• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kolokium 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kolokium 2008"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANOMALI PROSPEK PANAS BUMI DAERAH MASSEPE

KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG, SULAWESI SELATAN

BERDASARKAN SURVEI GEOLISTRIK DAN HEAD ON

Oleh :

Sri Widodo, Ahmad Zarkasy

Kelompok Program Penelitian Panas Bumi

SARI

Daerah survei panas bumi Massepe berada di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Provinsi Sulawesi Selatan.

Area lokasi survei ini mencapai luas 13 x 15 km2, yang berada pada posisi geografis antara 119o 44’ 15,5” - 119o 51’

17,25” BT dan3o 56’ 41”– 4o 4’ 30,6 ” LS. Morfologi daerah Massepe terdiri dari satuan perbukitan bergelombang

lemah-sedang, perbukitan terjal, kubah, dan satuan pedataran.

Manifestasi panas bumi yang ada di daerah ini berupa mata air panas yang tersebar di beberapa tempat diantaranya mata air panas Pajalele, Allakuang, Tolere dan Warede dengan temperatur 29-68°C, bualan gas, dan batuan ubahan. Pemunculan mata air panas ini diduga berhubungan dengan bidang-bidang sesar yang membentuk daerah depresi Tampoe dan Walanae. Tipe air panas di daerah Massepe termasuk ke dalam tipe air bikarbonat-sulfat (mata air panas Pajalele), tipe air klorida (mata air panas Alakuang) dan tipe air bikarbonat (mata air panas Tolere dan Warede).

Sumber panas (heat-source) yang merupakan pemasok panas dalam sistem panas bumi Massepe diperkirakan berupa tubuh-tubuh intrusi yang diantaranya berasosiasi dengan satuan kubah lava dan sebagian lagi tidak muncul di permukaan (dicirikan dengan adanya kantong-kantong nilai tahanan jenis tinggi di bawah kedalaman 800 m).

Zona tahanan jenis di daerah panas bumi Massepe secara umum dapat dibagi menjadi tiga bagian kelompok yaitu zona tahanan jenis rendah berada di bagian timur di sepanjang pinggiran danau Sidenreng (<10 Ohm meter diduga sebagai endapaan Danau), zona tahanan jenis sedang yang membujur hamprr utara selatan di bagian tengah (10 – 20 Ohm meter), dan zona tahanan jenis tinggi yang berada di bagian barat wilayah survei yang berupa jajaran perbukitan produk vulkanik (>20 Ohm meter yang membujur ke utara selatan).

Wilayah prospek panas bumi daerah Massepe berdasarkan analisis data geolistrik mencapai luas sekitar 10 km2.

yang menyebar dari sekitar mata air panas Pajalele sampai daerah Alakuang. Kedalaman puncak reservoir (yang digambarkan dengan zona tahanan jenis tinggi) berkitar antara 800 – 1100 m dari permukaan tanah.

Kata kunci : panas bumi, prospek, geolistrik, head on, tahanan jenis.

PENDAHULUAN

Secara administratif daerah panas bumi Massepe termasuk dalam wilayah Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Provinsi Sulawesi Selatan. Luas daerah

untuk survei geologi adalah (13 x 15) km2,

berada pada posisi geografis antara 119o 44’

15.5” - 119o 51’ 17.25” BT dan3o 56’ 41”– 4o 4’

30.6” LS (Gambar 1). Lokasi daerah panas bumi ini berjarak sekitar 194 km dari Kota Makassar, dan dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda empat.

Berdasarkan survei terdahulu diketahui bahwa daerah ini memiliki potensi panas bumi sumber

daya spekulatif sebesar 25 MWe. Daerah panas

bumi Massepe merupakan salah satu lokasi

berpotensi panas bumi yang berada di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) dan berdasarkan tipe manifestasinya cukup menarik untuk diteliti.

TINJAUAN GEOLOGI

(2)

jajaran pegunungan yang berada di sebelah barat daerah penyelidikan dan kubah-kubah lava di dalam depresi danau Sidenreng, yang didominasi oleh batuan beku berkomposisi basaltis-andesitik.

