• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI ORGANISASI UNIT KEGIATAN MAHASISWA MAPALSA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KOMUNIKASI ORGANISASI UNIT KEGIATAN MAHASISWA MAPALSA."

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI ORGANISASI UNIT KEGIATAN MAHASISWA MAPALSA SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memeproleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

(S.I.Kom.) Dalam Bidang Ilmu Komunikasi

Oleh: NUR ISNAINI NIM. B06208065

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Nur Isnaini, B06208065, 2015. Komunikasi Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa MAPALSA. Skripsi Program Studi Ikmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Komunikasi, Organisasi, dan Komunikasi Organisasi

Ada dua persoalan yang hendak dikaji dalam skripsi ini, yaitu: (1) bagaimana komunikasi organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa MAPALSA, (2) apa yang menjadi penghambat komunikasi organisasi Unit Kegitan Mahasiswa MAPALSA.

Untuk mengungkapkan persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam penelitian ini digunakanlah metode kualitatif deskriptif yang berguna untuk memberikan fakta dan data mengenai komunikasi organisasi yang ada di unit kegiatan mahasiswa MAPALSA, kemudian data tersebut dianalisis secara kritis dengan menggunakan model Miles dan Huberman, sehingga diperoleh data yang mendalam mengenai komunikasi organisasi di UKM MAPALSA.

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa (1) Proses komunikasi secara kekeluargaan yang menjadikan terapan dalam organisasi ini merupakan bentuk komunikasi terbuka bersifat informatif dalam penyampaian pesan yang sangat efektif dan efisien. (2) Pola komunikasi organisasi yang dipengaruhi secara langsung dari pimpinan kepada bawahan, merupakan otoritas dan kebijakan seorang ketua terhadap anggota.

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL PENELITIAN ... i

3(51<$7$$1.($6/,$1.$5<$«««««««««««««« ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

3(1*(6$+$17,03(1*8-,«««««««««««««««« iv 02772'$13(56(0%$+$1«««««««««««««««« v .$7$3(1*$17$5«««««««««««««««««««« vi $%675$.««««««««««««««««««««««««« vii DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 7

F. Definisi Konsep ... 11

G. Kerangka Pikir Penelitian ... 13

H. Metode Penelitian ... 16

I. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 27

J. Sistematika Pembahasan ... 28

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka ... 30

1. Komunikasi ... 30

2. Organisasi ... 33

3. Komunikasi Organisasi ... 45

B. Kajian Teori ... 54

1. Teori Strukturasi ... 54

BAB III PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Lokasi, Obyek, dan Subyek Penelitian ... 67

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 67

a. Sejarah MAPALSA ... 68

b. Logo MAPALSA ... 70

c. Tujuan MAPALSA ... 71

d. Anggota MAPALSA ... 71

e. Struktur Kepengurusan Organisasi MAPALSA ... 73

f. Tugas Kerja Pengurus MAPALSA ... 73

g. Rapat ... 76

2. Deskripsi Obyek Penelitian ... 77

(7)

B. Deskripsi Data Penelitian ... 79

1. Komunikasi Vertikal UKM MAPALSA ... 79

a. Data Downward Communication ... 80

b. Data Upward Communication ... 83

2. Komunikasi Horisontal UKM MAPALSA ... 85

BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian ... 90

B. Konfirmasi Temuan dengan Teori ... 93

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 97

B. Rekomendasi ... 99 DAFTAR PUSTAKA

PEDOMAN WAWANCARA

(8)

DAFTAR TABEL

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ... 14

Gambar 2.2 Model Elemen Organisasi ... 35

Gambar 3.3 Logo MAPALSA ... 70

(10)

1

BAB I

KOMUNIKASI ORGANISASI UNIT KEGIATAN MAHASISWA MAPALSA

A.Latar Belakang Masalah

Komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan ataupun pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang teribat didalamnya guna mencapai kesamaan makna1. Tindak komunikasi tersebut dapat dilakukan dalam beragam konteks. Seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain dalam konteks antar pribadi (interpersonal communication), seseorang bisa pula berbagi pesan dalam konteks kelompok (group

communication), dapat juga dalam lingkup organisasi (organizational

communication), serta tindak komunikasi seseorang dengan memanfaatkan

pesan dari media massa.

Pentingnya hal komunikasi bagi manusia tidak dapat dipisahkan, begitu juga bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organiasi dapat berjalan lancar. Sebagaimana fungsi komunikasi memberitahu atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikan akurat dan layak diketahui, bahkan

1

(11)

2

komunikasi yang menghibur (to entertain) pun secara tidak langsung membujuk khalayak untuk melupakan persoalan hidup mereka.2

Keberadaan komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam berorganisasi. Komunikasi dalam suatu organisasi sangat dibutuhkan karena dalam mempelajari komunikasi organisasi yaitu untuk memperbaiki organisasi. Selain itu komunikasi sangat penting sekali untuk kemajuan organisasi, suatu organisasi bisa dikatakan sukses apabila hubungan komunikasi antara internalnya harmonis. Komunikasi juga sangat berguna untuk kelangsungan suatu organisasi, dengan adanya studi komunikasi ini organisasi bisa memanajemen pengembangan sumber daya manusia, instansi dan tugas-tugas yang lain.

Organisasi merupakan sistem yang terbuka, dinamis, menciptakan komunikasi, dan saling menukar pesan diantara anggotanya. Karena menciptakan dan tukar menukar pesan ini berjalan terus menerus dan tidak ada hentinya maka dirumuskan suatu proses yang dapat dirumuskan sebagai suatu kerja sama berdasarkan suatu pembagian tugas untuk mengarah pada suatu tujuan yang ingin dicapai.

Dalam proses mencapai tujuan organisai diperlukan adanya komunikasi yang dapat menghubungkan, mengatur dan membina lingkungan organisasi itu menyangkut struktur dan fungsi organisasi, dalam suatu

2

(12)

3

hubungan antara anggotanya, proses informasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi tersebut. Disitulah peran komunikasi organisasi berfungsi menjadikan wadah komunikasi sebagai basis pengorganisasian manusia di dalam suatu kelompok dan memberikan kelancaran yang dapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih harmonis serta lebih memahami perencanaan dan mengetahui keberlangsungan aktifitas organisasi tersebut.

Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tersebut3. Arus komunikasi yang berlangsung dalam suatu organisasi ada dua. Pertama arus komunikasi vertikal yang terdiri dari arus komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dan arus komunikasi dari bawah ke atas (upward communication) serta arus komunikasi yang berlangsung antara dan diantara bagian ataupun karyawan dalam jenjang atau tingkatan yang sama. Arus komunikasi ini dikenal dengan nama komunikasi horisontal4. Komunikasi organisasi juga mengandung unsur penting dalam manajemen lingkungan organisasi seperti diantaranya, komunikasi untuk pembuat keputusan, berupa komunikasi kelompok kecil atau besar, sistem kepemimpinan, pengelolaan konflik, pengembangan organisasi serta kepuasan kerja diantara seluruh anggota.

3

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, KOMUNIKASI ORGANISASI Strategi meningkatkan Kinerja Perusahaan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998), cetakan 1, hlm. 31.

4

(13)

4

Lebih spesifik peneliti melakukan penelitian komunikasi organisasi unit kegiatan mahasiswa MAPALSA, dilandasi oleh identifikasi masalah tentang komunikasi organisasi pada unit kegiatan mahasiswa MAPALSA yaitu didalamnya terdapat birokrasi (sistem kontrol dalam organisasi) yang cukup kompleks tetapi terstruktur dalam struktur kepengurusan yang terdiri dari Ketua, Bendahara, Sekretaris, Seksi Pendidikan dan Latihan, Seksi Kesejahteraan Anggota, Seksi Penelitian dan Pengembangan, Seksi Pengembangan pada Masyarakat, dan Anggota. Sehingga dapat terlihat jelas aktifitas organisasi yang kebanyakan pada lingkungan organisasi mengalami kendala-kendala sehingga kadang kurang koordinasi dalam pengorganisasian tugas, pesan atau informasi yang tengah menjadi kebutuhan semua anggota dan kadang tidak berjalan efektif dan efisien.

