• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUTU MIKROBIOLOGIS MINUMAN JAJANAN DI SEKOLAH DASAR WILAYAH BOGOR TENGAH ipi5349

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MUTU MIKROBIOLOGIS MINUMAN JAJANAN DI SEKOLAH DASAR WILAYAH BOGOR TENGAH ipi5349"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MUTU MIKROBIOLOGIS MINUMAN JAJANAN

DI SEKOLAH DASAR WILAYAH BOGOR TENGAH

(Mi cr obiol ogical Qual i t y of Bever ages at El ement ar y School s i n Bogor Tengah Subdi st r ict )

Dwi Ariyani1 dan Faisal Anwar2

ABST RACT

The obj ect i ves of t he st udy wer e t o i mpr ove t he mi cr obiol ogi cal qual i t y of bever ages t hat si gni f icant l y af f ect ed by t he t ype of sel l i ng uni t and micr obi ol ogi cal qual i t y. The st udy was car r i ed out f r om Mar ch t o May 2004. Thr ee maj or l ocat i on wer e sel ect ed, namel y : SD Panar agan, SD Empang, and SD Papandayan, Bogor Tengah subdist r ict . Det er mi nat i on anal ysi s met hod of Tot al Pl at e Count (TPC) was used. The r esul t of t he st udy showed t hat bever ages wit h a high r i sk of mi cr obial cont ami nat i on at SD Panar agan ar e “ es doger ” , “ es campur ” , and “ es kel apa” , most of t hese bever ages cont ai n coconut mil k; at SD Empang ar e es j er uk and es kemasan; and at SD Papandayan ar e es doger , es si r sak, es kemasan and, es t eh. Mi cr obi ol ogi cal qual i t y of bever ages sol d by st r eet vendor wer e si gni f i cant l y af f ect ed by t he t ypes of sel l i ng uni t .

Keywords : mi cr obiol ogi cal qual i t y, TPC, bever age

PENDAHULUAN12

Latar Belakang

Keamanan pangan, dalam UU RI no 7 t ahun 1996 didef inisikan sebagai kondisi dan upaya yang diperl ukan unt uk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda l ain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehat an manusia (Anonim, 1996). Keamanan pangan merupakan sal ah sat u f akt or yang pent ing di samping mut u f isik, gizi dan cit arasa. Keamanan diart ikan sebagai keadaan yang bebas dari bahaya cedera at au kerusakan pada pemakaiannya. Aspek keamanan bila t idak diperhat ikan, maka makanan dapat berbal ik menj adi sumber mal apet aka, sumber penyakit dan kemat ian.

Kej adian keracunan makanan dapat ber- sumber dari kaki l ima, kant in sekolah, pabrik, rumah t angga, pest a kel uarga dan bahkan hot el . Hal ini l ebih disebabkan penggunaan bahan yang t idak baik, t eknik pengol ahan dan sent uhan t eknol ogi yang kurang.

Diket ahui ada t iga hal yang menyebab- kan t erj adinya pencemaran makanan sehingga makanan menj adi t idak aman unt uk dikon- sumsi. Pert ama adal ah penanganan makanan at au minuman t idak dil akukan dengan meng- indahkan syarat -syarat kebersihan. Selanj ut - nya al at -al at yang digunakan unt uk menyi-

1

St af Pengembangan Dist ribusi Pangan Dept an 2

St af Pengaj ar Depart emen Gizi Masyarakat , Fakul t as Ekol ogi Manusia (FEMA) IPB

apkan, mengol ah, memasak dan menyaj ikan t idak bersih sebagaimana semest inya. Ter- akhir adal ah makanan didiamkan t erlalu l ama di l ingkungan yang suhunya memungkinkan berbagai mikroorganisme berkembang biak.

