• Tidak ada hasil yang ditemukan

Formaldehida | Karya Tulis Ilmiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Formaldehida | Karya Tulis Ilmiah"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

(2)

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati dan mempelajari ciri – ciri dari produk makanan dan perikanan yang mengandung formalin baik dari segi sifat fisik maupun kimianya.

1.3 Manfaat Praktikum

(3)

Bab II Tinjauan Pustaka

Formaldehida, adalah aldehida yang paling sederhana, dibuat secara besar – besaran melalui oksidasi methanol, formaldehida tidak dapat disimpan dalam bentuk bebasnya, karena mudahnya senyawa ini berpolimerisasi. Formaldehida sering dibuat dalam larutan 37 % yang dinamakan formalin. Larutan ini berguna sebagai desinpoletan dan pengawet. Namun kebanyakan formaldehida dimanfaatkan dalam industry plastic. Formaldehida dicurigai sebagai karsinogen, sehingga penanagnannya harus hati – hati ( Harold, 1983 ).

Salah satu aldehida penting, formaldehida, yang digunakan sebagai reagensia, sebagai bahan penghilang bau untuk sumbu lampu dan lilin, dan sebagai pengawet untuk contoh – contoh biologi, adalah suatu gas. Namun formaldehida lebih mudah disimpan atau diangkut sebagai larutan dalam air ( formalin 37 % formaldehida dan 7 – 15 % methanol dalam air ) atau sebagai suatu polimer padat atau trimer. Bila dipanasi, salah satu sediaan ini akan menghasilkan formaldehida gas ( Fessenden, 1986 ).

(4)

Bab III Metode Kerja

3.1 Alat dan Bahan

Alat – alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah labu ukur, pipet tetes, gelas kimia, sarung tangan latex, dan masker. Bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah KMnO4, formalin , aquadest .

3.2 Cara Kerja a.

→ diperhatikan ciri – ciri fisik dari sampel, baik bau, maupun warna sampel yang tidak alami.

b.

→ dipotong – potong sampel sehingga ukurannya sesuai → dicelupkan sampel kedalam gelas kimia ukuran 250 ml

→ disediakan 4 gelas kimia, lalu dilebelkan keempat gelas A, B, C, D → diisi dengan larutan KMnO4 ( blanko ) kedalam gelas A

→ diisi uji positif yaitu berupa campuran KMnO4 dan formalin kedalam gelas B → diisi sampel makanan yang berisu dengan formalin kedalam gelas C

c.

→ ditimbang 0,05 g KMnO4 Analisis Pendahuluan / Fisik

Analisis Kualitatif

(5)

Bab IV

Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil Pengamatan Secara Fisik :

1. Ikan segar : bau menyengat, berwarna putih bersih , insangnya berwarna merah tua.

2. Bakso : kenyal, bau menyengat, warna cerah.

3. Tahu : warna cerah, padat dan kenyal, tidak mudah hancur. 4. Mie basah : lengket, bau menyengat, kilat.

5. Mie pangsit : lengket, banu menyengat, kilat. Secara Kimia :

1. Uji positif : KMnO4 + formalin → warna bening ↓

Indicator perubahan

2. Ikan segar : mengandung formalin 3. Bakso : mengandung formalin 4. Tahu : mengandung formalin 5. Mie basah : mengandung formalin 6. Mie pangsit : mengandung formalin

4.2 Pembahasan

(6)
(7)

Bab V Penutup

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah produk atau bahan makanan dan perikanan lainnya dapat diketahui mengandung formalin dengan melihat ciri fisiknya dimana produk makanan yang mengandung formalin relative memiliki bau yang menyengat dan lebih tahan lama daripada produk makanan yang tidak mengandung formalin.

5.2 Saran

(8)

Daftar Pustaka

Fessenden. 1986. Organic Chemistry, Third Edition. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Hart Harold. 1983. Organic Chemistry, a short course, Sixth Edition. Penerbit Erlangga, Jakarta.

