• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PROGRAM PERTUKARAN PELAJAR DALAM MEMOTIVASI SISWA BERPRESTASI DI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA KHADIJAH SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEBIJAKAN PROGRAM PERTUKARAN PELAJAR DALAM MEMOTIVASI SISWA BERPRESTASI DI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA KHADIJAH SURABAYA."

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN PROGRAM PERTUKARAN PELAJAR DALAM MEMOTIVASI SISWA BERPRESTASI DI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA KHADIJAH

SURABAYA

SKRIPSI

Oleh :

LUTFATUL MAGHFIROH NIM. D31210110

UNIVESITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)

i

KEBIJAKAN PROGRAM PERTUKARAN PELAJAR DALAM MEMOTIVASI SISWA BERPRESTASI DI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SMA KHADIJAH SURABAYA

SKRIPSI Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyratan

Dalam Menyelesaikan program Sarjana Tarbiyah dan Keguruan

Oleh :

LUTFATUL MAGHFIROH NIM. D31210110

UNIVESITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Lutfatul Maghfiroh (NIM : D31210110). Kebijakan Program Pertukaran Pelajar dalam Memotivasi Siswa Berprestasi di Bidang PAI (Pendidikan Agama Islam) di sma khadijah Surabaya. Skripsi, Surabaya: Program Strata I Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2015.

Selanjutnya yang menjadi rumusan masalah yaitu Bagaimana Kebijakan Pelaksanaan Program Pertukaran Pelajar SMA Khadijah Surabaya? Bagaimana Kebijakan Program Pertukaran Pelajar Dapat Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Bidang PAI di SMA Khadijah Surabaya?

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif Atas dasar itu penelitian ini menggunakan observasi, dokumen dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kebijakan program pertukran pelajar adalah dilakukan setiap tahun oleh pihak sekolah meskipun sudah tidak dinamakan SBI. Sekolah dapat meningkatkan peranan dan fungsinya pada era-globalisasi, maka perlu menjalin dan meningkatkan hubungan kerja sama dengan sekolah-sekolah lain, baik di dalam maupun di luar negeri.

Dengan terjadinya hubungan antar sekolah tersebut maka dapat dilakukan kerja sama sama dalam mendukung peningkatan kualitas sekolah. Upaya seperti ini dilakukan agar sekolah menjadi sekolah unggul,inovatif serta kreatif yang berdasarkan iman dan taqwa serta ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tujuan adanya program pertkaran pelajar karena salah satu manfaat dari pertukaran pelajar adalah para pelajar yang merupakan subyek penting dalam pendidikan didorong untuk memahami pentingnya pembelajaran dan pemahaman antar budaya. Baik budaya keilmuan, budaya belajar dan system pembelajaran, maupun budaya yang lain. Karena para pelajar melihat dan ikut serta secara langsung dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran di sekolah yang menjadi mitra dari sekolah asal mereka.

Dengan adanya prgram ini siswa dapat termotivasi oleh kebijakan yang dilakukan sekolah, siswa lebih giat dalam belajar, dalam hal ini siswa lebih menekankan dalam pendidikan agama islam. Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi sangatlah penting, karena dengan adanya motivasi yang tinggi dari guru maupun peserta didik tujuan pembelajaran pasti akan tercapai secara optimal. motivasi secara harafiah yaitu sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Kegunaan Penelitian ... 10

E. Definisi Operasional ... 10

F. Sistematika Pembahasan ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian dan Ruang Lingkup Pertukaran Pelajar ... 15

1. Pengertian Pertukaran Pelajar ... 15

2. Tujuan Pertukaran Pelajar ... 16

3. Fungsi Pertukaran Pelajar ... 18

(8)

1. Pengertian Motivasi ... 19

2. Teori Motivasi ... 23

3. Macam-macam Motivasi ... 24

4. Fungsi Motivasi ... 26

5. Ciri -ciri Motivasi ... 27

C. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar ... 29

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ... 32

3. Cara mengukur prestasi belajar ... 33

D. Pendidikan Agama Islam 1. Tujuan Pendidikan Agama Islam... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 39

B. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 40

C. Tahap ± tahap Penelitian ... 41

D. Teknik Pengumpulan Data ... 42

E. Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN A.Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 48

1.Sejarah dan letak SMA Khadijah Surabaya... 48

(9)

4. Struktur Organisasi dan Administrasi SMA Khadijah ... 52

5. Keadaan Guru dan Murid SMA Khadijah ... 53

6.Keadaan Sarana dan Prasarana ... 54

7.Tujuan Pendidikan dan Kurikulum Pendidikan SMA Khadijah Surabaya ... 54

B. Penyajian dan Analisis data

1.Kebijakan Program Pertukaran Pelajar di SMA Khadijah Surabaya... 59

2.Bagaimana Program Pertukaran Pelajar Dapat Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa di Bidang PAI di SMA Khadijah Surabaya ... 67

BAB V PEMBAHASAN

A. Analisis bentuk kebijakan program pertukaran pelajar DI SMA Khadijah

Surabaya ... 80

B. Program Pertukaran Pelajar Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di

Bidang PAI di SMA Khadijah Surabaya ... 82

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA

(10)

1

BAB I PEMBAHASAN A. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana diketahui, peningkatan kualitas sumber daya manusia sudah merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia apalagi pada era globalisasi yang menuntut kesiapan

setiap bangsa untuk bersaing secara bebas.Pada era globalisasi hanya bangsa-bangsa yang berkualitas tinggi yang mampu bersaing atau berkompetisi di pasar bebas.Dalam hubungannya dengan budaya kompetisi tersebut, bidang pendidikan memegang peranan yang sangat penting dan strategis karena merupakan salah satu wahana untuk menciptakan kualitas

sumber daya manusia, oleh karena itu sudah semestinya kalau pembangunan sektor pendidikan menjadi prioritas utama yang harus dilakukan pemerintah.

Benar adanya bahwa pada abad XX terjadi perubabahn besar mengenai konsepsi pendidikan dan pengajaran.Perubahan tersebut membawa perubahan pula dalam tingkah laku belajar dan mengajar para subjek pendidikan.1

Berdasarkan study psikologi belajar yang baru serta sosiologi pendidikan, masyarakat pendidikan menghendaki agar pengajaran memperhatikan minat, kebutuhan dan kesiapan siswa untuk belajar, serta dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan sosial sekolah.2

Dari kenyataan di atas, sudah senyatanya dimana pendidikan hendaknya lebih

melayani kebutuhan dan hakikat psikologis anak didik. Pendidikan dituntut untuk memiliki kreasi dan inovasi disepanjang waktu dengan berorientasi pada sifat dan hakikat anak didik.

1 Wasty Soemanto,

Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Bina Aksara, 1987) h.3. 2 Roem Topatimasang Dkk,

Pendidikan Populer; Membangun Kesadaran Kritis, (Jogjakarta : Insist Pess,

(11)

2

Perwujudan manusia yang berkualitas tersebut menjadi tanggungtjawab pendidikan,

terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang makin berperan dalam menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, mandiri, kreatif dan professional pada bidangnya masing-masing.3

Dalam konteks Indonesia, sekarang ini memiliki Sumber Daya Manusia yang luar biasa cukup banyak, tinggal bagaimana kita mendesain mereka agar terberdayakan sesuai

dengan minat, bakat, keinginan dan potensinya.4

Dengan demikian, tanggungjawab pendidikan tidak hanya sekedar memberikan pengajaran, atau kegiatan belajar tidak semata berkisar pada bagaimana melakukan aktifitas pembelajaran terhadap mata pelajaran yang sudah ada, lebih dari itu konsepsi dasar

pembelajaran harus pula dapat memberikan perubahan terhadap diri siswa.Pendidikan dalam hal ini memiliki tugas untuk mengantarkan siswa agar memiliki kedewasaan sikap, mental, spiritual moral dan sosialnya.