Anak usia sekol ah dengan akt ivit as yang t inggi mempengaruhi mereka dal am memil ih j enis makanan j aj anan. Rasa haus yang dit im- bul kan karena akt ivit as mereka, menyebab- kan kecenderungan memil ih minuman j aj anan sepert i es sirup, es mambo, es cincau dan l ain-l ain. Hal ini didukung ol eh penampakan produk minuman j aj anan yang sangat menarik meskipun dari segi keamanan pangan produk minuman t ersebut masih diragukan.

Menurut Winarno (1993) pada umumnya minuman j aj anan rel at if t inggi kandungan bakt erinya yait u rat a-rat a 105 CFU/ ml (col ony f or mi ng uni t ) dan di ant aranya mengandung 103 col if orm MPN/ ml dan 103 f aecal col if orm MPN/ ml . Tingginya kont aminasi t ersebut me- nunj ukkan penggunaan air yang t idak bersih dan t idak adanya perl akuan pemanasan sebel umnya.

(2)

70% kej adian penyakit diare disebabkan ol eh konsumsi makanan yang t ercemar (Depkes, 2000).

Mengingat rent annya minuman j aj anan oleh kont aminasi mikroba, rendahnya t ingkat penget ahuan dan kesadaran pedagang t ent ang kebersihan dan keamanan pangan, sert a prak- t ek higiene dan sanit asi yang rendah, maka pent ing diket ahui mut u mikrobiol ogi dari pro- duk minuman j aj anan t ersebut .

Tuj uan

1. Menget ahui mut u mikrobiol ogi produk minuman j aj anan yang dij ual di SD wil a- yah Bogor Tengah.

2. Mempel aj ari hubungan prakt ek higene dan sanit asi pedagang yang mempenga- ruhi kont aminasi produk minuman.

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Penel it ian ini merupakan penel it ian non eksperiment al . Lokasi yang digunakan unt uk pengambilan dat a adal ah SD di wil ayah Bogor Tengah, yait u SD Panaragan, SD Empang dan SD Papandayan. Wakt u yang diperl ukan unt uk pengambilan dat a cont oh adal ah 4 minggu.

Prosedur Penarikan Cont oh

Lokasi penel it ian dibagi dal am 3 cl ust er yait u cl ust er SD Panaragan, cl ust er SD Em- pang dan cl ust er SD Papandayan. Jenis mi- numan j aj anan yang dipil ih unt uk dij adikan sampel berj uml ah lima j enis di masing-masing SD Panaragan, empat j enis unt uk SD Empang dan SD Papandayan. Jenis minuman j aj anan yang dij adikan sampel di SD Panaragan adal ah es j eruk, es campur, es kel apa, es doger dan es kemasan sachet . Minuman j aj anan yang dij adikan sampel di SD Empang adal ah es j eruk, es kel apa, es t eh, dan es kemasan. Sampel di SD Papandayan adal ah es sirsak, es t eh, es doger dan es kemasan. Pengambil an sampel dilakukan set iap minggu selama empat (4) minggu. Sampel diambil secara asept ik dal am j am yang sama unt uk masing-masing cl ust er SD. Pemilihan cl ust er SD dan j enis minuman j aj anan dil akukan secara purposive.

Responden dal am penel it ian ini adal ah pedagang minuman j aj anan. Pedagang mi- numan j aj anan yang dimaksud adal ah peda- gang yang menj ual mi numan yang diambil sebagai sampel .

Jenis dan Cara Pengumpulan Dat a

Met ode yang digunakan dal am menent u- kan t ot al mikroba sampel minuman j aj anan adal ah Tot al Pl at e Count (TPC) (IPB-TNO-VU, 1990). Kol oni yang t umbuh dihit ung dan dil aporkan sebagai j umlah koloni per gram at au ml menurut St andar d Pl at e Count Pr ocedur e.

