• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar. T1 292008275 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar. T1 292008275 BAB IV"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data

Deskripsi data ini akan membahas gambaran data hasil belajar siswa sebelum perlakuan dan setelah perlakuan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil pembahasan deskripsi data adalah sebagai berikut:

4.1.1 Data Hasil Belajar Siswa Sebelum Perlakuan

Data hasil belajar siswa sebelum perlakuan dalam penelitian ini menggunakan pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pemberian pretest bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pretest diberikan sebelum pembelajaran yang dilaksanakan pada tanggal 08 Maret 2012 di SD Negeri Watuagung 01 sebagai kelas kontrol dan SD Negeri Watuagung 02 sebagai kelas eksperimen. Data hasil pretest kedua sekolah dapat dilihat pada pembahasan berikut:

4.1.1.1 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol

Deskripsi data hasil belajar siswa kelas kontrol sebelum perlakuan adalah distribusi frekuensi skor pretest dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 for window sebagai berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelas Kontrol No Nilai Frekuensi F(%) Kriteria

1 26 1 7,1% Kurang

2 36 3 21,4% Kurang

3 46 2 14.3% Kurang

4 53 4 28,6% Cukup

5 56 1 7,1% Cukup

6 60 1 7,1% Baik

7 70 2 14,3% Baik

(2)

Diagram 4.1 Histogram Pretest Kelas Kontrol

Berdasarkan tabel dan diagram 4.1 dapat dilihat bahwa diketahui dengan jumlah data sebanyak 14 siswa yang ada di SD Negeri Watuagung 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang sebagai kelas kontrol, siswa yang mendapat nilai pretest 26 sebanyak 1 orang dengan persentase 7,1% termasuk kriteria kurang, siswa yang mendapat nilai 36 sebanyak 3 orang dengan persentase 21,4% termasuk kriteria kurang, siswa yang mendapat nilai 46 sebanyak 2 orang dengan persentase 14,3% termasuk kriteria kurang, siswa yang mendapat nilai 53 sebanyak 4 orang dengan persentase 28,6% termasuk kriteria kurang, siswa yang mendapat nilai 56 sebanyak 1 orang dengan persentase 7,1% termasuk kriteria kurang, siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 1 orang dengan persentase 7,1% termasuk kriteria baik, dan siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 2 orang dengan persentase 14,3% termasuk kriteria baik. Rata-rata nilai (mean) sebesar 49,57.

4.1.1.2 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen

(3)

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelas Eksperimen No Nilai Frekuensi F(%) Kriteria

1 26 2 10,0% Kurang

2 30 1 5,0% Kurang

3 33 4 20,0% Kurang

4 40 4 20,0% Kurang

5 46 1 5,0% Kurang

6 50 3 15,0% Kurang

7 53 3 15,0% Kurang

8 56 1 5,0% Cukup

9 63 1 5,0% Baik

Total 20 100%

Diagram 4.2 Histogram Pretest Kelas Eksperimen

(4)

dengan persentase 20,0% termasuk kriteria kurang, siswa yang mendapat nilai 40 sebanyak 4 orang dengan persentase 20,0% termasuk kriteria kurang, siswa yang mendapat nilai 46 sebanyak 1 orang dengan persentase 5,0% termasuk kriteria kurang, siswa yang mendapat nilai 50 sebanyak 3 orang dengan persentase 15,0% termasuk kurang, siswa yang mendapat nilai 53 sebanyak 3 orang dengan persentase 15,0% termasuk kriteria kurang, siswa yang mendapat nilai 56 sebanyak 1 orang dengan persentase 5,0% termasuk cukup, dan siswa yang mendapat nilai 63 sebanyak 1 orang dengan persentase 5,0% termasuk kriteria baik. Rata-rata nilai (mean) sebesar 42,40.

4.1.2 Data Hasil Belajar Siswa Setelah Perlakuan

Data hasil belajar siswa setelah perlakuan dalam penelitian ini menggunakan postest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pemberian postest bertujuan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol setelah diberi perlakuan (treatmen). Postest diberikan setelah pembelajaran selesai yang dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2012 di SD Negeri Watuagung 02 sebagai kelas eksperimen dan tanggal 14 Maret 2012 di SD Negeri Watuagung 01 sebagai kelas kontrol. Pembahasan data hasil belajar setelah perlakuan (treatmen) pada kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah sebagai berikut.