Sebagai tambahan, I.L. Pasaribu dan B. Simanjuntak menyatakan bahwa Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan dalam dan luar sekolah serta berlangsung seumur hidup.Pembangunan di bidang pendidikan didasarkan atas falsafah berbangsa dan bernegara unrtuk diarahkan guna membentuk manusia Indonesia yang sehat jasmanai-rohani, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, dapat mengembangkan kreativitas, tanggungjawab, dapat menyuburkan sikap

GHPRNUDWLVGDQSHQXKWHQJJDQJUDVD´5

Dari pernyataan di atas, pendidikan dengan segenap tanggungjawab yang dipikul, salah satunya adalah untuk membentuk dan mengarahkan kepribadian siswa agar memiliki

3 Undang-Undang R.I. tentang

Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung : Citra Umbara, 2003),h.6. 4 Wasty Soemanto,

Psikologi Pendiidkan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1998) h.3. 5 I.L. Pasaribu dan B. Simandjutak,

(12)

3

kematangan kepribadian. Hal-hal yang berkenaan dengan kecakapan, ketrampilan,

pengetahuan, kebiasaan, kegemaran dan sikap manusia, semuanya bisa berubah dan dapat dibentuk melalui proses belajar.6

Dengan demikian kepribadian manusia pada dasarnya dapat dipengaruhi oleh sesuatu (aktifitas). Proses belajar mengajar adalah satu aktifitas yang memungkinkan untuk melakukan usaha pribadi, membentuk pribadi, membentuk watak atau mendidik watak, yang

artinya adalah untuk memperbaiki kehidupan siswa yang semula kurang baik agar menjadi lebih baik.7

Dengan demikian perkembangan merupakan proses integrasi, perkembangan pribadi terjadi berawal dari sederhana menuju semakin kompleks8. Proses belajar adalah proses

untuk meningkatkan kepribadian (personality) dengan jalan berusaha mendapatkna pengertian baru, nilai-nilai baru, dan kecakapan baru sehingga ia dapat berbuat yang lebih baik, dengan perlibatan secara aktif aspek jasmani dan rohani.9

Dalam proses belajar mengajar, motivasi merupakan salah satu faktor yang diduga besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Siswa yang motivasinya tinggi diduga akan

memperoleh hasil belajar yang baik. Pentingnya motivasi belajar siswa terbentuk antara lain agar terjadi perubahan belajar ke arah yang lebih positif. Pandangan ini sesuai dengan Pendapat Hawley 3UD\LWQR³6LVZD\DQJWHUPRWLYDVLGHQJDQEDLNGDODPEHODMDUPHODNXNDQ

kegiatan lebih banyak dan lebih cepat, dibandingkan dengan siswa yang kurang termotivasi

6 Muhaimain Dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya : Mitra Media Karya Anak Bangsa, 1996), h. 43. 7 Agus Sijanto,

Psikologi Kepribadian, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001) h.3. 8 Wasty Soemanto,

Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1987) h.39. 9 Ahmad Fauzi,

(13)

4

dalam belajar. Prestasi yang diraih akan lebih baik apabila mempunyai motivasi yang

tinggi.10´

Mc Donald memberikan sebuah definisi motivasi sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri/ pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam uasaha mencapai tujuan.Definisi ini berisi tiga hal, yaitu motivasi dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang, motivasi itu ditandai oleh dorongan afektif dan

motivasi di tandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan.11

Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai dari suatu proses belajar yang telah dilakukan, sehingga untuk mengetahui sesuatu pekerjaan berhasil atau tidak diperlukan suatu pengukuran. Dalam kegiatan pengukuran hasil belajar, siswa dihadapkan pada tugas,

pertanyaan atau persoalan yang harus dipecahkan/dijawab.Hasil pengukuran tersebut masih berupa skor mentah yang belum dapat memberikan informasi kemampuan siswa. Agar dapat memberikan informasi yang diharapkan tentang kemampuan siswa maka diadakan penilaian terhadap keseluruhan proses belajar mengajar sehingga akan memperlihatkan banyak hal yang dicapai selama proses belajar mengajar. Misalnya pencapaian aspek kognitif, aspek

afektif dan aspek psikomotorik. Prestasi belajar menurut Bloom meliputi 3 aspek yaitu

´NRJQLWLIDIHNWLIGDQSVLNRPRWRULN´'DODPSHQHOLWLDQLQL\DQJGLWLQMDXDGDODKDVSHNNRJQLWLI

yang meliputi: pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.Prestasi belajar ditunjukkan dengan skor atau angka yang menunjukkan nilai-nilai dari sejumlah mata pelajaran yang

menggambarkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa, serta untuk dapat memperoleh nilai digunakan tes terhadap mata pelajaran terlebih dahulu.Hasil tes inilah yang menunjukkan keadaan tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh siswa.

10Soemanto wasty.Psikologi Pendidikan, (Jakarta, 1987) h.192.

(14)

5

Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar Dalam

setiap perbuatan manusia untuk mencapai tujuan, selalu diikuti oleh pengukuran dan penilaian, demikian pula halnya dengan proses pembelajaran. Dengan mengetahui prestasi belajar, dapat diketahui kedudukan anak di dalam kelas, apakah anak termasuk kelompok pandai, sedang atau kurang.

Melihat dari pengertian prestasi atau hasil belajar di atas, dapat disimpulkan

bahwa prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang berwujud perubahan ilmu pengetahuan, keterampilan motorik, sikap dan nilai yang dapat diukur secara aktual sebagai hasil dari proses belajar. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, prestasi belajar dalam penelitian ini secara konseptual diartikan sebagai hasil kegiatan belajar yang dinyatakan

dalam bentuk angka yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak baik berupa kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotor yang dapat diukur dari tes atau hasil ujian siswa.

Agama menjadi hal mendasar yang harus dipelajari semua siswa, tak terkecuali pendidikan agama islam. Kita sama-sama tahu bahwa Islam menjadi agama mayoritas di

Indonesia. Tujuan dalam pelaksanaan pendidikan agama islam telah sejalan dengan tujuan yang digariskan dalam UU SISDIKNAS, dimana salah satunya

adalah mencantumkan tentang moralitas/ahlaq, tanggungjawab social dan individual yang harus dimiliki oleh insan terdidik.

(15)

6

muamalah duniawiah, Islam hanya memberikan pedoman yang berupa nilai-nilai yang

implementasinya sebagian besar diserahkan kepada manusia.12

Pendidikan teramasuk wilayah muamalah duniawiyah maka, menjadi tugas manusia untuk memikirkannya terus-menerus, seirama dengan perubahan zaman.Prinsip-prinsip pendidikan Islam telah dilaksanakan oleh nabi Muhammad SAW.Dan telah terlihat hasilnya karena beliau mampu mengkomunikasikan Islam sebagai agama fitrah dengan fitrah

manusia.13

Zaman terus berkembang, persepsi manusiapun terus mengalami perubahan sejalan dengan tantangan yang dihadapi. Disinilah lahan garapan yang menuntut para pendidik muslim untuk menyusun konsep pendidikan Islam yang relevan dengan perubahan zaman

dan mampu menatap masa depan berdasarkan nilai-nilai dasar Islam.14

Guna menjembatani peningkatan kualitas pembelajaran agama islam, maka sekali lagi dibutuhkan motivasi yang tinggi untuk menggali kedalaman nilai-nilai ajaran islam yang pada akhirnya mampu mengantarkan generasi muslim mencapai prestasi gemilang dalam belajarnya.

Dalam posisi ini, peran sekolah mutlak dibutuhkan untuk memajukan proses pendidikan yang dijalankannya. Hal ini disadari karena sekolah sebagai institusi formal kegiatan pembelajaran memiliki tanggungjawab untuk menerjemahkan tujuan pendidikan yang telah digariskan, baik seara kelembagaan maupun secara nasional.

SMA Khadijah Surabaya, sebagai salah satu unit pendidikan dalam naungan Yayasan

7DPDQ 3HQGLGLNDQ GDQ 6RVLDO 1DKGODWXO µ8ODPD .KDGLMDK 6XUDED\D <736 18 WHUXV

12 Fazlur Rahman, Iskamisasi Ilmu Pengetahuan Suatu Tantangan, Dalam Jurnal Alhikmah Nop-Des.1992 13Atiquel Haque,

Wajah Peradaban Menelusuri Jejak Pribadi-Pribadi Besar Muslim, Zaman (Bandung,

1998) h.34.

14 Usman Bakar,

(16)

7

berupaya memajukan kualitas pendidikannya. Sejak berdiri dan beroperasi, lembaga ini telah

konsen melakukan berbagai inovasi pembelajaran, salah satunya adalah membuat kebijakan pertukaran pelajar, baik dalam maupun luar negeri.Sejatinya, kebijakan pertukaran pelajar selain ditempuh oleh pemerintah, telah pula dilakukan oleh pihak sponsor, misalnya perusahaan, instansi kerja, lembaga donor , ORMAS bahkan suatu yayasan.

Sebagai lembaga pendidikan yang bernafas islam, SMA Khadijah Surabaya tentu

memiliki visi dan misi yang barang tentu kembali pada nilai-nilai islam. Tak terkecuali dengan kebijakan pertukaran pelajar yang sudah ditempuh beberapa tahun terakhir. SMA Khadijah menanamkan kepada para muridnya untuk terus menggali potensi dan bakat yang dimiliki, mengasah kemampuan dan memompa motivasinya dalam belajar, khususnya

tentang materi pendidikan agama islam yang ada disekolah.

Sebagaimana sudah dijabarkan diatas, para murid yang memiliki motivasi belajar PAI yang tinggi akan berdampak pada prestasi gemilang yang diraihnya. Kondisi demikian berlaku sebaliknya, para murid yang rendah motivasinya dalam mempelajari materi PAI, maka prestasinya akan turun dalam bidang PAI.

Penelitian ini diarahkan untuk menelaah sejauhmana Kebijakan Program Pertukaran Pelajar dalam Memotivasi Siswa Berprestasi di Bidang PAI (Pendidikan Agama Islam) di SMA khadijah surabaya.