Prakt ek sanit asi pedagang dinil ai berda- sarkan penerapan prinsip-prinsip sanit asi dan higiene yang dil akukan pedagang. Kondisi dan higiene pedagang mel i put i kondisi mencuci t angan, kuku bersih, cel emek, t ut up kepal a, cincin dan arl oj i, kebiasaan merokok, meng- gunakan sendok dan t empat sampah. Unt uk menget ahui prakt ek sanit asi dan higiene pedagang digunakan kuesioner.

Pengolahan dan Analisis Dat a

Anal isis dat a dal am penel it ian ini dila- kukan secara deskript if dan anal isis st at ist ik. Dat a keadaan umum dan prakt ek sanit asi dan higiene pedagang dianal isis secara deskript if . Hubungan t ot al mikroba dengan sanit asi dan higiene pedagang dianalisis dengan menggu- nakan uj i Korel asi Rank Spearman.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum

Lokasi Sekol ah Dasar (SD) yang menj adi l okasi penel it ian adal ah l okasi SDN Panaragan, SDN Empang dan SDN Papandayan. Ket iga SD it u berlokasi dal am wilayah Kecamat an Bogor Tengah. Lokasi SD Panaragan (I, II, III dan IV) t erl et ak di samping Pl aza Jembat an Merah, SD Empang (I, II, II, dan IV) t erlet ak dipinggir j al an Empang di samping Pasar Ramayana. Kedua kel ompok SD ini berdekat an dengan keramaian, sedangkan SD Papandayan berada j auh dari keramaian.

(3)

Frekuensi pembel ian minuman j aj anan ol eh siswa di t iap-t iap SD sangat bervariasi. Sebagian besar rat a-rat a siswa di masing-masing SD hanya membeli at au mengonsumsi minuman j aj anan sat u (1) kal i. Persent ase bert urut -t urut unt uk SD Panaragan, SD Empang dan SD Papandayan adal ah sebesar 56. 7%, 53. 3% dan 70. 0%.

Tabel 1. Frekuensi dan Kesukaan Murid SD t erhadap Minuman Jaj anan

Profil Mutu Mikrobiologis Minuman Jaj anan

Mut u mikrobiol ogi suat u produk pangan menggambarkan sej auh mana aman dari kon- t aminasi mikroba dan aman unt uk dikon- sumsi. Perhit ungan t ot al mikroba berperan dal am menent ukan st at us sanit asi makanan at au minuman. Bil a set el ah makanan/ minu- man melal ui proses pemanasan dan t et ap dit emukan mikroba saat penguj ian maka hal ini t erj adi rekont aminasi at au pert umbuhan mikroba kembal i.

Uj i mikrobiol ogis merupakan sal ah sat u uj i yang sangat pent ing karena sel ain dapat menduga daya t ahan simpan suat u produk j uga dapat digunakan sebagai indikat or sani- t asi dan keamanan makanan/ minuman. Ber- bagai macam uj i mikrobiologis dapat dil aku- kan t erhadap bahan pangan, uj i kuant it at if mikroba digunakan unt uk menent ukan mut u dan daya t ahan simpan suat u produk.

1. SD Panaragan

Sampel minuman j aj anan yang dianal isis di l okasi j aj anan SD Panaragan adalah es j eruk, es kel apa, es campur, es doger dan es kemasan. Pada pengamat an minggu pert ama

