• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum BankIndonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum BankIndonesia"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Perkembangan Kredit M ikro, Kecil dan M enengah (M KM ) 1

Direktorat Kredit, BPR dan UM KM - BANK INDONESIA

L

APO RAN

P

ERKEM BAN GAN

K

RED IT

M KM

1

T

RIWULAN

IV

2009

1 Kredit MKM terdiri dari : 1) Kredit mikro, yakni kredit dengan plafon sampai dengan Rp50 juta, 2) Kredit kecil, yakni kredit dengan plafon lebih dari Rp50 juta sampai dengan Rp500 juta, dan 3) Kredit menengah, yakni kredit dengan plafon lebih dari Rp500 juta sampai dengan Rp5 miliar. Kredit MKM tidak termasuk kartu kredit yang pada posisi Desember 2009 mencapai Rp36,0 triliun dan sudah termasuk pembiayaan oleh Bank Umum Syariah dan BPRS, serta penyaluran kredit oleh BPR Konvensional s.d November 2009.

2 Net ekspansi adalah hasil pengurangan antara baki debet pada suatu periode dan baki debet pada akhir tahun sebelumnya (sudah memperhitungkan pelimpahan dan angsuran).

Sumber data: Bank Indonesia (Direktorat Kredit, BPR dan UMKM), diolah dari LBU dan LBBPR/LBBPRS.

I. NET EKSPANSI KREDIT M KM2

 Dampak krisis keuangan global masih terasa rendah dibandingkan net ekspansi kredit M KM Triw ulan IV 2008 yang mencapai Rp136,3 triliun atau 101,1% dari RBB 2008. M eski demikian, net ekspansi kredit M KM tersebut memegang porsi terbesar dari net ekspansi kredit perbankan yaitu sebesar 80,0% .

 Berdasarkan Jenis Penggunaan, kontribusi

terbesar pada net ekspansi kredit M KM hingga Triw ulan IV 2009 adalah Kredit Konsumsi yaitu Rp64,0 triliun (60,1% ), disusul Kredit M odal Kerja dan Kredit Investasi berturut-turut sebesar Rp33,1 triliun (31,1% ) dan Rp9,4 triliun (8,8% ).

 M enurut sektor ekonomi, sektor dengan

pangsa terbesar adalah sektor Perdagangan

sebesar Rp31,6 triliun (29,7% ), disusul oleh sektor Jasa Dunia Usaha dan Pertanian berturut-turut sebesar Rp3,7 triliun (3,5% ) dan Rp3,4 triliun (3,2% ). Sektor Perindustrian tetap menjadi satu-satunya sektor dengan net ekspansi negatif yaitu sebesar Rp-1,9 triliun.

 Berdasarkan kelompok bank, pangsa terbesar

net ekspansi hingga Triw ulan IV 2009 berada pada kelompok Bank Persero sebesar Rp55,0 triliun (51,7% ), disusul BPD Rp20,0 triliun (18,8% ), dan Bank Sw asta Nasional Devisa Rp18,3 triliun (17,2% ). Sementara itu net ekspansi Bank Asing masih menunjukkan angka negatif sebesar Rp-0,5 triliun (-0,5% ).

 Berdasarkan lokasi proyek per propinsi, DKI

Jakarta masih menjadi propinsi dengan net ekspansi kredit M KM tertinggi yaitu Rp18,7 triliun (17,6% ), disusul Jaw a Barat Rp15,7 triliun (14,8% ) dan Jaw a Timur Rp12,1 triliun (11,3% ).

II. PERKEM BANGAN BAKI DEBET KREDIT M KM

 Baki debet kredit M KM pada akhir Triw ulan

IV 2009 sebesar Rp766,9 triliun, tumbuh 16,1% dibandingkan akhir Triw ulan IV 2008

(Rp660,4 triliun). Berdasarkan jumlah

rekening, rekening kredit M KM meningkat meningkat dibanding pangsa pada akhir Triw ulan IV 2008 sebesar 49,5% .