4.1.2.1 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol

Deskripsi data hasil belajar siswa kelas kontrol setelah perlakuan adalah distribusi frekuensi skor postest dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 for window sebagai berikut:

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Nilai Postest Kelas Kontrol No Nilai Frekuensi F(%) Kriteria

1 20 1 7,1% Kurang

2 47 2 14,3% Kurang

(5)

4 60 2 14,3% Cukup

5 67 4 28,6% Baik

6 73 3 21,4% Baik

Total 14 100%

Diagram 4.3 Histogram Postest Kelas Kontrol

Berdasarkan tabel dan diagram 4.3 dapat dilihat bahwa diketahui dengan jumlah data sebanyak 14 siswa yang ada di SD Negeri Watuagung 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang sebagai kelas kontrol, siswa yang mendapat nilai postest 20 sebanyak 1 orang dengan persentase 7,1% termasuk kriteria kurang, siswa yang mendapat nilai 47 sebanyak 2 orang dengan persentase 14,3% termasuk kriteria kurang, siswa yang mendapat nilai 53 sebanyak 2 orang dengan persentase 14,3% termasuk kriteria kurang, siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 2 orang dengan persentase 14,3% termasuk kriteria cukup, siswa yang mendapat nilai 67 sebanyak 4 orang dengan persentase 28,6% termasuk kriteria baik, dan siswa yang mendapat nilai 73 sebanyak 3 orang dengan persentase 21,4% termasuk kriteria baik. Rata-rata nilai (mean) sebesar 59,07.

4.1.2.2 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen

(6)

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Nilai Postest Kelas Eksperimen No Nilai Frekuensi F(%) Kriteria

1 60 1 5,0% Cukup

2 67 2 10,0% Cukup Baik

3 73 4 20,0% Baik

4 80 5 25,0% Baik

5 87 3 15,0% Baik

6 93 5 25,0% Sangat Baik

Total 20 100%

Diagram 4.4 Histogram Postest Kelas Eksperimen

(7)

mendapat nilai 87 sebanyak 3 orang dengan persentase 15,0% termasuk kriteria baik, dan siswa yang mendapat nilai 93 sebanyak 5 orang dengan persentase 25,0% termasuk kriteria sangat baik. Rata-rata nilai (mean) sebesar 80,60.

4.2 Pengujian Persyaratan Analisis

Pengujian persyaratan analisis ini akan membahas uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil analisis adalah sebagai berikut:

4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas varian bertujuan apakah kedua varian memiliki distribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Tabel 4.5 mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap penyebaran data. Hasil uji normalitas adalah sebagai berikut:

(8)

2. Nilai postest kelompok eksperimen dengan tehnik One Sample Kolmogorov-Smirov Test. Dari tabel 4.5 tampak tingkat signifikan asyiomotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,819 jika dirumuskan hipotesis H1 adalah distribusi normal, dan H0 adalah distribusi tidak normal. Maka H1 diterima apabila P > 0,05 dan H1 ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa S=P= 0,819. Berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka P > 0,05 atau 0,819 > 0,05. Jadi H1 diterima, artinya nilai postest kelompok eksperimen berdistribusi normal. 3. Nilai pretest kelompok kontrol dengan tehnik One Sample

Kolmogorov-Smirov Test. Dari tabel 4.5 tingkat signifikan asyiomotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,778. Jika dirumuskan hipotesis H1 adalah distribusi normal dan H0 adalah distribusi tidak normal. Maka H1 diterima apabila P > 0,05 dan H1 ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa S=P= 0,778. Berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka P > 0,05 atau 0,778 > 0,05. Jadi H1 diterima, artinya nilai pretest kelompok kontrol berdistribusi normal.