(ke 1), t ot al mikroba yang t erdapat pada j enis minuman berkisar ant ara 1. 2 x 104 – 1. 1 x 107 kol oni/ gram. Juml ah t erbanyak t erdapat pada j enis minuman es doger dan yang sedikit pada minuman es j eruk. Pada pengamat an minggu ke dua (ke 2), t erl ihat unt uk j enis minuman es j eruk, es campur, es kel apa dan es kemasan relat if sama yait u ant ara 1. 5 x 106 - 9. 1 x 106. Minuman j enis es doger mempunyai t ot al mikroba pal ing banyak yait u t erl al u banyak unt uk dihit ung (TBUD). Pengamat an minggu ke t iga ( ke 3) unt uk j enis minuman es j eruk, es campur dan es kemasan relat if sama yait u ant ara 2. 8 x 105 – 8. 4 x 106, sedangkan minuman j enis es kel apa dan es doger mempunyai t ot al mikroba pal ing t inggi yait u TBUD. Pengamat an minggu t erakhir yait u minggu ke empat (ke 4) minuman es j eruk mempunyai t ot al mikroba rel at if l ebih sedikit yait u sebanyak 8. 5 x 104 dan minuman es kel apa, es kemasan dan es doger cukup t inggi yait u 3. 5 x 106 – 9. 2 x 106. Minuman es kel apa mempunyai t ot al mikroba yang pal ing t inggi yait u TBUD. Tot al mikroba minuman j aj anan di l okasi SD Panaragan dapat dil ihat pada Tabel 2.

Beberapa f akt or dapat saj a mempenga- ruhi j umlah mikroba ant ara l ain penanganan dan proses pengol ahan yang kurang memper- hat ikan aspek sanit asi dan higiene, kondisi l ingkungan yang memungkinkan mikroba ce- pat unt uk t umbuh, sert a sif at bahan pangan it u sendiri. Kal au mel ihat komposisi bahan, menurut Fardiaz dan Fardiaz (1992), sant an at au kel apa merupakan bahan baku yang mudah mengal ami kerusakan mikrobiologis dan merupakan media yang baik unt uk pert umbuhan mikroba.

Es doger mempunyai kandungan mikro- ba t ert inggi baik pada pengamat an minggu pert ama, minggu ke dua dan minggu ke t iga. Pada es kelapa dan es campur, kandungan t ot al mikroba t ert inggi t erj adi saat pengamat - an minggu ke t iga dan pengamat an minggu ke empat . Tingginya t ot al mikroba pada ke t iga j enis minuman ini kemungkinan disebabkan penggunaan bahan baku kel apa at au air kel a- pa dan sant an kelapa. Kel apa t erkenal mudah mengalami kerusakan mikrobiol ogis, dan bia- sanya penggunaan kel apa t idak mengguna- kan proses pemanasan. Penggunaan es bat u j uga diduga akan meningkat kan j uml ah t ot al mikroba karena es bat u dibuat dari air men- t ah yang t idak dipanaskan t erl ebih dahul u.

2. SD Empang

(4)

t eh. Tot al j uml ah mikroba pada pengamat an minggu pert ama (ke 1) adal ah berkisar ant ara 1. 8 x 104 – 1. 9 x 107 kol oni/ gram. Pengamat an t ot al mikroba pada minggu ke dua (ke 2) adal ah ant ara 2. 0 x 104 – 5. 1 x 105 kol oni/ gram. Pada pengamat an minggu ke t iga (ke 3) t erl ihat j uml ah t ot al mikroba minuman j aj anan adal ah ant ara 4. 1 x 105 – 4. 8 x 106 kol oni/ gram. Pengamat an t ot al mikroba pada minggu ke empat bervariasi ant ara 13 x 105 kol oni/ gram sampai TBUD.

Tot al mikroba t iap minuman j aj anan set iap minggu berf l ukt uasi t ergant ung dari f akt or-f akt or yang mempengaruhi t ingkat kon- t aminasi suat u produk pangan ol eh mikroba t ert ent u. Keadaan ini t erlihat bahwa minum- an j aj anan es kemasan mempunyai kandungan t ot al mikroba t ert inggi yait u TBUD pada minggu ke empat (ke 4) sedangkan j enis minuman ini (es kemasan) j uga mempunyai kandungan mikroba t erendah pada pengama- t an minggu pert ama (ke 1). Perbedaan j uml ah mikroba pada minuman j aj anan dapat dise- babkan int ensit as kont aminasi pada saat t er- t ent u pul a yang disebabkan t ingkat sanit asi pedagang pada saat t ert ent u. Kemungkinan t ingginya kont aminasi pada minggu ke empat (ke 4) pada minuman j aj anan es kemasan t erl ihat dengan t ingginya j uml ah t ot al mikro- ba. Menurut Fardiaz (1998) mut u mikrobio- l ogi makanan at au minuman j aj anan sangat dipengaruhi ol eh cara berj ual an dan l okasi penj ual an. Sel ain it u kebanyakan masyara- kat dal am membuat minuman j aj anan meng- gunakan air ment ah karena l ebih prakt is dan menghemat biaya.

