UNIVERSITA
FAK
PROGRAM STUD
SKRIPSI
Disusun oleh :
APRILIA ELOK NUR AINI
NIM. D07212044
AS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SUR
KULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IB
2016
URABAYA
N
ii
UNIVERSITA
FAK
PROGRAM STUD
ii
SKRIPSI
Disusun oleh :
APRILIA ELOK NUR AINI
NIM. D07212044
AS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SUR
KULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IB
2016
ii
URABAYA
N
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Aprilia Elok Nur Aini, Peningkatan pemahaman mata pelajaran PKn materi
bangga berbangsa Indonesia melalui model pembelajaran
artikulasi pada siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan
Sidoarjo, Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI).
Fakultas
Tarbiyah
dan
Keguruan
(FTK).
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Skripsi
2016.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman siswa terhadap mata
pelajaran PKn materi Bangga Berbangsa Indonesia, karena penyampaian materi yang
hanya dilakukan dengan ceramah dan pemberian tugas sehingga siswa pasif dalam proses
pembelajaran dan kurang termotivasi. Dalam hal ini, peneliti memilih menggunakan model
pembelajaran Artikulasi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Yaitu meningkatkan
pemahaman siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo dalam pembelajaran PKn
materi Bangga Berbangsa Indonesia.
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui tingkat pemahaman mata
pelajaran PKn materi Bangga Berbangsa Indonesia sebelum diterapkan model
pembelajaran Artikulasi pada siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo, (2)
mengetahui penerapan model pembelajaran Artikulasi dalam peningkatan pemahaman
mata pelajaran PKn materi Bangga Berbangsa Indonesia pada siswa kelas III MI Darul
Ulum Gedongan Sidoarjo, (3) mengetahui peningkatan pemahaman mata pelajaran PKn
materi Bangga Berbangsa Indonesia setelah menggunakan model pembelajaran Artikulasi
pada siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua
siklus, dengan model
Kurt Lewin,
di mana dalam satu siklus terdiri dari empat tahapan,
meliputi: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes tertulis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat pemahaman siswa sebelum
diterapkan model pembelajaran Artikulasi masih rendah, diketahui dari 40 siswa yang ada
di kelas III hanya 12 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM. Dengan perolehan nilai
terendah adalah 10 dan nilai tertinggi adalah 90, serta nilai rata-rata kelas mencapai 47,75.
(2) Penerapan model pembelajaran artikulasi berjalan efektif baik pada siklus I maupun
siklus II. Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi aktivitas guru meningkat dari 78,125%
pada siklus I menjadi 96,875% pada siklus II. Sedangkan observasi aktivitas siswa
meningkat dari 78,57% pada siklus I menjadi 92,9% pada siklus II. (3) Ketuntasan belajar
siswa mengalami peningkatan dari 30% dengan rata-rata 47,75 sebelum diterapkan model
pembelajaran artikulasi, menjadi 60% dengan rata-rata 61,725 pada siklus I dan 92,5%
dengan rata-rata 82,7 pada siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran artikulasi mampu meningkatkan pemahaman siswa kelas III dalam
mata pelajaran PKn di MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL...i
PERNYATAAN KEASLIAN...ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ...iv
ABSTRAK ...v
DAFTAR ISI...vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...1
B. Rumusan Masalah ...4
C. Tindakan yang Dipilih...4
D. Tujuan Penelitian...5
E. Lingkup Penelitian...5
F. Manfaat Penelitian...6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Peningkatan Pemahaman Siswa ...8
1. Pengertian Pemahaman...8
2. Tingkatan-Tingkatan Pemahaman ...9
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman ...11
4. Cara Untuk Meningkatkan Pemahaman ...15
B. Mata Pelajaran PKn di Kelas III...19
1. Pengertian PKn...19
2. Tujuan PKn...20
3. Ruang Lingkup PKn...20
4. Materi Bangga Berbangsa Indonesia...22
C. Model Pembelajaran Artikulasi...
28
1. Pengertian Model Pembelajaran Artikulasi...28
2. Karakteristik Model Pembelajaran Artikulasi ...29
3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Artikulasi...30
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian...34
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian...37
C. Variabel yang Diteliti ...37
D. Rencana Tindakan ...38
1. Siklus I...38
2. Siklus II ...41
E. Data dan Cara Pengumpulannya ...41
1. Data...41
2. Cara Pengumpulan...42
3. Teknik Analisis Data ...45
F. Indikator Kinerja ...49
G. Tim Peneliti dan Tugasnya...50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Siklus...51
1. Pra Siklus...51
2. Siklus I...54
3. Siklus II...64
B. Pembahasan Hasil Penelitian...76
1. Dari rumusan masalah 1 ...76
2. Dari rumusan masalah 2 ...77
3. Dari rumusan masalah 3 ...80
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ...83
B. Saran...84
PKn atau Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara
Indonesia yang cerdas, terampil, demokratis, dan berkarakter sesuai dengan
yang diamanatkan oleh dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila dan UUD
1945.
1Mata pelajaran PKn ini bertujuan agar siswa mampu berpikir kritis,
rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. Selain itu PKn
juga bertujuan agar nantinya siswa mampu berpartisipasi secara aktif dan
bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta dapat berkembang secara
positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter
masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa
lainnya. Dalam hal ini PKn tidak terlepas dari ruang lingkup yang membahas
tentang kesatuan dan kesatuan bangsa, norma, hak asasi manusia, dll.
MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo merupakan lembaga pendidikan
formal yang berstatus swasta.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada Guru kelas
III di MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo pada mata pelajaran PKn materi
Bangga Berbangsa Indonesia menunjukkan bahwa siswa masih mengalami
kesulitan dalam pelajaran tersebut. Hal tersebut ditandai oleh banyaknya
siswa yang masih belum mencapai nilai KKM yaitu 75 untuk mata pelajaran
PKn sendiri.
2Siswa masih banyak mengalami kebingungan ketika ditanya
tentang materi Bangga Berbangsa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari
evaluasi yang dilakukan oleh guru dengan mengadakan tes di akhir
pembelajaran mengenai materi tersebut. Dari data yang diperoleh
menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum memenuhi Kriteria
Ketuntasan Mininimal (KKM). Data yang didapatkan menunjukkan dari 40
siswa yang ada di kelas III terdapat 3 siswa yang mampu menjawab
pertanyaan dengan benar, 9 siswa menjawab pertanyaan dengan masih ada
beberapa kesalahan, dan 28 siswa lain yang tidak mampu menjawab dengan
benar (jawaban sebagian besar salah). Sehingga hanya 12 siswa yang mampu
mencapai nilai KKM dan 28 siswa lain yang belum mampu mencapai nilai
KKM.
3Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti, faktor yang diduga
sebagai penyebab kesulitan siswa dalam memahami pelajaran PKn materi
Bangga Berbangsa Indonesia antara lain adalah para siswa yang kurang
bersungguh-sungguh, kurang termotivasi dan kurang berperan aktif dalam
2
Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran PKn MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo, 29 Februari 2015
mengikuti pembelajaran. Siswa menganggap bahwa pelajaran PKn adalah
pelajaran yang membosankan karena dalam proses pembelajaran Guru kurang
melibatkan siswa secara aktif, Guru seringkali menyampaikan materi PKn
apa adanya (konvensional). Guru masih menggunakan metode yang monoton
yaitu ceramah dan pemberian tugas.
4Sedangkan pada anak usia SD/MI
mempunyai sifat-sifat khas, yaitu cara berpikir mereka atas dasar pengalaman
yang konkrit, mereka belum dapat membayangkan hal-hal yang abstrak.
Berdasarkan permasalahan di atas maka model pembelajaran
Artikulasi dirasa tepat untuk mengatasi permasalahan pada siswa kelas III MI
Darul Ulum Gedongan Sidoarjo. Model pembelajaran Artikulasi merupakan
salah satu model pembelajaran aktif yang merangsang siswa untuk aktif
berbicara dan mendengarkan dengan baik. Selain itu dengan model
pembelajaran artikulasi akan melatih siswa untuk bekerja sama dan
bertanggung jawab baik kepada diri sendiri maupun kepada siswa yang lain.
Model pembelajaran artikulasi ini sangat baik digunakan dalam proses
pembelajaran. Melalui model ini akan menciptakan proses pembelajaran yang
menyenangkan dan akan menciptakan kegiatan pembelajaran yang aktif
antara siswa dengan guru.
5Dalam hal ini guru tidak hanya menjadi
satu-satunya sumber belajar. Akan tetapi, siswa juga berperan menjadi sumber
belajar. Dengan begitu siswa akan lebih mudah dalam memahami materi PKn
khususnya materi Bangga Berbangsa Indonesia.
Hasil wawancara dengan siswa MI Darul Ulum Sidoarjo, 29 Februari 2015 5Aris Shoimin,
Dari permasalahan di atas peneliti merasa tertarik untuk mengangkat
masalah dalam penelitian tindakan kelas ini dengan judul: “
Peningkatan
Pemahaman Mata Pelajaran PKn Materi Bangga Berbangsa Indonesia
melalui Model Pembelajaran Artikulasi pada Siswa Kelas III MI Darul
Ulum Gedongan Sidoarjo”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat pemahaman mata pelajaran PKn materi Bangga
Berbangsa Indonesia sebelum diterapkan model pembelajaran Artikulasi
pada siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo?
2. Bagaimana penerapan model pembelajaran Artikulasi dalam peningkatan
pemahaman mata pelajaran PKn materi Bangga Berbangsa Indonesia pada
siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo?
3. Bagaimana peningkatan pemahaman mata pelajaran PKn materi Bangga
Berbangsa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran Artikulasi
pada siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo?
C. Tindakan yang Dipilih
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah
diuraikan, peneliti mempunyai gagasan baru dalam melakukan penelitian
tindakan kelas yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Artikulasi
dalam proses belajar mengajar mata pelajaran PKn dengan harapan proses
menyenangkan, serta siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo
dapat lebih siap dan mudah dalam menerima pelajaran yang disampaikan
khususnya pada materi Bangga Berbangsa Indonesia.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat pemahaman mata pelajaran PKn materi Bangga
Berbangsa Indonesia sebelum diterapkan model pembelajaran Artikulasi
pada siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo.
2. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Artikulasi dalam
peningkatan pemahaman mata pelajaran PKn materi Bangga Berbangsa
Indonesia pada siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo.
3. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman mata pelajaran PKn materi
Bangga Berbangsa Indonesia setelah menggunakan model pembelajaran
Artikulasi pada siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo.
E. Lingkup Penelitian
Penelitian ini didasarkan pada masalah pembelajaran yang ada di MI
Darul Ulum Gedongan Sidoarjo. Banyak masalah pembelajaran yang peneliti
temukan. Agar penelitian ini bisa terfokus dan tidak terjadi kesimpangsiuran
pembahasan, maka peneliti membatasi permasalahan tersebut dengan hal-hal
sebagai berikut:
1. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas III di MI Darul Ulum
2. Mata pelajaran PKn pada materi Bangga Berbangsa Indonesia KD 4.1
mengenal kekhasan bangsa Indonesia seperti kebhinikaan, kekayaan alam,
keramahtamahan.
3. Penelitian menggunakan model Pembelajaran Artikulasi untuk
peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran PKn materi Bangga Berbangsa
Indonesia. Pemahaman yang dimaksud yaitu pemahaman tingkat pertama
menerjemahkan (
translation
).
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian tindakan kelas diharapkan bermanfaat dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan pengajaran di bidang PKn yang
lebih kreatif dan inovatif. Berdasarkan hasil penelitian ini nantinya akan
dapat diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran khususnya
pelajaran PKn.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti:
Peneliti memperoleh tambahan ilmu pengetahuan baru, khususnya
dalam model pembelajaran Artikulasi yang digunakan untuk
peningkatan pemahaman siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan
Sidoarjo dan pengalaman baru dari penelitian tindakan kelas yang telah
b. Bagi Siswa
Bagi siswa MI, penelitian ini akan bermanfaat untuk menjadikan
siswa MI mengetahui penerapan model pembelajaran Artikulasi dalam
pembelajaran PKn dengan tepat sehingga siswa dapat meningkatkan
pemahaman mata pelajaran PKn khususnya pada materi Bangga
Berbangsa Indonesia dengan model tersebut. Selain itu siswa juga
menjadi berani mengeluarkan pendapat secara percaya diri melalui
model pembelajaran Artikulasi
.
c. Bagi Guru
Guru mendapatkan pengalaman baru dan keterampilan dalam
mengembangkan model pembelajaran. Salah satunya dengan
menggunakan model pembelajaran Artikulasi untuk peningkatan
pemahaman siswa mata pelajaran PKn materi Bangga Berbangsa
Indonesia.
d. Bagi Sekolah
Sebagai bahan rujukan bagi sekolah untuk mengadakan bimbingan
dan pelatihan bagi guru-guru agar menggunakan model pembelajaran
Artikulasi untuk diterapkan pada mata pelajaran lain. Dan memberikan
ide baru yang bertujuan untuk meingkatkan kualitas pengajaran di
sekolah. Serta untuk meningkatkan kredibilitas dan kualitas sekolah.
e. Bagi Masyarakat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
1. Pengertian Peningkatan Pemahaman
Secara bahasa peningkatan adalah proses, cara, perbuatan
meningkatkan (usaha, kegiatan, dan sebagainya). Sedangkan pemahaman
adalah proses, cara, perbuatan memahami dan memahamkan.
6Menurut
Nana Sudjana Pemahaman adalah hasil belajar, misalnya siswa dapat
menjelaskan dengan kalimatnya sendiri atas apa yang dibaca atau
didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan guru dan
menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.