(14)

5

anggota tersebut tidak bisa melaksanakan proses pendidikan. Padahal hal tersebut sangat mempengaruhi jenjang status keanggotaan dari mereka sendiri.

Selain dari anggota yang mempunyai kewajiban menjalankan pendidikan, dari pengurus sendiri juga mempunyai permasalahan yang sama. Ada pengurus yang tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Hal ini sangat menghambat jalannya organisasi. Bisa dilihat apabila pengurus dari suatu organisasi kurang bisa menjalankan tugasnya sebagai pengurus dengan maksimal, itu akan mempengaruhi organisasi tersebut. Dan juga berpengaruh kepada anggota dari sebuah organisasi tersebut.

Selain itu pergantian Ketua di unit kegiatan mahasiswa MAPALSA juga sangat mempengaruhi pola komunikasi organisasi yang terjadi dalam unit kegiatan mahasiswa MAPALSA. Di MAPALSA, baik sebagai Ketua maupun Pengurus yang lain, hampir rata-rata anggota akan menjadikan suatu beban bagi anggota yang diberikan kepercayaan untuk memegang suatu kepengurusan. Padahal, pada dasarnya mahasiswa mengikuti organisasi dalam ruang lingkup kampus adalah suatu proses belajar keilmuan diluar materi perkuliahan. Unit Kegiatan Mahasiswa itu sendiri adalah suatu wadah bagi mahasiswa guna menghubungkan minat dan bakat mahasiswa dalam suatu bidang.

(15)

6

komunikasi dalam sebuah organisasi, maka dalam penelitian ini akan mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul “Komunikasi Organisasi unit kegiatan mahasiswa MAPALSA”.

B.Rumusan Masalah

Dari permasalahan yang telah diungkapkan diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1.Bagaimana Komunikasi Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa MAPALSA?

2.Apa Faktor-faktor yang menghambat Komunikasi Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa MAPALSA?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan arah pelaksanaan penelitian yang menguraikan apa yang akan dicapai, disesuaikan dengan kebutuhan peneliti dan pihak lain yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Tujuannya adalah:

1. Untuk mendeskripsikan dan memahami Komunikasi Organisasi di Unit Kegiatan Mahasiswa MAPALSA.

(16)

7

D.Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian dan pengetahuan mengenai Ilmu Komunikasi.

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah dalam memperkaya wawasan ilmu komunikasi khususnya komunikasi organisasi.

3. Secara Praktis, Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada pihak Uni Kegiatan Mahasiswa MAPALSA untuk memperhatikan komunikasi organisasi dengan baik.

E.Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

Perlu dijelaskan bahwa kajian hasil peneltian terdahulu pada dasarnya untuk memaparkan dan menjelaskan berkenaan dengan penelitian-penelitian terdahulu apakah ada atau tidak yang berkenan dengan penelitian penulis yang juga menjadi bukti kongkrit bahwasannya penelitian ini sebelumnya belum ada yang membahas, kalaupun pernah terangkat tentunya dipaparkan perbedaan baik dari sisi metode, obyek penelitian atau yang lain.

(17)

8

Anton Syuhada Universitas Peembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur Fakultas Ilmu Sosial dan Politik program Studi Ilmu Komunikasi Surabaya (2010). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Anton adalah lebih banyak mendiskripsikan tentang masalah yang dihadapi perusahaan. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah iklim komunikasi organisasi yang merupakan situasi dalam lingkungan kerja di suatu organisasi secara keseluruhan. Perusahaan yang mempunyai iklim komunikasi organisasi yang baik dapat digunakan sebagai indikasi bahwa perusahaan tersebut memiliki citra yang baik.

Persamaan peniitian dalam skripsi tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yakni sama-sama meneliti tentang komunikasi organisasi dan sampel dari skripsi tersebut adalah semua anggota MAS (mio

ssociation surbaya) sedangkan peneliti akan meneliti anggota dari unit

kegiatan mahasiswa MAPALSA, teknik penarikan sampel dari penelitian tersebut adalah teknik likert.

(18)

9

sebesar 0,378 lebih besar dari r tabel 0,349. Selain itu juga dapat dilihat dari nilai sig. 0,39 lebih kecil dari taraf signifikasi 0,05 (0,39>0,05). Dapat diartikan bahwa ada korelasi atau hubungan antara variabel X dan variabel Y. jadi dapat dibuktikan bahwa hipotesis (Ho) ditolak atau tidak dapat pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja pegawai HUMAS PEMPROV DIY, sedangkan (Ha) diterima yaitu terdapat pengaruh Iklim Komunikasi Organisai terhadap Kinerja Pegawai HUMAS PEMPROV DIY.5

Dalam skripsi ini, penulis meneliti tentang Komunikasi Organisasi. Jadi sama dengan yang akan diteliti oleh peneliti adalah peneliti akan meneliti tentang Komunikasi Organisasi. Sedangkan perbedaannya adalah dalam penelitian yang dilakukan oleh Mar’ atus menggunakan metode Kuantitatif, sedangkan yang akan digunakan oleh peneliti sekarang ini adalah metude kualitatif. Dan selain itu perbedaannya adalah obyek yang dijadikan peneilitian ini. Skripsi tersebut meneliti kinerja pegawai Humas Pemprov DIY dan yang akan diteliti oleh peneliti adalah unit kegiatan mahasiswa MAPALSA.

Sebagai rujukan yang ke tiga yaitu, skripsi yang berjudul “Komunikasi Vertikal PT. Prudential Synergy Solution Agency Surabaya” ditulis oleh Moh. Misbachul Munir Romadhon. Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu

5

(19)

10

Komunikasi Konsentasi Broadcasting. Penelitian yang dilakukan Munir pada tahun 2013 menggunakan metode kualitatif. Tujuan penelitian yang dilakukan Munir adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan komunikasi vertical dan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam melakukan komunikasi vertical di PT. Prudential Synergy Solution Agency Surabaya. Dalam penelitiaannya didapatkan bahwa proses komunikasi vertical yang diterapkan kepada pimpinan pada karyawan serta karyawan kepada pimpinan menerapkan komunikasi secara kekeluargaan dengan penyampaian pesan yang tidak terlalu formal melainkan dalam suasana nyaman, santai, dan damai. Sehingga penerapan prinsip tersebut tidak ada ruang pembatas yang memisahkan antara satu dengan yang lainnya.

(20)

11

F. Definisi konsep 1.Komunikasi

Komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan ataupun pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat didalamya guna mencapai kesamaan makna6.

Dalam dataran teoritis, komunikasi ada dua perspektif, yaitu perspektif kognitif dan perilaku. Komunikai menurut Colin Cheery, komunikasi secara pespektif kognitif adalah penggunaan lambang-lambang (symbols) untuk mencapai kesamaan makna atau bebagai informasi tentang satu objek atau kejadian. Sedangkan menurut B. F. Skinner, komunikasi secara perspektif perilaku memandang komunikasi sebagai perilaku verbal atau simbolik dimana sender berusaha mendapatkan suatu efek yang dikehendakinya pada receiver. Dan pada perspektif perilaku F. E. X. Dance menegaskan bahwa komunikasi adalah adanya suatu respons melalui lambing-lambang verbal dimana symbol verbal tersebut bertindak sebagai stimuli untuk memperoleh respons7.

Dalam unit kegiatan mahasiswa MAPALSA ada beberapa proses penyampaian pesan. Apabila ada sesuatu informasi yang berkenaan dengan MAPALSA, informasi disampaikan melalui rapat. Ada juga yang langsung disampaikan kepada anggota secara langsung dan ada juga informasi atau

6

. Djuarsa Sendjaja, et al., Teori Komunikasi, …, hlm.129.

7

(21)

12

pengumuman yang disampaikan melalui surat yang dikeluarkan oleh Ketua.

