• Tidak ada hasil yang ditemukan

menyambung harapan melalui kerjasama perdagangan asean id1 1387264815

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "menyambung harapan melalui kerjasama perdagangan asean id1 1387264815"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

21 AGUSTUS 2013

GATRA

a

d

v

ekonomi tersebut dan kedua yang juga tidak kalah penting bagaimana kesiapan Indonesia dalam memanfaatkan peluang-peluang yang timbul dari proses pembentukan AEC tersebut khususnya bagi dunia usaha dan masyarakat pekerja atau kaum profesional. Seperti diketahui bahwa pewujudan AEC di tahun 2015 tidak terlepas dari pelaksanaan komitmen AEC Blueprint atau Cetak-biru MEA yang 2 (dua) dari 4 pilar yakni kawasan berdaya saing tinggi dan kawasan dengan pertumbuhan ekonomi yang merata, dimaksudkan untuk mendorong masing-masing negara anggotanya melakukan upaya peningkatan dan penyempurnaan infrastruktur baik fisik maupun non fisik seperti kebijakan persaingan usaha, per-lindungan konsumen, HKI, pembangunan infrastruktur, kerjasama energi, perpajakan, e-Commerce serta pemberdayaan UKM.

Gita mengatakan, seluruh negara anggota ASEAN berkomitmen untuk meningkatkan upayanya dan bekerja lebih keras lagi dalam mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015. Untuk mengetahui

sejauh mana tingkat kesiapan masing-masing negara anggota dalam mewujudkan AEC ini, dilakukan pemantauan terhadap implementasi Cetak-biru AEC oleh Sekretariat ASEAN di tingkat regional dan masing-masing Negara anggota ASEAN di tingkat nasional. “Indonesia akan melakukan upaya maksimal dan memastikan pelaksanaan Cetak-biru AEC secara tepat waktu,” ujar Gita.

Lebih lanjut, Dirjen Kerja Sama Perdagangan Internasional (KPI), Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo, menjelaskan bahwa meskipun ASEAN Economic Com-munity akan diwujudkan pada tahun 2015 nanti, sesungguhnya komitmen-komitmen dalam Cetak-biru AEC tersebut sudah di-laksanakan secara bertahap sejak beberapa tahun yang lalu.

Iman mengatakan, ada ketidak-tepatan pemahaman di masyarakat, ada yang beranggapan bahwa pembukaan pasar bebas atau AEC akan terjadi secara tiba-tiba pada tahun 2015, padahal prosesnya sudah berlangsung sejak lama, bahkan sebelum Cetak-biru AEC mulai ditetapkan

dan diimplementasikan pada tahun 2008. “Kurang lebih 36 tahun yang lalu atau tepatnya tahun 1977 dengan diberlakukannya Preferential Trade Arrangement (PTA) ASEAN telah bergerak menuju proses integrasi ekonomi yang kemudian diformalkan melalui pembentukan ASEAN Free Trade Area (AFTA) tahun 1992, yang notabene merupakan cikal-bakal pembentukan AEC,” kata Iman.

Iman mengungkapkan pula bahwa pemantauan implementasi komitmen Cetak-biru AEC dilakukan secara reguler dan dilaporkan setiap tahun kepada Kepala Negara ASEAN, Untuk tahun 2013 sudah sekitar 82% dari komitmen Cetak-biru AEC periode 2012-2013 yang sudah dilaksanakan. Salah satu contoh pelaksanaannya kata Iman, adalah kesepakatan mutual recognition agreement (MRA) untuk tenaga profesional seperti perawat, surveyor, arsitek dan engineering. “Tenaga profesional Indonesia untuk bidang-bidang tersebut yang sudah punya sertiikat ASEAN (diterbitkan oleh otoritas yang sudah diakui di ASEAN), dapat bekerja di semua negara anggota ASEAN,” kata Iman mencontohkan.

Kesiapan Indonesia

D

alam rangka meningkatkan kesiapan

Indonesia menyongsong AEC 2015, Pemerintah telah menerbitkan: Inpres No 5/2008 tentang Fokus Program Ekonomi Tahun 2008-2009, dan Inpres No 11/2011 tentang Pelaksanaan Komitmen Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN. Dan untuk lebih memastikan pelaksanaannya, Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) diamanahkan secara khusus untuk melakukan pemantauan dan menyampaikan laporan hasil pemantauannya secara berkala kepada Presiden.

Berbagai langkah yang ditempuh Pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan kesiapan Indonesia untuk memfasilitasi perdagangan barang dan mendorong peningkatan ekspor antara lain melalui peningkatan pengawasan barang beredar khususnya barang-barang impor (pemberdayaan konsumen nasional menjadi konsumen cerdas, peningkatan standardisasi produk melalui penerapan SNI dan labeling, pemenuhan aspek K3L atau Kesehatan, Keamanan, Keselamatan, dan Lingkungan, pengaturan pintu masuk impor, pelaksanaan peraturan dan ketentuan serta prinsip SPS), peningkatan pengawasan penggunaan Surat Keterangan Asal (SKA) barang dari Negara Mitra dagang seperti negara ASEAN, China, Korea, Jepang, India, Australia dan New Zealand, peningkatan pelayanan kepada dunia usaha nasional melalui Indonesia National Single

Window (INSW), pengembangan konektifitas nasional termasuk didalanya konektifitas fisik seperti pembangunan infrastruktur di 6 koridor pembangunan ekonomi dalam kerangka MP3EI dan lain sebagainya.