7Sedangkan menurut
Benjamin S. Bloom pemahaman (
comprehension
) adalah kemampuan
seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan diingat. Sementara definisi pemahaman menurut Anas
Sudijono adalah kemampuan seseorang untuk mengerti, mengetahui atau
memahami sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Siswa
dikatakan paham jika siswa tersebut mampu memberikan penjelasan atau
uraian yang lebih rinci dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih
tinggi dari ingatan dan hafalan.
8Dengan kata lain, memahami adalah
mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Jadi,
6Depdikbud,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal.51 7Nana Sudjana,
Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995). Hal. 24
8Anas Sudijono,
dari kumpulan beberapa pengertian pemahaman dapat disimpulkan bahwa
seorang siswa dikatakan memahami sesuatu yaitu apabila ia dapat
menjelaskan kembali atau mampu menguraikan suatu materi yang telah
dipelajari tersebut lebih rinci menggunakan bahasanya sendiri. Akan lebih
baik lagi jika siswa mampu memberikan contoh lain dari apa yang
dicontohkan oleh gurunya dan siswa tersebut mampu mensinergikan apa
yang telah dia pelajari dengan permasalahan-permasalahan yang ada di
sekitarnya.
2. Tingkatan-Tingkatan Pemahaman
Tingkat pemahaman adalah seberapa mampukah seseorang dalam
menguasai dan membangun makna dari pikirannya serta seberapa
mampukah seseorang tersebut menggunakan apa yang dikuasainya dalam
keadaan lain.
Menurut Daryanto bahwa kemampuan pemahaman berdasarkan
tingkat kepekaan dan derajat penyerapan materi dapat dijabarkan ke dalam
tiga tingkatan, yaitu:
9a. Menerjemahkan
(translation)
Pengertian menerjemahkan bisa diartikan sebagai pengalihan
arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Dapat juga dari
konsepsi abstrak menjadi suatu model simbolik untuk mempermudah
orang mempelajarinya. Contohnya dalam menerjemahkan
Bhineka
Tunggal Ika
menjadi berbeda-beda tapi tetap satu
.
b. Menafsirkan
(interpretation)
Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan, ini adalah
kemampuan untuk mengenal dan memahami. Menafsirkan dapat
dilakukan dengan cara menghubungkan pengetahuan yang lalu dengan
pengetahuan yang diperoleh berikutnya, menghubungkan antara grafik
dengan kondisi yang dijabarkan sebenarnya, serta membedakan yang
pokok dan tidak pokok dalam pembahasan.
c. Mengekstrapolasi
(extrapolation)
Ekstrapolasi menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi
karena seseorang dituntut untuk bisa melihat sesuatu diblik yang
tertulis. Membuat ramalan tentang konsekuensi atau memperluas
persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.
9Zuchdi dan Darmiyati,
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan tingkat
pemahaman yang pertama yaitu menerjemahkan
(translation)
. Karena
dalam penelitian ini yang akan diukur peneliti adalah kemampuan siswa
menjelaskan kembali materi yang disampaikan guru dengan bahasanya
sendiri.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman
Pencapaian terhadap Tujuan Intruksional Khusus (TIK) merupakan
tolak ukur awal dari keberhasilan suatu pembelajaran. Secara prosedural,
siswa dapat dikatakan berhasil dalam belajar ketika mereka dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan, baik melalui tes-tes yang
diberikan guru secara langsung dengan tanya jawab atau melalui tes
sumatif dan tes formatif yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dengan
baik. Kategori baik ini dilihat dengan tingkat ketercapaian KKM. Untuk
itu pasti terdapat hal-hal yang melatarbelakangi keberhasilan belajar siswa.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus
keberhasilan belajar siswa ditinjau dari segi kemampuan pendidikan
adalah sebagai berikut:
a. Tujuan
guru yang berpedoman pada Tujuan Intruksional Umum. Penulisan
Tujuan Intruksional Khusus (TIK) ini dinilai sangat penting dalam
proses belajar mengajar, dengan alasan:
1) Membatasi tugas dan menghilangkan kekaburan dan kesulitan di
dalam pembelajaran.
2) Menjamin dilaksanakannya proses pengukuran dan penilaian yang
tepat dalam menetapkan kualitas dan efektifitas pengalaman belajar
siswa.
3) Dapat membantu guru dalam menentukan strategi yang optimal
untuk keberhasilan belajar.
10b. Guru
Guru adalah tenaga pendidikan yang memberikan sejumlah ilmu
pengetahuan pada siswa di sekolah. Guru adalah orang yang
berpengalaman dalam bidang profesinya. Di dalam satu kelas, siswa
satu berbeda dengan lainnya. Untuk itu setiap individu berbeda tingkat
keberhasilan belajarnya.
Dalam keadaan yang demikian itu seorang guru dituntut untuk
memberikan suatu pendekatan atau belajar yang sesuai dengan keadaan
siswa akan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
c. Siswa
Siswa adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah
untuk belajar bersama guru dan teman sabayanya. Mereka memiliki
latar belakang yang berbeda, bakat, minat dan potensi yang berbeda
pula. Sehingga dalam satu kelas pasti terdiri dari siswa yang bervariasi
karakteristik dan kepribadiannya.
Hal ini berakibat pada berbeda pula cara penyerapan materi atas
tingkat pemahaman setiap siswa. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa siswa adalah unsur manusiawi yang mempengaruhi kegiatan
belajar mengajar sekaligus hasil belajar atas pemahaman siswa.
11d. Kegiatan Pengajaran
Kegiatan Pengajaran adalah proses terjadinya informasi antara
guru dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan
pengajaran ini merujuk pada proses pembelajaran yang diciptakan guru
dan sangat dipengaruhi oleh bagaimana keterampilan guru dalam
mengolah kelas. Komponen-komponen tersebut meliputi: pemilihan
strategi pembelajaran, penggunaan media dan sumber belajar,
pengajaran guru, sarana prasarana pendukung. Kesemuanya itu akan
sangat membentuk kualitas belajar siswa. Di mana hal-hal tersebut jika
dipilih dan digunakan secara tepat, maka akan menciptakan suasana
belajar yang PAKEMI (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif
Menyenangkan dan Inovatif).
e. Suasana evaluasi
Keadaan kelas yang tenang, aman dan disiplin juga berpengaruh
terhadap tingkat pemahaman siswa pada materi (soal) ujian yang
sedang mereka kerjakan. Hal itu terkait denga konsentrasi dan
kenyamanan siswa. Mempengaruhi bagaimana siswa memahami soal
berarti pula mempengaruhi jawaban yang diberikan siswa. Jika hasil
belajar siswa tinggi, maka tingkat keberhasilan proses belajar mengajar
akan tinggi pula.
f. Bahan dan alat evaluasi
Bahan dan alat evaluasi adalah salah satu komponen yang
terdapat dalam kurikulum yang digunakan untuk mengukur pemahaman
siswa. Alat evaluasi memiliki cara-cara dalam menyajikan bahan
evaluasi, misalnya dengan memberikan butir soal bentuk benar salah
(true-false), pilihan ganda
(multiple-choice), menjodohkan
(matching)
,
melengkapi
(completation)
, dan
essay
. Dalam penggunaannya, guru
tidak harus memilih satu alat evaluasi tetapi bisa menggunakan lebih
dari satu alat evaluasi.