2.Organisasi

Proses kerjasama yang perlahan-lahan terus berkembang sehingga terbentuklah wadah yang menjadi tempat manusia berkumpul yang disebut organisasi. Sedangkan definisi organisasi menurut Liliweri adalah sebuah sistem sosial yang dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi juga merupakan suatu kelompok yang mempunyai diferensiasi peranan, atau kelompok yang sepakat untuk memenuhi seperangkat norma-norma8.

Robbins dalam Liliweri mengatakan, organisasi adalah sebuah bentuk kerjasama yang sistematik antara sejumlah orang untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan. Disebut kerjasama karena didalamnya terdapat jalinan, hubungan, relasi, dan komunikasi antar sejumlah orang yang mempunyai tugas dan fungsi yang sama atau yang berbeda-beda lalu membentuk sebuah sistem untuk memenuhi tujuan yang telah disepakati bersama.

Unit Kegiatan Mahasiswa MAPALSA adalah suatu organisasi yang bergerak dibidang kepencinta alaman. Ruang lingkup kepencinta alaman sendiri, berhubungan dengan masalah lingkungan hidup dan kepetualangan. Tujuan dan aturan-aturan yang ada di organisasi tersebut, dituangkan kepada aturan yang telah disepakati bersama.

8

(22)

13

3.Komunikasi Organisasi

Komunikasi dalam organisasi menggunakan dua saluran dasar, saluran formal dan informal. Keduanya penting dan membawa pesan. Adakalanya menegaskan, adakalanya membantah ke seluruh organisasi9.

Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu10.

Seorang Ketua di Unit Kegiatan Mahasiswa MAPALSA akan memeberikan informasi kepada seluruh anggota. Informasi yang disampaikan dalam hal khusus dan juga umum. Dan Anggota akan melaporkan kepada Ketua, dari kegiatan yang telah dilakukan dalam suatu kepanitiaan kegiatan.

G.Kerangka Pikir Penelitian

Dalam penlitian kali ini, peneliti akan memaparkan secara skematik teoritis yang akan digunakan oleh peneliti didalam melakukan sebuah penelitian. Ilustrasi kerangka pikir penelitian Komunikasi Organisasi Unit Komunikasi Organsiasi MAPALSA, dalam hal ini kerangka pikir penelitian

9

Ron Ludlow dan Fergus Panton, Komunikasi Efektif (Yogykarta: Andi, 2000), cet. Ke-2, ed. 1, hlm. 29.

10

(23)

14

adalah yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran-gambaran tentang teori yang dipakai sebagai landasan pemasalahan yang akan diteliti.

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Teori Strukturasi atau structuration theory adalah teori umum mengenai tindakan social, hasil pemikiran sosiologis Inggris terkenal, Anthony Giddens

Organisasi Unsur-unsur: Anggota, Pekerjaan, praktik-praktik

pengelolaan, struktur dan pedoman

Komunikasi

Vertical dan horizontal

Komunikasi Organisasi

Teory Srukturasi: Anthony Giddens Elemen-elemen yang membentuk: Agensi

dan Refleksivitas, Dualitas Struktur, dan Integrasi Sosial

Gaya Komunikasi

The Equalitarium Style

(24)

15

dan para pengikutya. Teori ini menyatakan bahwa kegiatan manusia adalah suatu proses untuk menghasilkan dan menghasilkan kembali berbagai sistem sosial11. Elemen yang membentuk teori strukturasi adalah sistem, aturan, sumber daya, struktur, dualitas struktur12.

Unsur-unsur dasar yang membentuk suatu organisasi ada lima: anggota organisasi, pekerjaan dalam oganisasi, praktik-praktik pengelolaan, struktur organisasi, dan pedoman organisasi13. Dari organisasi akan diteruskan melalui komunikasi.

Arus komunikasi yang berlangsung dalam suatu organisasi ada dua. Pertama arus komunikasi vertikal yang terdiri dari arus komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dan arus komunikasi dari bawah ke atas (upward communication) serta arus komunikasi yang berlangsung antara dan diantara bagian ataupun karyawan dalam jenjang atau tingkatan yang sama. Arus komunikasi ini dikenal dengan nama komunikasi horizontal. Dalam penelitian ini gaya komunikasi yang dipakai adalah the equalitarian style.

Bila organisasi dianggap suatu struktur atau wadah yang telah ada sebelumnya, maka komunikasi dapat dianggap sebagai “suatu substansi nyata yang mengalir ke atas, ke bawah, dan ke samping dalam suatu wadah”.

11

Morrisan, Teori Komunikasi Organisasi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), cet. Ke-1, hlm. 56.

12

Ibid, hlm. 60.

13

(25)

16

Dalam pandangan itu, komunikasi berfungsi mencapai tujuan dari sistem organisasi. Fungsi-fungsi komunikasi lebi khusus meliputi pesan-pesan mengenai pekerjaan, pemeliharaan, motivasi, integrasi, dan inovasi. Komunikasi mendukung struktur organisasi dan adaptasinya dengan lingkungan. Bila organisasi merupakan suatu informasi besar, maka maksud proses informasi adalah untuk memeproleh informasi yang tepat bagi orang yang tepat pada saat yang tepat. Berdasrkan perspektif ini, komunikasi organisasi dapat dilihat sebagai “proses mengumpulka, memproses, menyimpan, dan menyebarkan komunikasi yang memungkinkan organisasi berfungsi”14.

H.Metode Penelitian

1.Pendekatan dan jenis penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif dan jenis penelitian dekriptif. Kualitatif deskriptif adalah metode penelitian untuk menyelidiki obyek yang tidak dapat diukur dengan angka-angka ataupun ukuran lain yang bersifat eksak. Penelitian kualitatif juga bisa diartikan sebagai riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif yang bahwasannya menjadi tolak ukur penelitian tersebut. Teknik pengumpulan data

14

(26)

17

kualitatif diantaranya adalah wawancara (interview), pertanyaan-pertanyaan/kuesioner (quesionere), daftar pertanyaan (schedules), observasi pengamatan (participant observer technique), peneyelidikan dalam sejarah hidup (life historical investigation), dan analisis konten (content dokumen)15.

Peneliti menggunakan Kualitatif deskriptif, sebab peneliti ini menyelidiki sbuah study kasus di dalam unit kegiatan mahasiswa MAPALSA dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Jenis penelitian ini menggunakan studi kasus (case studi), yaitu metode yang dipergunakan dengan tujuan untuk mempelajari sedalam-dalamnya salah satu bentuk gejala yang nyata dalam kehidupan bermasyarakat. Obyeknya adalah keadaan kelompok-kelompok dalam masyarakat, lembaga-lembaga masyarakat, maupun individu-individu dalam masyarakat.

Penelitian deskriptif kualitatif berusaha menggambarkan suatu gejala social. Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk menggambarka sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat sudi. Metode kualitatif ini memberikan informasi yang lengkap sehingga

15

A. Afifuddin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Pustaka Setia, 2005),

(27)

18

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan pada berbagai masalah.

Metode penelitian kualitatif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Metode ini menuturkan, menganalisa, dan mengklasifikasi, meyelidiki dengan teknik survey, interview, angket, observasi, teknk test; studi kasus, studi komperatif, studi waktu dan gerak, analisa kualitatif dan operasional. Bila disimpulkan bahwa metode dekriptif adalah metode yang menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, padangan, sikap yang menampak, atau tentang satu proses yang sedang muncul, kecenderungan yang menampak, pertentangan yang meruncing, dan sebagainya.

2.Subjek Penelitian

Subjek penelitian menurut Amirin merupakan seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh keterangan, sedangkan Suharsimi Arikunto member batasan subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan. Dalam sebuah penelitian, subjek penelitian memiliki peran yang sangat strategis karena pada subjek penelitian, itulah data tentang variabel yang penelitian akan diamati16.