 Pertumbuhan baki debet kredit M KM pada

(2)

Laporan Perkembangan Kredit M ikro, Kecil dan M enengah (M KM ) 2

Direktorat Kredit, BPR dan UM KM - BANK INDONESIA

debet kredit M KM tahun sebelumnya

(Triw ulan IV 2008) sebesar 26,0% . Namun angka pertumbuhan tersebut lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan total kredit

perbankan sebesar 10,0% pada periode yang sama. Total baki debet kredit perbankan pada akhir Triw ulan IV 2009 adalah Rp1.467,5 triliun.

III. PERKEM BANGAN BAKI DEBET KREDIT M KM M ENURUT PLAFON

 Berdasarkan plaf on kredit (jenis kredit M KM )

pada akhir Triw ulan IV 2009, pangsa terbesar kredit M KM merupakan kredit kecil yaitu

37,0% (Rp284,0 triliun), selebihnya

merupakan kredit mikro sebesar 33,3% (Rp255,2 triliun) dan kredit menengah sebesar 29,7% (Rp227,7 triliun).

 Jenis kredit M KM yang mengalami

pertumbuhan terpesat pada Triw ulan IV 2009 (yoy) adalah kredit kecil yakni sebesar 28,3% , diikuti oleh kredit menengah dan kredit mikro berturut-turut sebesar 11,0% dan 9,1% .

IV. PERKEM BANGAN BAKI DEBET KREDIT M KM M ENURUT KELOM POK BANK PEM BERI KREDIT

 Berdasarkan kelompok bank pemberi kredit,

pada akhir Triw ulan IV 2009, kelompok bank

menyalurkan sebesar Rp107,7 triliun

(14,0% ).

 Pertumbuhan baki debet kredit M KM pada

Triw ulan IV 2009 (yoy) tertinggi dicapai oleh kelompok Bank Campuran yang tumbuh sebesar 50,8% , diikuti oleh kelompok Bank Umum Sw asta Nasional Non Devisa dan

kelompok Bank Persero masing-masing

sebesar 26,9% dan 23,9% .

V. PERKEM BANGAN BAKI DEBET KREDIT M KM M ENURUT SEKTOR EKONOM I

 M enurut sekt or ekonom i, alokasi kredit M KM

pada akhir Triw ulan IV 2009 terbanyak diberikan kepada sektor Perdagangan yaitu sebesar 25,9% (Rp198,3 triliun), Jasa Dunia

 Berdasarkan jenis penggunaan, pada akhir

Triw ulan IV 2009, sebesar Rp407,3 triliun (53,1% ) dari kredit M KM merupakan kredit konsumsi, selebihnya sebesar Rp294,1 triliun (38,3% ) digunakan sebagai kredit modal kerja dan Rp65,5 triliun (8,5% ) sebagai kredit investasi.

 Hingga akhir Triw ulan IV 2009 kredit mikro

dan kredit kecil sebagian besar digunakan untuk kegiatan konsumtif. Pada kredit mikro

penggunaannya untuk konsumsi sebesar

(3)

Laporan Perkembangan Kredit M ikro, Kecil dan M enengah (M KM ) 3

Direktorat Kredit, BPR dan UM KM - BANK INDONESIA digunakan untuk kegiatan produktif, yaitu

kredit modal kerja sebesar Rp155,5 triliun (68,3% dari total kredit menengah).

 Pertumbuhan baki debet kredit M KM pada

Triw ulan IV 2009 (yoy) terbesar berada pada kredit konsumsi sebesar 18,6% diikuti oleh kredit investasi dan kredit modal kerja masing-masing sebesar 16,7% dan 12,7% . sedikit menurun dibandingkan akhir Triw ulan IV 2008 yakni 65,9% (Rp435,4 triliun). 2,6% (Rp27,0 triliun dan Rp20,2 triliun).

 Khusus untuk perbankan di Kaw asan Tim ur

Indonesia (KTI), baki debet kredit M KM pada akhir Triw ulan IV 2009 mencapai Rp122,7 triliun, tumbuh sebesar 21,8% dibandingkan Triw ulan IV 2008. Pertumbuhan ini lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan kredit M KM di Kaw asan Barat Indonesia (KBI) yaitu sebesar 15,1% .