4. Nilai postest kelompok kontrol dengan tehnik One Sample Kolmogorov-Smirov Test. Dari tabel 4.5 tingkat signifikan asyiomotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,580. Jika dirumuskan hipotesis H1 adalah distribusi normal dan H0 adalah distribusi tidak normal. Maka H1 diterima apabila P > 0,05 dan H1 ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa S=P= 0,580. Berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka P > 0,05 atau 0,580 > 0,05. Jadi H1 diterima, artinya nilai postest kelompok kontrol berdistribusi normal.

4.2.2 Uji Homogenitas

(9)

Setelah pengujian homogenitas, dapat dilihat pada tabel 4.6 menunjukkan nilai Sig. 0,655 > 0,05. Hal tersebut mengindikasikan varian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama. Angka levene statistic menunjukkan 0,204 semakin kecil nilainya maka semakin besar homogenitasnya (df1 = jumlah kelompok data - 1 atau 2 - 1 = 1, sedangkan df2 = jumlah data – jumlah kelompok data 34 – 2 = 32).

4.3 Analisis Data

Analisis data untuk mengetahui peningkatan pretest postest kelas kontrol dan eksperimen menggunakan Descriptive Statistics dan Paired Samples T Test dengan bantuan SPSS 16.0 for window. Sedangkan analisis data untuk mengetahui perbedaan postest kelas kontrol dan kelas eksperimen menggunakan T-test dengan bantuan 16.0 for window

4.3.1 Perbedaan Nilai Pretest Postest Pada Kelas Kontrol Tabel 4.7

Hasil Analisis Nilai Pretest Postest Kelas Kontrol

(10)

standar deviasi 14.48322. Berdasarkan tabel Paired Samples Statistics rata-rata (mean) pretest adalah 49,5714 dan untuk postest adalah 59.0714, artinya bahwa rata-rata pretest lebih rendah daripada rata-rata postest. Dengan demikian ada perbedaan nilai pretest postest kelas kontrol.

4.3.2 Perbedaan Nilai Pretest Postest Pada Kelas Eksperimen Tabel 4.8

Hasil Analisis Nilai Pretest Postest Kelas Eksperimen

(11)

-t tabel (-12,837 < -2,093) dan signifikansi (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak, artinya bahwa ada perbedaan rata-rata nilai pretest dan postest pada kelas eksperimen. Pada tabel Paired Samples Statistic rata-rata (mean) pretest adalah 42,4000 dan untuk postest adalah 80,6000, artinya bahwa rata-rata pretest lebih rendah daripada rata-rata postest. Nilai t hitung negatif berarti rata-rata pretest lebih rendah daripada rata-rata postest. Dengan demikian ada perbedaan nilai pretest postest kelas eksperimen.

4.3.3 Perbedaan Nilai Postest Kelas Kontrol Dengan Nilai Postest Kelas Eksperimen

Untuk mengetahui perbedaan nilai postest kelas kontrol dan kelas eksperimen menggunakan T-test dengan bantuan SPSS 16.0 for window dengan melihat rata-rata (mean) nilai kedua kelompok. Hasil analisis perbedaan nilai postest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9

Hasil Analisis Perbedaan Nilai Postest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Berdasarkan tabel 4.9 didapat hasil rata-rata (mean) menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 80,6000. Sedangkan nilai rata-rata (mean) siswa kelas kontrol sebesar 59,0714. Hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan hasil postest pada kelas yang diberi perlakuan (treatmen) dengan kelas yang tidak diberi perlakuan.

4.4 Pengujian Hipotesis

(12)

(RME), sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional dengan materi pembelajaran yang sama. Hasil evaluasi postest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 80. Dari hasil pembelajaran yang dilakukan setelah treatmen, nilai tes untuk kedua kelompok tersebut dianalisis menggunakan T-test. T-test digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) terhadap hasil belajar matematika siswa SD Negeri Watuagung 02 sebagai kelas eksperimen. Hasil T-test tersebut dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan tabel 4.10 didapat hasil rata-rata (mean) menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 80,6000. Sedangkan nilai rata-rata (mean) siswa kelas kontrol sebesar 59,0714. Hasil tersebut menunjukkan adanya pengaruh pada kelas yang diberi perlakuan (treatmen) dengan kelas yang tidak diberi perlakuan.

