• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh BRS Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unduh BRS Ini"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

No. 45/08/16 Th.XVIII, 1 Agustus 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG

DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR

MIKRO KECIL TRIWULAN

II

TAHUN

2016

BPS PROV I N SI SU M AT ERA SELAT AN

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG SUMATERA SELATAN TRIWULAN II TAHUN 2016 SEBESAR 3,85 PERSEN

 Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar Sedang (IBS) Sumatera Selatan Triwulan II Tahun 2016 sebesar 3,85 persen, meningkat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar minus 3,98 persen.

 Sebagian besar produksi IBS Sumatera Selatan mengalami peningkatan pertumbuhan selama Triwulan II Tahun 2016 kecuali Industri Kertas dan Barang dari Kertas yang mengalami perlambatan pertumbuhan sebesar minus 1,60 persen.

 Peningkatan pertumbuhan produksi IBS yang terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia selama Triwulan II Tahun 2016 menyebabkan pertumbuhan IBS Nasional mengalami peningkatan sebesar 3,54 persen.

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL SUMATERA SELATAN TRIWULAN II TAHUN 2016 SEBESAR 4,10 PERSEN

 Produksi Industri Manufaktur Mikro Kecil (IMK) Sumatera Selatan Triwulan II Tahun 2016 tumbuh sebesar 4,10 persen, meningkat 0,81 persen dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 3,29 persen.

 Pertumbuhan produksi tertinggi terjadi pada Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL sebesar 17,80 persen, sebaliknya pertumbuhan produksi terendah terjadi pada Industri Minuman sebesar minus 11,49 persen.

(2)

I. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar Sedang Triwulan II Tahun 2016 Sumatera Selatan

Produksi industri manufaktur besar sedang Sumatera Selatan selama triwulan II tahun 2016 mengalami kenaikan pertumbuhan sebesar 3,85 persen. Pertumbuhan produksi ini meningkat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang mengalami perlambatan sebesar minus 3,98 persen. Perhitungan pertumbuhan IBS Sumatera Selatan ini didasarkan kepada hasil Survei Industri Besar Sedang Bulanan yang dilakukan terhadap 37 sampel perusahaan IBS yang ada di Sumatera Selatan.

Selama triwulan II tahun 2016, hampir seluruh produksi IBS mengalami peningkatan pertumbuhan dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada industri makanan (KBLI 10) sebesar 5,03 persen. Hal ini menunjukkan bahwa setelah terjadinya kenaikan harga dan kelangkaan bahan baku selama triwulan I, kegiatan produksi IBS sudah mulai kembali berjalan normal. Namun demikian, kelangkaan bahan baku masih terjadi pada industri kertas dan barang dari kertas (KBLI 17) sehingga menyebabkan terjadinya perlambatan pertumbuhan sebesar minus 1,60 persen. Adapun perbandingan pola pertumbuhan produksi per jenis IBS pada triwulan II tahun 2016 secaraq-to-qdapat dilihat pada Grafik 1.

Grafik 1

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar Sedang Sumatera Selatan Triwulan II Tahun 2016 (Persen)

Secara y-on-y atau dengan membandingkan angka produksi di triwulan yang sama pada tahun sebelumnya, pertumbuhan IBS Sumatera Selatan pada triwulan II tahun 2016 tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan q-to-q, yaitu sebesar 3,71 persen. Pertumbuhan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I tahun 2015 sebesar 5,26 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada industri karet, barang dari karet dan plastik (KBLI 22) sebesar 6,28 persen dan sebaliknya pertumbuhan terendah terjadi pada industri kertas dan barang dari kertas dengan pertumbuhan negatif sebesar minus 2,40 persen.

(3)

Tabel 1

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar Sedang Sumatera Selatan Triwulan I dan Triwulan II Tahun 2016 (Persen)

Kode

KBLI Jenis Industri TW Iq-to-qTW II TW Iy-on-yTW II

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

10 Industri Makanan -products Manufacture of food -4.50 4.11 5.09 3.79

11 Industri Minuman -beverages Manufacture of -1.46 3.86 -1.46 2.35

17 Industri Kertas dan Barang dari Kertas -Manufacture of paper and paper

products -0.82 -1.60 -0.77 -2.40

20 Industri Bahan Kimia dan Barang dariBahan Kimia -Manufacture of chemicals

and chemical products -1.61 2.66 7.44 -1.22

22 Industri Karet, Barang dari Karet danPlastik -Manufacture of rubber and

plastic products -3.81 5.03 9.91 6.28

Industri Besar dan Sedang -3.98 3.85 5.26 3.71

II. Perbandingan Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar Sedang Triwulan II Tahun 2016 Sumatera Selatan dan Nasional

Pada triwulan II tahun 2016, produksi IBS Sumatera Selatan mencatat pertumbuhan sebesar 3,85 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional sebesar 3,54 persen. Sama halnya dengan pertumbuhan Sumatera Selatan, hampir semua produksi IBS secara nasional mengalami peningkatan pertumbuhan dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada industri makanan sebesar 10,39 persen. Jika di Sumatera Selatan, perlambatan pertumbuhan terjadi pada industri kertas dan barang dari kertas, maka secara nasional perlambatan pertumbuhan justru terjadi pada industri karet, barang dari karet dan plastik dengan pertumbuhan sebesar minus 0,02 persen.

