sopan dan ramah, serta senang bergotong royong.

Keramahan bangsa Indonesia tidak berubah sampai sekarang. Oleh

karena itu, banyak wisatawan mancanegara suka berkunjung ke

Indonesia. Mereka tidak hanya tertarik dengan keindahan alam dan

kebhinikaan Indonesia. Akan tetapi mereka juga senang dengan

penduduk Indonesia. Sebab kita ramah dan sopan terhadap mereka.

23

C. Model Pembelajaran Artikulasi

1. Pengertian Model Pembelajaran Artikulasi

Artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa

untuk bisa berperan untuk sebagai “penerima pesan” sekaligus sebagai

“penyampai pesan”. Pembelajaran yang telah diberikan guru, wajib

diteruskan oleh siswa dan menjelaskannya kepada siswa lain di dalam

pasangan kelompoknya.

Model pembelajaran artikulasi sebagai suatu model pembelajaran

yang menekankan pada kemampuan siswa untuk pandai berbicara atau

menggunakan kata-kata dengan jelas, pengetahuan dan cara berpikir dalam

penyampaian kembali materi yang telah disampaikan oleh guru. Model

pembelajaran ini menuntut siswa aktif dalam pembelajaran di mana siswa

(37)

dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam

kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya

tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat diperlukan

dalam pembelajaran ini.

24

2. Karakteristik Model Pembelajaran Artikulasi

Model pembelajaran Artikulasi merupakan sebuah model

pembelajaran inovasi yang memiliki ciri utama sebuah proses

penyampaian pesan secara berantai dari tenaga seorang guru kepada siswa,

kemudian kepada siswa lain di dalam kelompoknya(pasangannya).

Perbedaan model artikulasi ini dengan model lainnya adalah

penekanannya pada komunikasi siswa kepada teman satu kelompoknya

karena di sana terdapat proses wawancara pada teman satu kelompoknya,

dan teman yang mewawancarai juga bertugas untuk membuat catatan kecil

tentang apa yang didengarnya. Setelah itu, setiap siswa menyampaikan

hasil diskusinya di depan kelompok yang lain. setiap pasangan kelompok

mendapat kesempatan utnuk menyampaikan hasil diskusinya kepada

kelompok lain. kelompok dalam artikulasi pun biasanya hanya terdiri dari

dua orang (berpasangan).

Karakter yang ada pada diri siswa setelah proses pembelajaran

menggunakan model artikulasi ini adalah, sebagai berikut:

a. Siswa akan menjadi lebih mandiri, karena setiap siswa mendapat tugas

dan tanggung jawab dalam melaksanakan kerjasama.

(38)

b. Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar.

c. Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu

d. Terjadi interaksi antar siswa sehingga menumbuhkan suasana belajar

yang aktif dan menyenangkan

e. Setiap siswa mempunyai kesempatan berbicara, sehingga akan melatih

rasa percaya diri dan keberanian siswa dalam menyampaikan

pendapat.

25

3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Artikulasi:

Model pembelajaran artikulasi merupakan model yang prosesnya

seperti pesan berantai, artinya materi yang telah disampaikan oleh guru,

kemudian seorang siswa wajib meneruskan penjelasannya pada siswa lain

dalam satu kelompok kecil (pasangan kelompoknya), sedangkan siswa

lainnya adalah bertugas untuk mencatat apa yang disampaikan temannya.

Di sinilah keunikan model pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa

“penerima pesan” sekaligus sebagai penyampai pesan”.

Langkah-langkah atau sintak model pembelajaran Artikulasi adalah

sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

b. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa

c. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan

dua orang.

25Academia,

Metode Pembelajaran Artikulasi, (online),

(39)

d. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu untuk menceritakan

materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengarkan

sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu

juga kelompok lainnya.

e. Menugaskan siswa secara bergiliran atau diacak menyampaikan hasil

wawancaranya dengan teman pasangannya sampai sebagian siswa

sudah menyampaikan hasil wawancaranya.

f. Guru mengulangi atau menjelaskan kembali materi yang sekiranya

belum dipahami siswa.

g. Kesimpulan atau penutup.