16

(28)

19

Anggota Di UKM MAPALSA UIN Sunan Ampel Surabaya terdiri dari 6 macam anggota, yaitu: Anggota Lulus Diklat (ALD), Anggota Muda (AM), Anggota Biasa (AB), Anggota Istimewa (AI), Anggota Luar Biasa (ALB), dan Anggota Kehormatan (AK)17. Anggota yang disebutkan adalah anggota aktif dan anggota non aktif. Anggota Aktif adalah anggota yang masih menempuh pendidikan di UIN Sunan Ampel Surabaya, sedangkan Anggota non aktif adalah anggota yang sudah menyelesaikan studi di UIN Sunan ampel Surabaya18.

Pada penelitian menggunakan metode kualitatif, subjek penelitian (dalam penelitian kualitatif disebut sebagai informan) tidak harus banyak. Namun yang lebih penting dalam penelitian kualitatif adalah anggapan bahwa subjek yang dipilih adalah pihak yang paling banyak mengetahui informasi yang diharapkan oleh peneliti19.

Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi social tertentu, yag dapat berupa lembaga pendidikan tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi social tersebut. Pennetuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu20.

17

Aturan Dasar, BAB VI Keanggotaan, pasal 13. Mahasiswa Pecinta Alam Sunan Ampel, UIN SUnan Ampel Surabaya.

18

Pramudya Nugraha, Ketua MAPALSA, wawancara pribadi, Surabaya, 12 Maret 2015.

19

Muhammad Idrus, METODE PENELITIAN ILMU SOSIAL Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, …, hlm. 95.

20

(29)

20

Yang dijadikan sebagai informan oleh peneliti adalah Dipo Karta Yuangga (Dewan Penasehat MAPALSA periode 2014-2015), Imam Bushori (Seksi Pengembangan pada Masyarakat), Pramudya Nugraha (Ketua MAPALSA periode 2015), Ahmad Giri A. M. (Sekretaris MAPALSA periode 2015), M. Syarifuddin (Sie. Pendidikan dan Latihan MAPALSA periode 2015), Azwar Tahir (Anggota), Elisa Roichanah (Anggota), Riza Ahmad Zain (Anggota), dan Hamzah Afif Afandi (Anggota).

Informan yang pertama adalah Dipo Karta Yuangga, menjadi Dewan Penasehat MAPALSA periode 2014-2015. Informan merupakan anggota tahun 1998. Selain itu informan juga pernah menjabat Ketua Umum pada tahun 2002. Jadi peneliti menjadikan informan dikarenakan bahwa Dipo Karta Yuangga bisa memberikan informasi mengenai organisasi MAPALSA yang sekarang dan juga pada saat informan masih menjadi anggota aktif.

Informan kedua adalah Imam Bushori, informan merupakan mantan Ketua Umum periode 2014. Informan merupakan anggota 2009. Jadi peneliti menjadikan informan karena pengalaman menjadi seorang Ketua Umum sangat banyak informasi yang dibutuhkan bagi peneliti.

(30)

21

2015. Informan merupakan anggota tahun 2012. Bagi peneliti, kedua informan bisa memberikan informasi mengenai pola komunikasi selama informan menjalani masa pendidikan dan juga pada saat informan menjabat sebagai kepengurusan paling atas.

Informan kelima adalah M. Syarifuddin anggota angkatan 2013 dan informan keenam adalah Elisa Roichanah anggota angkatan 2014. Menurut peneliti kedua informan merupakan anggota yang aktif, dengan itu banyak informasi yang bisa digali.

Informan ketujuh adalah Azwar Tahir anggota angkatan 2013 dan informan kedelapan adalah Riza Ahmad Zain anggota angkatan 2014. Kedua informan tersebut adalah anggota yang tidak aktif. Peneliti mencari informasi mengenai faktor penyebab yang menjadikan informan tidak aktif.

Informan yang kesembilan adalah Hamzah Afif Afandi, anggota angkatan 2012. Informan merupakan pengurus yang tidak hadir pada saat laporan akhir tahunan. Jadi informan bisa memberikan informasi mengenai masalah yang dia hadapi.

3.Cara pengumpulan data

(31)

22

pokok masalah tertentu. Wawancara sambil lalu adalah wawancara yang tertuju kepada orang-orang yang dipilih tanpa melalui seleksi terlebih dahulu secara diteliti, tetapi dijumpai secara kebetulan 21.

Didalam lapangan pertanyaan-pertanyaan bersifat fleksibel dan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan peneliti. Dalam penelitian kualitatif, kedudukan peneliti begitu penting, yaitu sebagai peneliti juga sekaligus sebagai instrumen penelitian. Mengingat fungsi dan kedudukannya, seorang peneliti kualitatif hendaklah memiliki kepekaan atas simbol-simbol yang ditampilkan informan, ungkapan verbal dan non verbal yang ditunjukan oleh subjek dengan segala perilaku dan tutur katanya22.

b. Pengamatan (observasi), observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara terlbat (partisipatif) maupun nonpartisipatif. Pengamatan terlibat merupakan pengamatan yang melibatkan peneliti dalam kegiatan orang yang menjadi sasaran penelitian, tanpa mengakibatkan perubahan pada kegiatan atau aktivitas yang bersangkutan23.

21

Muhammad Idrus, METODE PENELITIAN ILMU SOSIAL Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, ..., hlm. 104.

22

Muhammad Idrus, METODE PENELITIAN ILMU SOSIAL Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, ..., hlm.104-105.

23

(32)

23

c. Studi Pustaka atau dokumen, didapatkan dari memepelajari dokumen-dokumen dan buku-buku di UKM MAPALSA UIN Sunan Ampel Surabaya.

4.Tahap-tahap penelitian

Tahap-tahap penelitian ini meliputi tiga tahapan, yitu: a. Tahap pra lapangan

Ada tiga tahapan yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian dan mengurus perizinan.

1) Menyusun rancangan penelitian

Dalam konteks ini, peneliti terlebih dahulu membuat rumusan masalah yang akan dijadikan objek penelitian, untuk kemudian membuat matriks usulan judul penelitian sebelum melaksanakan penelitian hingga proposal penelitian.

2) Memilih lapangan penelitian

Dalam penentuan lapangan penelitian, ada cara terbaik yang perlu ditempuh yakni dengan jalan mempertimbangkan teori sustansif, pegilah dan jajakilah lapangan untuk melihat apakah terdapat kesesuaian dengan kenyataan yang berada di lapangan24. Slain dari itu dari itu, penentu dari pemilihan lokasi penelitian ini

24

(33)

24

adalah karena didasari oleh pengetahuan peneliti sendiri tentang UKM MAPALSA.

3) Mengurus perizinan

Setelah membuat usulan penelitian dalam bentuk proposal, peneliti mengurus izin kepada pihak-pihak terkait. Sepert pihak kampus dan instansi dimana menjadi objek penelitian.

b. Tahap pekerjaan lapangan

Tahap pekerja lapangan dibagi atas tiga bagian, yaitu: memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan, dan berperan aktif serta sambil mengumpulkan data. Berikut pemaparan dari tahapan tersebut.

1) Memahami latar penelitian dan persiapan diri

Untuk memasuki pekerjaan di lapangan, peneliti perlu memahami latar penelitian terlebih dahulu, hal ini dilakukan agar nantinya peneliti tidak mendapat hambatan yang berarti dan mengetahui bagaimana kondisi sebenarnya. Disamping itu, peneliti juga mempersiapkan diri, baik secara fisik maupun mental disamping itu juga harus mengingat persoalan etika.

2) Memasuki Lapangan

(34)

25

sehingga seolah-olah tidak ada lagi dinding pemisah yang bisa menyebabkan sulitnya peneliti mendapatkan informasi.

3) Berperan Sambil Mengumpulkan Data

Dalam tahap ini menentukan keberhasilam peneliti, sebab di tahapan ini peneliti dituntut berperan serta dan aktif mengetahui kondisi diri mulai cara menghilangkan keletihan dan kejenauhan dan mengatur waktu istirahat. Pada tahap ini pula, peneliti akan mengadakan pengumpulan data secara umum, melakukan observasi dan wawancara mendalam untuk memperoleh informasi luas mengenai hal-hal yang menonjol, menarik, penting, dan berguna bagi penelitian selanjutnya. Setelah pengumpulan data cukup, peneliti akan melakukan pengumpulan data secara khusus sehingga fokus penelitian jelas dan terarah. Wawancara struktur dan mendalam berperan besar dalam tahap ini sehingga informasi yang mendalam dan bermakna yang diperoleh.

c. Tahap analisis data

(35)

26

analisis data yaitu, data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification25.