3. SD Papandayan

Sampel minuman j aj anan di lokasi SD Papandayan yang dianalisis j uml ah t ot al mik- robanya adalah es sirsak, es t eh, es kemasan dan es doger. Pengamat an minggu pert ama t erl ihat j umlah mikroba t ert inggi t erdapat pada j enis minuman es doger, yait u sebesar TBUD, sedangkan t ot al mikroba t erendah ada pada minuman j enis es kemasan yait u sebesar 8. 4 x 104 koloni/ gram. Pengamat an minggu ke dua t ot al mikroba di SD Papandayan t erl ihat

minuman j aj anan es sirsak dan es kemasan mempunyai nil ai t ert inggi yait u masing-masing 1. 2 x 107 dan 2. 0 x 107 koloni/ gram, sedangkan yang mempunyai nil ai t erendah adal ah minuman j enis es t eh sebesar 6. 9 x 105 kol oni/ gram. Tot al mikroba pada pengamat an minggu ke t iga (ke 3) t ernyat a es j eruk mempunyai nil ai t erendah yait u sebesar 1. 6 x 105 koloni/ gram dan yang mempunyai nil ai t ert inggi ada pada es t eh dan es doger yait u masing-masing sebesar 2. 9 x 107 dan 1. 8 x 107 kol oni/ gram. Pengamat an minggu ke empat (ke 4) t erl ihat minuman es t eh mempunyai nil ai t ot al mikroba t erendah yait u sebesar 1. 8 x 105 dan minuman es doger mempunyai nil ai t ert inggi yait u 3. 3 x 107 kol oni/ gram.

Tot al mikroba minuman es doger mem- punyai nil ai rat a-rat a t ot al mikroba t ert inggi dari pengamat an mul ai minggu pert ama (ke 1) sampai pengamat an minggu ke empat . Didu- ga t ingginya nil ai t ot al mikroba es doger dise- babkan kandungan bahan baku pembuat an es doger yait u berasal dari ket an hit am, al pukad, rot i, sirup, kel apa muda dan sant an. Bahan baku sant an dan kel apa muda meru- pakan media t umbuh mikroba yang cukup baik sehingga mikroba dengan cepat berkembang biak. Dari pengamat an biasanya pedagang memarut kelapa di t empat pembelian kel apa dan biasanya kel apa dicuci dengan air ke- l apa seadanya, keadaan ini yang memudah- kan t erj adinya kont aminasi.

4. T ot al Mikroba Minuman Jaj anan di ket iga SD selama Empat Minggu

Rat a-rat a t ot al mikroba minuman j aj an- an di ket iga l okasi SD cenderung t inggi unt uk set iap j enis minuman pada pengamat an sel a- ma empat minggu. Es j eruk yang dij ual di SD Panaragan dan SD Empang mempunyai t ot al mikroba yang t idak berbeda. Tot al mikroba es kel apa yang dij ual di SD Panaragan l ebih t inggi bil a dibandingkan dengan yang dij ual di SD Empang, sedangkan t ot al mikroba es ke- masan yang dij ual di SD Panaragan dan yang dij ual di SD Papandayan adal ah rel at if sama.