(9)

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Terdapat kecenderungan penyalahgunaan pemakaian zat pewarna untuk sembarang bahan pangan, misalnya zat pewarna untuk tekstil dan kulit dipakai untuk mewarnai bahan makanan. Hal ini jelas sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu logam berat pada zat pewarna tersebut. Timbulnya penyalahgunaan zat pewarna tersebut disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat mengenai zat pewarna untuk makanan dan minuman, atau disebabkan karena tidak adanya penjelasan dalam label yang melarang penggunaan senyawa tersebut untuk bahan pangan.

Analisis zat warna bunga dengan warna mencolok dengan metode Kromatografi Kertas. Keunggulan cara ini praktis untuk mengidentifikasi zat warna apa yang terdapat dalam berbagai bunga.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari metode kromatografi kertas untuk analisa zat warna pada bagian tumbuhan.

1.3 Manfaat Praktikum

(10)

Bab II Tinjauan Pustaka

Pada awalnya kromatografi dianggap semata – mata sebagai bentuk partisi cairan – cairan. Serat hidrosa yang hidrofilik dari kertas tersebut dapat mengikat air, setelah disingkapkan keudara yang lembab, kertas saring yang tampak kering itu sebenarnya dapat mengandung air dengan persentase tinggi, katakan 20 % ( bobot / bobot ) akan lebih. Jika kertas itu sebenarnya dapat mengandung air dengan persentase tinggi dan kertas itu dipandang sebagai analog dengan sebatang kolom yang berisi stasioner berair ( Day, 1980 ).

Dalam kromatografi, komponen – komponen terdistribusi dalam dua fase yaitu fase gerak dan fase diam. Transfer massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi bila molekul – molekul campuran pada permukaan partikel – partikel atau terserap. Pada kromatografi kertas naik, kertasnya digantungkan dari ujung atas lemari sehingga tercelup didalam solven bergerak kebawah oleh daya kapiler dibantu dengan gaya gravitasi ( Svehla, 1979 ).

(11)

Bab III Metode Kerja

3.1 Alat dan Bahan

Alat – alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah chamber, kertas saring diganti menjadi KLT, pipet tetes, gelas kimia, sarung tangan latex, dan masker. Bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah bunga merak ( Caesalpinia pulcherrima ), butanol, asam asetat, HCl pekat, methanol, aquadest.

3.2 Cara Kerja

→ disediakan chamber yang berisi pengelusi Butanol : Asam Asetat : Air ( 4 : 1 : 5 ) → diekstrak sampel bungan menggunakan sedikit methanol ditambah HCl pekat ( 99 : 1 )

→ ditotolkan ekstrak sampel pada KLT → dimasukkan KLT kedalam chamber → dibiaskan pelarut sampai pada garis atas

→ dikeluarkan KLT dari chamber lalu dimasukkan kedalam chamber yang berisi uap ammonia ( NH3 ) jenuh

→ diperhatikan warna yang timbul → dihitung Rf – nya denga rumus :

(12)

Bab IV

Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil Pengamatan

Diperoleh hasil dari praktikum ini adalah :

Adanya perubahan jarak noda dengan pelarut terhadap garis awal di KLT.

(13)

Bab V Penutup 5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah dengan adanya analisis metode kromatografi kita dapat mengetahui senyawaan dan zat warna yang terkandung dalam bunga, dapat mengetahui nilai Rf dari bunga, dan mengetahui apakah zat warna yang terkandung berbahaya atau tidak.

5.2 Saran

(14)

Daftar Pustaka

Day dan Underwood. 1980. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi Keempat Erlangga. Jakarta.

Khapkar., S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

(15)

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kesetimbangan asam – basa merupakan topic yang luar biasa pentingnya dalam seluruh ilmu kimia dan bidang lain, yang memanfaatkan kimia. Contohnya titrasi asam basa sangat berguna dalam dunia kefarmasian terutama untuk reaksi – reaksi dalam pembuatan obat. Oleh karena itu asidimetri / alkalimetri sangat perlu untuk dipelajari. Metode analisis dengan volumetric ataupun titrimetri menggunakan prinsip asam basa adalah asidimetri / alkalimetri. Proses ini digunakan dalam perhitungan untuk menentukan kadar suatu zat berdasarkan perhitungan volume dengan larutan standar yang telah diketahui kadarnya dengan tepat. Dalam percobaan ini yang dilakukan adalah titrasi asam yaitu menentukan konsentrasi larutan asam asetat dan Na2CO3 .