1) Reduksi Data (data reduction)

Reduksi diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar, yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi data juga dilakukan dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, menulis memo, dan sebagainya. Reduksi ini terus berlanjut sesudah penelitian lapangan sampai laporan akhir tersusun.

2) Penyajian Data (data display)

Penyajian data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3) Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi (conclusion drawing/verification)

Dari permulaan pengumpulan data, maka akan dimulai dengan mencari arti, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi. Kesimpulan awal

25

Sugiyono, METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (pendekatan Kuantitaif, Kualitatif &

(36)

27

yang bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

I. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik keabsahan data digunakan untuk meminimalisir kesalahan yang akan dilakukan dalam sebuah penelitian untuk itu peneliti menggunakan beberapa teknik keabsahan data sebagai berikut:

1. Perpanjangan Keikut Sertaan

Hal ini bahwa peneliti berada pada latar penelitian pada kurun waktu yang dianggap cukup hingga mencapai titik jenuh atas pengumpulan data di lapangan. Waktu akan pengaruh pada temuan penelitian baik pada kualitas sampai kuantitasnya. Terdapat beberapa alas an dilakukannya teknik ini, yaitu untuk membangun kepercayaan informan (subyek) dan peneliti sendiri, menghindari kesalahan (distorsi) dan bias, serta mempelajari lebih dalam tentang latar dan subjek penelitian.

(37)

28

Mengandung maka mencari secara konsisten dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentative dan menemukan cirri-ciri dan unsur yang relevan dengan fokus penelitian untuk lebih dicermati. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan kedalaman penelitian yang maksimal.

3. Pengecekan Sejawat

Mengekspos hasil penelitian kepada sejawat dalam bentuk diskusi untuk menghasilkan pemahaman yang lebih luas, komprehensif, dan menyeluruh. Hal ini perlu dilakukan agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan jujur atas temuan, dapat menguji hipotesis kerja yang telah dirumuskan, menggunakannya sebagai alat pengembangan langkah penelitian selanjutnya serta sebagai pembanding.

J. Sistematika Pembahasan

Skripsi ini dibagi menjadi lima bab: BAB I: PENDAHULUAN

(38)

29

BAB II: KAJIAN TEORITIS

Dalam bab ini terdiri atas kajian pustaka dan kajian teori, yang membahas tentang uraian mengenai komunikasi organisasi dan kinerja anggota UKM MAPALSA.

BAB III: PAPARAN DATA PENELITIAN Bab ini berisi profil data dan deskripsi hasil. BAB IV: INTERPRETASI HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi analisi data dan konfirmasi dengan teori. BAB V: PENUTUP

(39)

30

BAB II

KAJIAN TEORITIS

Dalam penelitian yang dilakukan ini, peneliti menggunakan data dan teori-teori yang telah ada dan akan dipakai sebagai acuan penelitian ini. Data-data tersebut tak lain adalah bearasal dari buku-buku dan berbagai literatur yang relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan saat ini.

A.Kajian Pustaka

Pada proses penelitian yang peneliti lakukan, peneliti membutuhkan beberapa acuan referensi yang digunakan untuk menelaah obyek kajian yang ada hubungan dan keterkaitannya dengan judul “Komunikasi Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa MAPALSA”. Beberapa kajian pustaka yang berkaitan dengan judul adalah:

1.Komunikasi

Istilah komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu

communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran, kata sifatnya

communis yang bermakna umum atau bersama-sama26. Menurut Charles

H. Cooley komunikasi adalah mekanisme yang mengadakan hubungan antara manusia dan yang mengembangkan semua lambang dari

26

(40)

31

pikiran bersama dengan arti yang menyertainya dan melalui keleluasan (space) serta menyediakan tepat pada waktunya27.

Apabila dipandang dengan arti luas komunikasi tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan saja tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta, dan idem akan fungsi dalam setiap sistem sosial sebagai berikut28. Sosialisasi: penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga mereka sadar akan fungsi yang maksimal sosialnya dan dapat aktif didalam masyarakat29.

a. Informasi: pengumpulan data, penyimpanan data, pemrosesan data, penyebaran berita, gambar, fakta, pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan secara jelas terhadap kondisi lingkungan orang lain agar dapat mengambil keputusan secara tepat. b. Pendidikan: pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong

perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan dan kemahiran yang dibutuhkan pada semua bidang kehidupan.

27

Sunarjo dan D. Sunarjo, Komunikasi dan Retorika, (Yogyakarta: Penerbit Liberty), 1983, hlm. 12-13

28

Prof. Drs. A. W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta, Rineka

Cipta), hlm. 5

29

(41)

32

c. Memajukan kebudayaan: penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang, membangunkan imajinasi dan mendorong kreatifitas dan kebutuhan estetikanya.

d. Perdebatan dan diskusi: menyediakan dan menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, meyediakan bukti yeng relevan diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama ditingkat nasional maupun lokal.

e. Motovasi: menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

f. Hiburan: penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan gambar dari drama, tari, kesenian, kesusasteraan, musik, olahraga, permainan, dan lain-lain untuk rekreasi , kesenangan kelompok, dan individu.

(42)

33

Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan, oleh sebab itu komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on

our ability to understand one another) atau pesan yang disampaikan

melalui komunikator (yang menyampaikan pesan), melalui media, menuju sasaran (komunikan)30. Komunikasi merupakan suatubidang yang sangat penting dalam manajemen organisasi yang pada hakikatnya adalah untuk mencapai tujuan dengan melalui orang lain.

2. Organisasi

a. Pengertian organisasi

Ada bermacam-macam pendapat mengenai apa yang dimaksud dengan organisasi. Schein mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. Schein juga mengatakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut.

30

(43)

34

Selanjutnya Kochler mengatakan bahwa organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.

Wright mengatakan bahwa organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Dari tiga pengertian disebut dapat diambil tiga hal yang sama, yaitu organisasi merupakan suatu sistem, mengkoordinasi aktivitas, dan mencapai tujuan bersama atau tujuan umum31.

Dikatakan suatu sistem karena organisasi itu terdiri dari berbagai bagian yang saling tergantung satu sama lain. Setiap organisasi memerlukan koordinasi supaya masing-masing bagian dari organisasi bekerja menurut semestinya dan tidak mengganggu bagian lainnya. Selain itu, organisasi mempunyai aktivitasnya masing-masing sesuai dengan jenis organisasinya.

b. Elemen organisasi

Organisasi adalah sangat bervariasi ada yang sangat sederhana dan ada pula yang sangat kompleks. Dalam memahami organisasi dibutuhkan pemahaman mengenai model elemen organisasi. Dalam model elemen organisasi dari Scott,

31

(44)

35

menggambarkan elemen dasar dari organisasi dan saling keterkaitan satu elemen dengan elemen lainnya32.

[image:44.595.140.514.189.552.2]

L

Gambar 2.2 Model elemen Organisasi Scott

1)Struktur Sosial

Struktur sosial adalah pola atau aspek aturan hubungan yang ada antara partisipan di dalam suatu organisasi. Struktur sosial menurut Davis dapat dipisahkan menjadi dua komponen yaitu struktur normatif dan struktur tingkah laku.

Struktur normatif mencakup nilai, norma, dan peranan yang diterapkan. Nilai adalah kriteria yang digunakan dalam memilih tujuan tingkah laku. Sedangkan norma adalah aturan umum mengenai tingkah laku yang dapat

32

Ibid, hlm. 26-28

teknologi

Struktur sosial

tujuan

partisipan organisasi

(45)

36

digunakan sebagai pedoman dalam mengejar tujuan. Peranan yang diharapkan, digunakan sebagai standar penilaian tingkah laku karyawan yang sesuai dengan posisinya.