“Dukungan semua pihak dan partisipasi aktif dunia usaha baik BUMN, swasta nasional maupun luar negeri terhadap kesuksesan program besar pemerintah dalam membenahi infrastruktur melalui MP3EI, sangat berkontribusi besar terhadap peningkatan daya saing Indonesia dan kesiapan Indonesia memasuki AEC 2015 dan mendukung penciptaan manfaat yang sebesar-besarnya bagi perekonomian bangsa,” imbau Direktur Kerja Sama ASEAN, Djatmiko Bris Witjaksono.

Lebih jauh disampaikan oleh Djatmiko bahwa Pemerintah Indonesia terus mendorong agar para pebisnis nasional baik BUMN ataupun swasta nasional termasuk UKM dapat menjadikan 9 negara anggota ASEAN terutama di Cambodia, Laos, Myanmar dan Vietnam sebagai basis dalam mengembangkan ekspansi usahanya, apakah sebagai pasar tujuan ekspor ataupun ketahapan yang lebih jauh sebagai basis produksi dan investasinya.

Hal ini juga penting dan tidak hanya semata-mata karena wilayah ASEAN tersebut sangat prospektif dari segi ekonomi untuk pengembangan bisnis namun juga sekaligus sebagai wahana bagi Indonesia dalam membantu proses pembangunan negara-negara kurang berkembang di kawasan ASEAN tersebut. Sebagai ekonomi terbesar di kawasan ASEAN dan bagian dari kelompok negara G-20 sudah saatnya

bagi Indonesia untuk turut menjadi bagian dari pihak tangan diatas.

Upaya lainnya yang juga sedang di-galakkan Pemerintah dalam mendorong kesiapan Indonesia menyongsong AEC 2015 antara lain dengan mengimplementasikan Peraturan Presiden mengenai Sistem Logistik Nasional, pelaksanaan Roadmap pengembangan cluster industri prioritas, p e n i n g k at a n i k l i m u s a h a m e l a l u i penyederhanaan prosedur penanaman modal dan regulasi bidang usaha yang terbuka dan tertutup, penyiapan peraturan-peraturan domestik bagi sektor-sektor jasa yang telah dikomitmenkan, dan pemanfaatan Mutual Recognition Arrangement (MRA) yang telah disepakati baik di bidang barang maupun jasa.

Untuk memperkuat aspek daya dukung pasar domestik termasuk para pemangku kepentingan didalamnnya “Kementerian Perdagangan secara konsisten telah dan akan terus menempuh langkah-langkah penguatan pasar dalam negeri seperti pemberdayaan dan peningkatan kualitas pasar tradisional, peningkatan iklim usaha bagi UKM,” ujar Djatmiko. Disamping itu Pemerintah RI juga terus memperkuat aspek pengamanan perdagangan untuk melindungi para pelaku usaha nasional dari berbagai praktik perdagangan yang tidak fair melalu penerapan kebijakan pengamanan perdagangan (trade defense) yang berfungsi sebagai remedial measures (anti-dumping, anti-subsidi dan safeguard). n

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak —Pengukuran distribusi suhu bawah permukaan dapat dilakukan dengan menggunakan metode non contact seperti remote sensing dan pencitraan satelit lainnya, dan metode

Forum Pemilik Cintaku Setelah Allah Rasul Part Nov , Forum Pemilik Cintaku Setelah Allah Rasul Panelis Dr Farhan Hadi Ustazah Fatimah Syarha Oktober IPG Forum Pemilik Cintaku

Pengaruh Penerapan Strategi Belajar Aktif Tipe Group to Group Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMAN 1V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman Tahun

Berdasarkan tabel 1, gambaran yang diperoleh dari sepuluh perusahaan BUMN pemberi kerja yang dijadikan rujukan penelitian: (A). Kompetensi sekretaris yang dibutuhkan oleh

Anda tidak perlu khawatir lagi dengan kejadian gagal menetas pada saat menggunakan mesin produk Mitra Ternak Malang ini sebagai mitra kerja anda yang setia dan kami berani

Frekuensi Kunjungan Posyandu dan Riwayat Kenaikan Berat Badan sebagai Faktor Risiko kejadian Stunting pada anak Usia 3 - 5 tahun Media Gizi Indonesia 2015;10

pembakaran. Udara yang masuk ke dalam silinder tidak diatur seperti halnya motor bensin. Masuknya udara hanya berdasarkan isapan dari piston. Jadi pada mesin Diesel,

Nilai Kebahagiaan dalam kehidupan berkeluarga dan bersosial pada penelitian ini menunjukan bahwa kebahagiaan tidak secara langsung dipengaruhi oleh status sosial ekonomi hal