(4)

Grafik 2

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar Sedang Sumatera Selatan dan Nasional Triwulan II Tahun 2016 (Persen)

Tabel 2

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar Sedang Sumatera Selatan dan Nasional Triwulan II Tahun 2016 (Persen)

Kode

KBLI Jenis Industri Sumsel Nasional Sumsel Nasionalq-to-q y-on-y

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

10 Industri Makanan -food products Manufacture of 4.11 10.39 3.79 5.17

11 Industri Minuman -beverages Manufacture of 3.86 3.14 2.35 2.07

17 Industri Kertas dan Barang dari Kertas -Manufacture of paper and paper

products -1.60 7.86 -2.40 -0.80

20 Industri Bahan Kimia dan Barang dariBahan Kimia -Manufacture of

chemicals and chemical products 2.66 1.83 -1.22 1.05

22 Industri Karet, Barang dari Karet danPlastik -Manufacture of rubber and

plastic products 5.03 -0.02 6.28 -11.33

Industri Besar dan Sedang 3.85 3.54 3.71 5.54

Sumsel Nasional 0,00

1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00

q-to-q

y-on-y

3,85 3,71

3,54

(5)

III. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro Kecil Triwulan II Tahun 2016 Sumatera Selatan

Pertumbuhan produksi IMK pada triwulan II tahun 2016 mengalami kenaikan menjadi 4,10 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 3,29 persen. Kenaikan pertumbuhan produksi selama triwulan II disebabkan oleh beralihnya kembali petani berprofesi ganda ke sektor industri mikro dan kecil sambil menunggu masa panen selanjutnya di triwulan III. Petani yang dimaksud biasanya juga menggeluti usaha industri batu bata seperti di wilayah Kabupaten Lahat dan OKU Timur atau usaha lainnya seperti pembuat gerinda.

Berdasarkan hasil Survei Industri Mikro dan Kecil Tahun 2016 (VIMK-16) Triwulan II yang dilakukan pada awal Juli 2016, berikut adalah angka pertumbuhan produksi industri mikro dan kecil triwulan II tahun 2016 Sumatera Selatan dirinci per jenis industri.

Grafik 3

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro Kecil Sumatera Selatan Triwulan II Tahun 2016 (Persen)

Dari Grafik 3, dapat dilihat bahwa industri yang mengalami pertumbuhan produksi tertinggi pada triwulan II tahun 2016 adalah industri mesin dan perlengkapan YTDL (KBLI 28) sebesar 17,80 persen. Mesin dan perlengkapan yang dimaksud adalah gerinda untuk pertanian dan oven untuk keperluan rumah tangga. Pertumbuhan produksi tertinggi selanjutnya dimiliki oleh industri furnitur (KBLI 31) dan industri kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer (KBLI 29) dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 16,78 dan 16,22 persen. Adalah industri karoseri kendaraan bermotor dalam hal ini pembuatan bak truk dan mesin traktor pertanian sederhana yang menjadi penunjang meningkatnya pertumbuhan industri kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer.

Sebaliknya, pertumbuhan produksi terendah selama triwulan II tahun 2016 terjadi pada industri minuman (KBLI 11) dengan pertumbuhan hanya sebesar minus 11,49 persen. Sebagai perbandingan, industri ini juga merupakan industri dengan pertumbuhan terendah pada

(6)

triwulan sebelumnya yaitu sebesar minus 4,87 persen. Hal ini disebabkan sebagian besar oleh penurunan pertumbuhan industri jamu tradisional yang ada di beberapa wilayah kabupaten/ kota di Sumatera Selatan. Pertumbuhan negatif lainnya juga terjadi pada industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki (KBLI 15) sebesar minus 7,75 persen. Meningkatnya harga bahan baku dari kulit menyebabkan penggiat industri ini mengurangi produksinya sementara selama triwulan II tahun 2016.

Sejalan dengan pertumbuhan produksi IMK q-to-q, secara y-on-y produksi IMK di Sumatera Selatan pada triwulan II tahun 2016 menunjukkan peningkatan pertumbuhan sebesar 8,65 persen. Pertumbuhan tertinggi dimiliki oleh industri percetakan dan reproduksi media rekaman (KBLI 18) sebesar 26,17 persen, sebaliknya IMK dengan pertumbuhan produksi terendah masih terjadi pada industri minuman dengan pertumbuhan sebesar minus 15,85 persen.