Proses di atas diawali oleh adanya aktivitas tektonik yang terjadi pada kelurusan/dan membentuk suatu zona depresi (graben) di sekitar danau Sidenreng dan Tempe sebagai akibat pergerakan dari Sesar Normal Walanae yang berarah baratlaut-tenggara. Pada awal pembentukannya depresi ini terisi oleh sedimen laut Formasi Walanae yang terdiri dari perselingan batupasir, batulempung dan sisipan batu gamping. Proses geologi selanjutnya adalah proses orogenesa yang menyebabkan

pengangkatan (uplift) depresi menjadi daratan.

Selama proses orogenesa ini, aktivitas vulkanik masih terus berlangsung dan membentuk kubah-kubah lava dan batuan intrusi yang tidak muncul di permukaan. Dari hasil pentarikhan (dating) menggunakan metode jejak belah (fission track) pada batuan kerucut kubah lava menghasilkan umur 1,8 ± 0,2 juta tahun atau Kala Plio-Pleistosen.

Tubuh-tubuh kerucut kubah lava inilah yang diduga merupakan produk akhir dari aktivitas vulkanik di daerah penyelidikan dan diduga sebagai pemasok panas (heat source) yang memiliki sisa panas dari dapur magma. Selanjutnya melalui kontrol struktur yang terjadi selama kurun waktu tersebut terbentuklah sistem panas bumi yang dimanifestasikan dengan adanya beberapa mata air panas.

MANIFESTASI PANAS BUMI

Penyebaran manifestasi panas bumi di daerah penyelidikan dikontrol oleh sesar-sesar normal yang berarah baratlaut – tenggara dan utara – selatan. Berdasarkan Laporan Tim Survei terpadu geologi, geokimia dan geofisika daerah panas bumi Massepe, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan (2008), manifestasi aktif di daerah panas bumi Massepe ini berupa kelompok pemunculan mata air panas

di sekitar Kelurahan Pajalele (40.1 – 68.0 oC),

Desa Allakuang (45.3oC), Desa Tolere (29.0 0C)

dan di Warede (31.6 0C) serta bualan gas yang

kontinyu di lokasi mata air panas Pajalele.

Selain mata air panas dijumpai juga batuan alterasi di sekitar Desa Tolere serta di bagian barat daerah survei yang semuanya merupakan

alterasi masa lampau (fosil alterasi). Di lokasi ini kelompok mata air panas berasosiasi dengan tubuh-tubuh lava kubah yang berumur 1,8 ± 0,2 juta tahun (Plio-Plistosen). Di sekitar mata air panas ini umumnya dijumpai endapan sinter karbonat (travertine) dangan kuantitas yang tidak terlalu signifikan.

PEMETAAN TAHAHAN JENIS

Secara umum sebaran tahanan jenis semu di daerah panas bumi Massepe, Kabupaten Sidrap dapat dibagi dalam tiga kelompok sebaran seperti berikut ini (Gambar 2 dan 3).

a. Kelompok tahanan jenis rendah yang bernilai

lebih kecil dari 10 Ohm meter

b. Kelompok tahanan jenis sedang yang bernilai

antara 10 – 20 Ohm-m meter

c. Kelompok yang bernilai tinggi yang bernilai

lebih besar dari 20 Ohm meter.

Dari beberapa lintasan tahanan jenis menunjukkan bahwa nilai tahanan jenis di zona barat (pebukitan) relatif lebih tinggi (lebih besar dari 20 Ohm meter) daripada bagian timur (endapan danau). Gambaran ini sama seperti ditunjukkan dalam peta tahanan jenis yang semakin ke barat nilai tahanan jenisnya semakin tinggi.

Anomali dari peta tahanan jenis semu ditunjukkan dengan adanya kantong-kantong kecil yang dijumpai di sekitar titik ukur A-7500 dan D-5250. Berdasarkan perbandingan kedua peta tahanan jenis (bentangan AB/2=500 dan 1000m) nampak pada melebarnya kantong-kantong tahanan jenis semu tersebut pada bentangan yang semakin tinggi (AB/2=1000m). Lihat Gambar 2 dan 3. Anomali yang muncul di daerah ini dijumpai pada zona nilai tahanan jenis semu rendah (<10 Ohm-m) yang berupa kantong-kantong di sekitar mata

air panas Pajalele dengan luas 1,2 km2 dan

Allakuang 0,48 km2. Kantong-kantong tahanan

jenis ini diduga merupakan zona sebaran prospek panas bumi di daerah Massepe yang mencapai

total luas area sekitar 1.68 km2. Tetapi diduga dua

kantong tahanan jenis ini di bawah permukaan berupa satu zona sehingga bisa mencapai sekitar

10 km2.