Berdasarkan uraian datas maka dalam penelitian ini peneliti mengangkat

judul tentang Kebijakan Program Pertukaran Pelajar dalam Memotivasi Siswa Berprestasi di Bidang PAI (Pendidikan Agama Islam) di SMA khadijah Surabaya

(17)

8

Berpijak dari paparan diatas, maka permasalahan dirumuskan dalam rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Kebijakan Pelaksanaan Program Pertukaran Pelajar SMA Khadijah Surabaya?

2. Bagaimana Kebijakan Program Pertukaran Pelajar Dapat Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Bidang PAI di SMA Khadijah Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada permasalahan yang ada di atas dan agar sasaran yang akan dicapai dalam penelitian ini lebih terarah, maka penulis perlu menjabarkan tujuan dan kegunaan penelitian yang akan dicapai:

1. Untuk mengetahui Kebijakan Pelaksanaan Program pertukaran pelajar yang ditempuh oleh SMA Khadijah Surabaya

2. Untuk mengetahui Kebijakan Program pertukaran pelajar dalam meningkatkan motivasi belajar sisa di bidang PAI di SMA Khadijah Surabaya

D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Akademik

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah dan perbendaharaan pengetahuan, khususnya masalah pengetahuan tentang kebijakan pertukaran pelajar yang lazim ditempuh oleh beberapa instansi, khususnya lembaga

pendidikan.

2. Kegunaan sosial-praktis

(18)

9

terbangunnya motivasi belajar siswa sebagai upaya memupuk kesadaran berprestasi

dalam proses belajar mengajar.

E. Definisi Operesional

Untuk memudahkan maksud yang terkandung di dalam judul penelitian ini, maka penulis akan memberikan penjelasan tentang bagian-bagian yang ada pada skripsi ini. Adapun urauainnya adalah sebagai berikut :

Kebijakan, berasal dari kata dasar bijak, mendapatkan awalan ke dan akhiran an. Berarti kata sifat yang dibendakan, Artinya adalah keputusan yang baik, terpuji, sesuai dengan situasi dan kondisi.Kata bijak ini dalam bahasa inggris lazim disebut policy.15

Program, rancangan mengenai asas-asas serta dengan usaha-usaha yang akan

dijalankan.16

Pertukaran, berasal dari kata tukar, mendapatkan awalan per dan akhiran an. Artinya, aktifitas yang disengaja untuk memindahkan objek (benda hidup atau mati) pada tempat, situasi serta kondisi lain yang sifatnya bisa sementara atau bahkan mutlak disesuaikan dengan tujuan yang dimaksudkan.

Pelajar/Siswa, individu yang melakukan aktifitas belajar yang disengaja dan tersistem dengan tujuan agar tercapai kematangan dan kecerdasan dalam aspek moral, intelektual, social, dan spiritualnya.17

Memotivasi, berasal dari kata motivasi yang dapat diartikan sebagai kekuatan (energi)

seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam

15Kamus Besar Bahasa Indonesia

(19)

10

melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri

(motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik)18

Berprestasi, berasal dari kata prestasi Sedangkan menurut Kamus Bahasa Indonesia

0LOOHQLXP´SUHVWDVLEHODMDUDGDODKKDVLO\DQJWHODKGLFDSDLDWDXGLNHUMDNDQVHODPDPHQJLNXWL

kegiatan pembelajaran.19

Pendidikan Agama Islam (PAI), adalah usaha berupa bimbingan dan usaha terhadap

anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life). Dalam prakteknya, pendidikan agama islam mengajarkan tentang nilai-nilai islam itu sendiri, baik yang mencakup ibadah mahdloh maupun yang ibadah ghoiru maghdhoh.

SMA Khadijah Surabaya, adalah salah satu unit pendidikan yang berada dalam

QDXDQJDQ<D\DVDQ3HQGLGLNDQGDQ6RVLDO1DKGODWXOµ8ODPD.KDGLMDK6XUDED\D<73618

Dengan penjelasan istilah diatas, yang dimaksud deQJDQ MXGXO ³.HELMDNDQ 3URJUDP

Pertukaran Pelajar dalam Memotivasi siswa berprestasi dibidang Pendidikan Agama Islam

3$,GL60$NKDGLMDKVXUDE\D³DGDODKLQJLQPHQJHWDKXLSHODNVDQDDQSURJUDPSHUWXNDUDQ

pelajar dengan Negara lain dalam memotivasi siswa berprestasi.

F. Sistematika Pembahasan

Untuk lebih memudahkan para pembaca dalam memahami isi dari pada skripsi dan agar supaya penulisannya tersusun secara sistematis sehingga dapat memenuhi kriteria

penulisan karya ilmiah, maka penulis menganggap perlu untuk membuat sistematika pembahsan. Adapun sistematika pembahasan adalah

18Sardiman. AM.,

(20)

11

Bab I Pendahuluan, Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

Kegunaan Penelitian, definisi operasional dan Sistematika Pembahasan.

Bab II Kajian Teori, Pertukaran pelajar, tujuan dan kegunaanya. Pada bagian ini dikupas pula tentang motivasi (teori), peran motivasi dalam kegiatan belajar, macam-macam motivasi, fungsi motivasi, dan proses meningkatkan motivasi.Guna memperluas pembahasan, pada Bab II juga akan disajikan tinjauan prestasi belajar, factor-faktor yang

mempengaruhi prestasi dan penilaian prestasi. Menutup pembahasan pada Bab II akan turut disajikan tentang pembahasan pendidikan agama islam, mencakup arti, dasar, tujuan, ruang lingkup pengajarannya.

Bab III Metode Penelitian,

Bab IV Paparan Dan Temuan Peneliti, Penulis mengungkapkan hasil data penelitian, yaitu gambaran umum obyek penelitian, meliputi: Tinjauan tentang SMA Khadijah Surabaya, Visi, Misi dan Tujuan, struktur organisasi dan deskripsi tugas, tenaga keguruan, sarana dan prasarana, serta model kegiatan pembejaran pendidikan agama islam di SMA Khadijah Surabaya, dan secara lebih spesifik adalah mengenai kegiatan pertukaran pelajar

yang ditempuh oleh SMA Khadijah Surabaya, mencakup maksud dan tujuannya, alasan yang mendasari diambilnya keputusan tersebut, sejak kapan kebijakan itu telah diambil serta kaitannya dengan peningkatan motivasi berprestasi siswa dalam bidang PAI (Pendidikan Agama Islam).

(21)

1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Didalam bab ini, penulis akan membahas tentang teori-teori dari para pakar mengenai

beberapa istilah yang berkaitan dengan judul skripsi penulis sebagai landasan pemikiran dan

pembahasan, sehingga bentuk dan sifatnya dapat dipertanggung jawabkan.

A. Pengertian dan Ruang lingkup Pertukaran Pelajar, Motivasi dan Prestasi Belajar

1. Pengertian Pertukaran Pelajar

Dalam kamus bahasa inggris student berarti murid,siswa, atau anak didik, sedangkan

exchange diartikan penukaran atau pertukaran, sehingga students exchange dapat diartikan

sebagai pertukaran pelajar.1

Definisi anak didik dalam Pendidikan Islam adalah :

a. Anak didik merupakan anak yang belum dewasa yang memerlukan orang lain untuk menjadi

dewasa.2

b. Anak didik merupakan obyek pendidikan yang aktif dan kreatif serta produktif. Setiap anak

memiliki aktivitas sendiri (swadaya) dan kreativitas sendiri (daya cipta), sehingga dalam

pendidikan tidak memandang sebagai obyek yang pasif yang biasanya hanya menerima,

mendengarkan saja.3

Sekolah dapat meningkatkan peranan dan fungsinya pada era-globalisasi, maka perlu

menjalin dan meningkatkan hubungan kerja sama dengan sekolah-sekolah lain, baik di dalam

maupun di luar negeri.4

1 Jhon M Echols, Kamus Inggris Indonesia,(Jakarta; Gramedia 1986)h,222

2 Muhaimin dan Abd, Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam,(Bandung ;Tri Genda Karya,1993)h,177 3 Ibid.,181

(22)

2

Dengan terjadinya hubungan antar sekolah tersebut maka dapat dilakukan kerja sama

sama dalam mendukung peningkatan kualitas sekolah. Upaya seperti ini dilakukan agar sekolah

menjadi sekolah unggul,inovatif serta kreatif yang berdasarkan iman dan taqwa serta ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Kemitraan memang harus terus diperluas tidak hanya dengan sekolah dalam negeri

melainkan juga dengan sekolah luar negeri.Bermitra sekolah luar negeri.