Penguasaan secara penuh (pemahaman) siswa tergantung pada
bahan evaluasi atau soal yang diberikan guru kepada siswa. Jika siswa
telah mampu mengerjakan atau bahan evaluasi dengan baik, maka siswa
dapat dikatakan paham terhadap materi yang diberikan.
Faktor lain yang mempengaruhi pemahaman atau keberhasilan
belajar siswa adalah sebagai berikut:
1) Faktor jasmaniah (fisiologi) meliputi: keadaan panca indera yang
sehat tidak mengalami cacat (gangguan) tubuh, sakit atau
perkembangan yang tidak sempurna.
2) Faktor psikologis, meliputi: keintelektualan (kecerdasan), minat,
bakat, dan potensi prestasi yang di miliki.
3) Faktor pematangan fisik atau psikis.
a. Faktor eksternal (dari luar diri)
1) Faktor social meliputi: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan kelompok, dan lingkungan masyarakat.
2) Faktor budaya meliputi: adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
dan kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik meliputi: fasilitas rumah dan sekolah.
4) Faktor lingkungan spiritual (keagamaan).
4. Cara untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa
Setelah diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
pemahaman maka diketahui pula kalau pemahaman dapat dirubah.
Pemahaman sebagai salah satu kemampuan manusia yang bersifat
fleksibel, sehingga pasti ada cara untuk meningkatkannya.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat digunakan dalam
upaya meningkatan pemahaman siswa:
a. Memperbaiki proses pengajaran
meliputi: memperbaiki tujuan pembelajaran, bahan (materi),
pembelajaran strategi, metode, dan media yang tepat serta pengadaan
evaluasi belajar. Yang mana evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang
diberikan. Tes ini bisa berupa tes formatif, tes submatif dan sumatif.
12b. Adanya kegiatan bimbingan belajar
Kegiatan bimbingan belajar merupakan bantuan yang diberikan
kepada individu tertentu agar mencapai taraf perkembangan dan
kebahagiaan secara optimal. Adapun tujuan dari kegiatan bimbingan
belajar adalah:
1) Mencarikan cara-cara belajar yang efektif dan efisien bagi siswa.
2) Menunjukkan cara-cara mempelajari dan menggunakan buku
pelajaran.
3) Memberikan informasi dan memilih bidang studi sesuai dengan
bakat, minat, kecerdasan, cita-cita dan kondisi fisik atau
kesehatannya.
4) Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan atau
ujian.
5) Menunjukkan cara-cara mengatasi kesulitan belajar.
13c. Pengadaan umpan balik
(feedback)
dalam belajar
Umpan balik merupakan respon terhadap akibat pebuatan dari
tindakan seseorang ketika belajar. Oleh karena itu, dapat dikatakan
12Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,Strategi Belajar……. , hal. 129.
bahwa guru harus sering mengadakan umpan balik sebagai pemahaman
belajar. Hal ini dapat diberikan kepastian kepada siswa terhadap hal-hal
yang masih dibingungkan terkait materi yang dibahas dalam
pembelajaran. Juga dapat dijadikan tolak ukur guru atau
kekurangan-kekurangan dalam penyampaian materi. Yang paling penting adalah
dengan adanya umpan balik, jika terjadi kesalahan pemahaman pada
siswa akan memperbaiki kesalahannya.
14d. Motivasi Belajar
Menurut Mc. Donald,
motivation is a energy change within the
person characterized by affective arousal and anticipatory goal
reactions.
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi)
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan.
15Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk
suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik, karena seseorang
mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala
upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.
16Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
14Mustaqim dan Abdul Wahib,
Psikologi Pendidikan
,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hal.117 15Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hal. 115. 16Syaiful Bahri Djamarah,kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar
dapat tercapai.
17e. Pengajaran perbaikan (Remedial Teaching)
Remedial
Teaching
adalah upaya perbaikan terhadap
pembelajaran yang tujuannya belum tercapai secara maksimal.
Pembelajaran remidi ini dilakukan oleh guru terhadap siswanya dalam
rangka mengulang kembali materi pelajaran yang mendapatkan nilai
kurang memuaskan sehingga setelah dilakukan pengulangan tersebut
siswa dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih baik.
Pengajaran perbaikan biasanya mengandung kegiatan-kegiatan
sebagai brikut:
1) Mengulang pokok bahasan seluruhnya
2) Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai
3) Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal secara
bersama-sama
4) Memberikan tugas khusus.
18f. Keterampilan mengadakan variasi
Keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran adalah
suatu kegiatan dalam proses interaksi belajar mengajar yang
menyenangkan. Ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa terhadap
strategi pembelajaran yang monoton. Sehingga dalam situasi belajar
17A.M Sardiman ,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo, 2006), hal. 94.
mengajar siswa senantiasa aktif dan fokus pada materi pelajaran yang
disampaikan.
19B. Mata Pelajaran PKn di Kelas III
1. Pengertian PKn
Pendidikan Kewarganegaraan atau yang dalam bahasa Inggris
dikenal dengan istilah
Civic Education
memiliki banyak pengertian dan
istilah. Menurut Zamroni, pendidikan Kewarganegaraan adalah pendiidkan
demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat
berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktifitas menanamkan
kesadaran kepada generasi baru, tentang kesadaran bahwa demokrasi
adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak
warga masyarakat.
20Dalam Peraturan Menteri Pendidikan RI menjelaskan bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan adalah Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan
hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang
cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan
UUD 1945.
19M. Uzer Usman,
2. Tujuan PKn
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar siswa
memiliki kemampuan sebagai berikut.
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
anti-korupsi
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
3. Ruang Lingkup PKn
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan
keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat,
Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan
peradilan internasional
c. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan
kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional
HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM
d. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri
sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri ,
Persamaan kedudukan warga Negara
e. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di
Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi
f. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,
Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan
sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi
h. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan
internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi
globalisasi.
214. Materi Bangga Berbangsa Indonesia
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa
- bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal.
22Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari
seorang laki-laki (Adam) dan seorang perempuan (Hawa), dan
menjadikannya berbangsa-bangsa, bersuku-suku, dan berbeda-beda warna
kuligt bukan untuk saling mencemoohkan, tetapi untuk saling mengenal
dan menolong. Allah tidak menyukai orang-orang yang memperlihatkan
kesombongan dengan keturunan, kepangkatan atau kekayaan karena yang
mulia diantara manusia disisi Allah hanyalah orang yang bertakwa
kepada-21Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia tentang Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di MI/SD
Nya. Sehingga sebagai umat Islam sudah seharusnya kita mengamalkan
ayat tersebut dengan bersikap saling menghormati dan menghargai
meskipun Negara Indonesia terdiri dari beragam suku-suku dan bangsa.
Kekhasan dan Kebinekaan Indonesia
1. Letak wilayah Indonesia
Di antara kekhasannya adalah sebagai berikut.
a. Wilayah Indonesia sangat luas. Indonesia merupakan salah satu dari
sepuluh negara terluas di dunia. Panjang Indonesia hampir
menyamai panjang Benua Eropa.
b. Indonesia berada di antara dua benua. Benua Asia di sebelah utara
dan Benua Australia di sebelah selatan.
c. Indonesia berada di antara dua samudra. Samudra Hindia di sebelah
barat dan Samudra Pasifik di sebelah timur.
d. Letak Indonesia tepat berada di bawah Garis Katulistiwa. Garis
Khatulistiwa adalah garis tengah bumi. Garis tersebut membelah
bumi menjadi dua bagian. Yakni, bumi bagian utara dan bumi bagian
selatan.
f. Wilayah Indonesia terdiri atas daratan dan lautan. Oleh sebab itulah
kita sering mendengar istilah ‘Tanah Air’. Istilah ini menunjukkan
bahwa wilayah Indonesia terdiri atas tanah, air (lautan), dan udara.
2. Kekayaan alam Indonesia
Inilah keunggulan dan kekhasan negeri kita. Teman-teman, alam
negeri kita sangat kaya dan subur. Tanah kita subur karena negeri kita
punya banyak gunung berapi. Saat meletus, gunung berapi memang
sangat berbahaya. Tetapi, laharnya membuat tanah kita menjadi subur.
Karena tanahnya subur, bermacammacam tumbuhan dapat hidup di
bumi Indonesia. Padi, kopi, kina, cengkeh, kelapa, sayuran, dan
buah-buahan lainnya tumbuh subur di bumi Indonesia. Masih banyak lagi
contoh lainnya.
badak becula satu, Kasuari, Cenderawasih, Orangutan, Anoa, Komodo,
Badak Sumatera, dan Tapir merupakan khas Indonesia. Artinya,
hewan-hewan tersebut memang berasal dari Indonesia. Oleh sebab itu,
pemerintah benar-benar melindungi hewan-hewan tersebut. Bila tidak,
maka ciri khas bangsa Indonesia dalam kekayaan alam akan hilang.
Bahkan bila punah, kita tidak akan dapat melihat hewan-hewan tersebut
lagi.
Selain darat dan laut, bumi kita juga menyimpan kekayaan yang
melimpah. Ada minyak bumi, emas, timah, tembaga, batubara, perak,
besi, gas alam, dan lain sebagainya. Semuanya dapat ditambang untuk
kemakmuran rakyat Indonesia. Nah, teman-teman, tanah, gunung,
hutan, laut dan isinya, pantai, hewan-hewan, dan isi bumi adalah
kekayaan bangsa kita. Semuanya anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Kita
harus mensyukurinya. Kita harus menjaganya, tidak boleh merusaknya.
3. Budaya Indonesia beragam
Ciri khas negeri kita yang lain adalah budaya dan agama. Negeri
kita memiliki banyak budaya dan agama. Beragam budaya dimiliki oleh
aneka suku di Indonesia. Budaya tersebut meliputi bahasa, pakaian adat,
rumah adat, adat istiadat, dan tradisi. Perhatikan baik-baik tabel di
bawah ini.
Tabel 2.1
Suku Bangsa dan Bahasa Daerahnya
No
Suku bangsa
Asal
Bahasa
1
Aceh
NAD
Aceh
2
Batak
Sumatra Utara
Batak
3
Minangkabau
Sumatra Barat
Minangkabau
4
Betawi
Jakarta
Betawi
5
Sunda
Jawa Barat
Sunda
6
Jawa
Jawa Tengah dan
Jawa Timur
Jawa
7
Dayak
Kalimantan Selatan Dayak
8
Bali
Bali
Bali dan Sasak
9
Bugis
Sulawesi Selatan
Bugis
10 Mandar
Sulawesi Barat
Mandar
11 Ambon
Maluku
Alor dan
Ambelan
12 Toraja
Sulawesi Selatan
Toraja
13 Sasak
Lombok, NTB
Sasak
14 Sumba
Sumba Barat dan
15 Asmat
Papua
Asmat
Selain bahasa, suku-suku di Indonesia memiliki adat istiadat dan
tradisi yang berbeda. Tabel 3.2 Berikut ini adalah beberapa tradisi dan
upacara adat berbagai suku di Indonesia:
Tabel 2.2
Adat Istiadat dan Tradisi
No
Upacara adat
Asal
Keterangan
1
Bergito
Riau
Upacara mengangkat saudara
2
Ngaben
Bali
Pembakaran mayat
3
Rambu Solo’
Toraja
Pemakaman mayat
4
Monaho-nDau
Sulawesi Tenggara Menyambut musim tanam
5
Sekaten
Yogyakarta
Peringatan hari kelahiran
Nabi Muhammad SAW
Di negeri kita juga terdapat banyak agama dan kepercayaan. Ada
enam agama resmi di Indonesia. Berikut agama-agama yang ada di
Indonesia. Akan dijelaskan pada tabel 3.3 di bawah ini:
Tabel 2.3
Agama di Indonesia
No Agama
Kitab Suci
Tempat Ibadah
1
Islam
Al-Qur’an
Masjid
2
Kristen
Protestan
Injil
Gereja
3
Katholik
Injil
Gereja
4
Hindu
Veda
Pura dan candi
Hindu
5
Budha
Tripitaka
Wihara
6
Konghuchu
Wu jing dan si Shu
klenteng
semboyan negeri kita “Bhinika Tunggal IKa” yang artinya
berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
4. Kepribadian Bangsa yang Unggul
Bangsa Indonesia memiliki kepribadian yang unggul. Di antaranya
adalah sikap sopan dan ramah, serta senang bergotong royong.
Keramahan bangsa Indonesia tidak berubah sampai sekarang. Oleh
karena itu, banyak wisatawan mancanegara suka berkunjung ke
Indonesia. Mereka tidak hanya tertarik dengan keindahan alam dan
kebhinikaan Indonesia. Akan tetapi mereka juga senang dengan
penduduk Indonesia. Sebab kita ramah dan sopan terhadap mereka.
23C. Model Pembelajaran Artikulasi
1. Pengertian Model Pembelajaran Artikulasi
Artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa
untuk bisa berperan untuk sebagai “penerima pesan” sekaligus sebagai
“penyampai pesan”. Pembelajaran yang telah diberikan guru, wajib
diteruskan oleh siswa dan menjelaskannya kepada siswa lain di dalam
pasangan kelompoknya.