(13)

yang diberikan pada kelas eksperimen sangat signifikan, sehingga secara statistik dapat dilihat bahwa kedua kelas tidak memiliki varian yang sama. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian treatmen yang berbeda memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa, baik siswa kelas eksperimen maupun siswa kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat pada tabel Independent Samples Test dengan nilai sig (0,000) < 0,05. Jadi hipotesis yang menyatakan penggunaan model pembelajaran Realistics Mathematics Education (RME) mempengaruhi hasil belajar matematika siswa sekolah dasar diterima.

4.5 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah disajikan, berikut akan dibahas peningkatan dan perbedaan hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

4.5.1 Perbedaan Hasil Belajar Kelas Kontrol

Berdasarkan tabel 4.7 dan tabel 4.9 Descriptive Statistics, Paired Samples Statistic, dan Group Statistics dapat dilihat perbedaan hasil belajar siswa kelas kontrol. Hasil deskriptif diketahui variabel dengan jumlah data (N) sebanyak 14 siswa yang ada di SD Negeri Watuagung 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang sebagai kelas kontrol, diperoleh nilai hasil pretest terendah (minimum) sebesar 26,00, nilai tertinggi (maximum) sebesar 70,00 dengan rata-rata nilai (mean) sebesar 49,5714 dan standar deviasi 12.90626. Sedangkan nilai postest terendah (minimum) sebesar 20,00, nilai tertinggi (maximum) sebesar 73,00 dengan rata-rata nilai (mean) sebesar 59.0714 dan standar deviasi 14.48322. Pada Group Statistics dan Paired Samples Statistic dapat dilihat adanya perbedaan rata-rata nilai pretest < nilai postest, yaitu 49,57 < 59,07. Hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar pada kelas kontrol.

4.5.2 Perbedaan Hasil Belajar Kelas Eksperimen

(14)

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang sebagai kelas eksperimen, diperoleh nilai hasil pretest terendah (minimum) sebesar 26,00, nilai tertinggi (maximum) sebesar 63,00 dengan rata-rata nilai (mean) sebesar 42.4000 dan standar deviasi 10.76251. Sedangkan nilai postest terendah (minimum) sebesar 60,00, nilai tertinggi (maximum) sebesar 93,00 dengan rata-rata nilai (mean) sebesar 80.6000 dan standar deviasi 10.04935. Pada Group Statistics dan Paired Samples Statistic dapat dilihat adanya perbedaan rata-rata nilai pretest < nilai postest, yaitu 42,40 < 80.6000. Hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar pada kelas eksperimen.

4.5.3 Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Berdasarkan tabel 4.10 Group Statistics didapat hasil rata-rata (mean) menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 80,6000. Sedangkan nilai rata-rata (mean) siswa kelas kontrol sebesar 59,0714. Hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan pada kelas yang diberi perlakuan (treatmen) dengan kelas yang tidak diberi perlakuan (treatmen).

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelas Kontrol
Tabel 4.2
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Postest Kelas Kontrol
Tabel 4.4
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, diharapkan agar Saudara dapat hadir tepat waktu dengan membawa dokumen asli dan 1 (satu) rangkap fotocopy untuk setiap data yang

artinya: “ (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata),

Akan tetapi jika Anda menekan konsonan dengan seketika setelah itu, maka konsonan akan muncul dengan aksen. Hampir mirip, ~ dan konsonan akan menghasilkan ã, u, i,

Penunjang Pelaksanaan Pengelolaan Sistem Resi Gudang (SRG) Industri Kecil APBD Kabupaten Musi Banyuasin TA 2014 pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Musi

In contrast to the optimistic models of the traditional economic approach, a complex adaptive systems view is presented below in which the scale of economic activity, resilience of

Jadi diharapkan guru dapat dengan kreatif membuat media pembelajaran di kelas agar siswa lebih memahami apa yang disampaikan oleh guru tersebut, terutama guru sekolah dasar

a.. 1) Geografi matematik, yaitu astronomi (ilmu falak), ilmu yang objeknya mempelajari benda-benda langit, bumi sebagai satelit, matahari sebagai bintang-bintang

(1) Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan pembiayaan kepada organisasi masyarakat, organisasi sosial atau lembaga swadaya masyarakat yang melaksanakan