WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU
PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 29 TAHUN 2016
TENTANG
SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA BATAM,
Menimbang : bahwa sehubungan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, maka perlu ditetapkan Peraturan Walikota tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Daerah;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupatan Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3902) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupatan Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4880);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114);
5. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 10 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2016 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 108);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG SUSUNAN
ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN DAERAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kota Batam.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Batam.
3. Walikota adalah Walikota Batam.
4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Batam.
5. Urusan Pemerintahan Wajib adalah Urusan Pemerintahan yang Wajib diselenggarakan oleh semua daerah.
6. Urusan Pemerintahan Pilihan adalah Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah.
7. Badan Daerah adalah merupakan unsur penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
8. Badan Tipe A adalah Badan yang dibentuk untuk mewadahi penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dengan beban kerja yang besar, terdiri atas 1 (satu) Sekretariat dengan 3 (tiga) Subbagian, paling banyak 4 bidang dengan masing-masing paling banyak 3 (tiga) Subbidang.
9. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah unsur pelaksana teknis Dinas/Badan yang melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu.
11. Eselon adalah tingkatan jabatan struktural.
12. Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seorang pegawai negeri sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta mandiri.
BAB II PEMBENTUKAN
Pasal 2
(1) Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Daerah terdiri dari Badan Daerah Tipe A.
(2) Badan Daerah sebagaimana dimaksud ayat (1), terdiri dari 4 (empat) Badan yaitu :
1. Badan Perencanaan dan Penelitian
Pengembangan Pembangunan Daerah;
2. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia;
3. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah; dan
4. Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah.
(3) Pada Badan Daerah dapat dibentuk UPT Badan Daerah.
(4) UPT Badan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Walikota.
BAB III
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI
Bagian Pertama
Badan Perencanaan dan Penelitian Pengembangan Pembangunan Daerah
Paragraf 1 Kedudukan
Pasal 3
Paragraf 2 Tugas
Pasal 4
Badan Perencanaan dan Penelitian Pengembangan Pembangunan Daerah mempunyai tugas membantu Walikota dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah di bidang perencanaan dan penelitian pengembangan pembangunan daerah serta tugas lain yang diberikan Walikota.
Paragraf 3 Fungsi
Pasal 5
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Badan Perencanaan dan Penelitian Pengembangan Pembangunan Daerah mempunyai fungsi :
1. penyusunan kebijakan teknis fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah di bidang perencanaan dan penelitian pengembangan pembangunan daerah;
2. pelaksanaan tugas dukungan teknis fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah di bidang Perencanaan dan penelitian pengembangan pembangunan daerah;
3. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah di bidang perencanaan dan penelitian pengembangan pembangunan daerah;
4. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah bidang perencanaan dan penelitian pengembangan pembangunan daerah; dan
5. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh WaliKota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Paragraf 4 Susunan Organisasi
Pasal 6
(1) Susunan Organisasi Badan Perencanaan dan Penelitian Pengembangan Pembangunan Daerah terdiri dari :
a. Kepala Badan;
b. Sekretaris, membawahi :
1. Sub Bagian Perencanaan Program;
2. Sub Bagian Keuangan; dan
c. Bidang Penelitian, Pengembangan, Perencanaan Program, Evaluasi dan Pelaporan membawahi :
1. Sub Analisis Pemerintahan, Ekonomi, Sosial dan Budaya;
2. Sub Bidang Analisis Kewilayahan dan Konektifitas; dan
3. Sub Bidang Data, Perencanaan Program, Monitoring Evaluasi dan Pelaporan.
d. Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat membawahi :
1. Sub Bidang Kesejahteraan Rakyat;
2. Sub Bidang Pendidikan dan Pengembangan SDM; dan
3. Sub Bidang Pemerintahan.
e. Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam membawahi :
1. Sub Bidang Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi dan Usaha Mikro;
2. Sub Bidang Keuangan, Investasi dan Pariwisata; dan
3. Sub Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.
f. Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, membawahi :
1. Sub Bidang Penataan Ruang, Pertanahan dan Pengembangan Wilayah;
2. Sub Bidang Pekerjaan Umum, Perumahan dan Pemukiman; dan
3. Sub Bidang Komunikasi, Informatika, Perhubungan Statistik dan Persandian.
g. UPT; dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Struktur Organisasi Badan Perencanaan dan Penelitian Pengembangan Pembangunan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I Peraturan ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
Bagian Kedua
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Paragraf 1 Kedudukan
Pasal 7
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia merupakan unsur penunjang urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan daerah di bidang kepegawaian dan pengembangan sumber daya manusia, dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Paragraf 2 Tugas
Pasal 8
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas membantu Walikota dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah di bidang kepegawaian pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia serta tugas lain yang diberikan Walikota.