Model pembelajaran artikulasi sebagai suatu model pembelajaran
yang menekankan pada kemampuan siswa untuk pandai berbicara atau
menggunakan kata-kata dengan jelas, pengetahuan dan cara berpikir dalam
penyampaian kembali materi yang telah disampaikan oleh guru. Model
pembelajaran ini menuntut siswa aktif dalam pembelajaran di mana siswa
dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam
kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya
tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat diperlukan
dalam pembelajaran ini.
242. Karakteristik Model Pembelajaran Artikulasi
Model pembelajaran Artikulasi merupakan sebuah model
pembelajaran inovasi yang memiliki ciri utama sebuah proses
penyampaian pesan secara berantai dari tenaga seorang guru kepada siswa,
kemudian kepada siswa lain di dalam kelompoknya(pasangannya).
Perbedaan model artikulasi ini dengan model lainnya adalah
penekanannya pada komunikasi siswa kepada teman satu kelompoknya
karena di sana terdapat proses wawancara pada teman satu kelompoknya,
dan teman yang mewawancarai juga bertugas untuk membuat catatan kecil
tentang apa yang didengarnya. Setelah itu, setiap siswa menyampaikan
hasil diskusinya di depan kelompok yang lain. setiap pasangan kelompok
mendapat kesempatan utnuk menyampaikan hasil diskusinya kepada
kelompok lain. kelompok dalam artikulasi pun biasanya hanya terdiri dari
dua orang (berpasangan).
Karakter yang ada pada diri siswa setelah proses pembelajaran
menggunakan model artikulasi ini adalah, sebagai berikut:
a. Siswa akan menjadi lebih mandiri, karena setiap siswa mendapat tugas
dan tanggung jawab dalam melaksanakan kerjasama.
b. Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar.
c. Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu
d. Terjadi interaksi antar siswa sehingga menumbuhkan suasana belajar
yang aktif dan menyenangkan
e. Setiap siswa mempunyai kesempatan berbicara, sehingga akan melatih
rasa percaya diri dan keberanian siswa dalam menyampaikan
pendapat.
253. Langkah-langkah Model Pembelajaran Artikulasi:
Model pembelajaran artikulasi merupakan model yang prosesnya
seperti pesan berantai, artinya materi yang telah disampaikan oleh guru,
kemudian seorang siswa wajib meneruskan penjelasannya pada siswa lain
dalam satu kelompok kecil (pasangan kelompoknya), sedangkan siswa
lainnya adalah bertugas untuk mencatat apa yang disampaikan temannya.
Di sinilah keunikan model pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa
“penerima pesan” sekaligus sebagai penyampai pesan”.
Langkah-langkah atau sintak model pembelajaran Artikulasi adalah
sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
c. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan
dua orang.
25Academia,
Metode Pembelajaran Artikulasi, (online),
d. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu untuk menceritakan
materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengarkan
sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu
juga kelompok lainnya.
e. Menugaskan siswa secara bergiliran atau diacak menyampaikan hasil
wawancaranya dengan teman pasangannya sampai sebagian siswa
sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
f. Guru mengulangi atau menjelaskan kembali materi yang sekiranya
belum dipahami siswa.
g. Kesimpulan atau penutup.
Pada tabel 2.4 di bawah ini akan dipaparkan langkah-langkah
pembelajaran Artikulasi yang akan dilakukan oleh guru maupun siswa:
Tabel 2.4
Langkah-Langkah Pembelajaran Artikulasi
Fase-fase
Kegiatan guru
Fase
1:
menyampaikan
kompetensi dan materi yang akan
dibahas
Guru menyampaikan kompetensi
dan materi yang akan dibahas
kepada siswa
Fase 2: menyampaikan amteri
Guru
menyampaikan
materi
kepada siswa
Fase 3: membentyk kelompok
Untuk mengetahui daya serap
siswa, guru membentuk kelompok
berpasangan dua orang
Fase 4: menyampaikan materi
yang baru diterima dari guru
Guru menyuruh salah seorang dari
pasangan untuk menceritakan
materi yang baru diterima dari
guru kepada pasangannya
Fase 5: menyampaikan hasil
wawancaranya dengan teman
pasangannya
Guru menyuruh siswa secara
bergiliran/ diacak menyampaikan
hasil wawancaranya dengan teman
pasangannya.
Fase 6: menjelaskan kembali
materi yang sekiranya belum
dipahami siswa atau konfirmasi
Guru mengulangi/ menjelaskan
kembali materi yang sekiranya
belum dipahami oleh siswa
Fase 7: menyimpulkan
Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan
Berdasarkan paparan di atas, peneliti menyampaikan bahwa
langkah-langkah model pembelajaran artikulasi, diawali dengan
penyampaian materi oleh guru, kemudian siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok kecil (berpasangan dua orang). Salah satu siswa
menyampaikan materi yang telah disampaikan guru, kemudian siswa
lain menyimak dan membuat catatan kecil, kegiatan tersebut dilakukan
secara bergantian pada setiap kelompok. Terakhir siswa menyampaikan
hasil wawancara kelompoknya ke depan kelas, siswa lain
berkesempatan memberikan tanggapan. Guru bersama siswa
menyampaikan hasil belajar yang telah dilakukan.
4. Kelebihan dan Kekurangan model Pembelajaran Artikulasi
Setiap model pembelajaran pasti memiliki tujuan yang ingin
dicapai sehingga muncul kelebihan-kelebihan dari model pembelajaran
tersebut. Di samping terdapat kelebihan aka nada juga kekurangan dari
model pembelajaran tersebut. Begitu pun dengan pembelajaran
menggunakan model artikulasi. Berikut adalah kelebihan dari model
artikulasi:
a. Semua siswa terlibat (mendapat peran)
b. Melatih kesiapan siswa
e. Interaksi lebih mudah.
f. Lebih mudah dan cepat membentuknya.
g. Meningkatkan partisipasi anak.
Sedangkan untuk kekurangan model artikulasi adalah sebagai berikut:
a. Hanya bisa diterapkan untuk mata pelajaran tertentu.
b. Waktu yang dibutuhkan banyak.
c. Materi yang didapat sedikit
d. Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor.
e. Lebih sedikit ide yang muncul.
26Berdasarkan paparan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
model pembelajaran artikulasi merupakan model yang melibatkan peran
serta semua anggota kelompok sehingga setiap siswa secara aktif
berpartisipasi mengembangkan pengetahuan individu. Interaksi antar
individu dapat melatih kepercayaan diri siswa sehingga siswa lebih siap
secara mandiri menyerap dan memahami materi yang disampaikan rekan
satu kelompoknya.