Pada tabel 2.4 di bawah ini akan dipaparkan langkah-langkah

pembelajaran Artikulasi yang akan dilakukan oleh guru maupun siswa:

Tabel 2.4

Langkah-Langkah Pembelajaran Artikulasi

Fase-fase

Kegiatan guru

Fase

1:

menyampaikan

kompetensi dan materi yang akan

dibahas

Guru menyampaikan kompetensi

dan materi yang akan dibahas

kepada siswa

Fase 2: menyampaikan amteri

Guru

menyampaikan

materi

kepada siswa

Fase 3: membentyk kelompok

Untuk mengetahui daya serap

siswa, guru membentuk kelompok

berpasangan dua orang

Fase 4: menyampaikan materi

yang baru diterima dari guru

Guru menyuruh salah seorang dari

pasangan untuk menceritakan

materi yang baru diterima dari

guru kepada pasangannya

Fase 5: menyampaikan hasil

wawancaranya dengan teman

pasangannya

Guru menyuruh siswa secara

bergiliran/ diacak menyampaikan

hasil wawancaranya dengan teman

pasangannya.

(40)

Fase 6: menjelaskan kembali

materi yang sekiranya belum

dipahami siswa atau konfirmasi

Guru mengulangi/ menjelaskan

kembali materi yang sekiranya

belum dipahami oleh siswa

Fase 7: menyimpulkan

Guru membimbing siswa untuk

menyimpulkan

Berdasarkan paparan di atas, peneliti menyampaikan bahwa

langkah-langkah model pembelajaran artikulasi, diawali dengan

penyampaian materi oleh guru, kemudian siswa dibagi menjadi

beberapa kelompok kecil (berpasangan dua orang). Salah satu siswa

menyampaikan materi yang telah disampaikan guru, kemudian siswa

lain menyimak dan membuat catatan kecil, kegiatan tersebut dilakukan

secara bergantian pada setiap kelompok. Terakhir siswa menyampaikan

hasil wawancara kelompoknya ke depan kelas, siswa lain

berkesempatan memberikan tanggapan. Guru bersama siswa

menyampaikan hasil belajar yang telah dilakukan.

4. Kelebihan dan Kekurangan model Pembelajaran Artikulasi

Setiap model pembelajaran pasti memiliki tujuan yang ingin

dicapai sehingga muncul kelebihan-kelebihan dari model pembelajaran

tersebut. Di samping terdapat kelebihan aka nada juga kekurangan dari

model pembelajaran tersebut. Begitu pun dengan pembelajaran

menggunakan model artikulasi. Berikut adalah kelebihan dari model

artikulasi:

a. Semua siswa terlibat (mendapat peran)

b. Melatih kesiapan siswa

(41)

e. Interaksi lebih mudah.

f. Lebih mudah dan cepat membentuknya.

g. Meningkatkan partisipasi anak.

Sedangkan untuk kekurangan model artikulasi adalah sebagai berikut:

a. Hanya bisa diterapkan untuk mata pelajaran tertentu.

b. Waktu yang dibutuhkan banyak.

c. Materi yang didapat sedikit

d. Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor.

e. Lebih sedikit ide yang muncul.

26

Berdasarkan paparan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

model pembelajaran artikulasi merupakan model yang melibatkan peran

serta semua anggota kelompok sehingga setiap siswa secara aktif

berpartisipasi mengembangkan pengetahuan individu. Interaksi antar

individu dapat melatih kepercayaan diri siswa sehingga siswa lebih siap

secara mandiri menyerap dan memahami materi yang disampaikan rekan

satu kelompoknya.