Paragraf 3 Fungsi
Pasal 9
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai fungsi :
1. penyusunan kebijakan teknis fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah di bidang kepegawaian pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia;
2. pelaksanaan tugas dukungan teknis fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah di bidang kepegawaian pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia;
3. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah di bidang kepegawaian dan pengembangan sumber daya manusia;
4. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah di bidang kepegawaian dan pengembangan sumber daya manusia; dan
Paragraf 4 Susunan Organisasi
Pasal 10
(1) Susunan Organisasi Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia terdiri dari :
a. Kepala Badan;
b. Sekretaris, membawahi :
1. Sub Bagian Perencanaan Program;
2. Sub Bagian Keuangan; dan
3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
c. Bidang Pengadaan, Pemberhentian, Informasi dan Fasilitasi, membawahi :
1. Sub Bidang Pengadaan dan Pemberhentian Pegawai;
2. Sub Bidang Data dan Informasi; dan
3. Sub Bidang Fasilitasi Profesi ASN.
d. Bidang Mutasi, Kepangkatan dan Promosi membawahi :
1. Sub Bidang Mutasi;
2. Sub Bidang Kepangkatan; dan
3. Sub Bidang Pengembangan Karir dan Promosi.
e. Bidang Pembinaan, Penilaian Kinerja dan Penghargaan Aparatur, membawahi :
1. Sub Bidang Penilaian dan Evaluasi Kinerja Aparatur;
2. Sub Bidang Pembinaan dan Pengendalian; dan
3. Sub Bidang Disiplin dan Penghargaan.
f. Bidang Pengembangan Aparatur, membawahi :
1. Sub Bidang Diklat Struktural dan Sertifikasi;
2. Sub Bidang Diklat Teknis, Fungsional dan Pendidikan Formal; dan
3. Sub Bidang Pengembangan Kompetensi.
g. UPT; dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional;
(2) Struktur Organisasi Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II Peraturan ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
Bagian Ketiga
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Paragraf 1 Kedudukan
Pasal 11
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah merupakan unsur penunjang urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan daerah di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah, dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Paragraf 2 Tugas
Pasal 12
Badan Pengelolaan dan Keuangan dan Aset Daerah
mempunyai tugas membantu Walikota dalam
melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah serta tugas lain yang diberikan Walikota.
Paragraf 3 Fungsi
Pasal 13
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai fungsi :
1. perumusan kebijakan teknis urusan pengelolaan keuangan dan aset daerah;
2. pelaksanaan kegiatan kesekretariatan meliputi pembinaan dan evaluasi keuangan, umum dan kepegawaian;
3. penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD;
4. pengelolaan administrasi keuangan daerah;
5. pembinaan pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah;
6. penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
7. penyusunan kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;
8. pengendalian pelaksanaan APBD;
9. penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah;
11. pelaksanaan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;
12. penyajian sistem informasi keuangan daerah;
13. penyusunan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan aset daerah; dan
14. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Paragraf 4 Susunan Organisasi
Pasal 14
(1) Susunan Organisasi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah terdiri dari :
a. Kepala Badan;
b. Sekretaris, membawahi :
1. Sub Bagian Perencanaan Program;
2. Sub Bagian Keuangan; dan
3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
c. Bidang Anggaran, membawahi :
1. Sub Bidang Anggaran Pendapatan Daerah;
2. Sub Bidang Anggaran Belanja Daerah; dan
3. Sub Bidang Pengendalian dan Penyediaan Anggaran Belanja Daerah.
d. Bidang Perbendaharaan, membawahi :
1. Sub Bidang Pengeluaran Belanja Daerah;
2. Sub Bidang Pengelolaan Kas Daerah; dan
3. Sub Bidang Belanja Pegawai.
e. Bidang Akuntansi dan Pelaporan, membawahi :
1. Sub Bidang Akuntansi Pendapatan;
2. Sub Bidang Akuntansi Belanja; dan
3. Sub Bidang Pelaporan.
f. Bidang Aset, membawahi :
1. Sub Bidang Perencanaan dan Analisa Kebutuhan Aset Daerah;
2. Sub Bidang Inventarisasi dan Pelaporan Aset Daerah; dan
3. Sub Bidang Penilaian dan Pemanfaatan Aset Daerah.
g. UPT; dan
(2) Struktur Organisasi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran III Peraturan ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
(3) Uraian tugas dan fungsi masing-masing unsur organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Walikota.
Bagian Keempat
Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah
Paragraf 1 Kedudukan
Pasal 15
Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah merupakan unsur penunjang urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan daerah di bidang pengelolaan pajak dan retribusi daerah, dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Paragraf 2 Tugas
Pasal 16
Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah mempunyai tugas membantu Walikota dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah di bidang pengelolaan pajak dan retribusi daerah serta tugas lain yang diberikan Walikota.