Tabel 2. Tot al Mikroba pada Minuman Jaj anan di SD Panaragan

Jenis Minuman Total Mikroba (koloni/ gram)

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Es j eruk 1. 2x103 1. 5x106 8. 4x106 8. 5x104

Es campur 9. 6x106 9. 1x106 7. 0x106 TBUD

Es kel apa 4. 9x105 8. 5x106 TBUD 1. 2x107

Es kemasan 1. 9x105 8. 7x106 2. 8x105 3. 5x106

Es doger 1. 1x107 TBUD TBUD 9. 2x106

(5)

Tabel 3. Tot al Mikroba pada Minuman Jaj anan di SD Empang

Jenis Minuman Total Mikroba (koloni/ gram)

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Es j eruk 1. 9x107 2. 3x104 1. 8x105 9. 6x105

Es kel apa 1. 5x106 1. 0x106 1. 8x106 2. 8x106

Es kemasan 1. 8x104 5. 1x105 4. 1x105 TBUD

Es t eh 2. 6x106 2. 0x104 4. 8x106 1. 3x105

Ket erangan TBUD = t el al u banyak unt uk dihit ung

Tabel 4. Tot al Mikroba pada Minuman Jaj anan di SD Papandayan

Jenis Minuman Total Mikroba (koloni/ gram)

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Es sirsak 1. 9x106 1. 2x107 1. 6x105 2. 7x106

Es kemasan 8. 4x104 2. 0x107 1. 3x106 4. 7x106

Es t eh 3. 7x105 6. 9x105 2. 9x107 1. 8x105

Es doger TBUD 1. 2x106 1. 8x107 3. 5x107

Ket erangan TBUD = t el al u banyak unt uk dihit ung

Es doger merupakan j enis minuman yang mempunyai kandungan t ot al mikroba t ert inggi bil a dibandingkan dengan j enis minuman l ainnya. Juml ah t ot al mikroba es doger yang dij ual di SD Panaragan adal ah yang t et inggi yait u mencapai 1. 5 x 108 kol oni/ gram. Jenis minuman ini berisiko t erhadap kont aminasi mikroba. Jenis minuman yang mempunyai kandungan t ot al mikroba t erendah adalah j enis minuman es sirsak dan hanya dij ual di SD Papandayan.

Sebagian besar minuman j aj anan di ket iga SD rat a-rat a mengandung t ot al mikroba di at as 106 kol oni/ gram. Minuman yang dij ual di ket iga SD t ermasuk makanan/ minuman yang mempunyai resiko t inggi. Menurut pene- l it ian yang dil akukan oleh Proyek Makanan Jaj anan IPB (Winarno, 1993), bel um ada suat u st andar mikrobiol ogi unt uk makanan/ minum- an j aj anan yang menent ukan bahwa makan an/ minuman yang mengandung t ot al mikroba di at as 106 kol oni/ gram t ermasuk makanan/ minuman berisiko t inggi sedangkan makanan/ minuman yang mempunyai t ot al mikroba l ebih kecil dari 106 dimasukkan ke dal am makanan/ minuman beresiko rendah. Dari kesel uruhan j enis minuman yang dij ual di ke t iga SD t er- l ihat hanya es sirsak yang dij ual di SD Papandayan yang mempunyai risiko rendah, sel ebihnya mempunyai risiko t inggi.

Hubungan Tot al Mikroba dengan Prakt ek Sanit asi dan Higiene

Keamanan makanan erat kait annya dengan budaya prakt ek higiene perorangan, kel uarga, masyarakat , bahan baku l ingkungan dan kemaj uan t eknologi proses pengol ahan

(Winarno et al . , 1977). Salah sat u f akt or yang pal ing besar berperan dal am menent ukan t ingkat pencemaran yait u mel iput i budaya prakt ek sanit asi dan higiene perorangan se- pert i kebiasaan mencuci t angan, mengenakan t ut up mul ut , cel emek, dan perhiasan.