(42)

34

Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas masalah yang diteliti.26

Penelitian menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam bahasa Inggris, PTK disebut dengan Classroom Action Reseach

(CAR). PTK meliputi tiga kata yaitu “penelitian”, “tindakan”, dan “kelas”. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi peneli atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas di berbagai bidang. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanaannya berbentuk rangkaian periode/ siklus kegiatan. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa/ mahasiswa yang dalam waktu yang sama dan tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru/ dosen yang sama.27

Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran.28

26 Ulber Silalahi,Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Anggota Ikapi, 2010) hal 12 27 Ekawarna,Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Referensi GP Press Group, 2013), hal 4

(43)

Penelitian ini dilakukan untuk meneliti peningkatan pemahaman mata pelajaran PKn materi Bangga Berbangsa Indonesia melalui model Pembelajaran Artikulasi pada siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo.

Dalam pelaksanaanya, penelitian tindakan kelas ini, menggunakan model Kurt Lewin. Model Kurt Lewin merupakan model yang selama ini menjadi acuan pokok dari berbagai model action research, terutama classroom action research (CAR). Lewin adalah orang pertama yang

memperkenalkan action reserch. Konsep pokok action reserch menurut

Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2)

aksi atau tindakan (acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi

(reflecting), hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan

sebuah siklus.29

Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi, maka model Kurt Lewin akan tergambar dalam bagan lingkaran seperti berikut.

(44)

Gambar 3.1 Model PTK menurut Kurt Lewin

Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif. Penelitian tindakan kelas berbeda dengan penelitian formal yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan mengembangkan teori yang bersifat umum (general). Penelitian tindakan

kelas lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil PTK dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar belakang yang mirip dengan yang dimiliki peneliti.30

30 Ekawarna,Penelitian tindakan kelas. (Jakarta: Referensi, 2013), hal. 6. Identifikasi

Masalah

SIKLUS

I

SIKLUS II

Perencanaan ulang Observasi (observing)

Refleksi (reflecting)

Perencanaan (planning)

Tindakan (acting)

(45)

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

a. Tempat penelitian : MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo

Alasan peneliti memilih MI Darul Ulum Gedongan sebagai tempat penelitian tindakan kelas adalah karena peneliti merasa siswa kelas III di MI Darul Ulum Gedongan perlu diadakan peningkatan pemahaman dalam belajar mata pelajaran PKn, hal ini dilihat dari pengalaman peneliti selama Praktik Pengalaman Lapangan 2. Selain itu juga peneliti mendapat rekomendasi dari kepala sekolah untuk melakukan penelitian di madrasah tersebut untuk menambah inovasi baru dalam proses belajar mengajar.

b. Waktu penelitian : Semester Genap tahun ajaran 2015 – 2016. 2. Subyek penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo tahun ajaran 2015 – 2016 dengan jumlah 40 siswa dalam satu kelas, yang terdiri dari 23 laki-laki dan 17 perempuan.

C. Variabel yang Diteliti

Variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik fokus untuk menjawab permasalahan yang dihadapi yaitu :

1. Variabel input : Siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo tahun ajaran 2015 – 2016.

(46)

3. Variabel output : Peningkatan pemahaman mata pelajaran PKn materi Bangga Berbangsa Indonesia.

D. Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian dari Kurt Lewin. Model penelitian tindakan kelas menurut Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) aksi atau tindakan (acting),

(3) observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting).31

Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti melaksanakan dengan 2 siklus, sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang harus dilakukan peneliti antara lain:

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 2) Membuat instrumen penilaian Tes

3) Mempersiapkan instrumen panduan wawancara guru dan siswa 4) Mempersiapkan instrumen lembar observasi guru dan siswa b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Setelah mengembangkan perencanaan, maka peneliti siap melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual. Meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

31 Trianto,

(47)

penutup. Selain itu, pada kegiatan ini peneliti juga melakukan penilaian terhadap siswa.