2. Tujuan Pertukaran Pelajar

Departemen Pendidikan Nasional terus menggalakan program pertukaran pelajar,

memingat akan pentingnya program ini. Adapun tujuan dari program pertukran pelajar, antara

lain:

a. Menciptakan saling pengertian dan merajut persahabatan antara bangsa.

b. Para pelajar didorong untuk memahami pentingnya pembelajaran dan pemahaman antar

budaya.

c. Agar pelajar mempunyai wawasan global, kemampuan bahasa inggris, teknologi komunikasi

dan informasi namun tetap memiliki kepribadian nasional.

d. Secara umum, pertukaran pelajar bisa menjadi cara promosi yang murah untuk meningkatkan

kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, karena peserta pertukran pelajar dapat

memberikan informasi seimbang sesuai yang dirasakan selama berada di Indonesia.5

Program pertukaran pelajar atau menjalin kemitraan dengan sekola lain di luar negeri,

memiliki syarat-syarat tertentu, antara lain:

a. Memiliki reputasi internasional

b. Memenuhi criteria yang ditetapkan oleh Dit.PSMA

(23)

3

c. Masuk dalam daftar sekolah atau lembaga yang direkomendasikan oleh Dit.

Adapun syarat-syarat secara khusus bagi para peserta program pertukaran pelajar agar

dapat berkiprah secara internasional adalah:

a. Brain

Punya kecerdasan untuk melakukan kegiatan yang dapat dikerjasamakan, dengan

cara mencari peluang yang dapat dipertukrkan dan bernilai, akan tetapi tidak lupa

penguasaan bahasa inggris merupakan bagian dalam hal ini.

b. Behavior

Perlu memiliki sikap yang diterima secara internasional, memegang

teguhkomitmen, komunikatif,tepat waktu, dan terencana.

c. Budget

Harus ada anggaran untuk menjalankan program tersebut.

d. Body

Harus ada panitia yang menangani secara professional, yang mempunyai

kewenangan jelas dan dengan alokasi dana yang memadai.6

Salah satu tujuan adanya program pertkaran pelajar karena salah satu manfaat dari

pertukaran pelajar adalah para pelajar yang merupakan subyek penting dalam pendidikan

didorong untuk memahami pentingnya pembelajaran dan pemahaman antar budaya. Baik budaya

keilmuan, budaya belajar dan system pembelajaran, maupun budaya yang lain. Karena para

pelajar melihat dan ikut serta secara langsung dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran di sekolah

yang menjadi mitra dari sekolah asal mereka.

3. Fungsi Pertukaran Pelajar

(24)

4

Menjadi utusan sekolah dalam program pertukaran pelajar metrupakan dambaan

hampir setiap pelajar, karena dengan menjadi duta pelajar yang dikirimkan ke Negara lain maka

para pelajar tersebut harus mengemban tugas mulai dari sekolah tersebut, karena dengan

pertukaran pelajar maka siswa dapat berkesempatan untuk memperkenalkan Indonesia di dunia

internasional. Selain itu jika dalam menempuh pendidikan di luar negeri kita dapat memiliki

prestasi.Selain itu dapat melatih kemandirian dan kedewasaan. Maksudnya disini adalah mandiri

untuk tinggal dan dapat survive di tengah budaya dan lingkungan yang berbeda.7 Para pelajar tersebut juga akan lebih menghargai antar manusia serta memiliki kesadaran bahwa hidup di

satu tempat yang sama yaitu bumi dan akan mendapatkan kemampuan bahasa asing sekaligus

teman dan sahabat.

Denagn menjadi seorang duta pelajar, maka para pelajar akan dihadapkan pada realitas

lain yang mengesankan. Mengesankan karena akan dapat berjumpa dengan banyak teman dan

orang-orang yang berlatar belakang bangsa dan Negara.

B. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motivasi merupakan salah satu komponen yang terpenting dalam pembelajaran

PAI.Namun, motivasi juga merupakan salah satu komponen yang paling sulit untuk diukur.

Dalam anak didik ingin belajar Agama Islam yaitu dengan mengarahkan upaya untuk belajar

agama islam merupakan produk dari banyak factor, yang berkisar dari intensif umtuk belajar,

suasana belajar, kepribadian, serta kemampuan guru, perilaku guru hingga karakteristik tugas

pembelajaran tertentu.

Motivasi berasal dari bahasa latin yang berarti bergerak. Para ahli psikologi

mendefinisikan motivasi sebagai proses internal yang mengaktifkan, menuntun, dan

(25)

5

mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah

perilaku yang penuh energi, terarah, dan berthan lama.

Motivasi dapat diartikan yang member alasan,penyebab, pendorong bagi seseorang sehingga

yang bersangkutan dapat berbuat. Motivasi selalu menunjukkan ke suatu tujuan.tujuan motivasi

disebut incentif.Jadi kalau motivasi lapar incentifnya makanan, motifasinya haus incentifnya

minuman dan sebagainya.

3VLNRORJ PHPSHUJXQDNDQ LVWLODK ³PRWLI´ ³NHEXWXKDQ GRURQJDQ ³ GHQJDQ FDUD-cara tertentu. Tidak dapat diukur atau diamati secara langsung untuk menunjukkan suatu keadaan

dalam diri seseorang yang berasal dari akibat suatu kebutuhan, dan motif inilah yang

mengaktifkan atau membangkitkan perilaku yang biasanya tertuju pada pemenuhan kebutuhan.

Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi sangatlah penting, karena dengan

adanya motivasi yang tinggi dari guru maupun peserta didik tujuan pembelajaran pasti akan

tercapai secara optimal. motivasi secara harafiah yaitu sebagai dorongan yang timbul pada diri

seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

Dengan adanya motivasi diharapkan hasil prestasi belajar dapat meningkat.Karena jika

motivasi belajar rendah hasil yang diharapkan tentunya tidak akanmemuaskan. Motivasi akan

meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Harapan ini seringkali

dipengaruhi oleh pengalaman sukses di masa lampau. Beberapa penelitian tentang prestasi

belajar peserta didik menunjukkan motivasi sebagai faktor yang banyak berpengaruh terhadap

proses dan hasil belajar peserta didik.

Motif adalah suatu pernyataan yang komplek didalam suatu organisme yang

mengarahkan tingkah laku / perbuatan kesuatu tujuan atau perangsang.8 Woodworth menggolongkan motifasi menjadi tiga bagian besar yaitu :9

(26)

6

a. Organics needs

Yang Termasuk dalam motivasi ini adalah semua kebutuhan-kebutuhan vital yang

dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia. Misalnya: lapar-makan, haus-

minum, bernafas-udara, bekerja-istiraat

b. Emergency motives (motiv darurat)

Motivasi ini timbul karena kebutuhan yang segera harus dipenehui dan tergantung

puka pada keadaan lingkungan.

c. Objective motives and interest

Motif objective dan interest yaitu suatu motiviasi yang mendorong seseorang

ingin berhubungan dengan pihak lain, baik dengan manusia maupun dengan

OLQJNXQJDQODLQQ\LDVHKLQJJDGLLVWLODKNDQGHQJDQ³WKHZLOOWROLYH´.DUHQDVLWXDVL

yang sedemikian itu meliputi segala tingkah laku terhadap sesuatu, bakan sudah

menjadi kebiasaan.Jadi motivasi adalah :

1) Sebagai pendorong manusia untuk berbuat agiar kebutuhan dapat dipenuhi.

2) Menuju kearah tujuan (incentive) yang hendak dicapai.

3) Menyeleksi perbuatan mana yang lebih dahulu harus diutamaka.

Mc Donald memberikan sebuah definisi tentang motivasi sebagai suatu perubahan

tenaga di dalam diri/pribadi seseorang yang di tandai oleh dorongan efektif dan reakasi-reaksi

dalam uasaha mencapai tujuan. Definisi ini berisi tiga hal, yaitu :

a. Motivasi dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang.

b. Motivasi itu ditandai oleh dorongan afektif.

c. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan.10

(27)

7

Motivasi untuk berprestasi yang diperhatikan berasal dari kebutuhan untuk mengejar

keberhasilan, mencapai cita-cita atau keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas yang sukar.

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak

di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan

belajar, sehingga diharapkkan tujuan dapat tercapai. Motivasi sangat diperlukan di dalam

kegiatan belajar, tidak akan mungkin melakukan aktifitas belajar.

Ada tiga komponen utama dam motivasi yaitu (1) kebutuhan, (2) dorongan, dan (3)

tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa apa yang ia

miliki dan yang ia harapkan. Sebagai ilustrasi, siswa merasa bahwa hasil belajarnya rendah,

padahal ia memiliki buku pelajaran lengkap. Ia merasa memiliki cukup waktu, tetapi ia kurang

baik mengatur waktu belajar. Waktu belajar yang digunakan tidak memadai untuk memperoleh

hasil belajar yang baik.Ia membutuhkan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu siswa mengubah

cara-cara belajarnya.Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam

rangka memenuhi harapan.Dorongan merupakan kekuatan mental yang beroreintasi pada

pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan.Dorongan yang beroreintasi pada tujuan tersebut

merupan inti motivasi.