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari metode asidimetri dan alkalimetri untuk analisis kuantitatif beberapa senyawaan kimia dalam zat aditif pada makanan.

1.3 Manfaat Praktikum

(16)

Bab II Tinjauan Pustaka

Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkapdengan sejumlah contoh tertentu yang akan dianalisis. Contoh yang akan diasnalisis dirujuk sebagai. Prosedur analitis yang melibatkan titrasi dengan larutan – larutan yang konsentrasinya diketahui disebut analisis volumetric. Dalam analisis larutan asam dan basa, titrasi melibatkan pengukuran yang seksama. Volume – volume suatu asam dan suatu basa yang tepat saling menetralkan ( Keenan, 1998 : 422 – 423 ).

Pada proses titrasi ini digunakan suatu indicator yaitu suatu zat yang ditambahkan sampai seluruh reaksi selesai yang dinyatakan dengan perubahan warna.. Perubahan warna menandakan telah tercapainya titik akhir titrasi ( Brady, 1999 : 217 – 218 ).

(17)

Bab III Metode Kerja

3.1 Alat dan Bahan

Alat – alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Erlenmeyer, pipet tetes, gelas kimia, sarung tangan latex, dan masker. Bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah soda, cuka, phenolptalein, HCl 0,1 N, metil orange, NaOH, aquadest.

3.2 Cara Kerja a.

→ dimasukkan 3 g soda kedalam gelas kimia → dilarutkan dalam 20 ml aquadest

→ dipindahkan kedalam labu ukur 250 ml → diencerkan hingga tanda batas

→ dipipet larutan soda sebanyak 20 ml dimasukkan kedalam Erlenmeyer → ditambahkan 2 tetes metil orange

→ dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N → dicatat volume HCl yang digunakan

b.

→ dimasukkan 2 g cuka ke labu ukur 250 ml Penentuan Kadar Na2CO3 dalam soda

(18)

→ dibuatkan NaOH 0,1 M dalam labu 100 ml → distandarkan menggunakan HCl 0,1 N

→ dititrasi NaOH 0,1 N menggunakan HCl 0,1 N menggunakan indicator metil orange

→ dicatat volume HCl yang terpakai

(19)

Bab IV

Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil Pengamatan

1. Uji Positif Soda : Soda + Metil Orange + HCl → warna keungu – unguan ↓

Indikator Perubahan 2. Penentuan Asam Asetat dalam Cuka NaOH + PP → ( warna ungu bening )

Indikator Perubahan

3. Pembuatan dan standarisasi NaOH 0,1 N dengan HCl 0,1 N diperoleh hasil sebagai berikut :

a. NaOH + HCl + Metil Orange → NaCl + H2O ( warna merah magenta ) ↓

Indikator Perubahan

b. HCl + NaOH + PP → NaCl + H2O ( warna merah magenta ) ↓

(20)
(21)

Bab V Penutup

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah penentuan kadar basa dapat ditentukan dengan meggunakan konsentrasi larutan asam dan sebaliknya, proses titrasi yang terjadi merupakan proses menetralkan asam basa yang ada pada suatu larutan, adanya titik ekivalen atau titik akhir titrasi ditandai dengan adanya perubahan warna indicator.

5.2 Saran

(22)

Daftar Pustaka

Brady, James E. 1989. Kimia Asas dan Struktur untuk Universitas. Jakarta : Binarupa.

(23)

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimisi komponen-komponen suatu senyawa. Langkah identifikasi dikenal sebagai analisis kualitatif sedangkan langkah estimasinya adalah analisis kuantitatif. Analisis kualitatif berkaitan dengan identifikasi zat-zat kimia, mengenali unsur atau senyawa apa yang ada dalam suatu sampel. Analisis kuantitatif berkaitan dengan penentapan berapa banyak suatu zat tertentu yang terkandunng dalam sutu sampel.