34
Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas masalah yang diteliti.26
Penelitian menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam bahasa Inggris, PTK disebut dengan Classroom Action Reseach
(CAR). PTK meliputi tiga kata yaitu “penelitian”, “tindakan”, dan “kelas”. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi peneli atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas di berbagai bidang. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanaannya berbentuk rangkaian periode/ siklus kegiatan. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa/ mahasiswa yang dalam waktu yang sama dan tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru/ dosen yang sama.27
Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran.28
26 Ulber Silalahi,Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Anggota Ikapi, 2010) hal 12 27 Ekawarna,Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Referensi GP Press Group, 2013), hal 4
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti peningkatan pemahaman mata pelajaran PKn materi Bangga Berbangsa Indonesia melalui model Pembelajaran Artikulasi pada siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo.
Dalam pelaksanaanya, penelitian tindakan kelas ini, menggunakan model Kurt Lewin. Model Kurt Lewin merupakan model yang selama ini menjadi acuan pokok dari berbagai model action research, terutama classroom action research (CAR). Lewin adalah orang pertama yang
memperkenalkan action reserch. Konsep pokok action reserch menurut
Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2)
aksi atau tindakan (acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi
(reflecting), hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan
sebuah siklus.29
Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi, maka model Kurt Lewin akan tergambar dalam bagan lingkaran seperti berikut.
Gambar 3.1 Model PTK menurut Kurt Lewin
Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif. Penelitian tindakan kelas berbeda dengan penelitian formal yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan mengembangkan teori yang bersifat umum (general). Penelitian tindakan
kelas lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil PTK dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar belakang yang mirip dengan yang dimiliki peneliti.30
30 Ekawarna,Penelitian tindakan kelas. (Jakarta: Referensi, 2013), hal. 6. Identifikasi
Masalah
SIKLUS
I
SIKLUS II
Perencanaan ulang Observasi (observing)
Refleksi (reflecting)
Perencanaan (planning)
Tindakan (acting)
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
a. Tempat penelitian : MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo
Alasan peneliti memilih MI Darul Ulum Gedongan sebagai tempat penelitian tindakan kelas adalah karena peneliti merasa siswa kelas III di MI Darul Ulum Gedongan perlu diadakan peningkatan pemahaman dalam belajar mata pelajaran PKn, hal ini dilihat dari pengalaman peneliti selama Praktik Pengalaman Lapangan 2. Selain itu juga peneliti mendapat rekomendasi dari kepala sekolah untuk melakukan penelitian di madrasah tersebut untuk menambah inovasi baru dalam proses belajar mengajar.
b. Waktu penelitian : Semester Genap tahun ajaran 2015 – 2016. 2. Subyek penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo tahun ajaran 2015 – 2016 dengan jumlah 40 siswa dalam satu kelas, yang terdiri dari 23 laki-laki dan 17 perempuan.
C. Variabel yang Diteliti
Variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik fokus untuk menjawab permasalahan yang dihadapi yaitu :
1. Variabel input : Siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo tahun ajaran 2015 – 2016.
3. Variabel output : Peningkatan pemahaman mata pelajaran PKn materi Bangga Berbangsa Indonesia.
D. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian dari Kurt Lewin. Model penelitian tindakan kelas menurut Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) aksi atau tindakan (acting),
(3) observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting).31
Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti melaksanakan dengan 2 siklus, sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang harus dilakukan peneliti antara lain:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 2) Membuat instrumen penilaian Tes
3) Mempersiapkan instrumen panduan wawancara guru dan siswa 4) Mempersiapkan instrumen lembar observasi guru dan siswa b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Setelah mengembangkan perencanaan, maka peneliti siap melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual. Meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
31 Trianto,
penutup. Selain itu, pada kegiatan ini peneliti juga melakukan penilaian terhadap siswa.
Pada tabel 3.1 di bawah ini akan dipaparkan tentang rencana langkah-langkah pembelajaran dalam tahap pelaksanaan tindakan. Berikut adalah langkah-langkahnya:
Tabel 3.1
Rencana Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan Waktu
Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa.
2. Ketua kelas diminta untuk memimpin doa 3. Mengecek kehadiran siswa-siswi.
4. Memberikan ice breaking dengan cara tepuk 1, 2, 3
untuk memfokuskan perhatian siswa
5. Melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi hari ini dengan pengalaman yang dimiliki oleh siswa. 6. Siswa memperhaikan Guru yang sedang
menunjukkan gambar yang bertuliskan “Aku Bangga menjadi Anak Indonesia” kemudian mengajukan pertanyaan awal untuk menggali kemampuan awal siswa, “mengapa kita harus bangga menjadi anak Indonesia?”
7. Siswa menyimak informasi dari guru mengenai materi yang akan dipelajari hari ini
8. Siswa menyimak penjelasan mengenai tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran, yaitu siswa mampu Menjelaskan ciri khas bangsa Indonesia, Menyebutkan kekayaan alam yang ada di Indonesia, menyebutkan contoh keberagaman budaya yang ada di Indonesia
8 menit
Inti
1. Siswa menyimak pnejelasan guru kemudian membaca materi tentang Bangga Berbangsa Indonesia
2. Siswa membentuk kelompok kecil (berpasangan dengan teman satu mejanya)
3. Siswa memperhatikan pengarahan dari guru sebelum melakukan wawancara
4. Menugaskan masing-masing kelompok untuk melakukan wawancara dengan pasangannya terkait materi yang telah dijelaskan oleh guru
5. Pewawancara bertugas untuk membuat catatan-catatan kecil hasil wawancaranya. Kemudian berganti peran. Begitu juga dengan kelompok lainnya.
6. Guru berkeliling untuk memantau dan mengecek jalannya wawancara tiap-tiap kelompok
7. Secara bergiliran/ diacak tiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil wawancaranya ke depan kelas
8. Siswa mengerjakan tes tulis untuk mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran
Penutup
1. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang belum dipahami
2. Mengulangi atau menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa
3. Bersama siswa dan guru membuat kesimpulan 4. Mengajak semua siswa berdoa untuk mengakhiri
pembelajaran 5. Mengucapkan salam
7 menit
c. Tahap Pengamatan
Pada tahap pengamatan ini, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
1) Mengamati guru dalam proses pembelajaran.
2) Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
3) Melakukan wawancara kepada guru dan siswa di akhir kegiatan pembelajaran, untuk mengetahui kesan siswa maupun guru setelah belajar menggunakan model pembelajaran Artikulasi.
Pada tahap ini peneliti memeriksa instrumen penelitian, memeriksa hasil observasi yang telah dilakukan, kemudian peneliti mendiskusikan dengan guru untuk mengevaluasi seluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan hasil pengamatan. Selanjutnya hasil observasi Qdikumpulkan, kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan mencari kendala-kendala atau kekurangan-kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. Jika ternyata hasil yang diperoleh belum berhasil maka akan dilakukan siklus selanjutnya.