1) Teori Motivasi

Ada beberapa teori motivasi dalam buku psikolgi pendidikan diantaranya:

a) Teori Hedonisme

Hedone adalah bahasa yunani yang berarti kesukaan, kesenanagan, atau

kenikmatan.Hedonisme adalah suatu aliran didalam filsafat yang memandang bahwa tujuan

(28)

8

Menurut pandangan hedonisme, manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang mementingkan

kehidupan yang penuh kesenagan dan kenikmatan.

Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang akan cenderung

menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan, atau yang mengandung resiko berat, dan lebih

suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenagan baginya.

b) Teori Naluri

Bahwa pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu poko yang dalam hal ini

disebut juga denagn naluri yaitu :Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri, Dorongan nafsu

(naluri) mengembangkan diri, dan Dorongan nafsu (naluri) mepertahankan jenis

Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka kebiasaan ± kebiasaan ataupun tindakan ± tindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri tersebut. Oleh karena itu, menurut teori ini, unuk memotivasi

seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan.

c) Teori reaksi yang dipelajari

Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan

naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tngkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat ia

hidup. orang belajar paling banyak belajar dari lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup dan

dibesarkan. Oleh karena itu teori ini disebut juga teori lingkungan kebudayaan, dalam teori ini

seorang pendidik akan memoyivasi anak buah atau anak didiknya, pemimpin ataupun pendidik

itu hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang

yang dipimpinnya.

(29)

9

Motivasi ada dua, yaitu (1) motivasi intrinsik dan (2) motivasi ekstrinsik, yang saling

berkaitan satu dengan lainnya.

a) Motivasi intrinsik.

Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan

RUDQJ ODLQ 0RWLYDVL LQL VHULQJ GLVHEXW ³PRWLYDVL PXUQL´ DWDX PRWLYDVL \DQJ VHEHQDUQ\D \DQJ

timbul dari siswa, misalnya keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu,

mengembangkan sikap untuk berhasil, dan sebagainya. Sedangkan definisi yang lain mengatakan

EDKZD´0RWLYDVLLQWULQVLNDGDODKPRWLYDVL\DQJWLPEXOVHEDJDLDNLEDWGDULGDODPGLULLQGLYLGX

sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri.11Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Ar-5D¶GD\DW

$UWLQ\D ´6HVXQJJXKQ\D $OODK WLGDN PHUXEDK NHDGDDQ VXDWX NDXP VHKLQJJD PHUHND

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri12

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsic merupakan motivasi yang

timbul dalam diri seseorang sehingga mendorong untuk melakukan sesuatu walaupun tanpa

adanya rangsangan dari luar.

Motivasi Intrinsik ini akan terjadi pada seseorang apabila didukung oleh dua factor yaitu

:Adanya Bakat

b) Motivasi ekstrinsik.

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena

adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa

mau melakukan sesuatu. Motivasi ekstrinsik diperlukan di sekolah sebab pembelajaran di

sekolah tidak semuanya menarik minat, atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Kalau keadaan ini,

(30)

10

siswa bersangkutan perlu dimotivasi agar belajar. Guru berusaha membangkitkan motivasi

belajar siswa sesuai dengan keadaan siswa itu sendiri.

3) Fungsi Motivasi

Guru bertangung jawab melaksanakan sistem pembelajaran agar berhasil dengan baik.

Keberhasilan ini bergantung pada upaya guru membangkitkan motivasi belajar siswanya.

Secara garis besar Oemar Hamalik (1992) menjelaskan ada tiga fungsi motivasi, yaitu:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

2. melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan langkah penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

3. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan

tujuannya.

4. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat

bagi tujuan tersebut.

Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi motivasi lain. Motivasi dapat juga sebagai

pendorong usaha dan pencapaian prestasi.Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya

motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.

Dengan kata lain, bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya

motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat menelurkan prestasi yang baik.

Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi

(31)

11

Di dalam kegiatan belajar mengajar peran motivasi baik instrinsik maupun ekstrinsik

sangat diperlukan.Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktivitas dan mengarahkan

serta memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

Nampak jelas di sini bahwa motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan

sekaligus sebagai penggerak prilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan

4) Ciri -ciri Motivasi

Untuk melengkapi uraian mengenai makna dan teori tentang motivasi, perlu

dikemukakan adanya beberapa ciri-ciri motivasi. Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu

memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama,

2. tidak pernah berhenti sebelum selesai).

3. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak memerlukan dorongan dari luar

untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

4. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa.

5. Lebih senang bekerja mandiri.

6. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang

begitu saja sehingga kurang aktif).

7. Dapat mempertahankan pendapatnya. (kalau sudah yakni akan sesuatu)

8. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

9. Senang mencari dan memecahkan maasalah soal-soal.

Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti seseorang itu memiliki

motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan

(32)

12

mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri.

Siswa yang belajar dengan baik tidak terjebak pada sesuatu yang rutinitas dan mekanis. Siswa

yang harus mempertahankan pendapatnya, kalau ia sudah yakin dan dipandangnya cukup

rasional. Bahkan lebih lanjut siswa harus juga peka dan responsive terhadap berbagai masalah

umum, dan bagaimana memikirkan pemecahannya.Hal-hal itu semua harus dipahami benar

oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan siswanya dapat memberikan motivasi yang tepat dan

optimal.

2.Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan

oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai test atau angka nilai yang diberikan oleh

JXUX´Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar ditunjukkan dengan nilai test atau angkan yang dilakukan memalui pengukuran dan penilaian oleh guru.

Penilaian hasil belajar pada umumnya akan memiliki makna bagi siswa yaitu siswa

dapat mengetahui sejauhmana telah berhasil didalam mengikuti pelajaran yang diberikan oleh

guru. Apabila hasilnya memuaskan, maka siswa akan selalu berusaha untuk meraih lagi pada

waktu lain. Jika siswa tisak puas dengan hasil yang telah dicapai, maka akan berusaha supaya

tidak berulang.

1) Tinjauan Tentang Prestasi Belajar

Berbicara mengenai prestasi belajar, maka tidak akan luput dari yang namanya evaluasi.

Evaluasi merupakan bagian terpenting untuk mewujudkan prestasi belajar. Oleh karena itu,

(33)

13

a) Pengertian evaluasi dan kedudukannya dalam pembelajaran

Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang berarti penentuan nilai

atau mengadakan serangkaian penilaian.13

Pada hakekatnya evaluasi merupakan suatu proses, yang menurut Cronbach:

evaluasi adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi yang dipergunakan sebagai dasar

pembuatan keputusan tentang program pendidikan.14

Dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran. Norman E. Gronlund merumuskan

pengertian evaluasi sebagai suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat

keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa. Dengan

kata-kata yang berbeda, Wrighstone dkk (1956) juga mengemukakan bahwa rumusan evaluasi

pendidikan ialah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan

atau nilai-nilai yang telah ditetapkan didalam kurikulum.

Dari rumusan-rumusan tersebut setidaknya ada tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk

lebih memahami apa yang dimaksud dengan evaluasi, khususnya evaluasi pembelajaran, yaitu:

1) Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis, ini berarti bahwa evaluasi

(dalam pembelajaran) merupakan kegiatan yang terencana dan dilakukan secara

berkesinambungan.

2) Dalam kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data yang menyangkut

objek yang sedang di evaluasi. Dalam kegiatan pembelajaran data yang dimaksud

adalah berupa prilaku, penampilan siswa selama mengikuti pelajaran, hasil ulangan

dan tugas-tugas serta ujian akhir.

13Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, (Jakarta: PT. Raja Grafindo persada, 1997), hal. 209

(34)

14

3) Setiap kegiatan evaluasi khususnya evaluasi pembelajaran tidak dapat dipisahkan

dari tujuan-tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tanpa menentukan atau

merumuskan tujuan-tujuan terlebih dahulu, maka tidak mungkin dapat menilai

sejauhmana pencapaian hasil belajar siswa.15

Dalam Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional (PPSI), evaluasi atau penilaian

menduduki urutan kedua dari lima langkah pokok sistem PPSI yang harus ditempuh oleh

seorang guru dalam mengajar. Langkah-langkah pokok tersebut adalah:

1) Merumuskan Tujuan Intruksional Khusus

2) Merumuskan alat evaluasi atau penilaian

3) Menetapkan kegiatan belajar dan materi pelajaran

4) Merencanakan program kegiatan

5) Pelaksanaan program16

Keberadaan evaluasi pada urutan kedua setelah merumuskan TIK, mengandung arti bahwa

evaluasi dalam pendidikan menduduki tempat yang penting dalam pembelajaran.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Berhasil atau tidaknya siswa dalam belajar disebabkan oleh beberapa faktor yang

mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Muhibbin Syah membedakan faktor-faktor

tersebut menjadi tiga macam, yaitu:

1) Faktor internal (dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.