 Dari sisi kinerja kredit, NPL-gross kredit M KM di KTI pada akhir Triw ulan IV 2009 adalah 2,45% , menunjukkan penurunan kinerja jika

dibandingkan akhir Triw ulan IV 2008 (2,26% ).

Demikian pula NPL-gross untuk kredit M KM di

KBI yang pada akhir Triw ulan IV 2009 sebesar 3,40% , relatif sama dibanding akhir Triw ulan IV 2008 sebesar 3,39% .

dengan NPL-gross terbesar adalah kredit mikro

yaitu sebesar 4,36% , diikuti kredit menengah dan kredit kecil masing-masing sebesar 3,48% dan 2,07% . Peringkat tersebut sama dengan Triw ulan IV 2008, di mana saat itu NPL-gross

terbesar adalah kredit mikro sebesar 4,02% diikuti kredit menengah dan kecil masing-masing sebesar 3,43% dan 2,17% .

 Berdasarkan jenis penggunaan, pada akhir

Triw ulan IV 2009 kredit M KM dengan kinerja

kredit terburuk (NPL-gross terbesar) adalah

kredit modal kerja yaitu sebesar 4,81% , diikuti oleh kredit investasi sebesar 4,52% dan kredit konsumsi sebesar 1,92% .

 M enurut sektor ekonomi, kredit M KM dengan

kinerja terburuk pada akhir Triw ulan IV 2009

adalah sektor pertanian dengan NPL-gross

6,46% , diikuti sektor konstruksi (6,14% ), dan sektor perindustrian (5,95% ).

IX. KELONGGARAN TARIK KREDIT M KM

 Kelonggaran tarik kredit M KM Bank Umum

(tidak termasuk BPR dan BPRS) pada Triw ulan

IV 2009 sebesar 12,7% , meningkat

dibanding Triw ulan IV 2008 (9,4% ). Dari jumlah tersebut rasio kelonggaran tarik terbesar terdapat pada kelompok Bank Persero yaitu sebesar 18,0% diikuti oleh kelompok Bank Umum Sw asta Nasional Devisa sebesar 12,7% .

 Dibandingkan Triw ulan IV 2008, peningkatan

(4)

Laporan Perkembangan Kredit M ikro, Kecil dan M enengah (M KM ) 4

Direktorat Kredit, BPR dan UM KM - BANK INDONESIA terjadi pada kelompok Bank Campuran dari

semula 4,6% pada Triw ulan IV 2008 menjadi 12,1% pada Triw ulan IV 2009.

 Dilihat dari nominalnya, kelonggaran tarik

terbesar ada pada kelompok Bank Persero sebesar Rp51,2 triliun diikuti oleh Bank Umum Sw asta Nasional Devisa sebesar Rp36,3 triliun.

Referensi

Dokumen terkait

Saat ini proses perencanaan pembuatan sistem pengelolaan air terpadu akan dilaksanakan mulai semester kedua, tetapi karena kondisi curah hujan mulai menunjukkan

Meningkatnya kebutuhan dan kesadaran masyarakat akan olahraga kebugaran yang didukung dengan peningkatan kesejahteraan secara ekonomi menciptakan peluang untuk

S|RUP adalah aplikasi Slstem lntormasi Rencana Umum Pengadaan berbasis web yang funqsinya sebagai gaEna atau alat untuk mengumumkan RUP.. SiRUP bgrtujuan untu

Hasil analisis dan identi fi kasi sistem pencatatan dan pelaporan program UKS pada tim pelaksana UKS Sekolah Dasar Negeri I/240 Sutorejo Surabaya yang didukung dengan hasil

Jika ditelusuri dalam literatur-literatur ilmu h} adi> th, pendapat Muktazilah di atas tidak berdasar karena jika menggunakan pembuktian terbalik dengan melihat kriteria

English Department, Faculty of Education and Teacher Training of Muhammadiyah University Surabaya.. The first Advisor is Armeria Wijaya

Punksi supra pubis biasanya dilakukan untuk pengambilan contoh urine agar tidak terkontaminasi, disamping itu dapat juga digunakan sebagai diversi urine sementara waktu

Menunjukkan bahwa, Intellectual Capital (IC) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan, semakin baik perusahaan dalam mengelola intellectual capital