Pada tabel 3.1 di bawah ini akan dipaparkan tentang rencana langkah-langkah pembelajaran dalam tahap pelaksanaan tindakan. Berikut adalah langkah-langkahnya:

Tabel 3.1

Rencana Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan Waktu

Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa.

2. Ketua kelas diminta untuk memimpin doa 3. Mengecek kehadiran siswa-siswi.

4. Memberikan ice breaking dengan cara tepuk 1, 2, 3

untuk memfokuskan perhatian siswa

5. Melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi hari ini dengan pengalaman yang dimiliki oleh siswa. 6. Siswa memperhaikan Guru yang sedang

menunjukkan gambar yang bertuliskan “Aku Bangga menjadi Anak Indonesia” kemudian mengajukan pertanyaan awal untuk menggali kemampuan awal siswa, “mengapa kita harus bangga menjadi anak Indonesia?”

7. Siswa menyimak informasi dari guru mengenai materi yang akan dipelajari hari ini

8. Siswa menyimak penjelasan mengenai tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran, yaitu siswa mampu Menjelaskan ciri khas bangsa Indonesia, Menyebutkan kekayaan alam yang ada di Indonesia, menyebutkan contoh keberagaman budaya yang ada di Indonesia

8 menit

Inti

1. Siswa menyimak pnejelasan guru kemudian membaca materi tentang Bangga Berbangsa Indonesia

2. Siswa membentuk kelompok kecil (berpasangan dengan teman satu mejanya)

3. Siswa memperhatikan pengarahan dari guru sebelum melakukan wawancara

(48)

4. Menugaskan masing-masing kelompok untuk melakukan wawancara dengan pasangannya terkait materi yang telah dijelaskan oleh guru

5. Pewawancara bertugas untuk membuat catatan-catatan kecil hasil wawancaranya. Kemudian berganti peran. Begitu juga dengan kelompok lainnya.

6. Guru berkeliling untuk memantau dan mengecek jalannya wawancara tiap-tiap kelompok

7. Secara bergiliran/ diacak tiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil wawancaranya ke depan kelas

8. Siswa mengerjakan tes tulis untuk mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran

Penutup

1. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang belum dipahami

2. Mengulangi atau menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa

3. Bersama siswa dan guru membuat kesimpulan 4. Mengajak semua siswa berdoa untuk mengakhiri

pembelajaran 5. Mengucapkan salam

7 menit

c. Tahap Pengamatan

Pada tahap pengamatan ini, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:

1) Mengamati guru dalam proses pembelajaran.

2) Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

3) Melakukan wawancara kepada guru dan siswa di akhir kegiatan pembelajaran, untuk mengetahui kesan siswa maupun guru setelah belajar menggunakan model pembelajaran Artikulasi.

(49)

Pada tahap ini peneliti memeriksa instrumen penelitian, memeriksa hasil observasi yang telah dilakukan, kemudian peneliti mendiskusikan dengan guru untuk mengevaluasi seluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan hasil pengamatan. Selanjutnya hasil observasi Qdikumpulkan, kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan mencari kendala-kendala atau kekurangan-kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. Jika ternyata hasil yang diperoleh belum berhasil maka akan dilakukan siklus selanjutnya.

2. Siklus II

Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus kedua dimaksudkan sebagai perbaikan dari siklus pertama. Tahapan pada siklus kedua identik dengan siklus pertama yang diawali dengan perencanaan (planning),

dilanjutkan dengan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi

(reflection). Pada tahap ini dilakukan refleksi terhadap siklus I dan siklus

II. Selain itu juga dilakukan diskusi dengan guru kolaborator untuk mengevaluasi agar dapat dibuat keismpulan atas pelaksanaan pembelajaran.