Secara keseluruhan, pedagang minuman j aj anan baik di SD Panaragan, SD Empang dan SD Papandayan bel um menerapkan budaya prakt ek higiene perorangan (Tabel 6). Seba- gian besar pedagang minuman j aj anan bel um mel akukan prakt ek higiene ant ara l ain bel um mencuci t angan, t idak memakai cel emek, me- makai perhiasan, dan t idak mempunyai t em- pat sampah. Hal yang menarik dari peril aku pedagang yang kurang sehat adal ah bekerj a sambil merokok. Hanya berkuku bersih dan sel al u menggunakan sendok unt uk mengambil makanan khususnya es bat u yang merupakan peril aku sehat yang dil akukan ol eh pedagang.

Tabel 5. Rat a-rat a Tot al Mikroba Minuman Jaj anan di Ke Tiga SD (Pengamat an Empat Minggu)

Jenis Minuman

Tot al Mikroba (koloni/ gram) SD

Panaragan SD Empang

(6)

Tabel 6. Prakt ek Sanit asi dan Higiene Peda- gang Minuman Jaj anan

Kondisi Sanit asi dan Higiene Pedagang

Ya Tidak ( % ) ( % )

Mencuci t angan 10 90

Kuku bersih 70 30

Cel emek 0 100

Tut up mul ut 40 60

Perhiasan 10 90

Merokok 70 30

Tempat sampah 40 60

Mengambil es dengan sendok 90 10

Prakt ek sanit asi dan higiene pedagang akan menent ukan seberapa besar t ingkat pen- cemaran suat u makanan oleh mikroba t ert en- t u. Uj i Korelasi Rank Spearman menunj ukkan ada hubungan ant ara prakt ek sanit asi dan higiene dengan t ot al mikroba minuman j aj an- an (p < 0, 05). Beberapa f akt or yang berhu- bungan dengan mut u mikrobiol ogis dit ent ukan ol eh cara berj ual an dan l ingkungan t empat berj ual an. Cara berj ualan lebih dipengaruhi ol eh keadaan sanit asi dan higiene pedagang. Menurut Winarno (1993) dan Fardiaz (1994), pedagang makanan/ minuman j aj anan kurang memperhat ikan aspek sanit asi dan higiene perorangan sehingga memungkinkan mikroba bert umbuh dengan cepat .

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Rat a-rat a t ot al mikroba t ert inggi pada pengamat an minggu ke 1, ke 2, dan ke 3 di SD Panaragan adal ah j enis minuman es doger dengan kat egori cukup banyak sampai TBUD (Terl al u Banyak Unt uk Dihit ung). Pada minggu ke 3 j uga t erdapat mikroba t ert inggi pada minuman j enis es kel apa dan pada minggu ke 4 adalah j enis minuman es campur dengan kat egori TBUD.

Juml ah mikroba t ert inggi pada penga- mat an minggu ke 1 di SD Empang ada pada minuman j enis es j eruk dengan t ot al mikroba 107 koloni/ gram dan pengamat an minggu ke empat unt uk j enis minuman es kemasan dengan kat egori TBUD. Pengamat an minggu ke 2 dan minggu ke 3 t idak ada minuman yang masuk kat egori t inggi karena berada sama at au di bawah 106 koloni/ gram.

Di SD Papandayan pada pengamat an minggu ke 1 t erdapat j enis minuman yang mempunyai t ot al mikroba t ert inggi yait u j enis minuman j aj anan es doger dengan kat egori TBUD. Pada pengamat an minggu ke 2 t erda- pat dua j enis minuman dengan kat egori t er-

t inggi yait u minuman es sirsak dan es kemas- an dengan j uml ah mikroba mencapai 107 kol oni/ gram. Pada pengamat an minggu ke 3 t erdapat dua j enis minuman yang masuk kat egori t ert inggi yait u minuman es t eh dan es doger sedangkan pada pengamat an minggu ke 4 minuman es doger dengan j uml ah mikroba mencapai 107 koloni/ gram.