2) Partisipan

Partisipan organisasi adalah individu-individu yang memberikan kontribusi kepada organisasi. Semua individu berpartisipasi lebih daripada suatu organisasi dan keterlibatannya pada masing-masing organisasi tersebut sangat bervariasi.

Tingkat ketrampilan dan keahlian yang dibawa partisipan ke dalam organisasi adalah sangat berbeda-beda. Oleh karena itu susunan struktural didalam organisasi mestilah dirancang untuk disesuaikan dengan tingkat ketrampilan. Tingkat ketrampilan ini hampir selalu diikuti oleh perbedaan kekuasaan (power) dan tuntutan otonomi.

3) Tujuan

(46)

37

Tujuan merupakan suatu titik sentral petunjuk dalam menganalisis organisasi. Tujuan dibatasi sebaga suatu konsepsi akhir yang diingini, atau kondisi yang partisipan usahakan mempengaruhinya, melalui penampilan aktivitas tugas-tugas mereka.

4) Teknologi

Yang dimaksud denga teknologi adalah penggunaan mesin-mesin atau perlengkapan mesin dan juga pengetahuan teknik dan ketrampilan partisipan. Tiap-tiap organisasi mempunyai teknologi dalam melakukan pekerjaannya. Beberapa organisasi memproses materi input atau masukan dan membangun perlengkapan perangkat keras (hardware). Organisasi lainnya memproses orang, hasil produksinya berisikan individu-individu yang berpengetahuan, yang terampil atau individu yang lebih sehat.

5) Lingkungan

(47)

38

dirinya sendiri. Semuanya bergantung pada lingkungan sistim yang lebih besar untuk dapat terus hidup.

c.Karakteristik organisasi

Tiap organisasi disamping mempunyai elemen yang umum juga mempunyai karakteristik yang umum. Diantara karakteristik tersebut adalah bersifat dinamis, memerlukan informasi, mempunyai tujuan, dan struktur33.

1) Dinamis

Organisasi sebagai sistem terbuka terus-menerus mengalami perubahan, karena selalu mengalami tantangan baru dari lingkungannya dan memerlukan penyesuaian diri dengan keadaan lingkungan yang selalu berubah tersebut. Sifat dinamis ini pertama sekali disebabkan karena adanya perubahan ekonomi dalam lingkungannya.

Faktor kedua yang menjadikan organisasi bersifat dinamis adalah perubahan pasaran. Kebanyakan organisasi pasarannya adalah hasil produksi atau pelayanan. Karena pasaran itu tergantung kepada langganan yang menggunakannya maka organisasi

33

(48)

39

tersebut harus sensitif terhadapa perubahan sikap terhadapa langganannya.

Faktor ketiga yang menjadi organisasi bersifat dinamis adalah perubahan kondisi sosial. Karena semua organisasi tergantung kepada bakat dan inisiatif manusia maka organisasi mesti tetap dinamis untuk menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi sosial.

Faktor terakhir adalah perubahan teknologi. Perubahan teknologi yang terjadi dalam masyarakat akan memberikan dampak pada organisasi.

2) Memerlukan informasi

Untuk mendapatkan informasi adalah melalui proses komunikasi. Tanpa komunikasi tidak mungkin kita mendapat informasi. Oleh karena itu komunikasi memegang peranan penting dalam organisasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan bagi organisasi. Informasi yang dibutuhkan ini baik dari dalam organisasi sendiri maupun dari luar organisasi. 3) Mempunyai tujuan

(49)

40

anggota organisasi, sehingga setiap anggota dapat diharapkan mendukung pencapaian tujuan organisasi melalui partisipasi mereka secara individual. Sebagian orang telah menyadari, bahwa dengan masuknya dia menjadi anggota suatu organisasi atau bekerja pada suatu perusahaan, berarti secara otomatis dia menerima tujuan organisasi atau perusahaan tersebut. 4) Terstruktur

Organisasi dalam usaha mencapai tujuannya biasanya membuat aturan-aturan, undang-undang, dan hierarki hubungan dalam organisasi. Hal ini dinamakan struktur organisasi.

Struktur menjadikan organisasi membakukan prosedur kerja dan mengkhususkan tugas yang berhubungan dengan proses produksi. Suatu organisasi mengembangkan suatu struktur yang membantu organisasi mengontrol dirinya sendiri.

(50)

41

Tiap organisasi mempunyai sumber daya manusia. Manusialah yang mengelola organisasi, yang mengerjakan tugas-tugas organisasi dan manusia jugalah yang memberikan pengetahuan yang organisasi gunakan untuk bertumbuh dan berkembang. Dan sumber daya manusia sendiri juga berguna sebagai pembuat keputusan dan pengendali bagi organisasi itu sendiri.

Selain dari sumber daya manusia yang dipunyai organisasi, organisasi juga harus mempunyai ketrampilan tertentu. Ketrampilan inilah yang akan digunakan organisasi untuk memproses masukan menjadi hasil produksi. Dari jenis ketrampilan inilah seseorang dapat membedakan suatu organisasi dengan organisasi yang lainnya.

(51)

42

memproduksi barangyang tidak dapat dibual oleh orang lain. Jadi ketrampilan adalah mutlak dipunyai oleh suatu organisasi.

Hal lain yang perlu juga dipunyai oleh organisasi adalah energi. Seperti halnya manusia, organisasi juga memerlukan energi yang memungkinkannya untuk berfungsi secara efektif. Energi ini diperoleh dari anggota organisasi.

Hal terakhir yang dipunyai organisasi adalah lingkungan. Lingkungan mungkin berupa alam sekitar, tekanan politik, ekonomi, dan teknologi. Lingkungan tersebut banyak sedikitnya akan mempengaruhi organisasi. Tetapi, tidak semua kejadian diluar organisasi itu akan mempengaruhinya. Kejadian yang berpengaruh kepada organisasilah yang relevan dengan organisasi tersebut.

d. Fungsi organisasi

(52)

43

mengembangkan tugas dan tanggung jawab, memproduksi hasil produksi, dan mempengaruhi orang34.

1) Memenuhi kebutuhan pokok organisasi

Setiap organisasi mempunyai kebutuhan pokok masing-masing dalam rangka kelangsungan hidup organisasi tersebut. Misalnya semua organisasi cenderung memerlukan gedung sebagai tempat beroperasinya organisasi; uang atau modal untuk biaya pekerja dan penyediaan bahan mentah atau fasilitas yang diperlukan dalam pelaksanaan; format-format dan tempat penyimpanannya; petunjuk-petunjuk dan materi tertulis yang berkenaan dengan aturan-aturan dan undang-undang dari organisasi. Lebih-lebih kalau organisasi tersebut lebih kompleks, banyak kebutuhan organisasi yang perlu dipenuhinya.

2) Mengembangkan tugas dan tanggung jawab

Kebanyakan organisasi bekerja dengan bermacam-macam standar etis tertentu. Ini berarti bahwa organisasi harus hidup sesuai dengan standar yang yang telah ditetapkan oleh organisasi maupun standar masyarakat

34

(53)

44

dimana organisasi itu berada. Standar ini memberikan organisasi satu set tanggung jawab yang harus dilakukan oleh anggota organisasi, baik itu ada hubungannya dengan produk yang mereka buat maupun tidak.

Disamping adanya tanggung jawab dari standar yang perlu diikuti, ada pula tanggung jawab yang diberikan oleh undang-undang.

3) Memproduksi barang atau orang

Fungsi utama dari organisasi adalah memproduksi barang atau orang sesuai dengan jenis organisasinya. Para ahli dan pimpinan organisasi banyak menggunakan waktu untuk memikirkan peningkatan dan penyempurnaan hasil produksinya. Hal ini akan memungkinkan organisasi dapat memproduksi hasil organisasinya dalam waktu yang cepat, mudah, dan biaya yang seminimal mungkin.