E. Data dan Cara Pengumpulan

(50)

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian yang dimaksud.32

Dalam penelitian ini, data yang diperlukan ada dua macam, yaitu: a. Data kualitatif

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi:

1) Materi yang disampaikan dalam Penelitian Tindakan Kelas 2) Model yang dipakai dalam penelitian Tindakan Kelas b. Data kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka. Adapun yang termasuk dalam data kuantatif pada penelitian ini, meliputi:

1) Data jumlah siswa kelas III

2) Data persentase ketuntasan minimal 3) Data nilai siswa

4) Data prosentase aktivitas guru dan siswa 2. Cara Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan tanya jawab peneliti dengan informan untuk tanya jawab.33

32 Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 87

33 Tim Penyusun,

(51)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara digunakan untuk mengumpulkan data tentang pemahaman siswa sebelum dan sesudah diberi tindakan, penerapan meodel pembelajaran yang digunakannya. Peneliti melakukan wawancara dengan cara wawancara bebas.

Peneliti mengadakan wawancara dengan guru kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo. Dan pada siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo. Wawancara sebelum penerapan tindakan dilakukan dengan siswa untuk mengetahui bagaimana kesan siswa terhadap pembelajaran PKn. Wawancara dengan guru sebelum penerapan tindakan untuk mengetahui KKM yang ada di MI Darul Ulum Gedongan mata pelajaran PKn, nilai siswa pada mata pelajaran PKn, minat siswa dalam belajar PKn, kesulitan yang dialami siswa (jika ada), dan lain-lain. sedangkan wawancara dengan siswa setelah tindakan dilakukan untuk mengetahui kesan siswa dalam belajar materi Bangga Berbangsa Indonesia dengan model pembelajaran Artikulasi, dll. dan wawancara dengan guru untuk mengetahui juga kesan belajar mengajar dengan menggunakan artikulasi.(Instrumen panduan wawancara dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2)

b. Observasi

(52)

dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan yang mencapai tujuan tertentu.34

Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi digunakan untuk mengumpulkan data sebagai berikut:

1) Aktivitas guru pada proses pembelajaran dengan menggunaakan model pembelajaran Artikulasi.

2) Aktivitas siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan Model pembelajaran Artikulasi.

Observasi ini akan dilakukan secara langsung pada saat pembelajaran aktif dengan model pembelajaran Artikulasi dalam pemahaman mata pelajaran PKn materi Bangga Berbangsa Indonesia.(lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dapat dilihat pada lampiran 3 dan4).

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi di bidang pengetahuan.35

Dokumentasi pada penelitian ini absensi, data nilai, dan gambar-gambar yang dibutuhkan selama proses pembelajaran berlangsung siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo.

d. Penilaian Tes Tertulis

Tes tertulis adalah tes yang menuntut jawaban dari siswa dalam bentuk tertulis.36

Zainal Arifin,Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2008), hal. 152

(53)

Tujuan dari tes tulis ini adalah mengukur kompetensi pada pemahaman materi Bangga Berbangsa Indonesia pada siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Artikulasi.

Tes tulis akan dilaksanakan ketika sesudah penerapan model pembelajaran Artikulasi yaitu diakhir pembelajaran. Peneliti akan memberikan tes tulis berupa soal pilihan ganda sebanyak 10 butir soal dan 5 soal uraian.

3. Teknik Analisis Data

Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.37

a. Analisis Prosentasi Aktivitas Guru dan Siswa

Data tentang aktivitas siswa dianalisis dengan menghitung presentase aktivitas siswa untuk setiap indikator. Rumus menghitung presentase aktivitas siswa untuk tiap-tiap indikator adalah:

Prosentasi aktivitas Guru/Siswa:

X 100% (rumus 3.1)

36 S. Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, ….hal. 124

(54)

Aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran serta hasil belajar yang dicapai siswa dianalisis dengan deskriptif persentase. Aktivitas siswa dan guru dikatakan baik jika mempunyai koefisien reliabilitas ≥ 75%.38

b. Analisis Ketuntasan

Untuk analisis tingkat keberhasilan atau presentase ketuntasan belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung, dilakukan dengan cara memberikan penilaian berupa tes tertulis berupa soal pilihan ganda dan soal uraian pada setiap siklus. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana berikut:

1) Penilaian tes tertulis

Peneliti memilih menggunakan dua aspek tes tertulis yaitu soal pilihan ganda sebanyak 10 butir soal yang masing-masing soal benar mendapat 10 poin. Kemudian menggunakan tes soal uraian sebanyak 5 butir soal, di mana rentang skor poin untuk masing-masing soal adalah 0-20.