Pengamat an sel ama empat minggu t er- hadap rat a-rat a t ot al mikroba di SD Panara- gan menemukan bahwa minuman es doger yang mempunyai j uml ah mikroba t ert inggi ya- it u mencapai 108 koloni/ gram. Di SD Empang j enis minuman yang mempunyai rat a-rat a t ot al mikroba t ert inggi pada pengamat an se- l ama empat minggu adal ah minuman kemasan dengan j umlah mikroba mencapai 107 koloni/ gram, sedangkan di SD Papandayan dit emukan minuman es doger dengan j uml ah mikroba mencapai 107 kol oni/ gram.

Prakt ek sanit asi dan higiene pedagang menent ukan t ingkat pencemaran minuman j aj anan ol eh mikroba. Uj i st at ist ik menunj uk- kan ada hubungan ant ara prakt ek sanit asi dan higiene dengan t ot al mikroba minuman j aj anan.

Saran

Dengan banyaknya j enis minuman j aj an- an yang berisiko t inggi maka disarankan adanya pel at ihan sanit asi dan higiene bagi pedagang yang menj aj akan minuman di seki- t ar sekol ah. Diperl ukan adanya pengawasan yang ket at ol eh kepala sekolah dan guru t erhadap sanit asi dan higiene l ingkungan pedagang.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan t erima kasih disampaikan kepa- da Kepala Sekol ah dan Guru SD Panaragan, SD Empang dan SD Papandayan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1996. Undang-undang RI No 7 Tahun 1996. Jakart a.

Depkes. 1996. Pedoman Teknis Pengelolaan Makanan dan Pencegahan Inf eksi Naso- komial di RS. Jakart a. Dit j en PPM dan PLP, Depkes, Jakart a.

(7)

Fardiaz S. 1994. Pengendal ian keamanan dan penerapan HACCP dalam perusahaan j asaboga. Bul et in Teknologi dan Indus- t ri Pangan, 5(3), 71-77.

Fardiaz S & Fardiaz D. 1997. Makanan j aj anan dan pel uang peningkat annya. Journal of The Indonesian Nut rit ion Associat ion, 17, 1-2.

IPB-TNO-VU. 1990. Qualit y and Saf et y of St reet Foods in West Java. IPB-TNO-VU, Bogor.

Winarno FG. 1993. Proyek Makanan Jaj anan. Pusbangt epa, IPB, Bogor.

Winarno FG, Sil owat i, Saidi Z. 1993. Keamanan Pangan. Prosiding Widya Kar- ya Nasional Pangan dan Gizi V. LIPI, Jakart a.

Gambar

Tabel 1. Frekuensi dan Kesukaan Murid SD terhadap Minuman Jaj anan
Tabel 2. Total Mikroba pada Minuman Jaj anan  di SD Panaragan
Tabel 4. Total Mikroba pada Minuman Jaj anan di SD Papandayan

Referensi

Dokumen terkait

TFAME production from Jatropha curcas Seed Oil via Calcium Oxide Catalyzed Transesterification and its Purification using Acid Activated Bentonite. 2 Orang Penulis ke

[r]

Data yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian nama anak Jawa tidak lagi mendasarkan pada status sosial yang dimiliki oleh orang tua seperti yang diungkapkan oleh

[r]

berkaitan dengan operasional perusahaan kepada manajer. 3) Mengkoordinir seluruh kegiatan administrasi perkantoran. 4) Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja. 5)

Sebuah Tesis yang Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung. © Rizal Ahmad Fauzi 2016

memberikan peluang untuk mengubah seorang pelanggan yang tidak puas, menjadi pelanggan yang puas.  Dalam menangani keluhan pelanggan ada empat aspek penting yang harus

G esture-gesture yang dilakukan mengandung makna yang harus dipahami oleh lawan bicara pada saat berkomunikasi, agar kita bisa memahami dan mengerti pemikiran orang