4) Mempengaruhi dan dipengaruhi orang

(54)

45

Orang sebagai anggota organisasi maupun sebaga pemakai jasa organisasi, dipengaruhi oleh organisasi. Menurut Hunt, Kebanyakan dari orang dewasa menghabiskan waktu kerjanya kira-kira 50-60% dalam organisasi sebagai anggota organisasi. Dalam kondisi yang normal, orang akan cenderung mengambil karakteristik tertentu dari organisasi dimana dia bekerja. Hal itu menunjukan bahwa keadaan psikologis dan sosial berhubungan dengan tugas dan jabatan.

3. Komunikasi Organisasi

a. Pengertian komunikasi organisasi

Dalam komunikasi juga terdapat komunikasi organisasi. Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harfiah berarti paduan dari bagian-bagian satu sama lainnya saling bergantung. Diantara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana.

(55)

46

through a hierarchy and division of labor, seek to achieve a

predetermined goal)35. Sifat komunikasi organisasi ada dua macam, yaitu:

1) Formal

Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja didalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi, contoh: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi.

2) Informal

Komunikasi yang disetujui secara sosial, orientasinya bukan pada organisasi tetapi lebih kepada anggotanya secara individual. Komunikasi organisasi terjadi kapanpun setidak-tidaknya satu orang yang menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukan, karena fokus tersebut adalah komunikasi diantara anggota-anggota suatu organisasi, analisis komunikasi organisasi menyangkut penelahan atas benyak transaksi yang terjadi secara simultan. Secara sederhana komunikasi organisasi yaitu komunikasi antarmanusia (human communication).

35

(56)

47

Menurut Goldhaber, komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantungan satu sama lain (the flow of messsages within a network of interdependent relationship).

b. Fungsi komunikasi dalam organisasi

Sendjaja mengemukakan fungsi komunikasi organisasi secara umum adalah:

1) Fungsi Informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik, dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, disamping itu juga informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin, cuti, dan sebagainya.

(57)

48

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu: pertama, berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen. Yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada:

a) Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah.

b) Kekuatan pimpinan dalam memberikan sanksi.

c) Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus sebagai pribadi.

d) Tingkat kridibilitas pesan yang diterima bawahan.

Kedua, berkaitan dengan pesan (messages). Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksnakan.

3) Fungsi Persuasif

(58)

49

diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuai bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering meperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

4) Fungsi Integratif

Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi; saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.

c. Gaya komunikasi organisasi

Gaya komunikasi organisasi (communication style) mengendalikan

(the controlling style) masing-masing gaya terdiri dari sekumpulan

(59)

50

tanggapan tertentu dalam situasi tertentu pula. Kesesuaian dari suatu gaya komunikasi yang digunakan, bergantung pada maksud dari pengirim (sender) dan harapan dari penerima (receiver).

Ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran, dan tanggapan orang lain. Enam gaya komunikasi menurut Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss adalah36:

1) The Controlling Style

Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah (one-way communicators). Lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk berharap pesan.

Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan, perhatian untuk berbagi pesan dan perhatian pada umpan balik, kecuali umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Para komunikators satu arah tersebut tidak khawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan kewenangan dan

36

(60)

51

kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan-pandangannya.

The controlling style ini sering dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada umunya dalam bentuk kritik. Namun demikian, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan yang negatif pula.

2) The Equalitarian Style

Aspek gaya komunikasi ini adalah adanya landasan kesamaan, ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way tarffic of

communication). Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi

dilakukan secara terbuka, artinya setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana rileks, santai dan informal.

(61)

52

dan gaya komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindak berbagi informasi di antara para anggota dalam suatu organisasi.

3) The Structuring Style

Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan, dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut. Menjelaskan mereka bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.

4) The Dynamic Style

(62)

53

persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah yang kritis tersebut.

5) The Relinguishing Style

Gaya komunikasi ini mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat atau gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah meskipun pengirim pesan mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain. Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan sedang bekerja sama dengan orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman , teliti serta bersedia untuk bertanggung jawa atas semua tugas atau pelerjaan yang dibebankannya.

6) The Withdrawal Style

(63)

54

B. Kajian Teori 1. Teori Strukturasi

Teori strukturasi atau structuration theory adalah teori umum mengenai tindakan sosial pemikiran, hasil pemikiran sosiologis Inggris terkenal, Anthony Giddens. Teori ini menyatakan bahwa tindakan manusia adalah suatu proses untuk menghasilkan dan menghasilkan kembali berbagai sistem sosial. Dengan kata lain, ketika kita berkomunikasi satu sama lain, maka kita membuat berbagai struktur dengan cakupan mulai dari struktur institusi sosial dan budaya yang luas hingga struktur hubungan individu yang jauh lebih kecil atau sempit. Menurut Giddens, struktur sosial menentukan bagaimana manusia bertindak, namun pada saat yang sama tindakan manusia menentukan bagaimana struktur sosial terbentuk. Secara khusus, strukturasi dapat didefinisikan sebagai berikut. “The production and reproduction of the social systems though member’s use of rules and

resources in interaction” (produksi dan reproduksi sistem sosial melalui penggunaan berbagai aturan dan sumber daya oleh anggota dalam interaksi).

(64)

55

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tindakan sosial. Berbagai struktur yang ada menyediakan berbagai aturan yang memandu tindakan manusia, tetapi tindakan yang mereka lakukan pada gilirannya menciptakan aturan baru, atau menghasilkan kembali aturan lama. Donald Ellis menggambarkan interaksi dan struktur sebagai dua hal yang saling menjalin atau saling berpilin, seperti dua tali yang dipilin (braided entities), keduanya memiliki hubungan yang sangat erat.

Secara singkat, teori strukturasi menyatakan bahwa organisasi dan kelompok menciptakan struktur, yamg dapat diinterpretasikan sebagai aturan dan sumber daya organisasi, namun struktur pada gilirannya menciptakan sistem sosial dalam organisasi. Kelompok dan organisasi melakukan kegiatannya berdasarkan pada cara para anggota organisasi dalam menggunakan struktur yang ada, sedangkan struktur kekuasaan memandu proses pengambilan keputusan dalam organisasi.

(65)

56

Giddens berpandangan bahwa struktur (aturan dan sumber daya) tidak boleh dipandang sebagai hambatan dalam interaksi. Tetapi merupakan bagian yang diperlukan untuk menciptakan interaksi. Pemahaman kita mengenai masa lalu mengenai aturan-aturan yang efektif atau tidak efektif akan mengarahkan kita untuk mengubah aturan lama dengan aturan baru yang akan kita gunakan dalam melakukan interaksi masa depan.

Teori strukturasi memiliki gagasan bahwa aturan-aturan memberikan panduan sekaligus batasan terhadap perilaku kelompok dengan memberlakukan regulasi yang dibuat berdasarkan pengalaman sebelumnya. Struktur kelompok mencakup jaringan aturan dan sumber daya yang digunakan anggota organisasi atau kelompok dalam membuat keputusan mengenai perilaku komunikasi apa yang diharapkan. Walaupun berbagai aturan digunakan untuk memandu dan mendorong terjadinya interaksi di antara anggota kelompok, namun aturan juga berfungsi untuk mengatur bagaimana interkasi itu harus dilakukan. Sebagai hasilnya, struktur kelompok selain berungsi mendorong dan memandu komunikasi sekaligus membatasi komunikasi diantara para anggota.

(66)

57

dipertahankan; jika tidak maka aturan mana yang paling efisien dan produktif dalam mencapai tujuan kelompok atau organisasi.

Giddens mengatakan bahwa aturan hanya dapat dimengerti sepenuhnya dalam konteks perkmebangan sejarah secara keseluruhan. Dengan demikian, untuk memahami aturan sistem sosial, pelaku perlu mengetahui latar belakang munculnya suatu aturan.