Untuk analsisis hasil penilaian siswa dilakukan dengan cara menjumlah skor yang diperoleh siswa dari soal pilihan ganda dan soal uraian, kemudian membagi dua dari jumlah tersebut.. dapat dituliskan dengan rumus:

100 ..(soal pilihan ganda)

(55)

100 ..(soal uraian)

(rumus

3.2)

Setelah nilai siswa diketahui, peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata. Menurut Sudjana, bahwa untuk menghitung rata-rata kelas digunakan rumus sebagai berikut:39

∑ X

∑N (rumus 3.3)

Keterangan : : Nilai rata-rata

∑ X: jumlah semua nilai siswa ∑ N: jumlah siswa

2) Penilaian Ketuntasan Belajar

Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, bahwa tingkat pencapaian untuk tes formatif adalah 75%. Siswa yang belum mencapai skor 75% dari skor yang diharapkan, diwajibkan menempuh kegiatan perbaikan (remedial program) sampai siswa yang bersangkutan lulus dalam tes yang berarti bahwa siswa tersebut telah mencapai skor 75 dari skor maksimal yang diharapkan.40Maka

peneliti menganggap bahwa penggunaan model pembelajaran artikulasi dikatakan berhasil dalam meningkatkan pemahaman mata pelajaran PKn materi banggsa berbangsa Indonesia jika siswa mampu melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan baik

39 Sudjana,Evaluasi Hasil Belajar, (Bandung: Pustaka Martiana, 1998), hal. 131

(56)

dan menyelesaikan tes tertulis serta memenuhi ketuntasan belajar minimal 75%.

Patokan yang dipakai sebagai criteria hasil belajar merupakan standar tertentu yang ditetapkan. Hal itu bisa berupa ketercapaian tujuan pengajaran atau presentase penguasaan materi yang dinyatakan dengan jelas. Berikut adalah gambaran dalam menetapkan presentase ketercapaian dalam penilaian berdasarkan acuan patokan adalah sebagai berikut:41

Tabel 3.2

Tingkat ke

Referensi

Dokumen terkait

(Wawancara dengan Staf Analisis Kredit UED-SP Kayu Beimbai Desa Teluk Bunian, 26 Februari 2015). Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan pengelola

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan biaya relevan dalam pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak pesanan khusus sudah tepata. Penelitian ini

Dalam era otonomi, puskesmas sebagai sektor kesehatan, diberi kesempatan dan keleluasaan oleh pemerintah untuk mengelola anggaran keuangannya secara ekonomis,

16 Dari sekian hasil penelitian tersebut yang semua hasilnya memperlihatkan adanya dampak yang positif antara media power point dan media blok pecahan

Investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di Kota Gunungsitoli selama 3-5 tahun terakhir yang bersumber dari APBN, APBD, perusahaan daerah dan

Hasil-hasil para peneliti terdahulu dapat digunakan sebagai dasar perancangan sistem pemilahan, pengeringan dan pembakaran sampah organik rumah tangga; dan peraturan

Untuk mengetahui bentuk kegiatan yang diselenggarakan oleh Komunitas Celah-Celah Langit dalam meningkatkan kreativitas dan partisipasi masyarakat Kelurahan Ledeng

faktor lingkungan di mana persepsi itu berlangsung. Persepsi remaja tentang pendidikan seks diantaranya adalah pendidikan seks dipandang oleh remaja sebagai sesuatu