PENDUGAAN TAHANAN JENIS

(3)

1)Zona permukaan yang tersusun dari soil, kelompok ini mempunyai nilai tahanan jenis yang bervariasi antara 1 Ohm-m sampai dengan 45 Ohm-m. Jenis batuan yang ada di permukaan ini sebagian besar merupakan hasil pelapukan dari beberapa jenis batuan seperti endapan piroklastik, lava, sedimen hasil pengendapan danau Sidenreng, dan aluvial sungai/danau dengan kedalaman mencapai 50 m.

2)Zona tahanan jenis di bawahnya merupakan

lapisan yang berselang seling antara kelompok tahanan jenis < 10 Ohm-m dengan kelompok tahanan jenis 25 – 35 Ohm-m serta tahanan jenis 45 – 95 Ohm-m. Lapisan ini berkedalaman antara 30 sampai dengan 600 m.

3)Zona tahanan jenis yang lebih dalam lagi

terisi oleh lapisan batuan pada kelompok tahanan jenis 45 – 95 Ohm-m dengan kedalaman puncaknya > 600 m. Kemungkinan, batuan ini berupa batuan sedimen yang berukuran butir halus - sedang.

4)Zona yang paling bawah dalam survei

tahanan jenis ini adalah kelompok tahanan jenis >150 Ohm-m, seperti yang terjadi di bawah titik ukur A-7500 s/d A-8000 dengan kedalaman antara 800 sampai dengan 1100 m.

ANALISIS STRUKTUR

Kemungkinan struktur geologi yang dapat digambarkan dari survei Head On adalah adanya kelurusan/struktur tegak yang memotong titik ukur X-1000 hingga X-1100 di bagian utara (wilayah desa Alakuang). Tetapi bisa jadi struktur ini merupakan batas antara batuan beku (lava dan piroklastik di wilayah barat daerah survei) dengan endapan danau yang menutupi wilayah timur. Struktur ini juga mengontrol pemunculan air panas di desa Alakuang.

Di bagian selatan terdapat kelurusan/struktur yang dicurigai berupa terobosan batuan, terbukti bahwa garis struktur ini membentuk semacam kubah di sekitar Y-800 hingga Y-1200 di wilayah desa Pajalele (Gambar 6).

DISKUSI

Wilayah bagian barat daerah survei yang merupakan zona tahanan jenis tinggi (>20 Ohm-m) diduga berkait erat dengan jenis batuan

penyusunnya, yang terdiri dari batuan kompak yang merupakan produk vulkanik (diantaranya kubah-kubah lava). Wilayah bagian timur merupakan produk sedimentasi yang terjadi di sekitar danau Sidenreng dan danau Tempe, dicirikan dengan nilai tahanan jenis rendah (< 10 Ohm-m) yang diduga diakibatkan oleh pengaruh panas yang berasal dari sumber panas (heat

source) di bawahnya.

Secara menyeluruh sistem panas bumi ini terdapat di dalam depresi (graben) sekitar danau Sidenreng dan Tempe yang terbentuk pada Kala Miosen sebagai akibat dari pergerakan dari Sesar Normal Walanae yang berarah baratlaut-tenggara. Graben Sidenreng ini pada awal mulanya diisi oleh sedimen laut Formasi Walanae dan selanjutnya diterobos oleh lava yang membentuk jajaran perbukitan (satuan batuan Kalampee dan lava tua kerucut-kerucut vulkanik di bagian barat) serta kubah-kubah lava di wilayah tersebut, tetapi diantaranya juga diduga terbentuk beberapa intrusi batuan yang tidak muncul ke permukaan. Keberadaan intrusi-intrusi ini ditandai dengan adanya zona nilai tahanan jenis tinggi >150 Ohm-m di bawah titik ukur A-7500 (desa Allakuang) dan D-5250 hingga D-5500 (desa Pajalele). Peristiwa terobosan lava ini terjadi sehingga Kala Plio-plistosen.

Sisa panas dari kubah-kubah lava dan intrusi-intrusi ini kemudian memanaskan air meteorik pada zona-zona lemah (akibat aktivitas struktur geologi sekunder) dan membentuk zona reservoir panas bumi di daerah ini. Kelompok nilai tahanan jenis > 150 Ohm-m yang dijumpai pada kedalaman 800 – 1000 m diduga merupakan puncak dari reservoir panas bumi di daerah ini.