Analisis kualitatif terdapat dua aspek penting yaitu, identifikasi dan pemisahan, aspek ini didasari oleh kelarutan, keasaman, kebasaan, pembentukan senyawa kompleks, oksidasi-reduksi, sifat penguapan dan ekstraksi. Analisi kualitatif biasanya diguakan dalam identifikasi kation dan anion dengan melakukan uji sesifik. Uji spesifik dilakukan dengan penambahan reagen ( pereaksi ) tertentu yang akan memberikan larutan atau endapan warna yang merupakan karakteristik ( khas ) untuk ion-ion tertentu. Berdasarkan hal tersebut maka percobaan identifikasi kation dan anion ini dilakukan.

1.2 Tujuan Praktikum

(24)

Bab II Tinjauan Pustaka

Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsure kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsure –unsure serta ion – ionnya dalam larutan. Dalam metode analisa kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan ( Shvehla, 1995 ).

Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi karbon yang paling umum adalah asam khlorida, hydrogen sulfide, ammonium sulfide, dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia – reagensia dalam anion tidak sitematik kation. Namun skema yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan. Analisis kualitatif menggunakan 2 macam uji, yaitu reaksi kering dan raksi basah ( Haryadi, 1990 ).

(25)

Bab III Metode Kerja

3.1 Alat dan Bahan

Alat – alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, penjepit tabung, pipet tetes, gelas kimia, sarung tangan latex dan masker. Bahan –

bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah

NH

(¿¿4)2SO40,1N , BaCl20,1N . CuSO4, Pb(NO3)20,1N , HCl6N ,¿

3.2 Cara Kerja a.

→ dimasukkan larutan CuSO4 0,1 N kedalam tabung reaksi → ditrambahkan sedikit larutan ammonia

→ dilihat perubahan yang terjadi

b.

→ dimasukkan larutan Pb(NO3)20,1N dimasukkan kedalam tabung reaksi → ditambahkan HCl 0,1 N kemudian dipanaskan

→ digunakan penjepit tabung

→ jangan disentuh tabung reaksi dengan tangan Reaksi Pengujian Kation

2+¿ Cu¿

(26)

→ diamati perubahan yang terjadi

d.

→ditambahkan larutan (¿¿4)2NHSO40,1N

¿

+ BaCl20,1N → diamati perubahan yang terjadi

Bab IV

Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil Pengamatan

Diperoleh hasil pengamatn praktikum seperti berikut : 1. CuSO4 + 2HCl → CuCl2+H2SO4 ( endapan warna biru ) 2. Pb(NO3)2 + 2HCl → PbCl2+2HNO3 ( endapan kristal putih ) 3. 2NaCl + Pb(NO3)2 → 2NaNO3 + PbCl2 ( endapan putih ) 4. 2CuSO4 + 2BaCl2 → 2 CuCl2 + 2BaSO4 ( endapan putih )

4.2 Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan analisa kualitatif anion / kation terhadap 2+¿

Cu¿ , 2−Pb¿¿ , Cl−¿¿ dan sulfat. Pada pengujian kation 2+Cu¿¿ terjadi perubahan warna yang awalnya berwarna bening menjadi warna biru, ini diseababkan karena

2+¿

(27)

membentuk endapan putih karehna bereaksi dengan Pb(NO3)2 . Sedangkan pada pengujian anion sulfat sama halnya dengan pengujian anion −Cl¿¿ dimana terbentuk endapan putih karena bereaksi denganklorida dalam suasana netral atau sedikit asam. Pengujian terhadap beberapa kation / anion diatas ditujukan untuk mengetahui anion / kation yang terkandung dalam suatu larutan.

Bab V Penutup

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah pengujian anion dilakukan penambahan HCl agar mempercepat terbentuknya endapan dimana anion sulit bereaksi dengan air, adanya analisis kualitatif memudahkan praktikan untuk mengetahui anion / kation apa yang terkandung dalam suatu zat, setiap kation memiliki perubahan hasil yang beda sesuai dengan golongannya masing – masing.