2. Siklus II
Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus kedua dimaksudkan sebagai perbaikan dari siklus pertama. Tahapan pada siklus kedua identik dengan siklus pertama yang diawali dengan perencanaan (planning),
dilanjutkan dengan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi
(reflection). Pada tahap ini dilakukan refleksi terhadap siklus I dan siklus
II. Selain itu juga dilakukan diskusi dengan guru kolaborator untuk mengevaluasi agar dapat dibuat keismpulan atas pelaksanaan pembelajaran.
E. Data dan Cara Pengumpulan
Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian yang dimaksud.32
Dalam penelitian ini, data yang diperlukan ada dua macam, yaitu: a. Data kualitatif
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi:
1) Materi yang disampaikan dalam Penelitian Tindakan Kelas 2) Model yang dipakai dalam penelitian Tindakan Kelas b. Data kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka. Adapun yang termasuk dalam data kuantatif pada penelitian ini, meliputi:
1) Data jumlah siswa kelas III
2) Data persentase ketuntasan minimal 3) Data nilai siswa
4) Data prosentase aktivitas guru dan siswa 2. Cara Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan tanya jawab peneliti dengan informan untuk tanya jawab.33
32 Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 87
33 Tim Penyusun,
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara digunakan untuk mengumpulkan data tentang pemahaman siswa sebelum dan sesudah diberi tindakan, penerapan meodel pembelajaran yang digunakannya. Peneliti melakukan wawancara dengan cara wawancara bebas.
Peneliti mengadakan wawancara dengan guru kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo. Dan pada siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo. Wawancara sebelum penerapan tindakan dilakukan dengan siswa untuk mengetahui bagaimana kesan siswa terhadap pembelajaran PKn. Wawancara dengan guru sebelum penerapan tindakan untuk mengetahui KKM yang ada di MI Darul Ulum Gedongan mata pelajaran PKn, nilai siswa pada mata pelajaran PKn, minat siswa dalam belajar PKn, kesulitan yang dialami siswa (jika ada), dan lain-lain. sedangkan wawancara dengan siswa setelah tindakan dilakukan untuk mengetahui kesan siswa dalam belajar materi Bangga Berbangsa Indonesia dengan model pembelajaran Artikulasi, dll. dan wawancara dengan guru untuk mengetahui juga kesan belajar mengajar dengan menggunakan artikulasi.(Instrumen panduan wawancara dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2)
b. Observasi
dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan yang mencapai tujuan tertentu.34
Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi digunakan untuk mengumpulkan data sebagai berikut:
1) Aktivitas guru pada proses pembelajaran dengan menggunaakan model pembelajaran Artikulasi.
2) Aktivitas siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan Model pembelajaran Artikulasi.
Observasi ini akan dilakukan secara langsung pada saat pembelajaran aktif dengan model pembelajaran Artikulasi dalam pemahaman mata pelajaran PKn materi Bangga Berbangsa Indonesia.(lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dapat dilihat pada lampiran 3 dan4).
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi di bidang pengetahuan.35
Dokumentasi pada penelitian ini absensi, data nilai, dan gambar-gambar yang dibutuhkan selama proses pembelajaran berlangsung siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo.
d. Penilaian Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang menuntut jawaban dari siswa dalam bentuk tertulis.36
Zainal Arifin,Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2008), hal. 152
Tujuan dari tes tulis ini adalah mengukur kompetensi pada pemahaman materi Bangga Berbangsa Indonesia pada siswa kelas III MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Artikulasi.
Tes tulis akan dilaksanakan ketika sesudah penerapan model pembelajaran Artikulasi yaitu diakhir pembelajaran. Peneliti akan memberikan tes tulis berupa soal pilihan ganda sebanyak 10 butir soal dan 5 soal uraian.
3. Teknik Analisis Data
Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.37
a. Analisis Prosentasi Aktivitas Guru dan Siswa
Data tentang aktivitas siswa dianalisis dengan menghitung presentase aktivitas siswa untuk setiap indikator. Rumus menghitung presentase aktivitas siswa untuk tiap-tiap indikator adalah:
Prosentasi aktivitas Guru/Siswa:
X 100% (rumus 3.1)
36 S. Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, ….hal. 124
Aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran serta hasil belajar yang dicapai siswa dianalisis dengan deskriptif persentase. Aktivitas siswa dan guru dikatakan baik jika mempunyai koefisien reliabilitas ≥ 75%.38
b. Analisis Ketuntasan
Untuk analisis tingkat keberhasilan atau presentase ketuntasan belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung, dilakukan dengan cara memberikan penilaian berupa tes tertulis berupa soal pilihan ganda dan soal uraian pada setiap siklus. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana berikut:
1) Penilaian tes tertulis
Peneliti memilih menggunakan dua aspek tes tertulis yaitu soal pilihan ganda sebanyak 10 butir soal yang masing-masing soal benar mendapat 10 poin. Kemudian menggunakan tes soal uraian sebanyak 5 butir soal, di mana rentang skor poin untuk masing-masing soal adalah 0-20.
Untuk analsisis hasil penilaian siswa dilakukan dengan cara menjumlah skor yang diperoleh siswa dari soal pilihan ganda dan soal uraian, kemudian membagi dua dari jumlah tersebut.. dapat dituliskan dengan rumus:
100 ..(soal pilihan ganda)
100 ..(soal uraian)
(rumus
3.2)
Setelah nilai siswa diketahui, peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata. Menurut Sudjana, bahwa untuk menghitung rata-rata kelas digunakan rumus sebagai berikut:39
∑ X
∑N (rumus 3.3)
Keterangan : : Nilai rata-rata
∑ X: jumlah semua nilai siswa ∑ N: jumlah siswa
2) Penilaian Ketuntasan Belajar
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, bahwa tingkat pencapaian untuk tes formatif adalah 75%. Siswa yang belum mencapai skor 75% dari skor yang diharapkan, diwajibkan menempuh kegiatan perbaikan (remedial program) sampai siswa yang bersangkutan lulus dalam tes yang berarti bahwa siswa tersebut telah mencapai skor 75 dari skor maksimal yang diharapkan.40Maka
peneliti menganggap bahwa penggunaan model pembelajaran artikulasi dikatakan berhasil dalam meningkatkan pemahaman mata pelajaran PKn materi banggsa berbangsa Indonesia jika siswa mampu melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan baik
39 Sudjana,Evaluasi Hasil Belajar, (Bandung: Pustaka Martiana, 1998), hal. 131
dan menyelesaikan tes tertulis serta memenuhi ketuntasan belajar minimal 75%.
Patokan yang dipakai sebagai criteria hasil belajar merupakan standar tertentu yang ditetapkan. Hal itu bisa berupa ketercapaian tujuan pengajaran atau presentase penguasaan materi yang dinyatakan dengan jelas. Berikut adalah gambaran dalam menetapkan presentase ketercapaian dalam penilaian berdasarkan acuan patokan adalah sebagai berikut:41
Tabel 3.2
Tingkat ke