(4)

Keberadaan kedua struktur ini juga ditunjukkan dalam penampang tahanan jenis (Gambar 2 dan 3) dengan adanya penunjaman lapisan tahanan jenis ke arah timur di antara titik ukur A-5000 sampai A-6500 (di sekitar Allakuang) dan D-3500 sampai D-5250 (sekitar Pajalele). Hal ini juga menunjukkan pemisahan antara batuan vulkanik satuan Kalampee dengan batuan sedimen yang mengisi graben Sidenreng. Struktur-struktur ini diduga mempunyai peran besar dalam pembentukan sistem panas bumi di daerah panas bumi Massepe.

Zona sebaran prospek panas bumi di daerah Massepe ditunjukkan dengan zona nilai tahanan jenis semu rendah (<10 Ohm-m) yang berupa kantong-kantong di sekitar mata air panas Pajalele dan Allakuang dengan luas area sekitar

1,68 km2. Rendahnya nilai tahanan jenis ini

diduga akibat terubahnya batuan sedimen oleh pasokan panas dari sumber panas di bawahnya. Pada penetrasi semakin dalam, kedua zona prospek ini bersambung menjadi satu zona yang

mencapai luas sekitar 10 km2.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih disampaikan kepada Kepala Pusat Sumber Daya Gelogi beserta jajarannya yang telah memberi kesempatan penulis untuk melakukan survei di daerah panas bumi Massepe, serta atas ijinnya untuk menggunakan data hasil survei tersebut sebagai bahan penulisan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Djuri dan Sudjatmiko, 1974. Geologi Lembar Majene dan Palopo bagian barat, Sulawesi Selatan, Direktorat Geologi, Bandung

Telford, W.M. et al, 1982. Applied Geophysics. Cambridge University Press. Cambridge.

(5)

Gambar 1. Peta lokasi survei panas bumi Massepe

Gambar 2. Peta sama tahanan jenis semu AB/2=500m daerah panas bumi Massepe

LOKASI PENYELIDIKAN

U

120oBT

4

o LS

18 km

Kontur tahanan jenis semu

Jalan

Sungai

Mata air panas

Kontur topografi

F 2000

-4º15' -3º45'

-4º

Watang Saw Lembang Duampanua Cempa

119º30' 119º45'

Mattiro Bu

P. Sulawes KAb. BARRU Tanete Ril Barru

Bacukiki Mallusetas Ujung Kota PARE

Sopeng Ria 45

Soreang

Donri-Donr Kab. SOPPE Watangpulu Patampanua

BarantiPanca Rija

Panca Laut Tellu Limp

Mario Riaw Maiwa Kab. ENREK Enrekang

Mario Riw Lalabata Maritengng

Belawa Kab. PINRA

Suppa Mattiro So

Cenrana Liliriaja

Majauleng Pammana Tempe Sabbang Pa

Lilirilau 42 Kab. SIDEN41

Tanasitolo

Ulaweng Maniangpaj Kab. W A J

120º 120º15'

Awang Pone Sajoanging

Ajangale41 Kab. L U W

Pitumpanua Larompong Dua Pitue

Dua Boccoe Kab. B O N

Tellusiatt Palakka Takkalalo

120º30'

Lappariaja Tanete Ria

Lokasi penyelidikan

Peta indeks

U

PETA TAHANAN JENIS SEMU DAERAH PANAS BUMI MASSEPE KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PROVINSI SULAWESI SELATAN

KETERANGAN

Ohm meter

Titik pengukuran Titik Ukur Head on

meter

0 2000 4000

5 10 15 20 30 40 50

805000 806000 807000 808000 809000 810000 811000 812000 813000 814000 815000 816000 9550000

Salo Maseppe

300

Bulu Alakuang

Bulu Buala Bulu Matanre

Bulu Seppang KECAMATAN TELLULIMPOE

Amparita Bacubacue

Walatedonge

Turungang

(6)

Gambar 3. Peta sama tahanan jenis semu AB/2=1000 m daerah panas bumi Massepe

Gambar 4. Penampang tahanan jenis semu dan sebenarnya lintasan D daerah Massepe

Kontur tahanan jenis semu

Jalan

Sungai

Mata air panas

Kontur topografi

F 2000

-4º15' -3º45'