Teori strukturasi menyatakan bahwa kekuasaan (power) merupakan kekuatan berpengaruh dalam pengambilan keputusan organisasi. Kekuasaan dipandang sebagai kemampuan untuk mencapai hasil yang memungkinkan untuk mencapai tujuan kita. Giddens percaya bahwa kekuasaan adalah seperti jalan dua arah; ketika dua orang berkomunikasi, maka masing-masing akan membawa serta kekuasaan yang mereka miliki kedalam interaksi mereka; bahkan seorang bawahan memiliki kekuasaan atas pimpinannya. Giddens mengatakan, “subordinate positions in social systems are frequently adept in converting whatever resources they prosses into

(67)

58

kekuasaan tertentu kepada beberapa anggota tertentu yang tidak dimiliki anggota lainnya.

Elemen teori Strukturasi: a. Agensi dan refleksivitas

Teori strukturasi dibangun berdasarkan atas gagasan sederhana bahwa kegiatan manusia merupakan sumber yang menciptakan dan menciptakan kembali linhkungan sosial dimana kita berada. Setiap orang dalam bertindak dan berperilaku akan dipanduoleh aturan dan konteks dimana interaksi itu berlangsung,. Perilaku atau kegiatan tertentu yang dilakukan orang yang dipandu oleh berbagai aturan dan juga konteks disebut dengan agensi (agency). Dengan kata lain, agensi adalah perilaku dan kegiatan yang dilakukan agen dalam lingkungan sosial. Agen (agent) adalah orang yang melaksanakan agensi yaitu perilaku dan kegiatan yang dilakukan dalam lingkungan dalam lingkungan sosial.

Teori strukturasi menyatakan bahwa kelompok dan organisasi melaksanakan apa yang disebut dengan proses refleksivitas (process of

refleksivity), yaitu kemampuan untuk melihat ke masa depan dan

(68)

59

mengawasi tindakan dan perilakunya yang sebagian besar didasarkan atas pengalaman masa lalu.

Dalam melakukan proses agensi dan refleksivitas, organisasi dan kelompok-kelompok yang ada dalam organisasi akan mengacu pada struktur dan sistem yang sudah ada dan anggota organisasi memiliki kemampuan untuk menjelaskan alasan mengapa melakukan perilaku tertentu sekaligus tujuan perilaku tersebut. Kesadaran ini terjadi pada dua level atau tingkatan yang disebut dengan kesadaran diskursif dan kesadaran praktis.

1) Kesadaran diskursif (discursive consciousness), yaitu kemampuan seseorang untuk menyatakan pikirannya dalam bahasa yang dapat dimengerti anggota lainnya dalam organisasi.

2) Kesadaran praktis (practical consciousness), yaitu tindakan atau perasaan yang tidak dapat diungkapkan ke dalam kata-kata.

b. Dualitas struktur

(69)

60

sebagai komponen sistem sosial yang telah ada, yang berarti memperkuat kondisi yang sudah ada (status quo).

Elemen-elemen yang membentuk definisi strukturasi:

1) Sistem. Pengertian sistem pada definisi tersebut mengacu pada kelompok atau organisasi dan perilaku yang dijalankan organisasi bersangkutan untuk mencapai tujuannya.

2) Aturan (rules) adalah rutinitas umum yang dimiliki atau diikuti oleh organisasi atau kelompok untuk mencapai tujuaannya. Aturan dapat dinyatakan secara tegas (eksplisit) dan dapat pula dipelajari secara diam-diam (implisit).

3) Sumber daya (resources) mengacu pada kekuatan (power) yang digunakan dalam kelompok atau organisasi. Kekuatan adalah penyebab seseorang untuk bertindak atau memulai perubahan. Dengan kata lain, sumber daya adalah atribut atau materi yang dapat digunakan untuk menjalankan kekuasaan dalam organisasi. Organisasi dapat menggunakan dua sumber daya, yaitu sumber daya alokatif dan sumber daya otoritatif. Sumber daya alokatif (allocative resources), yaitu sumber daya yang mengacu pada bantuan materi yang dihasilkan organisasi untuk membantu kelompok atau unit dalam organisasi guna mencapai tujuannya. Sedangkan sumber daya otoritatif (authoritative

resources), yaitu karakteristik interpesonal yang digunakan dalam

(70)

61

yang digunakan organisasi untuk mampu melaksanakan proses kegiatan. Salah satu tujuan yang digunakan organisasi untuk mampu melaksanakan proses kegiatan. Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah untuk mempengaruhi pihak lain. Sumber daya otoritatif menggunakan kekuasaan dan kekuatan (power) sebagai penggerak utamanya. Dalam hal ini, terdapat lima jenis kekuasaan yang digunakan untuk menggerakan sumber daya otoritatif, yaitu sebagai berikut.

(a) Kekuasaan penghargaan (reward power), yaitu kekuasaan yang didasarkan atas persepsi seseorang bahwa orang lain memiliki kemampuan untuk memberikan kekuasaan positif. Kekuasaan penghargaan dapat berbentuk pujian, hadiah atau sekedar upaya menghilangkan aspek-aspek negatif yang terdapat dalam suatu sistem.

(b) Kekuasaan menindas (coercive power), yaitu kekuasaan yang didasarkan atas harapan bahwa seseorang memiliki kemampuan untuk menjatuhkan hukuman.

(c) Kekuasaan referen (referent power), yaitu kemampuan seseorang untuk menjadikan orang lain mematuhi keinginannya yang didasarka atas hubungan personal yang sudah terbangun sebelumnya.

(71)

62

dengan hak seseorang untuk memberikan pengaruh kepada orang lain.

(e) Kekuasaan keahlian (expert power), yaitu kemampuan seseorang untuk memberikan pengaruh kepada orang lain berdasarkan pengetahuan dan keahlian yang dimilikinya.

4) Struktur. Aturan dan sumber daya merupakan dasar bagi adanya struktur. Dengan kata lain, struktur dapat didefinisikan sebagai berbagai aturan dan sumber daya yang digunakan anggota organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan sistem sekaligus memandu perilaku mereka.

5) Dualitas struktur. Aturan dan fungsi memenuhi dua fungsi dalam organisasi. Anggota organisasi bergantung pada berbagai aturan dan sumber daya untuk memandu keputusan mereka mengenai perilaku atau tindakan yang akan mereka gunakan dalam komunikasi. Namun demikian, fakta bahwa individu memiliki pilihan apakah ingin mengikuti aturan atau mengubah aturan akan menghasilkan perubahan pada aturan atau sumber daya bersangkutan dalam interaksi komunikasi mereka di masa depan. Proses ini disebut dengan ‘dualitas struktur’ (duality of structure).

(72)

63

aturan yang dibuat organisasi berfungsi sebagai panduan para a

Gambar

Tabel 3.1 Daftar Nama Informan ....................................................................
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2 Model elemen Organisasi Scott
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan dua variabel independen, maka langkah-langkah pengujian hipotesis yang digunakan dalam analisis regresi data panel dijelaskan pada uraian

ANUNG untuk FIT III IAKMI 2017 Sulut 11 Peningkatan Edukasi Hidup Sehat Peningkatan Kualitas Lingkungan Peningkatan Pencegahan dan Deteksi Dini Penyakit Penyediaan Pangan Sehat

Sınıf düzeyi değişkenine bakıldığında üçüncü sınıf öğrencilerinin Eğlence için Okuma ve Akademik Okuma tutumlarının dördüncü sınıf öğrencilerine

Kedelai merupakan salah satu produk pertanian yang dapat dikembangkan secara organik berbasis bahan lokal organik untuk meningkatkan nilai tambah, nilai ekonomi, dan

Raman optikal amplifier(ROA) merupakan salah satu jenis penguat optik yang dapat menguatkan pada panjang gelombang berapapun (dengan asumsi pump yang dibutuhkan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan ada pengaruh yang signifikan dari intervensi pijat bayi terhadap peningkatan kualitas

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil sebagai berikut : subjek dengan kemampuan matematika tinggi mampu mengoneksikan koneksi antar topik matematika

FMEA Wrinkle dengan Prioritas Metode, didapatkan dua modus kegagalan potensial dengan RPN tertinggi sebesar 360 pada resting kurang lama untuk dough yang terakhir,