5.2 Saran

(28)

Daftar Pustaka

Haryadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia : Jakarta. Shvehla., G. 1995. Vogel Buku Teks Analisis. Makro dan Semi Mikro I

PT. Kalman Media Pustaka : Jakarta

(29)

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Dialam khlorida ditemukan dalam keadaan bersenyawa terutama dengan natrium sebagai garam ( NaCL ). Khlorida digunakan secara luas dalam pembuatan banyak produk sehari – hari. Khlorida digunakan untuk menghasilkan air minum yang aman hamper diseluruh dunia. Khlorida juga digunakan secara besar – besaran pada proses pembuatan kertas, zat pewarna, tekstil, produk olahan minyak bumi, obat – obatan, antiseptic, insektisida, makanan, pelarut, cat, plastic, dan banyak produk lainnya. Kebanyakan khlorida diproduksi untuk digunakan dalam pembuatan senyawa klorin untuk sanitasi, pemutihan kertas desinfektan, dan proses tekstil

(30)

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari metode analisis kualitatif suatu ion −Cl¿¿ menggunakan metode Mohr.

1.3 Manfaat Paraktikum

Manfaat dari praktikum ini adalah dapat mengetahui kelebihan metode Mohr dari pada metode lain dalam analisis kualitatif ion −Cl¿¿ .

Bab II Tinjauan Pustaka

Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering digunakan pada zat padat dan reaksi basah digunakan dalam larutan ( Haryadi, 1990 ).

Mengecilkan konsentrasi ion kromat akan menyebabkan perlunya menambah ion perak dengan sangat berlebih untuk mengendapkan perak kromat ( Pudsaatmaka, 1990 ).

(31)

Bab III Metode Kerja

3.1 Alat dan Bahan

Alat – alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, penjepit tabung, pipet tetes, gelas kimia, sarung tangan latex dan masker. Bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah AgNO3 , K2CrO4 , NaCl.

3.2 Cara Kerja

(32)

→ ditambahkan 5 tetes K2CrO4 dan dititrasi dengan AgNO3 0,1 N hingga terbentuk endapan

→ dihitung pembakaran AgNO3 menggunakan rumus : NAgNO3 = mgNaCl

mlAgNO3

x BE1 NaCl

b.

→ dilarutkan dengan aquadest sebanyak 6 gram garam dapur menggunkana labu ukur 100 ml

→ diambil sebanyak 20 ml

→ diteteskan K2CrO4 sebanyak 5 tetes → dititrasi dengan perak nitrat 0,1 N → diamati endapan yang terbentuk

Bab IV

Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil Pengamatan 4.2 Pembahasan

(33)

Bab V Penutup

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah

5.2 Saran

(34)

Daftar Pustaka

Haryadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia : Jakarta. Pudsaatmaka, Nadyana, 1990. Analisis, Organik Kualitatif. Jakarta.

PT Kalman media Pustaka.

Referensi

Dokumen terkait

SIM (Surat Izin Mengemudi) adalah surat izin yang harus dimiliki setiap pengendara kendaraan bermotor secara individu. Tanpa SIM seorang pengendara dinilai kurang

dengan daftar isian dokumen kualifikasi perusahaan saudara pada aplikasi SPSE, yang akan. dilaksanakan

Identifikasi Kegagalan Prosedur Pada Proses Melting Dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis Pada Produk Lingkar Roda XYZ-Series di

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, pengawas pemilu berkewajiban bersikap tidak dikriminatif, menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan

 Pemimpin dalam konteks organisasi pembelajar, yaitu pemimpin yang dapat berperan ganda, yaitu memiliki peran sebagai energi penguat ke semuayaitu empat dimensi

Disebabkan intensitas pemakaian penggunaan sepeda motor sekarang ini yang butuh kecepatan tinggi yang memaksa mesin hingga pada putaran maksimumnya, sehingga dilakukan penelitian

Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara

Sebagaimana yang kita saksikan bahwa distribusi sumber daya ekonomi bahkan pelayanan publik dilaksanakan tidak hanya oleh pemerintah atau negara, tetapi juga sektor bisnis