-4º

Watang Saw Lembang Duampanua Cempa

119º30' 119º45'

Mattiro Bu

P. Sulawes KAb. BARRU Tanete Ril Barru

Bacukiki Mallusetas Ujung Kota PARE

Sopeng Ria 45 Soreang

Donri-Donr Kab. SOPPE Watangpulu Patampanua

BarantiPanca Rija

Panca Laut Tellu Limp

Mario Riaw Maiwa Kab. ENREK Enrekang

Mario Riw Lalabata Maritengng

Belawa Kab. PINRA

Suppa Mattiro So

Cenrana Liliriaja

Majauleng

Pammana Tempe Sabbang Pa

Lilirilau 42 Kab. SIDEN

41

Tanasitolo

Ulaweng Maniangpaj Kab. W A J

120º 120º15'

Awang Pone Sajoanging

Ajangale41 Kab. L U W

Pitumpanua Larompong Dua Pitue

Dua Boccoe Kab. B O N

Tellusiatt Palakka Takkalalo

120º30'

Lappariaja Tanete Ria

Lokasi penyelidikan Peta indeks

U

PETA TAHANAN JENIS SEMU DAERAH PANAS BUMI MASSEPE KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PROVINSI SULAWESI SELATAN

KETERANGAN

Ohm meter

Titik pengukuran Titik Ukur Head on

meter

0 2000 4000

5 10 15 20 30 40 50

805000 806000 807000 808000 809000 810000 811000 812000 813000 814000 815000 816000 9550000

Salo Maseppe

300

Bulu Alakuang

Bulu Buala Bulu Matanre

Bulu Seppang KECAMATAN TELLULIMPOE

Amparita Bacubacue

Walatedonge

Turungang

Bulu Latoling Tanete

PENAMPANG TAHANAN JENIS SEBENARNYA LINTASAN A

PENAMPANG TAHANAN JENIS SEMU (PSEUDO SECTION) LINTASAN A

45 - 95 Ohm-m

>150 Ohm-m

-<10 Ohm-m

-25 - 35 Ohm-m soil (<45 Ohm-m)

(7)

Gambar 5. Penampang tahanan jenis semu dan sebenarnya lintasan D daerah Massepe

Gambar 6. Penampang Head On lintasan X dan Y daerah panas bumi Massepe

Keterangan :

10 - 20 Ohm-m >20 Ohm-m

Timurlaut Baratdaya

soil -600

-400 -200 0

D 5800 D 5250

D 4750 D 3500

D 7500 D 7000

D 6500 D 5800

D 5250 D 4750

D 4000 D 3500

D 3000 D 2500

-1000 -800 -600 -400 -200 0 200

<10 Ohm-m

PENAMPANG TAHANAN JENIS SEMU (PSEUDO SECTION) LINTASAN D

PENAMPANG TAHANAN JENIS SEBENARNYA LINTASAN D

-400 -300 -200 -100 0 -400 -300 -200 -100 0

LINTASAN X

LINTASAN Y

Gambar

Gambar 1.  Peta lokasi survei panas bumi Massepe
Gambar 3. Peta sama tahanan jenis semu AB/2=1000 m daerah panas bumi Massepe
Gambar 5. Penampang tahanan jenis semu dan sebenarnya lintasan D daerah Massepe

Referensi

Dokumen terkait

 Pasal 25, ayat (3): Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Pasal 25, ayat (3): Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi3.

Pada hari ini , Rabu Tanggal Dua Puluh Sembilan Bulan Oktober Tahun Dua Ribu Empat Belas , dengan ini Pokja Pengadaan Barang / Jasa ULP Dinas Pertanian Tanaman

[r]

Ringkasan pertanyaan yang disampaikan oleh Penyedia Jasa/Peserta Lelang serta Jawaban Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tanggal 6 Agustus 2010, tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya;.. Proyek Pengadaan

menunjukkan desirability tertinggi formula berada pada nilai 0,835 dengan komposisi formula optimum prediksi terdiri dari 5,4 mg Ac-Di-Sol dan 9,6 mg Kollidon CL yang

Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Lego Kulon Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2019/2020.Berdasarkan hasil deskripsi rekapitulasi data pra tindakan