Secara lebih detail, pertumbuhan produksi IMK Sumatera Selatan baik dengan membandingkan angka produksi dengan triwulan sebelumnya (q-to-q) maupun dengan membandingkan angka produksi dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya (y-on-y) dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro Kecil Sumatera Selatan Triwulan II Tahun 2016 (Persen)

KBLI Jenis Industri q-to-q y-on-y

(1) (2) (3) (4)

10 Industri Makanan 3.51 10.35 11 Industri Minuman -11.49 -15.85 13 Industri Tekstil 8.09 7.99 14 Industri Pakaian Jadi 7.72 -3.68 15 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki -7.75 -6.58 16 Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabusdan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya -6.78 6.00 17 Industri Kertas dan Barang dari Kertas -6.50 -6.46 18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 13.13 26.17 22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 0.85 -4.18 23 Industri Barang Galian Bukan Logam 8.58 8.83 25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya -3.96 1.34 28 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 17.80 23.96 29 Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer 16.22 20.39 30 Industri Alat Angkutan Lainnya -5.47 7.79 31 Industri Furnitur 16.78 25.73 32 Industri Pengolahan Lainnya -0.53 -7.49

(7)

IV. Perbandingan Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro Kecil Triwulan II Tahun 2016 Sumatera Selatan dan Nasional

Seperti telah diketahui sebelumnya, pertumbuhan produksi IMK triwulan II tahun 2016 Sumatera Selatan mengalami pertumbuhan sebesar 4,10 persen. Angka pertumbuhan selama triwulan ini masih lebih rendah dibandingkan angka pertumbuhan nasional sebesar 5,74 persen.

Secara nasional, pertumbuhan produksi IMK tertinggi pada triwulan II tahun 2016 terjadi pada industri tekstil (KBLI 13) yang tumbuh sebesar 11,78 persen, sebaliknya berkebalikan dengan pertumbuhan Sumatera Selatan, industri dengan pertumbuhan produksi terendah secara nasional terjadi pada industri mesin dan perlengkapan YTDL yang mengalami perlambatan pertumbuhan hingga minus 6,49 persen. Selanjutnya, perbandingan pola pertumbuhan produksi IMK per jenis industri Sumatera Selatan dan Nasional dapat diamati pada Grafik 4.

Grafik 4

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro Kecil Sumatera Selatan dan Nasional Triwulan II Tahun 2016 (Persen)

(8)

Tabel 4

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Sumatera Selatan dan Nasional Triwulan II Tahun 2016 (Persen)

KBLI Jenis Industri Sumsel Nasional Sumsel Nasionalq-to-q y-on-y

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

10 Industri Makanan 3.51 5.87 10.35 6.49 11 Industri Minuman -11.49 9.43 -15.85 14.42 13 Industri Tekstil 8.09 11.78 7.99 7.78 14 Industri Pakaian Jadi 7.72 10.17 -3.68 8.45 15 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki -7.75 8.80 -6.58 7.18

16 Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dariKayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari

Bambu, Rotan dan Sejenisnya -6.78 0.86 6.00 1.41 17 Industri Kertas dan Barang dari Kertas -6.50 5.15 -6.46 11.48 18 Industri Percetakan dan Reproduksi MediaRekaman 13.13 1.95 26.17 21.09 22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 0.85 -1.37 -4.18 -0.67 23 Industri Barang Galian Bukan Logam 8.58 2.11 8.83 1.74 25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin danPeralatannya -3.96 1.04 1.34 -13.65 28 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 17.80 -6.49 23.96 9.74 29 Industri Kendaraan Bermotor, Trailer danSemi Trailer 16.22 4.45 20.39 14.72 30 Industri Alat Angkutan Lainnya -5.47 1.34 7.79 12.97 31 Industri Furnitur 16.78 6.61 25.73 1.50 32 Industri Pengolahan Lainnya -0.53 2.50 -7.49 -2.84

Gambar

Grafik 1
Tabel 1
Grafik 2Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar Sedang Sumatera Selatan
Grafik 3Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro Kecil Sumatera Selatan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu: tahap pertama dengan meren- dam larva ikan cupang berumur empat hari ke dalam larutan tepung testis sapi dengan dosis berbeda, dan tahap

Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penyesuaian yang terjadi antara kalender Saka dengan kalender Hijriyah yang kemudian menghasilkan kalender Islam

Berbeda dengan penelitian di atas, penelitian ini mengambil sudut pandang praksis upaya mewujudkan kerukunan antarumat beragama melalui penyelesaian konflik yang terjadi antara

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 3547.1:2008), bahwa kembang gula keras adalah jenis makanan selingan berbentuk padat, dibuat dari gula atau campuran gula

Jika unit kerja tidak melakukan backup CMS dan basis data minimal satu kali dalam satu tahun, maka web unit kerja tersebut tidak akan diikutsertakan dalam lomba web

Biaya Sediaan 3 5 Total pertahun dalam Juta Rupiah Grafik 4.5 Grafik Fungsi Tingkat Sediaan Pasir Optimum 500 600 700 Tingkat Sediaan (IVp/th ) ».. Biaya Sediaan Total pertahun

Memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pelayanan penempatan tenaga kerja serta penguatan informasi pasar kerja dan pelayanan penempatan transmigrasi.

Auditor independen adalah akuntan publik atau koperasi jasa audit yang melakukan tugas pemeriksaan terhadap laporan keuangan KJKS dan UJKS Koperasi wajib audit sesuai