15 M. Ngalim Purwanto, MP, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994), hal. 3-4

(35)

15

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang

meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan

pembelajaran17.

b. Cara mengukur prestasi belajar

Pembelajaran yang efektif menghendaki digunakannya alat-alat untuk menentukan

apakah suatu hasil belajar yang diinginkan telah benar-benar tercapai, atau sampai dimana hasil

belajar yang diinginkan telah tercapai. Guru tidak akan dapat memberikan bimbingan yang baik

dalam usaha belajar yang dilakukan oleh siswa kalau tidak memiliki alat untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.

Evaluasi merupakan alat untuk mengukur hasil belajar yang berfungsi untuk menilai

prestasi belajar yang telah dicapai oleh siswa.Ada dua tehnik dalam mengadakan evaluasi hasil

belajar, yaitu tehnik tes dan non tes. Tehnik tes adalah cara untuk mengadakan pengukuran dan

penilaian yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh

siswa sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi siswa tersebut, yang

dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh siswa-siswa lain atau nilai standar yang

ditetapkan. Sedangkan tehnik non tes dilakukan dengan mengadakan penilaian atau evaluasi

hasil belajar tanpa menguji siswa, melainkan dengan melakukan pengamatan secara sistematis,

melakukan wawancara, menyebarkan angket dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen.18 Tehnik non tes ini pada umumnya memegang peranan yang penting dalam rangka

mengevaluasi hasil belajar siswa dari segi ranah sikap (affective domain) dan ranah ketrampilan

17 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hal. 132

(36)

16

(psychomotoric domain), sedangkan tehnik tes lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi hasil

belajar siswa dari segi ranah berpikir (cognitive domain).19

a. Kajian Tentang Pendidikan Agama Islam

1)Tujuan Pendidikan Agama Islam

Secara definitive para pakar pendidikana berbeda dalam menginteprestasikan

Pendidikan Agama Islam. Perbedaan tersebut tidak lain hanya terletak pada perbedaan sudut

pandang. Diantara mereka mengkonotasikannya dengan berbgai istilah bahasa. Ada juga yang

melihat dari eksistensi dan hakekat manusia dan ada juga mendekati dari segi proses kegiatan

yang dilakukan dalam menyelenggarakan pendidikan.

Syed M. Naquid al Atas mendefinisikan Pendidikan Agama Islam dengan

mHPSHUWHQWDQJNDQLVWLODKWDUEL\DKWD¶OLPGDQWD¶GLE0HQXUXWQ\DLVWLODKWDUEL\DKEHOXPVDQJJXS PHPDNQDLSHQGLGLNDQDJDPDLVODPVHKLQJJD\DQJOHELKWHSDWPHQJJXQDNDQLVWLODKWD¶GLENDUHQD WDUEL\DKKDQ\DEHUVLIDWPDWHULDOGDQILVLNVDMD6HGDQJNDQWD¶GLEPHncangkup transformasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai pada anak didik, dan diharap diaktualisasikannya dalam kehidupan

sehari-KDUL/DLQKDOQ\DGHQJDQ$EGXO)DWDK-DODOPHQXUXWQ\DOHELKWHSDWGHQJDPWD¶OLPNDUHQD

WD¶OLPPHQJDQGXQJPDNQDWUDQVIRUPDVLLOPX yang tidak terbatas pada dominan kognitif saja, tapi juga kognitif, afektif dan psikomotorik.

Pendidikan Agma Islam menyangkut manusia seutuhnya, tidak hanya membekali anak

dengan pengetahuan agama atau mengembangkan intelek anak saja dan tidak pula mmengisi atau

mengembangkan perasaan agama saja akan tetapi menyangkut keseluruhan dari pribadi anak,

mulai dari latihan-latihan amaliyah sehari-hari yang sesuai dengan agama, baik yang

menyangkut hubungan manusia dengan tuhan, manusia dengan manusia, manusia dengan alam,

serta manusia dengan dirinya sendiri.

(37)

17

Pendidikan agama islam hendaknya dapat mewarnai kepribadian anak, sehingga agama

itu benar-benar menjadi pengendali dalam hidupnya kemudian hari, untuk tujuan pembinaan

pribadi, maka pendidikan agama islam hendaknya diberikan oleh guru yang benar-benar terjamin

agama itu dalam sikap, tingkah laku, gerak-gerik, cara berpakaian, cara menghadapi persoalan,

dan dalam keseluruhan pribadinya, atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa pendidikan

agama islam akan sukses apabila ajaran agama itu hidup dan tercermin dalam pendidikan guru

agama.

Untuk lebih jelasnya, maka penulis akan mengemukakan pendapat sari para ahli tentang

pengertian pendidikan agama islam yaitu :

1. Menurut Dra. H. Zukairini dkk, mengatakan : Pendidikan Agma Islam adalah secara

sistematis dan prakmatis dalam membantu anak didik supaya mereka hidup sesuai dengan

ajaran islam.20

2. Menurut Drs. H. Abd Rahman saleh mengatakan: Pendidikan Agama Islam adalah usaha

beberapa bimbingan dan asuhan terhadap amak didik supaya kelak setelah selesai

pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran islam menjadikan sebagai

way of life.21

3. Menurut Dr. Mohammad Fadil Al Djamaly, Pendidikan islam ialah proses yang mengarahkan

manusia kepada kehidupan yang baik dan yang mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai

dengan kemampuan dasar atau fitrah dan kemampuan ajarnya (pengaruh luar)22

Oleh karena itu tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu menyiapkan anak-anak supaya

dewasa kelak mereka cakap melakukan pekerjaan dunia dan amalan akhirat. Sebagaimana firman

allah :

20 Zuhairini,dkk, Filsafat Pendidikan Agama Islam, Bumi Aksara : Jakarta, 1983.h 27 21 Mahfudh Shlmahuddin, Pengantar Psikologi Umum, Bina Ilmu, 1991,h. 9

(38)

18

ΕΎϳέ΍άϟ΍˶ϥϭ˵Ϊ˵Β˸ό˴ϴ˶ϟΎ˷˴ϟ˶·˴β˸ϧ˶Έ˸ϟ΍˴ϭ˷˴Ϧ˶Π˸ϟ΍˵Ζ˸Ϙ˴Ϡ˴ΧΎ˴ϣ˴ϭ ˾˿

Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi

kepada-Ku.23

Dengan demikian maka pendidikan agama islam bukanlah sekedar mengerjakan

pengetahuan agama dan melatih keterampilan anak dalam melaksanakan ibadah. Akan tetapi

pendidikan agama islam jauh lebih luas yaitu Prof. Dr. Hasan Langgulung dalam memberikan

arah tujuan pendidikan agama islam, menyetir sebuah ayat Al-4XU¶DQVXUDW$W-Tiin ayat 4 yang

DUWLQ\D³VHVXQJJXKQ\DNDPLFLSWDNDQPDQXVLDGHQJDQVHEDLN-EDLNQ\DEHQWXN´

Dari ayat diatas menyimpulkan bahwa manusia di ciptakan dengan sebaik-baik bentuk

baik dari segi struktur fisik, mental maupun spiritual. Karena itu tujuan pendidikan agama islam

adalah untuk menciptakan manusia beriman serta beramal shaleh yang diuraikan sebgaimana

berikut24

a. Iman : sesuatu yang selalu hadir dalam kesadaran manusia dan menjadi motivasi untuk segala

prilaku manusia.

b. Amal : perbuatan, perilaku, pekerjaan, pengkhidmatan serta segala sesuatu yang menunjukkan

aktifitas manusia yang diberi sunnah.

c. Shaleh : baik, releven bermanfaat, berguna, pragmatis dan praktikal.

23 Depag, Al-4XU¶DQ'DQ7HUMHPDKDQQ\D6XUDED\DPDKNRWDK

(39)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kualitatif yaitu penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari narasumber.