Paragraf 3 Fungsi
Pasal 17
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi mempunyai fungsi yaitu :
1. penyusunan kebijakan teknis fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah di bidang pengelolaan pajak dan retribusi daerah;
2. pelaksanaan tugas dukungan teknis fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah dibidang pengelolaan pajak dan retribusi daerah;
4. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah bidang pengelolaan pajak dan retribusi daerah; dan
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh WaliKota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Paragraf 4 Susunan Organisasi
Pasal 18
(1) Susunan Organisasi Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah terdiri dari :
a. Kepala Badan;
b. Sekretaris, membawahi :
1.Sub Bagian Perencanaan Program;
2.Sub Bagian Keuangan; dan
3.Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
c. Bidang Pendataan Penetapan dan Pelaporan, membawahi :
1.Sub Bidang Pendaftaran dan Pendataan Pajak;
2.Sub Bidang Penilaian dan Penetapan; dan
3.Sub Bidang Validasi dan Pelaporan.
d. Bidang Pembukuan, membawahi :
1. Sub Bidang Pembukuan Pajak dan Retribusi;
2. Sub Bidang Pembukuan PBB P2 dan BPHTB; dan
3. Sub Bidang Penyelesaian Piutang.
e. Bidang Pengawasan, Penagihan dan Keberatan, membawahi :
1. Sub Bidang Pengawasan dan Pemeriksaan;
2. Sub Bidang Penagihan dan Penindakan; dan
3. Sub Bidang Pertimbangan dan Keberatan.
f. Bidang Pengembangan Evaluasi dan Sistem Informasi, membawahi :
1. Sub Bidang Intensifikasi dan Ekstensifikasi;
2. Sub Bidang Evaluasi Pajak dan Retribusi; dan
3. Sub Bidang Sistem Informasi Pajak dan Retribusi.
g. UPT; dan
(2) Struktur Organisasi Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran IV Peraturan ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
(3) Uraian tugas dan fungsi masing–masing unsur organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Walikota.
BAB V ESELONISASI
Pasal 19
Eselonisasi di lingkungan Badan Daerah ditetapkan sebagai berikut :
a. Kepala Badan merupakan jabatan struktural eselon II b atau Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama;
b. Sekretaris Badan merupakan jabatan eselon III a atau Jabatan Administrator;
c. Kepala Bidang merupakan jabatan eselon III b atau Jabatan Administrator;
d. Kepala Subbagian, Kepala Sub Bidang dan Kepala UPT Badan Kelas A merupakan jabatan eselon IV a atau Jabatan Pengawas; dan
e. Subbagian Tata Usaha UPT pada Badan Kelas A merupakan jabatan eselon IV b atau Jabatan Pengawas.
BAB VI PEMBIAYAAN
Pasal 20
Pembiayaan pada Badan Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propinsi Kepulauan Riau dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta sumber-sumber lainnya yang sah dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang–undangan.
BAB VII TATA KERJA
Pasal 21
Pasal 22
Sebagai unsur penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, Badan Daerah dipimpin oleh Kepala Badan yang bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah dan dalam pelaksanaan tugas operasionalnya harus diselenggarakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Pasal 23
Setiap Kepala Badan Daerah bertanggung jawab memimpin, membimbing, mengawasi, dan memberikan petunjuk kepada bawahannya dalam melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 24
Blanko pajak daerah yang telah tercetak dan masih menggunakan nama Dinas Pendapatan Daerah, tetap berlaku dan digunakan sampai dengan diadakannya blanko pajak daerah baru atau paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak Peraturan Walikota ini diundangkan.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 25
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah.
Ditetapkan di Batam
pada tanggal 20 Desember 2016
WALIKOTA BATAM, ttd
MUHAMMAD RUDI Diundangkan di Batam
pada tanggal 20 Desember 2016
SEKRETARIS DAERAH KOTA BATAM
ttd
AGUSSAHIMAN
BERITA DAERAH KOTA BATAM TAHUN 2016 NOMOR 474
Salinan sesuai dengan aslinya An. Sekretaris Daerah Kota Batam
Ub
Kepala Bagian Hukum
LAMPIRAN I : PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR : 29 TAHUN 2016 TANGGAL : 20 DESEMBER 2016
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PERENCANAAN DAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN DAERAH
WALIKOTA BATAM
SUB BIDANG DATA, PERENCANAAN
BIDANG EKONOMI DAN SUMBER DAYA ALAM
INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN
LAMPIRAN II : PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR : 29 TAHUN 2016 TANGGAL : 20 DESEMBER 2016
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
LAMPIRAN III : PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR : 29 TAHUN 2016 TANGGAL : 20 DESEMBER 2016
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
LAMPIRAN IV : PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR : 29 TAHUN 2016 TANGGAL : 20 DESEMBER 2016
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PENGELOLAAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH
PBB P2 DAN BPHTB