A.Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research). Dalam penelitian ini

ditunjang pula dengan library research (kepustakaan) yaitu sumber data yang berupa buku-buku

atau literatur yang berkaitan dengan pembahasan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah pendekatan kualitatif.Bogdan dan Taylor dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif

karya Lexy J. Moloeng, mendefinisikan metodologi kualitatif sebgai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati.1

Saat di lapangan, peneliti kualitatif kebanyakan berurusan dengan fenomena.Fenomena

perlu didekati agar peneliti terlibat langsung pada situasi riil.2Penelitian kualitatif merupakan

suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang

bersifat mendasar atau naturalistik (bersifat alamiah), serta tidak bisa dilakukan di laboratorium

melainkan di lapangan.Oleh karena itu penelitian semacam ini sering disebut naturalistic inquiry

atau field study.3

B.Subjek dan Lokasi Penelitian

1 Lexy J. Moleong,

Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. 2, h. 4

2 Sudarwan Danim,

Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 121

3 Muhammad Ali,

(40)

20

Subyek penelitian ini adalah hanya siswa dan guru yang mengikuti program pertukaran

pelajar dengan jumlah siswa 18 anak (5 anak adalah siswa laki-laki dan 13 adalah siswa

perempuan

1. Subjek didasarkan pada :

a. Siswa di kelas X dan XI SMA Khadijah Surabaya sebagian mempunyai keinginan untuk

melakukan program pertukaran pelajar yang bekerja sama dengan China

b. Sebagian Guru PAI maupun Umum yang telah terlibat dalam pertukaran pelajar

c. Untuk mengetahui sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses pembelajaran

2. Lokasi penelitian di SMA Khadijah Surabaya. Pemilihan lokasi penelitian tersebut

didasarkan pada :

a. Pernah belajar di sekolah tersebut sehingga memudahkan untuk melakukan penelitian

kebijakan program pertukaran pelajar

b. sekolah tersebut telah melakukan program pertukaran berdasarkan visi dan misinya

3. Waktu Penelitian : Waktu yang diperlukan untuk penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Mei s.d juli 2014.bulan Mei digunakan peneliti untuk mengumpulkan data sekolah dan

interview dengan Guru yang mengadakan program pertukaran pelajar yaitu Humas. Bulan

Juli digunakan peneliti untuk melakukan observasi dan dokumentasi di kelas X dan XI.

C. Tahap-tahap Penelitian

Dalam penelitian di lapangan harus menyusun suatu rancangan penelitian, peneliti harus

benar-benar memahami bagaimana langkah-langkah yang harus ditempuh dalam proses

(41)

21

a. Tahap pra lapangan: menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian,

mengurus perizinan, observasi lapangan, menyiapkan peralatan penelitian yang

dibutuhkan.

b. Tahap pekerjaan lapangan: pembatasan latar penelitian dalam hal ini peneliti memilih

kelas X dan XI SMA Khadijah , pengenalan hubungan dengan subjek yakni kepala

sekolah, waka kurikulum, guru PAI, dan siswa SMA Khadijah kelas X dan XI. Tahap

selanjutnya yakni pengumpulan data.

Jadi didalam penelitian ini terdiri dari enam tahap. Yakni:

1) Menentukan jenis dan pendekatan penelitian

2) Penentuan subjek dan lokasi

3) Teknik pengumpulan data

4) Teknik analisis data

5) Pemeriksaan keabsahan data

6) Dan yang terakhir menentukan tahap-tahap penelitian.

D.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dipergunakan untuk memperoleh data yang diperlukan, baik

yang berhubungan dengan studi literatur maupun data yang yang dihasilkan dari data empiris.

Mengenai sumber empirik, penulis menggunakan beberapa teknik penelitian sebagai cara

yang ditempuh untuk mengumpulkan data, diantaranya adalah:

1. Metode Observasi

Di dalam pengertian psikologi, observasi atau yang disebut dengan pengamatan,

(42)

22

indera. Sedangkan di dalam artian penelitian, observasi dapat dilakukan dengan tes,

kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara.4

Dalam kaitannya dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini, peneliti

mengadakan pengamatan dan pencatatan tentang fenomena-fenomena yang diteliti di SMA

Khadijah Surabaya. Metode observasi ini juga digunakan untuk memperoleh data tentang ;

a. Sejarah sekolah di SMA Khadijah Surabaya

b. Keadaan guru dan personalia di SMA Khadijah Surabaya

c. Keadaan peserta didik khususnya siswa-siswi yang mengikuti program pertukaran

pelajar di SMA Khadijah Surabaya

d. Keadaan sarana dan prasarana SMA Khadijah surabaya

Sebelum melakukan langkah awal yaitu wawancara, peneliti terlebih dahulu melakukan

observasi, yakni melakukan pengamatan secara mendalam terhadap objek yang

diteliti.5Dalam metode ini pengamatan merupakan teknik yang paling penting sebelum

melakukan penelitian untuk memperoleh suatu data.

2. Metode Interviuw (wawancara)

Yang dimaksud dengan metode interview atau wawancara adalah metode ilmiah dalam

pengumpulan data dengan jalan berbicara atau berdialog langsung dengan obyek penelitian.

Menurut Sutrisno Hadi, wawancara sebagai alat pengumpulan data, dengan jalan

sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berdasarkan pada tujuan penelitian.6

Berkaitan dengan metode ini, data yang ingin diperle oleh peneliti adalah:

4 Suharsimi Arikunto,

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta, Rineka Cipta, 2006), h. 107

5Yatim Riyanto,

Metodologi Penelitian Pendidikan«K

(43)

23

Bagaimanakah kegiatan program pertukaran pelajar dengan lembaga pendidikan di luar

negeri.

Wawancara sesungguhnya merupakan angket secara lisan, karena responden

mengemukakan informasinya secara lisan dengan cara tatap muka untuk memperoleh jawaban

(melakukan tanya-jawab).7

Metode wawancara ini penulis lakukan sebagai salah satu langkah langkah awal dalam

penelitian dan juga sebagai salah satu teknik pengumpulan data atau informasi.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan waka Humas, Guru dan

Siwa di SMA khadijah.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pertanyaan tak berstruktur, yaitu pertanyaan

yang bersifat terbuka di mana responden secara bebas menjawab pertanyaan tersebut.8

Berkaitan dengan metode ini, data yang ingin diperoleh oleh peneliti adalah:

a. Bagaimana Kebijakan Pelaksanaan Program Pertukaran Pelajar di SMA Khadijah Surabaya?

b. Bagaimana Kebijakan Program Pertukaran Pelajar dapat Memotivasi siswa di Bidang PAI di

SMA Khadijah Surabaya?

3. Metode Dokumentasi

Dokumen sebagai data dimanfaatkan untuk menguji, bahkan menafsirkan, sehingga

dengan demikian sangat mendukung bagi kepentingan penelitian. Jelasnya, selain metode

observasi dan wawancara, metode dokumentasi merupakan salah satu pilihan lain yang

digunakan dalam menggali informasi terkait dengan Kebijakan Program Pertukaran Pelajar

dalam Memotivasi Siswa Berprestasi di Bidang PAI (Pendidikan Agama Islam) di SMA

khadijah surabaya.

7Yatim Riyanto,

Metedologi Peneletian Pendidika,(Surabaya:SIC,2001),h.82.

8 Zaenal Arifin,

(44)

24

E.Teknik Analisis Data

Proses analisa data merupakan salah satu usaha untuk menemukan jawaban dari

rumusan masalah dalam penelitian yang dilakukan.

Analisa data merupakan upaya mencari ikebenaran dari data-data yang diperoleh

melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, sehingga dari sini dapat ditarik kesimpulan dari

hasil penelitian yang dilakukan.

Untuk analisa data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data induktif.

Yaitu cara berfikir yang berpijak dari fakta-fakta yang bersifat khusus, kemudian diteliti dan

akhirnya ditemui pemecahan persoalan yang bersifat umum.9Analisa data kualitatif fokusnya

pada penunjukan makna, deskripsi, penjernihan dan penempatan data pada konteksnya

masing-masing dan seringkali dilukiskan dalam bentuk kata-kata dari pada angka.

Adapun langkah-langkah dalam teknik analisis data dalam penelitian ini adalah:

1. Reduksi Data

Reduksi data diawali dengan menerangkan, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting terhadap isi dari suatu data yang berasal dari lapangan,

sehingga data yang telah direduksi dapat memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil

pengamatan.10

2. Display data

Display data merupakan proses menampilkan data secara sederhana dalam bentuk

kata-kata, kalimat naratif, tabel, matrik dan grafik dengan maksud agar data yang telah dikumpulkan

dikuasai oleh peneliti sebagai dasar untuk mengambil kesimpulan yang tepat.

3. Verifikasi dan simpulan

9 Mardalis,

Metode Penelitian ;Suatu Pendahuluan Proposal, (Jakarta;Bumi Aksara, 1995),h21.

10Lexy J. Moleong,

(45)

25

Sejak awal pengumpulan data peneliti harus membuat simpulan-simpulan

sementara.Dalam tahap akhir, simpulan-simpulan tersebut harus dicek kembali (diverifikasi)

pada catatan yang telah dibuat oleh peneliti dan selanjutnya kearah simpulan yang

mantap.Penarikan simpulan bisa jadi diawali dengan simpulan tentative yang masih perlu

disempurnakan.Setelah data masuk terus menerus dianalisis dan diverifikasi tentang

kebenarannya, akhirnya didapat simpulan akhir lebih bermakna dan lebih jelas.

Simpulan adalah intisari dari temuan penelitian yang menggambarkan

pendapat-pendapat terakhir yang berdasarkan pada uraian-uraian sebelumnya. Simpulan akhir yang dibuat

harus relevan dengan fokus penelitian, tujuan penelitian dan temuan penelitian yang sudah

dilakukan pembahasan.11

11 Yatim Riyanto,

Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif (Surabaya: UNESA

(46)

26

BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A.Gambaran Umum Obyek Pnelitian

1. Sejarah dan letak SMA Khadijah Surabaya

SMA Khadijah Surabaya merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

menyelenggarakan program pertukaran pelajar.Dalam perkembangannya, sekolah ini mengalami

beberapa perubahan baik perubahan dari segi lembaga maupun letak pusat kegiatannya.

a. Madrasah Muallimat NU (1954-1960)

6HPXODEHUQDPD³0DGUDVDK0XDOOLDW18´'LGLULNDQSDGDWDQJJDO']XKLMMDK+

(1 Agustus 1954), bertempat di jalan Kawatan IV/17 Surabaya. Pendirinya adalah :

1) KH. Abdul Wahab Turcham

2) KH. A. Manaf Murtadhlo

3) KH. A. Aziz Diyar

4) KH.. Ridwan Abdullah

5) Ny. H. Yasin

Tahun 1960 pusat kegiatan dipindahkan ke jalan Wonokromo No 82 Surabaya

(47)

27

b. Taman Pendidikan Putri NU (1961-1972)

Tahun 1961 madrasah muallimat NU berubah menjadi Taman Pendidikan NU (TPP

NU) dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan di penyesuaian dengan perkembangan

Pendidikan

c. Taman Pendidikan Putri Khadijah (1972-1996)

Tahun 1972 TPP NU berubah menjadi Taman Pendidikan Putri Khadijah Disingkat TPP

Khadijah, dengan akta notaries Gusti Djohan No.3 tanggal 1 Februari 1972, kemudian dibtalkan

dan diperbaharui dengan akta notaries Gusti Djohan No. 62-A tanggal 11 Juni 1975. Selanjutnya

disempurnakan dengan akta notaries Suyanti Subandi, SH. No 1 tanggal 1 maret 1984, kemudian

disempurnakan dengan akta notaries Syati Subandi, SH. No. 117 tanggal 30 Maret 1972.

d. Taman pendidikan dan social khadiah (1966-2000)

Pada tahun 1996 TPP Khadijah berubah menjadi Yayasan Taman Pendidikan dan

Sosial Khadijah disingkat Yayasan Khadijah. Perubahan ini dikukuhkan dengan akta

Notaris Suyati Subandi , SH. No 75 tanggal 18 Januari 1996.

e. Yayasan TPPNU Khadijah

Musyawarah yayasan tanggal 17-18 Nopember 2000 di Hotel Equator Surabaya

menghasilkan perubahan anggaran dasar yang merubah nama yayasan menjadi yayasan taman

pendidikan dan social Nahdatul Ulama Khadijah

disingkat Yayasan Khadijah.

2. Lambang SMA Khadijah Surabaya

(48)

28

b. Kubah berarti kebudayaan Islam

c. Kuncup berarti tunas-tunas bangsa yang berbakti pada agama dan bangsa

d. Tali berarti simbol agama yang dalam firman Allah agar selalu menjalin tali

persaudaraan.

e. Bintang sembilan berarti para pejuang Islam (Wali Songo).

f. %XQJD GHOLPD EHUDUWL VDWX EXDK EHUELML EDQ\DN VHVXDL GHQJDQ SHSDWDK³3DWDK 7XPEXK

+LODQJ%HUJDQWL´³*DZDOVDWX6HNHWL7XPEXK´

g. Warna hijau berarti teguh menjalankan tugas suci, sedangkan kuning berarti riang dan

supel bergaul bersama.

3. Visi dan Misi SMA Khadijah Surabaya

a. Visi

Sebagaimana sebuah organisasi, SMA Khadijah Surabaya mempunyai visi yang

menjadi arah dan pandangan ke depan tentang apa yang akan diwujudkan melalui pelayanan

bidang pendidikan di SMA Khadijah Surabaya, setidaknya dalam kurun waktu lima tahun

kedepan. SMA Khadijah Surabaya yang berada di bawah Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial

Nahdlatul Ulama Khadijah mempunyai visi yayasan khadijah yaitu:Pusat pendidikan islam

internasional yang membentuk sumber daya manusia santun, unggul dan kompetitif

b. Misi

Dalam rangka untuk mewujudkan Visi SMA Khadijah Surabaya perlu menetapkan misi

yang harus diemban. Dengan kata lain, misi merupakan jabaran yang lebih operasional dari visi.

Ini punya arti bahwa misi tidak boleh bertentangan dengan visi sekaligus harus lebih operasional.

Dengan mempertimbangkan segala potensi internal dan kondisi, tantangan serta ancaman secara

(49)

29

1) Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman Aswaja yang diaplikasikan dalam

kehidupan nyata.

2) Menumbuhkan semangat kesantunan dan keunggulan kepada warga sekolah.

3) Menumbuhkan kebiasaan membaca, menulis dan menghasilkan karya.

4) Menumbuhkan pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab.

5) Melaksanakan proses pembelajaran yang efektif, efisien, inovatif dan kontekstual

dengan meanfaatkan multi recources yang bernuansa islami.

6) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran dan

pengelolaan sekolah.

7) Meningkatkan potensi dan kreativitas warga sekolah yang unggul dan kompetitif

baik ditingkat regional, nasional maupun internsional.

8) Menyediakan sarana prasarana pendidikan yang berstandar internasional.

9) Menerapkan manajemen partisipatif secara professional yang akuntabel dan

mendorong partisipatif pupuk dalam pengelolaan pendidikan.

(50)

30

5. Keadaan Guru dan Murid SMA Khadijah

a. Keadaan Guru

Jumlah guru di SMA Khadijah 47 dengan klasifikasi 28 guru tetap dan 19 guru

tidak tetap. Pendidikan minimal dari guru dan tenaga kependidikan adalah S1.

YTPS NU Khadijah YTPS NU Khadijah

(51)

31

b. Keadaan Siswa

Jumalah Siswa di SMA Khadijah Surabaya 60 Siswa Laki-laki dan 85 Ssiswa

Perempuan

6. Keadaan Sarana dan Prasarana

Adapun keadaan saran dan prasarana di SMA Khadijah di lampiran:

7. Tujuan Pendidikan dan Kurikulum Pendidikan SMA Khadijah Surabaya

Tujuan pendidikan di SMA Khadijah Surabaya searah dengan tujuan pendidikan dasar

dan menengah yang telah di desain sesuai dengan pendidikan internasional.Kurikulum yang

digunakan SMA Khadijah Surabaya pun mengacu pada kurikulum nasional ditambah dengan

kurikulum pendidikan internasional. Maksud memadukan dan mengimplementasikan 2

kurikulum (nasional dan internasional) yaitu akan menghasilkan lulusan yang bersertifikasi

internasional. Kurikulum yang telah diterapkan di SMA Khadijah Surabaya yaitu:

a. KTSP ((Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

b. Adaptif (Kurikulum Nasonal yang disesuaikan dengan standar Internasional)

c. Internal (Pendidkan Agama Islam)

Selain itu SMA Khadijah Surabaya juga memberkali materi pengayaan pada guru dan

Tim Terpadu dengan materi ICT (InformationComputer Technology) yaitu kemampuan

menggunakan, menggali, mengolah dan menganalisis data atau informasi melalui

komputer.Penyajian mata pelajaran di SMA Khadijah Surabaya dikemas dalam serba teknologi

dan komunikasi global sehingga suasana kelas multimedota. Disamping penyajian mata

pelajaran dilakukan secara multi media dan multimetoda, dengan menyajikan mata pelajaran

agama sebagai ruh dari seluruh mata pelajaran yang ada secara integral sehingga pelajaran tidak

Gambar

 Tabel I
 Tabel II
 Tabel III

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai wawancara yang dilakukan penulis kepada Dewan Pengawas Syariah, “objek ijarah merupakan jasa yang diberikan oleh KSPPS Kopena Pekalongan dalam

Kedua, sebaliknya, masjid berbasis masyarakat Muhammadiyah terbukti melahirkan tipologi masjid yang tidak terikat pada satu langgam tipikal tetapi mencari tipologi

Outsmarting someone or the establishment by retort, response, or comeback artinya mengalah kepintaraan seseorang dengan melontarkan pertanyaan atas

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa model pembelajaran GI lebih efektif daripada model pembelajaran konvensional ditinjau dari motivasi dan prestasi belajar pada siswa

Hasil perbandingan perubahan nilai warna basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas dan nilon termoplastis sebelum dan setelah perendaman dengan larutan coklat selama

Walaupun demikian hasil pengujian secara keseluruhan dapat mencapai angka konduktivitas yang diharapkan lebih baik dari bahan yang hanya menggunakan lem epoksi tanpa campuran

Jika ia merasa bahwa alam semesta yang pada perkiraannya merupakan tempat ia hidup, dunia ini, tubuhnya sendiri, orang lain, para filsuf materialisme lain yang

Dalam menyelesaikan soal nomor tiga dengan indikator memeriksa kesahihan dari pernyataan, jawaban siswa yang diberi skor 3 pada Gambar 5, disebebkan karena siswa telah